Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Cahyanto Sulistyo Aji
NIM 5250402002
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 PERMASALAHAN
Permasalahan yang timbul pada penulisan akhir ini, yang tentunya menjadi
fokus utama dari objek penelitian ini adalah:
1. Apakah variasi dinding dapur oven pengering variasi I batu bata, variasi II
batu bata, adukan pasir dan variasi III batu bata, adukan pasir serta acian
7. Bahan Bakar
Bahan atau barang yang dipakai untuk menimbulkan api (panas). (Kamus
besar bahasa indonesia, 2002: 672). Bahan bakar dalam penelitian ini
berupa kayu sisa produksi permebelan.
8. Limbah Produksi
Sisa proses produksi, bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berguna untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau
pemakaian. (Kamus besar bahasa indonesia, 2002: 672). Limbah yang
dimaksud adalah sisa-sisa kayu yang tidak digunakan dan dijadikan bahan
bakar pada penelitian.
9. Efisiensi
Ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak
membuang waktu, tenaga, biaya); kedayagunaan; ketepatgunaan. (Kamus
besar bahasa indonesia, 2002: 284). Membandingkan antara variasi-variasi
penelitian.
10. Kerja
Kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan (dibuat). (Kamus besar
bahasa indonesia, 2002: 664). Kerja yang dimaksud adalah pekerjaan
pembakaran kayu dalam dapur sebagai suatu sistem yang saling terkait
Maksud dari judul secara keseluruhan adalah pengaruh variasi bahan baku
dinding dapur oven pengering terhadap efisiensi kerja dan kemampuan
meminimalisir panas yang hilang dengan bahan bakar kayu limbah produksi.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
10
cepat
dibandingkan
mempunyai
dengan
kayu
lapisan
kayu
terasnya.
gubal
Kayu
lebih
gubal
tebal
biasanya
11
memberi keawetan dan membuat lebih berat pada kayu, tetapi tidak
semua jenis kayu yang memiliki zat ekstraktif sudah dapat dipastikan
keawetannya.
5. Hati
Hati merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran
tahun (tidak mutlak pada pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal,
yaitu bagian kayu yang pertama kali dibentuk oleh kambium. Hati
mempunyai sifat rapuh atau sifat lunak.
6. Lingkaran Tahun
Lingkaran tahun tumbuh antara kayu yang terbentuk pada
permulaan dan pada akhir suatu musim. Lingkaran-lingkaran tahun
ini menunjukkan umur pohon, apabila pertumbuhan diameter
(membesar) terganggu oleh musim kering karena pengguguran daun,
ataupun serangan serangga/hama, maka lingkaran tahun dapat terdiri
lebih dari satu lingkaran tahun (lingkaran tumbuh) dalam satu musim
yang sama. Lingkaran tahun dapat mudah dilihat pada beberapa jenis
kayu daun lebar. Pada pohon jenis-jenis tertentu, lingkaran tahun ada
kalanya sulit dibedakan terutama di daerah tropik, karena
pertumbuhan praktis berlangsung sepanjang tahun.
7. Jari-jari
12
13
14
kelembaban dan suhu udara pada suatu saat, makin lembab udara di
sekitarnya akan makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air pada kayu
serupa ini dinamakan kandungan air keseimbangan (EMC =
Equilibrium Moisture Content). Masuknya air ke dalam kayu
menyebabkan berat kayu akan bertambah.
5. Tekstur
Tekstur ialah ukuran relatif sel-sel kayu. Sel kayu ialah seratserat kayu, sehingga dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relatif
serat-serat kayu. Kayu berdasarkan teksturnya dapat digolongkan ke
dalam:
1. Kayu bertekstur halus, contoh: giam, lara, kulim dan lain-lain.
2. Kayu bertekstur sedang, contoh: jati, sonokeling dan lain-lain.
3. Kayu bertekstur kasar, contoh: kempas, meranti dan lain-lain.
6. Serat
Serat kayu ini berhubungan dengan sifat kayu yang menunjukkan
arah sel-sel kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah
serat dapat ditentukan oleh arah alur-alur yang terdapat pada
permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel
kayunya sejajar dengan sumbu batang, sedangkan arah sel-sel itu
menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang,
dikatakan kayu itu berserat mencong. Serat mencong dapat dibagi
lagi menjadi :
15
16
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang
tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang
terkandung dan zt-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu
ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan,
dan dipakai sebagai standart berat kayu. Kayu berdasarkan berat
jenisnya digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut :
Tabel.2.1. Penggolongan Berat Jenis Kayu ( J.F. Damandauw, 1982)
Berat jenis
Lebih besar dari 0,90
b. Berat
0,70 0,90
c. Agak berat
0,60 0,75
d. Ringan
Jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam,
balau dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim, sedangkan
agak berat misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya
pinus dan balsa.
8. Kekerasan
Kekerasan berhubungan langsung dengan kekerasan kayu dan
serat kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu-kayu yang
berat, sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak.. Jenisjenis kayu berdasarkan kekerasannya digolongkan sebagai berikut:
1. Kayu sangat keras, contoh: balau, giam, dan lain-lain.
17
18
1. Karbon
50%
2. Hydrogen
6%
3. Nitrogen
0,04 0,10%
4. Abu
0,20 0,50%
19
Kandungan dalam %
Selulosa
40 - 45
Lignin
18 - 33
Pentosan
21 - 24
Zat ekstraktif
1 - 12
abu
0,22 - 6
20
21
22
23
temperatur
tungku
dan
pada
akhirnya
akan
jaringan
mikrofibril
mengembang,
keadaan
ini
berlangsung sampai titik jenuh serat tercapai. Dalam proses ini kayu
dikatakan mengembang atau memuai. Penembahan air seterusnya pada
kayu tidak akan mempengaruhi perubahan volume dinding sel, sebab air
yang ditambahkan di atas titik jenuh serat akan ditampung dalam rongga
sel, sebaliknya jika air dalam kayu dengan kadar air maksimum
dikurangi, maka pengurangan air pertama-tama akan terjadi pada air
bebas dalam rongga sel sampai mencapai titik jenuh serat. Pengurangan
air selanjutnya di bawah titik jenuh serat akan menyebabkan dinding sel
kayu itu menyusut atau mengerut. Dalam hal ini dikatakan kayu itu
mengalami penyusutan atau pengerutan. Perubahan dimensi dinyatakan
dalam persen dari dimensi maksimum kayu itu. Dimensi maksimum
adalah dimensi sebelum adapenyusutan. Maka pengembangan dan
24
25
2.3
Bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di dunia saat ini.
Sifat-sifat bahan bakar minyak seperti kalor yang dihasilkan, dan kecepatan
reaksinya menyebabkan bahan bakar ini memang sangat ideal sebagai
26
27
debu. Serpihan bahan bakar kayu dapat dibuat dari berbagai jenis
kayu yang berbeda-beda dengan proporsi yang berbeda-beda pula,
mulai dari kayu, kulit, daun, ranting, pucuk dan yang lainnya.
Proporsi yang berbeda-beda itu disebut variasi sifat bahan bakar.
Kurang lebih setengah kandungan zat didalam pohon yang
masih segar adalah air, setengahnya lagi terdiri atas dry matter,
dimana 85% terdiri atas volatille matters, 14,5% adalah karbon
padat, dan 0,5% adalah abu (John Vos, 2004). Kandungan nitrogen
dalam kayu rata-rata 0,75% , tetapi antara pohon yang satu dengan
yang lain memiliki kandungan yang berbeda.
28
29
30
HHV
Bahan bakar
Hi (MJ/kg)
Kayu (kering)
18.5 - 21.0
Peat (dry)
20.0 - 21.0
Arang
23.3 - 24.9
Minyak
40.0 - 42.3
31
100
1 a
HHVdry = HHVdaf x
100
LHVdry = LHVdry 2.442 x 8.396 x
100
1 w
w
LHVar = LHVdry x
2.442 x
100
100
1 w w
x
LHVar = HHVdry 2.442 x 8.39 x
+
32
Batu bata adalah benda keras dan padat yang berasal dari bumi
dengan proses pembakaran tetapi bukan logam (Kamus besar bahasa
Indonesia. 1999: 98)
Batu bata memiliki nilai konduktifitas termal sebesar = 0,69
W/m.0C dengan panjang 20 cm, tebal 4 cm dan lebar 15 cm. Batu bata
sangat mudah didapat di Indonesia dan murah harganya.
2.4.2 PASIR
Pasir adalah butir-butir yang halus; kersik halus Bahan baku
dinding dapur tembok adalah pasir yang digunakan sebagai perekat
dan penutup bagian luar dari batu bata, pasir banyak ditangkan dari
muntilan Kabupaten Magelang. Pasir mempunyai nilai konduktifitas
termal sebesar = 0,76 W/m.0C.
33
2.4.3 SEMEN
Semen adalah adukan kapur dansebagainya untuk merekatkan batu
bata (tentang membuat tembok) dan sebaginya (Kamus besar bahasa
Indonesia. 1999; 906).
Semen adalah bahan baku bangunan yang berfungsi sebagai
perekat pasir dalam melapisi batu bata. Semen sangat mudah didapat di
Indonesia. Semen mempunyai nilai konduktifitas termal sebesar = 0,29
W/m.0C.
34
35
pada
dugaan.
Penyelidikan
seksama
dapat
dengan
cepat
36
mengeringkan
kayu
sebelum
diproduksi
akan
37
penghalang
penghantar.
Jika
mungkin,
jangan
38
39
40
2.6 HIPOTESIS
41
BAB III
METODE PENELITIAN
43
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu bata, pasir dan
semen.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Alat pengukur temperatur dinding yaitu Thermocople.
2. Alat pengukur temperatur ruangan yaitu Thermo-hygrometer.
3. Alat pengukur kecepatan udara yaitu Thermometer.
4. Dapur oven pengering kayu berukuran 150 cm x 50 cm x 50 cm berbahan
bakar kayu limbah produksi dengan nilai kalor kayu bakar 18,5 (Mengenal
Kayu, J.F. Damandauw, 1982) MJ/kg.
5. Neraca timbang yang digunakan untuk menimbang kayu bakar.
6. Peralatan bangunan untuk membuat variasi dapur oven pengering kayu.
7. Lembar observasi yang berfungsi untuk mencatat data-data yang diperoleh
selama penelitian.
44
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas,
variabel terikat dan variabel kontrol.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bahan baku pembuat dinding
dapur oven pengering yang berupa batubata, batubata dan adukan serta
batubata adukan dan acian. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
efisiensi kerja dari dapur pengering. Variabel kontrol dalam penelitian ini
adalah kecepatan udara dan jenis bahan bakar.
45
MULAI
STUDI LITERATUR
MODEL
TIDAK
STUDI LAPANGAN
DAPAT DITERIMA
PENELITIAN DAN
PENGAMBILAN DATA
TIDAK
ANALISA DATA
PEMBAHASAN
DAPAT DITERIMA
KESIMPULAN
SELESAI
46
Pembakaran kayu
dalam ruang dapur
pengering
Udara panas
bersirkulasi
keluar menuju
ruang pengering
Uap panas
menguapkan
kadar air kayu
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimen. Langkahlangkah dalam penelitian ini adalah:
47
1. Persiapan penelitian
Penelitian deskriptif eksperimen ini dirancang sedemikian sehingga
pada pelaksanaan pengambilan data-data yang diambil akurat atau dengan
kata lain terhindar dari kesalahan fatal. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
1. Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat dapur dan
variasi dinding dapur oven pengering kayu (cangkul, cetok, batu bata,
pasir , semen dan lain-lain).
2. Menyusun batu bata menjadi dapur oven pengering dengan ukuran 150
cm x 50 cm x 50 cm.
3. Menyiapkan neraca timbang.
4. Menimbang bahan bakar agar tahu berapa kg setiap memasaukkan
kedalam dapur dari bahan bakar sejumlah 65 kg.
2. Pelaksanaan penelitian dan pengambilan data
2.1 Variasi dinding batu bata
1. Masukkan bahan bakar sejumlah 3 kg kedalam dapur kemudian
dinyalakan, diperoleh suhu pada ruang pengering sebesar 630C.
Untuk tetap menjaga suhu ruang pengering bertemperatur konstan
maka diperlukan penambahan bahan bakar. Data penambahan
jumlah bahan bakar terlampir dalam lampiran.
2. Bahan bakar sejumlah 6,5 kg habis dalam kurun waktu 1 jam untuk
mempertahankan suhu ruang pengering tetap konstan sebesar 630C.
48
49
2.3 Variasi dinding batu bata, adukan pasir dan acian semen.
1. Melapisi dinding dapur oven dengan acian semen sebagai variasi
penelitian. Sehingga dinding dapur oven menjadi 3 lapis yaitu batu
bata, adukan pasir dan acian semen.
2. Masukkan bahan bakar sejumlah 3 kg kedalam dapur kemudian
dinyalakan, diperoleh suhu pada ruang pengering sebesar 65,50C.
Untuk tetap menjaga suhu ruang pengering bertemperatur konstan
maka diperlukan penambahan bahan bakar. Data penambahan
jumlah bahan bakar terlampir dalam lampiran.
3. Bahan bakar sejumlah 6,5 kg habis dalam kurun waktu 1 jam untuk
mempertahankan suhu ruang pengering tetap konstan sebesar
65,50C.
4. Tiap 1 jam dilakukan pengukuran temperatur dinding dalam dan
luar dapur oven pengering kayu. Langkah ini dilakukan berulangulang sampai bahan bakar sejumlah 65 kg habis dalam jangka
waktu 10 jam.
50
dengan :
m = Laju aliran massa udara (kg/s)
Cp = Kalor spesifik udara pada tekanan konstan (kJ/kg.0C)
Tout = Temperatur pengeringan (K)
Tin = Temperatur lingkungan (K)
Qberguna
Qbahan bakar
x100% ...............................(4)
dengan:
m = Laju aliran massa udara(kg/s)
Cp = Kalor spesifik udara pada tekanan konstan (kJ/kg.0C)
51
1. Nilai R radiasi
Rradiasi =
) ................................(5)
dengan :
1
......................................................................................(6)
h. A
dengan :
h
52
R=
x
........................................................................................(7)
k.A
dengan :
x = Tebal dinding (m)
k = Konduktivitas thermal (W/m.0C)
A = Luas dapur (m2)
Sehingga nilai Rtotal dapat dicari dengan persamaan.
Rtot =
Rkonveksiluar + Rradiasiluar
+ Rradiasidalam
R
+ Rkonduksi + konveksidalam
......(8)
Rkonveksiluar xRradiasiluar
Rkonveksidalam xRradiasidalam
4. Q Heat Lost
Q=
T1 T2
................................................................................(9)
Rtotal
dengan :
T1
T2
2. Variasi II
Variasi dapur II adalah dapur berdinding bahan baku Batu Bata dan
Adukan Semen :
Perhitungan nilai R Heat Lost
1. Nilai R radiasi
53
Rradiasi =
) .............................(10)
dengan :
1
....................................................................................(11)
h. A
dengan :
h
x
x
x
+
+
............................................................(12)
k1 . A k 2 . A k 3 . A
dengan :
x
Rkonveksiluar + Rradiasiluar
R
+ Rradiasidalam
+ Rkonduksi + konveksidalam
...(13)
Rkonveksiluar xRradiasiluar
Rkonveksidalam xRradiasidalam
4. Q Heat Lost
54
Q=
T1 T2
..............................................................................(14)
Rtotal
dengan :
T1
T2
3. Variasi III
Variasi dapur III adalah dapur berdinding bahan baku Batu Bata,
Adukan Pasir dan Acian Semen :
Perhitungan nilai R Heat Lost
1. Nilai R radiasi
Rradiasi =
) .............................(15)
dengan :
1
....................................................................................(16)
h. A
dengan :
h
55
x
x
x
x
x
+
+
+
+
.......................................(17)
k1 . A k 2 . A k 3 . A k 4 . A k 5 . A
dengan :
x = Tebal dinding (m)
k = Konduktivitas thermal (W/m.0C)
A = Luas dapur (m2)
Sehingga nilai Rtotal dapat dicari dengan :
Rtot =
Rkonveksiluar + Rradiasiluar
+ Rradiasidalam
R
+ Rkonduksi + konveksidalam
...(18)
Rkonveksiluar xRradiasiluar
Rkonveksidalam xRradiasidalam
4. Q Heat Lost
Q=
T1 T2
.....................................................................(19)
Rtotal
dengan :
T1
T2
g. .T .t 3
............................................... ...........(20)
56
dengan :
Gr = Angka Grashof
g = Nilai gravitasi (m/s2)
= Koefisien volume pemuaian (1/K)
T = Selisih perbedaan temperatur (K)
t
dengan :
Nu
= Angka Nusselt
= Koefisien
Gr = Angka Grashof
Pr
= Angka Prandlt
= Ekponen
h=
Nu.k
..................................................................... (22)
t
dengan:
h
Nu
= Angka Nusselt
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
59
1. Qbahan bakar
Qbahan bakar = HV x m
= 18,5 MJ/kg x 6,5 kg
= 120,25 MJ
2.
Qberguna
2.1 Variasi I
60
= Qberguna x waktu
= 26,22 kJ/s x 3600 s
= 94,38 MJ.
2.2 Variasi II
= Qberguna x waktu
= 26,81 kJ/s x 3600 s
= 96,52 MJ.
= Qberguna x waktu
= 28,39 kJ/s x 3600 s
= 102,24 MJ.
1. Variasi I
= =
Qberguna
Qbahan bakar
94,38 MJ
x 100%
120,25 MJ
= 78 %
61
Qberguna
2. Variasi II = =
Qbahan bakar
96,52 MJ
x 100%
120,25 MJ
= 80 %
3. Variasi III = =
Qberguna
Qbahan bakar
102,24 MJ
x 100%
120,25 MJ
= 85 %
Tabel. 4.1 Nilai efisiensi kerja dapur berdasar temperatur pengeringan
Qbahan bakar
Qberguna
Efisiensi
(MJ)
(MJ)
(%)
120,5
94,36
78
II
120,25
96,52
80
III
120.25
102,24
85
VARIASI
Jika hasil rerata data penelitian dibuat dalam grafik akan tersaji
seperti gambar di bawah ini :
62
86
85
84
82
80
80
78
78
76
74
1
63
(Temperatur Lingkungan)
(Temperatur Dinding)
542 C
0
28 0C
(Temperatur Dinding) 46,75 0C
4 cm
konveksi
konveksi
konduksi
64
radiasi
g. .T .t 3
Dengan persamaan Gr =
1
.77.0,5 3
378
=
(23,64 x10 6 ) 2
9,8.
9,8.0,0026.77.0,125
558.85 x10 12
= 3,12 . 108
GrPr
Nu
= C.( GrPr)n
= (0,59) (3,13 x 105)1/4
65
= 78,45
h
N u .k
t
78,45.0,03205
0,5
= 5,03 W/m2.0C
Dengan persamaan Gr =
g. .T .t 3
1
.70.0,5 3
378
=
(84,83x10 6 ) 2
9,8.
9,8.0,0012.70.0,125
7196,12 x10 12
= 1,46. 107
GrPr
Nu
= C.( GrPr)n
66
N u .k
t
33,24.0,05854
0,5
= 2,13 W/m2.0C
2. Perhitungan R Heat Lost
a. R Radiasi bagian luar
dengan :
= 5,669.10-8 W/m2.K4
A = 2,5 m2
= 0,69
T1 = 378 K
T2 = 301 K
Rumus yang digunakan adalah :
R
=
=
=
1
1245,657
= 0,0008028 K/W
b. R Radiasi bagian dalam
dengan :
67
= 5,669.10-8 W/m2.K4
A = 2,5 m2
= 0,69
T1 = 885 K
T2 = 815 K
Rumus yang digunakan adalah :
R
1
17576,38
= 0,0000569 K/W
c. R Konveksi bagian luar
dengan :
h = 5,03 W/m2.0C
A = 2,5 m2
Rumus yang digunakan adalah :
R
1
h. A
1
5,03.2,5
= 0,0795 K/W
d. R Konveksi bagian dalam
dengan :
)
2
68
h = 2,13 W/m2.0C
A = 2,5 m2
Rumus yang digunakan adalah :
R
1
h. A
1
2,13.2,5
= 0,1878 K/W
e. R Konduksi
dengan :
x = 0,04 m
k = 0,69 W/m.0C
Rumus yang digunakan :
R
x
k.A
0,04
0,69.2,5
= 0,0833 K/W
Tahanan total Heat Lost adalah
1. Bagian luar
1
Rkonveksiluar + Rradiasiluar
Rkonveksiluar xRradiasiluar
0,0795 + 0,0008028
0,0795 x0,0008028
Rkonv.Rad .luar
= 1258,232 W/K
69
1
1258,232
= 0,000795 K/W
2. Konduksi
Rkonduksi = 0,0833 K/W
3. Bagian dalam
1
Rkonveksidalam + Rradiasidalam
Rkonveksidalam xRradiasidalam
0,1878 + 0,0000569
0,1878 x0,0000569
Rkonv. RadDalam
= 17581,71 W/K
dengan Rkonv.Rad Dalam =
1
17581,71
= 0,0000568 K/W
Tahanan total = Rluar + Rkonduksi + Rdalam
= 0,000795 + 0,0833 + 0,0000568
= 0,084185 K/W
T1 T2
Rtotal
885 301
0,084185
70
584
0,084185
= 6937,105 Watt
=
6937,105Wx3600s
1000000
= 24,97 MJ
(Temperatur Lingkungan)
28 0C
558 0C
(Temperatur Dinding)
(Temperatur Dinding)
612 0C (Temperatur Dapur)
0
38,5 C
1 cm
4 cm
1 cm
konveksi
konveksi
konduksi
radiasi
adukan
pasir
batu adukan
bata pasir
radiasi
71
= 21,27.10-6 m2/s
k = 0,027364 W/m. 0C
Pr = 0,69
g. .T .t 3
Dengan persamaan Gr =
1
.64.0,5 3
365
=
(21,27 x10 6 ) 2
9,8.
9,8.0,0027.64.0,125
452,413x1012
= 4,75 . 106
GrPr
Nu
= C.( GrPr)n
= (0,59) (3,28 x 106)1/4
= 25,10
N u .k
t
25,10.0,27364
0,5
= 1,37 W/m2.0C
72
= 87,54.10-6 m2/s
k = 0,05933 W/m. 0C
Pr = 0,69
g. .T .t 3
Dengan persamaan Gr =
1
.54.0,5 3
831
=
(87,54 x10 6 ) 2
9,8.
9,8.0,0012.54.0,125
7663,25 x10 12
= 1,04. 105
GrPr
Nu
= C.( GrPr)n
= (0,59) (7,17 x 104)1/4
= 9,65
N u .k
t
9,65.0,05933
0,5
= 1,15 W/m2.0C
73
dengan :
= 5,669.10-8 W/m2.K4
A = 2,5 m2
= 1,83
T1 = 365 K
T2 = 301 K
Rumus yang digunakan adalah :
R
1
513,8008
= 0,001946 K/W
b. R Radiasi bagian dalam
dengan :
= 5,669.10-8 W/m2.K4
A = 2,5 m2
= 1,83
T1 = 885 K
T2 = 831 K
74
1
7354,879
= 0,000136 K/W
c. R Konveksi bagian luar
dengan :
h = 1,37 W/m2.0C
A = 2,5 m2
Rumus yang digunakan adalah :
R
1
h. A
1
1,37.2,5
1
3,425
= 0,29197 K/W
d. R Konveksi bagian dalam
dengan :
h = 1,15 W/m2.0C
A = 2,5 m2
75
1
h. A
1
1,15.2,5
1
2,875
= 0,3478 K/W
e. R Konduksi
dengan :
x1 = 0,01
k1 = 1,83
x2 = 0,04
k2 = 0,69
x3 = 0,01
k3 = 1,83
Rumus yang digunakan :
R
x
x1
x
+ 2 + 3
k1 . A k 2 . A k 3 . A
0,01
0,04
0,01
+
+
1,83.2,5 0,69.2,5 1,83.2,5
= 0,088468 K/W
Tahanan total Heat Lost adalah
1. Bagian luar
76
Rkonveksiluar + Rradiasiluar
Rkonveksiluar xRradiasiluar
0,2919 + 0,001946
0,2919 x0,001946
Rkonv.Rad .luar
= 517,23 W/K
dengan Rkonv.Rad luar =
1
517,23
= 0,001933 K/W
2. Konduksi
= 0,088468 K/W
Rkonduksi
3. Bagian dalam
1
Rkonveksidalam + Rradiasidalam
Rkonveksidalam xRradiasidalam
0,3478 + 0,000136
0,3478 x0,000136
Rkonv.RadDalam
= 7357,754 W/K
dengan Rkonv.Rad Dalam =
1
7357,754
= 0,000136 K/W
Tahanan total
T1 T2
Rtotal
77
885 301
0,090538
= 6450,354 Watt
=
6450,354Wx3600 s
1000000
= 23,22 MJ
(Temperatur Lingkungan)
(Temperatur Dinding)
566 0C
280 C
6120 C (Temperatur Dapur)
31 0C
(Temperatur Dinding)
0,5 cm
1 cm
4 cm
1 cm
0,5 cm
konveksi
konveksi
konduksi
radiasi semen adukan
pasir
batu
bata
78
= 21,68.10-6 m2/s
k = 0,03068 W/m. 0C
Pr = 0,69
g. .T .t 3
Dengan persamaan Gr =
1
.58.0,5 3
359
=
(21,68 x10 6 ) 2
9,8.
9,8.0,0027.58.0,125
470,02 x10 12
= 4,21 . 106
GrPr
Nu
= C.( GrPr)n
= (0,59) (2,91 x 106)1/4
= 24,35
N u .k
t
24,35.0,03068
0,5
= 1,50 W/m2.0C
79
= 87,54.10-6 m2/s
k = 0,05933 W/m. 0C
Pr = 0,69
g. .T .t 3
Dengan persamaan Gr =
1
.54.0,5 3
831
=
(87,54 x10 6 ) 2
9,8.
9,8.0,0012.54.0,125
7663,25 x10 12
= 8,50. 104
GrPr
Nu
= C.( GrPr)n
= (0,59) (5,87 x 104)1/4
= 9,18
N u .k
t
9,18.0,05973
0,5
= 1,09 W/m2.0C
80
= 0,29
T1 = 359 K
T2 = 301 K
Rumus yang digunakan adalah :
R
)
)
1
608,4483
= 0,001644 K/W
b. R Radiasi bagian dalam
dengan :
= 5,669.10-8 W/m2.K4
A = 2,5 m2
= 0,29
T1 = 885 K
T2 = 839 K
81
1
8709,725
= 0,000115 K/W
c. R Konveksi bagian luar
dengan :
h = 1,50 W/m2.0C
A = 2,5 m2
Rumus yang digunakan adalah :
R
1
h. A
1
1,50.2,5
1
3,75
= 0,366972 K/W
d. R Konveksi bagian dalam
dengan :
h = 1,09 W/m2.0C
A = 2,5 m2
Rumus yang digunakan adalah :
82
1
h. A
1
1,09.2,5
1
2,725
= 0,366972 K/W
e. R Konduksi
dengan :
x1 = 0,005
k 1 = 0,29
x2 = 0,01
k2 = 1,83
x3 = 0,04
k3 = 0,69
x4 = 0,01
k4 = 1,83
x5 = 0,005
k5 = 0,29
Rumus yang digunakan :
R=
x
x
x1
x
x
+ 2 + 3 + 4 + 5
k1 . A k 2 . A k 3 . A k 4 . A k 5 . A
83
0,005
0,01
0,04
0,01
0,005
+
+
+
+
0,29.2,5 1,83.2,5 0,69.2,5 1,83.2,5 0,29.2,5
= 0,118527 K/W
Tahanan total Heat Lost adalah
1. Bagian luar
1
Rkonveksiluar + Rradiasiluar
Rkonveksiluar xRradiasiluar
0,366972 + 0,001644
0,366972 x0,001644
Rkonv.Rad .luar
= 612,1983 W/K
dengan Rkonv.Rad luar =
1
612,1983
= 0,001633 K/W
2. Konduksi
Rkonduksi = 0,118527 K/W
3. Bagian dalam
1
Rkonveksidalam + Rradiasidalam
Rkonveksidalam xRradiasidalam
0,367 + 0,000115
0,367 x0,000115
Rkonv. RadDalam
= 8712,24 W/K
dengan Rkonv.Rad Dalam =
1
8712,24
= 0,000115 K/W
84
T1 T2
Rtotal
885 301
0,120276
= 4855,514 Watt
=
4855,514Wx3600 s
1000000
= 17,48 MJ
Tabel. 4.2 Nilai Heat Lost
Qbahan bakar
Qberguna
Heat
Selisih
(MJ)
(MJ)
Lost
(MJ)
120,25
94,38
24,97
0,9
II
120,25
96,52
23,22
0,51
III
120,25
102,24
17,48
0,53
Variasi
Jika hasil rerata data penelitian dibuat dalam grafik akan tersaji
seperti gambar di bawah ini:
85
30
24.97
23.22
25
20
17.48
15
10
5
0
1
86
Tabel. 4.3 Nilai efisiensi kerja dapur berdasar nilai Heat Lost
Variasi
Heat Lost
Efisiensi (%)
24,97
79
II
23,22
80
III
17,48
85
87
Jika hasil rerata data penelitian dibuat dalam grafik akan tersaji
seperti gambar di bawah ini:
86
85
84
83
82
81
80
79
78
0
10
20
30
Gambar. 4.6 Grafik pengaruh nilai Heat Lost terhadap efisiensi kerja
dapur.
Dari hasil nilai pengukuran efisiensi dapur berdasarkan nilai Heat
Lost pada masing-masing variasi penelitian diperoleh nilai efisiensi yang
berbeda-beda dalam satuan persen (%). Variasi penelitian I (Dinding
batu bata) diperoleh nilai efisiensi sebesar 79%, Variasi penelitian II
(Dinding batu bata dan adukan pasir) diperoleh nilai efisiensi sebesar
80%, Variasi penelitian III (Dinding batu bata, adukan pasir dan acian
semen) diperoleh nilai efisiensi sebesar 85%.
Hasil penelitian efisiensi dapur yang optimal dari masing-masing
variasi penelitian dapat dilihat pada variasi III (Dinding batu bata,
88
adukan pasir dan acian semen) dimana efisiensi yang dihasilkan sebesar
85%.
Hasil penghitungan nilai konduktivitas thermal bahan baku yang didapat
pada masing-masing variasi penelitian diperoleh nilai yang berbedabeda. Jumlah besaran perbedaan masing-masing nilai konduktivitas
thermal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 4.4 Nilai konduktivitas thermal bahan baku dindingdapur
Material
Konduktivitas Thermal
Batu Bata
0,69
Adukan Pasir
0,09
Acian Seman
1,83
Jika hasil rerata data penelitian dibuat dalam grafik akan tersaji
seperti gambar di bawah ini:
30
25
20
15
10
5
0
0.69
0.98
2.81
89
4.2. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
hasil pengukuran dari pemberian variasi bahan baku pembuat dinding dapur
oven pengering dengan variasi I (Dinding betu bata), variasi II (Dinding batu
bata, adukan pasir), variasi III (Dinding batu bata, adukan pasir dan acian
semen) ternyata menghasilkan nilai efisiensi kerja dapur yang berbeda-beda.
Hal ini telah dibuktikan pada hasil penelitian dimana semakin bertambah
lapisan insulative (lapisan dinding), nilai kemampuan efisiensi kerja dapur
semakin meningkat dan heat lost yang terjadi semakin kecil.
90
91
belum dapat diketahui oleh sebab apa kalor tersebut hilang merupakan
kekurangan dalam penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Variasi III (Dinding batu bata adukan pasir dan acian semen) mampu
menhasilkan temperatur, efisiensi kerja yang jauh lebih optimal dibanding
variasi lainnya.
2. Efisiensi kerja dapur oven pengering kayu dipengaruhi oleh faktor suplai
bahan bakar kemampuan dinding dalam mengisolasi kalor yang hilang ke
lingkungan, kelembaban udara dan kecepatan udara saat memasuki
susunan kayu.
3. Hasil eksperimen perhitungan efisiensi kerja dapur oven pengering kayu
tidak ada perbedaan yang signifikan antara perhitungan menggunakan
temperatur pengeringan dengan penghitungan menggunakan nilai Heat
Lost .
5.2 SARAN
93
akan terganggu sehingga menimbulkan aliran udara dingin dari atas api
pembakaran.
3. Penelitian selanjutnya disarankan memvariasi tempat pembuangan abu
agar dihasilkan pembakaran yang sempurna.
89
90
91
92
Tabel L.4 Konsumsi Bahan Bakar Per Jam Dan Temperatur Pengeringan
variasi
II
Jumlah pemasukan
bahan bakar tiap 30
menit sekali
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
Temperatur ruang
pengering
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
61,5 0C
6,5 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
62 0C
6,5 kg
93
III
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
3,5 kg
3 kg
94
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
64 0C
6,5 kg
II
III
Jam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Temperatur
Udara Luar
300C
300C
300C
290C
290C
290C
270C
270C
260C
220C
310C
300C
300C
290C
290C
290C
270C
270C
250C
240C
300C
300C
290C
290C
290C
290C
290C
270C
260C
220C
Rata - Rata
280C
280C
280C
95
Jam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Temperatur
Rata - Rata
Udara Dalam
4200C
5100C
536,60C
5800C
6120C
6200C
6500C
6600C
685,70C
7200C
73350C
4200C
5100C
5360C
5800C
6120C
6200C
6500C
6600C
6850C
7200C
7330C
4200C
5100C
5360C
5800C
6200C
6120C
6500C
6600C
6850C
7200C
7340C
96