Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
b.
NA 10-2
Mengetahui perbedaan elevasi pada media PDA dan NA 10-2
Mengetahui fungsi ditambahkannya NaCl pada media NA
c.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Media sintetik
Media sintetik yaitu media yang susunannya kimianya dapat diketahui dengan pasti.
Komposisi kimiawi media sintetik biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia dengan
kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat. Media ini umumnya digunakan untuk
mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba. Media tersebut berisi garam
anorganik misalnya asam-asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau
senyawa organik serta vitamin-vitamin.
3. Media semi sintetik
Media semi sintetik yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan
dengan pasti dan merupakan campuran media sintetik dengan media non sintetik.
Misalnya cairan hanks yang ditambah serum. Media ini umumnya digunakan untuk
menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. Misalnya adalah media PDA
(Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.
Dalam percobaan media pembuatan mikroba, media yang paling sering digunakan
adalah ekstrak kentang karena mudah untuk didapatkan namun untuk bahan ekstrak
kentang, secara detail tidak di ketahui tentang komposisi senyawa penyusunnya.
4. Media anorganik
media anorganik adalah media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
5. Media organik
Media anorganik adalah media yang tersusun dari bahan-bahan organik.
Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya terdapat tiga macam yaitu media cair,
yaitu:
1.
Media cair
Media cair yaitu media yang berbentuk cair. Media cair dapat digunakan untuk
berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam jumlah besar, penelaahan
fermentasi, dan berbagai macam uji. Beberapa contoh medium cair adalah kaldu
2.
3.
(Pratiwi, 2008)
Penggolongan media berdasarkan fungsinya, yaitu:
1.
Media diperkaya
Media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan
mikroba yang diinginkan, Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya
sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba, misalnya serum darah, ekstrak
tanaman dan lain sebagainya, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan
2.
3.
4.
5.
6.
suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.
Media khusus
Media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk
7.
20
21
22
Isolasi mikroba pada prinsipnya adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan jenis
mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies. Hal
ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan pada media padat. Pada media padat ini selsel akan membentuk suatu koloni sel yang tetap. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh
media pada beberapa tempat yang terpisah maka setiap sel atau kumpulan sel yang
hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah sehingga memudahkan
pemisahan selanjutnya. Persyaratan utama bagi isolasi adalah harus adanya kondisi
optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteri yang paling baik dan
paling utama adalah habitat inang karena habitat inang sangat memiliki peranan yang
besar pada media pertumbuhan mikroba (Waluyo, 2008).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
11. Pinset
12. Beaker glass
13. Labu erlenmeyer 500 ml
14. Sarung tangan oven
15. Masker
16. Tabung reaksi
17. Timbangan
18. Inkubator
19. Sarung tangan Steril
20. Kompor listrik
3.2.1 Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.3
Media PDA
Media NA
Sampel makanan (cenil)
Aquades
Larutan NaCl
Tisu
Cara kerja
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
25
No
Gambar
Keterangan
1
Media NA 10-1
2
Media NA 10-2
renggang.
Ukuran : kecil
Bentuk : sirkuler
Margin : enteri
Elevasi : raised
26
4.1 Pembahasan
Pada percobaan kali ini terdapat dua percobaan yaitu percobaan media NA dan
percobaan media PDA. Percobaan ini menggunakan bahan media NA yang
menggunakan ekstrak daging, dan menggunakan media PDA yang menggunakan
ekstrak kentang serta menggunakan NaCl. Percobaan pertama yaitu pembuatan media
PDA, hal pertama yang dilakukan untuk membuat media pertumbuhan mikroba
menggunakan media PDA yaitu mensterilkan tangan praktikan dengan menyemprotkan
alkohol pada sarung tangan yang digunakan agar tidak terkontaminasi kuman atau
bakteri yang terdapat di tangan praktikan, kemudian memipet media PDA menggunakan
pipet ukur sebanyak 15 mL lalu disterilkan cawan petri dengan cara pinggirannya di
dekatkan dengan lampu bunsen secara aseptic dan diletakkan media PDA pada cawan
petri yang telah di sterilkan dekat dengan lampu Bunsen. Diberi label pada cawan petri
yang berisi PDA agar tidak tertukar kemudian didiamkan dengan suhu 28oC. Setelah
media PDA dingin, oleskan tangan praktikan ke kulit kepala rambut dan oleskan ke
dalam media PDA setelah itu dimasukkan media PDA ke dalam inkubator dan
didiamkan selama 48 jam.
Percobaan kedua yaitu membuat media pertumbuhan mikroba menggunakan media NA
dengan cara siapkan tiga tabung reaksi kemudian bakar ujung mulut masing-masing
tabung reaksi dengan lampu bunsen, lalu pipet NaCL menggunakan pipet ukur dan
masukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 10 mL dan tutup tabung
reaksi menggunakan aluminum foil agar tidak terkontaminasi zat atau kuman yang tidak
di inginkan. Setelah ditutup dengan aluminium foil diberi label 10, 10 -1,10-2 pada
masing-masing tabung reaksi. Ditimbang 1 gr sampel cenil pada timbangan
menggunakan spatula dan aluminium foil, setelah didapatkan sampel sebanyak 1 gr
dicacah sampel tersebut hingga halus dan dimasukkan sampel cenil tersebut pada
tabung reaksi yang berlabel 10, lalu homogenkan. Setelah campuran terlihat berwarna
kemerahan diambil campuran tersebut menggunakan pipet mikro dan yellowtip didekat
lampu bunsen kemudian pindahkan ke tabung reaksi yang berlabel 10-1 dan homogenkan
kembali. Diambil kembali campuran larutan di 10-1 menggunakan pipet mikro dan
27
yellowtip dekat lampu Bunsen kemudian pindahkan ke tabung reaksi yang berlabel 102
.Diambil dua cawan petri yang telah steril kemudian disterilkan kembali dengan
proses pengadukan dapat membantu media untuk menurunkan panasnya agar tidak
terlalu panas ketika digunakan.
Hasil pada percobaan praktikum Media Pertumbuhan Mikroba yaitu pada media NA
10-1 didapatkan hasil pengamatan mikroba yang tumbuh dari sampel cenil, dimana
mikroba yang terdapat ukurannya kecil, bentuknya
namun bertepi, Marginnya berbentuk serrate pada tepinya bentuk seperti bergerigi serta
elevasinya raised atau tidak rata dengan mediumnya sehingga terlihat ada perbedaan
ketinggian ketika diamati. Pada media NA 10-2 didapatkan hasil mikroba yang tumbuh
dari sampel cenil terlihat merenggang dan jumlahnya mulai sedikit atau berkurang
dibandingkan dengan sampel pada media NA 10-1 , ini dikarena efek dari pengenceran
yaitu mengurangi jumlah mikroba yang tertanam dalam suatu media, selain itu mikroba
yang terlihat dari sampel ini hampir sama dengan sampel pada media NA 10 -1 yaitu
ukuran yang terlihat besar, bentuk yang tidak beraturan, berbentuk bergerigi serta
permukaan yang hampir rata atau flat. Untuk percobaan pada media PDA yang
menggunakan mikroba pada sel kulit kepala hasilnya adalah mikroba pada sampel ini
terlihat renggang dan ukurannya kecil, berbeda dengan media NA, selain itu bentuknya
sirkuler atau bulat, dan margin masuk dalam kategori enteri yaitu pada tepinya bentuk
rata tidak bergerigi selain itu elevasinya raised atau terlihat perbedaan ketinggian
namun masih rata pada seluruh permukaan media.
Jadi terdapat beberapa persamaan mikroba yang terdapat pada media NA 10 -1 dan 10-2
yaitu ukuran, bentuk, dan marginnya sedangkan elevasinya berbeda sedangkan pada
media PDA bentuk, margin dan elevasinya berbeda dengan media NA 10-1 dan 10-2 .
Faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum pembuatan media pertumbuhan mikroba
yaitu:
1. Saat meneteskan larutan menggunakan pipet mikro dan yellowtip, yellowtip terlepas
dan terjatuh kedalam tabung reaksi yang berisi larutan NA. Hal ini akan
berpengaruh pada larutan NA tersebut karena dapat terkontaminasi dari bakteri atau
kuman yang tidak di inginkan.
2. Terlalu lama pada saat mengambil atau memipet larutan PDA dan NA sehingga
larutan berubah kembali menjadi bentuk gel dan tidak dapat dipipet.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mikroba yang terbentuk pada media NA 10-1 yaitu terlihat susunan mikroba yang
padat, ukurannya kecil, kemudian bentuknya irregguler, marginnya serrate dan
elevasinya raised. Mikroba yang terbentuk pada media NA 10-2 yaitu terlihat
susunan mikroba yang agak merenggang, ukurannya kecil, bentuknya irregguler,
marginnya serrate dan elevasinya flat. Mikroba yang terbentuk pada media PDA
yaitu terlihat susunan mikroba renggang, ukurannya kecil, bentuknya sirkuler,
kemudian marginnya enteri dan elevasinya raised.
31
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya menggunakan ekstrak wortel sebagai pengganti
ekstrak kentang agar praktikan dapat lebih memahami tentang pembuatan media
pertumbuhan mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
32