You are on page 1of 54

PEMERINTAH KOTA DEPOK

PEDOMAN PENYUSUNAN
DAN PENGELOLAAN
ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA SEKOLAH
(APBS)
Ruang Lingkup
Hak sekolah untuk menerima iuran pendidikan
sesuai kesepakatan antara sekolah dengan
orangtua peserta didik melalui komite sekolah;

Kewajiban sekolah untuk menyelenggarakan


pendidikan ;

Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah;

Peraturan ini mengatur pengelolaan keuangan


sekolah pada sekolah negeri.
PENGELOLAAN KEUANGAN
SEKOLAH MELIPUTI:
Kewenangan dan tugas pengelola keuangan sekolah,
Azas Umum dan Struktur APBS,
Penyusunan RAPBS,
Penetapan APBS,
Pelaksanaan APBS,
Pengelolaan kas,
Penatausahaan keuangan sekolah,
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBS,
Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan
sekolah
BAGAN ALIR PENGELOLAAN KEUANGAN
SEKOLAH

PELAPOR
PELAKS. AN

RKAS RAPBS APBS ANGGA


PERTANG
RAN
GUNGJA
WABAN

APBSP
Sebelum 2 BULAN Jika ada
tahun ajaran Diputuskan penambahan/
baru Ditetapkan, pengurangan
Disetujui dana
AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH

Keuangan sekolah dikelola secara tertib, taat pada


peraturan perundang-undangan, efektif, efisien,
ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan,
dan manfaat untuk masyarakat.
Yang dimaksud secara tertib adalah bahwa keuangan
sekolah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna
yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Azas pengelolaan keuangan sekolah (Lanjutan)

Taat pada peraturan perundang-undangan adalah


bahwa pengelolaan keuangan sekolah harus
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Efektif merupakan pencapaian hasil program
dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan
cara membandingkan keluaran dengan hasil.
Efisien merupakan pencapaian keluaran yang
maksimum dengan masukan tertentu atau
penggunaan masukan terendah untuk mencapai
keluaran tertentu.
Azas pengelolaan keuangan sekolah

Ekonomis merupakan pemerolehan masukan


dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat
harga yang terendah.
Ekonomis merupakan pemerolehan masukan
dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat
harga yang terendah.
Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang
memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya
tentang keuangan sekolah.
Azas pengelolaan keuangan sekolah

Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang


memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya
tentang keuangan sekolah.
Bertanggung jawab merupakan perwujudan
kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Azas pengelolaan keuangan sekolah

Keadilan adalah keseimbangan distribusi


kewenangan dan pendanaannya dan/atau
keseimbangan distribusi hak dan kewajiban
berdasarkan pertimbangan yang objektif.
Kepatutan adalah tindakan atau suatu sikap yang
dilakukan dengan wajar dan proporsional.
Manfaat untuk masyarakat sekolah adalah bahwa
keuangan sekolah diutamakan untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat sekolah.
KEWENANGAN DAN TUGAS PENGELOLA
KEUANGAN SEKOLAH

Pengelola Keuangan sekolah terdiri dari:


- Kepala Sekolah,
- Bendahara Sekolah dan
- pembantu bendahara keuangan sekolah.
Kepala sekolah selaku penanggung jawab pengelolaan
keuangan sekolah mempunyai kewenangan:
o - mengusulkan bendahara sekolah kepada Kepala Dinas;
o - mengangkat dan memberhentikan pembantu
bendahara keuangan sekolah;
o - melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan sekolah.
KEWENANGAN DAN TUGAS PENGELOLA
KEUANGAN SEKOLAH

Bendahara sekolah selaku pembantu kepala sekolah


mempunyai kewenangan mengelola keuangan
sekolah.
Pembantu bendahara keuangan sekolah bertugas
dalam pengelolaan anggaran dari Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah, serta
pengelolaan keuangan yang bersumber dari
masyarakat dan sumber dana lain.
AZAS UMUM DAN STRUKTUR APBS

Bagian Pertama: Azas Umum


APBS disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan sekolah dan kemampuan pendapatan
sekolah.
Penyusunan APBS berpedoman kepada Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
APBS, Perubahan APBS dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBS ditetapkan oleh kepala sekolah
setelah mendapat keputusan Komite Sekolah.
APBS merupakan dasar pengelolaan keuangan sekolah
dalam masa satu tahun ajaran, terhitung mulai tanggal 1
Juli sampai dengan tanggal 30 Juni tahun berikutnya.
Azas Umum dan Struktur APBS

Bagian Kedua: Struktur APBS


Struktur APBS terdiri dari :
- pendapatan
- belanja
Azas Umum dan Struktur APBS
Bagian Ketiga: Pendapatan sekolah

Pendapatan berasal dari


Pemerintah (dana blockgrant atau lainnya),
Pemerintah Provinsi,(dana blockgrant atau lainnya),
Pemerintah Daerah (dana blockgrant atau lainnya),
masyarakat (biaya registrasi, heregistrasi, iuran
bulanan, biaya praktik dan sumbangan
pembangunan),
sumber lain (DU-DI, Unit produksi dll).
Azas Umum dan Struktur APBS Bagian
Ketiga: Belanja sekolah

BELANJA TIDAK LANGSUNG DAN BELANJA


LANGSUNG
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program kegiatan sekolah
Belanja langsung merupakan belanja yang terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program
kegiatan sekolah
Azas Umum dan Struktur APBS
Bagian Ketiga: Belanja sekolah

Belanja tidak langsung meliputi:


belanja pegawai yang terdiri dari:
1.    gaji pendidik dan tenaga kependidikan; 2.   
Tunjangan Perbaikan Penghasilan Pendidik
Tidak Tetap/Tenaga Kependidikan Tidak Tetap;
3.    honor pengelolaan urusan sekolah;
4.    honor pengelola keuangan sekolah.
 belanja tidak terduga.
Azas Umum dan Struktur APBS
Bagian Kelima: Surplus Defisit

Surplus anggaran sekolah dipergunakan dalam


APBS tahun ajaran berikutnya.
Defisit anggaran sekolah merupakan selisih kurang
antara realisasi pendapatan dan realisasi belanja
sekolah pada satu tahun ajaran.
Defisit anggaran sekolah dapat diusulkan
pembiayaannya pada anggaran tahun ajaran
berikutnya.
PENYUSUNAN RANCANGAN APBS

Sebelum memasuki tahun ajaran baru Kepala


Sekolah bersama pendidik, tenaga kependidikan,
dan wakil peserta didik menyusun Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) berdasarkan rencana
kerja jangka menengah;
RKAS untuk satu tahun ajaran disampaikan kepada
komite sekolah untuk dijadikan dasar penyusunan
RAPBS;
Penyusunan Rancangan APBS (lanjutan)

 Pada awal tahun ajaran, sekolah dan Komite Sekolah


berkewajiban melaksanakan pendataan, pemetaan, dan
analisis kemampuan sosial ekonomi orangtua peserta
didik baru sebagai bahan penyusunan RAPBS.
  Pengurus Komite Sekolah yang meliputi Pengurus Komite
Sekolah Tetap dan Pengurus Komite Sekolah Tidak Tetap,
bersama sekolah menyusun RAPBS.
  Komite Sekolah Tetap beserta Komite Sekolah Tidak
Tetap mencermati RAPBS dan memutuskan menjadi
APBS untuk tahun ajaran yang berjalan.
 Komite tidak tetap merupakan wakil dari orang tua/wali
Peserta Didik Baru.
Penyusunan Rancangan APBS (lanjutan)

 Dalam memutuskan RAPBS menjadi APBS, pertemuan


Komite sekolah dihadiri oleh minimal separuh plus satu
dari jumlah Pengurus Komite Sekolah Tetap dan Komite
Sekolah Tidak Tetap melalui musyawarah mufakat.
 Dalam hal terjadi kebuntuan dalam memutuskan RAPBS
menjadi APBS, dapat dilakukan voting dengan jumlah
suara Pengurus Komite Sekolah Tidak Tetap paling banyak
sama dengan jumlah Pengurus Komite Sekolah Tetap yang
hadir.
 Penetapan APBS paling lambat dua bulan setelah
penerimaan peserta didik baru.
PENETAPAN APBS

Jika dua bulan setelah penerimaan peserta didik baru


APBS belum ditetapkan, anggaran sekolah tahun ajaran
yang bersangkutan menggunakan APBS tahun ajaran
sebelumnya sampai disetujuinya APBS yang baru.
APBS ditetapkan oleh kepala sekolah.
APBS yang sudah ditetapkan oleh kepala sekolah,
dimintakan persetujuan kepada Kepala Dinas;
Sebelum mendapat persetujuan Kepala Dinas, terhadap
APBS dilakukan pencermatan dan evaluasi oleh Dinas.
APBS yang disetujui oleh Kepala Dinas, dikembalikan ke
sekolah untuk disosialisasikan kepada orangtua/wali
peserta didik minimal melalui papan pengumuman
sekolah.
PELAKSANAAN APBS
(Azas Umum)
Semua penerimaan sekolah dan pengeluaran sekolah
dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan
pendidikan dianggarkan dalam APBS.
Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBS
merupakan batas tertinggi untuk setiap pengeluaran
belanja.
Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran
belanja jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia
atau tidak cukup tersedia dalam APBS.
Pengeluaran belanja sekolah mengunakan prinsip
hemat, tidak mewah, efektif, efisien, dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PELAKSANAAN APBS
(Azas Umum)

Dalam melaksanakan pengelolaan anggaran belanja


sekolah, berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan belanja sekolah yang
menggunakan dana Komite Sekolah dengan jenis
belanja yang sudah diatur dalam Standarisasi,
berpedoman pada Peraturan Walikota tentang
Standarisasi Harga Barang dan Jasa.
Atas beban APBS, tidak diperkenankan pengeluaran-
pengeluaran untuk membiayai kegiatan yang tidak
menunjang pendidikan
PELAKSANAAN APBS
Penyiapan dokumen pelaksanaan APBS

Kepala Sekolah melalui Bendahara sekolah, paling


lambat 3 (tiga) hari setelah APBS disetujui,
memberitahukan kepada semua unsur sekolah
penyelenggara kegiatan di sekolah untuk
menyusun proposal kegiatan.
Proposal kegiatan berisi program, kegiatan, dan
sasaran yang hendak dicapai, serta anggaran yang
disediakan untuk mencapai sasaran tersebut.
Penyelenggara kegiatan menyerahkan proposal
kegiatan kepada Kepala Sekolah paling lambat 1
(satu) bulan sebelum pelaksanaan kegiatan.
PELAKSANAAN APBS
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Sekolah

Semua pendapatan sekolah harus didukung oleh bukti


yang lengkap dan sah.
Komisi, rabat, potongan atau pendapatan lain dengan
nama dan dalam bentuk apa pun yang dapat dinilai
dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat
penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau
pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga,
jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta
pendapatan dari hasil pemanfaatan barang sekolah atas
kegiatan lainnya merupakan pendapatan sekolah.
Semua penerimaan sekolah disimpan dalam rekening
atas nama sekolah.
PELAKSANAAN APBS
Pelaksanaan Anggaran Belanja Sekolah

Setiap pengeluaran belanja atas beban APBS harus


didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
Bukti harus mendapat pengesahan oleh bendahara
sekolah dan kepala sekolah.
Bendahara sekolah sebagai wajib pungut pajak
penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan
seluruh penerimaan potongan dan pajak yang
dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai bank persepsi
atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PELAKSANAAN APBS
Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Sekolah

Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun ajaran


sebelumnya merupakan penerimaan pembiayaan yang
digunakan untuk:
menutupi defisit anggaran apabila realisasi
pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja;
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban
belanja langsung;
mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan
akhir tahun ajaran belum diselesaikan;
pembentukan dana cadangan
PELAKSANAAN APBS
Piutang Sekolah

Seluruh piutang sekolah diselesaikan seluruhnya


dengan tepat waktu.
Ketua Tim penyelenggara kegiatan di sekolah
melakukan penatausahaan atas penerimaan piutang
atau tagihan sekolah yan menjadi tangung jawab
sekolah.
Piutang atau tagihan sekolah yang tidak dapat
diselesaikan seluruhnya pada saat jatuh tempo,
diselesiakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
PELAKSANAAN APBS
Perubahan APBS
 Sekolah dapat melakukan perubahan terhadap APBS.
 Perubahan terhadap APBS dilakukan sesuai dengan mekanisme
penyusunan APBS.
 Perubahan terhadap APBS hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam satu
tahun ajaran.
 Perubahan terhadap APBS dilakukan apabila:
- terjadi penambahan dan/atau pengurangan anggaran dan/atau kegiatan,
- terjadi pergeseran anggaran antarkelompok belanja/biaya.
 Penambahan anggaran dilakukan terhadap penambahan yang bersumber
dari APBN dan/atau APBD Provinsi dan/atau APBD Kota dan/atau
masyarakat.
 Dalam hal terjadi penambahan dan/atau pengurangan terhadap anggaran
dan/atau kegiatan setelah dilakukan perubahan APBS, harus dilaporkan
dalam laporan pertanggungjawaban realisasi keuangan sekolah akhir tahun
ajaran.
PENGELOLAAN KAS

Dalam rangka pengelolaan kas, sekolah


menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;
menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
melakukan pembayaran;
mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek;
memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh
pendapatan tambahan;
menyusun pertanggungjawaban pengelolaan kas sekolah

Untuk mengelola kas , bendahara membuka rekening kas pada


bankyang sehat dan/atau ditunjuk.
PENATAUSAHAAN KEUANGAN SEKOLAH
Azas Umum
 Kepala Sekolah dan/atau bendahara sekolah yang menerima atau
menguasai uang/barang/kekayaan sekolah wajib menyelenggarakan
penatausahaan sesuai dengan Peraturan Walikota atau perundang-
undangan yang berlaku.
 Kepala Sekolah secara berkala wajib melakukan pemeriksaan terhadap
penatausahaan keuangan sekolah pada minimal setiap 3 (tiga) bulan
sekali.
 Dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar
penerimaan dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan APBS
ditandatangani oleh Bendahara Sekolah dan disahkan oleh Kepala
Sekolah.
 Kepala Sekolah yang menandatangani dan/atau mengesahkan
dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar
penerimaan dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan APBS
bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan akibat yang
timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.
PENATAUSAHAAN KEUANGAN SEKOLAH
Azas Umum

Penatausahaan menggunakan:
- Buku Kas Umum;
- Buku Bantu;
- Bukti Penerimaan;
- Bukti Pengeluaran;
- Bukti Penyetoran;
 Buku Kas Umum adalah buku yang digunakan untuk
mencatat semua penerimaan dan pengeluaran sekolah.
 Buku Bantu adalah buku yang digunakan untuk mencatat
rincian semua penerimaan dan pengeluaran sekolah.
 Bukti Penerimaan adalah bukti yang digunakan untuk
dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan penerimaan
sekolah.
 Bukti Pengeluaran adalah buku yang digunakan untuk
dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan pengeluaran
sekolah.
 Bukti Penyetoran adalah buku yang digunakan untuk
dokumen yang digunakan untuk menyetorkan uang ke bank.
PENATAUSAHAAN KEUANGAN SEKOLAH
Penatausahaan Penerimaan
 Bendahara sekolah wajib menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
 Bendahara sekolah wajib menutup Buku Kas Umum setiap akhir
bulan dan diketahui oleh Kepala Sekolah.
 Semua penerimaan harus dicatat dalam Buku Kas Umum.
 Selain dicatat pada Buku Kas Umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), semua penerimaan dicatat dalam buku bantu penerimaan
sesuai dengan jenis sumber dananya.
 Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam
Buku Bantu Bank.
 Bendahara sekolah wajib mempertanggungjawabkan atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Kepala
Sekolah.
PENATAUSAHAAN KEUANGAN SEKOLAH
Penatausahaan Pengeluaran

Bendahara sekolah wajib menyelenggarakan


penatausahaan terhadap seluruh pengeluaran atau
penggunaan dana yang menjadi tanggung jawabnya.
Semua pengeluaran harus dicatat dalam Buku Kas
Umum.
Selain dicatat pada Buku Kas Umum, semua
pengeluaran dicatat dalam buku bantu pengeluaran
sesuai dengan jenis kegiatan.
PENATAUSAHAAN KEUANGAN SEKOLAH
Pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran

Bendahara sekolah wajib mempertanggungjawabkan


atas penerimaan dan pengeluaran dana yang
menjadi tanggung jawabnya kepada Kepala sekolah
paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
Dalam mempertanggungjawabkan penerimaan dan
pengeluaran dana, bendahara sekolah menggunakan
Buku Kas Umum dan laporan realisasi penggunaan
dana.
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
APBS

Kepala sekolah menyusun laporan realisasi APBS


secara triwulanan sebagai hasil pelaksanaan
anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Laporan realisasi APBS triwulanan disampaikan
kepada Komite Sekolah dan Dinas paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBS

 Pada akhir tahun ajaran Kepala Sekolah menyusun laporan


pertanggungjawaban pelaksanaan APBS dan disampaikan kepada Komite
Sekolah dan Dinas.
 Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBS meliputi:
- laporan realisasi anggaran,
- rekapitulasi realisasi pelaksanaan kegiatan sekolah
 Laporan realisasi anggaran berisi informasi anggaran pendapatan dan
belanja beserta realisasinya dalam satu tahun ajaran.
 Rekapitulasi realisasi pelaksanaan kegiatan berisi informasi kegiatan yang
sudah dilakukan sekolah dalam satu tahun ajaran dan dilampiri RKAS yang
menjadi dasar penyusunan APBS.
 Setelah mencermati laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBS dari
Kepala Sekolah dan menyatakan benar, Komite Sekolah mengesahkan
laporan pertanggungjawaban.
 Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada Dinas paling lambat
akhir bulan Juli
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH
Pembinaan dan Pengawasan
 Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan pengelolaan keuangan
sekolah kepada sekolah yang dikoordinasikan oleh Dinas.
 Pembinaan meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi,
konsultasi, pendidikan dan pelatihan.
 Pemberian pedoman mencakup perencanaan dan penyusunan APBS,
pelaksanaan, penatausahaan dan akuntansi keuangan sekolah,
pertanggungjawaban keuangan sekolah, pemantauan dan evaluasi.
 Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi mencakup perencanaan
dan penyusunan APBS, pelaksanaan, penatausahaan dan akuntansi
keuangan sekolah, pertanggungjawaban keuangan sekolah yang
dilaksanakan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu, baik secara
menyeluruh kepada seluruh sekolah maupun kepada sekolah tertentu
sesuai dengan kebutuhan.
 Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan bagi Pengelola Keuangan sekolah.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH

Pembinaan dan Pengawasan

Dinas melakukan pengawasan terhadap


pelaksanaan Peraturan Walikota tentang Pedoman
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (APBS).
Pengawasan pengelolaan keuangan sekolah
berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH

Pemeriksaan

Pemeriksaan pengelolaan dan


pertanggungjawaban keuangan sekolah dilakukan
oleh instansi yang berwenang di bidang
pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
SANKSI

Pelanggaran terhadap Peraturan Walikota ini


dikenai sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PENUTUP

Dengan berlakunya peraturan ini, maka ketentuan-


ketentuan yang bertentangan dengan peraturan ini
dinyatakan tidak berlaku.

TERIMA KASIH . . . . . . . . . . .
Tunjangan Kelebihan Jam Mengajar
 Kepada para pendidik yang memiliki jumlah jam mengajar
lebih dari 18 jam mengajar perminggu diberikan tunjangan
kelebihan jam mengajar dengan ketentuan sebagai berikut:
 Setiap kelebihan 1 (satu) jam mengajar dihargai Rp.
25.000,00.
 Jumlah kelebihan jam mengajar yang bisa diberikan
tunjangan maksimal 6 jam mengajar
 Sesuai peraturan yang berlaku selama ini, maka jumlah
pemberian tunjangan kelebihan jam mengajar dihitung per
minggu. Tunjangan diberikan dengan perhitungan bahwa
jumlah jam mengajar per minggu setara dengan jumlah
jam mengajar sebulan .
Tunjangan kelebihan jam kerja
 Kepada para pendidik/pegawai yang bekerja di luar jam
kerja atau pada hari libur dapat diberikan tunjangan
kelebihan jam kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
 Tunjangan kelebihan jam kerja bagi pendidik/pegawai
golongan III dan IV sebesar Rp. 6.000,00 per jam dan bagi
pendidik/pegawai golongan I dan II sebesar Rp. 5.000,00
per jam, serta pendidik/pegawai tidak tetap sebesar Rp.
4.000,00 per jam.
 Untuk pelaksanaan pekerjaan di luar jam kerja atau pada
hari libur dapat diberikan uang makan sebesar Rp.
8.000,00 sehari.
 Waktu kerja lembur pada hari kerja paling banyak selama 3
jam sehari atau 14 jam seminggu
Tunjangan kelebihan jam kerja

 Kerja lembur yang dilaksanakan pada hari kerja melebihi 3


jam sehari, pembayaran tunjangan lembur paling banyak
diberikan untuk 3 jam kerja lembur.
 Dalam hal kerja lembur yang dilaksanakan pada hari libur
kerja waktu kerja lembur dalam sehari paling banyak 8 jam
kerja.
 Tunjangan kelebihan jam kerja/lembur diberikan dengan
ketentuan :
 1). Harus ada surat perintah lembur
 2). Harus ada daftar hadir peserta lembur
 3). Syarat-syarat tersebut harus disertakan dalam surat
pertanggungjawaban
Tunjangan Pengelola Kegiatan

Jabatan JUMLAH ANGGARAN SATUAN PENDIDIKAN


s/d 50 s/d di atas
5 s/d 10 10 s/d 30 30 s/d 50
100 100
juta juta juta
5 juta juta juta
Ketua 25,000.00 35,000.00 45,000.00 50,000.00 65,000.00 80,000.00

Sekretaris 20,000.00 30,000.00 40,000.00 45,000.00 60,000.00 65,000.00


Bendahar
a 15,000.00 25,000.00 35,000.00 40,000.00 55,000.00 60,000.00

Staf 10,000.00 20,000.00 30,000.00 35,000.00 50,000.00 55,000.00


PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Biaya investasi
Biaya operasi
Biaya personal
Azas Umum dan Struktur APBS
Bagian Keenam: Surplus Pembiayaan Sekolah

Pembiayaan sekolah adalah semua penerimaan yang


perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun ajaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun ajaran
berikutnya.
Pembiayaan sekolah meliputi penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Komponen APBS Dana Komite sekolah

Belanja untuk kegiatan urusan kurikulum:


 Ulangan tengah dan akhir semester, TPHBS/Latihan ujian, Ujian
sekolah/nasional, ulangan kenaikan kelas, bahan dan alat
pembelajaran/praktik, buku referensi guru, . . .
Belanja untuk kegiatan urusan sarana prasarana:
 Perawatan dan pemeliharaan gedung, dana sharing, pemerilaharaan
inventaris kantor, media, pengadaan, .. .
Belanja untuk kegiatan urusan kehumasan:
 Rapat, Komite sekolah, pencitraan publik, kemitraan, praktik industri,
home visit . . .
Belanja untuk kegiatan urusan kesiswaan:
 Ekstrakurikuler, lomba, MOS,. . .
Belanja untuk kegiatan kerumahtanggaan/Umum:
 Pengelolaan Administrasi Perkantoran, minum, jasa dan daya, . . .
Komponen APBS Dana Komite sekolah

Belanja untuk kegiatan urusan kurikulum:maksimal 50 %


 Ulangan tengah dan akhir semester, TPHBS/Latihan ujian, Ujian
sekolah/nasional, ulangan kenaikan kelas, bahan dan alat
pembelajaran/praktik, buku referensi guru, . . .
Belanja untuk kegiatan urusan sarana prasarana:maksimal 30%
 Perawatan dan pemeliharaan gedung, dana sharing, pemerilaharaan
inventaris kantor, media, pengadaan, .. .
Belanja untuk kegiatan urusan kehumasan:maksimal 20%
 Rapat, Komite sekolah, pencitraan publik, kemitraan, praktik industri,
home visit . . .
Belanja untuk kegiatan urusan kesiswaan:maksimal 40%
 Ekstrakurikuler, lomba, MOS,. . .
Belanja untuk kegiatan kerumahtanggaan/Umum:maksimal 30%
 Pengelolaan Administrasi Perkantoran, minum, jasa dan daya, . . .
Komponen APBS Dana Komite sekolah
 Kegiatan Belajar Mengajar  30 %
 Bahan Pembelajaran  10 %
 Langganan Daya dan Jasa  5%
 Kegiatan Kesiswaan  10 %
 Biaya Peralatan dan Perawatan ...%
 Belanja Pegawai/kesejahteraan pegawai ...%
 ATK ...%
 Dana Pendampingan ...%
 Kegiatan Humas ...%
 Pengembangan Sarana Prasarana dan kelembagaan ...%
 Kegiatan Komite Sekolah  10 %
 Pengembangan Profesi Pendidik dan Tenaga Pendidikan  . . . %
 Pengelolaan Administrasi Perkantoran ...%
PENGERTIAN
 Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia;
 Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
 Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta;
 Walikota adalah Walikota Yogyakarta;
 Dinas adalah Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta;
 Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta;
 Sekolah adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta Taman Kanak-Kanak (TK);
 Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah
serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan;
  Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah yang selanjutnya disingkat RAPBS adalah rancangan
pengelolaan keuangan sekolah dalam satu tahun ajaran;
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah yang selanjutnya disingkat APBS adalah anggaran pendapatan dan
belanja sekolah dalam satu tahun ajaran.
 Penerimaan sekolah adalah uang yang masuk ke kas sekolah.
 Pendapatan sekolah adalah hak yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
 Pengeluaran sekolah adalah uang yang keluar dari kas sekolah.
 Belanja sekolah adalah kewajiban sekolah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
 Pembiayaan sekolah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun ajaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun ajaran berikutnya.
 Pengelolaan Keuangan sekolah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan sekolah.
 Penatausahaan adalah kegiatan menerima, mencatat, menyimpan, mendokumentasikan, menyetor,
membayar, dan mempertanggungjawabkan keuangan yang menjadi tanggung jawabnya.
Azas Umum dan Struktur APBS Bagian
Ketiga: Belanja sekolah

Belanja langsung meliputi: • belanja barang dan jasa yang terdiri dari:
- belanja bahan pakai habis;
 belanja pegawai yang terdiri
- belanja bahan material;
dari: - belanja jasa kantor;
- honor Tim; - belanja perawatan kendaraan bermotor;
- uang lembur; - belanja cetak dan penggandaan;
- belanja sewa sarana mobilitas;
- belanja sewa perlengkapan peralatan
 Belanja Modal (BM) yang kantor;
terdiri dari: - belanja makanan dan minuman;
- belanja pakaian dinas, seragam;
- BM alat angkutan darat - belanja perjalanan dinas;
bermotor dan tidak - belanja kursus, pelatihan, sosialisasi, dan
bermotor; bimbingan teknis;
- belanja pemeliharaan.
- BM pengadaan alat-alat
bengkel dan laboratorium;
- BM gedung dan bangunan.

You might also like