You are on page 1of 56

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.

com

PENELITIAN MATEMATIKA

“ANALISIS KESALAHAN OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN KARANGPAKIS 02 TAHUN

PELAJARAN 2006/2007”.

1 Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah, sehingga penyelenggaraan pendidikan di SD akan

mempengaruhi kualitas pendidikan selanjutnya. Bidang studi yang dipelajari di

SD merupakan pengalaman dasar yang akan dikembangkan dijenjang pendidikan

berikutnya

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari siswa ketika

di SD. Pengetahuan matematika di SD akan menjadi dasar untuk mempelajari

matematika di SMP, SMA bahkan jenjang pendidikan berikutnya. Konsep-konsep

matematika tersusun secara hirarkhis terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari

konsep yang paling kompleks. Dalam matematika terdapat topik atau konsep

prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya. Oleh

karena itu konsep prasyarat harus benar-benar dikuasai.

Matematika dewasa ini telah berkembang begitu pesat dan luas

pemakaiannya, diantaranya untuk memahami kebutuhan praktis dan

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari seiring dengan penerapan

Kurikulum Berbasis Kompetensi, mata pelajaran matematika memegang peran

penting untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang lebih luas. Materi

matematika yang diajarkan di sekolah harus dipilih dan disesuaikan dengan tujuan

pendidikan. Penentuan materi matematika hendaknya berorientasi untuk

2 Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


3

mengembangkan kompetensi (kemampuan) dan kepribadian peserta didik serta

sesuai dengan tuntutan perkembangan yang nyata dari lingkungan yang senantiasa

berkembang seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Salah satu materi matematika di SD adalah operasi perkalian dan pembagian

pecahan. Materi ini termasuk sulit karena harus benar-benar memahami konsep,

prosedur serta ketrampilam berhitung sehinga masih banyak siswa yang

melakukan kesalahan.

Kesalahan siswa kelas V SD dapat disebabkan karena mereka baru pertama

kali menerima materi tersebut. Ketika di kelas IV mereka hanya mempelajari

operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan, belum mempelajari tentang

operasi perkalian dan pembagian pecahan.

Dilihat dari kondisi siswa yang berbeda-beda pada tingkat kecerdasan atau

kemampuan berfikir. Dengan kata lain ada siswa yang pandai, kurang pandai dan

tidak pandai. Ketika belajar, masing- masing siswa juga berbeda dalam tingkat

pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi jasmani dan rohani serta

motivasi yang dimiliki untuk belajar.

Kesalahan siswa kelas V SD dalam mengerjakan operasi perkalian dan

pembagian pecahan dapat terulang kembali ketika berada di kelas VI bahkan

sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka dari itu peneliti mencoba

akan meneliti tentang adanya kesalahan dalam mengerjakan operasi perkalian dan

pembagian pecahan.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


4

B. Identifikasi Masalah

Setiap kegiatan belajar tidak terlepas dari kesalahan. Namun guru dapat

mengambil manfaat dari kesalahan – kesalahan tersebut untuk memperbaiki

pembelajaran yang sedang dilakukan.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa masih banyak

siswa kelas V SD yang melakukan kesalahan dalam mengerjakan operasi

perkalian dan pembagian pecahan. Kesalahan tersebut terjadi karena mereka

mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep tentang pekalian

dan pembagian pecahan, selain itu siswa juga kurang menguasai dan lemah dalam

melakukan penghitungan. Maka peneliti akan mencoba me neliti tentang jenis

kesalahan yang dilakukan siswa kelas V SD dalam operasi perkalian dan

pembagian pecahan.

C. Batasan Masalah

Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan peneliti, maka dalam

penelitian ini dikhususkan pada “ANALISIS KESALAHAN OPERASI

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN

KARANGPAKIS 02 TAHUN PELAJARAN 2006/2007”.

Operasi perkalian dan pembagian pecahan merupakan pokok bahasan yang

sangat luas, maka peneliti akan membatasi yakni :

Dalam operasi perkalian pecahan terdiri dari :

a. Mengalikan bilangan asli dengan pecahan biasa.

b. Mengalikan bilangan asli dengan pecahan campuran.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


5

c. Mengalikan dua pecahan biasa.

d. Mengalikan pecahan biasa dengan biasa dengan pecahan campuran.

e. Mengalikan dua pecahan campuran

Dalam operasi pembagian pecahan terdiri dari :

a. Membagi bilangan asli dengan pecahan biasa

b. Membagi bilangan asli dengan pecahan campuran.

c. Membagi bilangan biasa dengan pecahan biasa

d. Membagi bilangan asli dengan pecahan campuran.

e. Membagi bilangan campuran dengan pecahan campuran

Kesalahan yang akan diteliti berupa kesalahan pemahaman konsep,

kesalahan prosedur dan kesalahan perhitungan.

D. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan oleh peneliti adalah :

1. Berapa besar persentase (%) jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa

kelas V SDN Karangpakis 02 dalam melakukan operasi perkalian dan

pembagian pecahan ?

2. Jenis kesalahan apa yang banyak dilakukan oleh siswa kelas V SDN

Karangpakis 02 dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian

pecahan?

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


6

E. Tujuan Peneliltian

Suatu penelitian akan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adapun tujuan

yang hendak dicapai dalam peneitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya persentase (%) jenis kesalahan yang dilakukan

oleh siswa kelas V SDN Karangpakis 02 dalam melakukan operasi

perkalian dan pembagian pecahan

2. Untuk mengertahui Jenis kesalahan apa yang banyak dilakuakan oleh siswa

kelas V SDN Karangpalis 02 dalam melakukan operasi perkalian dan

pembagian pecahan

F. Manfaat dan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Peneliti

Dapat memperluas dan menambah pengalaman serta pengetahuan

tentang materi perkalian dan pembagian pecahan sebagai bekal kelak

mengajar.

2. Guru

Dapat memperbaiki model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelajaran khususnya materi tentang operasi perkalian dan

pembagian.

3. Siswa

Siswa dapat mengetahui letak kesalahan mereka dalam mengerjakan

operasi perkalian dan pembagian pecahan, sehingga siswa lebih termotivasi

untuk lebih rajin belajar supaya mencapai prestasi yang optimal.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Definisi belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi

termasuk ahli psikologi pendidikan. Pendapat mereka berbeda-beda.

Menurut Howard L. Kingsley dalam buku Psikologi Pendidikan karangan

Wasty Soemanto belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalaui praktek atau latihan (1998 : 4).

Menurut Slameto (1995 : 2), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuyang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalan

interaksi dengan lingkunganya. Proses belajar dapat diartikan sebagai

tahapan perubahan prilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi

dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti

berorientasi kearah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya

(Muhibin Syah, 2005 : 113).

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang yang menghasilkan

perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungannya, dan

perubahan itu akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


7
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
8

Menurut Slameto ( 1995 : 3 – 5 ), ciri-ciri perubahan tingkah laku

dalam belajar adalah sebagai berikut :

1) Perubahan terjadi secara sadar, berarti bahawa seseorang yang

belajar akan menyadari dan merasakan adanya perubahan dalam

dirinya, misalnya : pengetahuannya bertambah, kebiasaanya

bertambah dan kecakapanya beratambah.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional artinya

perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara

berkesinambungan, satu perubahan akan menyebabakan perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar

berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Bersifat positif

artinya perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Bersifat aktif

artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena

usaha individu sendiri.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, berarti bahwa

tingkah laku setelah belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, berarti bahwa

perubahan tingkah laku itu terjadikarena ada tujuan yang akan

dicapai

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bila seseorang

belajar sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
9

secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan dan

sebagainya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2005 : 132 – 139), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagi

berikut :

1) Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek

yakni : 1) aspek fisiologi (bersifat jasmaniah) seperti kesehartan dan

cacat tubuh, 2) aspek psikologis (bersifat rohaniah) seperti :

intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan

monivasi siswa.

2) Faktor Eksternal Siswa

Faktor yang berasal dari luar individu siswa meliputi dua aspek,

yakni : 1) faktor lingkungan sosial sekolah dan lingkungan sosial

siswa, 2) faktor lingkungan non sosial seperti gedung sekolah, rumah

siswa, alat-alat belajar siswa serta keadaan cuaca dan waktu belajar

yang digunakan siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan digunakan ketika belajar akan mempengaruhi taraf

keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut.

c. Teori-teori Belajar

Menurut Wasty Sumanto (19989 : 122 – 136), teori belajar

dikelompokan menjadi 3 yaitu sebagai berikut :

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
10

1) Teori Belajar Psikologi Behavioristik

Teori behavioristik yang lain adalah teori ”conditioning” yang

dikemukakan oleh John B. Watson, teori ini mengatakan bahwa

prilaku individu dapat dikondisikan. Belajar merupakan suatu upaya

untuk mengkondisikan pembentukan suatu prilaku atau respon

terhadap sesuatu.

Penganut teori behavioristik yang lain adalah Skinner dan

Ghuthrie. Skinner menganggap ”Reward” sebagai faktor terpenting

dalam proses belajar. Menurut Ghuthrie belajar memerlukan reward

yang kedekatan antara stimulus dan respon.

2) Teori Belajar Psikologi Kognitif

Teori kognitif menekankan kepada peristiwa mental bukan

stiimulus respon. Dalam teori kognitif yang penting adalah individu

itu aktif, konstruktif dan berencana bukan pasif menerima stimulus

dari lingkungan.

Belajar gestal lebih menekankan pada pemahaman atau insight.

Dalam belajar seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan

memperoleh insight untuk pemecahan masalah.

Teori Cognitive Field mengatakan bahwa masing- masing

individu berada dalam suatu medan kekuatan (Life space). Tingkah

laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan baik dari dalam

individu maupun dari luar individu. Belajar berlangsung sebagai

akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.Perubahan struktur

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
11

kognitif itu adalah hasil dari dua kekuatan, yaitu : struktur medan

kognisi itu sendiri dan kebutuhan dan motifasi internal individu.

3) Teori Belajar Psikologi Humanistik

Psikologi humanistik lebih tertuju pada masalah bagaimana

tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud- maksud

pribadi yang mereka hubungkan dengan pengalaman-pengalaman

mereka sendiri. Para humanistik berpendapat bahwa setiap orang itu

menentukan prilaku mereka sendiri. Menurut aliran humanistik para

pendidik hanya membantu siswa mengembangkan dirinya, yaitu

membantu mengenal diri mereka sendiri dan membantu

mewujudkan potensi yang ada pada diri mereka.

2. Tinjauan Tentang Kesulitan Belajar

a. Pengertian Kesulitan Belajar

Menurut Abu Ahmadi (2004 : 77), kesulitan belajar adalah suatu

keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagimana

mestinya, disebabkan adanya ancaman, hambatan, atau ganggunan dalam

belajar.

b. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2005 : 173), faktor- faktor penyebab

timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut :

1) Faktor Intern siswa yaitu hal- hal atau keadaan yang muncul dari

dalam siswa sendiri meliputi gangguan atau kekurangmampuan

psiko-fisik siswa yakni :

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
12

a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti

rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa

b) Yang bersifat afektif (rana h rasa), antara lain seperti labilnya

emosi dan sikap.

c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain

terganggunya alat indera penglihatan dan pendengaran (mata

dan telinga).

2) Faktor ektern siswa yaitu hal- hal atau keadaan yang daatangdari luar

sisw meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekirtar yang

tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor ini dibagi tiga

macam yaitu :

a) Lingkungan keluarga, contohnya ketidak keharmonisan

hubungan antara ayah dan ibu dan rendahnya ekonomi

keluarga.

b) Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya

wilayah perkampungan (slum area) dan teman sepermainan

(Play group) yang nakal.

c) Lingkungan sekolah contohnya kondisi dan letak gedung

sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-

alat belajar ya ng berkualitas rendah.

Selain faktor – faktor yang bersifat umum diatas ada pula faktor–

faktor khusus yang menimbulkan kesulitan belajar yaitu sindrom

psikologi berupa learning disability (ketidakmampuan belajar).

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
13

Misalnya : disleksia (ketidakmampuan belajar membaca), disgrafia

(ketidakmampuan menulis), diskalkulia (ketidakmampuan belajar

matematika). Siswa yang mengalami sindrom – sindrom tersebut

sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal, mungkin hanya

disebabkan adanya gangguan ringan pada otak.

c. Kesulitan Belajar

Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat

berlangsung secara wajar.

Kesulitan belajar dapat dikelompokan menjadi 4 macam yaitu sebagai

berikut :

1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar : ada yang berat dan ada yang

sedang

2) Dilihat dari bidang studi yang pelajari : ada yang sebagian bidang

studi dan ada yang keseluruhan bidang studi.

3) Dilihat dari sifat kesulitannya : ada yang sifatnya permanen atau

menetap dan yang sifatnya sementara.

4) Dilihat dari faktor – faktornya : ada yang karena faktor intelegensi

dan ada yang karena faktor non intelegensi (Abu Ahmadi, 2004 : 78)

Siswa yang mengalami kesulitan belajar memiliki hambatan –

hambatan sehingga menampakan gejala – gejala yang dapat diamati oleh

guru atau pembimbing. Beberapa gejala adanya kesulitan belajar misalnya

sebagai berikut :

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
14

1) Menunjukan prestasi yang rendah / di bawah rata-rata yang dicapai

oleh kelompok kelas

2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.

3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas beblajar.

4) Menunjukan sikap yang kurang wajar

5) Menunjukan tingkah laku yang berlainan (Abu Ahmadi, 2004 : 94).

Sebelum mengambil alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar

siswa guru diharapkan terlebih dahulu melakukan langkah penting sebagai

berikut :

1) Menganalisis bagia n-bagian masalah dan hubungan antar bagian

tentang kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

2) Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang

memerlukan perbaikan.

3) Menyusun program perbaikan.

4) Melaksanakan program perbaikan (Muhibbin Syah, 2005 : 175 –

178).

Menurut Abu Ahmadi ( 2004 : 96 – 100 ), ada 6 tahap yang perlu

dilakukan dalam rangka mengatasi masalah kesulitan belajar yaitu : (1)

pengumpulan data untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar

(2) pengolahan data yang telah diperoleh tersebut (3) diagnosis yaitu

keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolahan data, (4)

Prognosis yaitu ramalan mengenai bantuan yang harus diberikan kepada

anak untuk membantu mengatasi masalahnya, (5) treatmen atau perlakuan

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
15

yaitu pemberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar

sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap pragnosis, (6)

evalusai yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah tretmen yang telah

diberikan berhasil dengan baik atau bahkan gagal. Bila gagal maka perlu

ada pengecekan kembali tentang faktor-faktor penyebab kegagalan

tretmen tersebut.

3. Tinjauan tentang Kesalahan-kesalahan dalam Belajar Matematika

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan

soal-soal matematika menurut Newman (Clement, 1980 :1) antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Reading error yaitu kesalahan membaca

Siswa melakukan kesalahan dalam membaca kata-kata penting dalam

pertanyaaan atau siswa salah dalam membaca informasi utama, sehingga

siswa tidak menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan soal.

b. Reading Comprehesion difficulaty yaitu kesalahan memahami soal.

Siswa sebenarnya sudah dapat memahami soal, tetapi belum menangkap

informasi yang terkandung dalam pertanyaan, sehingga siswa tidak

dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan.

c. Transform error yaitu kesalahan transformasi.

Siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah ke dalam kalimat

matematika yang benar.

d. Weakness in proses skill yaitu kesalaahn dalam ketrampilan proses.

Siswa dalam menggunakan kaidah atau aturan sudah benar, tetapi

melakukan kesalahan dalam melakukan penghitungan atau komputasi.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
16

e. Encoding error yaitu kesalahan dalam menggunakan notasi.

Dalam hal ini siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan notasi

yang benar.

f. Corelles error yaitu kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat.

Dalam menyelesaikan soal matematika sering dijumpai kesalahan dalam

proses penyelesaian. Suhertin (1980 : 20-21), berpendapat bahwa

penyebab kesalahan – kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal – soal

matematika adalah tidak menguasai bahasa contohnya siswa tidak

paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, tidak memahami arti

kata, tidak menguasai konsep dan kurang menguasai tehnik berhitung .

4. Pengajaran Matematika di Kelas V SD untuk Pokok Bahasan Operasi

Perkalian dan Pembagian Pecahan

Pengajaran adalah suatu ilmu, seni dan teknologi. Dikatakan ilmu karena

prinsip – prinsipnya disusun dengan penalaran dan harus disangga dengan

penelitian-penelitian ilmiah, dikatakan teknologi karena prosedurnya

dijabarkan serta merupakan penerapan dari teori-teori ilmu pengetahuan dan

dikatakan seni karena perwujudanya didalam peristiwa belajar mengajar

bersifat tradisional yang banyak sekali didasarkan pada pertimbangan pribadi

maupun perasaan. Salah satu tujuan pengajaran matematika adalah agar siswa

dapat berpatisipasi aktif dan kreatif (MM. Endang Susetyowati, 1998 : 6).

Dalam matematika materi yang diajarkan meliputi : fakta, konsep, prosedur,

prinsip dan skill.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
17

a. Konsep adalah suatu pengetian abstrak yang memungkinkan kita untuk


mengklasifikasikan obyek /kejadian dan menerangkan apakah
objek/kejadian itu contoh /bukan contoh, misalnya : konsep hitung.
b. Fakta adalah konvensi-konvensi sembarang dalam matmatika misalnya
lambang dari hukum matematika seperti +, ?, : dan sebagainya. Fakta
merupakan suatu yang telah terjadi atau telah dikerjakan atau dialami,
bisa berupa objek atau keadaan.
c. Skill adalah kumpulan prosedur (aturan) yang digunakan untuk
menyelesaikan soal matematika atau suatu kemampuan berbuat sesuatu
dengan baik, jasmani maupun rohani, yang keduanya saling berkaitan.
d. Prosedur adalah serangkaian kegiatan atau gerakan atau perubahan arau
perkembangan.
e. Prinsip adalah kebenaran dasar sebagi titik tolak unutk berfikir atau
merupakan suatu petunjuk untuk melaksanakan sesuatu (MM. Endang
Susetyawati, 1998 : 38).

Pengajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep

/ pokok bahasan / sub pokok bahasan dan perkembangan berfikir siswa

sehingga terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan ketrampilan

menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

Matematika sekolah memegang peranan sangat penting bagi anak didik

yakni untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah

kehidupan sehari- hari (MM. Endang Susetyawati, 1998 : 34). Matematika

sekolah berfungsi sebagai : (a) media / sarana siswa dalam mencapai

kompetensi, (b) alat, pola pikir, (c) ilmu pengetahuan (MM. Endang

Susetyawati, 1998 : 35 - 36).

Adapun materi yang diberikan di kelas V SD untuk pokok bahasan

operasi perkalian dan pembagian dan pembagian pecahan antara lain :

a. Dalam operasi perkalian pecahan membahas tentang : perkalian bilangan

asli dengan pecahan biasa, perkalian bilangan asli dengan pecahan

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
18

campuran, perkalian dua pecahan biasa, perkalian pecahan biasa dengan

campuran, perkalian dua pecahan campuran.

b. Dalam operasi pembagian pecahan memabahas tentang : pembagian

bilangan asli dengan pecahan biasa, pembagian bilangan asli dengan

pecahan campuran, pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa,

pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran, pembagian

pecahan campuran dengan campuran.

Sebelum menjabarkan tentang operasi perkalian dan pembagian pecahan

perlu memahami definisi dan hal – hal yang berkaitan dengan pecahan yaitu :

a. Definisi Pecahan

Pecaha yaitu beberapa bagian dari keseluruhan ( Khafid Kasri : 134 )

b. Definisi Pembilang dan Penyebut

Pembilang adalah bilangan yang dibagi sedangkan penyebut adalah

bilangan pembagi (Khafid Kasri : 145).

c. Mengubah Pecahan Campuran Menjadi Pecahan Biasa

Contoh : 5 3
5
Caranya :

Pisahkan bilangan bulat dengan pecahan biasa

5 3=5+3
7 7
Kemudian, 5 diubah menjadi pecahan biasa ya ng penyebutnya sama

dengan penyebut pecahan 3/7

5 3/7 = 5 x 7 + 3 = 35 + 3 = 38
7 7 7 7 7

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
19

Penjelasan tenang cara menegr jakan operasi perkalian dan pembagian

pecahan.

a. Perkalian Pecahan.

1. Mengalikan bilangan asli dengan pecahan biasa

Untuk mengalikan bilangan asli dengan pecahan biasa dengan cara

mengalikan bilangan asli dengan pembilang.

Contoh :

2x ¾ = 2 x 3 = 6 = 3 = 1 ½
4 4 2

2. Mengalikan bilangan asli dengan pecahan campuran

Untuk mengalikan bilangan asli dengan pecahan campuran,

dengan cara mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa

terlebih dahulu.Kemudian lakukan perkalian bilangan asli dengan

pecahan biasa.

Contoh :

3 x 2 ¼ = 3 x 9 = 3 x 9 = 27 = 6 ¾
4 4 4

3. Mengalikan dua pecahan biasa

Cara mengalikan dua pecahan biasa yaitu dengan mengalikan

pembilang dengan pembilang, kemudian mengalikan kedua

penyebut.

Contoh :

2 x3 = 2 x 3= 6 = 3
5 4 5 x 4 20 10

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
20

4. Mengalikan pecahan biasa denga n pecahan campuran

Untuk mengalikan pecahan biasa dengan pecahan campuran

dengan cara mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa

terlebih dahulu, kemudian lakukan perkalian pembilang dengan

pembilang, penyebut dengan penyebut.

Contoh :

5 x 2 ¼ = 5 x 9 = 5 x 9 = 45
7 7 4 4 4

5. Mengalikan dua pecahan campuran

Untuk melakukan perkalian pecahan campuran dengan pecahan

campuran dengan cara mengubah setiap pecahan campuran

menjadi pecahan biasa.

Contoh :

2 3 x4 5 = 13 x 37 ( diurai menjadi pecahan biasa )


5 8 5 8

= 13 x 37 Pembilang x penyebut
5x8 Penyebut x penyebut

= 481
40

= 12 1 (penyederhanaan pecahan)
40
b. Pembagian Pecahan.

1. Membagi Bilangan Asli dengan Pecahan Biasa

Cara pembagian bilangan pecahan adalah dengan mengalikan

bilangan yang dibagi dengan kebalikan bilangan pembagi.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
21

Contoh :

5 : ½ = 5 x 2/1 = 5/1 x 2/1 = 10/1 = 10

2. Membagi Bilangan Asli dengan Pecahan Campuran

Membagi bilangan asli dengan pecahan campuran dapat diakukan

dengan terlebih dahulu mengubah pecahan campuran menjadi

pecahan menjadi pecahan biasa, kemudian, dilakukan pembagian

bilangan asli dengan pecahan biasa.

Contoh :

2 : 1 ¾ = 2 : 7/4 = 2 x 4/7 = 2 x 4 = 8/7 = 1 1


7 7
3. Membagi Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa

Membagi pecahan biasa dengan pecahan biasa dapat dilakukan

dengan terlebih dahulu mencari kebalikan dari pecahan kedua.

Kemudian lakukan perkalian kedua pecahan tersebut.

Contoh :

1 : 2 = 1 x 3= 1x3 = 3
2 3 2 2 2x 2 4

untuk mencari hasil pembagian bilangan-bilangan yang

berpenyebut sama, lakukan pembagian pada pembilangnya saja.

Contoh :

7 : 2 =7 :2 = 3½
8 8

4. Membagi Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran

Membagi pecahan biasa dengan pecahan campuran dapat

dilakukkan dengan terlebih dahulu mengubah pecahan campuran

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
22

menjadi pecahan biasa. Kemudian, lakukan pembagian pecahan

biasa dengan pecahan biasa.

Contoh :

3 : 3 ½ = ¾ : 7/2 = ¾ x 2/7 = 3 x 2 = 6
4 x 7 28

5. Membagi Pecahan Campuran dengan Pecahan Campuran

Membagi pecahan campuran dengan pecahan campuran dapat

dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah setiap pecahan

campuran menjadi pecahan biasa. Kemudian, lakukan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan biasa.

Contoh :

1 2/5 : 2 3/8 = 7/5 : 19/8 = 7/5 x 8/9 = 7 x 8 = 56


5 x 9 95

6. Jenis-Jenis Kesalahan dalam Melakukan Operasi Perkalian dan

Pembagian Pecahan.

Dalam mengerjakan soal matematika yang berbentuk soal

cerita, setiap siswa dituntut untuk menuliskan langkah-langkah

penyelesaian dari awal sampai akhir. Dari langkah-langkah

tersebut dapat diketahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh

para siswa

Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah soal uraian

yang di dalamya meliputi konsep, prosedur dan penghitungan.

Dengan melihat jawaban siswa, peneliti dapat mengetahui jenis-

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
23

jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Adapun kesalahan-

kesalahan yang diteliti meliputi :

a. Reading error yaitu kesalahan membaca

Siswa melakukan kesalahan dalam membaca kata-kata penting

dalam pertanyaaan atau siswa salah dalam membaca informasi

utama, sehingga siswa tidak menggunakan informasi tersebut

untuk menyelesaikan soal.

b. Reading Comprehesion difficulaty yaitu kesalahan memahami

soal.

Siswa sebenarnya sudah dapat memahami soal, tetapi belum

menangkap informasi yang terkandung dalam pertanyaan,

sehingga siswa tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari

permasalahan.

c. Transform error yaitu kesalahan transformasi.

Siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah ke

dalam kalimat matematika yang benar.

d. Weakness in proses skill yaitu kesalaahn dalam ketrampilan

proses.

Siswa dalam menggunakan kaidah atau aturan sudah benar,

tetapi melakukan kesalahan dalam melakukan penghitungan

atau komputasi.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
24

e. Corelles error yaitu kesalahan karena kecerobohan atau

kurang cermat.

Dalam menyelesaikan soal matematika sering dijumpai

kesalahan dalam proses penyelesaian. Suhertin (1980 : 20-

21), berpendapat bahwa penyebab kesalahan – kesalahan

siswa dalam menyelesaikan soal – soal matematika adalah

tidak menguasai bahasa contohnya siswa tidak paham dengan

pertanyaan dalam soal matematika, tidak memahami arti

kata, tidak menguasai konsep dan kurang menguasai tehnik

berhitung .

B. Kerangka Berfikir

Matematika sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan ide

abstrak dan simbol yang berperan dalam perkembangan berfikir secara logis.

Matematika merupakan mata pelajaran yang tertuntun secara herarkis, dimana

pemahaman materi sebelumnya akan berperngaruh terhadap materi berikutnya.

Dari seluruh rangkaian kegiatan belajar perlu diadakan evaluasi atau

ulangan untuk mengetahui hasil akhir dari kegiatan tersebut.

Dari hasil evaluasi tersebut kita dapat mengetahui materi yang dapat diserap

oleh para siswa. Ketika menjawab soal-soal latihan, masih banyak siswa yang

melakukan kesalahan. Dari sinilah penelitian ini diangkat supaya menjadi

pedoman bagi guru dalam mengerjakan materi operasi perkalain dan pembagian

pecahan

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 19 Juni 2007 pukul

07.30 sampai pukul 09.00. Tempat penelitian di SD Negeri Karangpakis 02,

Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap, Tahun Pelajaran 2006/2007.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang terjadi titik perhatian suatu

penelitian (Suharsimii Arikunto, 1998 : 99). Variabel dalam penelitian ini

adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas V SD Negeri

Karangpakis 02 dalam mengerjakan operasi perkalian dan pembagian pecahan.

C. Metode Penentuan Subjek

Subjek yang akan diambil dalam penelitian biasanya disebut sebagai

populasi (Sukardi, 2005 : 55). Dalam penelitain ini populasi yang dipilih adalah

siswa kelas V SD Negeri Karangpakis 02. Adapun banyaknya siswa kelas V SD

Negeri Karangpakis 02 adalah 22 anak. Karena jumlah populasi kecil, maka

seluruh populasi tersebut akan digunakan sebagai sumber pengambilan data,

sehingga jenis penelitain ini disebut penelitian populasi.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


25
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
26

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitianya merupakan penelitain populasi (Suharsimi, 1998 :

115).

Penelitian populasi dilakukan apabila penelitian ingin melihat semua liku-

liku yang ada di dalam populasi. Objek pada populasi diteliti, hasilnya

dianalisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi

(Suharsimi, 1998 : 116).

D. Metode dan Tehnik Pengumpulan Data

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi, Arikunto, 1998 : 151).

Untuk mendapatkan data dari variabel- variabel yang diteliti digunakan

metode pengumpulan data yaitu menggunakan meted tes. Hal ini dilakukan

untuk mendapatkan data tentang kemajuan siswa dalam mengerjakan operasi

perkalian dan pembagian pecahan sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui

jenis kesala han siswa dalam mengerjakan operasi perkalian dan pembagian

pecahan.

Instrumen penelitian adalah alat tulis atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 1998 : 151).

Dalam peneliltian ini instrument yang digunakan berupa tes berbentuk

soal cerita karena memiliki beberapa kelebihan yaitu : mudah disusun, tidak

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
27

memberikan kesempatan untuk berspekulasi, mendorong siswa untuk

mengungkapkan pendapat, memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri dan dapat

diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan

(Suharsiimi Arikunto, 1997: 164).

Tabel I

Kisi-Kisi Soal Tes Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan

Kompetensi dasar Indikator Item

Menggunakan konsep - Mengenal arti perkalian 1,5

pecahan dalam pecahan.

pemecahan masalah - Melakukan operasi 3,9

perkalian berbagai

bentuk pecahan

- Mengenal arti pembagian 2,6

pecahan

- Melakukan operasi 4,8

pembagian berbagai

bentuk pecahan

- Memecahkan masalah 7,10

sehari- hari yang

melibatkan pecahan

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
28

Untuk mendapatkan data dari variabel- variabel yang ditelilti, digunakan

metode pengumpula n data sebagi berikut :

1. Metode Dokumenter, metode ini digunakan untuk mendapatkan data

berupa nama- nama yang akan digunakan sebagi subyek penelitian.

2. Metode tes, hal ini dilakukan unutk mendapatkan data tentang

kemampuan siswa dalam mengerjakan operasi perkalian dan pembagian

pecahan, sehingga dari hasil tes ini akan diketahui letak kesalahan siswa

dalam mengerjakan operasi perkalian dan pembagian pecahan.

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 160), instrument yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Sebuah instrument

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Validitas adalah

suatu pengukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrumen.

Untuk mengetahui validitas instrument tersebut digunakan rumus korelasi

product moment dengan angka kasar sebagai berikut :

r xy = N Σ xy – (Σ x) (Σ y) .

√ {N Σ x²) – (Σ x)²} {N Σ y²) –( Σ y)²}

Dimana:
rxy : Koefisien korelasi antar variable x dan variable y
N : banyaknya siswa
Σxy : jumlah perkalian x dan y

x² : Kuadrat dari x

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
29

y² : Kuadrat dari y

Sebelum digunakan untuk penelitian, instrument ini diuji cobakan di SDN

Karangpakis 02. Sebuah instrument berupa soal yang berbentuk uraian dapat

diketahui signifikan/tidak dengan berkonsultasi pada tabel harga kritik r product

moment. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tersebut tidak

signifikan, sedangkan jika r hitung lebih besar dari r tabel maka instrument

tersebut signifikan atau valid (Suharsimi Arikumto, 2001 : 75).

Harga r product moment dalam tabel dengan N : 27 pada taraf signifikasi

5 % adalah 0,38. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus

tersebut diatas dapat diketahui bahwa dari 10 soal terdapat 2 soal yang gugur

yaitu soal nomor 7 dan 9 untuk soal tes, perhitungan validitas dan reabilitasnya

terlampir.

Menurut Suharsimi Arikunto ( 1998 : 192) untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya soal bentuk uraian

menggunakan rumus alpha yaitu sebagai berikut :

r11 = k 1 - Σ σ?²
(k-1) σt²

r 11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir instrument pertanyaan / banyaknya soal


Σ σ?² = jumlah varians butir
σt² = varians total

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
30

Untuk mendapatkan data dari variabel- variabel yang teliti digunakan

metode pengumpulan data yaitu menggunakan metode tes. Dari hasil tes

tersebut nantinya akan diketahui jenis atau letak kesalahan yang dilakukan oleh

siswa dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan.

E. Tehnik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian ini digunakan

analisis diskriptif persentase. Penelitian ini merupakan penelitian non hipotesis

sehingga dalam penelitianya tidak perlu merumuskan hipotesis. Data yang

dianalisis adalah data tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam

melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan.

Untuk mengetahui persentase (%) jenis kesalahan yang dilakukan siswa,

rumus yang digunakan adalah :

P = R x 100%
T

Keterangan : P : persentase (%) jumlah siswa yang menjawab salah.


R : jumlah siswa yang menjawab salah
T : banyaknya responden dikalikan dengan banyak soal

( Norman Gronlund, 1985 : 195)

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
31

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada penelitian ini digunakan 21 siswa kelas V SD Negeri Karangpakis 02

sebagai responden. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam

mengerjakan operasi perkalian dan pembagian pecahan dideskripsikan dalam

table berikut ini.

Tabel II

Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan membaca soal

Butir Soal Banyaknya siswa

1 6

2 7

3 5

4 5

5 2

6 3

8 7

10 10

Jumlah 45

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


32
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
33

Tabel III

Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan memahami soal

Butir Soal Banyaknya siswa

1 2

2 2

3 4

4 3

5 3

6 6

8 5

10 7

Jumlah 32

Tabel IV

Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan transformasi

Butir Soal Banyaknya siswa

1 0

2 1

3 6

4 3

5 3

6 1

8 2

10 9

Jumlah 25

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
34

Tabel V

Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan ketrampilan proses

Butir Soal Banyaknya siswa

1 11

2 11

3 15

4 12

5 15

6 15

8 10

10 14

Jumlah 103

Tabel VI

Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan karena kurang cermat

Butir Soal Banyaknya siswa

1 6

2 2

3 1

4 2

5 5

6 6

8 2

10 2

Jumlah 26

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
35

B. Presentasi Masing-masing Jenis Kesalahan

Presentase jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas V SD Negeri

Karangpakis 02 dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan

dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel VII

Persentase tiap jenis Kesalahan

Jenis kesalahan Persentase

Kesalahan membaca soal 26,78 %

Kesalahan memahami soal 19,05 %

Kesalahan transformasi 14,88 %

Kesalahan ketrampilan proses 61,31 %

Kesalahan karena kurang vermat 15,48 %

Berdasarkan tabel persentase tiap jenis kesalahan tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa kesalahan yang sering atau paling banyak dilakukan oleh

siswa kelas V SD Negeri Karangpakis 02 dalam melakukan operasi perkalian dan

pembagian pecahan adalah kesalahan dalam ketrampilan proses yaitu 61,31%.

Sedangkan untuk perhitungan besarnya prosentase dari masing- masing jenis

kesalahan dapat dilihat dalam lampiran.

C. Pembahasan Jenis Kesalahan yang Dilakukan Siswa Kelas V SD Negeri

Karangpakis 02 dalam Melakukan Operasi Perkalian dan Pecahan

Untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa maka akan

diberikan beberapa contoh jawaban siswa yang salah sebagai berikut :

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
36

Soal no. 1

Ibu memiliki ¼ kg gula pasir ketika ada tamu gula pasir tersebut digunakan untuk

membuat minuman. Gula pasir dipakai sebanyak 2/3 bagian. Berapa kg gula yang

digunakan untuk membuat minuman ?

Kunci jawaban :

1. Diketahui : - Ibu memiliki gula pasir sebanyak ¼ kg

- Gula pasir dipakai untuk membuat minuman sebanyak

2/3 bagian

Ditanya : Berapa kilogram gula yang digunakan untuk membuat

minuman ?

1 2 1× 2 2
Jawab : × = =
4 3 4 × 3 12

Kesimpulan : Jadi gula yang digunakan untuk membuat minuman adalah

2
kg.
12

Contoh 1

1
Diketahui : - Ibu memiliki kg gula pasir
4
2
- Dipakai untuk membuat minuman sebanyak bagian
3
Ditanya : Berapa kg gula yang digunakan untuk membuat minuman ?

1 2 1× 2 2
Jawab : × = =
4 3 4 × 3 12

2
Kesimpulan : Jadi ibu membutuhkan gula pasir sebanyak .
12

Termasuk kesalahan ketrampilan proses karena salah dalam menulis

kesimpulan dan tidak sesuai denga n yang ditanyakan.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
37

Contoh 2

1
Diketahui : Ibu memiliki kg gula pasir ketika ada tamu digunakan
4
untuk membuat minuman

Ditanya : Berapa kg gula yang digunakan untuk membuat minuman ?

1 2 1× 2 2
Jawab : × = =
4 3 4 × 3 12

2
Kesimpulan : Jadi gula pasir yang dipakai adalah kg.
12

Termasuk kesalahan membaca soal karena tidak menuliskan informasi utama

secara lengkap.

Contoh 3

1
Diketahui : - Ibu memiliki kg gula pasir
4
2
- Digunakan untuk membuat minuman bagian
3

Ditanya : Berapa kg gula yang digunakan untuk membuat minuman ?

1 2 1× 2 2
Jawab : × = =
4 3 4 × 3 12

Kesimpulan : Jadi gula yang digunakan untuk membuat minuman adalah


2
bagian.
12
Termasuk kesalahan ketrampilan proses dan kesalahan karena kurang cermat.

Kesalahan ketrampilan proses karena salah dalam menulis kesimpulan.

Kesalahan karena kurang cermat yakni ditanyakan berapa kg gula yang

digunakan, tetapi siswa menjawab gula yang digunakan untuk membuat

2
minuman adalah bagian.
12

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
38

Contoh 4
1
Diketahui : - Ibu memiliki kg gula pasir, ketika ada tamu digunakan
4
unutk membuat minumen

Ditanya : Berapa kg gula yang digunakan untuk membuat minuman ?

1 3 1× 3 3
Jawab : × = =
2 4 2×4 8

3
Kesimpulan : Jadi gula pasir yang dipakai sebanyak bagian.
8

Termasuk kesalahan ketrampilan proses karena kesimpulan tidak sesuai

dengan yang ditanyakan, dan kesalahan karena kurang cermat yakni ibu

1 1
memiliki kg tetapi dalam menjawab menuliskan kg.
4 2

Contoh 5

1
Diketahui : - Ibu memiliki kg gula pasir
4

Ditanya : Berapa ibu memiliki gula untuk tamu ?

1 2 1× 2 2
Jawab : × = =
4 4 4 × 3 12

Kesimpulan : Berapa kg gula yang digunakan untuk membuat minuman ?

Termasuk kesalahan membaca soal, kesalahan memahami soal dan kesalahan

ketrampilan proses. Kesalahan membaca soal karena siswa tidak menuliskan

informasi utama secara lengkap. Kesalahan memahami soal karena siswa

salah dalam menuliskan pertanyaan. Kesalahan ketrampilan proses karena

siswa salah dalam menulis kesimpulan.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
39

Soal no. 2

3
Nana memiliki pita m. Pita itu digunakan untuk membuat bunga. Setiap
4
2
bunga membutuhkan bagian. Berapa bunga yang dapat dibuat oleh Nana ?
8
Kunci Jawaban :

3
Diketahui : - Nana memiliki pita sepanjang m
4

2
- Setiap bunga membutuhkan bagian
8

Ditanya : Berapa bunga yang dapat dibuat oleh Nana ?

3 2 3 8 24
Jawab : : = x = = 3
4 8 4 2 8

Kesimpulan : Jadi yang dapat dibuat oleh Nana adalah 3 bunga.

Contoh 1

3
Diketahui : - Nana memiliki pita sepanjang m
4

2
- Digunakan untuk membuat bunga bagian
8

Ditanya : Berapa bunga yang dapat dibuat oleh Nana ?

3 2 3 2 3×2 6
Jawab : : = x = =
4 8 4 8 4×8 32

6
Kesimpulan : Jadi bunga yang dapat dibuat Nana adalah bagian.
32

Termasuk kesalahan membaca soal dan kesalahan ketrampilan proses.

Kesalahan membaca soal karena siswa salah dalam menulis informasi utama.

Kesalahan ketrampilan proses karena ketika menjawab tidak memahami cara

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
40

melakukan operasi pembagian pecahan sehingga salah dalam menulis

kesimpulan.

Contoh 2

3
Diketahui : - Nana memiliki pita sepanjang m
4
2
- Digunakan untuk membuat bunga bagian
8

Ditanya : Berapa bunga yang dapat dibuat oleh Nana ?

3 2 3 8 3 ×8 24
Jawab : : = x = = =3
4 8 4 2 4×2 8

Kesimpulan : Jadi pita yang dibutuhkan untuk membuat bunga 3 bagian.

Termasuk kesalahan ketrampilan proses karena salah dalam melakukan proses

perhitungan dan kesimpulan tidak sesuai dengan yang ditanyakan.

Contoh 3

3
Diketahui : - Nana memiliki pita sepanjang m
4
2
- Setiap bunga membutuhkan bagian
8

Ditanya : Berapa bunga yang dapat dibuat oleh Nana ?

3 2 3 8 3 ×8 24
Jawab : : = x = =
4 8 4 2 4×2 8

24
Kesimpulan : Nana dapat mebuat bunga sebanyak .
8

Termasuk kesalahan ketrampilan proses karena siswa tidak menuliskan hasil

akhir.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
41

Soal no. 3

Kelas V akan membuat jaring-jaring kubus menggunakan kawat kecil.

1
Mereka dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok membutuhkan 5
4

meter. Berapa meter panjang seluruh kawat yang dibutuhkan oleh 3 kelompok

tersebut ?

Kunci Jawaban :

Diketahui : - Kelas V dibagi menjadi 3 kelompok

1
- Setiap kelompok membutuhkan 5 m
4

Ditanya : Berapa meter panjang seluruh kawat yang dibutuhkan ?

1 3 21 3 × 21 63 3
Jawab : 3× 5 = × = = = 15
4 1 4 1× 4 4 4

3
Kesimpulan : Jadi panjang seluruh kawat adalah 15 m.
4

Contoh 1

Diketahui : - Kelas V dibagi menjadi 3 kelompok

1
- Setiap kelompok membutuhkan 5 m.
4

Ditanya : Berapa meter panjang kawat yang dibutuhkan oleh 3

kelompok tersebut ?

1 3 21 3 × 21 63
Jawab : 3× 5 = × = =
4 1 4 1× 4 4

Kesimpulan : Jadi setiap kelompok membutuhkan kawat kecil sebanyak

63
4

Termasuk kesalahan ketrampilan proses karena siswa tidak menuliskan hasil

akhir dan kesimpulan tidak sesuai dengan pertanyaan.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
42

Contoh 2

Diketahui : - Kelas V dibagi menjadi 3 kelompok

1
- Setiap kelompok membutuhkan 5 m.
4
Ditanya : Berapa meter panjang kawat kecil yang dibutuhkan ?

1 3 20 3 × 20 60 30
Jawab : 3:5 = × = = =
4 1 4 1× 4 8 4
30
Kesimpulan : Jadi panjang kawat untuk dibuat jaring-jaring kubus adalah .
4

Termasuk kesalahan transformasi dan kesalahan ketrampilan proses.

Kesalahan transformasi karena siswa salah dalam menulis kalimat

matematika. Kesalahan ketrampilan proses karena siswa salah dalam proses

perhitungan sehingga salah dalam menulis kesimpulan.

Contoh 3

Diketahui : - Kelas V dibagi menjadi 3 kelompok

Ditanya : Berapa anak kelas V membutuhkan jaring ?

3 1 3 × 21 63 3
Jawab : ×5 = = = 15
1 4 1× 4 4 4
Kesimpulan :

Termasuk kesalahan membaca soal, kesalahan memahami soal, kesalahan

transformasi dan kesalahan keterampilan proses. Kesalahan membaca soal

karena siswa tidak menuliskan informasi utama. Kesalahan memahami soal

karena siswa salah dalam menulis pertanyaan. Kesalahan transformasi karena

siswa tidak menuliskan kalimat matematika dahulu. Kesalahan keterampilan

proses karena siswa tidak menuliskan kesimpulan.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
43

Soal no. 4

1
Jarak dari kantor kelurahan sampai kantor kecamatan adalah 4 km. Setiap
5

1
km akan dipasang bendera merah putih. Maka berapa banyak bendera
10

yang akan dipasang ?

Kunci Jawaban :

Diketahui : - Jarak kantor kelurahan sampai kantor kecamatan adalah

1
4 km
5

1
- Dipasang bendera merah putih setiap jarak km
10

Ditanya : Berapa banyak bendera yang akan dipasang ?

1 1 21 1 21 10 210
Jawab : 4 : = : = × = = 42
5 10 5 10 5 1 5
Kesimpulan : Jadi bendera yang akan dipasang sebanyak 42 bendera

Contoh 1

Diketahui : - Jarak kantor kelurahan sampai kantor kecamatan adalah

1
4 km
5

1
- Dipasang bendera merah putih setiap jarak km
10

Ditanya : Berapa jarak kantor kelurahan sampai kantor kecamatan ?

1 1 20 10 20 ×10 200
Jawab : 4 : = × = =
5 10 5 1 5 ×1 5
200
Kesimpulan : Jadi bendera merah putih yang akan dipasang
5

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
44

Termasuk kesalahan memahami soal dan kesalahan keterampilan proses.

Kesalahan memahami soal karena siswa salah dalam menulis pertanyaan.

Kesalahan keterampilan proses karena siswa salah dalam mengubah pecahan

campuran menjadi pecahan biasa.

Contoh 2

Diketahui : - Jarak kantor kelurahan sampai kantor kecamatan adalah

1
4 km
5

1
- Setiap km akan dipasang bendera merah putih
10

Ditanya : Berapa km yang akan dipasang bendera ?

1 1 21 1 21 10 210
Jawab : 4 : = : = × =
5 10 5 10 5 1 5
Kesimpulan : Jadi dari kantor kelurahan sampai kantor kecamatan dipasang

210
bendera sebanyak
5

Termasuk kesalahan keterampilan proses karena tidak menuliskan hasil akhir

dan kesalahan memahami soal karena salah dalam menuliskan pertanyaan.

Contoh 3

Diketahui : - Jarak kantor kelurahan sampai kantor kecamatan adalah

1
4 km
5

1
- Setiap km akan dipasang bendera merah putih
10

Ditanya : Berapa banyak bendera yang akan dipasang ?

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
45

21 1 21 10 210
Jawab : : = × = = 42
5 10 5 1 5
Kesimpulan : Jarak dari kantor kelurahan sampai kantor kecamatan akan

dipasang 42 bendera

Termasuk kesalahan transformasi karena siswa tidak menuliskan kalimat

matematika terlebih dahulu.

Soal no. 5

1 3
Ibu membeli mangga 1 kg. Diberikan kepada nenek bagian. Berapa kg
5 4

mangga yang diberikan kepada nenek ?

Kunci Jawaban :

1
Diketahui : - Ibu membeli mangga 1 kg
5

3
- Diberikan kepada nenek bagian
4

Ditanya : Berapa kg mangga yang diberikan kepada nenek ?

1 3 6 3 6 × 3 18
Jawab : 1 × = × = =
5 4 5 4 5 × 4 20
18
Kesimpulan : Jadi mangga yang diberikan kepada nenek adalah kg
20

Contoh 1

1
Diketahui : - Ibu membeli mangga 1 kg
5

3
- Diberikan kepada nenek bagian
4

Ditanya : Berapa kg mangga yang diberikan nenek ?

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
46

1 3 5 3 5 × 3 15
Jawab : 1 × = × = =
5 4 5 4 5 × 4 20
15
Kesimpulan : Jadi mangga yang diberikan kepada nenek adalah kg
20

Termasuk kesalahan keterampilan proses karena siswa salah dalam mengubah

pecahan campuran menjadi pecahan biasa, sehingga mengakibatkan kesalahan

pada hasil akhir.

Contoh 2

1
Diketahui : - Ibu membeli mangga 1 kg
5

3
- Diberikan kepada nenek bagian
4

Ditanya : Berapa kg mangga yang diberikan kepada nenek ?

1 3 5 4 5 × 4 20 4
Jawab : 1 : = × = = =
5 4 5 3 5 × 3 15 3
4
Kesimpulan : Jadi mangga yang diberikan kepada nenek sebanyak kg
3

Termasuk kesalahan keterampilan proses dan kesalahan transformasi.

Kesalahan keterampilan proses karena siswa salah dalam mengubah pecahan

campuran menjadi pecahan biasa. Kesalahan transformasi karena siswa salah

dalam menulis kalimat matematika.

Contoh 3

1
Diketahui : - Ibu membeli mangga 1 kg
5

3
- Diberikan kepada nenek bagian
4

Ditanya : Berapa kg mangga yang diberikan kepada nenek ?

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
47

1 3 6 7 6 × 7 42 21
Jawab : 1 × = × = = =
5 4 5 4 5 × 4 20 10
21
Kesimpulan : Jadi mangga yang diberikan kepada nenek sebanyak kg
10

3 7
Termasuk kesalahan karena kurang cermat yakni diganti menjadi
4 4

sehingga mengakibatkan kesalahan dalam mencari hasil akhir penyelesaian.

Soal no. 6

2
Jarak sekolah dari rumah Ani adalah 1 km. Karena hampir terlambat,
3

1
akhirnya dia lari jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2 menit.
2

Berapa km jarak yang ditempuh setiap menit ?

Kunci Jawaban :

2
Diketahui : - Jarak sekolah dari rumah Ani adalah 1 km
3

1
- Jarak tersebut ditempuh dalam waktu 2 km
2

Ditanya : Berapa km jarak yang ditempuh setiap menit ?

2 1 5 5 5 2 5 × 2 10
Jawab : 1 :2 = : = × = =
3 2 3 2 3 5 3 × 5 15
10
Kesimpulan : Jadi jarak yang ditempuh setiap menit adalah km
15

Contoh 1

2
Diketahui : - Jarak sekolah dari rumah Ani adalah 1 km
3

1
- Jarak tersebut ditempuh dalam waktu 2 km
2

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
48

Ditanya : Berapa km jarak yang ditempuh setiap menit ?

2 1 5 5 25 1
Jawab : 1 ×2 = × = =4
3 2 3 2 6 6
1
Kesimpulan : Jadi jarak yang ditempuh setiap menit adalah 4 km
6

Termasuk kesalahan transformasi karena siswa salah dalam mengubah

pertanyaan ke dalam kalimat matematika sehingga mengakibatkan kesalahan

dalam mencari hasil akhir.

Contoh 2

2
Diketahui : - Jarak sekolah dari rumah Ani adalah 1 km
3

1
- Jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2 km
2

Ditanya : Berapa km jarak yang ditempuh setiap menit ?

2 1 5 5 5 × 5 25 1
Jawab : 1 :2 = × = = =4
3 2 3 2 3× 2 6 6
1
Kesimpulan : Jadi jarak yang ditempuh setiap menit adalah 4 km
6

Termasuk kesalahan keterampilan proses karena siswa tidak memahami cara

melakukan operasi pembagian pecahan.

Contoh 3

2
Diketahui : - Jarak sekolah dari rumah Ani adalah 1 km
3

1
- Jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2 km
2

Ditanya : Berapa km jarak yang ditempuh setiap menit ?

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
49

2 1 6 4 6 × 4 24
Jawab : 1 :2 = × = =
3 2 3 2 3× 2 6
24
Kesimpulan : Jadi jarak yang ditempuh setiap menit adalah km
6

Termasuk kesalahan keterampilan proses karena siswa salah dalam mengubah

pecahan campuran menjadi pecahan biasa, sehingga salah dalam mencari hasil

akhir.

Soal no. 8

1
Tina membeli gula pasir 7 kg. Dia akan membungkus gula pasir yang dibeli
2

1
dalam plastik – plastik kecil, setiap plastic berisi kg. Jika kamu menjadi
4

Tina, maka berapa banyak plastik kecil yang akan kamu butuhkan ?

Kunci Jawaban :

1
Diketahui : - Tina membeli gula pasir sebanyak 7 kg
2
1
- Setiap plastik berisi kg
4

Ditanya : Berapa banyak plastik kecil yang dibutuhkan ?

1 1 15 1 15 4 60
Jawab : 7 : = : = × = = 30
2 4 2 4 2 1 2
Kesimpulan : Jadi plastik kecil yang dibutuhkan adalah 30 kantong

Contoh 1

1
Diketahui : - Tina membeli gula pasir sebanyak 7 kg
2
1
- Setiap plastik berisi kg
4

Ditanya : Berapa banyak plastik kecil yang dibutuhkan ?

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
50

1 1 15 1 15 4 60
Jawab : 7 : = : = × =
2 4 2 4 2 1 2
60
Kesimpulan : Jadi Tina membutuhkan plastic kecil sebanyak
2

Termasuk kesalahan keterampilan proses karena siswa tidak menuliskan hasil

akhir.

Contoh 2

1
Diketahui : - Tina membeli gula pasir sebanyak 7 kg
2
1
- Setiap plastik berisi kg
4

Ditanya : Berapa banyak plastik kecil yang dibutuhkan ?

1 1 15 1
Jawab : 7 : = × = 30
2 4 2 4
Kesimpulan : Jadi banyak plastik yang dibutuhkan adalah 30

Termasuk kesalahan transformasi karena siswa salah dalam mengubah

pertanyaan menjadi kalimat matematika. Kesalahan keterampilan proses

karena siswa salah dalam melakukan perhitungan.

Contoh 3

1
Diketahui : - Tina membeli gula pasir sebanyak 7 kg
2
- Dia akan membungkus gula pasir dalam plastik kecil

Ditanya : Berapa kantong plastik yang dibutuhkan ?

1 1 13 1 13
Jawab : 7 : = × =
2 4 2 4 8
13
Kesimpulan : Jadi plastik kecil yang dibutuhkan adalah
8

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
51

Termasuk kesalahan membaca soal dan kesalahan keterampilan proses.

Kesalahan membaca soal karena siswa tidak menuliskan informasi utama

dengan lengkap. Kesalahan keterampilan proses karena siswa salah dalam

mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa dan tidak memahami

cara melakukan operasi pembagian pecahan.

Soal no. 10

Paman Dewa membeli 3 lusin pensil. Seluruh pensil tersebut akan dibagikan

1
kepada beberapa keponakannya, setiap anak mendapat lusin. Jika kamu
4

menjadi Paman Dewa, maka berapa banyak keponakan yang mendapat

pensil ?

Kunci Jawaban :

Diketahui : - Paman Dewa membeli pensil sebanyak 3 lusin

1
- Setiap keponakannya mendapatkan lusin
4

Ditanya : Berapa banyak keponakan yang mendapat pensil ?

1 3 1 3 4 12
Jawab : 3: = : = × = = 12
4 1 4 1 1 1
Kesimpulan : Jadi, keponakan yang mendapat pensil adalah 12 anak

Contoh 1

Diketahui : - Paman Dewa membeli pensil sebanyak 3 lusin

1
- Setiap keponakannya mendapatkan lusin
4

Ditanya : Berapa banyak keponakan yang mendapat pensil ?

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
52

1 3 4 12
Jawab : 3× = × = = 12
4 1 1 1
Kesimpulan :

Termasuk kesalahan keterampilan proses dan kesalahan transformasi.

Kesalahan keterampilan proses karena siswa tidak menulis kesimpulan dari

hasil penyelesaian. Kesalahan transformasi karena siswa salah dalam

mengubah pertanyaan ke dalam kalimat matematika.

Contoh 2

Diketahui : - Paman Dewa membeli pensil sebanyak 3 lusin

1
- Setiap keponakannya mendapatkan lusin
4

Ditanya : Berapa anak paman ?

1 3 1 3
Jawab : 3: = × =
4 1 4 4
3
Kesimpulan : Jadi 1 anak mendapat lusin
4

Termasuk kesalahan membaca soal, kesalahan memahami soal dan kesalahan

keterampilan proses. Kesalahan membaca soal karena siswa salah dalam

membaca informasi utama. Kesalahan memahami soal karena siswa belum

menangkap informasi yang terkandung dalam pertanyaan. Kesalahan

keterampilan proses karena siswa salah dalam melakukan langkah-langkah

menyelesaikan operasi pembagian pecahan.

Contoh 3

Diketahui : - Paman Dewa membeli pensil sebanyak 3 lusin

- Dibagikan kepada keponakannya

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
53

Ditanya : Berapa keponakan yang mendapat pensil ?

3 1 3 4
Jawab : : = × = 12
1 4 1 1
Kesimpulan : Jadi keponakan yang mendapat pensil adalah 12 anak

Termasuk kesalahan membaca soal, kesalahan transformasi. Kesalahan

membaca soal karena siswa tidak menulis informasi utama secara lengkap.

Kesalahan transformasi karena siswa tidak mengubah pertanyaan ke dalam

kalimat matematika terlebih dahulu.

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diuraikan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Besarnya persentase ( % ) jenis kesalahan adalah sebagai berikut :

a. Persentase kesalahan membaca soal sebesar 26,78 %

b. Persentase kesalahan memahami soal sebesarn19,05 %

c. Persentase kesalahan transformasi sebesar 14,88 %

d. Persentase kesalahan Ketrampilan proses sebesar 61,31 %

e. Persentase kesalahan Karena kurang cermat sebesar 15,48 %

2. Jenis kesalahan yang paling banyak atau sering dilakukan oleh siswa kelas V

SD Ngeri Karangpakis 02 dalam melakukan operasi perkalian dan Pembagian

pecahan adalah kesalahan dalam ketrampilan proses.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa jenis-jenis kesalahan

yang sering dilakukan siswa dalam mengerjakan soal operasi perkalian dan

pembagian pecahan adalah kesalahan prosedur. Hal ini disebakan karena

penguasaan materi yang kurang maksimal oleh siswa itu sendiri. Untuk mengatasi

hal tersebut sekiranya kerjasama antara guru dan siswa harus ditingkatkan.

Setelah adanya penelitian ini diharapkan tingkat kesalahan-kesalahan yang

Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com


54
55

dilakukan oleh siswa dapat diminimalisir. Dengan melilhat hasil penelitain ini

juga dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas VI sehingga

mereka memiliki bekal yang mantap dalam menghadapi Ujian Nasional dan dapat

meningkatkan kualitas pendidikan khusunya di SD Negeri Karangpakis 02.

C. Saran

Kesalahan prosedur dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian

pecahan dapat terjadi karena siswa mengalami kesulitan dalam melakukan

langkah-langkah penyelesaian. Dengan demikian guru SD khusunya guru kelas

V diharapkan memberikan pemahaman dan penjelasan sesua i dengan

kemamapuan sswa dan sebaiknya dengan cara yang menarik dan menyenangkan

misalnya dengan memperbanyak latihan soal yang bervariasi dan lakukan dalam

kehidupan sehari-hari. Bisa juga dengan memberikan kesempatan kepada siswa

membuat soal sendiri kemudian mengerjakanya, atau masing- masinig siswa

membuat soal kemudian ditukarkan dengan temannya.

Guru kelas V hend aknya menambah jam pelajaran untuk mengadakan

perbaikan bagi siswa yang masih banyak melakukan kesalahan dan memberikan

pemantapan materi bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut.

Dengan melihat kesalahan-kesalahan siswa dalam melakukan operasi

perkalian dan pembagian pecahan sebaiknya tidak hanya guru saja yang

mengatasi kesalahan tersebut melainkan semua pihak terutama siswa itu sendiri.

Siswa harus rajin belajar dan banyak mengerjakan soal-soal tentang materi

tersebut.
56

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Afifudin, SK. BA. (1988). Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo :
Harapan Massa.

Eka Yani Arfina. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Tiga Dua.

Fuad Ihsan. (2001). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamzah B. Uno. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

M. Khafid Kasri, Suyati. (2004). Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung


4. Jakarta : Erlangga.

M. Khafid Kasri, Suyati. (2004). Pelajaran Matematika Pendekatan Pada Berhitung


6. Jakarta : Erlangga.

Muhibin Syah. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :


PT. Remaja Rosdakarya.

Nur Akhsin, Henyk dan Thoyibah H. (2004). Matematika Kelas 5 SD. Klaten :
Cempaka Putih.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


Cipta.

Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta.

Sukardi, Ph.D. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan


Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.

Wasty Soemanto, M.Pd. (1998). Psykologi Pendidikan Landasaran Kerja Pemimpin


Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Tim Penyusun. (2003). Matematika Untuk SD Kelas V. Jakarta : Sedia Purna.

You might also like