Professional Documents
Culture Documents
PT DIRGANTARA INDONESIA
Pembukaan
Cikal bakal PT Dirgantara Indonesia sebenarnya telah mulai muncul
sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu upaya perintisan dilakukan
dengan peralatan dan material yang cukup sederhana. Tercatat dalam
sejarah, pesawat pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara
Maospati dengan nama RI-X WEL-1 hasil rancangan Wiweko Soepono.
Disusul tahun 1954, Nurtanio Pringgoadisuryo pun berhasil merancang
sebuah pesawat dengan nama NU-200. Tidak hanya itu, badan yang
diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan, Percobaan dan
Pembuatan Pesawat Terbang (DPPP) yang didirikan Agustus 1961 telah
mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat
latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik.
Pada tahun 1962 nama DPPP diubah menjadi Lembaga Persiapan
Industri Penerbangan (Lapip) sesuai dengan misi dan sasaran yang ingin
dicapainya. Selanjutnya pada tahun 1966 diubah lagi menjadi Lembaga
Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur) sebagai penghormatan jasa-jasa
Nurtanio yang meninggal saat uji terbang.
Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional
kemudian memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan
ATTP (Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23
Agustus 1976. Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional
sebab dari situlah sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya
dibangun untuk menghadapi tantangan jaman serta dipacu percepatannya.
Pada periode ini juga, segala aspek baik infrastruktur, fasilitas, sumber
daya manusia, hukum dan peraturan, beserta semua yang berkaitan dan
mendukung keberadaan industri pesawat terbang diatur secara menyeluruh.
Tanggal 11 Oktober 1985, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah
menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) setelah melakukan
4. Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi berkaitan dengan manajemen rantai pasok. Faktor
pada rantai pasok (supply chain) yang berpengaruh antara lain transportasi
dan jaringan distribusi.
Lokasi PT Dirgantara Indonesia yang berada di Bandung dipandang
sangat strategis karena kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar
di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak
140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di
Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk.
Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung)
merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek
dan Gerbangkertosusila (Grebangkertosusilo)
Berkaitan dengan pesawat terbang, kota Bandung memiliki sebuah
pelabuhan udara yang bernama Bandar Udara Husein Sastranegara untuk
menghubungkan kota ini dengan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia
seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Menado, Yogyakarta, Batam, Mataram,
Makassar, Palembang, Pangkalpinang, Semarang, dan Medan. Sedangkan
untuk rute luar negeri diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei
Darussalam.
Jadi pemilihan lokasi PT Dirgantara Indonesia di Bandung sudah
memadai.
5. Perancangan tata letak
Perancangan tata letak dilakukan setelah perancangan proses dan
kapasitas. Perancangan tata letak akan berpengaruh pada SDM, persediaan,
penjadwalan dan pemeliharaan.
Tata letak PT Dirgantara Indonesia cukup bagus karena bisa
menangani tata kerja berikut ini.
1. Gudang penyimpanan
Sebelum bahan baku diproses menjadi komponen terlebih dahulu
dilakukan evaluasi dan pengujian Quality Assurance melalui destruction
inspection maupun non-destruction inspection. Pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui kualitas dan adanya korosi. Selanjutnya bahan baku tersebut
ditempatkan di gudang penyimpanan sesuai dengan spesifikasinya.
2. Pre-cutting
Bahan baku yang sudah diperiksa dikirim ke bagian pre-cutting sesuai
dengan permintaan bagian produksi disertai job card yang tersedia. Proses
ini dilaksanakan antara lain untuk menghemat bahan yang diproses,
memudahkan pelaksanaan dan pengontrolan bahan. Bahan yang telah
dipotong diperiksa kembali oleh Quality Assurance dan dikirim ke Fabrikasi
untuk proses selanjutnya.
3. Fabrikasi
Bagian ini bertugas membuat komponen pesawat terbang dan
helikopter serta membuat dan menyiapkan tool dan jig sebagai alat bantu