Professional Documents
Culture Documents
muntahan
serta
pemeriksaan
sumber
makanan
yang
Pada hari senin tanggal 11 maret 2013 pukul 09.00 WIB tim surveilans
epidemiologi dari dinas kesehatan kota pekanbaru, kesling, dan promkes
melakukan penyelidikan Epidemiologi ulang ke Kelurahan Lembah Damai RT 04
RW 07 untuk memberikan mendapat kejelasan mengenai kejadian KLB
Keracunan dari warga yang terpapar akibat mengkonsumsi singkong.
I.B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui besar dan luasnya masalah serta gambaran epidemiologi
peningkatan kasus diduga keracunan pangan di Kelurahan Lembah
Damai Rumbai Pesisir.
2. Tujuan Khusus
o
Memastikan KLB keracunan pangan.
o
Mengetahui distribusi kasus secara epidemiologi .
o
Megetahui Attack Rate kasus keracunan pangan.
o
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
o
o
tersebut.
Mengetahui besarnya masalah yang ditimbulkan.
Mengetahui sumber masalah dan cara penyebaran KLB.
I.C. METODOLOGI
Penyelidikan KLB keracunan pangan ini menggunakan rancangan penelitian
epidemiologi deskriptif dengan menggunakan desain studi kasus. Data primer
diperoleh dengan melakukan investigasi langsung dengan warga yang terpapar
keracunan pangan di kelurahan Lembah Damai.
I.D. HASIL PENYELIDIKAN KLB
Pada hari senin tanggal 11 Maret 2013 pukul 09.00 WIB tim Surveilens dari
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru turun ke kelurahan lembah damai kecamatan
rumbai pesisir sebanyak 14 orang terdiri dari 3 team yaitu team survelen, team
kesling ,team promkes dan di bantu oleh mahasiswa stikes hangtuah.
Jumlah Kasus
1. Mual
64,2
2. Muntah
64,2
3. Pusing
50
4. Kejang perut
14,2
5. Tampa gejala
28,5
Dari table di atas terlihat gejala yang paling dominan adalah mual dan
muntah (64,2 %).
I.E. DEFINISI KASUS
Berdasarkan distribusi frekwensi menurut gejala seperti terlihat pada Tabel
1 di dapatkan definisi kasus sebagai berikut :
Warga yang mengkomsumsi olahan singkong di kelurahan lembah
damai rumbai pesisir adalah dengan gejala mual, muntah, dan pusing
dengan atau tanpa gejala lain
I.F. WAKTU
Waktu terjadinya penyakit dapat dilihat pada tabel masa inkubasi dan kurva
epidemik.
4
No
Nama
Penyakit
Disingkirkan
Periode
Terpendek
Terpanjang
Selisih
Sebagai
KLB
Etiologi
Keracunan
1
Singkong
I.G. ORANG
Tabel 3 : Distribusi Kasus KLB Keracunan Pangan di Kelurahan
Lembah Damai Rumbai Pesisir pada tanggal 10 Maret 2013
Menurut Golongan Umur
No Gol.
Umur
Populasi
Kasus
Meninggal AR/100
CFR/100
Rentan
<1
14
59
50
100
10 14
100
15 44
45 +
Total
14
Dari tabel diatas terlihat bahwa kasus terbanyak terjadi pada golongan umur
15-44th.
No
Jenis
Populasi
Kelamin
rentan
1. Laki-laki
Kasus
42,8 %3
57,2 %4
14
100 % 7
50
33.3
50
50
14,2
Perempuan
2.
Total
kepada
RT/RW melalui
Lurah
untuk
tidak
2. Semua minyak atau bekas gorengan dan sambal untuk tidak digunakan.
II.B. TUJUAN
Tujuan penelitian cross sesctional menurut Budiarto (2004) yaitu sebagai
berikut:
a) Mencari prevalensi serta indisensi satu atau beberapa penyakit tertentu
yang terdapat di masyarakat.
8
II.E. CIRI-CIRI
9
pemajan
jelas
kaitannya
hubungan
sebab
akibatnya
(Notoatmodjo, 2002).
Penelitian cross sectional ini, peneliti hanya mengobservasi fenomena pada
satu titik waktu tertentu. Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun
eksplanatif,
menjelaskan
hubungan
satu
variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan
suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara
kelompoksampling pada satu titik waktu tertentu. Namun penelitian crosssectional tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika perubahan
kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode waktu yang
berbeda, serta variabel dinamis yang mempengaruhinya (Nurdini, 2006).
Cross
Sectional
(potong-lintang)
Adalah
studi
epidemiologi
yang
Sectional
(potong-lintang)
adalah
studi
Epidemiologi
yang
Studi ini untuk meneliti prevalensi penyakit, atau paparan, atau keduaduanya, pada suatu populasi tertentu. Prevalensi adalah proporsi kasus (individuindividu berpenyakit) dalam suatu populasi pada satu saat. Karena pengukuran
pada satu saat, maka prevalensi disebut juga prevalensi titik (point
prevalence).
a.
OLAHRAGA
PJK +
PJK
TOTAL
AKTIF
50 (a)
200 (b)
250 (a+b)
TIDAK AKTIF
50 (c)
750 (d)
750 (c+d)
TOTAL
100
900
1000
13
Prevalens 1
= a / (a+b) = 50 / 250
= 20%
adalah proporsi PJK diantara orang2 yg aktif OR
Prevalens 2
= c / (c+d) = 50 / 750
= 6,7%
adalah proporsi PJK diantara orang2 yg tidak aktif OR
2.
Budiarto (2004) yaitu hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). Pada setiap ibu hamil yang akan melahirkan
dilakukan pemeriksaan Hb kemudian setelah bayi lahir ditimbang berat badannya.
14
dan
KEKURANGAN
DESAIN
STUDI
CROSS
SECTIONAL
a. Kelebihan
Mudah dilakukan dan murah, karena tidak memerlukan follow-up.
Efisien untuk mendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan
distribusi sejumlah karakteristik populasi, misalnya umur, jenis kelamin,
ras, ataupun status sosial ekonomi.
Dapat digunakan oleh administrator kesehatan untuk merencanakan
fasilitas, pelayanan, ataupun program kesehatan.
Dapat untuk memformulasikan hipotesis hubungan kausal yang akan
diuji dalam studi analitik lainnya.
16
17
epidemiologi
adalah
untuk
menentukan
pencegahan
dan
III.E. PENGERTIAN
Rancangan penelitian kohort adalah sebuah rancangan penelitian dimana
peneliti mengelompokkan atau mengklasifikasikan kelompok terpapar dan tidak
terpapar, kemudian diamati sampai waktu tertentu untuk melihat ada tidak efek
atau penyakit yang timbul.
Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko
dan efek (penyakit atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi
berdasarkan perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti sepanjang periode
waktu tertentu untuk melihat berapa banyak subjek dalam masing-masing
kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan.
19
III.F. CIRI-CIRI
Pada studi kohort, pemilihan subjek dilakukan berdasarkan status
paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek
mengalami outcome yang diamati atau tidak. Studi kohort memiliki karakteristik:
1. Studi kohort bersifat observasionaL.
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat.
3. Studi kohort sering disebut sebagai studi insidens.
4. Terdapat kelompok kontrol.
5. Terdapat hipotesis spesifik.
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif.
7. Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder.
III.G, SKEMA
W a k t u p e n e lit ia n d im u la i
D IIK U T I P R O S P E K T IF
A p a k a h te r ja d i e fe k ?
E fe k (+ )
III.H. KELEBIHAN dan KEKURANGAN
KOHORT
F a k t o rSTUDI
r i s i k o (PENELITIAN
+)
Kelebihan dari penelitian kohort antara lain :
1. Kesesuaian dengan logika studi eksperimental dalam membuatE inferensi
fe k (-)
S u b y e k ta n p a
kausal,
f a k t o r rdimulai
i s i k o & dengan menentukan penyebab diikuti akibat, karena pada
ta n p a e fe k
awal penelitian telah dipastikan bahwa semua subjek tidakE f terdapat
e k (+ )
penyakit, maka konseksuensi
dan penyakit dapat
F a kwaktu
t o r r i s i kpaparan
o (-)
21
22
dan
menganalisis
data.
Analisis
dilakukan
dengan
24
Pemajanan
Insiden Penyakit
Sakit
Tak
Jumlah
- (b)
- (d)
b+d
a+b
c+d
N
Sakit
Positif
Negatif
Jumlah
+ (a)
+ (c)
a+c
+
-
+
193
93
286
2.723
4.859
7.582
Jumlah
2.916
4.952
7.868
Resiko
0,066
0,018
untuk penyakit yang jarang dapat kehilangan subjek, tidak dapat meneliti paparan
lain, retrospektif butuh catatan yang lengkap dan akurat. Pelaksanaan terdiri dari
menentukan kelompok yang diteliti, Penetapan sampel, Pengambilan data dan
pencatatan, Pengolahan dan analisis data hasil penelitian
III.L. Saran
Dari makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui mengetahui
rancangan penelitian kohort meliputi pengertian, tujuan, ciri-ciri, skema,
kelemahan, kelebihan dan pelaksanaan dan aplikasinya.
27
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arisman. (2009). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Hal. 93.
2.
3.
3.
Bernas, Keracunan di pesta, satu meninggal, http://www.indomedia.com/
bernas/030202/04/ utama, diakses 17-03-2005.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
http://infobudidaya.blogspot.com/2012/03/makalah-cross-sectional-ataupotong.html
13.
http://www.kti-skripsi.net/2009/06/penelitian-cross-sectional.html
14.
http://kamuskesehatan.com/arti/plasebo/
15.
http://health.detik.com/read/2009/11/13/083037/1240927/766/plasebo-obatmujarab-tanpa-bahan-kimia
16.
http://medicalera.com/3/18613/efek-plasebo
29