You are on page 1of 13

MAKALAH SEJARAH

LAHIRNYA PANCASILA

Disusun oleh :
1. Delta Eka Pratiwi ( 7 )
2. Hashfi Zulfauzi ( 10 )
3. Iin Nurindahsari ( 11 )
4. Novianti Rizanni ( 24 )
5. Rika Rofiana ( 25 )
Kelas XII IPA 2

SMA Negeri Yosowilangun


Jl. Raya Kebonsari Kotak Pos 2 Yosowilangun
Telp: (0334)390170 Lumajang, 67382

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya Sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yangsangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salahsatu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pendidikan dalam profesi keguruan.
Semoga makalah ini membantu menambah pengetehuan danpengalaman bagi
para pembac, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
masih kurang. Olehkarena itu saya harapkan para pembaca untuk memberikan
masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaann makalah ini.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah... 1
1.3 Tujuan Penyusunan. 1

BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
2.1 Pengertian Pancasila.. 2
2.2 Awal Mula Pancasila. 2
2.3 Sejarah Lahirnya Pancasila....
3
2.4 Arti symbol-simbol Garuda Pancasila
6
BAB III
PENUTUP ..................................................................................... .
8
3.1 Kesimpulan. 8
3.2 Saran 8
DAFTAR
9

PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dalam rangka menumbuhkan kesadaran secara bersama-sama dan bersatu
mempertahankan keutuhan bangsa dan tanah air maka diperlukan pendidikan sejarah dan
asal-usul Pancasila. Pemahaman pancasila dalam aspeks sejarah memang sangat berguna
dalam perwujudan kehidupan mayarakat berbangsa yang didasari dengan nilai kebersamaan,
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan tata budaya bangsa Indonesia. Sejarah pancasila
juga merupakan bagian dari proses sosialisasi budaya nasional yang berasal dari kebhinekaan
tata budaya daerah, yang telah menyatu dan diakui keeksistensiannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara melalui pengembangan proses kehidupan berbudayadan
mempersiapkan kematangan pola pikir, sikap dan perilaku manusia.
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur.Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara
seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga
tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan
bangsa
Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara
negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun
di daerah.

1.2
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Apakah arti dari Pancasila?
Darimanakah asal mula adanya Pancasila?
Bagaimanakah sejarah lahirnya Pancasila?
Apakah arti dari simbol-simbol yang ada dalam Garuda Pancasila?

1.3
1.
2.

Tujuan Penyusunan
Mampu menjabarkan arti dari kata Pancasila.
Mampu menjelaskan asal mula adanya Pancasila.

3.
4.

Mampu menjelaskan pandangan Pancasila dalam Tri Prakara.


Mampu mendeskripsikan arti dari simbol-simbol yang ada dalam Garuda Pancasila.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1

1.
2.

1.
2.
3.
4.
5.
2.2

Pengertian Pancasila
Pancasila dilihat dari Bahasa (Etimologi), Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dan
memiliki dua pengertian, yaitu :
Panca artinya Lima dan Sila dengan vocal i pendek artinya Batu Sendi atau Dasar
Panca artinya Lima dan Sila dengan vocal i panjang artinya Peraturan tingkah laku yang
baik atau yang senonoh
Jadi, secara Bahasa, kata Pancasila dengan vocal i pendek memiliki makna Berbatu
sendi lima atau Dasar yang memiliki lima unsur. Adapun kata Pancasila dengan vocal i
panjang bermakna Lima aturan tingkah laku yang baik. Pancasila yang dimaksudkan
bangsa Indonesia sekarang adalah Pancasila dengan vocal i pendek, yakni Dasar yang
memiliki 5 unsur.
Sejak zaman dahulu, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal istilah
Pancasila. Sebenarnya, perkataan Pancasila pada awalnya terdapat dalam kepustakaan
Buddha dan India. Dalam ajaran Buddha terdapat ajaran moral yang harus dilaksanakan oleh
para penganutnya untuk mencapai kesempurnaan hidup. Setiap golongan berbeda kewajiban
moralnya. Ajaran moral tersebut meliputi Dasasyila, Saptasyila, dan Pancasyila.
Dengan masuknya kebudayaan India ke Indonesia melalui penyebaran agama Hindu
dan Buddha, maka ajaran Pancasyila pun masuk kedalam kepustakaan Jawa, terutama pada
masa Kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah
Mada.Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara
Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV
yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Mpu Tantular, dalam buku Sutasoma ini, selain mempunyai arti Berbatu sendi
yang lima (dari bahasa Sanskerta) Pancasila juga mempunyai arti Pelaksanaan kesusilaan
yang lima (Pancasila Krama)juga sering disebut dengan istilah Ma Limo yakni :
Dilarang Mateni (Membunuh)
Dilarang Maling (Mencuri)
Dilarang Madon (Berzina)
Dilarang Mabok (Minum-minuman keras)
Dilarang Main (Berjudi)
Asal Mula Pancasila

1.

2.

3.

4.

Mengenai asal mula Pancasila, Prof. Dr., Drs. Notonagoro, S.H. dalam
bukunya Pancasila secara Ilmiah Populer (1975) menyebutkan ada beberapa macam asal
mula atau sebab-musabab Pancasila dapat dipakai falsafah negara, yakni causa materialis,
causa formalis, sebagai sambungan dari causa formalis dan causa finalis, causa efisien atau
asal mula.
Causa Materialis
2
Artinya asal mula bahan, yaitu bangsa Indonesia sebagai bahan terdapat dalam adat
kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.
Causa Formalis
Artinya asal mula bentuk atau bangun dan causa finalis atau asal mula tujuan, yaitu Bung
Karno dan Bung Hatta sebagai pembentuk negara, BPUPKI adalah asal mula bentuk atau
bangun atau asal mula tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara.
Sebagai Sambungan dari Causa Formalis dan Causa Finalis
Artinya adalah sembilan orang anggota BPUPKI termasuk Bung Karno dan Bung Hatta,
sebagai asal mula sambungan dalam asal mula bentuk maupun asal mula tujuan Pancasila
sebagai calon dasar filsafat negara. Dengan cara menyusun rencana pembukaan UUD 1945,
yang didalamnya terdapat Pancasila dan juga BPUPKI menerima rencana tersebut dengan
perubahan.
Causa Efisien atau Asal Mula Karya
Artinya adalah PPKI yang menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat negara, (sebelum
ditetapkan PPKI, istilahnya masih calon dasar filsafat negara).
Selanjutnya, dijelaskan bahwa berdasarkan teori causa materialis dapat digambarkan
pada kenyataan, yaitu kondisi sebelum diproklamirkan negara, perumusan menjadi dasar
kerohanian atau dasar filsafat negara RI pada masa perjuangan kemerdekaan dengan
dimulainya sidang-sidang BPUPKI, kemudian melalui penyampaian tokoh-tokoh,
diantaranya Mr. Moh. Yamin, Prof. Soepomo dan Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei, 31 Mei
dan 01 Juni 1945
Berdasarkan teori Causa Formalis dan Causa Finalis, digambarkan sebagaikondisi yang
ada pada saat perumusan rancangan-rancangan mukadimah hukum dasar yang merupakan
hasil perumusan tanggal, 22 Juni 1945 dan kemudian bisa diterima oleh anggota BPUPKI
pada tanggal, 10 Juli 1945, saat sidang terakhir.
Untuk memenuhi teori efisiensi, dapat ditunjukkan melalui kondisi sesudah masa
proklamasi kemerdekaan RI, yang kegiatan lembaga BPUPKI telah beralih ke lembaga PPKI
dengan tugas berbeda, yaitu meletakkan dasar negara, pembukaan UUD dan UUD RI 1945.

2.3 Sejarah Lahirnya Pancasila


1) Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa
Zaman Kuno
Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam
unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat, yaitu terkait dengan sistem kepercayaan.

Zaman Kolonial
Masuknya Belanda: VOC (1602), perlawanan rakyat abad XVII-XIX bersifat kedaerahan
dan lokal, sehingga mudah dipatahkan.
Perlawanan rakyat abad XX, ditandai :
Munculnya paham nasionalisme, liberalisme, dan demokrasi.
Pengaruh kemenangan bangsa Asia terhadap Eropa.
3
Munculnya Pergerakan nasional Indonesia.
Tumbuhnya organisasi Modern.
Sumpah Pemuda.
Penjajahan Jepang (sidang BPUPKI I dan II dan pembentukan PPKI).
Proklamasi 17 Agustus 1945
Penetapan Pancasila dalam UUD 1945 (sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945)
2) Sejarah Perumusan Pancasila
Pembentukan BPUPKI
Jepang memberi janji kepada Indonesia bahwa akan diberi merdeka pada tanggl 24 Agustus
1945, sehingga untuk mewujudkan janji tersebut berdirilah BPUPKI (Dokuritsu Zyunbii
Tioosakai).Badan ini beranggota 60 orang, diketuai dr. Radjiman Wedjodiningrat, dan wakil
ketua Raden Panji Soeroso serta Ichubangasa (Jepang).
A. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
Agenda sidang dalam pertemuan ini adalah membicarakan tentang landasan-landasan
bernegara, atau dasar-dasar Indonesia merdeka. Dalam kesempatan ini:
Moh. Yamin (29 Mei 1945) mengusulkan dasar Indonesia merdeka, yaitu: Peri kebangsaan,
Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri kerakyatan, Kesejahteraan rakyat.
Mr. Soepomo (31 Mei 1945) memaparkan 3 teori, yaituNegara individualistik, atau negara
yang disusun atas dasar kontrak sosial dari warganya dengan mengutamakan kepentingan
individu sebagaimana diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau,
Hebert Spencer, dan H.J Laski.Negara golongan (class theori) yang diajarkan Marx, Engels,
dan Lenin. Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh memihak pada salah satu golongan,
tetapi berdiri di atas semua kepentingan (Spinoza, Adam Muller, dan Hegel).Dalam hal ini
Soepomo menolak negara individualistik dan negara golongan, namun mengusulkan negara
integralistik (negara persatuan), yaitu negara satu untuk semua orang.
Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan bahwa dasar Indonesia yang dimaksud adalah
philosophishe gronslag (filsafat, fundamen, dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang di
atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka). Dasar yang diusulkan yaitu: Kebangsaan atau
Nasionalisme, Kemanusiaan (internasionalisme), Musyawarah, mufakat, perwakilan,
Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.Kelima prinsip tersebut diberi nama
Pancasila. Menurut Soekarno, jika yang lima tidak disetujui, dapat diperas menjadi Trisila
(Sosio Nasionalisme, Sosio Demokratis, dan Ketuhanan). Selanjutnya, jika yang tiga juga
tidak disenangi, dapat diperas menjadi Ekasila, yaitu Gotong-royong, dan inilah dasar asli
bangsa Indonesia.

Pada tanggal 1 Juni 1945 juga dibentuk panitia Kecil yang beranggotakan 8 orang meliputi:
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, A. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto
Iskandardinata, Moh. Yamin, dan Mr. A.A. Maramis. Tugas panitia 8 ini adalah menampung
dan mengidentifikasi usulan anggota BPUPKI. Berdasarkan usulan yang masuk diketahui,
ada perbedaan usulan tentang dasar negara. Golongan Islam menghendaki negara berdasar
syariat Islam, sedang golongan nasionalis menghendaki negara tidak berdasarkan hukum
agama
4
tertentu.
Untuk mengatasi perbedaan ini, dibentuklah Panitia Kecil 9 orang, yang anggotanya berasal
dari golongan Islam dan golongan Nasionalis, yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh.
Yamin, Mr. A.A. Maramis, Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar
Muzakkir, A. Wachid Hasyim, dan H. Agus Salim. Panitia Sembilan bersidang tanggal 22
Juni 1945, menghasilkan kesepakatan dasar negara yang tertuang dalam alinea keempat
rancangan Preambule, yaitu Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Isi selengkapnya kesepakatan itu disebut Rancangan
Preambule Hukum Dasar. Mr. Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan
nama Piagam Jakarta.
B. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli) 1945, menghasilkan:
Dasar negara yang disepakati, yaitu Pancasila seperti dalam Piagam Jakarta.Bentuk negara
republik (hasil kesepakatan dari 55 suara dari 64 yang hadir).Wilayah Indonesia disepakati
meliputi wilayah Hindia Belanda + Timor Timur + Malaka (39 suara). Dibentuk tiga panitia
kecil :
Panitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno.
Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai Moh. Hatta.
Panitia Pembela Tanah Air, diketuai Abikusno Tjokrosoejoso.
Pembentukan PPKI (Dokuritsu Zyubbii Inkai)
Pada tanggal 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk dalam rangka mempersiapkan Indonesia
Merdeka dan intinya mengesahkan dasar negara dan UUD 1945, dengan ketua Ir. Soekarno,
wakil ketua Moh. Hatta, jumlah anggota 21 orang.Selanjutnya, anggota PPKI ditambah 6
orang anggota wakil golongan, yaitu: Wiranatakusuma, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman
Singodimejo, Sajuti Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan Mr. Achmad Soebardjo.
Jadi, PPKI berfungsi sebagai komite nasional pembentuk negara.
Proklamasi kemerdekaan
Jepang menyerah pada sekutu kemudian Golongan pemuda (Soekarni, Adam Malik,
Kusnaini, Sutan Sjahrir, Soedarsono, Soepomo, dan kawan-kawan meminta Sukarno untuk
segera mengumumkan kemerdekaan RI. Sebaliknya, golongan tua masih banyak berpikir dan
pertimbangan. Setelah terjadi pembicaraan yang alot terjadilah kesepakatan di

Rengesdengklok dan Proklamasi dilaksanakan hari Jumat, 17 Agustus oleh Sukarno dan
Mohammad Hatta di Jakarta.
Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)
Sore hari setelah proklamasi datang opsir Jepang ke rumah Bung Hatta menyampaikan
keberatan wakil Indonesia bagian timur terhadap tujuh kata dalam sila pertama Piagam
Jakarta.Sebelum sidang, Bung Hatta menemui wakil-wakil Islam, akhirnya disepakati untuk
menghilangkan tujuh kata tersebut dengan mengubahnya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Setelah itu terjadi pengesahkan UUD 1945. Selanjutnya, menetapkan Ir. Soekarno menjadi
5
Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.Membentuk Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) yang bertugas mendampingi presiden dan wakil presiden sampai terbentuk
MPR dan DPR.
2.4

Arti Simbol-Simbol Garuda Pancasila


Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai dan
pita putih.
1. Burung Garuda
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal dari
India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri
melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan
kemegahan atau kejayaan.
Pada burung garuda,Jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang mempunyai
makna, tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17.
Bulu ekor memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara kita bulan
Agustus yang merupakan bulan ke-8.
Dan bulu-bulu di pangkal ekor atau perisai berjumlah 19 helai dan di lehernya berjumlah 45
helai.Sehingga kesemua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya melambangkan tanggal
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus
1945.
Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang zaman
dahulu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar Indonesia tidak
menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa arah ke kanan adalah arah yang baik lah
yang membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Biasanya banyak anggapan yang
mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan, makanya kepala
garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan.
Sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa.Burung Garuda dengan sayap yang
mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika dan semangat untuk
menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.
2. Perisai

Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung
lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar negara
Pancasila.
Bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama
Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah
cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia.
Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang
menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya
dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila,Kemanusiaan
6
yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan
laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling
berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan
satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila
ketiga,Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan
pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua
rakyat Indonesia bisa "berteduh" di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon
beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu
pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama
Indonesia.
Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila
keempat, Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan
hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus
berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima,Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan
kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk
mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa
yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu negara tropis yang di
lintasi garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke barat.
Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia Merah-Putih.
Merah berarti berani dan putih berarti suci. Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar
hitam berarti warna alam atau warna asli.
3. Pita Putih
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan
" BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan

negara Indonesia. Kata Bhineka berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata Tunggal
berarti satu, dan Kata Ika berarti itu. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam
Bahasa Jawa Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua ". Perkataan itu diambil
dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit
pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta
agama.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Pancasila yang dimaksudkan bangsa Indonesia sekarang adalah Pancasila dengan vocal i
pendek, yakni Dasar yang memiliki 5 unsur.
2. Mengenai asal mula Pancasila, Prof. Dr., Drs. Notonagoro, S.H. dalam bukunya Pancasila
secara Ilmiah Populer (1975) menyebutkan ada beberapa macam asal mula atau sebabmusabab Pancasila dapat dipakai falsafah negara, yakni causa materialis, causa formalis,
sebagai sambungan dari causa formalis dan causa finalis, causa efisien atau asal mula.
3. Sejarah lahirnya Pancasila dapat meliputi konteks sejarah bangsa Indonesia (zaman kuno dan
penjajahan), sejarah perumusan Pancasila (pembentukan BPUPKI dan PPKI).
4. Arti simbol-simbol garuda Pancasila mulai dari arah kepala garuda yang menoleh kekanan
(kebenaran), jumlah bulu burung garuda(tanggal, bulan, tahun kemerdekaan), perisai
(lambang sila-sila pancasila), dan pita putih yang bertulisan bhineka tunggal ika (berbedabeda tapi tetap satu jua).
3.2
1.
2.
3.

Saran
Diharapkan pembaca mampu lebih memahami arti dari kata Pancasila itu sendiri.
Diharapkan pembaca mampu memahami asal mula Pancasila.
Diharapkan pembaca mampu nantinya menjelaskan dan memahami sejarah lahirnya
Pancasila secara lebih terperinci.
4. Diharapkan pembaca selalu mengingat arti dari simbol-simbol garuda Pancasila.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://arti-makna-lamban-garuda-pancasila.blogspot.com/dilihat tanggal (25-11-2013)
Setijo, Pandji.___. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa Edisi ke-2.
Grasindo : Jakarta.
Setijo, Pandji.___. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Grasindo :
Jakarta.
http://berbagireferensi.blogspot.com/2009/12/pengertian-asal-mula-pancasila. html dilihat
tanggal (25-11-2013)
http://hamidhan.blogspot.com/2013/07/asal-mula-istilah-pancasila.html dilihat tanggal (2511-2013)
pdf. Materi Pancasila 2/9/9/2012. dilihat tanggal (25-11-2013)

You might also like