You are on page 1of 7

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH

TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA


GASIFIKASI BATUBARA

Disusun Oleh :
1. Evy Patmawati

073.11.035

2. Fokky Adhimas

073.11.041

3. Golda Claudia

073.11.044

4. I Komang Arif Budiasa 073.11.047


5. Rayhan Ramadhan

073.11.079

Program Studi Teknik Pertambangan


Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakti
Jakarta
2015

Bab I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang

Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari endapan organik,


utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.
Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga
adalah batuan organik yang memiliki sifat fisika dan kimia yang kompleks.
Potensi sumberdaya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau
Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai
batubara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan
keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih memiliki 160 miliar ton
cadangan batubara yang belum dieksplorasi. Cadangan tersebut sebagian besar
berada di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Namun upaya eksplorasi
batubara kerap terkendala status lahan tambang. Daerah-daerah tempat cadangan
batubara sebagian besar berada di kawasan hutan konservasi. Rata-rata produksi
pertambangan batubara di Indonesia mencapai 300 juta ton per tahun. Dari jumlah
itu, sekitar 10 persen digunakan untuk kebutuhan energi dalam negeri, dan
sebagian besar sisanya (90 persen lebih) diekspor ke luar.
Di Indonesia, batubara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel
fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis
batubara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai
berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batubara hanya Rp 0,09/kilokalori,
(berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter). Dari segi kuantitas batubara
termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat
berlimpah, mencapai puluhan miliar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk
memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya,
Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara dan mengubahnya menjadi
energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2,
SO2, NOx dan CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai
tambah tinggi. Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna
dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain
yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini
adalah likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batubara.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai gasifikasi
batubara. Gasifikasi adalah suatu teknologi proses yang mengubah batubara dari
bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas. Berbeda dengan pembakaran
batubara, gasifikasi adalah proses pemecahan rantai karbon batubara ke bentuk

unsur atau senyawa kimia lain. Secara sederhana, batubara dimasukkan ke dalam
reaktor dan sedikit dibakar hingga menghasilkan panas. Sejumlah udara atau
oksigen dipompakan dan pembakaran dikontrol dengan uap agar sebagian besar
batubara terpanaskan hingga molekul-molekul karbon pada batubara terpecah dan
dirubah menjadi coal gas. Coal Gas merupakan campuran gas-gas hidrogen,
karbon monoksida, nitrogen serta unsur gas lainnya. Gasifikasi batubara
merupakan teknologi terbaik serta paling bersih dalam mengkonversi batubara
menjadi gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik.

1.2

Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain

:
1. Apa saja tahapan pada proses gasifikasi batubara?
2. Reaksi apa saja yang terjadi pada gasifikasi batubara?
3. Apa kelebihan dari gasifikasi batubara?

1.3

Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tahapan proses gasifikasi batubara.
2. Dapat menentukan reaksi apa saja yang terjadi pada gasifikasi batubara.
3. Mengetahui kelebihan yang didapat dari gasifikasi batubara.

Bab II
Pembahasan
Gasifikasi adalah proses konversi bahan bakar padat menjadi gas melalui
reaksi dengan satu atau campuran reaktan udara, oksigen, uap air, karbon
dioksida. Proses Gasifikasi bertujuan untuk menghasilkan produk gas yang sesuai
dengan penggunaannya baik sebagai sumber energi atau sebagai bahan baku
industri kimia. Gas gasifikasi biasa dikenal sebagai Produser Gas. Proses
gasifikasi batubara merupakan proses konversi secara kimia dari batubara yang
berbentuk partikel atau Padatan menjadi gas yang bernilai bakar atau combustible.
Pada dasarnya gasifikasi batubara adalah reaksi oksidasi parsial dari batubara
dengan oksigen atau udara. Proses gasifikasi dilakukan dalam suatu reaktor yang
disebut dengan gasifier. Combustible gas yang dapat dihasilkan dari proses
gasifikasi adalah CO, H2, CH4 dan sebagainya. Gas produk gasifikasi ini dapat
digunakan langsung sebagai bahan bakar, bahan baku proses sintesa atau bahan
kimia lainnya.
Teknologi gasifikasi yang digunakan untuk konversi batubara menjadi
bahan bakar gas dikenal dengan nama gasifier. Beberapa teknik yang biasa
digunakan untuk proses gasifikasi adalah:
1. Fixed bed gasification atau gasifikasi batubara secara unggun diam.
2. Fluidized bed gasification atau gasifikasi batubara terfluidisasi
3. Entrained bed gasification atau gasifikasi batubara tersembur.
Dari ketiga teknik tersebut, yang paling sederhana dan murah untuk aplikasi
sebagai bahan bakar adalah proses gasifikasi dengan metoda fixed bed
gasification.
Pada proses gasifikasi akan dihasilkan abu (ash removal) yang merupakan
kotoran dari batubara. Abu ini dapat dikeluarkan secara langsung pada operasi
temperatur rendah (non-slagging gasifier) sebagai dry ash atau dikeluarkan pada
operasi slagging gasifier pada temparatur tinggi, sebagai liquid ash dengan
viskositas rendah.

2.1

Tahapan gasifikasi

Tahapan gasifikasi batubara meliputi pengeringan, devolatilisasi, oksidasi,


dan reduksi. Tahap Pengeringan bertujuan untuk mengeluarkan atau
menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam batubara. Devolatilisasi
merupakan proses pemanasan batubara sampai terjadi dekomposisi menjadi arang,

tar dan gas. Tahapan oksidasi merupakan proses pembakaran zat terbang hasil
devolatilisasi untuk memanaskan arang. Pemanasan ini mengakibatkan sebagian
arang akan teroksidasi dan sisanya mengalami proses reduksi.
Dalam gasifier arang direduksi oleh steam atau kukus dan CO2
menghasilkan gas H2 dan CO. Peningkatan jumlah atau laju steam atau kukus
mengakibatkan penurunan gas CO pada gas produk, namun akan meningkatkan
kandungan H2 dan CO2 melalui reaksi geser atau shift reaction. Komposisi gas
yang dihasilkan ditentukan oleh temperatur dengan mengatur laju oksigen yang
digunakan.
Panas yang dihasilkan dari reaksi oksidasi digunakan untuk tahapan yang
melibatkan proses atau reaksi endotermis seperti reaksi reduksi, proses
devolatilisasi dan tahapan pengeringan.

2.2

Reaksi pada proses gasifikasi batubara

Reaksi-reaksi utama yang terjadi selama proses gasifikasi batubara adalah


sebagai berikut :
1. Reaksi Drying/Moisture Release
Drying merupakan proses pemanasan batubara pada temperatur antara 100
250 celcius. Pemanasan ini akan menghilangkan atau menguapkan air yang
terkandung dalam batubara. Adapun mekanismenya mengikuti reaksi berikut :
Batubara + panas > batubara + air (H2O, uap air)
Panas yang diperlukan untuk Penghilangan kandungan air ini diperoleh
dari panas hasil reaksi pembakaran char atau reaksi oksidasi karbon dalam char
dengan oksigen. Air dalam fasa uap ini dapat berreaksi dengan gas lain yang
terjadi selama proses gasifikasi.

2. Reaksi Decomposition/Pyrolysis/Devolatilization
Setelah mengalami proses penghilangan air, Batubara akan mengalami
proses pyrolysis yaitu penguraian batubara pada temperatur tinggi menjadi char,
tar, dan volatile mater. Proses ini berlangsung pada temperatur antara 200 500
celcius. Mekanisme reaksi pyrolysi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Batubara + panas > char + tar + gas
Pyrolysis merupakan proses yang sifatnya endothermik. Panas yang
diperlukan untuk terjadinya proses ini diperoleh dari reaksi oksidasi karbon dalam
char dengan oksigen dari udara. Proses ini biasa juga disebut dengan
devolatilisasi.

3. Reaksi Reduction/Gasification
Proses reduksi merupakan tahap utama dari gasifikasi. Pada tahap ini gas
mampu bakar dihasilkan. Gas hasil reaksi reduksi ini biasa disebut sebagai gas
produser atau syntetic gas atau syngas. Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap ini
sifatnya endothermik. Panas yang dibutuhkan dipasok dari panas hasil reaksi
oksidasi. Reaksi-reaksi reduksi pada tahap ini secara stoikiometrik adalah:
a.

Reaksi uap air atau steam reaction yaitu reaksi reduksi antara karbon
dalam char dengan uap air sesuai dengan reaksi berikut :
C (char) + H2O + panas > CO (gas) + H2 (gas)
Reaksi ini menghasilkan produk gas yang mampu bakar (syngas).
Secara stoikiometrik karbon yang berreaksi dengan uap air akan
menjadi gas karbon monoksida dan gas hidrogen. Kedua gas ini
merupakan komponen utama dari hasil gasifikasi.

b.

Reaksi karbon dengan gas karbon dioksida pada tahap ini akan mengikuti
reaksi berikut :
C (char) + CO2 + panas > 2 CO
Reaksi ini menghasilkan produk gas yang mampu bakar yaitu gas
karbon monoksida. Karbon dalam char yang berreaksi dengan gas
karbon dioksida akan dikonversi menjadi gas mampu bakar karbon
monoksida. Reaksi ini biasa disebut sebagai Boudouard reaction.

c.

Reaksi Geser atau Shift Reaction


Uap air yang ditambahkan akan berreaksi dengan gas CO2 membentuk
gas CO sesuai dengan reaksi berikut :
CO2 (gas) + H2O (uap) + panas > CO (gas) + H2 (gas)
Kedua Produk gas yang dihasilkan ini merupakan gas yang memiliki
nilai mampu bakar.

d.

Reaksi Oxidation/Combustion
Proses oksidasi merupakan reaksi yang melibatkan reaktan oksigen
sebagai oksidatornya. Karbon dalam char akan dioksidasi menjadi gas
karbon dioksida atau karbon monoksida. Produk gas yang dihasilkan
tergantung pada jumlah oksigen yang ditambahkan.

2.3

Keuntungan gasifikasi batubara


Dengan penerapan teknologi ini, selain ketergantungan terhadap
BBM dapat dikurangi, dan secara tidak langsung akan mengurangi beban
subsidi, akibat tingginya harga minyak dunia, juga akan meningkatkan
nilai tambah batubara, menambah devisa dan membuka kesempatan
lapangan pekerjaan.
Secara garis besar keuntungan proses gasifikasi batubara antara lain :
1. Kotoran dalam batubara seperti sulfur, nitrogen dan banyak elemen
lainnya - hampir seluruhnya dapat disaring saat batubara diubah
menjadi gas.
2. Gasifikasi batubara juga dapat memanfaatkan batubara muda yang
jumlahnya di Indonesia mencapai 70%.
3. Gasifikasi batubara tidak mengandung resiko.
4. Gasifikasi batubara tidak berbau.
5. Gasifikasi batubara lebih ramah lingkungan.

You might also like