Professional Documents
Culture Documents
BUKU TEKS
TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
xiv
..
..
12
13
14
........
18
20
25
26
............................................
31
34
................................
........
35
37
40
........
43
.......................................................
53
.............
51
53
...............................
54
..
54
....................
58
............................................
63
............................................
65
kecelakaan
...................................................................
.......................................................
....................
74
74
76
77
...............................
85
...........................................................
87
6.3. Komunikasi
...............................
89
...........................................
92
7.3. Konflik
..................................................................
93
7.4. Kedudukan
..................................................................
94
..........................................
95
..............................
97
100
101
105
..........................................
...................
106
..........................................
109
..............................
112
..............................
114
115
.....
116
.................
119
....................................................
120
............................
122
............................
124
127
132
.......................................
133
134
135
137
141
..................................................
143
..........................
144
..........................
144
..................................................
152
..........................
166
......................................
168
..........................
170
.................................................
171
............................................................
176
.............
179
....................................
180
182
184
.............
BAB 15. Melakukan Perawatan Mesin Bantu Dek dan Mesin Bantu
Penangkapan
15.1. Mempersiapkan pekerjaan perawatan mesin............
187
..........................
189
..........................
189
..........................
194
..........................
199
.............................................................
202
......................................
203
..........................
206
..........................
206
.....................................
209
.....................................
209
215
220
17.5. Perawatan
.............................................................
223
224
.................................................
226
..........................
227
..............
228
229
..........................
230
..............
231
..
234
..
235
.....................................
242
.....................................
244
.........................
250
.....................................
252
.................................................
255
.....................................
256
258
.....................................
260
.....................................
261
.....................................
262
.........................
270
20.7. Laporan dinas jaga dan buku harian kamar mesin ...
272
273
.................................................
275
275
..................................................
275
..................................................
281
...........................
287
.......................................
288
................
290
.......................................
292
...........................
294
.......................................
294
...........................
...............
296
299
..
304
......................................
306
......................................
311
......................................
327
..............................................................
328
24.3. Perawatan
330
..................................................
335
337
......................................
340
..............................................................
344
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Incinerator
Gambar 3.1.
Segitiga Api
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Cara Penguraian
Gambar 3.9.
Cara Pendinginan
Gambar 3.10.
Cara Isolasi
Gambar 3.11.
Gambar 3.12.
Gambar 3.13.
Gambar 3.14.
Gambar 4.1.
Kapal Tubrukan
Gambar 4.2.
Kapal Kandas
Gambar 4.3.
Kapal Terbakar
Gambar. 5.1.
Organ Jantung
Gambar 5.2.
Organ Paru-Paru
Gambar 5.3.
Organ Ginjal
Gambar 5.4.
Organ Hati
Gambar 5.5.
Gambar 6.1.
Meninggalkan Kapal
Gambar 6.2.
Bertahan Di Laut
Gambar 6.3.
Makanan Dipadatkan
Gambar 6.4.
Air Mineral
Gambar 6.5.
Life Jacket
Gambar 6.6.
Life raft
Gambar 8.1.
Gambar 8.2.
Gambar 8.3.
Hubungan Deret
Gambar 8.4.
Hubungan Paralel
Gambar 8.5.
Hubungan Seri-Paralel
Gambar 8.6.
Multimeter
Gambar 8.7.
Insulation Tester
Gambar 8.8.
Solder
Gambar 9.1.
Gambar 9.2.
Gambar 9.3.
Gambar 9.4.
Gambar 9.5.
Mesin Diesel
Gambar 9.6.
Gambar 10.1.
Buku Pelaut
Gambar 11.1.
Gambar 11.2.
Gambar 11.3.
Cara Penomoran
Gambar 11.4.
Gambar 11.5.
Gambar 11.6.
Gambar 11.7.
Gading-gading Kapal
Gambar 11.8.
Plimsol Mark
Gambar 12.1.
Gambar 12.2.
Gambar 13.1.
Gambar 13.2.
Mesin Utama
Gambar 13.3.
Gambar 14.1.
F.I.P. Tester
Gambar 15.1.
Perbaikan Mesin
Gambar 15.2.
Mesin Jangkar
Gambar 17.1.
Generator
Gambar 17.2.
Gambar 17.3.
Papan Hubung
Gambar 17.4.
Ampere meter
Gambar 17.5.
Voltmeter
Gambar 17.6.
Frekwensimeter
Gambar 17.7.
Watt meter
Gambar 17.8.
Magnetic Contactor
Gambar 17.9.
Gambar 17.10.
Gambar 18.1.
Gambar 18.2.
Gambar 18.3.
Gambar 18.4.
Evaporator
Gambar 18. 5.
Gas Purger
Gambar 18.6.
Gambar 18.7.
Gambar 18.8.
Perbaikan Kompresor
Gambar 19.1.
Mesin Gerinda
Gambar 19.2.
Regulator
Gambar 19.3.
Generator Asiteline
Gambar 19.4.
Mesin Bubut
Gambar 19.5.
Mesin Bor
Gambar 20.1.
Gambar 20.2.
Handel Manuver
Gambar 20.3.
Mengawasi Mesin
Gambar 20.4.
Gambar 20.5
Gambar 20.6.
Gambar 20. 7
Gambar 20.8.
Gambar 21.1.
Gambar 22.1.
Kolom Gambar
Gambar 23.2.
Penyortiran
Gambar 24.1.
Jaring Rampus
Gambar 24.2.
Gambar 24.3.
Gambar 24.4.
Gambar 24.5.
Gambar 24.6.
Gambar 24.7.
Gambar 24.8.
Gambar 24.9.
Gambar 24.10.
Gambar 24.11.
Gambar 24.12.
Single Trawl
Gambar 24.13.
Gambar 24.14.
Gambar 24.15.
Gambar 24.16.
Rawai Permukaan
Gambar 24.17.
Rawai Pertengahan
Gambar 24.18.
Rawai Dasar
Gambar 24.19.
Rawai Vertikal
Gambar 24.20.
Rawai Horizontal
Gambar 24.21.
Badan Gillnet
Gambar 24.22.
Gambar 24.23.
Jaring Gillnet
Gambar 24.24.
Gambar 24.25.
Pemberat
Gambar 24.26.
teknik Pemotongan
Gambar 25.1.
Gambar 25.2.
Gambar 25.3.
Gambar 25.4.
Gambar 25.5.
Gambar 25.6.
Gambar 25.7.
Gambar 25.8.
Gambar 25.9.
Gambar 25.10.
Gambar 25.11.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Perawatan Berkala
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
Tabel 17.
Tabel 18.
Tabel 19.
Tabel 20.
Tabel 21.
Tabel 22.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menjelaskan hukum-hukum laut
1.2 Menjelaskan tanggung jawab awak kapal
menurut hukum-hukum yang berkaitan
dengan P2TL
1.3 Menjelaskan peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan usaha
pelayaran
1.4 Menjelaskan peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan awak kapal
1.5 Menerapkan perjanjian kerja laut
1.6 Menjelaskan tentang kelaik-lautan kapal.
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
3.6 Menjelaskan penggunaan Plimsoll Mark
3.7 Menghitung pengaruh permukaan bebas
(free surface effect)
3.8 Menjelaskan percobaan kesetimbangan
(inclining experiment).
4. Menerapkan dasar-dasar
elektronika
7. Melakukan pencegahan
polusi lingkungan laut
STANDAR KOMPETENSI
8. Menerapkan prosedur
darurat dan SAR
KOMPETENSI DASAR
8.1 Menjelaskan prosedur darurat
8.2 Menjelaskan keadaan darurat di kapal
8.3 Menanggulangi keadaan darurat
8.4 Menerapkan isyarat bahaya
8.5 Melakukan tindakan dalam keadaan
darurat
8.6 Menggunakan lintas penyelamatan diri
8.7 Melakukan SAR untuk kapal lain sesuai
standar prosedur yang ditentukan.
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
11.3 Menerapkan prinsip umum P3K
11.4 Melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan
11.5 Melakukan penyelamatan dan
pengangkutan korban/penderita akibat
kecelakaan.
B. KOMPETENSI KEJURUAN
STANDAR KOMPETENSI
1. Mengoperasikan mesin
KOMPETENSI DASAR
1.1 Melakukan persiapan pengoperasian
mesin penggerak utama
1.2 Mengoperasikan mesin utama
1.3 Memeriksa kondisi operasi mesin utama
1.4 Mengatasi gangguan-gangguan pada
mesin utama
1.5 Melakukan pemeliharaan saat operasi
mesin.
4. Mengoperasikan peralatan
otomatis
5. Mengoperasikan sistem
kelistrikan kapal
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
perikanan
5.3 Mengoperasikan sistem kelistrikan kapal
5.4 Menjaga sistem kelistrikan kapal
5.5 Melakukan perawatan sistem kelistrikan
kapal.
6. Mengoperasikan dan
STANDAR KOMPETENSI
11. Menerapkan penanganan
hasil tangkap
KOMPETENSI DASAR
11.1 Menjelaskan prinsip-prinsip hasil
tangkap
11.2 Menyimpan hasil tangkapan
11.3 Melakukan proses pendinginan dan
pembekuan hasil tangkapan
11.4 Menjaga mutu produk hasil tangkapan.
ikan
BAB 1
MELAKUKAN PENCEGAHAN POLUSI LINGKUNGAN LAUT
Dalam kata-kata bijak dijelaskan bahwa mencegah jauh lebih baik daripada
dibandingkan dengan penanggulangan. Ungkapan ini pula yang lebih tepat
digunakan dalam melakukan suatu tindakan pencegahan pencemaran laut. Tindakan
pencegahan terhadap terjadinya pencemaran laut khususnya pencemaran yang
diakibatkan oleh tumpahan minyak dapat dimulai dari atas kapal.
Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam laut oleh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga menyebabkan lingkungan laut menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Penanggulangan pencemaran laut dapat dimulai dari atas kapal, dengan melakukan
tindakan pencegahan yang dimulai dari prilaku anak buah kapal khususnya anak
buah kapal bagian mesin, sehingga diharapkan sisa bahan bakar dan minyak pelumas
yang bercampur dengan air got dapat diperkecil dengan penggunaan alat pencegah
pencemaran laut.
Pencegahan pencemaran di laut bertujuan :
1. Pelaksanaan prosedur dan peraturan kerja dengan benar
2. Menjaga lingkungan laut tetap stabil/tidak tercemar
Pencegahan tumpahan minyak di laut dan perairan mempunyai maksud:
1. Menjaga pelestarian lingkungan laut dan perairan
2. Mencegah tumpahan minyak ke daerah-daerah perairan yang dilindungi
3. Mengambil atau menyelamatkan tumpahan minyak tersebut dan dengan
semaksimal mungkin mengurangi kerugian yang ditimbulkannya.
1.1. SUMBER PENCEMARAN LAUT
Lingkungan laut merupakan tempat hidupnya berbagai jenis biota laut dan tumbuhan
yang sangat beraneka ragam dan harus dilindungi untuk mempertahankan ekosistem
yang telah ada. Kerusakan lingkungan laut diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak
peduli dan akibat pencemaran.
Penyebab pencemaran laut dan lingkungan perairan berasal dari sumber-sumber
pencemar antara lain sebagai berikut:
1.
Ladang minyak di bawah dasar laut, baik melalui rembesan maupun kesalahan
pengeboran pada operasi minyak lepas pantai
2.
3.
Operasi tanker dimana minyak terbuang ke laut sebagai akibat dari pembersihan
tanki atau pembuangan air ballast, dll.
4.
5.
Operasi terminal pelabuhan minyak, dimana minyak dapat tumpah pada waktu
memuat atau membongkar muatan dan pengisian bahan bakar ke kapal.
6.
7.
8.
Hidrokarbon yang jatuh dari atmosfir misalnya asap pabrik, asap kapal laut,
asap pesawat udara, dll.
Sedangkan minyak bumi yang masuk ke dalam lingkungan laut, seperti diperlihatkan
pada Tabel berikut ini.
Tabel 1. Sumber Pencemaran Laut
NO.
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
37%
33%
12%
9%
7%
2%
Kerusakan mekanis dapat diatasi dengan sistem pemeliharaan dan perawatan yang
lebih baik dan pemeriksaan berkala oleh pemerintah dalam hal ini instansi yang
terkait
1.1.1.2. Kesalahan Manusia
Terjadinya tumpahan minyak dari kapal yang disebabkan oleh kesalahan manusia
antara lain :
1.
2.
3.
4.
Kesalahan manusia dapat di atasi dengan memberikan training kepada personil kapal
untuk meningkatkan keterampilan sehingga ABK dapat melaksanakan tugasnya
dengan lebih efektif
1.1.2. Pengaruh Tumpahan Minyak
Pengaruh tumpahan minyak terhadap lingkungan laut ditentukan oleh faktor biologis
dan non biologis, yaitu antara lain :
1.1.2.1. Tipe Minyak Yang Tumpah
Sifat fisika dan kimia dari minyak yang tumpah bervariasai dan minyak yang paling
beracun adalah fraksi aromatis, yang kebanyakan terdapat dalam minyak ringan hasil
penyulingan.
1. Minyak aromatis bersifat volatile (sangat mudah menguap) tetapi mudah larut
dalam air dan dalam kosentrasi yang encer dapat mematikan beberapa organisme.
2. Bensin dan naphtaleura lebih beracun daripada minyak olahan (fuel oil, binker)
menimbulkan kerusakan mekanis yang lebih besar. Lapisan minyak yang tebal
dapat menyebabkan binatang di daerah intertidal mati perlahan atau
menyebabkan kelebihan berat yang berakibat fatal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan minyak hitam dapat menyebabkan
panas, dan dapat menyebabkan kondisi panas yang mematikan bagi binatang laut
beberapa bulan setelah terkena tumpahan minyak.
1.1.3. Daerah Sekitar Secara Geografis
Daerah perairan sekitar tumpahan minyak terkadang juga menentukan seberapa cepat
kondisi bisa pulih. Di daerah tropis dimana biota masa hidupnya singkat dan
menghasilkan banyak biota, dan alih generasi terjadi lebih cepat daripada daerah
kutub, dimana binatangnya bermasa hidup panjang dan tidak begitu cepat
menghasilkan biota baru. Kecepatan biodegresi yang terjadi di daerah yang lebih
dingin juga berkurang.
Tumpahan minyak pada lingkungan perairan yang luas diduga juga menyebabkan
kerusakan biologis yang lebih parah, dari pada daerah perairan yang sempit. Jumlah
minyak yang tertumpah juga penting tetapi pengaruhnya tergantung kepada daerah
yang tertutup tumpahan. Sebagai contoh 50 barel minyak yang tertumpah di sebuah
teluk kecil seluas beberapa area mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
kerusakan biota laut dari pada 50 barel minyak atau tertumpah di lautan yang
terbuka.
organisme itu sendiri, jumlah oksigen dan pupuk yang dipakai guna mendukung
metabolisme tersebut.
Usaha-usaha riset yang utama sedang dilanjutkan dalam penggunaan pupuk dan
peningkatan aktivitas biologis dan pembiakan mikrobial untuk membersihkan
tumpahan minyak. Teknik pemulihan biologis ini meningkatkan cara-cara untuk
membersihkan garis pantai yang sukar .
1.1.6.
Musim
Jika tumpahan minyak terjadi pada saat biota yang ada di laut baru melahirkan maka
akan menimbulkan kematian yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena biota yang
baru dilahirkan lebih rentan.
Migrasi tahunan dari mamalia dan burung dari tempat pembiakkan seringkali menuju
ke daerah yang terkena tumpahan minyak selama musim dingin. Temperatur rendah
akan menyebankan biodegrasi minyak berjalan lambat.
1.1.7. Jenis Biota
Jenis tanaman dan biota laut yang tidak tahan terhadap fraksi minyak beracun dalam
kadar yang rendah, dan ada jenis tanaman dan biota yang lain tampak tidak
terpengaruh dalam kosentrasi yang tinggi. Rumput laut biasanya mempunyai lapisan
lendir yang mencegah menempelnya minyak kecuali jika tanaman itu mati dan
kering.
Tanaman di daerah payau tidak mempunyai lapisan pelindung dan peka terhadap
kontaminasi minyak. Untuk menentukan jenis tanaman dan binatang disuatu daerah
yang peka terhadap minyak, harus berkonsultasi dengan ahli biologi setempat.
Minyak mempengaruhi kehidupan laut baik secara langsung atau tidak langsung.
Pengaruh secara langsung (keracunan, mati muda dan lain-lain). Minyak bisa
membahayakan secara tak langsung melalui :
1. Elemenasi sumber bahan-bahan makanan
2. Penurunan daya tahan terhadap tekanan lain (misal kontaminasi terhadap minyak
1.1.8. Pembersihan
Sejumlah kerusakan dapat terjadi terhadap lingkungan karena penggunaan dispersan.
Untuk membersihkan minyak dari struktur interdal, dari sudut pandang biologis, bagi
tanaman dan binatang mungkin masih lebih baik terlapisi minyak dari pada
kemasukkan dispersan. Namun beberapa kasus yang terjadi di laut yang terbuka
menunjukkan bahwa dispersan sangat membantu dalam mencegah kerusakan di area
interdal yang diakibatkan minyak.
Baru-baru ini diperkirakan ikan paus yang bunuh diri ke pantai disebabkan oleh
tumpahan minyak. Beberapa kerang-kerang juga mati oleh minyak, tetapi ada
beberapa kerang yang masih bertahan meskipun kosentrasi minyak cukup tinggi,
asalkan waktu eksposnya relatif singkat. Tetapi hampir semua dispersan sangat
berbahaya untuk kerang. Ikan-ikan akan lebih tahan terhadap tumpahan minyak,
karena ia dapat bergerak pindah tempat.
Pengaruh tumpahan minyak terhadap tanaman-tanaman laut, bakteri dan mahluk
hidup kecil lainnya dalam laut tidak diketahui dengan jelas karena faktor-faktor alam
yang terpengaruh amat banyak akan berfluktuasi.
Penyelidikan yang dilakukan oleh California game dan fish departement, seorang
guru mamalia laut mengungkapkan bahwa makan dan mati yang disebutkan oleh
paparan dan kelaparan, karena pengaruh dari tumpahan minyak. Penelitian terakhir
menunjukkan bahwa mengganggu fungsi kelenjar pengeluaran garam sehingga
burung mampu minum air laut dan akhirnya mati.
Polusi minyak dapat mengakibatkan perubahan populasi burung secara lokal, yang
paling terpengaruh oleh tumpahan minyak adalah burung yang menghabiskan
sebagian besar atau seluruh hidupnya dalam air. Jenis-jenis ini adalah dari populasi
lokal yang khusus. Dalam urutan kepekaan yang makin rendah jenis-jenis burung
yang terkena bahaya tumpahan minyak adalah :
1. Penguin
2. Burung penyelam
3. Unggas air (bebek, angsa)
1. Mengalirkan air laut lebih dari 10 menit untuk mencegah perubahan kualitas dari
minyak dalam air got melalui oily water inlet dengan perlahan-lahan.
5. Pompa bilga (bilge pump) fungsinya adalah sebagai pompa untuk membuat air
10
4. Brander
5. Penyala/pemantik brander
6. Fan
7. Safety device
8. Kontrol panel
1.2.2.2. Fungsi
Fungsi dari incinerator antara lain :
1. Untuk membakar minyak kotor/waste oil yang berasal dari hasil pemisahan
ada yang menunjuk pada abnormal dan sirene alarm tidak berbunyi
5. Aduk waste oil melalui agitating switch (on).
6. Buka damper pemasukan udara dan pengeluaran gas bekas.
7. Masukkan majun melalui pintu pemasukan ke ruang pembakaran.
8. Buka dan atur kerang-kerangan supply & return dari diesel oil dan waste oil.
Cara menjalankan:
1. Tekan tombol on dari fan dan burner.
ditandai dengan menyalanya lampu hijau dari fire, kalau tidak menyala tekan
tombol Reset dan ulangi langkah 3 4.
6. Untuk mendapatkan pembakaran yang stabil, gunakan pembakaran secara
11
Cara menghentikan:
1. Tutup kerangan pemanas dan matikan agitator dari waste oil tank
2. Bilas pipa waste oil dengan cara mengalirkan diesel oil ke pipa tersebut (dengan
lubang intip.
1.2.3. Emergency Boom
Emergency boom digunakan untuk penanggulangan tumpahan minyak yang cukup
banyak dan terjadi di perairan terbuka. Pengoperasian emergency boom dapat
dilakukan melalui dua bentuk (konfigurasi) bentangan, yaitu :
1.2.3.1. Konfigurasi U ( Usingle sweep dan U double sweep)
Untuk membentangkan oil boom dengan konfigurasi U single sweep dan double
sweep ini hanya diperlukan satu buah sarana apung/kapal. Tetapi untuk konfigurasi
U single sweep, pada salah satu bagian lambung kapal dan untuk konfigurasi U
double sweep pada kedua lambung kapal, harus dibuatkan dudukan untuk tempat
pemasangan arm/JIB yaitu suatu alat untuk menarik oil boom.
1.2.3.2. Konfigurasi J (double J, J single sweep dan J double sweep)
Untuk membentangkan oil boom dengan konfigurasi J ini, diperlukan 2 buah kapal.
Pada konfigurasi double J diperlukan 3 buah sarana apung, sedangkan untuk
membentangkan oil boom dengan konfigurasi J single sweep dan J double sweep
hanya diperlukan 1 buah sarana apung/kapal. Di dalam pengoperasian sarana apung
tersebut harus dilengkapi dengan arm/JIB pada bagian lambung kapal serta harus
tersedia alat untuk menghisap minyak dan tangki untuk menampung minyak yang
telah terkumpul oleh oil boom.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian emergency boom ini adalah bila
tumpahan minyak yang terkurung oil boom tersebut masih ada yang lolos melalui
bawah oil boom (biasanya disebabkan oleh kuatnya arus air). Bila keadaannya
demikian maka harus segera dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Lakukan perubahan konfigurasi oil boom agar kekuatan arus air tersebut tidak
hanya tertahan di 1 titik bentangan oil boom tersebut. Perubahan ini dilaksanakan
secara terus menerus sambil dilaksanakan pengisapan dengan oil skimmer.
2. Atau lakukan pergeseran-pergeseran konfigurasi oil boom tersebut searah dengan
arus air, sampai dilaksanakan pengisapan dengan oil skimmer.
12
calory.
2. Stel sensor gas temperatur detektor ke temperatur yang lebih tinggi.
3. Periksa dan test thermo couple & limit switch.
13
dan test.
2. Cara test pemantik (ignitor).
Lepas terminal dari elektroda pump (ig, ig2) yang berada di kontrol panel. Tekan
tombol on dari fan and burner dan tekan tombol on dari pemantik, cek bila
bunga api lemah stel jarak elektroda atau ganti trasformer.
1.3.7. Brander Waste Oil (Main Burner) Tidak Nyala
Cara mengatasi brander waste oil (main burner) yang tidak menyala dengan
melakukan tahapan sebagai berikut :
1. Pastikan tiap relay berfungsi atau tidak.
2. Bila kelebihan udara, kurangi pembukaan damper udara.
3. Bila waste nilai kalornya rendah, campurlah dengan kalor tinggi.
mil.
4. Jumlah minyak yang boleh dibuang 1/15.000 kapasitas angkut tanker.
14
minyak
untuk
15
Akan terjadi penguapan kira-kira diatas 20-24 jam, tergantung dari angin,
kondisi laut dan jenis minyak.
2.
Oksidasi dan biodegradasi tergantung dari suhu dan kadar garam di laut
3.
1.5.1.
Cara Untuk
Memakai boom atau barrier akan efektif di laut yang tidak berombak dan arus tidak
kuat (maksimum 1 knot). Juga dipakai untuk minyak dengan ketebalan tidak
melampaui tinggi boom. Posisi boom dibuat menyudut, minyak akan terkumpul di
sudut dan kemudian dihisap dengan pompa. Umumnya pompa hanya mampu
menghisap sampai pada ketebalan minyak sebesar inci. Air yang terbawa dalam
minyak akan terpisah kembali.
1.5.1.2.
Absorbents.
Zat untuk menyerap minyak ditaburkan di atas tumpahan minyak dan kemudian zat
tersebut menyerap minyak tadi. Umumnya zat yang digunakan untuk menyerap
minyak adalah : lumut kering, ranting, potongan kayu. Ada pula zat sintetis yang
dibuat dari polyethylene, polystyrene, polyprophylene dan polyurethane.
1.5.1.3.
Menenggelamkan Minyak
1 % sodium
Setelah 14 bulan kemudian, tidak lagi ditemui adanya minyak di dasar laut tersebut.
Cara ini masih dipertentangkan karena dianggap akan memindahkan masalah
kerusakan oleh minyak ke dasar laut yang relatif merusakan kehidupan. Untuk
perairan laut dalam hal ini tidak akan memberikan efek.
1.5.1.4.
Dispersant.
16
1.5.1.5.
Pembakaran
Membakar minyak di laut lepas umumnya kurang berhasil, karena minyak ringan
yang terkandung telah menguap secara cepat. Selain itu panas dari api akan diserap
oleh air laut sehingga pembakaran tidak akan efektif.
Masalah pencemaran di laut tidak akan ada habisnya selama manusia masih
melakukan aktivitas atau kegiatan produksi di laut seperti menangkap ikan dengan
menggunakan mesin, membuang air bilge,
pengeboran lepas pantai, dan
pembuangan minyak serta membuang bahan-bahan berbahaya yang seenaknya tanpa
menghiraukan faktor lingkungan, jadi untuk menjaga keindahan laut serta
keanekaragaman biotanya yang merupakan sumber daya alam diperlukan kesadaran
dari kita akan kelestarian alam.
17
BAB 2
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI ATAS KAPAL
18
keselamatan kapal.
4. STCW 1978 Amandemen 1995 mengenai standar pelatihan bagi para pelaut.
5. ISM Code mengenai code manajemen internasional untuk keselamatan
2.1.1.1.
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada seorang karena
hubungan kerja dan kemungkinan besar disebabkan karena adanya kaitan bahaya
dengan pekerja dan dalam jam kerja
2.1.1.2.
Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman dan mencegah semua bentuk kecelakaan.
2.1.1.3.
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu usaha tentang cara-cara peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan tenaga kerja pada tahap yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani
maupun sosial.
Kecelakaan dengan segala bentuk dan akibatnya dapat merugikan pengusaha dan
mayarakat, karena kecelakaan kerja akan menimbulkan penderitaan lahir batin dan
19
kerugian yang bersifat ekonomis. Jadi K3 adalah masalah bersama dari semua pihak
yang terlibat dalam proses produksi barang dan jasa, yaitu pemerintah,
pengusaha/pengurus tenaga kerja dan masyarakat.
Adapun sasaran dan tujuan yang akan dicapai dari adanya Undang-undang N0.1.
Tahun 1970 secara umum adalah :
1. Memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja agar selalu dalam keadaan
sebaik-baiknya.
2. Menghindarkan para karyawan dari gangguan kesehatan yang mungkin timbul
akibat kerja.
3. Melindungi pelaut dari pekerjaan-pekerjaan yang mungkin dapat mempengaruhi
masing.
Peraturan IMO mengenai pencegahan kecelakaan dan kesehatan kerja bagi pelaut,
untuk itu IMO membuat petunjuk pencegahan kelelahan untuk melaksanakan tugas
(Fitness duty) antara lain :
1. Maksimum jam kerja pelaut rata-rata tidak lebih dari 12 jam perhari, setiap
perwira dan rating yang akan diberi tugas jaga harus minimal 10 jam istirahat
dalam periode 24 jam.
2. Jumlah jam istirahat boleh dibagi tidak lebih dari 2 periode yang salah satu
boleh dikurangi akan tetapi tidak boleh kurang dari 6 jam secara terus menerus
dan pengurangan tersebut tidak melebihi dari 2 hari dan tidak kurang dari 70 jam
istirahat untuk periode 7 hari.
Dengan terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik dan tepat akan
memberikan ketenangan dan kegairahan kerja yang dapat menunjang terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan produksi dan produktivitas kerja bagi anak buah
kapal, serta dapat memberikan iklim yang baik dalam menimbulkan stabilitas sosial
dilingkungan masyarakat ketenagakerjaan. Secara langsung terjadinya kecelakaan
20
ditempat kerja dapat dikelompokkan secara garis besar menjadi 2 (dua) penyebab
yaitu :
2.1.2.1. Tindakan Tidak Aman Dari Manusia (Unsafe Acts)
1. Bekerja tanpa wewenang
2. Gagal untuk memberi peringatan
3. Bekerja dengan kecepatan salah
4. Menyebabkan alat pelindung tidak berfungsi
5. Menggunakan alat yang rusak
6. Bekerja tanpa alat keselamatan kerja
7. Menggunakan alat secara salah
8. Melanggar peraturan keselamatan kerja
9. Bergurau di tempat kerja
10. Mabuk,
11. Mengantuk
Seseorang yang melakukan tindakan tidak aman atau kesalahan yang mengakibatkan
kecelakaan disebabkan karena :
1. Tidak tahu
Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan
aman dan tidak tahu bahaya-bahayanya sehingga terjadi kecelakaan
2. Tidak mau
Walaupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja/peraturan dan bahaya-bahaya
yang ada serta yang bersangkutan mampu/bisa melakukannya, tetapi karena
kemauan tidak ada, akhirnya melakukan kesalahan atau mengakibatkan
kecelakaan
3. Tidak mampu
Yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman, bahaya-bahayanya, tetapi
belum mampu atau kurang terampil, akhirnya melakukan kesalahan dan gagal.
2.1.2.2.
21
Keadaan tidak aman inilah yang selanjutnya akan menimbulkan kecelakaan dalam
bentuk seperti :
1. Terjatuh
2. Terbakar/terkena ledakan
3. Tertimpa benda jatuh
4. Terkena arus listrik
5. Kontak dengan benda berbahaya atau radiasi
6. Terjepit benda
22
Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan
pasal 14 Undang-undang Keselamatan Kerja N0.1 Tahun 1970 adalah :
1. Alat-alat pelindung batok kepala.
2. Alat-alat pelindung muka dan mata.
3. Alat-alat pelindung badan.
4. Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki.
5. Alat-alat pelindung pernafasan.
6. Alat-alat Pencegah jantung.
7. Alat-alat pelindung pendengaran.
8. Alat-alat pencegah tenggelam.
2.2.3. Kegunaan Alat Keselamatan Kerja
Adapun jenis peralatan keselamatan kerja beserta kegunaannya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel. 2. Alat Keselamatan Kerja Dan Kegunaannya
Alat-Alat
Keselamatan
Topi keselamatan
Masker pelindung
muka.
Dikenakan
oleh
pekerja
yang
berhubungan dengan reaksi kimia.
Pelindung mata.
23
pekerjaannya
bunga api.
Kaca mata yang terbuat
dari karet
yang
pekerjaannya
Peralatan pelindung
dada.
Sepatu keselamatan
(Safety shoes)
Jaring keselamatan
Pengeruk
24
6. Pelindung mata
25
26
merupakan suatu hal yang sangat berharga didalam mengadakan suatu reaksi yang
cepat dan efektif.
Tali-tali penolong, alat-alat bantu pernapasan dan sarana-sarana lain dari peralatan
penyelamatan harus dalam keadaan siaga serta siap pakai, demikian pula suatu tim
yang terlihat untuk menaggulangi keadaan darurat patut tersedia.
Apabila dicurigai bahwa suatu atmosfer yang tercampur/kotor sehingga menjadi
tidak aman merupakan salah satu sebab dari kecelakaan itu, maka petugas / orang
yang masuk kedalam ruangan itu harus menggunakan alat pelindung pernapasan
serta mungkin, tali-tali penolong juga dipakai.
Sebelumnya suatu kode dari isyarat-isyarat sudah disetujui bersama. Perwira yang
bertugas untuk pelaksanaan pekerjaan penyelamatan tersebut harus tetap berada
diluar ruangan, dimana ia dapat mengadakan kontrol yang efektif.
2.3.1
1. Bila suatu tanki kosong tertutup dan tidak terbuka dalam jangka waktu relatif
lama, kandungan oksigen akan berkurang karena digunakan oleh baja dalam
proses karat. Oksigen juga dapat berkurang pada ketel yang tidak digunakan yang
telah diberi bahan kimia penyerap oksigen sebagai pencegahan karat.
Pengurangan oksigen dalam palka juga dapat terjadi bilamana digunakan untuk
memuat yang menyerap oksigen seperti : sayur-mayur yang membusuk atau
fermentasi, irisan kayu, produk dari baja yang mulai berkarat dan lain-lain.
2. Hidrogen dapat terjadi dalam tangki muatan yang diberi perlindungan latodis.
Konsentrasi hidrogen mungkin masih terdapat di bagian atas kompartemen,
sehingga mendesak oksigen.
3. Jika CO2, atau uap digunakan untuk memadamkan kebakaran, maka kandungan
oksigen akan berkurang dalam ruang tersebut.
4. Penggunaan gas permanen pada ruang muat kapal tanker.
2.3.2
Alat mendeteksi keberadaan gas dan uap tertentu pada thereshold limit value
levels. Thereshold limit value levels (biasanya menunjukan gas dalam PPM)
berkaitan dengan tingkat penunjukan harian untuk delapan jam, rata-rata
konsentrasi yang dapat ditoleransi dan merupakan petunjuk yang berguna dalam
27
mengontrol bahaya dalam ruang tertentu. Zat yang dapat ditentukan secara teliti
detektor ini adalah berzene dan hydrogen sulphide.
3. Oxygen content meter
PENCEGAHAN KECELAKAAAN
Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan, maka kita harus mengetahui penyebab
terjadinya kecelakaan tersebut.
2.4.1. Sebab-Sebab Kecelakaan
Dari hasil penelitian ternyata 80-85 % kecelakaan disebabkan oleh faktor kesalahan
dan kelalaian manusia yang lebih dominan. Kecelakaan umumnya diakibatkan
karena berhubungan dengan sumber tenaga misalnya tenaga gerak mesin dan
peralatan, kimia, panas, listrik dan lain-lain di atas ambang dari tubuh atau struktur
bangunan. Kerugian-kerugian tersebut tidak sedikit menelan biaya dan untuk
mengatasi hal tersebut perlu adanya usaha pencegahan melalui usaha keselamatan
kerja yang baik.
2.4.2. Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Adapun penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan adalah faktor
manusia. Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia karena manusianya
mempunyai sifat-sifat antara lain :
1. Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan
dan bahaya -bahaya yang mungkin ditimbul-kannya, namun belum mampu atau
kurang terampil sehingga melakukan suatu kesalahan yang fatal.
28
Setelah kita mengetahui sebab dan proses terjadinya kecelakaan, maka kita dapat
menentukan cara penanggulangannya, baik untuk meniadakan atau mengurangi
akibat kecelakaan itu.
Pada masa lalu, usaha keselamatan kerja ditujukan untuk mengatasi Unsafe Act
dan Unsafe Condition yang ternyata hanya merupakan gejala dari adanya
ketimpangan pada unsur sistem produksi.
Karena perbaikan terhadap Unsafe Act dan Unsafe Condition ini tidak merubah
sebab utama kecelakaan (ketimpangan unsur produksi), maka perbaikan ini sangat
bersifat tambal sulam dan tidak permanen. Usaha yang bersifat permanen dapat
dicapai dengan melakukan pencegahan atau perbaikan terhadap ketimpangan yang
ada pada ketiga unsur sistem produksi (manusia, lingkunagn fisik dan manajemen).
2.4.4. Pencegahan
Perbaikan pada unsur sistem produksi ini selain dapat mencegah terjadinya
kecelakaan/insiden yang merugikan, juga dapat meningkatkan produktifitas
perusahaan.
29
mesin
keselamatannya.
atau
peralatan
dengan
memperhatikan
segi-segi
kemampuan pekerja, agar tercipta The Right Design for Human sehingga dapat
dihindari ketegangan jiwa, badan maupun penyakit kerja terhadap manusia.
3. Pembelian yang didasarkan mutu dan syarat keselamatan kerja.
4. Pengelolaan (pengangkutan, penyusunan, penyimpanan) bahan-bahan produksi
30
(Manajemen Participation).
2. Pembagian tanggung jawab dan pertanggungjawaban (Accountability) dalam
31
pembinaan.
3. Program motivasi yang meliputi : indoktrinasi keselamatan kerja, pertemuan
32
BAB 3
MELAKUKAN PENCEGAHAN & PEMADAMAN KEBAKARAN
DI KAPAL
Penyebab utama kebakaran di atas kapal adalah akibat kelalaian manusia, karena
tidak ditaatinya prosedur kerja yang telah ditetapkan dan tidak melakukan
pencegahan kebakaran sedini mungkin.
3.1. KLASIFIKASI
API
PEMADAMANNYA
DAN
MEMILIH
MEDIA
UNTUK
Terjadinya api di kapal karena adanya unsur-unsur bahan bakar, panas dan oksigen
(segitiga api), lihat Gambar 3.1
33
5. Karet
3.1.1.2. Kelas B (Bahan Cair dan Gas)
Contoh bahan cair dan gas yang terbakar :
1. Bensin
2. Solar
3. Minyak tanah
4. Minyak pelumas
5. Asetilin
6. LPG
3.1.1.3. Kelas C (Bahan Listrik)
Contoh bahan listrik yang mudah terbakar di kapal:
1. Peralatan navigasi
2. Instalasi listrik kapal
3. Generator pembangkit listrik
4. Motor listrik
3.1.1.4. Kelas D (Bahan Logam)
Contoh bahan logam yang terbakar :
1. Besi
2. Baja
3. Aluminium
4. Kuningan
5. Tembaga
3.1.2. Jenis-jenis Api
Berdasarkan bahan yang terbakar, api dibedakan menjadi beberapa jenis. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk memilih alat pemadam yang tepat untuk api tersebut,
karena tidak sembarang api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang sama.
Jenis - Jenis api :
1. Api kelas A adalah api yang berasal dari bahan yang mudah terbakar seperti :
sebagainya.
34
Busa (foam)
35
36
alat
37
38
39
40
tersebut di atas hanya akan menghasilkan nyala api bila berjalan dengan cepat dan
seimbang.
Bila salah satu unsur ditiadakan atau kadarnya berkurang, maka dengan sendirinya
nyala api akan padam. Reaksi ketiga unsur tersebut digambarkan dalam satu segitiga
yang disebut segi tiga api. Reaksi yang tergambar pada segitiga api adalah reaksi
berantai yang berjalan dengan seimbang.
Bila keseimbangan reaksi tersebut diganggu maka reaksi akan terhenti atau api akan
padam. Oleh karena itu dasar-dasar dari sistem pemadam api sesungguhnya adalah:
pengrusakan keseimbangan reaksi api. Perusakan keseimbangan reaksi tersebut
dapat dilakukan dengan tiga cara antara lain:
3.4.1.1.
Cara Penguraian
Cara penguraian adalah suatu usaha pemadaman api dengan jalan memisahkan atau
menyingkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari api (lihat Gambar 3.7).
BA
HA
N
AS
N
BA
KA
PA
Cara Isolasi
adalah pemadaman api dengan jalan menurunkan kadar oksigen sampai di bawah
12%. cara ini disebut juga lokalisasi, yaitu mencegah reaksi dengan oksigen (lihat
gambar 3.9).
41
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan di Kamar Mesin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Setiap pekerja di kamar mesin harus mengenal semua peralatan mesin atau
listrik yang ada di ruangan, dan mengetahui dengan tepat bahaya-bahaya apa
yang dapat ditimbulkan oleh peralatan tersebut.
7.
Setiap pekerja di kamar mesin harus mengetahui sistem pemadaman api yang
digunakan, macam alat yang digunakan, lokasinya dan cara bekerjanya. Dan
harus mempergunakan alat-alat tersebut sewaktu-waktu diperlukan. Pekerja
yang masih dalam taraf latihan sebaiknya harus selalu didampingi pekerja yang
sudah berpengalaman.
8.
9.
42
10. Usahakan agar aliran udara/ventilasi kamar mesin bekerja dengan baik.
11. Bila ada kelainan-kelainan yang membahayakan, jangan ragu-ragu
untuk
memungkinkan, agar laporkan dulu
12. Kabel-kabel listrik harus selalu dicek kondisinya, jangan sampai terjadi
korseleting.
13. Jangan biasakan menempatkan kain-kain lap di atas peralatan.
14. Jangan menyimpan benda atau bahan-bahan yang mudah terbakar di kamar
Merokok di dalam ruangan harus hati-hati. Jangan merokok sambil tiduran, dan
buang puntung rokok yang sudah dipadamkan pada tempat yang disediakan.
Jangan sembarangan membuang puntung rokok yang masih berapi keluar
jendela.
2.
3.
4.
Bila menggunakan alat-alat listrik (seterika, kipas angin dan sebagainya) harus
hati-hati. Jangan lalai mencabut stop kontaknya bila telah selesai.
5.
Setiap akan tidur atau akan pergi keluar rungan, yakinkan bahwa semuanya
telah aman, tidak ada hal-hal yang dapat menimbulkan api (korseleting).
2.
Ventilasi udara harus diatur sebaik-baiknya. Pada kapal yang tonasenya 1500
ton atau lebih, palka kapal harus dilengkapi dengan termometer pengukur
suhu. Petugas yang bertanggung jawab harus sering memeriksa ruangan palka
tersebut.
3.
Untuk kapal yang mengangkut muatan minyak harus dijaga jangan sampai
terjadi kebocoran pipa-pipa. Tumpahan minyak atau uapnya merupakan hal
yang berbahaya. Drum-drum maupun tempat berisi minyak harus diikat dengan
kuat, sehingga tidak ada kemungkinan minyaknya tumpah.
4.
43
harus ada petugas yang selalu mengontrol dan memperingatkan penumpang bila
tidak mentaati larangan-larangan yang diberlakukan. Bila perlu, penumpang
dilibatkan dalam latihan.
5.
Alat-alat pemadam api portable harus selalu disiapkan di dapur, dan dijaga
baik kondisinya. Pekerja di dapur juga harus mampu menggunakan alat tersebut
pada saat diperlukan.
2.
Semua peralatan masak harus selalu dijaga kondisisnya. Khusus peralatan masak
yang modern, pekerja harus sudah menguasai prosedur penggunaannya dan
tindakan-tindakan keamanan yang diperlukan harus dilaksanakan.
3.
4.
Larangan
merokok.
5.
6.
Agar terhindar dari bahaya kebakaran, maka di setiap ruangan di atas kapal
harus memiliki petunjuk-petunjuk keselamatan.
jangan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
44
3.5.1.
Untuk mengetahui secara dini bahaya kebakaran di kapal maka di pasang alat deteksi
kebakaran. Alat deteksi kebakaran terdiri dari 3 jenis, yaitu :
3.5.1.1. Alat deteksi asap
Alat deteksi asap (smoke detector), adalah suatu alat yang mempunyai kepekaan
tinggi terhadap asap dan mengaktifkan bel alarm di seluruh ruangan kapal. Pada
umumnya prinsip kerja alat tersebut berdasakan pada prinsip ionisasi dan photo
electric.
3.5.1.2.
Alat deteksi nyala api (flame detector) bekerja dengan cara mendeteksi sinar ultra
violet yang dipancarkan oleh api dan mengaktifkan bel/alarm
3.5.1.3.
Alat deteksi suhu (heat detector); akan bekerja membunyikan bel / alarm bilamana
terjadi kenaikan suhu yang ekstrim di sekitar alat deteksi tersebut.
45
macam cara : deteksi asap, deteksi panas maupun deteksi nyala api. Akibat dari
bekerjanya alat-alat tersebut suatu sinyal listrik dikirimkan ke bagian panel
kontrol alarm bahaya (B), sebagai suatu input data yang akan diolah lebih lanjut.
2. Panel kontrol alarm bahaya (B) merupakan unit pengontrol yang akan
dapat segera melakukan tindakan pemadaman lebih lanjut. Bila lokasi kebakaran
sudah dilangkapi pemadam api otomatis, maka sinyal dari unit kontrol dapat
langsung megakibatkan bekerjanya peralatan tersebut (misalnya sprinkler
otomatis).
3.5.2. Alat Pemadam Api Tetap
adalah suatu alat pemadam api yang terpasang permanen di kapal, dan digunakan
untuk memadamkan kebakaran besar yang terjadi di atas kapal. Bagian-bagian alat
pemadam api tetap terdiri dari :
3.5.2.1. Pompa Pemadam
Pompa berfungsi untuk menghisap dan memompa air ke selang pemadam dan
menghasilkan tekanan air 2 s/d 3,5 kg/cm
3.5.2.2. Instalasi pipa pemadam
Pipa pemadam adalah berfungsi sebagai penyalur air dari pompa ke hidrant
pemadam kebakaran
46
Gambar 3.13.
Selang Pemadam
47
Pada sistem ini alat deteksi bahaya api selain mengaktifkan alarm bahaya juga
langsung mengaktifkan alat-alat pemadam kebakaran lainnya.
Dengan demikian resiko bahaya langsung ditangani sedini mungkin secara
otomatis. Sedangkan tenaga manusia hanya diperlukan untuk menjaga
kemungkinan lain yang terjadi.
2. Sistem Semi Otomatis
Pada sistem ini hanya sebagian peralatan yang bekerja secara otomatis, sebagian
peralatan yang lain masih memerlukan tenaga manusia. Misalnya alat yang
bekerja secara semi otomatis adalah alat deteksi awal. Tindakan pemadaman
selanjutnya dilakukan seperti yang biasa, atau dapat mengaktifkan sistem
otomatis pemadam api.
Cara kerja peralatan pemadam api instalasi tetap di atas dapat diterapkan untuk
berbagai bahan pemadam api, baik air, busa, CO2 maupun dry chemical dan gas
halon.
Selanjutnya cara kerja di atas dapat digambarkan pada diagram berikut :
3.6. ORGANISASI PEMADAM KEBAKARAN DI ATAS KAPAL
Semua pelaut harus mengerti dengan benar alarm keadaan darurat di kapal sehingga
bila terdengar bunyi alarm keadaan darurat dapar segera bertindak sesuai dengan
tugas yang telah diberikan.
Dalam menghadapi keadaan darurat di atas kapal setiap awak kapal melaksanakan
fungsinya masing-masing sesuai dengan tugas-tugas khusus yang diberikan
sebagaimana tertuang dalam sijil keadaan darurat di kapal.
3.6.1. Bagan Pengendalian Kebakaran.
Bagan pengendalian kebakaran harus dipasang secara tetap pada semua kapal, agar
dapat dijadikan petunjuk bagi perwira kapal. Bagan penyusunan umum
memperhatikan secara jelas stasiun pengendalian setiap geladak, macam-macam
ruangan yang dibatasi dengan pembagian klas A, B (jika ada), serta penjelasan dari
alarm kebakaran, sistem pendeteksian, instalasi percik, alat-alat pemadamkebakaran,
jalan untuk menuju ke ruangan lain, geladak-geladak serta sistem ventilasi yang di
jelaskan juga tentang dimana kedudukannya dan angka pengenal ventilasi untuk
setiap sektor. Penjelasan di atas harus dimasukkan ke dalam buku petunjuk, setiap
perwira harus diberikan buku ini, serta buku ini harus ada di kapal setiap waktu dan
di tempat yang mudah dicapai.
Bagan pengendalian serta buku petunjuk ini harus dipelihara agar tetap mengikuti
perubahan-perubahan yang dilakukan. Keterangan dalam bagan pengendalian
maupun buku petunjuk ini ditulis dalam bahasa nasional, bila ditulis bukan dalam
48
bahasa Inggris atau bahasa Perancis, maka harus dimasukkan juga terjemahan ke
dalam bahasa Inggris atau Perancis.
Petunjuk pengoperasian dan perawatan semua peralatan dan instalasi pemadam
kebakaran harus disimpan di dalam satu wadah tertutup di tempat yang selalu siap
dan mudah dicapai.
3.6.2. Sijil Keadaan Darurat.
Sijil keadaan darurat harus memuat semua tugas-tugas khusus dan terutama harus
menunjukkan tempat-tempat dimana tiap anggota harus pergi dan tugas-tugas yang
harus dilaksanakan. Bentuk dari sijil keadaan darurat pada setiap kapal penumpang
harus disetujui administrasi. Sijil keadaan darurat harus diletakkan pada tempattempat yang mudah terlihat, terutama di ruang-ruang awak kapal sebelum kapal
tersebut berlayar.
Sijil keadaan darurat harus memuat tugas-tugas yang diberikan kepada anak buah
kapal yang berhubungan dengan :
1. Penutupan pintu-pintu kedap air, katup-katup dan alat-alat penutup dari lubang-
latihan sekoci dan pemadaman kebakaran, latihan ini harus diadakan juga bila
sebuah kapal penumpang meninggalkan pelabuhan pemberangkatan terakhir
dalam pelayaran Internasional, kecuali pelayaran Internasional jarak pendek.
7. Di kapal barang, untuk latihan sekoci dan pemadaman kebakaran harus
dijalankan dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 bulan, dengan ketentuan latihan
sekoci dan latihan pemadaman kebakaran harus dijalankan dalam waktu 24 jam
sesudah meninggalkan pelabuhan, apabila lebih dari 25 % dari awak kapal telah
diganti di pelabuhan tersebut. Latihan-latihan tersebut di atas harus dicatat dalam
buku harian kapal.
3.6.3. Tata Cara Keselamatan Perorangan
Peran/roll bahaya kebakaran adalah suatu sistem pembagian tugas atau tanggung
jawab setiap anak buah kapal di pos-pos tugas yang telah ditentukan, yang bertujuan
agar dapat menggunakan peralatan pemadam api secara cepat dan tepat. Pada
hakekatnya peran/roll sama dengan sistem siaga bahaya kebakaran sesuai yang
dilaksanakan pada latihan berkala dalam memadamkan kebakaran.
Dengan adanya pengaturan tugas sesuai perannya masing-masing, maka setiap awak
kapal mengerti setiap tanggung jawabnya bila terjadi bahaya kebakaran. Sehingga
49
Uraian Tugas
- Pimpinan Umum
- Mengolah gerak kapal
Mualim I
Mualim II
Juru Mudi
- Mengemudi kapal
Markonis
Ass. Markonis
Mualim III
KKM
perintah
alat-alat
Masinis I
Masinin II
- Pemadam CO2 6 Kg
pemadam
- Membantu Masinis I
Masinis III
- Membantu KKM
- Pemadam CO2 6 Kg
Juru Motor I
Juru Motor II
50
yang
Serang
Juru Mudi II
Kelasi I
Kelasi II
Koki I
Koki II
Setiap awak kapal harus mengetahui tentang dilarang memasuki daerah kebakaran
kecuali sudah mendapat perintah dari orang yang bertugas. Setiap awak kapal juga
harus mengenal daerah lokasi kebakaran di kapal dan paham betul mengenai jalurjalur penyelamatan.
Untuk memasuki daerah yang terbakar, khususnya untuk yang beresiko tinggi seperti
tidak adanya penerangan dan pekatnya asap hasil kebakaran, maka petugas pemadam
kebakaran harus menggunakan peralatan pelindung yang lengkap, seperti :
1. Alat pelindung pernafasan (B.A)
2. Senter
3. Kampak
4. Tali keselamatan tahan api dan perlengkapannya.
Petugas pemadam harus memakai pakaian pelindung yang memadai seperti topi
keamanan, sarung tangan, sepatu keamanan dan baju pemadam. Petugas yang
menggunakan tali keselamatan, sudah harus mengerti tentang penandaan (signalling)
yang sudah disepakati, seperti :
1.
Satu (1) tarikan tali berarti, saya aman dan tolong diulur talinya, saya akan
mesuk lagi.
2.
Dua (2) tarikan berarti, saya aman dan tolong ditarik, saya akan keluar.
3.
51
tidaknya diadakan latihan. Dengan seringnya latihan, maka kecepatan gerak dalam
menghadapi bahaya menjadi suatu gerakan reflek yang tangkas, sehingga
pemadaman api dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
2.
3.
4.
52
Selain itu harus disediakan alarm kebakaran atau sistem deteksi kebakaran
secara otomatis yang dapat menunjukkan adanya gejala kebakaran di suatu
tempat yang tidak dapat dijangkau dengan sistem penjagaan manusia, kecuali
sifat pelayaran kapal tersebut jarak pendek.
3.
Semua kapal, baik di laut atau di pelabuhan (kecuali dalam keadaan rusak)
setiap saat harus diawaki atau diperlengkapi sedemikian rupa, sehingga setiap
alarm kebakaran awal, dijamin dapat segera diterima oleh awak yang
bertanggung jawab.
53
54
BAB 4
MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI
DARURAT DAN SAR
Kapal laut yang berlayar melintasi samudera di berbagai daerah pelayaran dalam
kurun waktu yang cukup, bergerak dengan adanya daya dorong pada kecepatan
bervariasi. Dalam perjalanan dapat mengalami berbagai masalah yang disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain alam, manusia dan teknis yang tidak dapat di dugaduga oleh kemampuan manusia yang akhirnya akan mengganggu pelayaran dan
dapat beresiko timbulnya korban jiwa.
Gangguan pelayaran pada dasarnya dapat berupa gangguan yang dapat diatasi secara
langsung, perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau gangguan yang
mengakibatkan seluruh awak kapal harus terlibat mengatasi gangguan tersebut atau
bahkan meninggalkan kapal.
Keadaan darurat ini dapat merugikan semua pihak, baik awak kapal, pemilik kapal
serta bahkan akan merusak lingkungan atau ekosistem dasar laut. Untuk itu
diperlukan pemahaman tentang kondisi keadaan darurat ini oleh awak kapal atau
calon awak kapal sebaik mungkin agar mereka memiliki kemampuan dasar untuk
dapat mengidentifikasi tanda-tanda keadaan darurat dan mengatasi dari keadaan
darurat terebut untuk meminimalkan korban jiwa.
Pembuatan denah keadaan darurat di atas kapal sangat diperlukan agar
penanggulangan keadaan darurat dapat dilakukan dengan cepat dan baik. Untuk itu
diperlukan perencanaan dan persiapan, pengorganisasian, serta tindakan pendahuluan
untuk melakukan penanggulangan, dan penyediaan perlengkapan keadaan darurat
adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan di dalam mengatasi keadaan
darurat tersebut.
Keadaan darurat sering terjadi di kapal yang dapat menimbulkan banyak korban
jiwa maupun harta benda. Oleh karena itu setiap anak buah kapal (ABK) wajib
mempelajari prosedur darurat dan SAR. Di dalam proses penyelamatan diri, baik
para penolong maupun yang ditolong haruslah tahu dan paham benar tentang :
1. Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan teknik
pelaksanaannya.
2. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum dan setelah terjun dari kapal ke
laut.
3. Tindakan - tindakan selama terapung dan bertahan di laut.
4. Tindakan-tindakan pada waktu naik sekoci atau rakit penolong.
55
1.
Faktor alam: cuaca buruk, gempa bumi di laut dan keadaan lainnya yang
umumnya tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
2.
3.
peralatan
dan
Jenis keadaan darurat yang harus menyebabkan anak buah kapal (ABK) untuk
meninggalkan kapal diantaranya:
1.
2.
3.
Kapal kandas
4.
5.
Sijil darurat harus dibuat oleh setiap kapal penumpang dan baik isi maupun
bentuknya harus disetujui oleh pemerintah.
2.
Sebelum kapal berangkat, salinan sijil darurat harus digantung pada beberapa
tempat strategis di kapal, terutama di kamar ABK.
3.
Tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh setiap ABK dalam keadaan
darurat.
4.
Sijil darurat selain menunjukan tugas khusus, harus pula menunjukan tempat
berkumpul (kemana setiap ABK) harus pergi.
5.
Sijil darurat harus menunjukan pembagian tugas bagi ABK, dalam hal :
a. Penutupan pintu kedap air, katup-katup penutup mekanis dan lubang-lubang
pembuangan
b. Melengkapi sekoci penolong, termasuk portable radio, dan alat-alat penolong
lainnya.
c. Peluncuran sekoci penolong.
d. Persiapan umum alat-alat lainnya.
e. Pemadaman kebakaran termasuk panel kontrol kebakaran.
6.
7.
56
Isyarat kebakaran
2.
3.
4.
Isyarat pembatalan
Membunyikan alarm atau lonceng kapal secara terus menerus selama 10 detik.
Perwira kapal yang bertugas atas perintah nakhoda segera membunyikan alarm atau
suling kapal dengan bunyi 7 tiupan pendek dan 1 tiupan panjang secara terus
menerus.
ABK yang pertama melihat orang jatuh ke laut segera meneriakan: Orang jatuh ke
laut ! . . . Orang jatuh ke laut ! Teriakan diarahkan ke anjungan
Perwira kapal yang bertugas atas perintah nakhoda untuk membatalkan isyarat segera
meniupkan seruling dengan 3 tiupan seruling pendek atau dengan 3 bunyi bel
pendek.
4.1.4. Prinsip Pencegahan Keadaan Darurat
Pencegahan terjadinya keadaan darurat merupakan kewajiban bagi setiap ABK atau
personil yang ada di atas kapal. Apabila terjadi situasi keadaan darurat ABK harus
segera bertindak sesuai dengan peran yang telah ditetapkan.
Tindakan untuk menghindari terjadinya keadaan darurat diantaranya ;
1. Kapal harus laik laut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Membuat rencana dan pelayaran yang benar.
3. Memantau dan menganalisa berita cuaca dan berita keamanan navigasi.
4. Melaksanakan pemeriksaan dan perawatan semua peralatan di kapal.
5. ABK harus mempunyai kemampuan fisik dan mental yang kuat serta terampil
tempat yang strategis dan mudah dijangkau. Serta seuai dengan kemungkinan
penyebab/ media mudah terbakar.
Setiap anak buah kapal yang ada di kapal harus mengetahui :
57
1.
2.
3.
Jika di kapal terjadi keadaan darurat maka orang yang pertama mengetahui segera
melakukan prosedur sebagai berikut :
1. Membunyikan alarm
2. Melaporkan keadaan darurat kepada perwira jaga.
3. Melakukan tindakan pencegahan terjadinya keadaan darurat
3.
Mudah terlihat
2.
Mudah dijangkau
3.
Perawatan terhadap alat keselamatan tersebut harus dilakukan secara periodik, agar
anak buah kapal terlatih mengenal arti dan pentingnya keselamatan.
4.3. MENCEGAH TERJADINYA KEADAAN DARURAT
Upaya dalam mencegah terjadinya keadaan darurat antara lain :
1. Badan kapal dan mesin harus kuat dan memenuhi syarat.
2. Peralatan dan perlengkapan harus baik dan terpelihara sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Berita cuaca harus dipantau setiap saat.
58
4. Anak buah kapal harus mempunyai kemampuan fisik dan mental, terdidik dan
terampil.
5. Anak buah kapal harus mempunyai disiplin yang tinggi dan mampu bekerjasama
antar mereka.
4.4. SAR DENGAN BANTUAN HELIKOPTER
Penyelamatan korban dari kapal dengan bantuan helikopter dapat dilaksanakan bila
kondisi laut aman. Jenis peralatan yang digunakan untuk mengangkut korban dengan
helikopter terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
Cuaca buruk
2.
Malam hari
3.
4.
Kepanikan korban
5.
4.5.
Suatu organisasi keadaan darurat harus disusun untuk operasi keadaan darurat.
Maksud dan tujuan organisasi bagi setiap situasi adalah untuk :
1. Menghidupkan tanda bahaya
2. Menemukan dan menaksir besarnya kejadian
3. Kemungkinan bahayanya
4. Mengorganisasi tenaga dan peralatan.
4.5.1. Persiapan
Perencanaan dan persiapan dalah syarat utama untuk mecapai keberhasilan dalam
pelaksanaan menanggulangi keadaan darurat di kapal. Nahkoda dan para perwira
harus menyadari apa yang harus mereka lakukan pada keadaan darurat, misalnya
kebakaran di tangki muatan, kamar mesin, kamar ABK, kapal lepas dari dermaga dan
hanyut, cara lepas dari dermaga dan lain-lain, harus dapat secara cepat dan tepat
mengambil keputusan apa yang harus dilakukan mengatasi segala keadaan darurat.
Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti dalam pengorganisasian keadaan
darurat, antara lain :
59
1. Pusat Komando.
Kelompok pendukung yang dipimpin oleh seorang perwira yang harus selalu siap
untuk membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando serta
menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbekalan, bantuan medis,
dll.
4. Kelompok Ahli Mesin.
Kelompok ini dipimpin oleh seorang masinis. Tanggung jawab utamanya adalah di
kamar mesin dan bisa memberikan bantuan bila diperlukan.
4.5.2. Tindakan Pendahuluan
Seorang yang menemukan keadaan darurat harus membunyikan tanda bahaya,
melaporkan kepada perwira jaga yang kemudian akan menyiapkan organisasi.
Sementara itu yang berada di lokasi segera mengambil tindakan untuk
mengendalikan keadaan sampai diambil alih oleh organisasi keadaan darurat. Setiap
orang harus tahu tempat tugas dan apa tugasya. Termasuk kelompok pendukung
harus stand-by menunggu perintah selanjutnya.
4.5.3. Tata Cara Prosedur Keadaan Darurat
Semboyan untuk berkumpul dalam keadaan darurat terdiri dari 7 atau lebih tiupan
pendek yang diikuti dengan 1 tiupan panjang dengan menggunakan suling kapal atau
sirine. Sebagai tambahan dapat dilengkapi dengan bunyi bel atau gong secara terus
menerus. Jika semboyan ini berbunyi, berarti semua orang yang berada di atas kapal
harus mengenakan pakaian hangat dan baju renang dan menuju ke tempat darurat.
ABK melakukan tugas di tempat darurat mereka sesuai dengan yang tertera di dalam
sijil awak darurat dan selanjutnya menunggu perintah. Setiap juru mudi dan anak
buah sekoci menuju ke sekoci dan mengerjakan :
1. Membuka tutup sekoci, melipat dan memasukkannya ke dalam sekoci.
2. Dua orang dalam sekoci masing-masing seorang di depan untuk memasang tali
3. Tali yang berpasak dipasang sejauh mungkin ke depan tetapi sebelah dalam dari
60
Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau tata cara dan tindakan yang perlu diambil
dalam menghadapi beberapa situasi keadaan darurat.
4.5.3.1. Tubrukan
Apabila kapal terjadi tubrukan, maka hal yang harus dilakukan oleh Petugas Jaga laut
sebagai berikut :
1. Bunyikan sirine bahaya
2. Menggerakan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan
3. Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis ditutup
4. Lampu-lampu dek dinyalakan
5. Nahkoda diberi tahu
6. Petugas kamar mesin diberi tahu
7. VHF dipindahkan ke chanel 16
8. Awak kapal dan penumpang dikumpulkan di stasiun darurat
9. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada
perubahan posisi.
10. Ketinggian air pada got-got dan tangki-tangki diukur.
11. Bertindak secara procedural atau mengikuti perintah penanggungjawab kapal.
61
perubahan posisi.
kebakaran
3. Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu-pintu kedap air ditutup.
4. Lampu-lampu di dek dinyalakan
5. Nahkoda diberi tahu
6. Petugas di kamar mesin diberi tahu
7. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada
perubahan posisi.
62
63
BAB 5
MENERAPKAN PELAYANAN MEDIS DAN P3K DI ATAS
KAPAL
2.
Sistem pernafasan, jantung, pembuluh darah, susunan syaraf dan kelenjar buntu.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan, diperlukan adanya pelatihan seperti yang tertera pada peraturan
internasional STCW 78 Amandemen 95 Peraturan BAB IV 4.16 dan STCW-F 1995.
5.1. SUSUNAN TUBUH MANUSIA DAN FUNGSINYA
5.1.1. Susunan Kerangka Otot
Jumlah tulang yang terdapat pada bayi berbeda dengan yang terdapat pada orang
dewasa. Ini adalah akibat menjadi satunya beberapa tulang, setelah dewasa ada
tulang yang tumbuh kemudian. Kerangka manusia kita bedakan atas tengkorak
kepala (skull), tulang belakang (spina), dinding dada (chest), panggul (pelvis) dan
anggota gerak (extremitas).
64
Tengkorak kepala membentuk suatu ruang tertutup yang melindungi otak, terdiri dari
banyak tulang, satu dengan lainnya, melekat erat kecuali rahang bawah. Tengkorak
kepala ini bertumpu pada bagian ruas teratas tulang belakang.
Tulang belakang sendiri terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung
daerah dada, 5 ruas tulang punggung daerah perut, 1 ruas besar tulang kedudukan
dan 3-5 ruas tulang ekor. Kegunaan tulang adalah melindungi sumsum belakang dan
mempertahankan tegak tubuh.
Dinding dada terdiri dari satu pasang tulang selangka, 1 tulang dada dan 12 pasang
tulang iga. 7 pasang teratas dari iga ini bertaut langsung ke tulang dada, 3 pasang
berikutnya bertaut di sebelah depan ke tulang iga di atasnya, 2 pasang terakhir tidak
bertaut ke depan. Kegunaan dinding dada ini untuk melindungi jantung, paru-paru,
dan sebagian alat yang ada di rongga perut. Fungsi yang penting adalah ikut
menjamin terselenggaranya pernapasan dengan baik. Bila kita bernapas, dapatlah
dirasakan adanya gerakan dinding dada bergerak ke atas dan ke arah luar.
Pinggul terdiri dari 3 pasang tulang. Pada masing-masing sisi ketiga tulang saling
bertaut erat membentuk satu tulang yang besar.Kegunaan panggul adalah untuk
melindungi alat-alat dalam rongga panggul dan bersamaan dengan tulang kedudukan
serta tulang ekor akan berfungsi penting pada persalinan.
Anggota gerak atas pada masing-masing sisi dibentuk oleh tulang belikat, tulang
lengan atas, tulang pengumpil, tulang hasta, 8 tulang pergelangan tangan, 5 tulang
telapak tangan dan 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini adalah untuk memungkinkan
gerakan anggota gerak atas. Anggota gerak bawah pada masing-masing sisi dibentuk
oleh tulang paha, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, 7 tulang
pergelangan kaki, 5 tulang telapak kaki dan 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini
adalah untuk gerakan anggota gerak bawah.
Otot-otot yang menyertai kerangka tubuh adalah otot sadar, artinya otot ini
digerakkan secara sadar. Bila tidak ada perintah maka otot tersebut relatif akan
istirahat dan tidak bergerak. Otot-otot lain yang terdapat di dalam dan di sekitar alatalat dalam adalah otot tak sadar, artinya otot tersebut bergerak dengan sendirinya
tidak mempengaruhi kesadaran, tetapi dipengaruhi oleh keadaan dan kebutuhan
setempat.
Untuk bisa melihat perubahan-perubahan serta keadaan bahaya pada korban yang
mengalami kecelakaan, perlu mengetahui kondisi-kondisi normal dari fisiologi
manusia diantaranya:
5.1.2. Susunan Pencernaan
Dimulai dengan bibir dan rongga mulut, saluran pencernaan kemudian selanjutnya
kerongkongan yang pangkalnya berada pada satu tempat dengan pangkal tengkorak.
Kerongkongan kemudian berjalan di depan ruang tulang belakang di daerah dada,
menembus sekat rongga badan dan berakhir pada lambung. Kerongkongan hanyalah
berfungsi meneruskan makanan yang sebagian sudah lumat tersebut.
Fungsi dari bibir rongga mulut adalah untuk melumatkan makanan yang walaupun
terasa lezat, tetapi masih dalam bentuk kasar. Fungsi ini dimungkinkan oleh adanya
gigi gerigi dan kelenjar ludah mulut.
65
Lambung berupa kantong yang terletak di bagiah kiri atas rongga perut. Ototnya
kuat dan dengan bantuan cairan pencerna yang dihasilkan lambung, makanan makin
dilumatkan. Biasanya makanan tertahan di dalam lambung selama 4 6 jam. Setelah
lambung makanan yang sudah hampir lumat itu didorong masuk ke dalam usus 12
jari. Ke dalam usus 12 jari ini bermuara saluran empedu dan kelenjar ludah perut,
sehingga dibantu dengan gerakan usus makin lumat dan bentuknya sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diserap
5.1.3. Jantung
Jantung terletak di pusat rongga dada dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. Endokardium
Selaput yang membatasi ruangan jantung. Lapisan ini mengandung pembuluh
darah, saraf, dan cabang-cabang dari sistem peredaran darah ke jantung
2. Miokardium
Merupakan otot jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot.
3. Parakardium
Selaput pembungkus jantung.
Jantung merupakan alat pemompa darah yang terdiri dari dua pompa yang terpisah,
yaitu jantung kanan (yang memompakan darah menuju paru-paru) dan jantung kiri
(yang memompakan darah keseluruh tubuh).
Tiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat
berdenyut, yaitu atrium dan vertikel. Fungsi utama atrium adalah tempat masuknya
darah dan membantu mengalirkan darah masuk ke dalam vertikel. Vertikel
menyediakan tenaga utama untuk mendorong darah
66
hidung kemudian melanjutkan ke dalam rongga hidung yang dibentuk oleh tulang
hidung pada bagian depan tengkorak kepala.
Kegunaan dari lubang hidung dan rongga hidung adalah untuk melembabkan dan
menyaring udara. Dari rongga hidung kemudian menuju ke pangkal tenggorok yang
terletak pada tempat yang sama dengan pangkal kerongkongan, pada bagian
depannya terdapat selembar jaringan rawan yang disebut epiglotis.
Kegunaan dari pangkal tenggorokan adalah untuk menutup jalan nafas pada saat
menelan makanan dan minuman. Di samping itu pada daerah ini terdapat sepasang
pita suara yang berfungsi untuk mengungkapkan perasaan yang akhirnya berupa
kata-kata. Dari batang tenggorok kemudian berlanjut menjadi cabang tenggorok dan
terus berlanjut ke masing-masing paru-paru. Paru-paru berupa sepasang jaringan
lunak mirip karet busa yang selalu berisi udara. Jumlah udara menjadi banyak pada
saat menarik nafas dan menjadi sedikit pada saat mengeluarkan pernafasan. Keluar
masuknya udara ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh gerakan dinding dada,
bukan oleh gerakan paru-paru itu sendiri.
Pada saat menarik nafas, dinding dada bergerak ke arah luar atas, tekanan di dalam
rongga dada mengecil dan udara terhisap masuk oleh karena perbedaan tekanan.
Sebaliknya pada saat melepas nafas, dinding dada bergerak turun dan merapat ke
dalam, tekanan di dalam rongga dada membesar dan udara tersebut ke luar. Di dalam
ruangan-ruangan kecil pada paru terjadilah pertukaran gas/udara dimana zat asam
(oxygen) dihisap dan zat asam arang (CO2) dikeluarkan.
Paru-paru adalah alat pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan di atas
diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan
rongga perut. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastisitas yang disebut pluera.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru
kiri terdiri 2 gelambir, sedangkan paru-paru kanan terdiri dari 3 gelambir.
Didalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus paru-paru
bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus. Saluran-saluran halus
berakhir pada gelembung-gelembung halus (alveolus).
Dinding alveolus sangat tipis, namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah.
Pada dinding alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.
67
68
69
penolong.
5.2.3. Sikap Seorang Penolong
1. Tidak boleh panik, harus sabar dan tenang
2. Waspada akan keadaan di sekitar tempat kecelakaan
3. Selalu waspada akan keadaan si korban
4. Dapat menenangkan si penderita
5. Melaporkan setelah memberikan pertolongan dengan cara :
a.Mencatat identitas korban
b.
70
a.
Melakukan nafas buatan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari
mulut ke hidung (mouth to nose)
b.
c.
Menghentikan perdarahan
d.
e.
Tensi
P3K yang tepat sangat menolong penderita dan sebaliknya tindakan yang kurang
tepat atau salah dapat berakibat memberatkan penderita atau cacat fisik bahkan
berakibat fatal. Dalam melakukan P3K, si penolong jangan sampai turut menjadi
korban sia-sia.
5.2.5. Sikap Menghadapi Korban Kecelakaan
Pastikan dulu apakah korban sudah meninggal ataukah korban masih hidup.
1.
2.
5.3.
a.
b.
c.
d.
e.
keadaan sudah aman atau bantuan datang segera pindahkan ke Rumah Sakit
terdekat
f.
Didalam melakukan pertolongan hal yang harus diperhatikan adalah jenis luka atau
penyakit yang dialami oleh para korban. Jenis jenis luka tersebut antara lain :
5.3.1. Pendarahan
Pendarahan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
5.3.1.1. Perdarahan Luar
Ada tiga macam perdarahan luar antara lain :
1. Perdarahan dari pembuluh rambut (capiler)
71
b.
c.
d.
72
b.
c.
d.
b.
c.
d.
73
b.
c.
Catatan :
Ikatan harus jelas terlihat, simpul dikendorkan selama lebih kurang 1 menit
pada tiap-tiap 15 sekali sambil menekan bagian yang luka, demikian
seterusnya sampai ke rumah sakit.
Bila alat-alat lengkap memungkinkan jahit pembuluh darah yang putus dan
lukanya dan segera bawa ke rumah sakit terdekat.
b.
c.
P3K-nya sama dengan gegar otak berat, dan segera bawa ke rumah sakit.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
P3K-nya :
1.
2.
3.
4.
74
5.3.1.4.
Gejala-gejalanya :
1.
2.
3.
4.
P3K-nya :
5.
6.
7.
5.3.2. Resusitasi
Resusitasi adalah tindakan untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan atau fungsi
sirkulasi udara yang efektif.
5.3.2.1.Tahapan
1. Bantuan hidup dasar (Basic life support)
2. Bantuan hidup lanjut (Advanced life support)
3. Bantuan hidup jangka panjang (Prolonged life support)
5.3.2.2. Gejala
1. Henti napas
2. Kulit kebiru-biruan
3. Nadi besar tak teraba
4. Kehillangan kesadaran
5. Pupil melebar
5.3.2.3. Penyebab
1. Penyakit jantung
2. Shock listrik
75
3. Shock berat
4. Sumbatan benda-benda asing
5. Trauma kepala
6. Keracunan
7. Tenggelam
5.3.2.4. Cara Pertolongan
1. Tidurkan terlentang di atas alas keras
2. Bersihkan mulut dan pharink
3. Kepala dongakan ke atas
4. Tarik rahang bawah ke depan, buka mulut
5. Bila tetap tak bernapas lakukan tiupan udara langsung dengan cepat melalui
hidung (dengan menutup mulut), mulut (dengan menutup hidung) frekwensi
masing-masing 3-5 kali.
6. Bila masih belum bernapas juga lakukan dengan memberikan pernapasan buatan,
Dorong dagu, mulut terbuka dan bersihkan.
7. Mulut penolong dibuka lebar, tarik napas dalam-dalam kemudian letakan ke
mulut korban, sambil memijit rapat hidung korban.
8. Kemudian bebaskan mulut korban.
9. Angkat mulut penolong. Dewasa 12 kali/menit, anak-anak 20 kali /menit
10. Tiupan pada anak tidak boleh terlalu keras.
5.3.3. Keracunan Karbon Monoksida
Tanda-tandanya :
1. Kesadaran mulai hilang
2. Pingsan
76
4. Tercekik
Untuk memastikan serangan jantung sudah terhenti atau tidak, diraba pembuluh
darah (nadi) yang terdapat disamping lehernya.
Usaha pertolongan dengan :
1. Korban ditelentangkan pada alas yang keras
2. Letakan pangkal telapak tangan diatas tulang dada lekat ujung bawahnya.
3. Tekanlah tulang dada korban tegak lurus kebawah kurang lebih 3 cm, lalu
5.3.5
Penangan Shock
Shock timbul akibat adanya sistem peredaran darah dalam tubuh terganggu, sehingga
tidak dapat memenuhi keperluan. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1. Neurogenik dan psikis (ketakutan, kesakitan, terkejut dan keracunan)
2. Kehilangan darah atau cairan tubuh (pendarahan atau muntaber)
3. Infeksi
4. Serangan jantung atau kekacauan denyut jantung
5. Alergi karena obat-obatan.
77
2. Lelah
3. Takut
4. Tidak tahan melihat darah
1. Bersihkan luka
2. Rendam dalam es atau air yang dingin
3. Keringkan, lepuh-lepuh jangan diganggu.
4. Diberi boorzalf 5% atau sofratulle, kemudian tutup dengan kain pembalut.
mudah pecah-pecah
2. Karena lapisan luar kulit sudah pecah maka infeksi akan berkembang
3. Rasa nyeri seperti tertusuk jarum
78
4. Bengkak
5. Akar-akar rambut masih ada
6. Warna kulit luar hitam
diri.
2. Berikan pernapasan buatan
3. Pijat jantung untuk pemulihan denyut jantung
4. Perawatan luka bakar
5. Kirim ke rumah sakit
79
5. Kesadaran menurun.
6. Pingsan.
7. Reflek reflek pathologis positif.
8. Koma.
Bila gegar otak ringan disertai pendarahan (pembuluh darah kecil), cepat atau lambat
akan menjadi gegar otak berat. Dengan didahului munculnya reflek-reflek patologis
kontralateral. Pertolongan pertamanya adalah :
1. Amankan penderita
2. Kendorkan semua pakaian yang ketat.
3. Tidur terlentang tanpa bantal, posisi kepala 20 0 lebih rendah dari kaki .
4. Miringkan muka ke kiri/kanan.
5. Observasi vital sign-nya.
6. Usahakan sikulasi udara sekitarnya tetap segar.
7. Dapat dibantu dengan pemberian oksigen.
8. Bila sudah aman / bantuan datang pindahkan ke rumah sakit.
9. Perhatikan cara transportasinya.
Ada trauma.
b.
Amankan korban.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
Merah kebiru-biruan
e.
f.
80
g.
Amankan korban
b.
c.
b.
c.
b.
Korban sadar, tidurkan posisi terlentang tanpa bantal, alas keras dan fiksasi
posisinya.
c.
Korban pingsan,
ditelentangkan.
d.
tidurkan
posisi
miring/telungkup.
Setelah
sadar
a.
b.
Buat irisan silang pada tempat gigitan, tekan kuat-kuat supaya darah keluar
sebanyak-banyaknya.
c.
Bila yakin di rongga mulut tak ada luka, boleh mengeluarkan darah dengan
cara menghisap.
d.
2. Terkena ubur-ubur.
a.
b.
Panas, nyeri.
b.
Keringkan bagian yang terkena, kalau ada siram dengan larutan amonia
encer.
81
b.
c.
P3K nya :
1. Korban masih sadar :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
Beri Oxygen
d.
82
b.
b.
b.
c.
d.
5.4.
83
dua orang
9. Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu
5.5.
Prosedur Pelayanan
5.5.1. Medis
Pertolongan medis harus diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan dengan
lokasi yang tidak membahayakan penderita atau penolong, sebelum mendapat
pertolongan medis/paramedis atau rumah sakit.
Seorang penolong harus mempunyai pengetahuan tentang dasar-dasar pertolongan
pertama pada kecelakaan dan telah mengikuti pelatihan medis, juga mempunyai
sikap;
1. Tidak boleh panik, harus sabar dan tenang
2. Waspada pada keadaan disekitar tempat kecelakaan
3. Selalu waspada terhadap keadaan korban
4. Dapat menenangkan si penderita
5. Melaporkan setelah selesai memberikan pertolongan kepada yang berwenang.
pendarahan
2. Mencegah terjadinya cidera yang lebih parah
3. Mencegah terjadinya cacat bagi korban
4. Mencegah terjadinya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih parah akibat
patah tulang
5. Mencegah bahaya akibat infeksi
6. Meringankan derita korban
7. Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam
5.5.2. Peralatan
Peralatan-peralatan yang harus tersedia dalam rangka pertolongan pertama pada
kecelakaan, yang penting terdiri dari :
Pembalut segitiga
Pembalut biasa
Kasa steril
Kapas putih
Snelverband
84
Plester
Sofratulle
Bidai (spalk)
Gunting perban
Pinset
Kertas pembersih
Sabun
Lampu senter
Pisau lipat
Pipet
5.5.1.1. Obat-Obatan
Persediaan obat-obatan yang penting pada umumnya adalah:
Norit
Mercurochroom
Salep boor
Salep antihistaminika
Rivanol 1/1000
Salep sulfa
Tablet garam
Oralit
85
5.6.
Komunikasi adalah hal yang sangat penting di atas kapal, oleh karena itu sesuai
dengan persyaratan Konvensi STCW 1995 maka para pelaut harus memiliki
kemampuan memahami dengan baik mengenai instruksi-instruksi, aba-aba, maupun
istilah baku umum lainnya yang dilaksanakan di kapal terutama dalam keadaan
darurat. Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
yang berhubungan dengan penempatan masing-masing di atas kapal akan sangat
penting untuk menjamin aspek keselamatan dan penyelamatan korban pada saat
evakuasi, sehingga hal demikian dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Sistem
komunikasi umumnya terdiri dari pengirim berita, penerima, mode, media dan
konteks. Isi komunikasi mencakup perintah keselamatan, bahaya navigasi dan
permintaan bantuan pelayanan medis.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi untuk bantuan pelayanan medis terjadi
karena:
1. Media komunikasi yang kurang sempurna.
2. Feedback yang kurang jelas
3. Gangguan pada pengiriman dan penerimaan
Komunikasi yang efektif dalam informasi bantuan pelayanan medis harus:
1. Jelas
4. Kongkrit
2. Lengkap
5. Benar
3. Padat
86
BAB 6
MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DI KAPAL
Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan praktis pelaut yang
menyangkut bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan
darurat di laut, akibat kecelakaan seperti terbakar, tubrukan, kandas, bocor dan
tenggelam. Bahaya tersebut dapat setiap saat menimpa para pelaut yang sedang
berlayar atau orang-orang yang sedang di atas kapal. Didalam proses penyelamatan
ini baik para penolong maupun yang ditolong harus memahami tentang :
1.
2.
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum dan setelah terjun dari kapal
ke laut.
3.
4.
5.
Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang dalam keadaan bahaya atau
darurat dapat :
6.
Menolong dirinya sendiri maupun orang lain secara cepat dan tepat, baik pada
waktu terjun ke laut maupun waktu bertahan/terapung di laut.
7.
Menolong orang lain pada waktu naik ke sekoci atau rakit penolong sebelum
pertolongan datang.
Penyelamatan jiwa manusia menyangkut berbagai aspek, antara lain yang utama
adalah kewajiban dan tanggungjawab memberi pertolongan kepada orang-orang
yang berada dalam keadaan bahaya.
6.1. Prosedur Penyelamatan Diri
Dalam mempertahankan hidup selama berada di laut pada saat terjadi kecelakaan,
beberapa tindakan yang sangat penting untuk diketahui serta dipahami adalah
sebagai berikut:
1.
Sebagai modal utama adalah suatu kemauan dan kekuatan untuk hidup.
2.
3.
4.
5.
Melakukan penghematan dalam penggunaan air minum yang ada dan tidak
minum air laut.
6.
Tidak makan yang berprotein karena akan menambah kebutuhan akan air.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyelamatan jiwa manusia di
laut, selain perlunya suatu peraturan terhadap peralatan penyelamat atau penolong
87
juga dibutuhkan kesiapan personil awak kapal dalam keadaan darurat. Untuk itu
diperlukan pelatihan seperti yang tertera pada peraturan internasional STCW 78
Amandemen 95 Peraturan VI-1. dalam STCW 78/95, selain diperlukan latihan darat
perlu latihan secara periodik dan sungguh-sungguh tentang teknik penyelamatan
manusia di laut.
Dalam keadaan darurat setelah mendengar isyarat meninggalkan kapal (abandon
ship) yang terdiri 7 atau lebih peluit pendek yang diikuti 1 peluit panjang
menggunakan suling kapal dan berbagai tambahannya, maka semua orang di atas
kapal harus menggunakan pakaian hangat atau baju cebur dan baju renang.
Kemudian menuju ke stasiun sekoci penolong masing-masing.
Anak buah kapal melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan sijil keadaan
darurat, awak kapal menyiapkan sekoci penolong dan perlengkapan radio sesuai
dengan prosedur yang berlaku. Salah satu kegiatan utama adalah menghidupkan
mesin sekoci dan memasang perlengkapan radio darurat .
6.1.1. Bahaya-Bahaya Penyelamatan Diri di Laut
Ada beberapa bahaya yang berpengaruh pada manusia apabila mengatasi situasi dan
kondisi darurat antara lain :
6.1.1.1. Kepanasan
1.
2.
3.
4.
Lemah adalah gejala yang jelas dari kepanasan. Biasanya tubuh manusia dapat
menyesuaikan diri dari cuaca panas antara 2 - 7 hari.
5.
6.1.1.2. Kedinginan
Pada umumnya kedinginan menyebabkan kehilangan kepekaan syaraf, rasa ngantuk
dan kehilangan gairah kerja. Cara mengurangi rasa dingin dengan mengeringkan
pakaian yang basah kemudian baru kenakan kembali.
6.1.1.3. Mabuk Laut
Mabuk laut adalah kondisi seseorang merasa pening, dikarenakan ketidaknyamanan
atau terbiasa berada di laut.
Pencegahan mabuk laut :
1.
2.
88
3.
2.
Jangan memasukkan anggota badan ke dalam air bila terdapat ikan buas.
3.
4.
Jangan bersuara.
Berbarislah dengan tertib untuk naik ke sekoci penolong maupun rakit penolong
kembung.
2.
89
2.
ABK yang akan terjun ke laut berdiri tegak di sisi kapal. Yakinkan tinggi tempat
terjun tidak lebih dari 4,5 meter dari atas kapal dan perhatikan bahwa tidak ada
benda atau pusaran air di tempat terjun.
3.
Sebelum terjun, tutup hidung dan mulut dengan tangan kiri untuk mencegah
masuknya air laut.
4.
Pegang life jacket dengan tangan kanan keras-keras untuk menahannya agar
tidak terlepas.
5.
Berdiri tegak di sisi kapal, lihat ke permukaan laut, kemungkinan ada pusaran
laut atau benda-benda yang menghalangi.
2.
Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk
ketika terjun
3.
Pegang bagian atas life jacket disatu sisi . Sebaiknya silangkan kedua sisi tangan
anda. Life jacket harus ditekan karena ketika terjun akan terdorong ke atas
karena tekanan air.
4.
5.
90
6.
Jangan loncat langsung ke life boat atau life raft, dan ingat jangan terjun lebih
dari ketinggian 4,5 m
Bila telah meloncat dari kapal usahakan terapung dengan posisi terlentang.
2.
3.
Bila dekat dengan kapal penolong atau pesawat luput maut, berenanglah dengan
posisi terlentang dan gunakan kedua tangan sebagai pengayuh.
4.
Ingat, harus berhemat tenaga agar dapat bertahan hidup sampai pertolongan tiba.
5.
Ingat, energi dalam tubuh diperlukan untuk menjaga panas tubuh. Kematian
dapat terjadi karena hilangnya
panas tubuh secara tidak disadari.
Mengupayakan agar tetap berkelompok.
91
pemeliharaan rutin
2. Periksa permukaan minyak pelumas secara berkala (karter dan kopling).
3. Periksa permukaan bahan bakar dalam tangki secara berkala.
4. Bahan bakar tidak dapat disemprotkan melalui injector apabila ada udara dalam
sistem, hal ini disebabkan karena kehabisan bahan bakar dan penggantian
instalasi pada sistem bahan bakar, apabila hal ini terjadi diperlukan priming
untuk mengeluarkan udara tersebut.
6.1.3.2. Mengeluarkan Udara Dalam Sistem Bahan Bakar
1. Putarlah handle start untuk mengeluarkan udara dalam sistem bahan bakar
2. Longgarkan baut udara pada saringan dan biarkan sampai bahan bakar yang
bakar keluar tanpa udara, tutup krmbali delivery valve tersebut selanjutnya
pasang pipa bahan bakar pada pompa tersebut.
5. Putarlah mesin dengan menggunakan engkol + 30 kali, sehingga bahan bakar
dapat bersirkulasi dan akan keluar melalui pipa bahan bakar ke injector. Apabila
bahan bakar yang keluar dipastikan sudah tidak bercampur dengan udara, maka
kencangkan mur pipa bahan bakar yang berhubungan dengan injector.
6. Putarlah terus mesin dengan engkol sampai terdengar bunyi tekanan bahan bakar
pada injector. Apabila terdengar bunyi tersebut berarti udara tidak terdapat lagi
dalam sistem bahan bakar. Apabila tidak/belum terdengar bunyi tersebut berarti
harus mengulangi priming lagi.
92
posisi netral.
4. Angkat tuas dekompresi dan engkol mesin diputar 5 6 putaran, sehingga roda
coba 2 3 kali.
6. Apabila mesin hidup normal, tetapkan pada posisi putaran rendah dan masukkan
maupun ke kanan.
5. Buka kran utama.
6. Putar handle start dengan tangan untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak.
7. Atur kedudukan governor pada posisi maksimum.
8. Putar handle start sampai terdengar bunyi tekanan bahan bakar pada injector.
93
lepaskan pengait tali rakit penolong kembung agar rakit penolong kembung tidak
terseret oleh kapal.
4. Dayunglah rakit penolong kembung/sekoci penolong untuk menjauh dari kapal,
kejadian.
6. Usahakan agar rakit penolong kembung/sekoci penolong dihimpun dengan
mengikat satu sama lain dengan tali + 8 m yang sudah tersedia, untuk
menghindari kesepian dan memudahkan pemberian pertolongan.
7. Obat anti mabuk dibagi 1 tablet per orang. Dalam 1 hari tidak boleh makan lebih
dari 1 tablet.
8. Tolonglah yang luka dengan P3K yang tersedia di kantong perbekalan.
9. Jagalah kondisi dari rasa kedinginan dan kepanasan.
10. Dalam keadaan dingin :
11. Kembungkan lantai rakit penolong kembung dengan menggunakan pompa
terbang mendekat.
Perlengkapan pesawat luput maut harus ditempatkan di kontainer pada masingmmasing pesawat luput maut. Setiap penggunaan perlengkapan tersebut harus
diketahui oleh komandan yang telah ditunjuk.
6.1.5. Penggunaan Makanan Dan Minuman Darurat
Hari pertama diberikan pembagian air kecuali yang luka karena tubuh manusia
merupakan tempat persediaan air dan orang dapat hidup bertahan dari air yang
tersedia di dalam tubuhnya. Hari ke 2, ke 3 dan seterusnya pembagian air dapat
94
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
2.
3.
4.
5.
Pertimbangan penjatahan air minum, jumlah air minum yang tersedia, jumlah
penumpang, jumlah air tambahan dan perkiraan lamanya hanyut.
6.
7.
8.
2.
3.
4.
95
Minuman mineral
2.
Makanan
3.
Alat pancing
4.
Cermin
5.
Lampu senter
6.
96
2.
Radio Petunjuk Posisi Darurat atau Estimating Position Indicator Radio Beacon
(EPIRB)
Radio petunjuk posisi darurat (EPIRB) merupakan pesawat yang berfungsi
untuk memancarkan signal marabahaya secara teruas menerus dalam jangka
waktu 10 menit. Diharapkan kapal lain dapat menerima signal darurat yang
dipancarkan sehingga akan membantu atau menginformasi-kan ke tim SAR.
Sekoci No.1
Nakhoda
Pemimpin umum
Mualim 2
KKM
Pembantu
penting
1. Masinis
umum,
97
membawa
surat-surat
sekoci
2. Markonis
2. Serang
3. Kelasi A
Juru mudi A
Juru mudi C
Oiler A
Oiler C
Steward
Pelayan A
Tabel 5.
Pelaksana
Sekoci No.2
Mualim 1
Memimpin sekoci
Mualim 2
Membawa
surat-surat
perlengkapan navigasi
Mualim 4
Masinis 1
penting
dan
Masinis 3
Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch
sekoci
5. Mandor
Elektrik
Juru mudi B
Membuka tutup sekoci dan menyiapkan pinter
98
Oiler 1
belakang
Oiler B
Membantu masinis 1
Koki
Pelayan B
6.3. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah hal yang sangat penting di atas kapal apalagi dalam keadaan
darurat dan untuk permintaan bantuan (SAR), oleh karena itu sesuai dengan
persyaratan Konvensi STCW 1995 maka para pelaut harus memiliki kemampuan
memahami dengan baik mengenai instruksi-instruksi, aba-aba, maupun istilah baku
umum lainnya yang dilaksanakan di kapal terutama dalam keadaan darurat.
Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
berhubungan dengan penempatan masing-masing di atas kapal akan sangat penting
untuk menjamin aspek keselamatan seperti pemadaman kebakaran dan penyelamatan
diri pada saat evakuasi, sehingga hal demikian dapat dilaksanakan dengan cepat dan
tepat. Sistem komunikasi umumnya terdiri dari pengirim berita, penerima, mode,
media dan konteks. Isi komunikasi mencakup perintah keselamatan, bahaya navigasi
dan permintaan bantuan.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi :
1. Media komunikasi yang kurang sempurna.
2. Feedback yang kurang jelas
3. Gangguan pada pengiriman dan penerimaan
99
BAB 7
MENERAPKAN HUBUNGAN KEMANUSIAAN DAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL DI ATAS KAPAL
7.1. ASPEK UMUM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Hubungan antar manusia telah ada sejak jaman primitip, dimulai dengan membentuk
kelompok dengan alasan untuk melindungi diri dari serangan binatang atau mahluk
lainnya, tetapi kemudian karena suatu keinginan untuk alasan sosial, seperti
pengumpulan makanan, berkawan dan lain-lain.
Bentuk kelompok tersebut maju dan berkembang ke arah suatu susunan masyarakat
yang lebih baik dimana anggota-anggotanya hidup lebih akrab karena sikap budaya
yang umum, kepercayaan sosial, keagamaan, aspek politik dan keinginan untuk
hidup serta bekerja dalam suatu kerangka Peraturan Hukum (Rute of Law).
7.1.1. Perkembangan Perilaku Kelompok
Sistim sosial yang telah berkembang di dalam perjalanan sejarah mungkin banyak
perbedaan tergantung pada budaya dan lingkungan, tetapi saat ini pada umumnya
dirasakan pentingnya suatu organisasi yang didasarkan philosopi Self Governing
(kekuasaan diri) secara adil yang menghormati harga diri dan mengakui bahwa
hubungan antar manusia adalah faktor penting.
Faktor yang harus dipertimbangkan apabila manusia membentuk kelompok untuk
hidup bekerja bersama. Kelompok-kelompok manu-sia lambat laun berkembang
membentuk suatu bangsa yang memiliki pola tingkah laku yang unik pada individu
masing-masing menggambarkan suatu campuran kepercayaan faktor kehidupan dan
pengetahuan yang terbentuk dalam waktu yang berabad-abad.
Dengan kebudayaan mereka masing-masing orang umumnya hidup secara harmonis
dan seimbang, perubahan perubahan apabila terjadi pada umumnya memerlukan
periode waktu yang panjang dan perubahan-perubahan secara bertahap tersebut tidak
akan menimbulkan banyak kesulitan bagi manusia yang bersangkutan. Walaupun
begitu apabila perubahan budaya terjadi secara tiba-tiba dan mendadak hal itu akan
mengakibatkan suatu trauma yang disebut Culture Shock yang mengakibatkan
ketidak harmonisan dan ketidak bahagiaan pada manusia yang bersangkutan.
Kelompok manusia yang terbentuk dari latar budaya yang berbeda yang kemudian
diharapkan untuk hidup dan bekerja di dalam hubungan yang erat dapat juga
menimbulkan trauma yang sama kecuali jika persiapan- persiapan yang efektif telah
dilaksanakan oleh manusia yang terlibat untuk menghadapi gaya kehidupan baru
yang multi kultur.
7.1.2. Perubahan Perilaku Organisasi
Revolusi industri yang dimulai dan berkembang pada pertengahan abad 18 di Inggris
menyebabkan perubahan -perubahan yang besar pada kehidupan masyarakat. Orang
yang telah hidup berabad-abad pada suatu lingkungan pertanian yang luas, terpusat
pada perumahan di desa desa dan perkampungan mulai berpindah ke daerah
100
101
menyingkirkan diri. Sikap menolak yang ditujukan oleh kelompok itu disebut sikap
out-group atau sikap terhadap orang luar. Kelompok manusia itu menuntut orang
luar untuk membuktikan kesediaannya untuk berkorban bersama dan
kesetiakawanannya, baru kemudian menerima orang itu dalam segala kegiatan
kelompok. Sikap menerima ini disebut sikap In-group atau sikap terhadap orang
dalam.
7.1.2.3. Solidaritas
Solidaritas adalah kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial. Terdapatnya
solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaann setiap anggota
akan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan baik. Pembagian
tugas dalam kelompok sesuai dengan kecakapan masing- masing anggota dan
keadaan tertentu akan memberikan hasil kerja yang baik. Dengan demikian akan
makin tinggi pula solidaritas kelompok dan makin kuat pula sense of belonging.
7.1.2.4. Struktur Kelompok
Struktur kelompok ialah suatu sistim mengenai relasi antara anggota-anggota
kelompok berdasarkan peranan dan status mereka serta sumbangan masing-masing
dalam interaksi kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Di dalam struktur kelompok kita jumpai :
1. Susunan kedudukan fungsional, susunan berdasarkan tugas anggota-anggota
kelompok dalam kerjasama untuk mencapai tujuan.
2. Susunan hirarki antar anggota kelompok dengan harapan tugas dan kewajiban
yang diserahkan kepada anggota-anggota itu dapat diselesaikan dengan wajar.
Susunan kedudukan fungsional dan susunan hirarkis di atas itulah yang dimaksud
penegasan struktur kelompok.
Sebagai contoh, dalam kelompok ada pengurus dan anggota biasa. Pengurus
mengharapkan anggota membantu menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya,
bilamana perlu anggota biasa mengharapkan pengurus dapat mengambil
kebijaksanaan guna mendorong kelompok mencapai tujuan yang diharapkan.
7.1.2.5. Norma-Norma Kelompok
Yang dimaksud dengan norma-norma kelompok di sini adalah pedoman- pedoman
yang mengatur tingkah laju individu di dalam suatu kelompok. Pedoman ini sesuai
dengan rumusan tingkah laku yang patut dilakukan anggota kelompok apabila terjadi
sesuatu yang bersangkut paut dengan kehidupan kelompok tersebut. Jadi norma di
sini mengandung arti ideal, bukan real. Pada kelompok resmi, norma tingkah laku ini
biasanya sudah tercantum dalam anggaran dasar (anggaran rumah tangga / peraturan
perusahaan); bahkan norma tingkah laku anggota masyarakat suatu negara telah
ditulis dalam undang- undang, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau
kitab hukum lainnya. Norma-norma tingkah laku juga terdapat pada tiap-tiap
kelompok meski norma-norma itu tak tertulis di dalam peraturan.
102
103
kondisi ini bukanlah sesuatu yang tetap, tetapi selalu dalam proses berubah, antara
lain disebabkan :
1. Hasil kemajuan teknologi
2. Perubahan organisasi
3. Jumlah tenaga kerja meningkat sedang pekerjaan yang tersedia terbatas.
7.3. KONFLIK
Konflik adalah salah pengertian, pertentangan keinginan yang menimbulkan
ketegangan, ketidak cocokan atau perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa
konflik mencakup perbedaan antara nilai sosial dan pribadi, ketidak mampuan
bertindak sesuai dengan prinsip dan nilai pribadi, kurangnya komunikasi, problema
yang dibesar-besarkan atau perbedaan tingkah laku karena perbedaan latar belakang
kultur, agama, pendidikan atau faktor-faktor lain, namun konflik adalah bagian dari
hidup kita.
Pada kapal-kapal modern dengan awak kapalnya yang multi nasional menghadirkan
suatu situasi dimana kesulitan dan masalah akan menambah pertentangan, sedangkan
kapal harus beroperasi dengan sekelompok manusia yang berlatar belakang budaya
yang berbeda dengan tingkat kemungkinan yang tinggi akan masalah komunikasi
(bahasa). Harus diingat bahwa semua manusia yang dipekerjakan tidak satupun
mempunyai sifat sama yang diinginkan, pasti ada bedanya. Apabila berurusan
dengan personel, seluruh orang harus dipertimbangkan dan usaha untuk
mengembangkan manusia yang lebih baik dilaksanakan melalui pertumbuhan
(growth) dan pemenuhan (fulfil ment) motivasi harus dirangsang dengan
menunjukkan bagaimana dengan mengikuti kursus yang khusus dengan beberapa
peragaan, rasa pemenuhan dapat ditingkatkan.
Faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara lain :
1. Aspek Organisasi
104
b.
c.
d.
2. Kompromi
Melalui kompromi mencoba menyelesaikan konflik dengan pencarian jalan
tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Pemecahan masalah integratif
Konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama
yang dapat diselesaikan melalui teknik-teknik pemecahan masalah.
7.4. KEDUDUKAN
Kedudukan dapat diartikan tingkat seseorang dalam suatu kelompok dan melahirkan
pengakuan, penghargaan dan penerimaan yang diberikan kepada seseorang oleh
anggota kelompok lainnya. Kehilangan kedudukan sama dengan kehilangan muka
dan bagi banyak orang yang ini merupakan hal yang serius. Untuk mempertahankan
kedudukan banyak orang mengembangkan indra yang tinggi akan tanggung jawab.
Kedudukan yang lebih tinggi mencakup :
1.
2.
Banyak istimewa
3.
4.
5.
Kedudukan yang lebih rendah selalu berarti bahwa orang merasa terisolasi dari
kegiatan-kegiatan utama dan ada kecenderungan yang menunjukkan gejala stress
tertekan.
105
2.
Untuk Menjaga
Bertentangan
3.
Keseimbangan
Diantara
Tujuan-Tujuan
Yang
Saling
Perusahaan perkapalan terdiri dari sejumlah unit-unit industri kecil yang bergerak
(mobile) yaitu kapal, dimana pada waktu tertentu menyebar mengikuti jarak jauh
seluruh dunia dibandingkan dengan industri di darat yang beroperasi di tempat
yang tetap.
2.
Selama dalam pelayaran kapal dapat mengalami perubahan cuaca yang drastis
dan dapat mengganggu pekerjaan baik fisik maupun mental termasuk kapal dan
muatannya.
3.
4.
Selama di kapal pekerjanya selalu dihadapkan resiko bahaya baik pada waktu
dinas maupun di luar dinas, sebagai contoh pada waktu ada bahaya kebakaran,
tenggelam, kandas dll.
106
Persetujuan gaji minimum, batasan jam kerja atau hari-hari kerja dll. Hampir semua
masalah tersebut di atas disusun untuk keuntungan buruh dan berhasil setelah melalui
perjuangan bertahun-tahun. Kapal beroperasi selama 24 jam tiap hari, awak kapalnya
(crew) disusun dengan sistim pergantian (shiff) jaga. Mereka harus diatur untuk
mengoperasikan kapal dengan efektif dan aman, terutama :
1.
2.
Penanganan muatan
3.
4.
Tugas-tugas pada saat tiba dan berangkat. Tugas-tugas pada saat berlabuh
5.
107
Fungsi-fungsi di atas harus dilaksanakan secara efektif dan efisien. Namun beberapa
hambatan yang dapat mempengaruhi Organisasi manajemen bersumber dari :
1. Aspek hukum
2. Etika dalam praktek
3. Faktor ekonomi
4. Faktor sosial dan budaya
5. Pembatasan-pembatasan akibat dari peralatan dan kebijakan
6. Rasa tanggung jawab.
7.6. ORGANISASI MANAJEMEN PERKAPALAN
Dari sudut pandang manajemen, organisasi adalah suatu kerangka kerja dari proses
pimpinan untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi jelas suatu organisasi harus memiliki tujuan tertentu. Tujuan itu hendaknya
memiliki titik akhir tertentu yang berbobot dan bernilai tinggi, dimana dapat
memuaskan semua pihak yang terlibat (yang berperan didalamnya, pemilik,
pengelola, maupun pelaksana yang duduk langsung dalam organisasi itu).
Dalam organisasi modem sebagai hasil dari berbagai studi mengenai organisasi kapal
dan perusahaan pelayaran lebih menekankan efisiensi dengan mengurangi rantai
birokrasi, namun tetap dengan pengawasan ketat dan memberi wewenang serta
tanggung jawab besar pada seseorang atau beberapa kepala departemen, seperti
kepala kamar mesin bertanggung jawab atas semua pemeliharaan kapal, mualim 1
memesan cat dan material kebersihan untuk semua departemen.
Tetapi hal ini secara mendasar merubah peranan dan meskipun para penganut paham
tradisional prihatin terhadap apa yang mereka lihat sebagai suatu pengurangan di
dalam peranan mualim, mualim tetap terlibat di dalam pemeliharaan dan punya
banyak tugas-tugas lain yang dikerjakan. Perubahan terbesar pada organisasi kapal
tahun 1940-an yang dikenal sebagai hirarki ialah 4 teratas = (top four) dan hal
ini merupakan hasil langsung dari tuntutan sistim kerja baru, yang memerlukan
keputusan kolektif, tentang pengunaan optimum tenaga kerja, atas dasar hari kehari.
Untuk mencapai hal ini, suatu kepemimpinan kelompok atau dewan diperlukan, dan
hal ini memberikan dampak terhadap pengumpulan piramid struktur organisasi
menjadi bentuk trapesium, seperti yang telah terjadi di banyak organisasi lainnya .
Banyak pegawai laut senior harus diajari teknik-teknik baru, dan kepada beberapa
yang menempuh jenjang karier secara tradisional, konsep- konsep baru tentang
persamaan di tingkat atas sulit diterima. Sekali lagi perlu ditingkatkan bahwa
seseorang tidak harus mempunyai tipe serba guna dan fleksibilitas antar departemen
atau organisasi untuk mempunyai suatu gaya kepemimpinan kelompok atau dewan.
Banyak teknik yang dipaksakan oleh sistem baru itu, dapat digunakan pada kapal
yang diawaki secara tradisional. Teknik tersebut hanya lebih berhasil guna, apabila
tenaga kerja fleksibel. Di kapal-kapal yang telah di studi dan yang kebutuhan ABKnya telah ditaksir, dapat diharapkan bahwa jumlah dan campuran spesialis, semi
spesialis, non spesialis, akan berbeda dengan kebutuhan khusus kapal dan kebijakan
teknis pemilik kapal. Tetapi rentang peranan mereka akan tergantung dari tipe
108
Aspek Komunikasi
2.
Informasi
3.
Keputusan-keputusan
4.
Saran-saran
2.
Organisasi matrik, salah satu contohnya bawahan dapat melapor kepada satu
pengawas atau lebih mengenai lebih dari satu malam tugas organisasi memilih
sering digunakan bila memerlukan konsentrasi atas sebuah proyek khusus.
Dalam organisasi Matrik, para karyawan mempunyai 2 atasan sehingga mereka
berada 2 wewenang. Rantai Perintah pertama adalah fungsional .
Wewenang bagian fungsional mengalir vertikal, kedua adalah rantai perintah
lateral atau Horizontal aliran wewenang yang melintasi departemen ini
dilaksanakan oleh para pimpinan departemen. Dua jalur aliran wewenang ini
membentuk struktur organisasi 2 arah yang menyerupai Matrik, organisasi
matrik dapat menampung berbagai macam dan perubahan teknologi / pasar.
Organisasi matrik menyediakan suatu hirarki yang dapat memberikan tanggapan
secara cepat terhadap perubahan-perubahan lingkungan terutama dalam
teknologi. Struktur matrik yang efektif memerlukan fleksibilitas dan kerja sama
orang-orang pada semua tingkatan organisasi komunikasi terbuka dan langsung
melalui kedua dimensi.
Kebaikan Organisasi Matrik adalah Memaksimumkan efesiensi penggunaan
pimpinan-pimpinan departemen (fungsional). Memberikan fleksibilitas kepada
organisasi dan membantu perkembangan kreativitas serta melipat gandakan
109
Dengan sistem kerja serbaguna, ada tenaga-tenaga kerja umum dari bawahan
dengan beberapa semi spesialis, seprti juru mudi dan juru motor. Perwira
perwira tetap di departemen, tetapi para senior membuat keputusan bersama
mengenai bagaimana bawahan harus dimanfaatkan. Untuk peranan yang lebih
luas lagi, bawahan harus dididik untuk menangani pekerjaan, baik di geladak atau
di kamar mesin, sampai tingkat tingkat tertentu. Fleksibilitas dari tenaga kerja
seperti ini mempunyai keuntungan positif dibandingkan dengan sistem ABK
tradisional dengan garis batas yang tegas.
3. Sistem fleksibel antar bagian
110
111
meyakinkan bahwa anak buah kapal puas dengan kerja mereka dan bukan tidak puas
dengan kondisi kerja mereka.
Tindakan yang diperlukan untuk menghindari perselisihan antara pengusaha dengan
pekerjaan haruslah mendapat prioritas utama dan pada akhirnya diadakan persetujuan
perundingan untuk menuntaskan hal yang dimaksud dan dibuat dokumen yang jelas
berhubungan dengan semua kejadian sosial dan lingkungan kerja di kapal. Pelaut
bekerja sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja Laut
(PKL). Perjanjian kerja laut adalah persetujuan antara pengusaha kapal di satu pihak
dan seorang pekerja di pihak lain, dalam mana si pelaut berjanji untuk bekerja di
bawah pengusaha kapal dengan menerima upah sebagai jabatan yang tertera dalam
perjanjian kerja laut dan hal ini harus tertulis, ditandatangani oleh kedua belah pihak
dan dibuat dihadapan penguasa pelabuhan (Syahbandar).
Masalah yang diatur dalam perjanjian kerja laut berkaitan dengan 4 kondisi mendasar
adalah :
1.
Di dalam pekerjaan
2.
Di luar pekerjaan
3.
4.
Kesempatan perjanjian yang dibuat adalah sebagai ukuran kepuasan kedua belah
pihak karena sebelah pihak tidak dapat menekan yang lain, jadi kekuatan yang
seimbang merupakan sasaran yang harus dicapai.
7.8.2. Keharmonisan dan Motivasi
Pelaut di era sebelum tahun 1940 dapat melihat suatu perubahan yang luar biasa pada
pelaut saat ini, karena suasananya lebih santai, protokol kurang dan seragam kapal
jarang terlihat. Pelaut-pelaut saat ini didominasi oleh negara berkembang sebagai
pemasok ABK baru. Sikap pelaut sebelum era tahun 1940-an pada umumnya berasal
dari kapal layar tradisional, dimana ketegasan dari para Perwira dan ABK sangat
penting untuk mempertahankan disiplin di kapal, dimana kehidupan di kapal perlu
adanya keramahan dan pengertian serta memberi motivasi kerja sesama pelaut.
Di negara-negara maritim yang lebih tua, kesantaian hidup dan kondisi kerja di
kapal, pendidikan dalam masalah hubungan antar manusia dan salah satu perubahan
sikap majikan dan pekerja semua faktor yang membentuk perubahan. Untuk negaranegara maritim yang baru tidak mempunyai tonggak tradisi didalam hubungan antar
personil di kapal yang dipertahankan pemecahannya barangkali lebih mudah sejak
awal. Dalam hal ini perbedaan budaya menimbulkan hubungan kereja yang berada
antara Perwira dan ABK bahwa walaupun mereka semua dari negara yang sama
sekalipun. Beberapa masalah tersisa, karena meskipun bawahan dari negara bekas
jajahan negara maritim tua sekarang ini sudah tidah ada, masih saja banyak kapal
yang perwira dan bawahannya dari negara yang berlainan.
Di kapal-kapal seperti itu bahasa merupakan kendala dan bisa berbahaya bila terjadi
keadaan darurat. Sudah barang tentu ada sedikit komunikasi dan keharmonisan tetapi
112
pada suatu tingkat yang paling rendah dan jelas tidak pada tingkat yang diperlukan
untuk memotivasi ke puncak produktivitas. Karena seseorang dapat mempunyai
kapal yang harmonis tanpa mempunyai kapal yang produktif dalam artian selamat,
melaksanakan menurut peraturan, jadwal yang ketat dan terjangkau di anggaran,
seseorang juga dapat mempunyai produktivitas tanpa keharmonisan. Telah
ditemukan suatu manajemen handal yang tangguh baik di darat maupun di kapal
dengan sistem pengawasan yang ketat untuk keselamatan, kinerja, pemeliharaan dan
anggaran, dapat menghasilkan hasil yang dikehendaki. Tetapi dengan suatu
pengorbanan demikian, hal itu tidak mungkin bahwa di dalam lingkungan kerja akan
terdapat stabilitas ABK yang bagaimanapun juga. Jadi apa yang dicari adalah
memotivasi pelaut, sehingga mereka mau bekerja baik.
Menurut Hertzberg, terkenal teori hygiene kerjanya, menyoroti faktor- faktor yang
berbeda-beda dalam kepuasan dan ketidakpuasan orang mengenai pekerjaan mereka.
Ia menunjukkan bahwa hal ini memerlukan lebih dari sekedar kondisi hak yang baik,
lingkungan kerja yang baik dan jaminan masa depan yang cerah. Kepuasan, tidak
akan timbul jika keseluruhan kebutuhan manusiawinya tidak terpenuhi dan yang
terpenting bagi mereka adalah :
1.
Kebutuhan memiliki peranan dan status yang dibatasi secara jelas dan
mempunyai pengakuan dari teman-temannya
2.
3.
Ketidak puasan terjadi bila kondisi hak-haknya kurang dari yang diharapkan atau
usaha dibuat untuk menjauhkan mereka dari apa yang mereka harapkan.
a). Peranan dari status
Barangkali suatu keuntungan dari organisasi pekerjaan di laut di masa lampau
dibandingkan dengan industri-industri lain, ialah bahwa setiap orang mengetahui
peranan dan statusnya dari setiap orang lain di kapal. Mereka juga mengetahui
kualifikasi perwira dan bawahan tertentu yang harus dipunyai sebelum mereka
dapat memegang sesuatu posisi tertentu. Di dalam organisasi di kapal mereka juga
mengetahui prospek karirnya. Di banyak perusahaan pelayaran, pengertian
mengenai peranan dan prospek karir tetap ada, walaupun tersedianya posisi
perwira senior di kapal biasanya mencerminkan kondisi ekonomi pelayaran yang
berlangsung. Hal ini tidak hanya orang lain lebih senang jika pekerjaan/tugas
mereka dirinci, tetapi karena kebutuhan untuk menekan perbedaan dengan caracara tradisional, yang cenderung menyimpan bertahun-tahun yang lalu kecuali
langkah positif diambil untuk membawa perubahan.
b) Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan akan pemenuhan pribadi di dalam pekerjaan adalah pada naluri orangorang yang memberi motivasi ke arah puncak kinerja, tetapi lebih dari itu
diperlukan, dan ini biasanya ditemukan melalui keterlibatan pribadi yang lebih
besar dari semua pekerjaan di dalam keputusan yang menyangkut pekerjaan
mereka. Hal ini dapat di capai seperti industri-industri lain dan di kantor darat
dalam sejumlah cara-cara dengan membuat para senior bertanggung jawab dalam
cakupan tanggung jawab mereka.
113
Jika tanggung jawab seperti yang tergabung dalam organisasi semi desentralisasi,
tidak dapat dilaksanakan, lantas sebanyak mungkin tanggung jawab yang
berkaitan dengan wewenang harus didelegasikan kepada pekerja senior. Sama
halnya dengan di kapal, para senior harus didelegasikan sebanyak mungkin kepada
tingkat yang serendah mungkin. Hal ini tidak berarti bahwa pengawasan pekerjaan
pada semua tingkat harus berhenti, tetapi harus dengan tekanan yang berbeda yang
harus diarahkan kepada bimbingan dan diskusi dari pada hanya sekedar mencek
bahwa seseorang bekerja dan beberapa bayak yang ia telah perbuat. Keterlibatan
dapat dicapai dalam sejumlah dengan cara lain, melalui komunikasi antar personil
sebagai berikut : Pertemuan manajemen secara berkala dilakukan para perwira
senior untuk mendiskusikan kemajuan rencana-rencana dan mencari jalan guna
mencapai hasil yang akan datang dengan pendistribusian buruh atau bantuan antar
departemen dan bekerja sama. Pertemuan ini harus diikuti oleh pekerja yang
terlibat di dalam pengorganisasian pekerjaan yang sebenarnya, jika mereka belum
menjadi anggota dalam pertemuan manajemen.
Pandangan mereka harus ditujukan pada cara yang terbaik untuk melaksanaan
tugas dan perkiraan tentang waktu guna menyelesaikan pekerjaan yang dimaksud.
Pertemuan-petermuan yang sama yang menyangkut keselamatan harus disusun
seteratur mungkin, dengan melibatkan wakil-wakil pekerja. Pertemuan ini harus
diarahkan untuk menonjolkan bagian-bagian dimana keterampilan selanjutnya
diperlukan dan menentukan lokasi tugas atau praktek-praktek yang terdapat
bahaya dengan saran- saran untuk perbaikan. Pertemuan sosial harus juga
diselenggarakan dari waktu ke waktu dengan wakil-wakil staf untuk
mendiskusikan setiap ketidakpuasan dan mencari jalan perbaikan kehidupan sosial
di kapal. Perwira-perwira yunior harus juga dilibatkan di dalam pertemuan pertemuan mengenai masalah- masalah operasional seperti muatan, jika
pertemuan-pertemuan tersebut tidak berkaitan dengan pertemuan-pertemuan
manajemen.
Banyaknya pertemuan, lama waktunya dan formalitasnya harus dipertimbangkan
hati-hati. Harus selalu ada sebuah agenda untuk memastikan bahwa semua hal-hal
yang penting telah didiskusikan, terpisah dari pertemuan khusus untuk operasional
dan keadaan darurat. Pertemuan mingguan seharusnya cukup untuk membahas
masalah-masalah manajemen dan pertemuan bulanan untuk masalah-masalah
keselamatan. Seperti yang dikatakan Parkinson : Perkem-bangan menyesuaikan
dengan waktu yang tersedia dan ungkapan yang sama dapat dipakai mengenai
diskusi. Dengan alasan ini waktu yang disediakan untuk pertemuan sedapat
mungkin harus dibatasi. Sebagai acuan, waktu satu jam kiranya cukup untuk
pertemuan- pertemuan rutin. Perhatian para Perwira senior terhadap pekerjaan
yang dilakukan oleh orang lain dan pandangan mereka mengenai kemajuan, waktu
penyelesaian dan lain-lain, juga perlu memberi pekerja merasa keterlibatannya di
kapal.
Akhirnya pemenuhan atau pemekaran tugas seperti yang diistilahkan kadangkadang dapat juga dipakai dengan pemberian tugas dan tanggung jawab pribadi
diluar peranan mereka yang biasa, seperti ahli listrik atau Nakhoda mengusahakan
kantin kapal atau toko kapal. Tetapi hal ini harus diteliti bahwa di dalam mencari
pemekaran tugas yang bersangkutan betul-betul tidak berlebihan.
114
C ) Disiplin
Disiplin adalah keadaan tertib dan teratur dimana pelaut bekerja sesuai dengan
standar kerja dan bertingkah laku sejalan pula dengan ketentuan-ketentuan
perusahaan agar tujuan perusahaan dan pelaut itu sendiri dapat tercapai. Keadaan
disiplin tidak akan terjadi apabila pelaut itu sendiri tidak mempunyai kemauan
untuk berdisiplin.
7.9. MANAJEMEN PERKAPALAN
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penyerahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen dapat difinisi sebagai bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterprestasi dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi - fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan personalia atau kepegawaian, penyerahan dan kepemimpinan dan
pengawasan. Manajemen dibutuhkan untuk semua organisasi baik manajemen di
darat maupun di kapal karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan
pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada 3 alasan utama diperlukannya manajemen :
1.
2.
3.
2.
Selama dalam pelayaran kapal dapat mengalami perubahan cuaca yang drastis
dan dapat mengganggu pekerjanya baik fisik maupun mental termasuk kapal dan
muatannya.
3.
4.
Selama di kapal pekerjaannya selalu dihadapkan resiko bahaya baik pada waktu
dinas maupun di luar dinas, sebagai contoh pada waktu ada bahaya kebakaran,
tenggelam, kandas dan lain-lain.
Industri di darat beroperasi pada kondisi relatif tetap, orang yang dikerjakan atau
ditempatkan dekat dengan pekerjaan dan mempunyai semua fasilitas dan sarana
lainnya yang cukup. Industri di darat dalam merekrut pekerja sesuai dengan
kebutuhannya baik dalam pendidikan, pengalaman dan kreteria-kreteria lain yang
dipersyaratkan. Perusahaan pelayaran mendapat kesulitan di dalam merekrut
orang yang sesuai untuk karier di laut dan dengan pendaftaran bendera asing
yang banyak/luas dan agen-agen pengawakan dapat menemui kesulitan-kesulitan
dalam mendapatkan crew yang berkualitas dan berpengalaman. Fasilitas
pendidikan dan pelatihan maritim tidak selalu tersedia sebagaimana pendidikan
115
lain dan mungkin atau bisa jadi orang-orang kapal harus pergi jauh untuk
mengikuti kursus-kursus yang berasrama. Perusahaan di darat mungkin
menghadapi sejumlah hambatan apakah dikarenakan peraturan nasional maupun
daerah atau perjanjian lokal dengan ikatan profesi atau serikat pekerja. Sebagai
contoh persetujuan gaji minimum, batasan jam kerja atau hari-hari kerja. Hampir
semua masalah tersebut di atas disusun untuk keuntungan buruh dan berhasil
setelah melalui perjuangan bertahun-tahun.
Kapal beroperasi selama 24 jam tiap hari dan awaknya disusun dengan sistem
pergantian jaga. Mereka harus diatur untuk mengoperasikan kapal dengan efektif
dan aman, terutama pada saat:
1.
2.
Penanganan muatan
3.
4.
Tugas-tugas pada saat tiba dan berangkat, tugas-tugas pada saat berlabuh.
5.
Tugas-tugas keselamatan
7.10.
Awak kapal yang berada diatas kapal memiliki tugas dan tanggung jawab yang
berbeda-beda sesuai dengan jabatan masing-masing. Adapun tugas dan tanggung
jawab itu adalah :
1. Nahkoda.
a. Mengoptimalkan hasil produksi.
b. Mengoptimalkan hasil operasi dan hasil produktif (hari/trip).
c. Pengendalian biaya kapal .
d. Pengendalian biaya produksi .
e. Keselamatan kapal.
f. Kas besar.
g. Bekerjasama dengan unit dalam:
h. Pengendalian mutu hasil tangkapan.
i. Pengamatan daerah tangkapan.
2. Mualim I
a. Pengendalian mutu produk Mutu MTS (Mitramas), Mutu Non MTS
(Mitramas), Rejek (penyortiran produk).
b. Pengendalian mutu hasil processing.
c. Pengendalian biaya kapal bagian deck.
d. Administrasi kapal bagian deck.
e. Penempatan dan pembongkaran muatan.
116
penangkap.
5. Boatswain
a. Pengendalian kesiapan alat dan bahan pemeliharan kapal (Rp/trip).
b. Pengendalian kesiapan alat dan bahan alat kerja deck (Rp/trip).
c. Koordinator pelaksanaan kerja deck yang diprogramkan mualim.
d. Membantu mualim 1 dan ice master dalam penanganan hasil tangkap.
6. Ice Master
a. Bekerjasama dengan mualim 1 dan KKM dalam penanganan hasil tangkapan.
b. Bekerjasama dengan mualim 1 dan masinis 1 dalam pengaturan tata letak ikan
di dalam palkah (fish hold).
c. Membantu mualim III dalam pengendalian es nelayan.
7. KKM (Kepala Kamar Mesin)
a. Mengoptimalkan daya kerja mesin pendingin utama (ton/hari).
b. Pengendalian pemakaian bahan bakar dan pelumas .
c. Pengendalian biaya operasi bagian mesin (RP/trip).
d. Kesiapan mesin secara umum.
8. Masinis I
a. Manajemen program kerja bagian mesin.
b. Administrasi bagian mesin (intern/ekstern).
c. Kesiapan main engine dan refrigerasi machine.
117
118
BAB 8
MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA
aliran ini lazim dinamakan arus DC. Aliran listrik searah ini cara mengalirnya
119
tetap, dari kutub positif ke kutub negatif. Contoh pusat listrik DC ini adalah
ACCU, Batu Baterai dan Adaptor.
2. Aliran listrik bolak-balik dalam bahasa inggris disebut Alternating Current,
sehingga disebut listrik AC dan aliran listrik bolak balik ini cara mengalirnya
tidak tetap, dari kutub positif ke kutub negatif, dan dari kutub negatif ke kutub
positif. Aliran listrik AC ini dikeluarkan oleh pusat listrik dinamo dan vibrator.
8.1.2.1. Satuan Ukuran dan Perhitungan Aliran Listrik
Ukuran-ukuran dalam aliran listrik memiliki satuan tertentu sebagai berikut ini:
1.
Tegangan listrik adalah tenaga loncatan elektron. Satuan ini diberi tanda E dan
dihitung dalam satuan Volt (V). Urutannya adalah :
1 Kilovolt (KV) = 1000 Volt .
1 Volt (V)
= 1000 Milivolt.
Arus listrik adalah jumlah elektron yang mengalir. Satuan ini diberi tanda I dan
dihitung dalam satuan Ampere (A). Urutannya sebagai berikut ini :
1 Kiloampere = 1000 Ampere.
1 Ampere (A) = 1000 Miliampere.
1Miliampere(mA)=1000 (uA)
3. Tenaga listrik adalah tenaga (kekuatan daya) dari sejumlah elektron yang
dialirkan. Satuan ini diberi tanda dan dihitung dalam satuan Watt (W).
1 Kilowatt (KW) = 1000 Watt (W).
1 Watt (W) = 1000 Miliwatt.
1 Miliwatt (mW) = 1000 Microwatt
4.
W=ExI
Menghitung Tahanan
R=E:I
Menghitung Tegangan :
E = I x R atau W : I
Menghitung Arus
120
I = E : R atau W : I
8.1.2.2. Amperemeter
Pada penghantar padat muatan listrik berpindah melalui elektron, sedang pada
penghantar cair atau gas muatan listrik itu berpindah melalui ion. Ampere adalah
satuan arus listrik. Arus listrik adalah gerakan perpindahan aliran muatan listrik.
Istilah Ampere menyatakan banyaknya muatan listrik yang berpindah atau mengalir
setiap detik (Coulomb/det).
Amperemeter adalah alat pengukur kuat arus yang mengalir. Oleh karena itu
amperemeter dipasang seri terhadap beban yang memakai arus. Cara lain adalah
memasang Amperemeter paralel terhadap trafo arus. Jadi arus primer yang besar
adalah arus beban, arus sekunder yang kecil adalah arus pengukuran (arus yang
mengalir ke Ampere-meter). Dengan demikian Amperemeter yang kecil pun dapat
mengukur arus yang besar.
I
R
121
Frekwensimeter
Frekwensi listrik adalah menyatakan berapa kali terjadi perubahan polariteit dari
sumber arus bolak-balik. Herzt adalah satuan frekwensi listrik. Istilah Herzt adalah
menyatakan besarnya perubahan polarisasi setiap detik.
Frekwensi-meter adalah Alat untuk mengukur besarnya frekwensi listrik. Alat ini
hanya satu buah untuk satu generator dan dipasang pada papan pembagi utama (Main
Switch Board).
8.1.2.6.
Wattmeter
122
Ada beberapa bahan yang telah kita kenal yaitu konduktor dan isolator. Maka
menurut sifat hambatan listriknya seperti emas mempunyai hambatan yang sangat
kecil. Karena ditinjau dari segi ekonomisnya emas tidak layak kalau dipergunakan
sebagai konduktor, maka digunakan tembaga sebagai konduktor. Bahan yang paling
besar sifat hambatannya terhadap arus listrik adalah sejenis isolator.
8.2.1. Resistor
Resistor yang digunakan dalam rangkaian elektronika beraneka ragam jenisnya;
dapat digolongkan menurut bahan, perubahan nilai serta dayanya. Ditinjau menurut
bahannya ada dua yaitu terbuat dari lilitan kawat dan dari carbon.
Resistor (R) mempunyai satuan yang dinyatakan dalam Ohm (), R yang berdaya
besar nilainya dinyatakan dalam bentuk angka pada badan resistor sedangkan pada R
yang berdaya kecil nilainya dinyatakan dalam bentuk kode warna seperti pada tabel
dibawah ini.
Tabel 6. Kode Warna Resistor
Warna
Hitam
Cincin I
angka ke 1
Cincin II
angka ke 2
Cincin III
angka ke 3
Cincin IV
toleransi
100
1%
2%
Coklat
10
Merah
102
10
Orange
Kuning
10
Hijau
105
Biru
10
Ungu
Abu-abu
Emas
Perak
10-1
10
-2
Putih
Tak warna
8.2.2. Kondensator
123
5%
10%
20%
Kondensator atau kapasitor adalah salah satu komponen elektronika yang dapat
digunakan untk menyimpan energi listrik untuk beberapa lama.
Sifat-sifat kondensator adalah;
1. Dapat menyimpan energi listrik untuk beberapa lama.
2. Dapat meneruskan listrik arus bolak balik.
3. Tidak dapat meneruskan listrik arus searah.
Kondensator banyak sekali digunakan pada rangkaian elektronika, antara lain
digunakan untuk;
1. Menahan dan memblokir listrik arus searah.
2. Sebagai koupling listrik arus bolak balik.
3. Dapat menyimpangkan listrik arus bolak balik.
8.2.3. Diode
Diode adalah komponen elektronika yang mempunyai dua elektroda yaitu anoda (A)
dan katoda (K).
Ada jenis dioda yang apabila diberi tegangan maju dapat menimbulkan cahaya.
Dioda ini dinamakan LED (Light Emiting Diode). Tegangan maju artinya kaki (A)
dihubungan dengan kutub positif, kaki (K) dengan kutub negatif sumber tegangan.
8.2.4. Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang mempunyai tiga elektroda yaitu;
enitor (E), bais (B) dan colektor (C). Transistor menurut jenisnya dibagi menjadi dua
yaitu; PNP (positif negatif positif) dan NPN (negatif positif negatif)
8.2.5. Saklar
Saklar adalah perangkap elektronika yang digunakan untuk memutuskan dan
menyambung rangkaian listrik. Ada bermacam-macam saklar yang digunakan dalam
rangkaian elektronika.
8.2.6. Transformator (Trafo)
Trafo adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menaikan atau
menurunkan tegangan AC. Trafo yang digunakan pada sumber daya adaptor ada 2
jenis yaitu; trafo CT (center tap) dan trafo non CT (tidak pakai CT). Nilai yang
diperlihatkan pada trafo adalah kemampuan terhadap arus yang mengalir dan
dinyatakan dalam Ampere mA (mili Ampere) dan nilai tegangannya dinyatakan
dalam V (Volt).
8.2.7. Adaptor
Adaptor adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC 220 V
menjadi tegangan DC yang tinggi tegangannya sesuai dengan kebutuhan.
124
Hubungan Seri
R1
R2
R3
E1
E2
E3
125
Hubungan Paralel
8.3.2.3.
I1
R1
I2
I3
I
R2
R3
E
Hubungan Seri-Paralel
I1
R1
I2
R2
I3
R3
----------
Rp1
R4
---------
------------------- Rp
Simbol Resistor
126
Simbol Potensiometer
Simbol Trimport
Simbol LDR
Simbol NTC
Simbol Dioda
127
Simbol LED
Transistor
Saklar
8.5. PENGUKURAN ELEKTRONIK DAN DIAKNOSIS KESALAHAN
Prinsip-prinsip dasar semua intrumentasi adalah intrumentasi tidak boleh bercampur
dengan sistem atau variabel yang sedang diukur. Supaya kondisi ideal dapat tercapai,
ampermeter harus mempunyai tahanan yang sangat rendah dan voltmeter harus
mempunyai tahanan yang sangat tinggi atau tidak terbatas.
Kriteria ini dipenuhi oleh instrumen sesuai dengan kepekaannya. Namun dampak
hubungan mungkin harus dipertimbangkan bila sebuah instrumen dipilih untuk
mengukur variabel.
Perlengkapan pengetesan yang umum digunakan dalam bidang elektronika adalah;
1.
Multimeter
2.
3.
Osiloskop
4.
Generator sinyal
5.
Penguji transistor
128
129
Generator sinyal atau fungsi banyak digunakan dalam penservisan elektronik untuk
memberikan gelombang dengan bentuk tertentu, amplitudo dan frekwensi ke dalam
sirkit sehingga dapat diteliti lewat sirkit untuk menguji hasilnya. Hampir semua
generator fungsi mampu memproduksi gelombang sinusoidal, siku-siku, segi tiga,
dan gigi gergaji pada frekuensi yang variabel secara kontinue dari sepersekian hertz
sampai beberapa megahertz.
8.5.5. Pengujian Transistor
Ohmmeter dapat dipergunakan untuk menguji transistor dan diode apakah masih
berfungsi atau tidak.
8.5.6. Kapasitor
Kapasitor elektrolitik banyak dipakai dalam aplikasi elektronik, namun karena
pembalikan polaritas dapat menyebabkan dielektris berhenti bekerja karena terbentuk
oleh suatu film anodik dan terjadi bocor. Besarnya arus kebocoran biasanya sampai
sekitar 4 A, kalau diperlukan ukuran yang lebih baik, dianjurkan menggunakan
kapasitor tantalum padat.
8.5.7. Peralatan Servis Elektronika
Alat perkakas yang biasa digunakan pada saat menservis elektronika terdapat
berbagai jenis peralatan diantaranya;
1. Multimeter
2. Obeng min (-)
3. Obeng plus (+)
4. Kikir
5. Pelubang
6. Palu
7. Kunci-kunci
8. Gunting
9. Gergaji
10. Pinset
11. Solder baut
12. Solderring / Atractor
Alat yang sering digunakan untuk menyambung komponen-komponen elektronika
adalah solder.
130
131
BAB 9
MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA
9.1.
Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan
akan memulai perjalanannya. Konstruksi mesin penggerak kapal seperti pada gambar
dibawah ini.
132
campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, campuran yang sudah
bereaksi dikompresikan kemudian bahan bakar dinyalakan dengan bunga api listrik.
9.1.2. Motor Diesel
Motor Diesel adalah motor yang bekerja dengan menggunakan bahan bakar yang
lebih berat (minyak diesel/solar). Udara bersih masuk ke dalam silinder dan
dikompresikan oleh torak. Tekanan naik hingga 30-55 bar atau 30-50 kg/cm, suhu
udara naik hingga 700-900 C. Suhu udara kompresi terletak diatas suhu penyala
bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan ke dalam udara kompresi yang panas
kemudian terbakar. Tekanan naik hingga 70-90 bar atau 70-90 kg/cm. Secara
sederhana, cara kerja dari motor diesel adalah udara bersih masuk ke dalam silinder,
udara dikompresikan kemudian bahan bakar disemprotkan dan terbakar oleh panas
udara kompresi.
9.2. PRINSIP KERJA MOTOR
Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan gerakan torak bolak-balik. Motor
bensin dan diesel bekerja menurut prinsip kerja motor 4 tak atau 2 tak. Langkah (S)
adalah perjalanan torak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah
(TMB). Dalam motor 4 tak, satu siklus kerja memerlukan 4 langkah ( dua putaran
poros engkol ) untuk menghasilkan tenaga.
9.2.1. Motor Bensin 4 Tak
Prinsip kerja dari motor bensin 4 tak secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Langkah Pemasukan
Torak bergerak menuju TMB, katup masuk membuka katup buang tertutup
sehingga terjadilah vakum di ruang silinder pada saat torak bergerak menuju
TMB, campuran bahan bakar udara mengalir ke dalam silinder melalui lubang
katup masuk. Campuran bahan bakar dan udara disemprotkan oleh karburator.
2. Langkah Kompresi
Bila torak telah melewati TMB, katup masuk menutup dan torak bergerak
menuju TMA, sementara katup buang masih menutup. Campuran bahan bakar
dan udara dikompresikan dan bila torak hampir mencapai TMA, campuran
dikompresikan kira-kira pada seperdelapan isi campuran pada waktu terjadi
langkah kompresi.
3. Langkah Usaha
Bila torak mencapai TMA, campuran bahan bakar dan udara dibakar dengan
bunga api yang dibangkitkan antara elektroda-elektroda busi sebagai akibat
pembakaran yang cepat, pada saat ini kedua katup (masuk dan buang) tertutup,
Tekanan mencapai 30-40 bar atau 30-40 kg/cm yang mengakibatkan torak
terdorong menuju TMB.
4. Langkah Pembuangan
Gas sisa pembakaran dikeluarkan dari dalam silinder melalui katup buang yang
terbuka, sementara katup pemasukan masih tertutup, pembuangan gas
133
berlangsung karena adanya dorongan torak yang bergerak dari TMB menuju
TMA, kemudian kembali lagi ke langkah pemasukan, demikian seterusnya
134
Prinsip kerja dari motor bensin 2 tak secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut :
1
Langkah pemasukan-kompresi
Torak bergerak menuju TMA, campuran bahan bakar dan udara masuk melalui
saluran pemasukan, kemudian dikompresikan dan dibakar dengan bunga api
listrik pada saat torak hampir mencapai TMA.
Langkah usaha-buang
Torak didorong ke bawah oleh tekanan pembakaran, campuran bahan bakar dan
udara di dalam lemari engkol dikompresikan bila torak menutup lubang masuk,
sementara pembuangan gas-gas sisa pembakaran berlangsung bila torak melewati
TMB dimana gas sisa pembakaran mengalir dari lemari engkol melalui saluran
pembuangan.
1. Langkah pemasukan-kompresi
Udara bersih di dalam silinder dikompresikan oleh torak, sebagai akibat dari
kenaikan tekanan maka suhu udara mencapai 700-900 C. Bahan bakar
disemprotkan atau diinjeksikan ke dalam udara panas dan terbakar dengan cara
yang sama seperti dalam motor diesel 4 tak.
2. Langkah usaha-buang
Torak bergerak menuju TMB oleh tekanan yang tinggi karena adanya
pembakaran. Dalam menunjang proses pembilasan, motor dilengkapi dengan
sebuah kompresor yang menekan udara bersih ke dalam ruang bilas, torak
menuju TMB, membuka lubang udara bilas sehingga udara mengalir ke dalam
silinder. Udara bilas menekan gas bekas melalui katup buang yang terbuka dan
keluar melalui saluran pembuangan.
135
9.3.
Minyak bakar yang disemprotkan kedalam silinder berbentuk butir-butir cairan yang
halus. Oleh karena udara di dalam silinder pada saat tersebut sudah bertemperatur
dan bertekanan tinggi maka butir-butir tersebut akan menguap.
Penguapan butir bahan bakar itu dimulai pada bagian permukaan luarnya, yaitu
bagian yang terpanas. Uap bahan bakar yang terjadi itu bercampuran dengan udara
yang ada disekitarnya. Proses penguapan berlangsung terus menerus selama
temperatur sekitarnya mencukupi. Jadi proses penguapan terjadi berangsur-angsur,
demikian juga proses pencampurannya dengan udara. Maka pada suatu saat dimana
terjadi campuran bahan bakar-udara yang sebaik-baiknya.
Sedangkan proses pembakaran di dalam silinder juga terjadi secara berangsur-angsur
dimana proses pembakaran awal terjadi pada temperatur yang relatif lebih rendah
dan laju pembakarannya pun akan bertambah cepat. Hal itu disebabkan karena
pembakaran berikutnya berlangsung pada temperatur lebih tinggi.
Setiap butir bahan bakar mengalami proses tersebut diatas. Hal itu juga menunjukan
bahwa proses penyalaan bahan bakar di dalam motor diesel terjadi pada banyak
tempat, yaitu ditempat dimana terdapat campuran bahan bakar dengan udara yang
sebaik-baiknya untuk penyalaan. Sekali penyalaan dapat dilakukan, dimanapun juga
baik temperatur maupun tekanannya akan naik sehingga pembakaran akan
dilanjutkan dengan lebih cepat ke semua arah.
136
Keterangan :
A : Mulai penyemprotan bahan bakar
B : Mulai pembakaran bahan bakar
D : Akhir penyemprotan bahan bakar
E : Akhir pembakaran bahan bakar
A-B : Periode persiapan pembakaran
B-C : Periode pembakaran cepat
C-D : Pembakaran terkendali
D-E : Periode pembakaran susulan
Proses pembakaran dapat dipercepat antara lain dengan jalan memusar udara yang
masuk ke dalam silinder, yaitu untuk mempercepat dan mempebaiki proses
pencampuran bahan bakar dan udara.
Namun demikian jika pusaran udara begitu besar maka ada kemungkinan terjadi
kesukaran menyetart mesin dalam keadaan dingin. Hal itu disebabkan karena proses
pemindahan panas dari udara ke dinding silinder, yang masih dalam keadaan dingin,
menjadi lebih besar sehingga udara tersebut menjadi dingin.
Sebaliknya, jika mesin sudah panas temperatur udara sebelum langkah kompresi
menjadi lebih tinggi, sehingga dengan pusaran udara dapat diperoleh kenaikan
tekanan efektif rata-rata. Proses pembakaran motor diesel digambarkan menurut
grafik tekanan.
Periode pembakaran yang terjadi pada motor diesel :
137
bakar yang disemprotkan pada periode ini, oleh karenanya dapat pula disebut
periode kontrol pembakaran.
9.4.
Komponen utama motor diesel terdiri dari beberapa bagian-bagian seperti tabung
silinder, kepala silinder, torak, batang engkol, poros engkol, nozzel dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Keterangan:
1. Tabung silinder
2. Kepala silinder
3. Torak
4. Batang engkol
5. Poros engkol
6. Pipi engkol
7. Bantalan utama
8. Pena engkol
9. Nozzel
138
meradiasikan panas lebih efisien dibandingkan dengan besi tuang. Blok silinder
dilengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan pada motor.
Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder, yang di dalamnya terdapat
torak yang bergerak turun naik. Silinder-silinder ditutup bagian atasnya oleh kepala
silinder yang dijamin oleh gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder
dan kepala silinder.
Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder dan poros engkol dan bak oli
termasuk dalam crankcase. Poros nok juga diletakkan dalam blok silinder, hanya
pada tipe OHV (Over Head Valve). Pada motor modern poros nok berada di dalam
kepala silinder.
Silinder-silinder dikelilingi oleh mantel pendingin (water jacket) untuk membantu
pendinginan. Perleng-kapan lainnya seperti starter, alternator, pompa injeksi
dipasangkan pada bagian samping blok silinder.
9.4.2. Kepala Silinder
Kepala silinder dipasang di bagian atas blok silinder. Pada bagian bawah kepala
silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup.
Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama
mesin bekerja. Oleh sebab itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.
Akhir-akhir ini banyak motor yang kepala silindernya dibuat dari paduan aluminium.
Kepala silinder yang terbuat dari aluminium memiliki kemampuan pendinginan lebih
besar dibanding dengan yang terbuat dari besi tuang.
Pada kepala silinder juga dilengkapi dengan mantel pendingin yang dialiri air
pendingin yang datang dari blok silinder untuk mendinginkan katup-katup dan busi
9.4.3. Gasket Kepala Silinder
Gasket kepala silinder (cylinder head gasket) letaknya antara blok silinder dan kepala
silinder, fungsinya untuk mencegah kebocoran gas pembakaran, air pendingin dan
minyak pelumas. Gasket kepala silinder harus tahan panas dan tekanan dalam setiap
perubahan temperatur. Umumnya gasket dibuat dari carbon clad sheet steel
(gabungan carbon dengan lempengan baja). Karbon itu sendiri melekat dengan
graphite, dan kedua-duanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan
antara blok silinder dan kepala silinder, serta untuk menambah kemampuan melekat
pada gasket.
9.4.4. Bak Minyak Pelumas
Bagian bawah dari blok silinder disebut bak engkol (crankcase). Bak minyak
pelumas (oil pan) dibaut pada bak engkol dengan diberi packing seal atau gasket.
Bak minyak pelumas dibuat dari baja yang dicetak dan dilengkapi dengan penyekat
(separator) untuk menjaga agar permukaan minyak pelumas tetap rata ketika mesin
pada posisi miring. Bak minyak pelumas dirancang sedemikian rupa agar minyak
pelumas tidak berpindah (berubah posisi permukaannya) pada saat motor berhenti
secara tiba-tiba. Penyumbat (drain plug) letaknya dibagian bawah bak dan fungsinya
untuk mengeluarkan minyak pelumas bekas.
139
9.4.5. Torak
Torak bergerak turun naik di dalam slinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama torak adalah untuk
menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros
engkol melalui batang torak (connecting rod).
Torak terus menerus menerima temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga harus
dapat tahan saat motor beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu yang
lama. Pada umumnya torak dibuat dari paduan aluminium, selain lebih ringan,
radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan dengan material lainnya.
9.4.6. Batang Torak
Batang torak (connecting rod) menghubungkan torak ke poros engkol dan
selanjutnya meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh torak ke poros engkol. Bagian
ujung batang torak yang berhubungan dengan pena torak disebut small end. Sedang
yang lainnya yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end.
Crankpin berputar pada kecepatan tinggi di dalam big end, dan mengakibatkan
temperatur menjadi tinggi. Untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas,
metal dipasangkan di dalam big end. Metal ini dilumasi dengan minyak pelumas dan
sebagian dari pelumas ini dipercikkan dari lubang oli ke bagian dalam torak untuk
mendinginkan torak.
9.4.7. Poros Engkol
Tenaga (torque) yang digunakan sebagai tenaga penggerak dihasilkan oleh gerakan
batang torak dan dirubah menjadi gerak putaran pada poros engkol. Poros engkol
menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar pada
kecepatan tinggi. Dengan alasan tersebut poros engkol umumnya dibuat dari baja
karbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yang tinggi.
9.4.8. Roda Penerus
Roda penerus (flywheel) dibuat dari baja tuang dengan mutu yang tinggi yang diikat
oleh baut pada bagian belakang poros engkol. Poros engkol menerima tenaga putar
(rotational force) dari torak selama langkah usaha.
Roda penerus menyimpan tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya
kecuali langkah usaha, oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus menerus.
Roda penerus dilengkapi dengan ring gear yang dipasangkan di bagian luar gunanya
untuk perkaitan dengan gigi pinion dari motor starter.
9.4.9. Bantalan Poros Engkol
Crankpin dan journal poros engkol menerima beban yang besar (dari tekanan gas
pembakaran) dari torak dan berputar pada putaran tinggi. Oleh sebab itu digunakan
bantalan-bantalan antara pin dan journal yang dilumasi dengan minyak pelumas
untuk mencegah keausan serta mengurangi gesekan.
9.5.
140
Sistem penunjang pada motor diesel ada beberapa macam antara lain yaitu:
9.5.1. Sistem Start
Menghidupkan motor secara manual membutuhkan gaya yang cukup besar karena
disebabkan kompresi yang sangat tinggi dari motor diesel, untuk mengatasi kesulitan
ini beberapa motor diesel dilengkapi dengan flywheel yang besar. Pada sistem ini gigi
berada tetap pada poros bubungan dan dihubungkan dari gigi poros penghidup
motor. Tangkai start dipasang dengan poros starter, pena dari poros dipasang pada
takik. Pada saat tangkai diputar clockwise, maka putarannya dipindahkan ke poros
bubungan dan poros engkol melalui roda-roda gigi.
Takik pada tangkai agak miring, sehingga apabila motor sudah hidup dan poros
starternya berputar lebih cepat dari pada tangkai starter, maka dengan sendirinya
tangkai akan lepas dari starter dengan cara pena lepas dari takiknya. Apabila motor
gagal dihidupkan, maka tangkai akan membalik sebab pena tetap berhubungan
dengan takiknya dan ini sangat berbahaya. Untuk menanggulangi kejadian seperti
itu, tangkai harus diputar sekuat mungkin agar tidak memutar balik. Setiap putaran
dari tangkai starter adalah sama dengan dua kali atau dua setengah kali putaran dari
poros engkol.
Pada motor yang dihidupkan dengan listrik, sistem start dibagi menjadi dua tipe yaitu
dengan motor starter dan dengan dinamostarter. Pada tipe motor starter, sistem starter
terdiri dari baterai, motor starter, saklar dan kabel-kabel. Motor starter adalah
mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang diperlukan untuk memutarkan
motor waktu distarter.
Motor starter digunakan untuk menghasilkan momen yang besar guna melawan
tahanan, misalnya gesekan-gesekan dan tekanan kompresi. Gigi pinion starter selalu
dihubungkan ke roda penerus dan dilepaskan bila motor telah hidup. Baterai adalah
bagian dari sistem starter tetapi juga adalah bagian dari sistem yang lain seperti juga
kabel starter selalu merupakan bagian dari sistem yang lain.
Saklar starter yang digerakkan oleh suatu relai (selenoid switch) yang bekerja sebagai
starter switch. Relai atau selenoid bekerja menghubungkan rangkaian starter dan
bekerja merangkaikan starter pinion kepada roda gigi penerus. Starter tidaklah
direncanakan untuk terus berputar, karena bila terus berputar akan terlalu panas dan
rusak karena arusnya besar.
Pada sistem dinamostarter, dinamostarter bekerja sebagai generator dan sekaligus
sebagai motor. Dinamostarter digerakkan oleh gaya dengan menggunakan V-belt dan
mulai bekerja setelah kontak pengapiannya diputar. Apabila kecepatan motor tidak
bisa naik, maka tegangan V-belt perlu disetel. Tidak sama dengan tipe motor starter,
maka pada dinamostarter secara terpisah dilengkapi dengan sebuah kontak magnet.
Sistem start yang lainnya adalah dengan menggunakan udara tekan. Udara yang
akan digunakan untuk start diambil dari udara bebas dengan menggunakan
kompresor udara. Kompresor udara dijalankan untuk memasukkan udara yang
dikompresi ke dalam tempat penyimpanan udara. Pada waktu melakukan start, katup
tempat penyimpanan udara dibuka dan katup udara start dibuka. Motor mulai bekerja
untuk membakar bahan bakar dengan mekanisme torak yang ditekan oleh udara
permulaan
141
142
karter. Pompa minyak digerakkan oleh poros bubungan yang dihubungkan dengan
ujung poros pompa. Pompa yang umumnya digunakan adalah pompa jenis trochoida.
Macam-macam sistem pelumasan yang biasa digunakan pada kapal yaitu sistem
pelumasan sump kering, sistem pelumasan sump basah dan sistem pelumasan sump
gabungan.
9.5.4. Sistem Bahan Bakar
Pada sistem bahan bakar motor diesel, feed pump menghisap bahan bakar dari tangki
bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang terdapat
pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel sedimenter sebelum dialirkan ke pompa
injeksi bahan bakar.
Rakitan pompa injeksi terdiri dari pompa injeksi, governor, timer dan feed pump.
Ada dua tipe pompa injeksi yaitu tipe distributor dan tipe in-line. Dengan digerakkan
oleh motor, pompa injeksi menekan bahan bakar dan mengalirkannya melalui
delivery line ke injection nozzle, dan selanjutnya diinjeksikan ke dalam silinder
menurut urutan pengapian.
143
BAB 10
MENERAPKAN HUKUM LAUT
Dalam arti yang luas meliputi setiap keputusan Pemerintah yang merupakan
ketentuan yang mengikat.
2. Kebiasaan.
Apabila undang-undang yang mengatur belum ada yang dapat dipakai untuk
menyelesaikan perkara maka putusan hakim dari pengadilan terdahulu dapat
dipakai sebagai sumber hukum.
4. Ilmu pengetahuan
135
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
5. Perjanjian.
PENDAFTARAN KAPAL
Kapal adalah semua alat berlayar, apapun namanya dan sifatnya. (KUHD
ps.309)
2.
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang
digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan
air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindahpindah.(UU No. 21 Tahun 1992 ttg.Pelayaran)
10.1.2. Pendaftaran
Menurut UNCLOS 1982 ps.92: Kapal-kapal harus berlayar hanya dibawah
bendera dari suatu Negara. Untuk mendapatkan kebangsaan kapal harus
didaftarkan. Di dunia dikenal 2 sistim pendaftaran.
1.
2.
3.
4.
kapal yang didaftarkan tidak harus milik warga negara atau badan hukum
negara tersebut. Contoh Panama, Liberia, Belize, Cyprus d.l.l
Bukti kepemilikan.
2.
Bukti kewarganegaraan.
136
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
3.
Surat ukur
4.
5.
Kalau dibeli dari Luar Negeri harus dilampirkan bukti pencoretan dari
pendaftaran Negara terdahulu. (Deletion Certificate)
10.1.2.2. Pencatatan
Pendaftaran kapal dicatat dalam :
1.
Daftar harian
2.
Daftar induk
3.
Daftar pusat
10.1.2.3. Akte
Kapal yang sudah didaftarkan diberikan Groose Akte yang berisi:
1.
2.
3.
4.
10.1.3. Kebangsaan
Kapal yang sudah didaftarkan diberi Surat Kebangsaan. Dikapal berbendera
Indonesia dikenal beberapa jenis Surat Kebangsaan.
10.1.3.1. Jenis-Jenis Surat Kebangsaan
1.
Surat Laut untuk kapal ukuran GT 175 atau lebih (> 500m2).
2.
Pas Tahunan untuk kapal ukuran antara GT 7 dan 175 (20m2 - 500 m2)
3.
4.
Surat ijin Sementara untuk kapal yang proses pendaftarannya belum selesai
Kapal tenggelam
2.
3.
Kapal hilang
4.
Kapal discrap
5.
137
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
10.2.
PERUSAHAAN PELAYARAN
1.
2.
3.
4.
10.2.1. Penyelenggara
Penyelenggaraan angkutan laut di dalam negeri dilakukan:
1.
2.
3.
2.
3.
4.
5.
6.
Memiliki NPWP.
10.3.
AWAK KAPAL
138
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
10.3.1. Definisi-Definisinya
1.
Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh
pemilik, atau operator kapal untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai
dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil (UU No.21 /1992)
2.
Nakhoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum
diatas kapal serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku (UU
No.21/1992)
3.
4.
Pemimpin kapal adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan
umum diatas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu serta mempunyai
wewenang dan tanggung jawab tertentu berbeda dengan yang dimiliki
Nakhoda. (UU No.21)
5.
Anak Kapal adalah mereka yang namanya tercantum dalam daftar anak
kapal. (KUHD)
6.
Anak Buah Kapal adalah awak kapal selain Nakhoda atau pemimpin kapal.
(UU No.21):
7.
8.
Perwira adalah mereka yang dalam daftar anak kapal diberikan pangkat
sebagai Perwira (KUHD)
9.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
10.4.
139
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
10.4.1. Definisi-Definisi
1.
Perjanjian Kerja Laut (PKL) adalah perjanjian yang dibuat antara seorang
pengusaha kapal disatu pihak dengan seorang buruh dipihak lain, dengan
mana pihak tersebut terakhir menyanggupi untuk dibawah perintah pengusaha itu melakukan pekerjaan dengan mendapat upah baik sebagai nakhoda
atau anak kapal. (KUHD ps 395).
2.
3.
Menurut KUHD PKL antara pengusaha kapal harus dibuat tertulis tetapi
tidak harus dihadapan pejabat Pemerintah, tetapi PKL untuk anak kapal
harus tertulis dan dibuat dihadapan pejabat Pemerintah.
4.
Tetapi sesuai Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2000 semua PKL harus
diketahui oleh Pejabat Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri.
5.
Selain dari PKL kita mengenal Perjanjian Kerja Kolektif (PKK) atau
disebut juga Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yaitu perjanjian antara
satu atau beberapa pengusaha kapal dengan satu atau beberapa organisasi
perburuhan.
2.
Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan dari rumah sakit
yang ditunjuk pemerintah.
3.
4.
Disijil.
2.
Tanggal pembuatan
140
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
3.
Jenis PKL
4.
5.
Kewajiban Pelaut
6.
Hak pengusaha
7.
Kewajiban pengusaha
8.
Jabatan dikapal.
2.
3.
2.
3.
4.
5.
Alasan mendesak
6.
Alasan penting.
Alasan mendesak bagi majikan ialah tindakan, sifat atau prilaku pihak buruh
yang mengakibatkan bahwa dari pihak majikan secara wajar tidak dapat
dibenarkan (tolerir) untuk melanjutkan hubungan kerja. Misalnya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Alasan mendesak dari pihak buruh adalah keadaan yang mengakibatkan pihak
buruh secara wajar tidak dapat ditolerir untuk melanjutkan hubungan kerja,
misalnya:
1.
141
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bila PKL ingin diputuskan dengan alasan mendesak maka harus disampaikan
secepat mungkin kepada pihak lain. Apabila tidak disampaikan secepat
mungkin maka alasan mendesak berubah menjadi alasan penting. Untuk
pemutusan dengan alasan penting harus diajukan melalui Pengadilan Negeri
atau kalau diluar Negeri melalui Perwakilan R.I
10.4.4. S i j i l
1.
Setiap pelaut yang bekerja dikapal dengan ukurang dari GT 35 untuk kapal
jenis tertentu (kapal mooring, kapal yang melayani pemboran lepas pantai),
ukuran GT 35 atau lebih untuk yang digerakkan dengan tenaga penggerak
mesin, dan ukuran GT 105 atau lebih untuk kapal tanpa tenaga penggerak
mesin, harus disijil oleh pejabat Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri.
2.
3.
4.
Sijil awak kapal diatur dalam pasal 341, 375 dan 376 KUHD dan
mempunyai sifat deklaratif saja.
5.
Menurut KUHD sijil kapal adalah daftar dari semua orang yang harus
melakukan dinas sebagai anak kapal. Dinas anak kapal adalah pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang diterima untuk bekerja dikapal kecuali
pekerjaan Nakhoda.
Bagi Pelaut yang telah disijilkan dapat diberikan Buku Pelaut. Buku Pelaut
adalah merupakan identitas bagi pelaut dan berlaku sebagai dokumen
perjalanan bagi pelaut yang akan naik kapal di luar negeri atau menuju
Indonesia setelah turun dari kapal di luar negeri. Buku pelaut berisi datadata dari pelaut seperti : nama, tempat dan tanggal lahir, kebangsaan, ijazah
yang dimiliki serta pengalaman berlayar (naik turun dari kapal ).
142
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
10.5.
KELAIKLAUTAN KAPAL
2.
3.
4.
Kapal yang tidak memiliki tenaga penggerak sendiri dan tidak berawak
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
143
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pemuatan minyak.
2.
3.
Pembongkaran minyak
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
Jumlah yang dibuang tidak melebihi 1/30.000 DWT untuk kapal baru dan
1/15.000 DWT untuk kapal lama.
144
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Pengecualian
1. Pembuangan untuk menyelamat-kan jiwa manusia atau kapal.
2. Karena kerusakan peralatan namun telah ditempuh segala usaha untuk
mencegah/ mengurangi pencemaran.
3. Telah diizinkan Pemerintah
10.5.2.4. Sanksi
1. Sanksi Pidana
Terhadap semua orang yang berbuat, sesuai UU No.21/1992 pasal 119 dan
120. Dimana ditulis barang siapa yang melakukan pembuangan limbah atau
bahan lain dari kapal tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun atau denda setinggi-tinggi nya 120 juta rupiah.
Kalau pencemaran itu mengakibatkan tercemarnya lingkungan hidup
dipidana penjara paling lama 10 tahun atau denda setinggi-tingginya 240 juta
rupiah.
2. Sanksi Perdata.
Berupa tuntutan ganti rugi yang ditujukan kepada pemilik kapal. Karena
tuntutan ganti rugi jumlahnya besar maka kapal tanker dengan DWT 2000
atau lebih harus menjadi anggota CLC.
10.5.3. Pengawakan
Kapal harus diawaki dengan awak kapal yang cukup, cakap dan memiliki
sertifikat yang diharuskan serta sehat jasmani dan rohani sesuai pemeriksaan
dari rumah sakit yang ditunjuk Pemeritah.
Setiap awak kapal harus familiar dengan tugas-tugasnya dikapal dan menguasai
peralatan yang ada dikapal serta dapat berkoodinasi dengan baik dalam
menanggulangi keadaan darurat. Jumlah awak kapal minimum sesuai dengan
Safe Manning Certificate dan susunan Perwiranya sesuai ketentuan Pemerintah.
10.5.4. Pemuatan
Susunan muatan harus diperhatikan baik yang menyangkut stabilitas kapal
maupun yang menyangkut masalah keselamatan. Muatan tidak boleh
mengganggu pemandanagan dari anjungan serta tidak mengganggu
operasi dari alat-alat penolong dan pemadam kebakaran. Stabilitas kapal harus
baik dan selamat untuk berlayar. Batas benaman tidak boleh melebihi garis
Plimsol Mark sesuai daerah dan musim. Penentuan letak Plimsol Mark
diadasarkan perhitungan sesuai Load Line Convention 1966 dimana
sertifikatnya harus ada dikapal
10.5.5.
145
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
air tawar harus cukup untuk awak kapal dan penumpang. Ketentuan mengenai
persyaratan diatur dalam PP 7 tahun 2000 dan Convensi ILO 147.
10.5.6. Status Hukum Kapal
Kapal harus mempunyai Surat Tanda Kebangsaan yang masih berlaku sesuai
ukuran kapal. Dokumen-dokumen dan Sertifikat yang harus ada dikapal.
1.
2.
Surat Ukur
3.
Buku Sijil
4.
Setifikat-Sertifikat:
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
146
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
10.6.
BIRO KLASIFIKASI
Tujuan dari Biro Klasifikasi adalah untuk mengsurvei dan mengklaskan kapal
berdasarkan suatu pembakuan persyaratan bangunan maupun permesinan kapal.
Tugas mana dijadikan jaminan bagi pihak-pihak tertentu yang mempunyai
kepentingan (pemilik muatan,asuransi). Pemerintah dapat memanfaatkan Biro
Klasifikasi untuk memeriksa dan menerbitkan Sertifikat atas nama Pemerintah
yang memberikan kewenangan. Sertifikat-sertifikat yang dikeluarkan Biro
Klasifikasi ( class certificate ) tidak mengikat Pemerintah.
Biro-biro Klassifikasi yang terkenal:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
147
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
3.
Atas permintaan pemilik kapal yang panjangnya kurang dari 24 meter dapat
dilakukan pengukuran menggunakan metode Internasional. Kapal yang telah
diukur
dengan menggunakan metode pengukuran Intrenasional tidak
dibenarkan diukur dengan metode pengukuran dalam negeri. Hasil pengukuran
kapal disusun dalam daftar ukur untuk menetapkan ukuran dan tonase kapal.
Terhadap kapal yang berdasarkan perhitungan diperoleh isi kotor 20 meter
kubik yang setara dengan GT 7 atau lebih diterbitkan Surat Ukur. Surat ukur
berlaku untuk jangka waktu tidak terbatas.
10.6.1.1. Surat Ukur
Surat ukur tidak berlaku apabila kapal tidak digunakan lagi antara lain karena:
1.
2.
Kapal tenggelam
3.
Kapal musnah
4.
Kapal terbakar
5.
2.
Surat ukur baru sebagai pengganti surat ukur lama dapat diterbitkan apabila:
1. Nama kapal dirubah
2. Surat ukur rusak, hilang atau musnah.
3. Kapal diukur ulang karena surat ukur dinyatakan batal
4. Kapal diukur ulang karena adanya perubahan bangunan yang menyebabkan
berubahnya rincian yang dicantumkan dalam surat ukur.
5. Apabila kapal diberikan surat ukur sementara dan masa berlakunya telah
habis.
6.
Kapal yang telah diukur dipasang tanda selar yang biasanya dipasang pada
dinding depan anjungan. Pemilik atau operator kapal wajib melaporkan
kepada pemerintah apabila terjadi perombakan terhadap bangunan kapal
yang menyebabkan berubahnya ukuran kapal.
148
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
5. Isi bersih.
149
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 11
MENGIDENTIFIKASI BANGUNAN KAPAL
11.1.
Seperti layaknya sebuah balok, kapal memiliki dimensi pokok yang menjadi
prasyarat sesuai fungsinya untuk mengangkut manusia, barang dan muatan
lainnya agar tiba di tempat tujuan dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
Dimensi pokok kapal adalah panjang (length), lebar (breadth)) dan dalam
(depth).
( PANJANG SELURUHNYA )
LOA
150
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
1. Breadth Extrime = Lebar kapal yang diukur dari kulit kapal bagian luar
sampai kulit kapal bagian luar sisi lainnya (diukur pada bagian tengah
kapal).
2. Breadth moulded = lebar menurut mal ialah lebar yang diukur dari bagian
luar gading pada satu sisi ke gading sisi yang lain.
( EB = Lebar ekstrim = terdaftar )
(MB = Lebar dalam = Lebar Kelas)
1/3 CAMBER
LEBAR TONASE
SARAT
LAMBUNG
BEBAS
DALAM
TERDAFTAR
DALAM
MENURUT
KELAS
DALAM
TONASE
Berbagai jenis kapal yang dibagi berdasarkan pembagian bangunan kapal pada
umumnya dapat dibagi berdasarkan bahan pembuatannya, bangunan bagian
bawah kapal (bottom), bangunan bagian atas, bentuk haluan dan bentuk buritan
kapal.
11.2.1. Kapal Berdasarkan
Bahan Pembuatan
Berbagai jenis kapal yang digunkan sesuai peruntukannya, berbeda juga bahan
pembuatan kapal tersebut. Bahan pembuat kapal ada beberapa t material
seperti :
1. Kapal kayu
2. Kapal besi
3. Kapal fiber glass
4. Kapal ferrocement
151
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
152
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
4. Lajur kulit kapal diberi nama dengan abjad a,b,c,d dan seterusnya mulai
dengan lajur dasar
5. Sambungan plat diberi nama dengan angka 1,2,3 dan seterusnya dari depan
ke belakang.
11.3.1.1. Pemberian Tanda dan Nomor Pada Kulit Kapal
Pemberian tanda pada kulit kapal dimulai dari pelat pengapit lunas (garboard
strake) yaitu pelat lajur sepanjang kiri kanan lunas datar sebagai lajur A. lajur
lajur lainnya ditandai dari bawah ke atas dari tiap sisi secara alphabet
A,B,C,dst kecuali I. Dan pemberian nomor pada lajur diberi secara berurutan
153
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
154
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
3. Jika terjadi kebocoran pada kapal, dapat berlayar pelan pelan dengan
menggunakan sekat pelanggaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan sekat pelanggaran
adalah:
1. Sekat pelanggaran ini harus lebih tebal dari pada sekat kedap air lainnya.
2. Batas penguat harus ditaruh pada bagian muka sekat pelanggaran masing
masing berjarak 24
3. Baja siku dipasang pada bagian sekat pelanggaran.
11.3.3. Sekat Belakang
Pada sekat belakang pada bagian lobang baling-baling harus ditambah plat yang
lebih tebal 22 mm untuk menahan getaran baling-baling. Bagi penguat terletak
di bagian belakang kapal masing masing berjarak 24 dan baja siku keliling
diletakkan pada bagian muka kapal
11.3.4. Baling-Baling
Baling-baling dibayangkan sebagai sebuah sekrup yang berulir dan berputarnya
baling-baling tersebut mengulir keluar dari air, sehigga air berfungsi sebagai
mur dan baling-baling sebagai sebuah baut, sehingga hal tersebut menyebabkan
kapal maju.
Fungsi baling-baling yaitu merubah tenaga motor induk yang berupa momen
putar menjadi tenaga dorong kapal. Sesuai dengan fungsinya, maka bahan yang
digunakan komponen tersebut harus kuat dan mampu meneruskan gerak putar
motor induk. Bahan yang umum digunakan adalah kuningan atau manganese
bronze.
Banyaknya daun baling-baling tergantung dari beberapa faktor seperti:
1. Tenaga yang dibutuhkan.
2. Ukuran-ukuran dan tipe motor penggerak kapal.
3. Besarnya sarat air kapal.
Jenis baling-baling diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Baling-baling berkisar tetap (Fixed pitch propeller), yang mempunyai
baling-baling berdaun tetap dan tidak dapat dilepas.
2. Baling-baling yang tiap daunnya dapat dilepas (Detachable blade
propeller), sehingga bila terjadi kerusakan pada bagian daunnya, maka
daunnya dapat dilepas dan diperbaiki tanpa mengganti semuanya. Biasanya
daun baling-baling ini dengan menggunakan mur dan baut.
3. Baling-baling dengan kisar yang dapat dirubah-rubah (Controlable pitch
propeller).
4. Baling-baling dengan lingkaran pelindung atau di dalam tabung pancar
(Propeller in nozzle).
155
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
156
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
sekecilnya.
3. Tidak mengandung bahan kimia yang merusak baja.
4. Harus cukup kering
5. Harus bersih dari serat-serat licin
6. Untuk itulah maka lapisan ini biasanya terbuat dari bahan kayu tak sejenis
kayu jati (di Indonesia) dan atau kayu Cemara.
11.3.6. Wrang
Wrang ialah bagian dari kapal yang mengarah melintang di atas dasar berganda
(Double Bottom) yang menghubungkan gading-gading kiri dan kanan.
40
25
20
21
9
20
21
24
8
21
22
17
20
24
16
29
5
19
4
1
8
3
14
28
13
1
11
30
28
12
28
28
27
157
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
11.3.8. Lunas
Sebagai bagian terbawah dari kapal, lunas terdiri dari berbagai jenis yatu:
1. Lunas dasar
2. Lunas tegak
3. Lunas lambung.
Lunas dasar merupakan lajur kapal pada dasar yang tebalnya +/- 35 % dari
pada kulit kapal lainnya. Sedangkan lunas tegak ialah lunas yang tegak
sepanjang kapal, tebalnya 5/8 lebih besar dari pada lunas dasar pada 4/10
bagian lunas tegak di tengah-tengah kapal.
Kapal besar pada umumya memiliki lunas lambung yang berfungsi untuk
melindungi kapal bila kandas. Lunas lambung ini biasanya terdapat - 1/3 dari
panjang kapal pada bagian tengah yang berfungsi juga untuk mengurangi
olengan kapal.
11.3.9. Double Bottom (DB)
Ketentuan panjang dasar berganda sebuah kapal menurut SOLAS74 sebagai
berikut :
1.
2.
Untuk kapal yang panjangnya 61 m (200 kaki) dan kurang dari 76 m (249
kaki) harus dipasang dasar berganda paling sedikit dari sekat-sekat kamar
mesin diteruskan sampai ke sekat ceruk haluan dan sekat ceruk buritan.
3.
Untuk kapal yang panjangnya 76 m (249 kaki) atau lebih harus di pasang
dasar berganda dari sekat ceruk haluan sampai sekat ceruk buritan.
4.
5.
Got pengering (drain well) yang dibuat di dalam dasar berganda yang di
gunakan untuk mengeringkan palka/ruang muat dan lain sebagainya tidak
boleh lebih rendah dari yang di perlukan
6.
158
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
7.
Double Bottom (DB) atau dasar berganda ini dibentuk oleh sekat pelanggaran
hingga sedikit ke sekat belakang. Ketinggian DB ini bervariasi sesuai dengan
ukuran kapal. Sebagai acuan tinggi DB pada kapal-kapal adalah sebagai berikut
: Pada kapal- kapal kecil = 26, pada kapal-kapal besar = 6 feet dan pada kapal
berukuran sedang biasanya lebih kurang 4 feet.
Secara teknis Double Bottom ini berfungsi untuk:
1.
2.
3.
4.
Pengertian dasar berganda adalah bagian dari konstruksi kapal yang di batasi
oleh;
oleh kulit kapal bagian bawah (bottom shell
1.
2.
Bagian atas dibatasi oleh pelat dasar dalam (Inner bottom plating)
3.
4.
5.
Bagian belakang dibatasi sekat kedap air paling belakang atau sering
disebut sekat ceruk belakang ( after peak bulk head )
Bila kapal kandas dan mengalami kebocoran, masih ada dasar yg kedap air
2.
Sebagai ruangan muatan cair, air tawar, bahan bakar, ballas, dlsb.
3.
4.
2.
Isi dasar berganda ini lebih kurang 15 % daya muat kapal mempunyai tinggi 14
kaki untuk kapal besar , dan untuk kapal kecil sampai 26 .
Untuk kapal-kapal besar maka isi dari dasar berganda ini tidak cukup untuk
menurunkan titik berat kapal. Untuk ini di kapal masih diperlukannya satu
ruangan yang dipergunakan untuk menurunkan titik B atau untuk memperbesar
159
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Deep tank berguna untuk memperbesar kapasitas ruang balas kapal tersebut.
Deep tank ini biasanya diisi dengan air, tetapi kadang-kadang diisi pula dengan
bahan bakar kapal sendiri dan juga minyak palm (general kargo).
Secara struktur posisinya deep tank ini biasanya terletak di muka atau
dibelakang kamar mesin. Di tengah-tengah tangki ini diberi pemisah (dinding
kedap minyak ) agar muatan cair tidak mengganggu stabilitas kapal.
11.3.10.
Bak
Pada umumnya kapal memiliki satu gudang mini yang dipergunakan untuk
memperlancar kegiatan deck terutama pada saat sandar dan lepas sandar. Untuk
itu disediakan satu ruangan yang biasa disebut bak.
Bak adalah bagian bangunan kapal yang ada diujung depan kapal, digunakan
untuk menyimpan alat tali menali kapal dan rantai jangkar.
11.3.11.Anjungan
Anjungan adalah suatu tempat untuk mengemudikan kapal, dimana alat-alat
navigasi guna menentukan posisi kapal berada diruangan ini. Pada anjungan
biasanya terdapat kamar nahkoda dan kamar radio.
11.3.12.Geladak
Nama-nama geladak ini tergantung dari banyaknya geladak yang ada dikapal
tersebut. Pada umumnya geladak yang berada dibawah dinamakan geladak
dasar serta geladak yang diatas dinamakan geladak atas atau geladak utama
(main deck)
Bila antara geladak dasar dan geladak atas terdapat geladak lagi, maka geladak
tersebut dinamakan geladak antara (Tween geladak).
Geladak atas tidak lurus bentuknya tetapi melengkung baik ke muka maupun ke
samping, gunanya untuk memudahkan mengalirnya airPada bagian tegak kapal
dimana terdapat titik terendah, maka geladak makin ke muka atau makin ke
belakang geladak makin tinggi, perbedaan tinggi dinamakan sosok
(sheer).Tingginya sosok di haluan kira-kira 2 % dan di buritan kira-kira 1 %
dari panjang kapal. Bila dilihat dari samping geladak ini makin ke samping
makin rendah (Chamber). Perbedaan tinggi ini kira-kira 1/50 lebar kapal.
11.3.13.Gading
Merupakan rangka dari kapal dimana kulit-kulit kapal diletakkan. Nama dari
gading disesuaikan dengan tempatnya. Gading yang terletak disekitar haluan
tersebut gading haluan. Gading yang terletak pada tempat yang terlebar dari
kapal disebut gading besar dan gading yang terletak di tabung poros balingbaling disebut gading kancing. Gading-gading ini mempunyai jarak antara satu
dan lainnya kira-kira antara 21-37 inchi sesuai dengan ukuran kapal dan diberi
nomor urut mulai nol yang dimulai dari belakang
160
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Keling
Dgn sudut
berbintul
Keling
Bentuk U
Dilas dgn
Bentuk
siku balik
Gading
Gading
Besar /
sarang
Dilas
Dgn
Bentuk
Bintul
& Di
Takik
540
mm
230
mm
TF
x
F
FWA
T
FWA
x
S
x
W
WNA
300
mm
230
mm
450 mm
161
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 12
MEMAHAMI STABILITAS KAPAL
162
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Displ = LD + OL + Muatan
DWT = OL + Muatan
163
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
adalah titik G terlalu tinggi dan berimpit dengan titik M karena terlalu banyak
muatan di bagian atas kapal.
12.1.1.3. Stabilitas Negatif (Unstable Equilibrium)
Suatu keadaan stabilitas dimana titik G-nya berada di atas titik M, sehingga
sebuah kapal yang memiliki stabilitas negatif sewaktu menyenget tidak
memiliki kemampuan untuk menegak kembali, bahkan sudut sengetnya akan
bertambah besar, yang menyebabkan kapal akan bertambah miring lagi bahkan
bisa menjadi terbalik. Atau suatu kondisi bila kapal miring karena gaya dari
luar , maka timbullah sebuah momen yang dinamakan momen penerus/Heiling
moment sehingga kapal akan bertambah miring
12.1.2.
Titik-titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik berat (G), titik apung
(B) dan titik M.
12.1.2.1. Titik Berat (Centre of Gravity)
Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal,
merupakan titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah
terhadap kapal. Letak titik G ini di kapal dapat diketahui dengan meninjau
semua pembagian bobot di kapal, makin banyak bobot yang diletakkan di
bagian atas maka makin tinggilah letak titik G-nya.Secara definisi titik berat
(G) ialah titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja kebawah. Letak titik
G pada kapal kosong ditentukan oleh hasil percobaan stabilitas. Perlu diketahui
bahwa, letak titik G tergantung dari pada pembagian berat dikapal. Jadi selama
tidak ada berat yang di geser, titik G tidak akan berubah walaupun kapal oleng
atau mengangguk.
12.1.2.2. Titik Apung (Centre of Buoyance)
Titik apung (center of buoyance) diikenal dengan titik B dari sebuah kapal,
merupakan titik tangkap dari resultan gaya-gaya yang menekan tegak ke atas
dari bagian kapal yang terbenam dalam air. Titik tangkap B bukanlah
merupakan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah-pindah oleh
adanya perubahan sarat dari kapal. Dalam stabilitas kapal, titik B inilah yang
menyebabkan kapal mampu untuk tegak kembali setelah mengalami
senget.Letak titik B tergantung dari besarnya senget kapal ( bila senget berubah
maka letak titik B akan berubah / berpindah. Bila kapal menyenget titik B akan
berpindah ke sisi yang rendah.
12.1.2.3. Titik Metasentris
Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan
sebuah titik semu dari batas dimana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar
supaya kapal tetap mempunyai stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya
berubah-ubah, jadi titik metasentris dapat berubah letaknya dan tergantung dari
besarnya sudut senget.Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari
150), maka titik apung B bergerak di sepanjang busur dimana titik M
164
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
merupakan titik pusatnya di bidang tengah kapal (centre of line) dan pada sudut
senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih sangat kecil, sehingga
masih dapat dikatakan tetap.
165
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat
(draft) saat itu.
12.1.3.2. KB (Tinggi Titik Apung dari Lunas)
Letak titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap, akan tetapi
berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat atau senget kapal .
dimana d = draft kapal
Untuk kapal tipe plat bottom, KB = 0,50d
Untuk kapal tipe V bottom, KB = 0,67d
Untuk kapal tipe U bottom, KB = 0,53d
12.1.3.3. BM (Jarak Titik Apung ke Metasentris)
BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila kapal
mengoleng dengan sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan titik B
merupakan sebagian busur lingkaran dimana M merupakan titik pusatnya dan
BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih bisa dianggap tetap karena sudut
olengnya kecil (100-150).BM = b2/10 d.
dimana : b = lebar kapal (d = draft kapal (m))
12.1.3.4. KG (Tinggi Titik Berat dari Lunas)
Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining
experiment), selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil momen.
Nilai KG dengan dalil momen ini digunakan bila terjadi pemuatan atau
pembongkaran di atas kapal dengan mengetahui letak titik berat suatu bobot di
atas lunas yang disebut dengan vertical centre of gravity (VCG) lalu dikalikan
dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen bobot tersebut,
selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal dibagi dengan
jumlah bobot menghasilkan nilai KG pada saat itu.
M
KG total =
W
Dimana :
M =
166
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
M = KM KG
GM = (KB + BM) - KG
Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan
stabilitas kapal selama pelayaran nanti
12.1.3.6. Momen Penegak (Righting Moment) dan Lengan Penegak (Righting
Arms)
Momen penegak adalah momen yang akan mengembalikan kapal ke
kedudukan tegaknya setelah kapal miring karena gaya-gaya dari luar dan gayagaya tersebut tidak bekerja lagi .
= GM x sinus
Moment penegak = W x GZ
167
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
gg1
l x b3
= r . x ________
12 x 35 x W
dimana:
gg1 =
berat jenis di dalam tanki dibagi berat jenis cairan di luar kapal
panjang tanki
lebar tanki
displasemen kapal
168
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Cb =
dimana,
V
LxBxd
KB = 0,5 d
Kapal U
Kapal V
Sedangkan
V = cb x L x B x d
= V x Berat Jenis
= Cb x L x B x d x Bj
Contoh :
(a). Sebuah kapal panjang 360 kaki, lebar 50 kaki Cb = 0,75, terapung di
air yang mempunyai berat jenis = 1,010 pada sarat 23 kaki.
Hitung displacement kapal (tons)
Jawab :
V = cb x L x B x d
= 0,75 x 360 x 50 x 23
= 310 x 50 Cft
= V x Berat Jenis
= 310 . 500 cft x 1,010
= 313605 cft
169
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
=
=
=
313605cft
= 19600313 lbs
0,016
19600313
= 8750,1 tons
2240
310.500x1,010 31500x1010
=
15,625x2240
0,015625
= 8960,14 ton
=
VxBj
VxBj
=
35
15,6x2240
68292
x100% = 75,88%
90.000
Selisih V kapal
= 90.000 cft
= 21.708 cft
21.708
x100% = 31,787%
68.292
31,788
x2000 tons = 635 tons
100
(b). Sebuah kapal berbentuk kotak 150 kaki x 30 kaki x 20 kaki. Bila dimuati
dan terapung di air laut displacementnya 2000 tons.
Hitunglah tenaga apung cadangannya (%)
Jawab :
Vxbj
35
CbxLxBxdxBj
35
2000
1x150x30xdx1,025
35
2000 x35
150x30 x1,025
70.000
= 15,176 kaki
4612,5
V kapal = L x B x D
170
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
= 150 x 30 x 20 x 1
V yang terbenam
= 90.000 cft
=LxBxd
= 150 x 30 x 15,176 = 68.292 cft
selisih
= 21.708 cft
21.708
x100% = 31,78%
6.292
(c).Sebuah kapal berbentuk katak 50 kaki x 15 kaki x 6 kaki terapung di air laut
pada sarat 3 kaki 6 inci.
Hitunglah displacement dan tenaga apung cadangan (ton)
Jawab :
V kapal
Vxbj
35
CbxLxBxdxBj
35
= 76,2 tons
= L x B x D= 50 x 15 x 6
= 4.500 cft
V yang terbenam
=LxBxd
= 50 x 15 x 3,1
selisih
= 2.625 cft
= 1875 cft
1875
x100% = 71,43%
2625
dz
= 12.06
171
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
dx
Berat muatan
= 12.00
= TPI x d
= 20 x 6 = 120 tons
volum air laut
= A ft2 x d
= A ft2 x 1/12 ft
vol V
= A/12 ft3
1 longtons al V = 35 ft3
2 longtons al V = 2 . 35 ft3
W longtons al V = W . 35 ft3
W=
V 3
ft
35
TPI =
= A 12 x 35 ft
A 2
ft A = 420 TPI
420
Kembali kepada BM =
J=
LB
12
J
V
LB3
J
BM =
= 12
V
V
LB 3
L x B3
=
12 V
12 x L x B x D x Cp
BM
= B2/12 D
J =
kLB
BM =
12
k x L x B3
12
V
BM = kB2/12Dcb
k = merupakan suatu konstanta yang besarnya tergantung dari Cp
172
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
12.1.7. Menghitung KG
Berbagai metode yang biasa digunakan dalam menghitung KG diantaranya
adalah :
Berat
1. Nilai KG untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas/ inclining
experiment
2. Momen-momen dihitung terhadap lunas bidang kapal
3. Letak titik berat suatu bobot diatas lunas kapal disebut VCG = Vertical
centre of grafity .
Contoh :
1. Sebuah kapal mempunyai dis-placement = 5000 ton dan titik beratnya
terletak 20 diatas lunas, dimuat 200 ton 10 diatas lunas dan 300 ton 5 di atas
titik berat kapal semula. Berapa KG setelah pembongkaran
Berat x VCG
= moment
5000 x 20
= 100.000
+ 200 x 10
= 2.000
+ 300 x 25
= 7.500
+
5500 x KG = 109.500
KG = 109.500
= 19.9 kaki
5.500
= momen
5000 x 20
= 100.000
- 200 x 5
= 1.000
- 300 x 15
= 4.500
4500 x KG
= 94.500
KG = 94.500/4.500=21 kaki
3. Displcement sebuah kapal ialah 8000 ton dengan KG = 21 kaki
Dimuat
173
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
x vcg = Momen
8000
x 21 = 168.000
+ 600
x 3 = 1.800
+ 800
x 15 = 12.000
+ 1.200
x 10 = 12.000
- 1000
8 = - 8.000
- 700
4 = - 2.800
- 500
x 12 = - 6.000
8.400
KG
x KG = 177.000
= 177.000/ 8.400 = 21 kaki
2. Mengetahui titik G dari setiap ruangan yang ada di kapal melalui capasity
plan kapal, yaitu :
a. Jika ruangan diisi oleh satu jenis (macam) muatan saja titik berat (G)
ruangan langsung dapat kita ketahui.
b. Jika ruangan diisi akibat bermacam-macam muatan titik G dapat dibentuk
dengan jalan mengira.
c. Bagi muatan yang sejenis mengira-ngiranya lebih mudah momennya
merupakan hasil perkalian bobot muatan dengan jarak G diatas lunas.
Contoh :
1. Palkah kapal berisi ikan tuna 100 ton tingginya 4 kaki diatas dasar
berganda, tangki BB 2 buah di kiri kanan palkah ikan berisi BB 40 ton
174
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
tinggi 6 kaki diatas dasar berganda, tangki air tawar diatas tangki BB
melintang kapal berisi 80 ton air tawar tingginya 6 kaki diatas tangki BB.
Tinggi dasar berganda 4 kaki
Hitung VCG (KG) kapal tersebut ?
Ada dua cara menghitung VCG
1. Menghitung VCG ruangan diatas dasar berganda
Macam
Berat
Momen
muatan
- IkanTuna 100
200
- BB 2
240
720
40
(2)
Air
Tawar
80
260
VCG ruangan =
1160
1160
= 4,46
260
= 8,46
Berat
VCG Momen
- Tuna
100
600
- BB 2
40 (2)
560
Air
Tawar
80
13
1040
muatan
260
KG Baru =
2200
2200
= 8,46
260
175
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
= GG1 : GA
G1G2 : d
=W
G1G2 =
Wxd
G 1 G2 = W x
Perubahan titik G karena geseran ke bawah atau ke atas
Contoh kasus :
Sebuah kapal dengan displacement 1.000 ton dengan KG = 25 kaki,
memindahkan muatan seberat 25 ton 20 kaki keatas. Berapa nilai G yang baru ?
berapa kaki bergesernya ?
Berat kapal tidak beruabah, hanya sebagian berat yang berpindah artiya letak
titik G yang berpindah.
Berat kapal
KG
Moment
()
Keadaan sauh 100 25
0
Kru
25.000
perpindahan
500
25
20
125 KG
KG =
25.500
25.500
= 25,5
1000
KG lama = 25
GG= 0,5
Perubahan KG = 0,5 ke atas (GG)
GG = KG - KG
momenperub
ahan momenakhirmomenawal
176
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
25 x 20 500
0,5
1000 1000
(Wxd)
KG
Momen
Disp
1500
12
18.000
Dimuat
200
10
2.000
1700 x KG
KG =
20.000
20.000
= 11765
1700
Wxd
200x2
0,235
akhir
1700
Rumus Memuat
GG
Wx(KG1 KG)
W
GG
Wxd
W
d = KG perpindahan KG lama
177
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Rumus Membongkar
GG
Wxd
W
d = KG lama - KG perpindahan
Contoh soal :
Memuat
GG
Wxd
W
20 x(12 22)
1050 20
200
1070
= -0,186
GG
= -0,019
KG
= 22
KG = 21,81 kaki
Membongkar
GG
Wxd
W
GG
= -3,615
KG
= 16
KG
= 12,38
KM
= 13,50
GM
= 1,12 kaki
12.1.9. Menghitung KM
Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa titik M adalah sebuah titik semu
yang letaknya selalu berubah-ubah (meta) dan tidak boleh dilampaui oleh titik
G agar kapal tetap mempunyai stabilitas positif. Disebut metasentrum karena
merupakan titik pusat yang selalu bergerak dan berubah-ubah tempatnya. KM
ialah jarak tegak dari lunas kapal sampai ke titik M. Nilai KM tidak dapat
dihitung dengan perhitungan biasa tetapi sudah ditentukan oleh si perencana
178
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
: Olengan lambat
terlalu besar
Sifat :
Olengan cepat dan menyentak-nyentak
Kerugian :
tidak nyaman bagi orang di kapal dan dapat merusak konstruksi
Mengatasi :
1. Mengosongkan tanki dasar berganda
2. Memindahkan muatan dari bawah ke
atas agar letak titik G
bertambah ke atas sehingga GM bertambah kecil.
(1). KM = KB + BM,
penentu titik B dan M
B KB diperoleh dari :
(a). Untuk kapal berbentuk katak
KB = sarat kapal
KB = D
179
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
11
D
20
1
5
(
3
2
V
A
D = sarat
V = volume benaman
A = luas bidang air pada badan kapal
M merupakan titik potong antara dengan garis gaya melalui titik
apung 9b0
BM
BM
B2
KD
B3
12
V = BD
B dy
J2
B dy
J12
B dy dy
BM
B2 dy dy
1/3 B3
1/12 B3
B3
12
B3
B2
= 12 =
BD 12D
180
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 13
MENGOPERASIKAN MESIN PENGGERAK UTAMA
KAPAL PERIKANAN
13.1.
Pada umumnya instalasi tenaga penggerak kapal bertonase besar terdiri dari
mesin utama, gear box, poros baling-baling dan baling-baling. Untuk ukuran
kecil dan sedang pada kapal perikanan masih sederhana dengan menggunakan
motor tempel, sedangkan pada perusahaan industri penangkapan skala besar
telah banyak menggunakan motor bakar berkapasitas besar sebagai tenaga
penggerak kapalnya.
Saat ini kapal-kapal menggunakan motor bakar jenis bensin dan diesel dari
pada mesin uap, motor listrik, atau motor bensin. Kapal-kapal bertonase besar
membutuhkan daya besar pula untuk menghasilkan tenaga penggerak kapal,
dan mesin penggerak utama yang digunakan adalah motor diesel karena tenaga
lebih besar, pemakaian bahan bakar lebih hemat.
Sebagai tenaga penggerak utama kapal perikanan khususnya, motor diesel
banyak sekali keuntungannya jika dibandingkan dengan motor bensin,
baik dalam pengoperasian maupun dalam pemeliharaannya dan juga motor
diesel lebih ekonomis. Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang
prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya.
Komponen-komponen utama dari mesin penggerak kapal seperti pada gambar
Di bawah ini.
181
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
dan dikompresikan oleh torak pada tekanan 8-15 bar atau 8-15 kg/cm.
Selanjutnya bahan bakar dinyalakan oleh sebuah loncatan bunga api dan
terbakar cepat sekali di dalam udara kompresi. Kecepatan pembakaran melalui
campuran bahan bakar dan udara biasanya 10-25 m/detik. Suhu udara naik
hingga mencapai 2000-2500 C dan tekanan 30-40 bar atau 30-40 kg/cm.
Tekanan ini yang mendorong torak menuju Titik Mati Bawah (TMB) silinder.
Secara sederhana, cara kerja dari motor bensin adalah campuran bahan bakar
dan udara masuk kedalam silinder melalui karburator, campuran udara dan
bahan bakar dikompresikan kemudian bahan bakar dinyalakan dengan loncatan
bunga api listrik dari busi.
Motor Diesel adalah motor yang bekerja dengan menggunakan bahan bakar
yang lebih berat (minyak solar). Udara bersih masuk ke dalam silinder dan
dikompresikan oleh torak. Tekanan kompresi meningkat hingga 30-55 bar atau
30-50 kg/cm, suhu udara naik mencapai 700-900 C. Suhu udara kompresi
terletak diatas suhu penyala bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan ke dalam
udara kompresi yang panas kemudian terbakar. Tekanan naik hingga 70-90 bar
atau 70-90 kg/cm. Secara sederhana, cara kerja dari motor diesel adalah udara
bersih masuk ke dalam silinder, udara dikompresikan kemudian bahan bakar
disemprotkan dan terbakar oleh panas udara kompresi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dan diperiksa pada mesin penggerak utama
sebelum kita menghidupkan antara lain:
13.1.1. Minyak Pelumas
Minyak pelumas motor diesel bekerja pada kondisi yang lebih berat dari pada
minyak pelumas motor bensin, maka diperlukan kualitas yang lebih baik.
Minyak pelumas digolongkan menjadi beberapa jenis disesuaikan dengan
aplikasinya.
Menurut American Petroleum Industries (API), minyak pelumas dengan
klasifikasi DG menunjukan aplikasinya melayani beban biasa, DM untuk beban
sedang dan DS untuk beban berat. Huruf D adalah simbol yang menunjukan
penggunaan untuk motor diesel sedangkan G adalah General, M adalah
Moderat dan S adalah Severe.
Untuk itu minyak pelumas motor diesel harus memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut ini;
1. Stabilitas terhadap panas dan oksidasi.
2. Kekentalannya tidak banyak terpengaruh oleh perubahan temperatur.
3. Tidak menyebabkan korosi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu menambah atau
mengganti minyak pelumas;
1.
2.
Pada waktu pengisian minyak pelumas harus dijaga jangan sampai ada
kotoran yang masuk ke dalam mesin.
182
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
3.
minyak lumas. Tariklah batang tersebut dari dalam motor dan bersihkan
dengan lap yang bersih, kemudian kembalikan ke tempat semula. Tariklah
batang pengukur tersebut sekali lagi, dan periksalah apakah batang tersebut
dibasahi minyak pelumas sampai batas yang diminta. Apabila tidak,
tambahkan minyak pelumas, tetapi jangan melampaui batas.
2. Periksalah keadaan air pendingin, apakah jumlahnya sesuai dengan yang
183
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
periksa keadaan kipas udara dan saluran udara pendinginnya yang harus
bersih serta tidak ada kemungkinan terjadi kebocoran udara.
3. Periksalah jumlah bahan bakar di dalam tangki, kemudian bukalah keran
Jangan lupa memeriksa keadaan saringan udara, sebab umur motor akan
menjadi pendek apabila saringan udara tidak dalam keadaan baik.
2. Pakailah minyak pelumas dan gemuk sesuai dengan yang dicantumkan
bersih. Sesudah itu isikanlah bahan bakar yang bersih dan buanglah udara
dari dalam saluran bahan bakar, dari tangki sampai ke penyemprot bahan
bakar.
5. Periksalah semua bagian motor yang akan bergerak supaya dapat diketahui
Sesudah motor dapat distart, panaskan motor terlebih dahulu dalam keadaan
tanpa beban beberapa saat lamanya. Setelah itu barulah motor boleh
dibebani.
7. Usahakanlah tidak menjalankan motor pada putaran tinggi.
8. Demikian juga beban supaya dibatasi pada 70-80% dari beban nominalnya
saja.
13.2.3. Yang Harus Diperhatikan Setelah Motor Dapat Distart
1. Tekanan minyak pelumas berkisar antara 2-4 kg/cm.
2. Bunyi dan getaran. Biasanya motor berbunyi keras pada permulaan start,
184
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
185
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
13.3.
SISTEM PENDINGIN
186
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
13.4
b. Mengatasi
1. Cooler dibersihkan.
187
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
b Mengatasi
1. Cek pompa pendingin air .
2. Cek saringan dan bersihkan.
3. Cek kran dan perbaiki.
b Mengatasi
1. Periksa bantalan governor, bila perlu diganti
2. Isi sampai penuh
3. Cabut injector, bersihkan atau diganti.
4. Dicerat berturut-turut dari pipa isap sampai ke injector.
5. Dicerat dari tangki harian sampai injector
6. Cek kran dan buka
188
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
b Mengatasi
1. Isi atau ganti batery
2. Bersihkan dan lapisi gemuk
3. Perbaiki dan sambungkan
4. Perbaiki atau ganti yang baru.
5. Panasi
6. Perbaiki atau ganti
Tabel 7.
Kerusakan/gang-guan
Perbaikan
Periksa
kebocoran
bakar/kompresi
189
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
ruang
Ganti baru
Bersihkan
yang
Perbaikan
Periksa pompa bahan bakar dan tekanan
pengabutan/ injektor
bahan
bakar
dan
Perbaikan
seimbangkan
Terjadi gangguan pada unit-unit yang Periksa dan ganti yang rusak
bergerak seperti piston dan bantalan
Terjadi gangguan pada pompa bahan Periksa FIP dan injektor
bakar dan katup injeksi bahan bakar
Saringan bahan bakar kotor
190
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Perbaikan
191
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 14
MELAKUKAN PERAWATAN MESIN PENGGERAK
UTAMA KAPAL PERIKANAN
Perawatan sering disebut juga Maintenance ialah suatu kegiatan untuk merawat
suatu peralatan atau mesin agar selalu siap dipakai secara produktif dan
mempunyai umur yang relatif lama. Dalam masalah perawatan diperlukan
tambahan biaya, tenaga, metode dan penggerakan serta monitoring.
Kemahiran seseorang dalam mengoperasikan mesin
tanpa mengetahui
bagaimana cara-cara memelihara dan memperbaikinya akan menghambat
kelancaran pekerjaan dan akan menimbulkan kerugian pada dirinya serta orang
lain. Perawatan atau pemeliharaan pada semua mesin merupakan faktor yang
sangat penting. Manfaat dari pekerjaan tersebut akan kita peroleh untuk jangka
panjang. Oleh karena itu pekerjaan perawatan harus dijadikan suatu pekerjaan
yang bersifat rutin.
Tujuan utama perawatan / pemeliha-raan adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan dan mendapatkan laba
investasi semaksimal mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam setiap waktu misalnya unit cadangan.
4. Menjamin keselamatan orang yang melaksanakan tugas tersebut.
5. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan yang serendah mungkin dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efktif dan efisien
keseluruhannya.
Kerja pemeliharaan bisa terencana ataupun tak terencana, hanya ada satu bentuk
pemeliharaan yang tak terencana yaitu yang dinamakan pemeliharaan darurat.
Pemeliharaan terencana dibagi dua aktifitas utama yaitu pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenan-ce), yaitu kegiatan pemeliharaan dan
perawatan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang dapat mengakibatkan
terhambatnya kegiatan produksi, dan pemeliharaan korektif (corrective
maintenance) yang sering juga disebut reparasi (repair), yaitu kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan peralatan.
Keuntungan apabila pemeliharaan permesinan dilaksanakan dengan terencana
adalah selain dapat memberikan informasi biaya yang diperlukan (tidak
mendadak) juga antara lain berguna untuk :
1. Mengurangi pemeliharaan darurat (Karena kerusakan yang mendadak).
2. Menaikkan tanaga kerjanya sebagai akibat rusaknya mesin.
192
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
3. Menaikkan
ketersediaan
dan
operasi/produksi tidak terganggu.
kesiapan
permesinan
sehingga
193
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Menentukan apa
5. Saran pemeliharaan
6. Penyusunan bahan-bahan pemeli-haraan
7. Penyusunan anggaran pemeliharaan
14.1.3. Keuntungan
Pemeliharaan Terencana
194
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
195
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
196
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
14.1.10.
Semua plat nama yang terdapat pada motor induk, motor generator dan pesawat
bantu harus digosok dengan braso dan tidak boleh dicat, bila perlu diberi gemuk
yang tipis saja.
14.2.
Perawatan bulanan adalah perawatn yang dilakukan setiap bulan. Hal-hal yang
harus dilakukan dalam perawatan bulanan, antara lain :
1. Buka dan bersihkan Noozle selanjutnya lakukan test Noozle
2. Ganti minyak pelumas (sesuai operation manual book)
3. Bersihkan filter minyak pelumas dan semua bagiannya
4. Bersihkan tangki harian bahan bakar minyak
5. Periksa injection timing
6. Periksa celah katup dan kencangkan baut bila kendor
7. Periksa accu, switch, fitting, bearing dynamo star
197
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
PEMERIKSAAN BERKALA
198
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Siatem minyak
pelumas
Mesin
Air pendingin
Mesin
Pengatur
Pompa bahan
bakar
Katup semprot
minyak
Kepala silinder
motor
Katup start
Torak
Batang torak
Bantalan utama
Poros engkol
Botol angin
Permukaan mesin
KETERANGAN
Pengosongan tangki bahan bakar
Pengosongan saringan bahan bakar
Pembersihan saringan bahan bakar
Pemeriksaan paras minyak, pengisian
Pengosongan saringan pelumas
Pembersihan saringan pelumas
Pemutaran handel saringan automatic
Penggantian minyak pelumas
Pembersihan pendingin pelumas
Pembersihan saringan sentrifugal
Pemeriksaanpemasangan bis packing
Pemeriksaan aliran air pendingin
Penggantian zinc anti karat
Pemeriksaan paras minyak
Pemeriksaan waktu semprotan
Pemeriksaan paras minyak pompa
Pemeriksaan katup masuk
Pemeriksaan keadaan penguapan
Pembersihan saringan
Pengerasan baut pemasangan
Pembersihan kamar pembakar
Pembersihan kamar depan pembakar
Penyesuaian katup masuk/buang
Pengepasan kedudukan katup
Pengepasan kedudukan katup
Pemeriksaan pegas katup start
Pemeriksaan cincin torak
Pemeriksaan bantalan dan baut
Pemeriksaan bantalan dan baut
Periksa ukuran pasak , bantalan poros
Penyesuaian pelengkungan
Pemeriksaan tekanan botol
Pengosongan
Pemeriksaan baut dan kebocoran
Sistem pipa
Pemeriksaan kebocoran minyak
Pengisian minyak ke katup pembagi start udara
Pemeriksaan paras minyak
Pemutaran handle saringan minyak
Kopling
Pembersihan saringan minyak
Penggantian minyak
Pemeriksaan pelat geser dan karet
Penyesuaian pelayanan jarak jauh(type kawat)
Peralatan pengendalian mesin/kapal dalam keadaan berfungsi
14.4.
JAM KERJA
MESIN
Setiap hari
50 jam
250 jam
Setiap hari
50 jam
250 jam
Setiap hari
250 jam
3000 jam
500 jam
Setiap hari
Setiap hari
1000 jam
50 jam
500 jam
50 jam
500 jam
250 jam
500 jam
100 jam
250 jam
500 jam
250 jam
500 jam
250 jam
250 jam
250 jam
250 jam
5000 jam
5000 jam
1000 jam
Setiap hari
50 jam
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
50 jam
250 jam
2000 jam
250 jam
handel netral.
Perawatan komponen utama motor diesel seperti kepala silinder, katup isap dan
katup buang, silinder, torak, cincin torak, poros engkol dan lain sebagainya
199
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
harus dilakukan, agar mesin dapat beroperasi dengan baik saat berlayar. Cara
perawatan komponen utama antara lain :
14.4.1.
Kepala silinder
200
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
201
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
202
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Perawatan sistem starter pada motor diesel, merupakan salah satu faktor utama
juga yang harus dilakukan, agar mesin diesel mudah dihidupkan apabila akan
melakukan operasi. Tahapan perawatan sistem starter ada beberapa macam,
antara lain sebagai berikut ini :
14.5.1. Perawatan Sistem Start Udara
Dalam hal membersihkan saringan udara matikanlah mesin supaya debu dan
kotoran tidak masuk kedalam mesin, kotak saringan pendahuluan biasanya
transparan, sehingga debu atau kotoran yang ada didalamnya dapat dilihat
dengan jelas, periksa dan bersihkan setiap pagi. Kalau minyak menjadi kental
karena banyak mengandung debu, maka sebaiknya diganti meskipun hal
tersebut terjadi sebelum saat pergantian yang ditetapkan. Pakailah minyak
ringan atau minyak tanah untuk mencuci kotak saringan dan elemennya.
Saringan udara dengan saringan kertas, dalam hal ini matikan mesin sebelum
membuka saringan udara, setiap 120 jam kerja, ambillah elemen saringannya
kemudian bersihkan kotak elemen saringan tersebut, dibersihkan dengan
meniup udara tekan pada bagian dalamnya. Gantilah elemen saringan yang
baru setiap 500 jam kerja.
Menyetel celah bebas katup, untuk mesin baru atau baru reparasi, periksa dan
setel bebas katup setelah 60 jam yang pertama. Selanjutnya ulangi proses
tersebut setiap 250 jam kerja berikutnya. Namun, pemeriksaan dan penyetelan
celah bebas katup juga harus dilakukan apabila terdengar bunyi yang tidak
normal, terutama pada putaran rendah.
Pengukuran tekanan kompresi didalam silinder, pengukuran ini sebaiknya
dilakukan oleh bengkel biasanya memiliki alat yang diperlukan. Pengukuran
tekanan kompresi tersebut dilakukan setiap 500 jam, sehingga dari data yang
diperoleh dapat ditentukan kapan mesin harus direparasi.
Penurunan tekanan kompresi disebabkan karena:
1. Kontak tak sempurna antara katup dan dudukan
2. Keausan dinding selinder
3. Kerusakan cincin kompresi atau macetnya cincin kompresi didalam alurnya
14.5.2. Perawatan Sistem Start Electrik
Sebelum memeriksa dan memperbaiki sistem start electrik, semua switch harus
dimatikan terlebih dahulu.
203
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
1. Generator
Untuk generator arus searah (DC) dimana komutatornya harus dirawat. Apabila
dipakai arus bolak balik (AC) maka tidak terdapat komutator, tetapi kombinasi
ring selip dan sikat yang harus diperiksa atau diganti sikatnya setiap 2500 3000 jam kerja. Dalam hal tersebut daya listrik bolak balik dirubah menjadi
daya listrik arus searah dan dipergunakan uantuk mengisi batteray. Periksalah
sikat-sikatnya dengan cermat dan bersihkan debu carbon yang ada disekitarnya.
Sikat-sikat harus dapat bergerak bebas dalam pemegang sikat. Jika permukaan
kotak yang ada didalam permukaan kotak dalam keadaan kasar atau aus
melebihi batas yang diperbolehkan, gantilah dengan sikat yang baru meskipun
belum sampai saatnya untuk diganti, misalnya kurang dari 500 jam kerja.
Periksalah komutator setiap 500 jam kerja, tergantung dari pada laju
keausannya, gosoklah dengan kotak gosok, kemudian bersihkanlah dengan lap
yang dibasahi bensin. Keadaan mika tinggi akan mengakibatkan loncatanloncatan listrik sehingga sikat-sikatnya akan cepat rusak. Oleh karena itu, mika
isolatornya harus dipotong sampai keadaan start.
2. Motor Starter
Periksalah dan rawatlah sikat-sikat dan komutatornya, kopling motor starter
terletak dibagian yang menjadi satu bagian dengan pinion, apabila pelat kopling
aus, maka pinion tidak akan berhubungan sempurna dengan roda gigi gelang
pada roda gaya. Jadi pinion tidak meluncur dengan sempurna, atau langkah
pinion berkurang beberapa menit. Apabila karena keausan pada pelat kopling,
langkah pinion berkurang 2,3 mm, bongkar kopling pinion dan tambahkan
pelat penyetel.
3. Batteray
Meskipun mesin tidak dijalankan, tegangan batteray dapat ber-kurang. Oleh
karena itu, selain pemeriksaan berkala yang dilakukan setiap 60 jam kerja,
periksalah tegangan batteray setiap satu kali seminggu.Usahakan agar keadaan
batteray dalam keadaan bersih dan kering, perhatikan juga kebersihan
sambungan pada terminalnya. Kalau terminalnya kotor atau terkena korosi,
bersihkan dan cucilah dengan larutan natrium carbonat. Sesudah terminal
dibersihkan dan pasang kembali, dan tutupi dengan lapisan gemuk (grease).
Dengan mengukur berat jenis air batteray dapat diketahui muatan batteray,
dibawah ini :
Tabel.12. Pedoman Mengetahui Muatan Battery Pada 20c.
Muatan
Berat jenis
Penuh
1,250
1/2
1,220
1/4
1,190
Kosong (mati)
1,160
204
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
205
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB. 15
MELAKUKAN PERAWATAN MESIN BANTU DEK
DAN MESIN BANTU PENANGKAPAN
Yang dimaksud dengan mesin bantu ialah semua mesin atau alat-alat di kapal,
yang digunakan untuk membantu supaya kapal dapat beroperasi secara terus
menerus (kontinue) dan aman, baik pada waktu kapal di laut maupun di
pelabuhan. Mesin-mesin bantu di kapal perikanan dikelompokkan menjadi :
1. Kamar mesin, yaitu semua pompa-pompa yang dipakai untuk memompa :
air pendingin, air minum, keperluan seniter, muatan zat cair, lensa dan
ballast, udara minyak dan lain-lain, dinamo-dinamo dan motor listrik
pemanas air pengisi dan saringan-saringan (filter) alat-alat penguap
(evaporator), alat-alat destilasi dan mesin pendingin.
2. Dek, yaitu mesin kemudi, mesin jangkar, peralatan untuk bongkar muat dan
lain-lain.
3. Mesin penangkapan, yaitu line hauler, power block, trawl winch dll
15.1.
206
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
207
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
17. Pena torak atau pena kepala silang dan bantalan (6000 jam)
18. Pemandu dan sepatu kepala silang (6000 jam)
19. Pena torak kompressor dan bantalan (3000 jam)
20. Bantalan poros vertical (4000 jam)
21. Bantalan poros nok (4000 jam)
22. Penggerak poros nok (2000 jam)
23. Pompa bahan bakar (4000 jam)
24. Penggerak pompa bahan bakar (2000 jam)
25. Nosel atau katup bahan bakar dan pengatur waktu bahan bakar (500 jam)
26. Sambungan, bantalan, pegas pengatur /governor (4000 Jam)
27. Penggerak pengatur (4000 jam)
28. Torak dengan pendingin air atau minyak, paking, bantalan, sambungan bola
dan engsel (3000 jam)
29. Kepala dan jaket
Didalam mengoperasikan mesin bantu dek, maka kita harus mengenal dan
mengetahui mesin kemudinya. cara mengperasikan mesin kemudi sebagai
berikut :
208
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Cara Kerja : Kalau roda kemudi dianjungan diputar ke kiri, maka torak pada
silinder telemotor akan bergerak ke kiri demikian juga batang yang akan
mengubah kedudukan batang, menyebabkan pompa hele shaw bekerja dan
memompa minyak yang berada pada silinder kemudi, sehingga plunyer akan
209
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
terdesak ke atas sehingga kapal berbelok ke kiri. Maka sebaliknya kalau roda
kemudi di anjungan diputar ke kanan kapal akan berbelok ke kanan.
Mesin-mesin kemudi hidrolis selalu dilengkapi dengan 2 buah pompa agar
supaya kalau salah satu rusak, yang lain dapat dipakai, kemudian yang rusak
diperbaiki untuk cadangan. Perkembangan baru dari mesin kemudi hidrolis
adalah mesin kemudi rotasi. Pada sistem ini tidak dipakai silinder dan plunyer
untuk menggerakan atau memutar batang kemudi, tetapi dengan memakai
sistem rotasi.
3. Mesin Kemudi Listrik
Mesin kemudi listrik seperti namanya memakai sumber arus listrik sebagai
tenaga penggerak utamanya. Cara kerja mesin kemudi ini bekerja atas dasar
jembatan Wheatstone atau sistem Ward Leonard. Kalau roda kemudi di
anjungan diputar, maka kontak akan berpindah tempatnya ke kiri atau ke kanan
sesuai dengan arah putaran roda kemudi.
Misalkan setelah roda kemudi diputar ke dudukan kontak jadi tak seimbang
antara rheostat-rheostat anjungan dan kemudi sehingga terjadi arus listrik.
Adanya arus ini akan menimbulkan medan magnit pada generator, sehingga
generator ini mampu membangkit-kan arus listrik pula dan lagi arus listrik dari
generator membangkit-kan medan magnit pada generator, dimana sekarang
generator juga dapat menimbulkan arus listrik yang mampu untuk memutar
motor kemudi. Dan selanjutnya motor memutar cacing dan roda cacing serta
rondsel, yang akhirnya dapat menggerakan kwadran, batang daun kemudi dan
daun kemudi.
Sementara motor kemudi berputar, maka batang juga berputar, karena
hubungan roda-roda gigi kerucut, mengakibatkan kontak akan berpindah
tempatnya. Kalau kontak sudah bergerak sedemikian sehingga sesuai dengan
kedudukan kontak, maka akan terjadi
keadaan seimbang, sehingga arus antara kontak-kontak berhenti dan motor
kemudi juga akan berhenti dan kapal atau daun kemudi sekarang berkedudukan
membe-lok.
Untuk mengembalikan daun kemudi ke kedudukan tengah-tengah roda kemudi
harus diputar arah berlawanan dengan tadi, sehingga kontak akan kembali ke
tengah-tengah.
15.3.2. Mesin Jangkar
Dipakai terutama untuk mengangkat dan menurunkan jangkar, tapi kadangkadang dipakai untuk menarik/mengulur tali/tross, kabel dan lain-lain.
210
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
211
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
212
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
15.4.
Dengan sangat beraneka ragamnya mesin diesel yang berada dilapangan, tidak
mungkin untuk meliputi secara menyeluruh untuk menduga segala
kemungkinan penyebab gangguan dan untuk mengatasi semuannya.
Tujuan dari pembahasan materi kegiatan belajar berikut adalah untuk
menunjukkan hubungan umum antara berbagai gejala, penyebab sebenarnya,
dan perbaikannya. Kalau operator mesin mendapatkan dari bahasan tersebut
gambaran gangguan dari apa yang terjadi, ia harus mampu untuk menemukan
dan menganalisa gangguan tersebut dan lokasinya sesuai dengan mesinnya dan
dengan bantuan petunjuk yang diberikan oleh pabrik mesinnya untuk
memperbaiki atau mengatasi (shoot) gangguan dan meperbaiki tanpa banyak
kesulitan.
15.4.2. Suhu Air Pendingin Tidak Benar.
Dengan pengecualian mesin yang dilengkapi dengan pengendali termostatik
dari sirkulasi air pendingin, pada umumnya mesin menghendaki bahwa aliran
air diatur dengan tangan untuk menyesuaikan dengan bebannya. Kalau dengan
beban yang kira-kira konstan suhu air jaket mulai mananjak ,operator harus
segera menemukan penyebabnya. Hanya terdapat dua kemungkinan:
1. Penyediaan air berkurang atau dimatikan oleh penutupan yang kurang
berhati-hati dari katup atau penghenti pompa sirkulasi air
2. Sebuah torak minyak seret/ hampir macet.
15.4.3. Suhu Minyak Pendingin Torak Berlebihan.
Suhu minyak pendingin torak berlebihan dapat disebabkan oleh :
1. Kemacetan torak
2. Pompa yang mensirkulasi minyak tidak mengalirkan minyak cukup.
3. Pendingin minyak tidak bekerja dengan baik.
4. Kerak pada sisi permukaan air atau tersumbat oleh minyak kotor.
5. Pendingin minyak tidak menerima air pendingin cukup.
15.4.4. Mesin Panas lebih.
Disebabkan oleh :
1. Aliran air pendingin tidak cukup. Dalam kasus ini aliran harus ditingkatkan
2. Kalau pompa sirkulasi air gerakkan sabuk, sabuk mungkin slip.
3. Endapan kerak pada jaket air silinder dan kepala silinder. Jaket air harus
dibersihkan
4. Langkauan menara pendingin air terbuka. Aliran air melalui menara harus
diperiksa
5. Pelumasan tidak cukup pada torak. Hantaran silinder harus diperiksa dan
disetel.
213
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
6. Minyak lumas buruk, kotor, atau diencerkan oleh bahan bakar. Minyak
harus diganti baru ; hanya minyak yang diajurkan oleh pembuat mesin atau
yang telah diuji dan ternyata memuaskan yang boleh digunakan.
7. Saringan minyak lumas tersumbat. Saringan harus dibersihkan dan isinya
diganti kalau perlu.
8. Pompa minyak lumas aus. Pompa harus diperiksa dan bagian yang aus
diganti atau diperbaiki.
9. Pengaturan waktu injeksi bahan bakar tidak tepat. Pengaturan waktu harus
diperiksa dan dikoreksi menurut spesifikasi pembuat mesin.
10. Nosel bahan bakar terkarbonisasi (berkerak karbon). Nosel bahan bakar
harus dibersihkan dan pendinginannya diperiksa.
11. Menetes pasca (afterdribble). Katup nosel bahan bakar harus diperiksa
kalau macet, kalau pegas lemah. Dan bagian nosel aus.
15.4.5. Mesin Bising.
Kebisingan yang tidak menyenang-kan, biasanya dalam bentuk ketukan,
mempunyai dua kemungkinan penyebab dasar :
yang pertama mekanis; yaitu kalau suatu bagian mesin memukul bagian yang
lain .
yang kedua pembakaran yang biasa disebut ketukan bahan bakar. Ketukan
dari penyebab mekanis mungkin berasal dari beberapa sumber di antaranya
sebagai berikut :
1. Pena torak atau bantalan pena torak sangat aus. Pena torak harus diperbaiki
atau diganti bantalan pena torak mungkin perlu diperbaiki.
2. Bantalan pena engkol sangat longgar. Kelonggaran bantalan harus disetel
atau bantalan diganti baru.
3. Torak atau lapisan silinder atau keduanya sangat aus yang menyebabkan
tamparan torak. Pemeriksaan longgaran dan penampilan permukaannya
akan menunjukkan keadaan ini. Lapisan silinder harus diperbaiki atau
diganti baru tindakan yang sama juga dilakukan pada torak.
4. Torak memukul katup masuk dan buang. Ini terjadi pada mesin kecil
dengan celah mekanis yang sangat kecil ketika gasket yang sangat tipis dari
kepala silinder disisipkan .Gasket harus diganti.
5. Pasak roda gila longgar. Pasak harus diketatkan. Kalau alur pasak dalam
poros atau hub, harus dibersihkan dan dipasangkan pasak baru tirus yang
lebih lebar. Kalau pasak menjadi longgar secara periodik, khususnya pada
mesin besar, pasak yang kedua harus dipasang atau digunakan dua pasak
tangensial. Roda gila yang mengetuk tidak bisa dibiarkan karena dapat
mengakibatkan patahnya poros engkol.
214
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
215
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
15.4.7. Pemeriksaan
Terdapat beberapa langkah yang harus diambil sebelum menstart mesin diesel,
kususnya untuk pertama kali dan merupakan praktek yang baik untuk
melakukan kebiasaan yang harus selalu diikuti sebagai berikut:
1. Semua bagian yang bergerak dari mesin harus diperiksa untuk penyetelan
dan penyeragaman dan pelumasan yang baik. Ini mencakup katup, nok,
penggerak katup, pompa bahan bakar, sistem injeksi bahan bakar, pengatur
alat pelumas, pompa minyak dan pompa pendingin.
2. Seluruh mesin dan permesinan harus diperiksa kalau ada mur longgar, baut
patah sambungan longgar dan kebocoran packing, sambungan atau katup.
Adalah baik untuk diingat bahwa tidak satupun yang seharusnya ketat
ternyata longgar dan tidak satupun yang seharusnya bebas ternyata
seret/ketat (macet).
3. Seluruh perkakas dan peralatan harus diperiksa untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal atau hilang, peralatan tersebut mungkin diperlukan segera
ketika mesin sedang berjalan, atau kalau salah letak dan ketinggalan diatas
mesin, mungkin dijatuhkan oleh getaran dan merusak beberapa bagian
yang bergerak.
4. Seluruh pipa dan katup untuk bahan bakar, minyak lumas , air dan udara
serta saluran harus diperiksa kalau tersumbat, kurang setelan, kebersihan
dan lain sebagainya; ketiadaan benda asing dalam sistem perpipaan harus
diperiksa dengan sangat berhati-hati kususnya kalau mesin telah lama tidak
bekerja atau baru saja dipasang. Dalam kasus yang terakhir dianjurkan
untuk menghembus keluar keseluruhan sistem perpipaan dengan udara
tekan.
5. Suatu pemeriksaan lengkap harus diberikan kepada sistem pelumasan untuk
memastikan bahwa minyak terdapat pada setiap tempat yang memerlukan,
bahwa alat pelumas dan semua bantalan yang diminyaki sendiri mempunyai
penyediaan minyak bersih cukup, bahwa semua mangkuk gemuk/grease
terisi. Alat pelumas harus diperiksa apakah pompanya berfungsi dengan
baik dan apakah jumlah pengalirannya cukup, serta diisi dengan minyak
sampai ketinggian cukup. Pompa pelumas manual harus diputar/ dipompa
dan titik yang mendapat pengaliran minyak harus dilumasi dengan baik.
Pastikan bahwa mesin akan menerima pelumasan yang baik pada saat
segera mulai berputar.
6. Sistem pendinginan harus diperiksa, dan kalau pompanya digerakan oleh
motor listrik, maka harus distart; saluran hisap harus dibuka untuk
memberikan air di dalam jacket mesin sebelun di start, jumlah yang tepat
dari sirkulasi air dapat diperiksa belakangan, sementara mesin dipanasi.
Kalau mesin mempunyai torak yang didinginkan minyak dengan minyak
pelumas yang dialirkan dengan pompa khusus ( lub. Oil priming pump) start
pompa minyak dan setel tekanan sampai sebesar yang dinyatakan pada plat
nama atau yang diberikan dalam buku instruksi dari pembuat mesin.
7. Sistem minyak bahan bakar harus diperiksa dalam segala hal, untuk
memastikan bahwa pipa bersih, pompa bekerja, dan terdapat penyediaan
216
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
bahan bakar didalam tangki. Pompa Injeksi bahan bakar kemudian harus
dipancing (primed), dan udara atau air dikeluarkan dari saluran keluar katup
atau nosel. Harus berhati-hati untuk tidak menekan bahan bakar terlalu
banyak kedalam ruang bakar atau silinder agar tidak mendapat tekanan
terlalu tinggi pada penyalaan pertama yang menyebabkan katup pengaman
meletup dan agar minyak bahan bakar tidak masuk kedalam penampungan
karter. Tetapi pompa bahan bakar harus cukup dipancing sedemikian rupa
sehingga setiap saluran pengeluaran terisi penuh sampai nosel. Tuas kendali
bahan bakar disetel terbuka lebar sehingga injeksi akan start segera. Kendali
pompa bahan bakar ditempatkan pada posisi ON.
8. Katup pengaman yang biasanya dipasang pada tiap kepala silinder, harus
diperiksa, katup ini disetel untuk meletup pada kira-kira 750 sampai 1250
psi, tergantung pada tekanan maksimumun/angka dibo-lehkan dalam mesin.
Katup dihadapkan pada gas suhu tinggi dan mempunyai kecenderungan
untuk macet, pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan pegas
menggunakan batang pengungkit atau dengan melepas baut dan melepas
katup untuk diperiksa.
9. Mesin harus diputar satu atau dua kali kalau telah lama tidak beroperasi.
Untuk melakukan ini diperlukan untuk membuka kran indikatur atau katup
pengaman (compression relief) dan memutar mesin, baik dengan tangan
yang menggunakan batang yang dimasukan kedalam lubang yang ada pada
roda gila (fly wheel) ataupun dengan udara start. Kemudian kran pengaman/
indikator harus ditutup setelah mesin dalam kedudukan yang baik untuk di
start, yaitu satu silinder mempunyai katup udara start terbuka dan toraknya
kira-kira 10 derajat melampui TMA.
10. Udara start dalam tabung (tangki) harus diperiksa untuk mengetahui apakah
tekanannya cukup, kalau tidak harus diisi dengan menghidupkan motor
compressor udara start. Sistem pestart udara dari tangki sampai katup
pengendali utama start harus dibuka, setelah diperiksa bahwa katup
pengendali utama tertutup.
11. Beban mesin harus diputuskan, saklar harus dibuka kalau mesin
menggerakan generator, atau kopling harus berada dalam kedudukan netral.
15.4.8. Menghidupkan
Kalau sebelas point kegiatan persiapan telah diamati dan dilakukan, maka
penstarteran dengan udara start dapat dilaksanakan, dengan cara sebagai
berikut :
1. Katup penstarter udara utama dibuka dan batang penstarter diatur menurut
petunjuk yang diberikan (dalam buku petunjuk mesin)
2. Mesin harus diawasi; tidak boleh digunakan udara yang tidak diperlukan.
Pada tanda pertama dari pembakaran, udara harus dimatikan dan katup
ventilasi dibuka. Sebuah mesin dalam keadaan yang baik biasanya mulai
penyalaan diantara putaran kedua dan keempat dari poros engkol.
3. Kalau mesin gagal setelah empat atau lima putaran, berarti ada sesuatu yang
salah. Pemutaran tidak berguna dan mesin harus dihentikan.
217
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
4. Kalau tekanan udara penstarter terlalu rendah karena kebocoran pada sistim
perpipaan dan sambungan atau karena kegagalan mesin untuk start pada
percobaan pertama, maka pastikan untuk mengisi kembali tangki udara star
sampai pada tekanan
yang dianjurkan. Apabila kompressor tidak
memungkinkan untuk dijalankan karena tidak ada listrik atau motor
penggerak kompressor cadangan, terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan untuk memastikan tekanan udara penstarter yang diperlukan,
tetapi jangan sekali-kali menggunakan oksigen murni untuk kepentingan
start.
15.4.9. Pemanasan
Setelah mesin distart, sebelum dibebani harus dibiarkan tanpa kerja untuk
beberapa menit (sampai 5 menit) dan menjadi panas. Selama 5 menit ini
pengamatan berikut harus dilakukan:
1. Dengarkan apakah pembakaran seperti biasa dan urutan pengapian benar,
periksa semua silinder untuk pembakarannya, dan perhatikan kerja dari
pompa injeksi untuk mengetahui apakah semua beropersi dengan baik
2. Amati sistim air pendingin keseluruhan untuk mengetahui apakah pompa
bekerja dan terdapat air cukup; lihatlah apakah suhu air menanjak
dengan baik; dan atur aliran air untuk menyesuaikanya.
3. Amati tekanan pelumasan dan kerja dari alat pelumas, dan hitung jumlah
tetesan untuk operasi yang benar.
4. Periksa apakah ada silinder yang terlalu cepat panas yang menunjukan
adanya torak yang tidak terlumasi dan dengarkan kalau ada bantalan pena
torak atau pena engkol yang tidak terlumasi. Kalau ada bagian yang
bergerak yang tidak cukup mendapatkan pelumasan, dapat menimbulkan
kerusakan gawat.
5. Amati suara dan warna gas buang, untuk mengetahui keadaan yang baik.
Pengamatan ini harus diulangi setelah beban disambungkan. Warna gas
buang dapat bercerita banyak hal, yang akan
ditunjukkan kemudian.
Tindakan pengamatan ini selama lima menit pertama setelah menstart harus
menjadi kebiasaan bagi operator mesin. Prosedur ini merupakan metoda yang
paling baik dan terandalkan untuk mencegah operasi yang tidak benar. Ini
didasarkan pada kenyataan bahwa mesin diesel memerlukan bukannya
perhatian banyak ataupun perhatian yang terus menerus, melainkan
memerlukan perhatian yang layak pada saat yang tepat. Juga didasarkan pada
kenyataan yang telah diketahui bahwa mesin diesel harus dioperasikan dengan
baik dalam lima menit atau terdapat satu kelainan yang harus ditemukan dalam
lima menit tersebut.
Tetapi, perlu dicatat bahwa pengamatan tertentu harus dilakukan meskipun
setelah periode pemanasan lima menit. Yaitu kalau terdapat kebocoran pada
jacket air, katup injeksi, katup udara, dan sebagainya, hal tersebut mungkin
tidak terlihat sampai pemuaian sepenuhnya dari bagian yang bersangkutan
terjadi setelah mesin beroperasi untuk waktu yang lebih lama dalam beban
normal. Tidak boleh ada kebocoran jenis apapun juga, kalau mereka tidak dapat
218
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
diperbaiki sementara mesin berjalan , mesin harus dihentikan dan tidak boleh
distart kembali sampai kerusakan diperbaiki.
15.4.10. Mematikan
Untuk menghentikan mesin dilakukan sebagai berikut :
1. Lepas beban pada mesin, dalam kasus mesin induk kopling yang
menghubungkan poros propeller sudah pada posisi netral, kalau untuk
pembangkit generator maka beban listrik sudah diputuskan.
2. Turunkan kecepatan putaran mesin sampai kecepatan terendah yang
masih bisa jalan langsam.
3. Gerakkan pengendali pompa bahan bakar ke kedudukan STOP dan tutup
katup penyedia bahan bakar.
4. Air pendingin dan minyak pendingin torak harus dibiarkan berjalan
setelah mesin berjalan sampai suhu keluar tidak lebih dari 5 sampai 10
derajat lebih tinggi dari suhu masuk. Ini mencegah panas lebih setempat
yang dapat menyebabkan endapan karat dalam jacket.
5. Kalau mesin harus dimatikan untuk jangka waktu yang lama, maka jacket
air harus dikuras seluruhnya untuk mencegah karat dalam
cuaca dingin
juga melindungi jacket dari peledakan kalau air membeku.
6. Semua peminyakan tetes harus dimatikan, semua listrik harus diputuskan,
dan kopling diletakkan pada kedudukan netral.
15.5.
Perpipaan adalah suatu alat yang fungsi atau kegunaannya sebagai tempat
mengalirnya zat cair dari satu tempat ke tempat yang lain.
15.5.1. Jenis Pipa
Jika ditinjau dari segi kegunaan maka perpipaan diatas kapal dibagi atas
beberapa jenis, diantaranya adalah :
15.5.1.1. Pipa Bahan Bakar
Pipa bahan bakar adalah salah satu jenis perpipaan yang fungsinya adalah
tempat mengalirnya bahan bakar dari satu tempat ke tempat yang lain diatas
kapal. Untuk membedakan pipa bahan bakar dengan sistim perpipaan yang
lainnya maka diberi warna tertentu yang berlaku secara internasional. Adapun
warna yang digunakan untuk sistim perpipaan bahan bakar digunakan warna
merah. Pemberian warna pada sistim perpipaan sangatlah penting untuk
memudahkan operator ABK bagian mesin khususnya untuk mengetahui sistim
perpipaan bahan bakar yang berada diatas kapal, untuk menghindari terjadinya
kesalahan pengisian bahan bakar pada tangki induk dan tangki harian bahan
bakar diatas kapal.
219
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
red/merah
2. Sistem pendinginan
a. Fresh water (air tawar)
blue/biru
green/hijau
3. Sistem pelumasan
yellowkuning
220
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
red/merah
5. Sistem uap
silver
6. Sistem udara
grey/abu-abu
7. Sistem bilge/got
black/hitam
8. Sistem sanitary
black/hitam
9. Sistem hidrolik
yellow/kuning
grey/abu-abu
15.5.3. Perawatan
Adapun jenis perawatan yang dilakukan untuk semua jenis perpipaan yang
disebutkan diatas adalah :
1. Mengecat dengan cat anti korosif. Pengecatan ini dimaksudkan untuk
memberikan lapisan anti karat atau korosif pada permukaan pipa.
2. Berikutnya adalah memberikan lapisan pipa yang telah dicat dengan cat anti
karat atau korosif dengan cat biasa (top coating).
3. Menghilangkan lapisan karat, diketok dengan palu, dibersihkan dengan
amplas untuk menghilangkan sisa kotoran yang terdapat pada permukaan
pipa, lalu dicat dengan cat anti karat dan cat biasa (top coating)
Adapun prosedur atau tindakan perawatan dalam pemasangan perpipaan sistem
remote kontrol di kapal adalah :
1. Beri perlindungan anti karat, hindari penimbunan aliran pada pipa
2. Hindari terbentuknya kantong-kantong udara
3. Hindari pemasangan pipa yang panjang dan lurus untuk mencegah tegangan
pada penghubung
4. Selesai pemasangan, pipa dibersihkan dari kotoran
5. Periksa kelonggaran sambungan
6. Periksa lampu-lampu indikasi
221
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 16
MENGOPERASIKAN DAN MERAWAT
PERALATAN OTOMATIS
pengendalian
individu
untuk
PERSIAPAN
222
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
2. Mengetahui harga dan satuan yang dikehendaki dari sistem atau proses yang
dikendalikan (desired value/DV).
3. Mengetahui jenis alat ukur (instrumentation/measuring devis-ce) yang
digunakan sebagai penunjukkan harga sasaran yang diukur atau
dikendalikan (measured value/MV).
4. Mengetahui dan memahami membaca nilai atau harga yang ditunjukkan
oleh alat ukur tersebut.
5. Mampu membandingkan dan menghitung besar kecilnya deviasi yang
terjadi.
6. Mengetahui cara melakukan koreksi dan pengaturan perbaikan berdasarkan
hasil perbandingan antara nilai yang dikendalikan dengan nilai yang
dikehendaki tersebut.
16.1.2. Pemeriksaan
Pemeriksaan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan sebelum kita
melaksanakan pengoperasian peralatan otomatis, antara lain :
1. Periksa sistem kelistrikan dan sumber tenaga.
2. Periksa sistem kontrol di anjungan
3. Periksa sistem alarm
4. Periksa sistem komunikasi antara anjungan dan kamar mesin
5. Periksa simulating dan test sistem
16.2.
JENIS-JENIS PERALATAN
223
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
16.2.2. Di Anjungan
Kontrol peralatan otomatis yang terdapat di anjungan sebagai berikut ini :
1. Electronic Cubicle (Kotak elektronik)
2. Peralatan elektronik dari unit remote control otomatik dan catu daya yang
terkait, ditampung dalam switch gear.
3. Operation Panel (Panel-panel operasi)
4. Sistem remote kontrol otomatik dioperasikan dari sebuah panel pada konsol
di anjungan
5. Transmitter Remote Kontrol
6. Terpasang di dalam telegraph mesin di anjungan
7. Dua Transmitter Impuls
8. Proximity type switches untuk mendeteksi kecepatan
sebenarnya.
baling-baling yang
katup-katup
224
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Umpan balik (feedback) adalah merupakan sifat dari sistem kontrol loop
tertutup yang memungkinkan keluaran dibandingkan dengan masukan
terhadap sistem sehingga aksi kontrol lebih akurat. Sehingga pada sistem ini
setiap perubahan nilai output mempengaruhi pengendalian. Contoh : sistem
mesin kemudi dan pengontrolan terhadap sistem pemanasan air.
16.2.3.2. Medianya
Jenis medianya terdiri dari :
1. Cara Pneumatik / Angin (Pneumatic control system)
2. Cara Hidrolik ( Hydrolic control system )
3. Kombinasi
Sistem kontrol ini bisa menggunakan kombinasi antara sistem kontrol hidrolik
dan elektrik maupun antara sistem kontrol pneumatik dan elektrik. Sehingga
otomatis sistem kontrol ini akan menggabungkan beberapa cara dari sistem
kontrol yang akan menyempurnakan keuntungan dari sistem kontrol ini (lebih
menguntungkan).
Tetapi tentunya faktor kerugiannya terdapat pada biaya didalam operasional
maupun perawatan dan penempatannya.
16.2.4. Cara Mengoperasikan
Mesin induk bisa dioeparasikan secara manual dari MCR melalui sistem remote
kontrol pneumatic atau dari anjungan melalui sistem remote control otomatis.
Bilamana dioperasikan dari anjungan, tuas pemindahan harus di set pada posisi
bridge control.
Setiap perubahan perintah di anjungan selama operasi dengan remote kontrol
otomatik dari anjungan, menyebabkan nadanya sinyal acoustic pendek pada
MCR. Pada sistem siemens supplied engine telegraph, posisi telegraph di
anjungan memungkinkan juga ditunjukan di MCR.
16.2.4.1. Pemindahan Pengoperasian
Pemindahan pengoperasiannya ada beberapa cara , antara lain sebagai berikut
ini :
1. Changeeover to bridge control
Bila power supply telah dihidupkan dan tuas pemindah di set pada posisi bridge
control berarti sistem remote control disiapkan untuk pengoperasian dari
anjungan. Pada saat pemindahan pengoperasian lampu manual mati, lampu
bridge berkedip dan audible alarm menyala. Pemindahan pengoperasian ke
bridge control secara penuh dilaksanakan dengan menekan tombol bercahaya
bridge di kontrol anjungan. Alarm sekarang padam dan lampu bridge yang
berkedip berganti jadi menyala tetap. Dan sekarangdi dalam pengoperasian
sepenuhnya dilaksanakan dari anjungan.
225
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
226
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
pada setiap waktu. Pada saat terjadi keadaan darurat, pada saat kamar mesin
tidak dilayani secara langsung atau tidak ada yang jaga dikamar mesin , maka
mualim jaga memberitahu pada masinis jaga mengenai adanya hal yang tidak
beres di kamar mesin, tandanya berupa alarm dan tulisan pada panel (audio &
visual) pada panel monitor.
Hal tersebut mengharuskan kita untuk melakukan pembongkaran/pelepasan,
pembersihan, pengecekan, pengetes-an, dan lain-lain, sebagaimana mestinya.
Hal-hal yang harus diperiksa pada peralatan kontrol otomatis dapat dilahat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 13.
Gangguan
Cara Mengatasinya
Terbakarnya semikonduktor
Terbakarnya kondensor
Patahnya spring/pegas
Ganti
dan
kelistrikannya
periksa
sumber
Rusaknya sikat pada motor, kendor Bersihkan atau ganti sesuai kebutuhan
dan komutator yang kotor
227
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Tabel 14. Gangguan Pada Sistem Kontrol Hydrolik Dan Cara Mengatasinya
Gangguan
Cara Mengatasinya
Handle/tuas patah/rusak
hidrolik,
kurang,
dan
tambah
sesuaikan
228
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Tabel 15. Gangguan Pada Sistem Kontrol Pneumatik Dan Cara Mengatasinya
Gangguan
Cara Mengatasi
isi
Handle/tuas patah/rusak
229
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 17
MENGOPERASIKAN, MENJAGA DAN MERAWAT
SISTEM KELISTRIKAN KAPAL
Listrik adalah suatu aliran umum elektron dalam suatu arah, arah disebabkan
oleh suatu medan magnet yang disebut dengan Gaya Gerak Listrik (GGL).
Suatu arus listrik melalui suatu kawat aliran listrik atau penghubung listrik
lainnya dengan kecepatan yang sangat tinggi sekitar 300.000 km/ detik atau 7
kali mengelilingi bumi dalam satu detik .
Proses terjadinya listrik yaitu bila sebuah magnet disekitarnya terdapat garisgaris gaya magnet yang bila dipotong oleh kumparan maka timbulah arus
listrik.
17.1.
Jenis-jenis arus listrik terbagi menjadi dua jenis, antara lain sebagai berikut ini:
17.1.1. Arus Lemah
Tegangan hanya sampai 24 volt, dipakai untuk telepon, jam, alarm kebakaran,
penerangan darurat dan sebagainya.
17.1.2. Arus Kuat
Dipakai untuk penerangan, penggerak pesawat, pemanas, sistim komando dan
alarm, radio peralatan navigasi dan lain-lain. Dahulu tegangan yang dipakai
sampai 65 volt, tetapi sekarang dipakai tegangan lebih tinggi yaitu antara 220240 volt. Penggunaan tegangan yang tinggi memungkinkan kita untuk dapat
menggunakan alat-alat dengan daya yang lebih besar.
Seperti diketahui dengan tegangan lebih tinggi maka untuk daya yang sama,
arus yang mengalir akan lebih kecil, dengan demikian dapat memakai kawat
dengan penampang yang lebih kecil pula, sehingga lebih ringan. Namun begitu
kwalitas isolasi, baik pada kawat penghubung maupun pada pesawat sendiri
harus lebih baik. Arus listrik (arus kuat) dibedakan menjadi arus searah dan
arus bolak-balik.
17.2.
230
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Dinamo pada pokoknya terdiri dari sebuah rotor atau jangkar (armature) yang
berputar didalam sebuah stator yang tinggal diam. Rotor terdiri dari sebuah
tromol. Pada tromol ini dililitkan sejumlah gulungan kawat yang diberi isolasi
antara satu sama lain. Gulungan kawat ini bergerak di dalam suatu medan
magnit, yang dibangkitkan dari suatu susunan magnit. Sebuah tromol dari rotor
terdiri dari susunan pelat-pelat besi lunak berbentuk bulat yang digabungkan
menjadi satu, tetapi diberi isolasi antara pelat yang satu dengan pelat yang lain.
Untuk mencegah terjadinya arus pusar atau eddy current. Pada rotor dibuat
alur-alur, untuk menempatkan gulungan kawat, ujung kawat ini dihubungkan
kepada pengumpul arus atau kolektor atau komutator.
Sedangkan pada stator merupakan suatu susunan kutub-kutub yang ditempatkan
pada rumah bentuk silinder. Kutub dengan rumah merupakan kesatuan yang
menyalurkan garis-garis gaya magnet. Kutub utara (u), melalui celah udara.
Rotor atau jangkar, celah udara, kutub selatan (s) dan rumah generator, kembali
ke kutub utara. Celah udara harus diusahakan sekecil mungkin agar kebocoran
garis-garis gaya pada celah udara juga sekecil-kecilnya.
Magnit pada kutub dibentuk atau dibangkitkan oleh gulungan kawat pada
sepatu kutub yang dialiri arus listrik. Juga terdiri dari pelat-pelat besi lunak
yang digabung jadi satu setelah diisolasi satu sama lain. Sedang gulungan kawat
dibuat atau dibentuk sesuai dengan ukuran sepatu kutub. Kemudian diikat dan
diberi lapisan isolasi atau lak.
Cara kerja generator adalah berdasarkan pada azas induksi listrik (electro
magnetic induction). Kalau sebatang kawat digerakkan sehingga memotong
suatu (garis gaya) medan magnit, maka pada kawat akan dibangkitkan gaya
gerak listrik (ggl) atau electro motive force(emf). Gaya gerak listrik (ggl) akan
menyebabkan timbulnya arus listrik yang mengalir pada kawat tadi dan ggl
yang timbul tergantung pada kuat medan magnit dan kecepatan kawat
memotong garis gaya. Makin kuat medan dan makin tinggi kecepatan gerakan
kawat, makin tinggi tegangan yang timbul.
Hubungan antara arah gerakan kawat dengan arah yang timbul adalah sesuai
dengan kaidah atau ketentuan tangan kanan. Yaitu kalau telapak tangan kanan
kita hadapkan kearah kutub utara atau tegak lurus garis gaya dan keempat jari
kita luruskan maka ibu jari yang tegak lurus pada jari-jari lain menunjukkan
arah arus yang dibangkitkan pada kawat tersebut. ( Cat. Editor : ket. diatas
tertulis dua kali dgn halaman berikutnya)
Ada dua jenis generator pembangkit arus listrik, yaitu generator arus searah dan
generator arus bolak-balik. Generator di kapal umumnya menggunakan arus
bolak-balik, yang menggunakan arus searah hanya sedikit.
231
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Gambar.17.1. Generator
17.2.1.1. Generator Arus Searah
Dinamo pada pokoknya terdiri dari sebuah rotor atau jangkar (armatur) yang
berputar di dalam sebuah stator yang tinggal diam. Rotor terdiri dari sebuah
tromol, pada tromol ini dililitkan sejumlah gulungan kawat yang diberi isolasi
antara satu sama lain. Gulungan kawat ini bergerak di dalam suatu medan
magnet, yang di bangkitkan dari suatu susunan magnet. Sedang pada stator
merupakan suatu susunan kutub-kutub yang ditempatkan pada rumah bentuk
silinder. Kutub dengan rumah merupakan kesatuan yang menyalurkan garisgaris gaya magnet.
17.2.1.2. Generator Arus Bolak-Balik
Generator arus bolak-balik yang disebut juga alternator mempunyai susunan
yang berbeda dengan generator arus searah. Kalau pada generator arus searah,
pada dasarnya adalah kawat yang diputar (rotor) kemudian memotong garisgaris gaya magnet (stator), dan timbul arus listrik pada kawat tersebut. Tetapi
pada alternator terbalik yaitu, magnet atau garis-garis gaya magnet yang
diputar (rotor) sehingga memotong kawat yang tinggal diam (stator), dan
timbul arus kawat.
232
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Seperti terlihat dari Gambar 17.2, kedudukan kutub U dari magnet adalah
sedemikian rupa, bahwa garis-garis gaya magnet telah memotong kawat,
sehingga pada kawat akan timbul arus listrik yang arahnya menuju kita, sesuai
dengan hukum tangan kanan yang telah kita pelajari. Apabila magnet berputar
lagi sejauh 180 ke kanan seperti Gambar b, sekarang garis-garis gaya pada
kutub S yang memotong kawat, dan sesuai dengan hukum yang sama, arah arus
listrik sekarang akan meniggalkan kita.
Demikian seterusnya apabila magnet berputar terus, pada kawat akan selalu
timbul arus listrik yang arahnya bolak-balik sesuai dengan kedudukan kutubkutubnya. Kalau sekarang kawat dibuat agak panjang dan kemudian
dibengkokkan sehingga seperti Gambar c, maka ternyata bahwa sesuai dengan
keterangan di atas, setiap putaran magnet, arah arus juga akan berbalik, hal itu
dapat dilihat apabila pada ujung-ujung kawat dihubungkan dengan
galvanometer, yaitu pada setengah putaran pertama jarum galvanometer
misalnya bergerak kearah kanan, dan pada setengah putaran berikutnya jarum
akan bergerak ke kiri. Inilah merupakan dasar cara kerja dari sebuah generator
arus bolak-balik, atau disebut juga alternator.
Pada generator harus ada alat-alat pelindung agar kerusakan pada generator
dapat dihindari, adapun alat-alat pelindung tersebut adalah :
1. Reverse Power Relay (RPR)
Yaitu relay yang dapat memutuskan penghubung utama jika generator
menerima daya listrik, sehingga generator dicegah untuk bekerja sebagai motor
listrik. Hal ini sering terjadi ketika memparalelkan dua buah generator, dimana
generator yang akan diparalelkan memiliki frekuensi lebih rendah atau kedua
generator itu belum sinkron. Selain itu alat pelindung ini bekerja ketika
memasukkan sumber listrik dari luar dimana generator dalam keadaan mati,
tetapi penghubung utama masih terhubung.
2. Over Current Relay (OCR)
Yaitu untuk melindungi generator dari beban lebih. Kelebihan arus pada
rangkaian relay akan menggerakkan mekanisme pemutus penghubung utama
sehingga terlepas dari beban.
3. Under Voltage Relay (UVR)
Yaitu suatu pelindung yang menggunakan arus searah untuk kemagnetan pada
tuas penghubung utama, pegas yang terdapat pada tuas berusaha untuk
memutuskan penghubung utama, tetapi karena tenaga magnet listrik
mengimbangi gaya pegas maka penghubung utama tidak merubah posisinya.
Apabila tekanan yang diberikan kepada magnet listrik berkurang, maka gaya
magnet menjadi lemah dan tuas penghubung utama terlepas sehingga pegas
akan memutuskan penghubung utama.
17.2.2. Accu
Aki ialah suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi kimia menjadi
energi listrik. Sering dianggap accu adalah alat penyimpan listrik, hal ini kurang
tepat. Yang benar adalah bahwa accu alat penyimpan energi kimia. Accu
233
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
tersusun dari sel-sel, setiap sel terdiri dari satu pelat atau kutub positif dan satu
kutub negatif. Jadi accu merupakan gabungan dari dua buah sel atau lebih dan
membentuk sebuah batteray atau bateray-bateray berarti gabungan alat yang
sejenis dan membentuk satu kesatuan.
Accu merupakan alat yang penting pada sistim listrik di kapal, karena aki bukan
saja merupakan sumber tenaga cadangan, kalau terjadi gangguan pada sistem
listrik dari generator, tetapi aki juga dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Accu dapat dengan segera mensuplai energi listrik setiap saat diperlukan, dan
inilah merupakan kelebihan dari aki terhadap alat lain sebagai sumber energi
cadangan siap pakai, sehingga Solas 1960 memberikan pengakuan penuh,
bahwa aki sumber tenaga siap pakai merupakan kebutuhan yang esensial bagi
kapal-kapal samudera.
17.2.2.1. Jenis-Jenis Accu
Jenis-jenis accu atau bateray dibedakan menjadi dua jenis, antara lain :
1. Bateray primer, yang dapat mengeluarkan arus listrik (discharge), sebagai
contoh, baterai kering.
2. Baterai sekunder, yang dapat mengeluarkan atau menerima arus listrik ke
dan dari luar. Artinya setelah baterai tersebut mengeluarkan arus dan dalam
keadaan hampir kosong (discharge), kemudian dapat diisi (charge) kembali,
sampai keadaan kembali seperti semula. Sebagai contoh : accu pada mobil.
17.2.3. Kapasitas Aki
Kapasitas aki dinyatakan dalam satuan amper/ jam atau ampere hour (AH).
Kalau sebuah aki dinyatakan kapasitasnya 70 AH, maka dalam keadaan terisi
penuh (charge) berarti aki dapat mensuplai arus listrik sebesar 7 ampere
selama 10 jam teru menerus sesuai tegangannya atau dapat pula mensuplai arus
10 amper selama 7 jam dan sebagainya. Banyaknya ampere/jam suatu aki juga
berguna untuk menentukan besarnya arus listrik yang diperlukan pada waktu
mengisi aki (recharging), karena aki tidak boleh diisi dengan arus yang terlalu
kecil, sehingga waktu pengisian terlalau lama sebaliknya juga tidak boleh
dengan arus yang terlalu besar karena dapat merusak elemen-elemen aki
(ofercharging). Menurut pengalaman, agar didapatkan pengisian yang sebaikbaiknya besarnya arus (amper) waktu mengisi dihitung dengan rumus:
7% x Jumlah Amper-Jam
Jadi, misalnya sebuah aki mempunyai kapasitas 100 AH, besarnya arus yang
diperlukan waktu mengisi ialah : 7/100 X 100 = 7 A
1. Pemakaian Aki Di Kapal
Pemakaian aki kapal dapat dibagi dalam 3 katagori sebagai berikut :
a. Peralatan Darurat atau Siap Pakai
234
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Aki segera akan bekerja secara otomatis atau manual apabila terjadi
gangguan pada generator kapal. Sebagai contoh :
1) Penerangan darurat umum
2) Penerangan darurat kamar mesin
3) Kemudi darurat
4) Pintu kedap air
5) Penjalan (starting) generator darurat
6) Sekoci
7) Gyro kompas
b. Peralatan Kerja Sehari-Hari
Aki juga digunakan sebagai sumber tenaga untuk keperluan sehari-hari :
1) Penerangan kapal untuk kapal kecil
2) Untuk penjalan motor diesel
c. Sistim Tegangan Rendah
Disini aki dipakai untuk memberikan daya listrik tegangan rendah misalnya:
1)
2)
Direction finder
3)
Alat-alat sounding
4)
Telapon
5)
Jam kapal
6)
235
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Papan hubung utama merupakan pusat dimana arus listrik dapat dibagi-bagi dan
diatur untuk keperluan seluruh kapal. Papan hubung utama dipasang dikamar
mesin, sedekat mungkin dengan pesawat pembangkit listrik (generator) antara
papan hubung dan generator dihubungkan oleh saluran atau kabel induk. Pada
papan hubung kabel induk ini dibagi-bagi atau dibuat saluran-saluran cabang
yang terpisah-pisah dan merupakan grup-grup. Setiap grup diberi saklar dan
sekring atau fuse.
17.2.4.2. Jenis Papan Hubung
Dari segi konstruksinya papan hubung dibedakan dalam 2 jenis yaitu :
1. Papan hubung terbuka (Live Front), dimana pada bagian depannya dipasang
alat-alat seperti saklar, sekring dan lain-lainnya yang langsung dialiri oleh
arus listrik. Jenis papan hubung ini digunakan di kapal yang memakai sistim
arus searah.
2. Papan hubung tertutup (dead front), yang pada bagian depannya juga
dipasang alat-alat yang sama seperti papan hubung terbuka, tetapi sama
sekali bebas dari arus listrik. Papan hubung ini terutama dipakai pada kapal
yang memakai sistim arus bolak-balik. Namun begitu, sekarang kapal yang
memakai sistim arus searahpun cenderung untuk memakai papan hubung
jenis tertutup ini.
17.2.4.3. Papan Hubung Sistim Arus Listrik
Papan hubung tertutup (dead front) dan pada bagian depannya terpasang alatalat pengukur listrik seperti; Ampere meter, kW meter, Frekuensi meter, Volt
meter dan peralatan indicator lainnya. Jenis generator yang dipakai di kapal
adalah generator kompon dan terpasang lebih dari satu generator listrik, yang
masing-masing dapat dihubungkan secara pararel. Untuk keperluan tersebut
maka masing-masing generator juga dilengkapi dengan peralatan.
236
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
237
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
MENGOPERASIKAN GENERATOR
238
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
239
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
240
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
241
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
17.3.2.5. Relay
Relay adalah suatu perangkat listrik yang terdiri dari sebuah koil untuk mengaktifkan kontak-kontak dan beberapa kontak listrik untuk menghubungkan arus.
Relay banyak digunakan untuk rangkaian kendali jarak jauh atau untuk
rangkaian kerja otomatis (kerja monoton). Prinsip kerjanya sama dengan prinsip
kerja magnetik contactor dimana terdapat magnetic coil (MC). Bedanya, pada
relay tidak ada kontak utama melainkan seluruhnya merupakan kontak bantu
dan bentuknya lebih kecil dari pada magnetic contactor. Jenis kontaknya juga
sama yaitu jenis kontak a dan kontak b, hanya jumlahnya jauh lebih
banyak.
17.3.2.6. Timer
Timer adalah seperti relay mempunyai sebuah koil dan beberapa kontak.
Bedanya adalah bahwa timer dapat mengaktifkan kontaknya berdasarkan waktu
(rangkaian R-L-C) yang dapat di setel.
Jenis kontak adalah sama yaitu kontak a dan b tapi waktu kerjanya
berbeda, ada yang kontaknya yg terlambat (on delay) atau putusnya yang
terlambat (off delay) dan ada yang tetap kontak selama aktif lalu putus dan
kontak lagi saat non aktif. Otomatisasi pengoperasian listrik banyak
menggunakan timer dan relay.
17.3.2.7. Sistem Start
Yang dimaksud dengan sistem start adalah suatu rangkaian dengan berbagai
komponen yang bekerja untuk menjalankan atau menghentikan suatu alat
(misalnya motor listrik). Sistem start pada instalasi tenaga di kapal selalu
mengunakan relay untuk kendali jarak jauh dan untuk pengamanan. Alat-alat
penghubung seperti kontaktor magnet (Magnetic Contactor), Tombol Tekan
untuk start dan stop (Push Button), alat-alat pengaman, alat-alat ukur dan
lampu-lampu indikator ditempatkan pada satu panel starter per kelompok
beban (Group Starter Panel = GSP)
Untuk menaikan atau menurunkan rpm motor penggerak generator dilakukan
dengan memutar governornya untuk mengurangi atau menambah jumlah bahan
bakar yang disemprotkan ke dalam ruang bakar.
Pemutaran governor yang terletak pada motor penggerak generator dapat
dilakukan dengan tangan secara manual atau dengan listrik melalui motor
governor (motor listrik kecil) yg dapat dioperasikan melalui panel utama.
Menjelang rpm maksimum biasanya pengaturan rpm governor dilakukan
dengan listrik melalui saklar motor governor pada panel penghubung utama
setelah kopling governor dihubungkan dengan motor listriknya. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengontrolan frekwensi dan tekanan listrik
yang dibangkitkan generator secara teliti melalui alat-alat ukurnya yang berada
pada panel utama juga.
242
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
243
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
244
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
245
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
dimatikan terlihat lampu T kembali terang normal besama lampu S dan R. Ini
berarti ada kebocoran isolasi pada kelompok GSP yg dimatikan. Selanjutnya
pencarian dilakukan dengan cara yang sama pada peralatan yang dilayani oleh
GSP yang dicurigai. Hubungkan GSP yang dicurigai, lalu matikan penghubung
beban MC satu persatu hingga diketahui bahwa ketika MC tersebut dimatikan
terlihat lampu T dan lainnya kembali ke terang normal. Ini berarti ada
kebocoran isolasi pada alat/peralatan/grup yang dilayani oleh MC yang
dimatikan tersebut. Dalam hal ini bila MC3 dimatikan maka motor-3 tidak akan
membocorkan T melalui badan kapal hingga ke lampu bumi.
1. Saklar Pembatas (Limit Switch)
Limit Switch adalah suatu saklar mekanik yang diaktifkan oleh gaya dari
komponen yang bergerak atau komponen yang digerakkan oleh alat lain
atau fluida. Fungsinya adalah untuk menghentikan sistem operasi listrik
penyebab gerakan alat tersebut sehingga tepat pada batas maksimumnya.
Gerak yang mencapai batasnya akan menggerakkan nok (cam) atau tuas
yang dapat memutuskan hubungan listrik
2. Flow Switch
Floating Switch adalah jenis saklar yang diaktifkan oleh aliran fluida.
Biasanya alat ini dipasang pada suatu sistem yang mengharuskan adanya
aliran fluida terlebih dahulu sebelum pesawat lainnya dapat beroperasi.
Kontak penghubung pada Floating Switch dapat digunakan untuk
membunyikan bel dan menghidupkan lampu alaram atau dapat juga
dirangkaikan pada sistem interloking terhadap pengoperasian alat
berikutnya.
17.5.
PERAWATAN
246
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Tenaga listrik di kapal dipakai untuk melayani beban-beban listrik yang ada di
kapal. Tenaga listrik tersebut dapat dibangkitkan oleh satu generator atau lebih
yang bermanfaat bagi keamanan, kelancaran dan kenyamanan saat operasional
kapal.
Tenaga listrik di kapal biasanya dipakai untuk pesawat-pesawat listrik
diantaranya, yaitu :
1. Motor listrik
Motor listrik berfungsi untuk menggerakkan pesawat-pesawat lain, biasanya
motor-motor listrik tersebut adalah :
247
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
248
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Lampu palkah
Dipakai pada saat pekerja turun ke palkah untuk keperluan tertentu,
sesudah itu dipadamkan, lampu yang digunakan lampu pijar 60 W.
249
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 18
MENGOPERASIKAN DAN MERAWAT SISTEM
REFRIGERASI
18.1.
SISTEM REFRIGERASI
Refrigerasi adalah produksi dan pemeliharaan tingkat suhu dari bahan atau
ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari suhu lingkungan atau atmosfer
sekitarnya, dengan melalui penyerapan atau penarikan panas dari bahan atau
ruangan tersebut. Secara singkat Refrigerasi adalah suatu proses untuk
menurunkan (pendinginan), menaikan (pemanasan) dan menjaga temperatur
suatu zat atau ruangan, sesuai dengan yang kita inginkan.
Fungsi refrigerasi bagi produk perikanan adalah untuk menghambat
pertumbuhan bakteri pembusukan, sehingga dapat memperpanjang umur ikan
(lebih awet) dan tidak menghilangkan gizi yang dikandungnya.
Sistem refrigerasi pada kapal perikanan umumnya menggunakan kompresor
multi silinder karenamempunyai rancangan dan ukuran yang relatif kecil serta
ringan sehingga maksimal dalam penggunaan ruang dan berat per unit dari
kapasitas pendingin. Kapasitas operasi dari kompresor ini dicapai secara
otomatis melalui mekanisme unloader yang dioperasikan berdasarkan
pengaturan tekanan hisap (suction pressure). Ketika mesin dioperasikan beban
secara otomatis dikurangi dengan mekanisme ini, sehingga memungkin-kan
kompresor start dengan torsi minimum.
Beban baru terjadi ketika mesin telah mencapai kecepatan kerjanya, dengan
demikian dapat mengurangi beban kerja dari motor. Hal ini berarti
pengoperasian dapat dilakukan motor dengan kapasitas yang lebih kecil.
Kompresor refrigerasi mempunyai putaran maksimum 1200 hingga 1450 rpm
dan kompresor ini relatif tidak bising dalam pengoperasiannya, karena
penerapan sistem dynamic balancing. Kompresor refrigerasi ada yang
mempunyai diameter silinder 3.75 (95mm) dengan langkah torak 3 (76mm)
dan diameter silinder 5,125 (130mm) dengan langkah torak 3,975 (100mm).
Kedua serie ini masing-masing dibagi menjadi dua type yaitu satu tingkat
(single stage) dan type dua tingkat (two stage) atau compound.
Konstruksi kedua type ini adalah sama kecuali type dua tingkat mempunyai 2
bagian discharge dan 2 bagian suction lihat gambar 6.3. Seluruh komponen
dibuat dengan pengukuran yang akurat dan saling bisa ditukar. Penggantian
komponen dapat dilakukan dengan cepat pada saat periode pemeriksaan
ataupun pada saat diperlukan perbaikan. Namun unjuk kerja kompresor yang
optimal hanya dapat dicapai dengan perawatan yang benar. Dengan membaca
dan memahami panduan ini akan menjamin pengoperasian dan perawatan yang
benar terhadap sistem refrigerasi.
250
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
251
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
18.3.
252
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
18.4.
Kompresor multi silinder mempunyai rancangan dan ukuran yang relatif kecil
serta ringan sehingga maksimal dalam penggunaanya. Kompresor di kapal
dapat beroperasi secara otomatis melalui mekanisme unloader yang bekerja
berdasarkan pengaturan tekanan hisap (suction pressure). Putaran maksimum
kompresor refrigerasi berkisar antara 1200 hingga 1450 rpm dan suara
kompresor relatif tidak bising dalam pengoperasiannya karena penerapan
sistem dynamic balancing. Jenis kompresor dibagi menjadi dua type yaitu
kompresor satu tingkat (single stage) dan type kompresor dua tingkat (two
stage) atau compound. Konstruksi kedua jenis ini adalah sama kecuali type dua
tingkat mempunyai 2 bagian discharge dan 2 bagian suction. Seluruh
komponen kompresor dibuat melalui pengukuran yang akurat dan presisi serta
untuk mempermudah penggantian kompo-nen pada saat periode pemeriksaan.
18.4.1.
Uap referigrant yang terbentuk didalam evaporator memasuki scale trap (2)
melalui suction stop valve (1) dari kompresor. Dimana kotoran disaring oleh
saringan yang dipasang pada scale trap tersebut lalu uap refrigerant mengalir
melalui suction strainer (3) dan memasuki crank crase suction chamber (4).
Pada saat piston (5) memulai langkah penghisapan, tekanan didalam silinder
sleeve (6) berkurang, dan gas yang berada di ruang hisap masuk ke dalam
silinder setelah menekan suction valve (7) keatas. Saat piston bergerak keatas,
suction valve tertutup dan gas dikompresikan. Pada saat tekanan gas menjadi
lebih tinggi dibanding tekanan di bagian discharge, selanjutnya gas refrigeran
mendorong discharge valve (8) dan gas yang telah dikompresikan mengalir
kedalam bagian discharge kemudian dialirkan menuju kondensor melalui
discharge elbow .
253
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
stage. Dilihat dari sisi pompa minyak pelumas (oil pump), cylinder low stage
terdapat pada sisi kanan kompresor (Gbr.2) Ruangan suction dan crankshaft
dihubungkan dengan sebuah lubang penyeimbang tekanan berdiameter 12 mm.
Lubang lain berdiameter 5 mm yang terletak dibagian bawah ini ruangan gas
suction dan ruang crankshaft yang berfungsi untuk mengalirkan minyak
pelumas yang kembali dari evaporator dan mencegah terjadinya buih.
Pada mesin refrigerasi terdapat komponen utama dan komponen bantu agar
mesin tersebut dapat bekerja secara optimal.
18.5.1.
kondensor
4. Katup Expansi adalah berfungsi untuk menjatuhkan tekanan cairan
254
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Komponen bantu atau alat bantu pada sistim refrigerasi terdiri dari:
1. Oil separator
Alat yang digunakan sebagai pemisah minyak pelumas yang dikandung oleh
aliran refrigeran di dalam unit sistim refrigerasi. Oil Separator berupa tabung
dimana didalamnya terdapat sirip-sirip penahan minyak pelumas, dimana
kandungan minyak pelumas menempel pada sirip penahan menjadi tetesan
minyak dan mengumpul pada bagian bawah dan mengalir ke carter kompresor.
2. Filter dryer
Pada prinsipnya katup solenoid akan terbuka bila dialiri arus listrik ke
kumparan yang terdapat di dalamnya sehingga timbul medan magnet yang akan
menarik batang sumbat katup keatas, menyebabkan katup tersebut terbuka.
5. Accumulator
Komponen ini berfungsi untuk menampung cairan dan gas dari evaporator,
memisahkan cairan dan gas refigeran sehingga refrigeran yang mengalir pada
saluran hisap dalam bentuk gas, menahan cairan refigeran dari evaporator
sehingga tidak terus menggalir ke kompresor.
6. Pressure Gaauge
Komponen ini berfungsi untuk mengetahui tekanan refrigeran pada sisi tekanan
tinggi, tekanan rendah dan tekanan intermediet.
7. Termometer
255
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Komponen ini bekerja untuk menge-luarkan udara dari gas refrigeran didalam
kondensor. Prinsipnya yaitu dengan mengkondensasikan campur-an udara dan
gas refigeran sehingga udara dapat terpisah untuk selanjut-nya dikeluarkan dari
sistem refrigerasi.
Presure Gauge
Gelas Penduga
256
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
5. Terus buka kran ekspansi pendingin palka dan kran ekspansi ruang
pembekuan.
18.6.3. Langkah Pemeriksaan
Tahapan langkah pemeriksaan, agar pengoperasian dapat berjalan dengan baik,
adalah sebagai berikut ini :
1. Memperhatikan keadaan air pendingin bekerja apa tidak
2. Memperhatikan head covernya jangan sampai panas
3. Memeriksa tekanan oli
4. Memeriksa tekanan suction dan discharge pada manometer
5. Memeriksa ampere meter di panel listrik kompresor
6. Memeriksa suhu
Gambar.18.6.
257
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Regulator
Tabung Amonia
258
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
MENGATASI GANGGUAN
259
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
260
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
2. Tutup katup ekspansi dan buka filter dryer dan cabut saringan didalamnya
untuk di bersihkan
3. Mengganti saringan dengan yang baru karena usia pakai sudah lama
4. Tambahkan silica gell apabila di perlukan
5. Pasang kembali filter dryer dengan sempurna dan dapat dihidupkan
kembali.
18.7.5. Menghilangkan Bunga Es
Cara menghilangkan bunga es adalah:
1. Langkah-langkah menghilangkan bunga es pada contact plate freezer
2. Pastikan contact plate freezer dalam keadaan kosong
3. Naikkan posisi contact plate freezer dengan menghidupkan pompa hidrolik
4. Tutup kran refrigran (ekspansi manual) yang menuju ke contact plate
freezer
5. Ambil selang air laut dan siramkan ke plat yang terdapat bunga es
6. Setelah bunga es sudah tidak ada turunkan posisi plat-plat dengan
menggunakan pompa hidrolik dan tutup kembali ruang contact plate
freezer selanjutnya dapat di gunakan kembali.
18.7.6. Cara Membersihkan Kondensor
Cara membersihkan kondensor pada sistem refrigerasi adalah :
1. Mematikan kompresor
2. Mematikan pompa air pendingin dan menutup kran saluran masuk dan
keluar air pendingin
3. Menutup kran inlet dan outlet refrigran dari kondensor
4. Buka cover kondensor dan bersihkan, periksa saluran pendingin biasanya
mengendap dibagian ini sehingga akan menghambat jalanya sirkulasi air
pendingin dan penyerapan panas untuk refrigran menjadi terlambat
5. Tusuk setiap tube cooling dengan wire leader keluar masuk agar kotoran
yang mengendap hilang
6. Semprot dengan air laut agar kotoran hilang
7. Kemudian meni bagian luar dari tabung konndensor yang telah di bersihkan
dari karat
8. Tutup kembali cover kondensor dan pasang kembali baut yang di buka lalu
kencangkan
9. Buka kembali kran saluran masuk dan keluar air pendingin
10. Hidupkan kembali pompa air laut sambil perhatikan apakah ada kebocoran
261
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
11. Setelah selesai hidupkan kembali kompresor dan buka kran inlet dan outlet
refrigran dari kondensor.
18.8.
petunjuk
pemeliharaan
dan
data
mesin
yang
262
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
b. Mengisi buku journal unit yang tersedia, masukkan bagian-bagian dari pada
unit refrigerasi tersebut.
c. Membersihkan kompresor dan minyak serta tetesan air es yang
menempelkan pada unit.
d. Memeriksa aliran pendingin untuk kompresor.
e. Memeriksa jumlah minyak pelumas dengan cara melihat pada gelas
penduga yang terdapat pada penutup ruang engkol.
f. Memeriksa suhu air laut sebagai media kompresor pada thermometer yang
terdapat pada aliran pendingin yang masuk dan keluar dari kompresor.
g. Pemeriksaan baut yang kendor, semua baut yang kendor harus
dikencangkan sesuai dengan buku petunjuk yang ditetapkan.
2. Mingguan
Dalam Pemeliharaan Mingguan ini berlangsung pada pemeriksaan dan
pemeliharaan harian Meliputi:
a. Memeriksa sambungan-sambungan kelistrikan pada motor penggerak
kompresor dan alat pengamannya.
b. Memeriksa suara kompresor untuk mendeteksi apabila terjadi gangguan
atau kerusakan.
c. Mengontrol sambungan perpipaan pada kompresor, kemungkinan ada
kebocoran akibat korosi atau karat. Pemeriksaan kebocoran dilakukan
dengan menggunakan air sabun, kalau ada kebocoran akan terjadi
gelembung udara pada titik kebocoran.
3. Bulanan
Pemeliharaan bulanan dalam jangka panjang meliputi :
a. Penggantian minyak pelumas, meskipun minyak pelumas terpakai belum
mencapai waktu yang ditentukan karena sudah tidak memenuhi syarat maka
harus diganti.
b. Mengganti saringan minyak pelumas.
c. Memeriksa tegangan tali transmisi (v-belt), apabila v-belt dalam keadaan
kendor, tali kipas akan selip pada pulley-nya sehingga akan mengakibatkan
getaran pada tali kipas dan bunyi yang mengganggu.
4. Tahunan
Pemeliharaan tahunan dilakukan tiap tahunnya antara lain:
a. Pemeriksaan dan pembersihan semua relay, starter dan instalasi listrik.
b. Memeriksa saluran pendingin.
c. Memeriksa klep hisap dan klep tekan kompresor.
d. Memeriksa bagian dalam kompresor seperti ring piston, piston, cylinder
liner, metal dan lain-lain.
263
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
264
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
hanya setelah digunakan. Jadi belilah minyak pelumas dengan kualitas yang
baik dan sudah dikenal pada agen/distributor resmi. Janganlah membeli
minyak pelumas hanya karena harganya murah.
Faktor penting adalah kekentalan minyak pelumas terhadap kenaikan
temperatur, Titik cair bawah (low pour point) dan titik nyala tinggi (high flash
point). Setelah dibeli, minyak pelumas harus disimpan pada tempat yang
terhindar dari kontaminasi benda asing seperti air dan debu, karena minyak
pelumas yang demikian dapat menyebabkan keausan dan karat pada kompresor
pada saat minyak pelumas digunakan.
18.8.1.3. Tekanan Minyak Pelumas Tidak Normal
Jika tekanan minyak pelumas tidak mengalami kenaikan meskipun penyetelan
pada pengaturan pressure regulating telah dilakukan dan hal itu bukan
diakibatkan keausan pada bearing, maka langkah berikut yang harus dilakukan.
Gerakan poros pompa minyak pelumas kedepan dan belakang dan tahanlah
poros dengan jari. Jika terdapat kelonggaran pada bushing atau pada sisinya
berarti telah aus. Jika ini terjadi maka seluruh bagian harus diganti.
18.8.2. Perbaikan Sistem Refrigerasi
Perbaikan dan pembongkaran pada sistem refrigerasi disebabkan oleh
kerusakan akibat operasional, maka diperlukan prosedur pekerjaan sesuai
dengan tingkat kerusakan yang terjadi dan harus ditangani dengan benar karena
penanganan yang keliru akan memperparah kerusakan.
Kompresor terjadi liquid flow back, maka pekerjaan yang dilakukan adalah
sebagai berikut;
18.8.2.1. Persiapan Pembongkaran
1. Jika karter kompresor pada posisi tekanan vakum pada saat berhenti, maka
tekananya harus dibuat sama dengan tekanan atmosfer.
2. Kosongkan minyak pelumas dari dalam ruang karter melalui katup
pembuangan dengan membuka plug melalui hand hole dan melalui pipa
gauge tekanan rendah.
3. Jika kompresor dilengkapi dengan sistem pengisian minyak pelumas
otomatis, jangan lupa untuk menutup seluruh katup dalam sistem. Hal yang
sama dilakukan pada tipe yang menggunakan sistem automatic return oil
separator.
4. Selama penbongkaran, matikan semua sistem kelistrikan yang tidak
terpakai.
5. Kosongkan air dari blok kompresor.
6. Lepaskan belt dan kopling serta lepaskan flange dan flywheel-nya.
7. Flywheel maupun kopling berada pada sisi kompresor yang dapat dilepas
dan hati-hati dalam mengerjakan.
265
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
266
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
11. Lepaskan pengikat pin seal bearing pada piston dengan menggunakan tang
lancip
12. Lepaskan pin piston dan bearing dengan pipa pendorong yang di pukul
dengan palu secara perlahan-lahan
13. Periksa pin dan bearing piston, dari pada kerusakan pada bagian tersebut
14. Ganti pin dan bearing piston dengan yang baru
15. Pasang kembali dengan urutan kebalikan dari pembongkaran.
267
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
268
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 19
MELAKUKAN KERJA BENGKEL
269
19.1.2. Mengikir
Caranya adalah :
1. Bahan yang diikat pada ragum hanya boleh menonjol sedikit, supaya
bahan tidak bergetar dan tidak berbunyi.
2. Bahan diikat ditengah-tengah ragum.
3. Pasang alat bantu lempeng apitan apabila perlu.
4. Pegang kikir dengan baik.
5. Kalau ringan cukup telunjuk dan ibu jari pada ujung kikir.
6. Kikir ditekan waktu gerakan ke depan, waktu gerakan ke belakang
tidak perlu ditekan.
7. Waktu gerakan, kikir jangan terlepas dengan bahan yang dikikir.
8. Gerakan kikir pelan-pelan kira-kira 50 60 kali permenit.
9. Gerakan kikir mendatar terhadap bahan.
19.1.3. Menggergaji
Bertujuan untuk memotong bahan sesuai dengan ukuran yang kita
inginkan. Cara menggergaji sebagai berikut ini :
1. Bahan diikat pada ragum.
2. Potong bahan jangan terlalu jauh dari ragum.
3. Pasang alat bantu lempeng apitan apabila perlu.
4. Pasang mata gergaji, gigi-giginya mengarah ke depan.
5. Mata gergaji terhadap bahan membentuk sudut.
6. Gerakan gergaji pelan kira-kira 50 60 kali per menit.
7. Gerakan gergaji kedepan ditekan.
8. Mata gergaji harus dipakai seluruh panjangnya.
9. Bahan ditahan apabila mau putus.
19.1.4. Sney dan Tap
Sney untuk mebuat ulir baut atau untuk memperbaiki ulir baut yang
rusak, dengan cara :
1. Baut/bahan diikat kuat pada ragum
2. Alat sney dipasang pada tempatnya (besi puntir).
3. Pasang sney pada ujung baut/bahan.
4. Putar besi puntir pelan-pelan dan bolak-balik sampai lancar.
5. Beri pelumasan pada sney
270
Tap digunakan untuk membuat atau memperbaiki ulir dalam mur, dengan
cara :
1. Pasang tap pada besi puntir yang dapat di stel.
2. Pertama menggunakan tap pendahuluan.
3. Masukan tap pendahuluan pada mur.
4. Putar besi puntir pelan, bolak-balik sampai lancar.
5. Kedua menggunakan tap menengah dan tap akhir.
6. Untuk memperbaiki ulir mur tidak selalu harus memakai ketigatiganya.
7. Hasil ulir dapat dicocokan dengan pengukur ulir .
19.1.5. Pelengkeng
Pelengkeng gunanya untuk memperbesar lubang yang berbentuk tirus
atau bulat. Caranya :
1. Pelengkeng di stel sesuai dengan besar lubang yang dikehendaki
setahap demi setahap.
2. Pelengkeng dimasukan lurus kedalam lubang.
3. Putar pelengkeng ke kanan pelan-pelan dan beraturan.
4. Gunakan alat bantu besi puntir yang dapat distel
19.1.6. Pahat
Gunanya untuk memotong atau meratakan bahan pekerjaan, caranya:
1. Bahan yang akan dipotong diberi tanda/digaris
2. Bahan diikat pada ragum atau di letakan pada landasan (bangku
tempa).
3. Untuk memotong bahan pada ragum pahat membentuk sudut.
4. Untuk memotong bahan pada bangku tempa, pahat tegak lurus
terhadap bahan.
5. Waktu memahat tiap pukulan hendaknya pahat diangkat.
6. Perhatikan ujung mata pahat.
19.1.7. Penitik (Centre punch)
Gunanya untuk membuat titik-titik pada bahan yang sudah digarisi,
membuat titik pusat pada lingkaran dan titik pusat pengeboran. Caranya :
1. Bahan diletakan di atas bangku tempa.
2. Beri tanda pada tempat yang akan diberi titik.
271
3. Centre punch dipegang agak miring menjauh dari mata dan letakan
ujungnya tepat pada tanda.
4. Kemudian centre punch ditegakan (tegak lurus) baru dipukul kuat.
19.1.8. Plong (hole punch)
Gunanya membuat gelang-gelang penyekat dan membuat gelang-gelang
packing. Caranya :
1. Bahan yang akan dilubangi di beri tanda.
2. Bahan diletakan pada landasan yang lunak (kayu).
3. Gunakan alat plong yang sesuai ukurannya, kemudian ditekan sampai
masuk sedikit (berbekas).
4. Gunakan alat plong dengan ukuran yang lebih kecil dan dipukul
sampai berlubang.
5. Baru ambil lagi alat plong yang sebenarnya kemudian dipukul sampai
bolong.
19.2.
Pada saat ini teknik pengelasan telah dipergunakan secara luas untuk
penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja, pengelasan
pelat dan konstruksi mesin, luasnya penggunaan teknologi las disebabkan
karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan mempergunakan teknik
penyambungan, karena lebih ringan dan proses pembuatannya lebih
sederhana sehingga biaya lebih murah.
Dalam pelaksanaan pengelasan diperlukan prosedur pengelasan yang
meliputi cara pembuatan kontruksi las yang sesuai dengan rencana dan
spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan tersebut. Karena itu personil yang menentukan tahapan
pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam teknologi pengelasan,
dapat menggunakan pengetahuan tersebut dan mengerti tentang efisiensi
dan ekonomi dari aktivitas produksi. Untuk setiap pelaksanaan pekerjaan
harus dibuat prosedur tersendiri secara terperinci termasuk menentukan
alat yang diperlukan dengan rencana pembuatan dan kualitas produksi.
Pengelasan dan pemotongan merupakan pelaksanaan pengerjaan yang
amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari
perkembangannya yang pesat telah banyak teknologi pengelasan baru
yang ditemukan, sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang
tidak dapat dipotong dan dilas.
Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan
pengelasan yang meliputi cara pembuatan kontruksi las yang sesuai
dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang
diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Karena itu personil yang
menentukan prosedur pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam
272
273
274
5. Lakukan proses lasan pada jalur line las dengan metoda gerakan datar
6. Posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja (baja plat) sekitar
60-75 derajat. Atur jarak antara elektroda dan benda kerja setinggi
diameter elektroda.
7. Lakukan membersihkan dengan mengetok palu ketok pada lasan dan
chek hasil lasan tersebut sehingga kerak las (flux) terbuang.
8. Bersihkan dan rapihkan peralatan las apabila sudah selesai digunakan.
19.2.2. Cara Menyalakan Busur Api Las
Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik dan kemudahan di dalam
langkah pengelasan. Maka harus diperhatikan ukuran dan jenis elektroda
(kawat las) harus tepat dalam menentukan besar kecilnya arus (ampere).
Ada 2 cara melakukan penyalaan busur api las yaitu :
19.2.2.1. Penyalaan Pesawat Las AC
Pada pesawat las AC, penyalaan busur api dilakukan dengan
menggoreskan elektroda pada benda kerja secara pelan, agar timbul nyala
busur api dan pertahankan nyalanya.
19.2.2.2. Penyalaan Pesawat Las DC
Pada pesawat las DC, penyalaan busur api dilakukan dengan cara
elektrodanya disentuhkan dari atas ke bawah pada benda kerja secara hatihati agar timbul nyala busur api, dan pertahankan nyalanya.
Tabel.16. Pemakaian Ampere Terhadap Elektroda
No
Diameter Elektroda
(mm)
Ampere (A)
1,5
30 - 45
2,5
40 70
3,2
75 100
125 150
140 175
175 - 225
275
276
277
2. Buka keran asitiline pada torc welder sedikit saja, kemudian beri api
di ujung nozel (korek api), sehingga menyala pada ujungnya. Hindari
terjadi nyala balik akibat proses pembukaan penyalaan yang salah.
3. Setel kedua keran, sehingga membentuk nyala busur api di ujung
nozel dan sesuaikan bahan yang akan dilas.
4. Proses pengelasan sudah dapat dimulai.
19.2.4.5. Tahapan Melakukan Proses Las
1. Persiapan (chek kondisi tekanan tabung oksigen dan isi tabung
aitiline).
2. Siapkan benda kerja yang akan di las
3. Nyalakan pembakar, atur busur nyala api : netral (perbandingan 1:1).
4. Pegang batang pembakar pada posisi 60 70 dan kawat pengisi las
30 - 40 terhadap permukaan benda yang akan di las.
5. Panaskan bagian yang akan dilas mulai dari pinggir hingga timbul
kawah las.
6. Arahkan nyala busur api pada suatu tempat, jarak inti nyala sekitar 23 mm di atas bahan.
7. Dorong pelan-pelan dengan gerakan zig-zag / melingkar nyala busur
api sekaligus kawat pengisi las agar terjadi sambungan bahan yang di
las.
8. Lakukan membersihkan dengan mengetok palu ketok pada lasan dan
chek hasil lasan tersebut sehingga kerak las (flux) terbuang.
9. Bersihkan dan rapihkan peralatan las (tutup keran pada kedua tabung)
apabila sudah selesai digunakan.
19.2.4.6. Pemeriksaan dan Perbaikan Alur
Bentuk dan ukuran alur turut menentukan mutu lasan, karena itu
pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan ukurannya harus juga
dilakukan pada saat sebelum pengelasan. Dalam hal ini yang penting
adalah besarnya celah akar yang harus sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Kalau celah akar lebih besar dari pada spesifikasi maka
harus diadakan perbaikan seperlunya, cara perbaikannya tergantung dari
pada besarnya celah dan jenis sambungannya.
Perbaikan celah akar dalam las tumpul dapat dilakukan sebagai berikut
ini:
1. Apabila celahnya kurang dari 6 mm, maka perbaikan penyem-pitan
alur dengan las isi pada sebelah atau kedua belah alur yang kemudian
diikuti dengan penggerindaan untuk mendapat-kan ukuran yang tepat.
2. Apabila celah antara 6 dan 16 mm, maka perngelasannya harus
dilakukan dengan pelat pembantu setebal 6 mm.
278
279
dilihat atau cahaya tampak dan yang tidak tampak. Cahaya atau sinar
yang berbahaya bagi pekerja las dan disekitarnya adalah :
1. Sinar Ultraviolet
2. Cahaya tampak
3. Sinar Inframerah
Karena hal ini maka pencegahan terhadap bahaya dari cahaya harus
diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
19.3.2. Kecelakaan Karena Listrik
Banyak sekali jenis kecelakaan yang ditimbulkan oleh listrik dan
akibatnya dapat sampai pada kematian. Kadang-kadang kejutan listrik
yang kecilpun dapat mengakibatkan kematian, misalnya bila orang yang
terkejut lalu jatuh dari tempat yang tinggi.
Pencegahan terhadap bahaya listrik yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Penggunaan mesin dengan tegangan kedua yang rendah.
2. Penggunaan alat penurunan tegangan otomatik.
3. Penggunaan pemegang elektroda berisolator.
4. Penggunaan kabel pengelasan yang sesuai
5. Penghindaran terjadinya kecelaka-an listrik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan untuk menghindari
terjadinya kecelakaan listrik adalah sebagai berikut :
1. Juru las harus memakai sarung tangan dan sepatu yang berisolator
dan memakai pakaian kerja.
2. Bila berkeringat harus berhenti dan mengeringkan terlebih dahulu
sebelum melanjutkan pengelasan.
3. Mesin las harus dilengkapi dengan alat penurun tegangan otomatik
4. Harus menggunakan kabel dan pemegang elektroda yang berisolator
sempurna
5. Pemegang elektroda harus diletakkan pada tempat yang berisolator
atau digantungkan bila tidak mengelas
6. Rumah mesin las harus diketanahkan/grounded dengan baik
7. Penggantian elektroda harus dilakukan dengan hati-hati
8. Dalam keadaan istirahat atau tidak mengelas, mesin las haus
dimatikan
19.3.3. Bahaya-Bahaya Lain Dari Pengelasan
Bahaya-bahaya lain dari pengelasan selain yang telah disebutkan diatas
adalah sebagai berikut :
280
281
282
283
284
Dengan jalan mengatur lengan pengatur, yang terdapat pada kepala diam.
Putaran poros utama (n) dapat dipilih. Harga putaran poros utama
umumnya dapat dibuat peringkat, dengan aturan yang telah distandarkan,
misalnya 630, 710, 800, 900, 1000, 1120, 1250, 1400, 1600, 1800 dan
2000 putaran permenit (rpm). Untuk mesin bubut dengan putaran motor
variabel, ataupun dengan sistim transmisi variabel, kecepatan putaran
motor utama tidak lagi bertingkat melainkan berkesinambungan (cotinue).
Pahat dipasang pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur
dengan menggeser peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada
pemutar menunjukkan selisih harga diameter, dengan demikian
kedalaman gerak transisi bersama-sama dengan kereta dan gerak
makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak
makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam menurut
tingkatan yang telah distandarkan, misalnya 0,01, 0,112, 0,125, 0,14,
0,16. .
Elemen dasar dari proses bubut dapat diketahui atau dihitung dengan
menggunakan rumus yang dapat diturunkan dengan memperhatikan
gambar di bawah. Kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut :
Benda kerja
Do = diameter mula, satuannya mm
Dm = diameter akhir, satuannya mm
lt
Panjang permesinan, mm
Pahat
kf
Vo
Mesin bubut
= Kedalaman potong, mm
= (do dm ) / 2 mm
= gerak makan; mm
285
286
BAB 20
MELAKUKAN DINAS JAGA MESIN
Yang dimaksud dengan dinas jaga diatas kapal adalah seorang atau
sekelompok orang yang pada periode tertentu bertugas menjaga dan
bertanggung jawab atas kondisi kapal dan kelancaran pekerjaan
operasional kapal yang sedang dilakukan. Bagi awak kamar mesin,
khususnya perwira mesin atau masinis, dinas jaga mesin adalah salah satu
tugas yang harus dilakukan pada waktu-waktu yang sudah ditentukan.
Bertugas dinas jaga berarti menjaga semua peralatan permesinan, baik
yang ada di kamar mesin maupun yang ada diluar mesin, terutama yang
sedang beroperasi. Tujuan utamanya adalah semua mesin tetap beroperasi
dengan normal, serta menjaga keselamatan kapal dan lingkungan laut.
Untuk para perwira mesin telah ditetapkan jam-jam jaganya, termasuk
tugas apa saja yang harus dilakukan selama waktu jaganya. Perlu digarisbawahi, perwira jaga mesin adalah penanggung jawab jaga dan bertindak
untuk dan atas nama Kepala Kamar Mesin. Biasanya Perwira Jaga mesin
dibantu rating tugas jaga dimana mereka tidak dibenarkan untuk bertugas
sendiri tanpa ada perwira jaga pada jam tugas mereka. Bisa saja semua
pekerjaan dilakukan oleh rating tugas jaga, tetapi tanggung jawabnya
tetap pada perwira atau masinis jaga.
Ini harus benar-benar dipahami oleh petugas dinas jaga, sehingga setiap
akan melakukan sesuatu, harus sepengetahuan atau seijin perwira mesin
jaga.
287
20.1.
288
289
290
291
anjungan agar dapat diambil tindakan yang perlu. Dalam kondisi ini,
jika yang mengetahui kejadiannya pertama kali adalah rating, maka
rating dinas jaga harus melaporkan dulu kepada perwira dinas jaga.
Jika tidak dapat menemukan dengan segera, dapat segera langsung
melapor ke Kepala kamar mesin dan anjungan.
5. Dalam hal kejadian darurat tersebut diatas, jika terpaksa dan dianggap
penting, baik rating maupun perwira jaga dibenarkan untuk
melakukan setiap tindakan untuk
menanggulanginya, dan
melaporkan segala ikhwalnya kepada Kepala kamar mesin dan
anjungan segera sesudahnya.
6. Komunikasi dan saling meminta informasi antara pengganti dan yang
akan digantikan adalah hal yang sangat baik dan perlu dibiasakan
setiap saat pada waktu serah terima.
Selanjutnya petugas dinas jaga juga perlu mengetahui prosedur-prosedur
sewaktu menerima dan atau menyerahkan tugas dan bagaimana
rinciannya.
20.3.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerima tugas jaga, atau
akan menggantikan jaga dari rekan kita yang sebelumnya bertugas,
diantaranya adalah :
1. Petugas pengganti harus hadir selambat-lambatnya 15 menit sebelum
jam tugas jaga mulai. Jadi misalnya tugas jaga 08.00 12.00, maka
pengganti jaga harus sudah di kamar mesin pada jam 07.45.
2. Sebelum dilakukan timbang terima, petugas pengganti harus
memeriksa keadaan seluruh kamar mesin dan lokasi-lokasi lain yang
menjadi bagian pengawasannya dan memastikan bahwa semua mesin
dan alat-alat yang beroperasi dalam keadaan normal, demikian juga
dengan keadaan tangki-tangki bahan bakar, minyak pelumas, air
pendingin dan lain-lain, harus berisi penuh atau tidak kurang dari
semestinya.
3. Memastikan bahwa jika suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh
petugas yang akan diganti sudah dilaksanakan dengan baik dan
dilaporkan. Jika pekerjaan tersebut belum selesai, harus dipastikan
apa dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan selanjutnya dan
siapa yang harus melakukannya.
4. Memeriksa log-book dan buku / catatan-catatan lain yang perlu
apakah sudah diisi dengan benar dan semestinya, jika perlu
dicocokkan dengan keadaan sebenarnya, dan lain-lain.
292
Seperti telah diuraikan diatas, ada beberapa hal yang harus dipastikan
sebelum menyerahkan tugas jaga kepada pengganti, yaitu kondisi
kesehatan dan fisik dari para pengganti, apakah yang bersangkutan cukup
fit atau tidak untuk bertugas jaga.
Karena jika kita menyerahkan tugas jaga kepada pengganti yang tidak fit,
pihak yang menyerahkan tugas jaga juga akan ikut bertanggungjawab.
Dalam hal ini KKM harus diberitahu dan mintakan saran serta instruksi
selanjutnya.
Terlepas dari hal-hal tersebut, sebelum menyerahkan tugas jaga, pihak
yang akan digantikan wajib membereskan semua urusan jaga, artinya
harus dipastikan bahwa:
1. Kamar mesin dalam keadaan rapi dan bersih.
2. Semua mesin / alat-alat yang beroperasi dalam keadaan normal
3. Semua tangki-tangki berisi zat dengan jumlah, tekanan dan
temperatur normal
4. Keadaan kamar mesin bersih dan rapi, termasuk lantai dan tanggatangga.
5. Menyiapkan catatan dan informasi untuk diberikan kepada petugas
pengganti, mengenai pekerjaan atau hal-hal yang harus dilakukan
pada jam tugas jaga berikutnya karena belum selesai dikerjakan atau
karena sebab-sebab yang lain.
6. Log-book dan buku atau catatan-catatan lain sudah diisi sebagaimana
mestinya, termasuk jumlah pemakaian BBM/ minyak lumas selama
jaga, putaran mesin induk dan counter putaran mesin pada jam saat
terakhir jaga, dan lain-lain.
293
Pada dasarnya, dinas jaga di kamar mesin diatur oleh KKM, sesuai
kebiasaan yang berlaku di kapal dan sesuai jumlah awak kapal yang ada.
Namun, berikut ini adalah jenis-jenis tugas jaga yang biasanya
diberlakukan diatas kapal.
Suatu kebiasaan yang berlaku, walaupun kadang-kadang tidak tercantum
dalam aturan yang diberlakukan adalah pembagian waktu tugas jaga serta
petugas dinas jaga pada periode-periode tersebut.
20.5.1. Tugas Jaga laut
Yang dimaksud dengan tugas jaga laut adalah, tugas jaga selama kapal
dalam keadaan berlayar, dimana mesin penggerak utama jalan. Jam tugas
jaga laut selama 24 jam dibagi menjadi 3 shift, masing-masing petugas
jaga melaksanakan tugas dua kali, dan setiap jaga 4 jam. Berikut
pembagian jam dinas jaga selama jaga laut: Seperti tabel di bawah ini :
Tabel 17 Pembagian Jam Dinas Jaga
NO
WAKTU
PETUGAS
Masinis II
Masinis I
Masinis III
294
Biasanya setiap Masinis atau perwira mesin dibantu oleh rating dinas jaga
(Juru Minyak atau Oiler) tertentu yang ditunjuk.
Dalam prakteknya, tugas ini termasuk dan dimulai sejak aba-aba atau
perintah dari nakhoda yang populer disebut One Hour Notice atau
OHN, (Peringatan Satu Jam) untuk manouvre (mengolah gerak).
Mengolah gerak kapal adalah salah satu kegiatan kapal yang penting,
yang harus dilakukan, yaitu kegiatan kapal sewaktu:
1. Berangkat dari suatu pelabuhan
2. Tiba di suatu pelabuhan
3. Berlabuh jangkar
4. Berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lain dalam area pelabuhan, baik
dari dermaga ke dermaga lain atau ke lokasi berlabuh jangkar dan
sebaliknya.
Perintah ONH adalah perintah nakhoda kepada seluruh awak kapalnya
agar mulai mempersiapkan semua peralatan dan permesinan untuk
manouver.
Mengolah gerak dianggap selesai jika nakhoda sudah mengeluarkan
perintah Finish With Engine atau FWE (Selesai Mesin).
Perintah satu jam (OHN) ini harus ditindaklanjuti sesuai prosedurprosedur yang telah ditetapkan untuk seluruh bagian, baik dek, mesin
maupun katering dan radio. Semua awak kapal yang terlibat langsung
dalam kegiatan manuver harus mulai melaksanakan prosedur persiapan,
standby, pelaksanaan olah gerak dan lain-lain, hingga selesai.
20.5.2. Tugas Jaga Kamar Mesin
Untuk bagian mesin, prosedur ini meliputi:
20.5.2.1. Persiapan
Tugas awak kapal mesin adalah menyiapkan mesin induk dan mesinmesin lain yang diperlukan, termasuk kebutuhan tenaga listrik yang
dalam keadaan ini memerlukan ekstra tenaga. Jadi, biasanya, perwira jaga
mesin pertama-tama memastikan ada dua generator yang harus jalan dan
di paralel. Jika sebelumnya hanya satu yang jalan, maka harus
menjalankan satu generator lagi dan diparalelkan dengan generator yang
sudah jalan.
Pekerjaan selanjutnya meliputi:
1. Menyiapkan log-book dan buku olah gerak serta buku / catatancatatan lain.
2. Mencocokkan jam kamar mesin dengan jam anjungan, melakukan tes
telegrap, tes kemudi dan lain-lain bersama-sama petugas jaga di
anjungan.
295
296
297
298
299
300
301
302
Kondisi pengoperasian kapal tidak pernah sama, dan selalu berbeda dari
satu waktu ke waktu lain, dari satu lokasi ke lokasi lain. Demikian juga
dengan kondisi cuaca dilaut yang tidak selamanya cerah dan sangat
tergantung pada musim dan atmosfir yang selalu berubah.
303
Demkian juga dengan lokasi dimana kapal berada pada suatu saat, tidak
pernah sama dan bahkan sering berubah cepat dan sangat berlawanan
dengan kondisi sebelumnya.
Untuk menghadapi hal-hal tersebut, perlu kewaspadaan tinggi dari
seluruh awak kapal, termasuk awak kamar mesin. Nakhoda dan/atau
perwira dinas jaga dianjungan akan memberitahukan keadaannya dan
meminta kewaspadaan dinas jaga dikamar mesin untuk sewaktu-waktu
melakukan tindakan yang perlu jika terjadi keadaan tidak terduga.
Berikut beberapa kondisi yang memerlukan perhatian khusus.
20.6.1 Kondisi Jarak Pandang dilaut Terbatas
Dalam keadaan ini kapal perlu membunykan suling untuk memberi tanda
bagi kapal-kapal lain yang berada disekitarnya.
Tergantung jenis suling kapal, tetap memerlukan energi yang harus
disediakan oleh kamar mesin.
Ada suling elektrik, ada yang
menggunakan udara bertekanan tinggi, dan ada juga yang memerlukan
uap untuk membunyikannya. Semuanya harus disiapkan dari kamar
mesin.
Selain itu, jika terjadi kejadian yang tidak dapat dielakkan, misalnya
tubrukan, atau nyaris tubrukan, mesin induk harus dapat segera
dioperasikan seperti dalam kondisi manouvre dan sewaktu-waktu distop
dan dihidupkan kembali. Untuk menyiagakan mesin induk dalam kondisi
manouver ini, berati mesin-mesin bantu tertentu harus disiapkan atau
dijalankan.
Secara singkat, dalam kondisi jarak pandang dilaut terbatas, banyak
kejadian yang mungkin terjadi, dan kewaspadaan yang tinggi dari setiap
petugas jaga, sangat diperlukan. Yang jelas, dalam kondisi jarak pandang
terbatas disuatu wilayah, dimana kapal berlayar, tugas jaga laut berubah
menjadi tugas jaga seperti halnya kapal dalam keadaan olah gerak atau
manuver, baik untuk bagian dek maupun untuk bagian mesin.
Jika memang membahayakan, biasanya KKM akan berada dikamar
mesin, memimpin sendiri dalam penjagaan mesin.
20.6.2. Berlayar di Perairan Sempit
Di daerah perairan yang sempit, seperti diselat atau didekat pantai,
dimana banyak kapal lain yang juga berlayar disekitarnya, perlu
kewaspadaan tinggi dari petugas jaga di anjungan. Bahkan biasanya
nakhoda harus hadir dan memimpin sendiri pengoperasian kapalnya.
Sama halnya dengan kapal diperairan yang berkabut atau jarak pandang
terbatas, maka kapal harus disiagakan dalam kondisi sama dengan
mengolah gerak.
304
305
306
Jika kebocoran tidak bisa diatasi, harus segera dilaporkan ke KKM dan
Nakhoda untuk dilakukan tindakan-tindakan lain yang lebih efektif, atau
keputusan lain yang memungkinkan.
Jika semua usaha penyelamatan ternyata tidak berhasil, tindakan dan/atau
keputusan terakhir adalah meninggalkan kapal (abandon ship) yang akan
dikeluarkan oleh Nakhoda.
20.7.
Salah satu tugas yang harys dilaksanakan oleh petugas dinas jaga adalah
membuat laporan tertulis yang harus diisikan ke dalam buku-buku atau
formulir-formulir yang sudah disiapkan. Salah satu yang terpenting
adalah Buku Harian Kamar Mesin (dibagian Dek Buku Harian Kapal)
yang harus diisi dan ditandatangani oleh Perwira Dinas Jaga. Dikapal
buku ini dikenal dengan Loog book, dimana buku ini harus disyahkan dan
distempel oleh Pejabat Pelabuhan (Syahbandar atau Adminisrator
Pelabuhan) setempat, paling kurang satu bulan sekali, dimanapun kapal
ini berada. Sesuai ketentuan undang-undang, semua loog book harus dieksibitum atau disyahkan oleh Syahbandar dan disetempel.
Selain log book, laporan-laporan lain yang harus diisi oleh Perwira Dinas
Jaga adalah:
1. Abstract Log (Laporan bulanan) dan/atau laporan perjalanan (voyage
report) yang harus dilaporkan ke kantor pusat setiap bulan. Isinya
adalah kutipan dan ringkasan log book dan laporan-laporan lain yang
diperlukan perusahaan.
2. Laporan Tengah Hari (Noon Report), laporan yang harus dibua oleh
KKM setiap tengah hari (jam 12.00 siang) selama kapal berada dalam
pelayaran, yang isinya disamping posisi kapal, juga kecepatan,
putaran mesin, pemakaian bahan bakar dan air tawar, minyak
pelumas, stok pada saat tengah hari dan lain-lain.
3. Jam kerja mesin-mesin (Running Hours), baik mesin induk maupun
mesin-mesin lain. Laporan ini biasanya diisi oleh masing-masing
Perwira Mesin yang diserahi tugas perawatan mesin-mesin tertentu.
4. Sisa bahan bakar dikapal dan pemakaian bahan bakar (Fuel Used and
Remaining stock) yang biasanya diisi oleh Masnis II atau KKM,
setelah sesaat sebelumnya dilakukan pengecekan bahan bakar
disemua tangki-tangki simpan, termasuk tangki dasar, settling, tangki
harian dan lain-lain.
307
5. Pemakaian minyak lumas dan sisa / stok (Lub Oil Used and
Remaining Stock) yang diisi oleh Perwira Mesin yang bertugas untuk
itu setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan yang seksama setiap
harinya.
6. Pemakaian bahan-bahan lain seperti bahan kimia dan aditif (Chemcial
Used and Stock)
7. Pemakaian suku cadang (Spare part Used and Stock)
8. Pekerjaan perawatan dan perbaikan yang dilakukan, baik harian
maupun mingguan. Laporan ini akan dilaporkan setiap bulan ke
kantor pusat.
9. Laporan-laporan lain yang disyaratkan oleh kantor pusat, yang
biasanya bersifat jangka panjang, seperti rencana dok.
20.8.
Kesiapan fisik dan mental bagi mereka yang bertugas dinas jaga, juga
diatur dalam Aturan STCW 95 Bab VIII, yaitu:
1. Semua orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas jaga sebagai
perwira dinas jaga dan/atau sebagai rating yang ambil bagian dinas
jaga harus diberi waktu istirahat paling sedikit 10 jam setiap hari.
2. Jam-jam istirahat ini hanya boleh dibagi paling banyak menjadi dua
periode istirahat, yang salah satunya paling sedikit tidak kurang dari 6
jam.
3. Persyaratan untuk periode istirahat yang diuraikan diatas tidak harus
diikuti jika berada, atau terjadi kondisi-kondisi mendesak
4. Walaupun ada ketentuan tersebut diatas, metode minimum 10 jam
dapat dikurangi menjadi paling sedikit 6 jam berturut-turut, asalkan
pengurangan semacam itu tidak lebih dari 2 hari dan paling sedikit
harus ada 70 jam istirahat selama periode 7 hari.
308
belum pernah naik kapal, apalagi menjadi awak kapal. Yang jelas dan
perlu dipahami adalah, tugas-tugas jaga dikapal sangat berbeda dengan
apa yang biasa dilakukan dalam tugas-tugas didunia industri yang
lokasinya di darat.
Kapal mempunyai ciri yang sangat khas. Kecuali selalu berada diatas air
dan mengapung, pekerjaan dikapal tidak mengenal jam kerja yang tetap
seperti halnya didarat. Kapal harus beroperasi 24 jam sehari, dan tidak
boleh ada kelambatan. Sedikit kelambatan sangat mempengaruhi kinerja
atau performa kapal, termasuk para awak kapal yang mempunyai
tanggungjawab seperti petugas jaga.
Mudah-mudahan apa yang sudah disampaikan diatas dapat dipahami dan
bermanfaat bagi siswa SMK kapal niaga atau pelayaran, lebih-lebih bagi
mereka yang ingin berkarir dikapal.
BAB 21
MEMILIH BAHAN TEKNIK
21.1.
BAHAN TEKNIK
309
Dalam memilih besi atau baja siswa harus mengetahui campuran besi, zat
arang (karbon) dan unsur lainnya seperti fosfor, belerang dan sebagainya
dalam prosentase yang kecil sekali. Unsur paduan itu diberikan dengan
maksud memperbaiki atau memberi sifat baja yang sesuai dengan sifat
yang dikehendaki pada baja.
Berdasarkan banyaknya karbon yang dikandung besi/baja, dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Besi atau baja tempa yang mengandung berkisar antara 0,01 s/d 1,7 %
karbon.
2. Besi atau baja tuang yang mengandung berkisar antara 2,3 s/d 3,5 %
karbon, baja ini sangat tidak baik untuk ditempa.
3. Besi atau baja yang kadar karbonnya berkisar antara 1,8 s/d 2,2 %,
tidak dibuat karena pada prosentase tersebut sifatnya kurang baik.
21.3.
PEMILIHAN BAHAN
310
Baja yang mengandung karbon antara 0,70 s/d 1,5 %. Baja karbon ini
banyak digunakan untuk keperluan pembuatan alat-alat konstruksi
yang berhubungan dengan panas yang tinggi atau dalam
penggunaannya akan menerima dan mengalami panas, misalnya
landasan, palu, gergaji, pahat, kikir, mata bor, bantalan peluru, dan
sebagainya.
Berdasarkan penggunaan baja dapat diklasifikasikan dalam dua grup yaitu
baja konstruksi dan baja perkakas. Baja kontruksi termasuk kontruksi
bangunan dan kontruksi mesin. Baja kontruksi bangunan umumnya
mengandung karbon sampai 0,3 % dengan kekuatan tarik dan batas
regang rendah serta tidak dapat dikeraskan. Sedangkan baja mesin
umumnya memiliki kadar karbon berkisar 0,3 s/d 0,6 %, mempunyai
kekerasan yang lebih besar, kekuatan tarik dan batas regang agak tinggi
serta dapat dikeraskan.
Kedua grup baja di atas masih digolongkan lagi menjadi baja yang tidak
dipadu, baja paduan rendah dan baja paduan tinggi, yaitu :
1. Baja yang tidak dipadu mengandung 0,06 s/d 1,5 % karbon, dengan
sedikit mangan (Mn), silisium (Si), fosfor (P), dan belerang (S).
2. Baja paduan rendah mengandung 0,06 s/d 1,5 % karbon dengan
tambahan 5 % bahan paduan.
3. Baja paduan tinggi mengandung 0,03 s/d 2,2 % karbon dengan lebih
dari satu bahan paduan sebanyak 5 % atau lebih.
21.3.2. Baja Kontruksi
Baja kontruksi digunakan untuk keperluan kontruksi bangunan dan
pembuatan bagian-bagian mesin. Berdasarkan campuran dan proses
pembuatannya , baja kontruksi dibedakan menjadi :
1. Baja karbon biasa.
2. Baja kontruksi kualitas tinggi.
3. Baja spesial.
Adapun baja kontruksi dikelompokakan dalam tiga jenis terdiri dari :
21.3.2.1. Baja Kontruksi Umum.
Baja kontruksi umum terdiri atas jenis baja karbon dan baja kualitas
tinggi yang dipadu. Penggunaan baja ini didasarkan atas pertimbangan
tegangan tarik minimumnya yang cukup tinggi. Baja ini banyak
digunakan pada kontruksi bangunan gedung, jembatan, poros mesin dan
roda gigi.
Baja untuk kontruksi umum diperdagangkan dalam dua jenis kualitas
yang biasanya dibedakan dengan pemberian nomer kode 2 dan 3.
Contoh :
311
312
313
314
315
itulah besi tuang ini disebut black heart. Oleh karena strukturnya terdiri
atas temper karbon dan ferrite, maka menjadi lunak dan ulet. Besi
tuang tempa black heart sering digunakan dalam industri mobil karena
campuran antara sifat tuangan tahan getaran dan dapat dikerjakan
dengan mesin.
3. Besi tuang tempa white heart dibuat dari besi tuang putih yang
berkadar silisium rendah. Dalam proses pembuatannya besi tuang putih
ini dipanaskan hingga temperatur + 1000 C selama 100 jam dan
dihubungkan pada bahan oksidasi, seperti misalnya bijih besi merah
atau hemetit (Fe2O3). Selama proses pemanasan, karbon pada
permukaan tuangan dioksidasikan oleh bijih hematite dan akan hilang
sebagai gas karbon dioksi (CO2). Sesudah prose ini selesai pada bagian
yang tipis hanya akan mengandung ferrit dan pada bagian pecahan
akan memberikan warna besi putih yang disebut white heart. Proses
pembuatan besi tuang tempa white heart ini cocok untuk mengerjakan
bagian-bagian tipis yang dikehendaki keuletan tinggi.
4. Besi tuang keras dibuat dari besi kasar kelabu yang memiliki kadar
silisium yang tinggi antara 1,5 5,5 % dan kadar mangan yang rendah.
Besi tuang keras mempunyai lapisan luar yang tahan aus dan sangat
keras, tetapi bagian inti kurang keras dan kenyal. Pada proses
pembuatannya, benda tuang didinginkan secara cepat pada bagian
luarnya, sedangkan bagian intinya didinginkan secara perlahan-lahan.
Untuk memperoleh kecepatan pendinginan yang besar pada bagian
luar prose penuangan dilakukan dengan cara menuang ke dalam
cetakan yang terbuat dari logam seluruhnya.
5. Dengan cara pendinginan seperti ini benda tuang memperoleh lapisan
luar yang terdiri atas besi tuang putih dan bagian inti yang terdiri atas
baja tuang campuran sampai ferrit. Besi tuang keras banyak dipakai
untuk pembuatan rol pada mesin cetak, mesin gilingan padai, dan
mesin penggiling karet.
21.3.6. Baja Tuang
Baja tuang adalah baja yang dituang dalam bentuk tertentu, setelah
proses penungan selesai, benda tuang dipanasi hingga temperaturnya
antara 800 900 0 C kemudian didinginkan secara cepat pada temperatur
7000 C dan akhirnya didinginkan perlahan-lahan hingga diperoleh
struktur butiran yang halus. Baja tuang banyak digunakan untuk
pembuatan mesin-mesin yang besar, seperti rumah turbin, sudu-sudu
turbin, dan sebagai bagian-bagian motor bakar.
Kadar karbon dari baja tuang biasanya lebih rendah dari pada kadar
karbon dari besi tuang dan biasanya kurang dari 1,0 % C. sebagai unsure
tambahan selain karbon, baja tuang mengandung 0,20 0,70 % Si, 0,5
1,0 % Mn, fosfor dibawah 0,06 % dan belerang dibawah 0,06 %. Struktur
mikro baja tuang yang mempunyai kadar karbon kurang dari 0,8 % terdiri
atas ferrit dan perlit, kadar karbon yang lebih tinggi akan menambah
316
jumlah perlit. Apabila kadar karbon lebih besar dari 0,8 %, baja tuang ini
akan terdiri atas perlit dan sementit yang terpisah, kadar karbon yang
lebih tinggi akan menambah jumlah semenit.
Sifat-sifat yang khas dari baja tuang adalah kalu kandungan karbon
bertambah kekuatannya bertambah, sedangkan perpanjangannya
meningkat dan nilai tahan benturan berkurang, serta sukar di las.
Penambahan mangan akan memberikan kekuatan tarik yang lebih tinggi.
Penormalan akan memberikan butir-butir halus dan meningkatkan batas
regang dan kekuatan tariknya.
Perbaikan sifat-sifat baja tuang akan sangat nyata apabila kadar
karbonnya lebih tinggi. Apabila baja tuang ditemper pada suhu 6500 C
setelah dilunakkan, maka batas mulur dan kekuatan tariknya akan
menurun sedangkan perpanjangan dan pengecilan luasnya lebih baik.
21.4.
PEMBUATAN BAHAN
317
mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain
pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah,
sehingga muatannya dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi
kemacetan. Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud agar
muatannya tetap berada di bagian ini.
Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja
pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan
alat pengisi. Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu
kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang
sudah didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang sangat
rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan
membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses
dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan
terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas
dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat
dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi
sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang mungkin
mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu.
Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikutan dan unsur-unsur
lain.
21.4.1.1. Proses Dapur Tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat
karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat
asam pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi +18000 C dengan
udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi
tersebut.
Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses berlangsung maka diberi
batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam
apabila biji besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan
diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar
melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes ke
bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang
dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan.
Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya
dan baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi
kasar atau besi mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur
pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan yang
dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku.
Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk balokbalok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan
besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair
dipindahkan pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).
318
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau
sebagai bahan campuran semen.
Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum dituang
menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan,
perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan
susunannya seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair
dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi
kasar cair yang sama dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang
sedikit mengandung belerang di dalam bak pencampur tersebut
dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
319
itu baru zat arang yang terbakar. Pada saat udara mengalir melalui besi
kasar udara membakar zat arang dan campuran tambahan sehingga isi
dapr masih tetap dalam keadaan encer.
Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan terak
yang terjadi dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbo sebesar 0,0
sampai 1,7 %, maka pada waktu proses terlalu banyak yang hilang
terbakar, kekurangan itu harus ditambah dalam bentuk besi yang banyak
mengandung karbon.
Dengan jalan ini kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang
terbentuk dan mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang
mengandung mangan.
Udara masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk
mendapatkan campuran yang baik. Kemudian terak dibuang lagi dan
selanjutnya muatan dituangkan ke dalam panci penuang. Pada proses
Bessemer menggunakan besi kasar dengan kandungan fosfor dan
belerang yang rendah tetapi kandungan fosfor dan belerang masih tetap
agak tinggi karena dalam prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar
sama sekali.
Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak
digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses
asam karena muatannya bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat
asam. Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan
rusak akibat reaksi penggaraman.
21.4.2.2. Proses Thomas
Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah
proses basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk
mengolah besi kasar yang bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah
besi kasar putih yang banyak mengandung fosfor.
Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor Bessemer, hanya
saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat arangnya terbakar.
Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena besinya sendiri
akan terbakar. Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan
menganggap selesai prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap
tinggi.
Guna mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan
tambahan batu kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini
dapat dimanfaatkan menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama
pupuk fosfat. Hasil proses yang keluar dari konvertor Thomas disebut
baja Thomas yang biasa digunakan sebagai bahan konstruksi dan pelat
ketel.
21.4.2.3. Proses Martin
320
Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah
menggunakan dapur Siemens Martin yang sering disebut proses Martin.
Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan yang dicairkan dan
biasanya menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan udara.
Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur dengan besi
kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik
jika dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.
Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke
dalam ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan
dengan temperatur 600 sampai 9000 C. dengan demikian nyala apinya
mempunyai suhu yang tinggi, kira-kira 18000 C. gas pembakaran yang
bergerak ke luar masih memberikan panas kedalam ruang yang kedua,
dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan udara
pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian
dipanaskan dan didinginkan.
Bahan bakar yang digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang
digaskan (stookolie) dan juga gas generator. Pada pembakaran zat arang
terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas dan mengakibatkan cairannya
bergolak, dengan demikian akan terjadi hubungann yang erat antara api
dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur tinggi. Bahan tambahan
akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang menutup cairan
tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut.
Setelah proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan
memiringkan dapur tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil
akhir dari proses Martin disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik
karena komposisinya dapat diatur dan ditentukan dengan teliti pada
proses yang berlangsung agak lama.
Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa
tergantung dari besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak.
Proses Martin asam teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam
atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya dikatakan proses Martin
basa apabila muatannya bersifat basa dan mengandung fosfor yang tinggi.
321
tambahan baja bekas. Hasil akhir dari proses ini adalah baja oksi yang
bermutu sangat baik karena pengaruh buruk dari unsur udara tidak ada.
Oleh karena itu baja oksi baik sekali digunakan sebagai bahan pembuatan
konstruksi dan komponen-komponen mesin, seperti : poros, baut, pasak,
batang penggerak dan lain-lainnya.
21.4.2.5. Proses Hoecsch
Proses Hoecsch merupakan penyempurnaan dari proses Martin. Caranya
adalah setelah muatan di dalam dapur Siemens Martin mencair kemudian
langsung dikeluarkan dan dimasukkan dalam kuali yang terbuka untuk
membakar fosfor dan belerang.
Sementara pembakaran dilakukan dapur Siemens Martin dibersihkan dan
kemudian lantai dapur ditaburi dengan serbuk bijih besi (Fe2O3 atau
Fe3O4).
Setelah selesai mengadakan pembakaran fosfor, belerang dan besi cair
yang berada di dalam kuali tadi dimasukkan kembali ke dalam dapur
Siemens Martin untuk menyelesaikan pembakaran unsur-unsur lain yang
belum hilang, terutama zat arang. Setelah proses pembakaran zat arang
dianggap selesai, terak yang terjadi dikeluarkan selanjutnya baja cair
ditampung dalam panci penuangan untuk dituang atau dicetak menjadi
balok tuangan.
21.4.2.6. Proses Bertrand Thield
Proses ini menggunakan dua buah dapur Siemens Martin. Pada dapur
yang pertama dilakukan pemijaran dan pembakaran untuk memisahkan
fosfor sedangkan dalam dapur kedua diisi dengan besi cair hasil dari
dapur yang pertama setelah teraknya dikeluarkan. Proses di dalam dapur
yang kedua tersebut juga diberi tambahan bijih besi yang baru.
21.4.2.7. Proses Dupleks
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan zat arang terlebih dahulu
yang berada konvertor-konvertor dan memurnikannya di dalam dapur
Siemens Martin. Proses Dupleks terutama dilakukan oleh pabrik-pabrik
baja yang berada di dekat perusahaan dapur tinggi. Setelah proses di
dalam dapur tinggi (setelah teraknya dihilangkan) cairan besi kasar itu
dimasukkan kedalam konvertor (Bessemer atau Thomas) dan dicampur
dengan batu kapur serta baja bekas dalam jumlah yang dikehendaki.
Pengembusan udara di dalam konvertor dilakukan sampai kandungan
fosfor menjadi rendah kira-kira 1 sampai 1,5 %, ditambah dengan kokas
yang telah digiling selanjutnya memindahkan isinya ke dalam dapur
Siemens Martin.
21.4.2.8. Proses Thalbot
Proses Thalbot dilakukan dengan menggunakan dapur Siemens Martin
yang dapat diputar-putar dan dijungkitkan. Setelah pemijaran didalam
322
Logam mempunyai beberapa sifat antara lain: sifat mekanis, sifat fisika,
sifat kimia dan sifat pengerjaan. Sifat mekanis adalah kemampuan suatu
logam untuk menahan beban yang diberikan pada logam tersebut.
Pembebanan yang diberikan dapat berupa pembebanan statis (besar dan
arahnya tetap), ataupun pembebanan dinamis (besar dan arahnya
berubah). Yang termasuk sifat mekanis pada logam, antara lain: kekuatan
bahan (strength), kekerasan elastisitas, kekakuan, plastisitas, kelelahan
bahan, sifat fisika, sifat kimia, dan sifat pengerjaan.
Para siswa diharapkan dapat menghitung kebutuhan bahan teknik sesuai
sifat logam dan pemanfaatannya dengan memperhatikan kriteria sebagai
berikut;
1. Keterandalan dari semua komponen.
2. Mampu tukar
3. Kegagalan bahan
4. Keamanan bahan
5. Nilai estetika
6. Mampu daur ulang
7. Mampu las
8. Perakitan
9. Lingkungan (temperatur, udara dan cairan)
323
21.6.
MELAKUKAN PENGUJIAN
324
BAB 22
MENGGAMBAR TEKNIK
22.1.
325
326
2.
3.
4.
Pena penggaris
5.
6.
7.
8.
9.
22.1.4. Pensil
Dalam menggambar teknik, pensil gambar masih sangat memegang
peranan, ada beberapa macam merk pensil yang terdapat di pasaran, yang
mempunyai tingkat kekerasan berbeda-beda. Tingkat kekerasan ini dibagi
menjadi 3 golongan dengan lambang hurup B (lunak), F/HB (sedang)
dan H (keras), lihat Tabel .dibawah ini
Tabel 18. Standar Kekerasan Pensil
Keras
Sedang
Lunak
4H
3H
2B
5H
2H
3B
6H
4B
7H
5B
8H
HB
6B
9H
7B
22.1.5. Rapido
Sejenis pensil yang berisi tinta cina. Kertas gambar yang menggunakan
pensil rapido khusus, yaitu kertas kalkir. Ukuran ujung rapido dapat
dikenali dari warna ujung tutup pensil tersebut.
Tabel 19. Warna dan Ukuran Pensil
Warna
327
Ungu
0.13
Merah
0.18
Putih
0.25
Kuning
0.35
Coklat Tua
0.5
Biru
0.7
Kuning Tua
1.0
Hijau
1.4
Abu-abu
2.0
Rapido harus dirawat secara baik, bila telah selesai digunakan bersihkan
dengan air biasa, jangan menggunakan minyak atau air panas.
22.1.6. Penghapus
Digunakan untuk menghilangkan garis pada gambar akibat goresan pensil
maupun tinta yang tidak perlu atau terjadi kesalahan penggambaran pada
kertas. Ada 3 macam penghapus yaitu penghapus karet (ruby erasen),
penghapus karet balok (artgun) dan mesin penghapus secara elektrik.
22.1.7. Kertas
Ada beberapa macam jenis kertas gambar yang sering dipakai, seperti
kertas gambar putih (untuk gambar yang menggunakan pensil), kertas
kalkir (untuk gambar yang menggunakan tinta/rapido), kertas film dan
lain-lain. Kertas gambar tersebut juga mempunyai ukuran yang telah
distandarkan, lihat Tabel di bawah ini.
Tabel 20. Ukuran Kertas Gambar
Tipe
A0
841 x 1189
A1
594 x 841
A2
420 x 594
A3
297 x 420
A4
218 x 297
328
22.2.
A5
148 x 210
A6
105 x 148
Bentuk
Penggunaan
Garis gambar dan tepi
Tebal
Garis
Tipis
Garis
khayal
yang
terjadi
perpotongan yang dibulatkan
Garis ukur,
penunjuk.
garis
bantu
dan
dari
garis
Garis arsir
Garis batas yang diputar tempat
Garis dasar ulir
Garis batas gambar yang berdampingan
dengan garis batas mula, sebelum diberi
Garis Bebas
Tipis
Garis Gores
329
Garis
Garis sumbu
Bertitik
Lingkaran jarak
Garis simetris
Gambar benda yang tidak pada tempatnya
Gambar benda yang terletak didepan
bidang potong
Kedudukan bagian benda yang dapat
dicapai
Garis
Bidang potong
Bertitik yang
dipertebal pada
ujungnya dan
pada perubahan
arah
Garis bertitik
tebal
330
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXY
Tipe B tegak (1/10 h)
Contoh :
1234567890
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Tipe B miring (1/10 h)
Contoh :
1234567890
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Standar ukuran huruf dan angka diambil sebagai dasar ukuran huruf besar
dengan ketinggian h (2.5, 3.5, 5, 7, 10, 14, 20 mm) tergantung
perbandingan ukuran gambar teknik yang dibuat.
22.2.2.2. Arsir
Dipergunakan untuk membedakan gambar potongan dari gambar
pandangan dengan jenis garis tipis, dengan miring 45 terhadap garis
sumbu atau garis gambar. Jarak garis arsir disesuiakan dengan besarnya
gambar. Tidak boleh terlalu jarang atau rapat dan harus sama besar untuk
mendapatkan gambar yang baik dan rapi. Jarak arsir harus lebar bila
bidang yang diarsir besar, rapat bila bidang gambar kecil. Agar gambar
kerja jelas, arsiran dari bagian yang berdampingan harus dibedakan
sudutnya. Untuk gambar pandangan tidak boleh di arsir.
22.2.3. Kolom Bagan Gambar
Menunjukan suatu daftar bagian ruang gambar yang ditempatkan pada
sudut kanan bawah dari gambar kerja. Untuk kolom bagian gambar
dengan daftara perincian khusus untuk gambar kerja yang mempunyai
komponen kontruksi atas mesin, contoh dapat dilihat Gambar 22.1.
22.3.
331
Garis ukur diusahakan horizontal pada bagian bawah garis gambar benda
kerja.
22.4.
BAB 23
332
333
matahari langsung, karena pada suhu yang lebih tinggi, pembusukan akan
berjalan lebih cepat.
23.1.1 Penanganan Cepat
Agar hasil tangkapan atau ikan tidak cepat busuk atau berkurang nilai
ekonomisnya, maka harus dilakukan penanganan komoditi secepat
mungkin. Cara penanganan yang cepat dapat dilakukan seperti di bawah
ini :
1. Jangan meletakkan ikan segar/baru di atas ikan yang lebih tua usia
tangkapnya karena sementara menanti menunggu saat penyiangan,
tanganilah dahulu ikan yang lebih dahulu tertangkap.
2. Jangan menginjak ikan atau menyentuhnya dengan kaki karena ikan
akan rusak dan prose pembusukan akan cepat terjadi.
3. Siangi dan simpanlah ikan kecil sebelum ikan yang besar, sebab ikan
yang berukuran kecil lebih cepat membusuk.
4. Sedapat mungkin siangilah ikan selagi hidup, dagingnya akan
kelihatan lebih putih (karena hatinya terus memompakan darah ke
luar selama penyiangan hidup-hidup).
5. Ikan besar yang telah disiangi, cucilah dengan tangan terutama pada
bagian perutnya (terutama bagi ikan-ikan besar, ikan tuna misalnya).
6. Ikan-ikan kecil dapat dicuci dalam keranjang terbuka atau dalam
tangki dengan air mengalir.Tiriskan ikan setelah pencucian, tidak
boleh tertinggal air kotor di antara ikan.
7. Penyiangan dan pencucian menjadi sangat lebih penting apabila kita
menyimpan ikan tanpa menggunakan es.
8. Segera setelah dek atau geladak bersih dari ikan, dek harus dicuci
bersih, siap untuk menantikan naiknya tangkapan berikut.
23.1.2 Penyortiran
Sebelum jaring diangkat ke atas dek, semua peralatan yang nantinya
bersentuhan dengan ikan hendaknya dicuci bersih terlebih dahulu.
Setelah ikan sampai di dek, bersihkan segala kotoran yang ikut terjaring
(yang besar-besar), agar meminimalkan kontak fisik dengan kotoran yang
dapat membuat proses pembusukan.
Kemudian, cuci ikannya dengan cara menyemprotkan air laut sampai
segala kotoran yang kecil seperti lumpur, rumput laut dan binatangbinatang yang tidak dimanfaatkan, terpisah dari ikan.
23.1.2.1 Teknik Penyortiran
Ada beberapa teknik penyortiran yang sering digunkan antara lain :
334
1.
2.
3.
23.1.2.2 Penyiangan
Sedangkan penyiangan ikan antara lain ditentukan dari ukuran badannya.
Ikan-ikan kecil seperti lemuru atau kembung, tentu saja tidak perlu
disiangi sebab mudah rusak.
Lain halnya dengan ikan kakap, yang kulitnya (terutama dinding perut)
relatif lebih kuat. Penyiangan bermanfaat uuntuk mempertahankan mutu
ikan adalah dengan mengenyahkan sumber pembusukannya yang
merupakan sumber alami bakteri. Sumber alami bakteri terdapat pada :
1.
335
336
337
338
Segala peralatan, papan-papan, dan rak dalam palka harus bersih sebelum
ikan disusun. Sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya harus dibuang
habis, oleh karena es sisa itu banyak sekali mengandung bakteri
pembusuk. Ikan yang dihimpun dalam es kotor akan membusuk lebih
cepat dari pada ikan yang disimpan dalam es bersih.
5. Perlakuan dalam palka
Perlakuan yang utama adalah bahwa setibanya ikan dalam palka, harus
cepat-cepat didinginkan dan suhu dipelihara pada 0C hingga ia
dilabuhkan. Juga penting untuk mencegah tumpukan ikan dari penularan
pada bagian-bagian yang kotor dan mencegah rusaknya ikan akibat
himpitan dan gencetan.
23.2.4 Cara Menyimpan Ikan
Tahapan cara menyimpan ikan yang baik sebagai berikut ini :
23.2.4.1. Cara Penimbunan Ikan
1. Papan alas/dasar bak ikan harus dilapisi dengan es kira-kira setebal 15
cm, tebalnya alas es tergantung dari keadaan insulasi lantai, usianya
dan lamanya perjalanan. Sebaiknya ada ruang udara beberapa inci
antara dasar papan-papan bak dan lantai palka.
2. Kalau dasar bak terbuat dari logam, atau lantai palka tidak diinsulasi,
maka tebalnya alas es harus ditambah. Kalau tidak ada es tersisa antar
lapisan ikan dengan dasar bak waktu muatan dibongkar, berarti tidak
cukup tebalnya alas tersebut, sehingga ikan jadi panas dan mungkin
membusuk.
3. Lapisan pertama ikan harus disusun ke atas alas es tadi, di atasnya
ditaburi lagi es, untuk mengisi kekosongan antara ikan-ikan, yang
ideal adalah bahwa setiap ikan harus diselubungi oleh es.
4. Pada sisi ke arah dinding palka harus diisi banyak es terutama kalau
palka kapal itu tidak diinsulasi.
5. Pada penambahan susunan lapisan ikan selanjutnya, setiap lapisan
ikan harus ditutup oleh hancuran es, hingga himpunan itu berada
beberapa sentimeter dari atas.
6. Selapis 5 hingga 7 cm es harus ditaburkan dipuncak ikan dan es,
barulah dipasang papan-papan untuk rak berikutnya.
7. Himpunan tidak boleh disusun terlalu tinggi, artinya jangan sampai
papan-papan rak di atasnya didukung oleh himpunan ikan di
bawahnya.
8. Rak kedua dipersiapkan dengan menaruh alas es setebal 5 atau 7 cm,
barulah disusun lapisan-lapisan ikan dan es, lapisan teratas ditutupi
lagi dengan es tebal.
339
340
itu lima kali lebih cepat pada 100C dibandingkan dengan pada suhu es
meleleh (00 C).
2. Susunan ikan tidak boleh terlalu tinggi sehingga ikan pada dasar peti
bakal tergencet,dan peti harus cukup panjang agar ikan besar tidak
membengkok dalam peti.
3. Peti-peti yang terletak pada dasar susunan harus ditaruh di atas balok
ganjal agar ia berjarak dari lantai palka,dan ruangan-ruangan udara
antara balok-balok ganjal diisi dengan es.
Dalam menggunakan peti dan menyusunnya diperhatikan pokok-pokok
berikut :
1.
2.
Peti tidak boleh terlalu besar/ berat agar dapat ditangani oleh 1 atau 2
orang saja baik di laut maupun di darat.
3.
Isi peti dan tanggal harus dicatat pada tiap peti pada saat
penyusunan,dan diatur pembongkarannya agar urut usia isi peti.
4.
5.
Peti harus terbuat dari material yang mudah dibersihkan dan tidak
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dan tidak merusak
terhadap ikan. Peti harus kokoh agar tahan handling di kapal,dan
cocok diperlakukan dengan alat-alat mekanis untuk pembongkaran
dan handling di pangkalan, oleh karena satu dari keunggulan
pemetian di laut adalah bahwa ikan dapat dibongkar dan ditranspor
di darat dalam peti yang sama, yang berarti menghindari praktek
biasa yaitu pemindahan ikan dari 1 peti ke peti lainnya.
6.
7.
23.3.
341
23.3.1. Pendinginan
Banyak cara untuk menurunkan suhu ikan segar. Cara paling sederhana
adalah menutupi ikan dengan terpal atau karung basah (dengan
menguapnya air pada terpal, suhu ikan akan turun). Cara lain yaitu,
pengesan (dalam keranjang berlapis daun pisang segar atau dalam cool
box), perendaman dengan air atau air laut yang didinginkan (iced sea
water atau refrigerated sea water = RSW) atau penyimpanan dalam
kamar dingin (cool room).
Dalam penanganan ikan segar, dikenal satu istilah penting yang disebut
rantai dingin = (cool chain), yaitu sejak ikan tertangkap sampai
pengolahan lebih lanjut atau dimasak didapur, hendaknya tetap berada
atau disimpan dalam suhu mendekati 00C, yang penting selama ikan
belum dijual atau diolah lebih lanjut, harus selalu berada di kotak
pendingin dengan persediaan es yang cukup.
342
343
Pencucian sebaik-baiknya
2.
344
3.
4.
Penggunaan es yang mengandung zat-zat anti bakteri, dan bermacammacam pemakaian zat kimia.
2.
Pemisahan antara daging otot pada dan cairan jaringan. Cairan ini
dikenal sebagai drip yang merembes keluar kalau daging ikan
ditekan dengan jari artinya tidak dapat diserap kembali oleh daging.
3.
345
2. Tahap kedua
Tahap penahanan panas, artinya pengenyahan panas dari ikan
berlangsung lambat dan sukar, berhubung bagian terbesar dari air ikan
harus dirubah menjadi kristal es (air pada tubuh ikan meliputi 60 80%
dari berat tubuhnya). Hal ini berlangsung pada wilayah suhu antara 10
sampai 60 C.
3. Tahap ketiga
Pembekuan selanjutnya atas air ikan yang tersisa, mencapai suhu operasi
yang ditentukan sebelumnya, yang sama dengan suhu operasi
penyimpanan beku, misalnya 300 C. Penurunan dari 6 oC ke bawah
mencapai 180 C atau lebih rendah berlangsung relatif cepat.
Disarankan agar produk ikan beku disimpan pada suhu yang tepat sesuai
menurut jenis, tipe produk dan lamanya waktu penyimpanan yang
diinginkan. Bagi produk ikan beku yang akan digunakan sebagai bahan
mentah bagi pengolahan selanjutnya, dianjurkan menyimpan dalam
gudang beku pada 180 C atau lebih rendah.
Sebagai pedoman umum dapat dikemukakan bahwa daya awet dalam
gudang beku setiap jenis ikan dan tipe produk olahannya, akan sangat
tergantung pada tingkat suhu penyimpanan, semakin rendah suhu simpan
maka semakin panjang daya awetnya. Perlu diingatkan bahwa laju
penurunan mutu adalah fungsi dari suhu simpan dan waktu simpan.
Sebagai contoh, ikan cakalang beku masih tetap berkondisi baik selama 5
bulan pada 200C tetapi berkondisi baik mencapai 9 bulan pada 300C.
temperatur penyimpanan 200C bagi ikan kurus (yang berkadar lemak
rendah hanya beberapa persen) dan 300C bagi ikan berlemak (seperti
kembung, lemuru, dan lain-lain). Bagi ikan kurus yang akan disimpan
lebih setahun, dianjurkan menyimpannya pada suhu 300C. Suhu
penyimpanan beku bagi produk tuna yang akan dimanfaatkan untuk
sashimi, dianjurkan pada suhu
-500C hingga 600C.
Suhu
Pada 300C daya awet lebih panjang dari pada 200C.
penyimpanan, disamping harus serendah mungkin, harus pula seragam
dan konstan. Artinya, suhu rendah itu harus merata dan seragam pada
setiap titik dalam ruangan gudang beku dan harus konstan atau sedikit
saja berfluktuasi selama proses penyimpanan beku (disarankan fluktuasi
suhu itu tidak lebih dari + 20 C).
Penyeragaman dan pemerataan suhu rendah dalam gudang beku agak
sukar diciptakan, upaya ini tergantung pada cara penyusunan produk
beku, sistem pengaturan suhu rendah, cara pengoperasian gudang beku,
dan lain-lain. Yang harus diusahakan adalah kondisi ideal yakni suhu
rendah sama pada setiap titik dalam gudang beku, misalnya 300 C.
Jadi kesimpulannya, kemunduran mutu atau pembusukan ikan adalah
proses alamiah yang berlangsung setelah ikan mati, tetapi dengan cara
perlakuan atau penanganan (handling) yang baik, proses-proses tersebut
346
2.
3.
Kalau tidak cukup es ditaruh pada sisi-sisi dinding palka, panas dari
luar palka dapat mempengaruhi bagian-bagian terluar dari lapisanlapisan ikan, teristimewa kalau palka tidak di-insulasi. Insulasi yang
baik antara lapisan penutup (lining) palka dan dinding (kulit) kapal
merupakan jaminan yang baik terhadap distribusi es yang tidak
merata, penerobosan panas ke dalam dari air laut yang panas di luar,
dapat mengakibatkan pamakaian sejumlah es yang ekonomis.
4.
Kalau bagian atas susunan rak tidak ditutupi dengan lapisan es yang
tebal, maka lapisan ikan teratas akan menjadi panas akibat panas
yang meresap dari geladak.
5.
Ikan-ikan yang berada dalam peti yang disusun terlalu dekat kepada
tanktop atau lapisan penutup palka tanpa perlindungan es yang cukup
atau tanpa insulasi, maka isi peti akan menjadi panas dan segera
membusuk.
347
BAB 24
MERAWAT ALAT PENANGKAP IKAN
Ada berbagai macam jenis alat untuk menangkap ikan yang biasa
digunakan, antara lain :
348
349
350
351
352
EB(%)
TB TT
X100%
TB
Dimana :
EB = Extra buoyancy
TB = Total Daya apung
TT = Total Daya tenggelam
3. Pelampung (buoy)
Pelampung merupakan alat untuk mengapungkan seluruh jaring ditambah
dengan kelebihan daya apung (extra buoyancy), sehingga alat ini tetap
mampu mengapung walaupun di dalamnya ada ikan hasil tangkapan.
Bahan yang dipergunakan sebagai pelampung biasanya memiliki berat
jenis (bj) yang lebih kecil dibandingkan dengan bj air laut, selain itu
bahan tersebut tidak menyerap air. Pada umumnya pelampung purse
seine dibuat dari bahan plastik yang keras.
Ukuran pelampung disesuaikan dengan bentuk dan daya apung benda
tersebut, pelampung yang biasanya digunakan pada alat tangkap ini
berbentuk oval. Sedangkan jumlah pelampung tergantung dari extra
buoyancy yang diinginkan. Pelampung biasanya dipasang pada tali
pelampung (buoy line) yang besar ukuranya sama dengan tali ris atas
yang berbeda hanya arah pintalan tali tersebut.
4. Pemberat (Sinker)
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu
dioperasikan, semakin berat pemberat maka jaring utama akan semakin
cepat tenggelamnya. Tetapi
daya tenggelam ini tidak sampai
menenggelamkan pelampung jaring, sehingga pelampung jaring harus
memiliki extra buoyancy yang besar.
Pemberat dibuat dari benda yang berat jenisnya (bj) lebih besar dari bj air
laut, sehingga benda ini tenggelam di dalam air laut. Bahan yang biasa
dipergunakan adalah timah, bila menggunakan pemberat lain harus
dipergunakan bahan yang tidak mudah berkarat.
5. Tali Ris
Tali ris atas dan tali pelampung harus berbeda arah pintalanya,
maksudnya supaya jaring tetap lurus, demikian juga antara tali pemberat
dan tali ris bawah. Selain itu untuk memperkuat tali ris atas dengan tali
pelampung dan jaring serta untuk memperkuat tali ris bawah, tali
pemberat dan jaring ditambah dengan tali pengguat. Bahan tali ris ini
353
354
355
memakai tali ris samping dalam jaring digambar sesuai panjang tali
ris samping
c) Data yang diperlukan dicantumkan langsung pada gambar atau dibuat
tabel sendiri.
d) Data yang dicantumkan langsung antara lain :
Hangging ratio
356
357
358
359
Tali ris bawah trawl biasanya terbuat dari kawat baja yang dibalut dengan
benang. Pada tali ris bawah ini dipasangi pemberat yang terbuat dari
rantai. Jumlah dan ukurannya tergantung dari besarnya alat tangkap.
Kadang kala pada bagian bawah ini dipasangi bobin (gelondong yang
terbuat dai besi atau karet). Ris bawah ini biasa disebut dengan ground
ropeatau foot rope
3. Tali Penarik (Warp)
Tali penarik yang biasa disebut dengan warp adalah tali yang
menghubungkan antara jaring dan kapal. Panjang warp biasanya berkisar
antara 3 6 kali kedalaman perairan. Biasanya terbuat dari kawat baja
dengan diameter > 14 mm.
4. Net Pendant (Bridle Line)
Net pendant adalah tali yang menghubungkan antara jaring dengan Tali
penghubung (joining wire), terbuat dari kawat baja dengan diameter 12
mm, panjangnya lebih kurang 25 m. Pada double rig trawl net pendant
langsung dihubungkan ke otter board.
5. Tali Penghubung (Joining Wire)
Tali penghubung biasa digunakan pada stern trawl. Tali penghubung ini
biasanya terbuat dari kawat baja dengan diameter > 14 mm, panjangnya
lebih kurang 25 m. Fungsi ini adalah untuk menghubungkan net pendant
dan otter pendant.
6. Otter Pendant
Otter pendant adalah tali baja yang menghubungkan antara otter board
dan joining wire, diameternya lebih kurang 12 mm, panjangnya lebih
kurang 3 m.
7. Ottrer Board
Otter board adalah papan/lembaran baja yang berfungsi untuk membuka
mulut jaring ke arah samping, cara kerja otter board seperti layanglayang. Besar kecilnya otter board tergantung dari besarnya jaring. Besar
pembukaan kesamping tergantung dari tali goci yang terdapat pada otter
board.
8. Alat Pemisah Ikan (BED)
Alat pemisah ikan biasanya terbuat dari kerangka baja berbentuk oval
pada bagian tenggahnya dipasangi jeruji, maksudnya ikan yang besar
tidak dapat menembus jeruji dan dapat meloloskan dari pintu bagian atas.
360
361
362
363
364
365
366
L I
X100%
L
Dimana :
S
= Shrinkage
20%
100 I
X100%
100 I
20 = 100 I
Jadi panjang tali ris 100 20 = 80
24.1.6.7. Daya Apung
Daya apung adalah kemampuan suatu benda untuk terapung di air,
dengan demikian Bj pelampung harus lebih kecil dari Bj air laut (Bj air
367
laut lebih kurang 1025g). adapun rumus daya apung sebagai berikut : B =
V(1-C)
Dimana :
B
= Daya pung
=W:C
Contoh perhitungan
Sebuah pelampung plastik memiliki berat di udara 40 gram dengan berat
jenis (Bj) = 0,30, hitunglah daya apung pelampung plastik tersebut.
Jawab :
B = V(1-C) V = W: C
B =(W:C) x (1-C)
B = (W:C) x (1-C)
= (40 : 0,30) x (1-0,30)
= 133,3 x (1 0,30) = 93,3 gram
daya apung pelampung= 93,3 gram
24.1.6.8. Daya Tenggelam
Daya tengelam adalah kemampuan suatu benda untuk tengelam si dalam
air, dengan demikian Bj pelampung harus lebih besar dari Bj air laut (Bj
air laut lebih kurang 1025g). adapun rumus daya tenggelam sebagai
berikut :
T = V(C - 1)
Dimana :
T
= Daya tenggelam
=W:C
Contoh perhitungan
Sebuah pemberat yang terbuat dari timah memiliki berat di udara 20 gram
dengan berat jenis (Bj) = 11,30,
hitunglah daya tengelam pemberat tersebut .
Jawab:
T = V(C - 1) V = W: C
T =(W:C) x (C - 1)
368
T = (W:C) x (C - 1)
= (20 : 11,30) x (11,30 - 1)
= 1,77 x (10,30) = 18,23
daya tengelam pemberat = 18,23 gram
24.1.6.9. Kelebihan Daya Apung (Extra Buoyancy)
Kelebihan daya apung atau biasa disebut dengan extra buoyancy adalah
selisih antara daya apung dengan daya tengelam. Extra buoyancy gillnet
tergantung : bahan pembuatnya, bentuk gillnet, penempatan gillnet di
dalam air pada saat alat tangkap dioperasikan
Gillnet permukaan biasanya memiliki extra buoyancy antara 30% s/d
40%, untuk gillnet pertenggahan dengan extra buoyancy sama dengan
nol, dan gillnet dasar memiliki extra buoyancy negatif (Daya apung lebih
kecil dari daya tengelam). Rumus extra buoyancy adalah sebagai berikut :
EB(%)
TB TT
X100%
TB
Dimana :
EB = Extra buoyancy
TB = Total Daya apung
TT = Total Daya tenggelam
Contoh perhitungan
Sebuah Jaring gillnet akan dibuat dari selembar jaring nylon memiliki
berat di udara 10 kg , Bj = 1,14. Pelampung yang dipergunakan adalah
plastik dengan berat di udara setiap pelampungnya adalah 40 gram
dengan berat jenis 0,30. Bila gillnet tersebut merupakan gillnet
permukaan dengan extra buoyancy 20%, dan pemberat yang digunakan
terbuat dari timah yang setiap buahnya memiliki berat di udara 40 gram
dengan berat jenis (Bj) = 11,30 dengan jumlah pemberat 50 buah. Tali ris
atas menggunakan tali Polyethylene (PE) dengan berat diudara 3 kg,
sedangkan tali ris bawah menggunakan bahan yang sama tetapi lebih
kecil dengan berat diudara 1,5 kg, Bj PE = 0,96.
Hitunglah berapa Total daya apung dan jumlah pelampung yang yang
harus dipasang?
Jawab :
1. Nylon
Daya tenggelam T = V(C - 1)
V = W: C
T =(W:C) x (C - 1)
369
V = W: C
T =(W:C) x (C - 1)
B =(W:C) x (1 - C)
TB TT
X100%
TB
TB 2,8
X100%
TB
20 TB = 100 TB - 280
80 TB = 280
TB = 280 : 80 = 3,5 kg = 3500 gr
Jadi total daya apung = 3500 gr
5. Jumlah pelampung yang dibutuhkan adalah :
B = V(1-C)
V = W: C
B =(W:C) x (1-C)
B= (W:C) x (1-C)
3500= (W : 0,30) x (1 0,30)
3500= W/0,30 x 0,70
3500= 0,70W/0,30
W
= 1500 gram
370
371
372
Arah
Pemotongan
A r a h Y a rn
P e m o t o n g a n N ( N o rm a l)
a d a la h t e g a k lu r u s d e n g a n
a r a h p e n ju r a ia n ja rin g
Arah
Pemotongan
Arah Yarn
Pemotongan T (Transversal)
adalah sejajar dengan
arah penjuraian jaring
P e m o to n g a n B (B a r)
a d a la h m ir in g t e r h a d a p
a r a h p e n ju r a ia n ja r in g
Pe
A
m rah
ot
on
ga
n
A ra h Y a rn
373
BAB 25
MENERAPKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN BERBAGAI
ALAT TANGKAP
25.1.
Jaring cincin atau biasa disebut dengan purse seine adalah alat tangkap
yang dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis yang bergerombol
seperti : kembung, lemuru, layang, tongkol, cakalang, dan lain
sebagainya.
Pada dasarnya pukat cincin dibuat dari beberapa lembar jaring yang
berbentuk segi empat atau hampir, yang gunanya untuk menggurung
gerombolan ikan kemudian tali kerut (purse line) di bagian bawah jaring
ditak sehingga jaring itu menyerupai kantong yang besar dan ditarik ke
atas kapal pada salah satu sisinya atau kedua sisinya sehingga kantong
semakin mengecil dan ikan dapat dipindahkan ke atas dek.
Jaring merupakan dinding yang tidak dapat ditembus oleh ikan, sehingga
ikan terkurung di dalam kantong (bunt) purse seine. Alat tangkap ini
merupakan alat tangkap yang selektif, yaitu dengan mengatur ukuran
mata jaring (mesh size) sehingga ikan-ikan yang kecil dapat meloloskan
diri.
Purse seine dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Purse seine dengan kantong (bunt) di tenggah .
Pada purse seine kantong di tenggah biasanya penarikan jaring dilakukan
dari ke dua ujungnya, purse seine ini biasanya ditarik dengan tenaga
manusia.
2. Purse seine dengan kantong di pinggir.
Purse Seine kantongnya di pingging biasanya ditarik dengan mesin
penarik (power block) yang digerakan dengan hidrolik. Pengoperasian
purse seine dapat dilakukan dengan satu buah dan dua buah kapal, hal ini
tergantung dari ukuran kapal, ukuran jaring, dan jenis hasil tangkapan.
Pukat cincin atau lazim disebut dengan purse seine adalah alat
penangkap ikan yang terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi empat
pada bagian atas dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang
pemberat dan tali kerut (purse line) yang berguna untuk menyatukan
bagian bawah jaring sehingga ikan tidak dapat meloloskan diri dari bawah
(vertikal) dan samping (horizontal), biasanya besar mata jaring
disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Ukuran benang dan
mata jaring tiap-tiap bagian biasanya tidak sama. Disebut dengan pukat
cincin sebab pada jaring bagian bawah dipasangi cincin (ring) yang
berguna untuk memasang tali kerut (purse line) atau biasa juga disebut
juga tali kolor.
374
375
376
pula, sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan purse seine lebih dari
empat kali.
25.1.1.3 Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Daerah penangkapan atau lazim disebut fishing ground adalah suatu
daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang
mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian
purse seine yaitu :
1. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
2. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol
3. Perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring
Operasi penangkapan yang membutuhkan rumpon sebagai alat bantu
menangkap ikan, maka kapal penangkap tersebut setelah sampai daerah
penangkapan yang diinginkan maka rumpon diturunnkan ke dalam
perairan dan diberi pelampung tanda kemudian ditinggalkan, biasanya
nelayan membawa lebih dari satu rumpon.
Tetapi ada pula rumpon tidak ditinggalkan, setelah kapal lego jangkar
(menurunkan jangkar) rumpon diturunkan ke dalam air kemudian
diikatkan satu buah di haluan di haluan dan satu buah di buritan kapal.
Lampu penerangan (listrik atau minyak tanah) dinyalakan di sekeliling
kapal sehingga kapal tersebut sanggat terang, maksudnya supaya ikan
bergerombol di sekitar kapal.
Penggunaan Sonar untuk mencari gerombolan ikan pada kapal penangkap
sanggat diperlukan tetapi cara mencari gerombolan ikan dapat dilihat
dengan memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :
1. Burung menyambar-nyambar ke permukaan air laut
2. Ikan-ikan yang melompat-lompat
3. Di permukaan laut terliahat ada buih-buih atau percikan air laut
4. Adanya riak-riak di permukaan
5. Warna air laut yang lebih gelap dari warna laut sekitarnya
25.1.1.4 Penurunan Alat Tangkap (Setting)
Ikan-ikan akan bergerombol di sekitar rumpon yang diberi penerangan
telah terlihat padat maka operasi penangkapan dapat dilaksanakan.
Pertama adalah melepas rumpon dari haluan kapal, rumpon yang di
buritan dinaikan ke atas kapal. Rumpon yang dilepas dan diberi tanda
serta penerangan, kemudian kapal hibob jangkar (menaikan jangkar)
menjauhi rumpon sampai dengan jarak yang optimum untuk melingkari
gerombolan ikan di sekitar rumpon.
Operasi penangkapan dengan purse seine perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
377
1.
Arah angin
Yaitu jaring harus di atas, maksudnya jaring berada dimana arah angin
datang sedangkan kapal penangkap berada setelah alat tangkap. Sehingga
kapal tidak akan masuk ke dalam lingkaran purse seine,sebab kapal lebih
cepat terbawa angin dibandingkan dengan alat tangkap.
378
379
JARING PAYANG
Kapal yang digunakan jaring payang adalah jenis perahu compreng yang
terbuat dari kayu. Konstruksi bangunan dan tata letak ruangan perahu
tidak secara khusus seperti jenis perahu lainnya, yang ada hanyalah
ruangan sekat-sekat yang berada dibawah dek. Dimensi perahu, panjang
(L) 10,2 m, lebar (B) 2.75 , dalam (D) 1.0 m. Tenaga penggerak motor
diesel tempel (out boat) dengan kekuatan 15 HP. Kapal tidak dilengkapi
dengan alat bantu penangkapan (mekanik).
Perlengkapan alat
penanganan hasil berupa drum plastik atau keranjang plastik. Jumlah
anak buah kapal sebanyak 8 - 10 orang.
25.2.1. Daerah Penangkapan
Daerah penangkapan ikan jaring payang merupakan peraiaran pantai
dengan kedalaman anatara 30 80 m dan dioprasikan pada perairan
permukaan (pelagis).
25.2.2. Musim Penangkapan
Musim penangkapan ikan jaring payang dapat dioperasikan sepanjang
tahun dan pada puncaknya sekitar bulan Agustus hingga Oktober.
Trip operasi penangkapan ikan dilakukan setiap hari, berangkat dari
pangkalan pukul 03.00 pagi dan kembali pada pukul 06.00 pagi.
380
381
Pukat ikan adalah nama lain dari pukat harimau atau biasa disebut dengan
trawl. Alat tangkap ini sebenarnya telah dilarang dioperasikan di perairan
Indonesia yaitu sejak tanggal 1 Juli 1980 yaitu melalui Keputusan
Presiden Nomor 39, karena diduga dapat merusak lingkungan dan
sumberdaya ikan karena diduga dapat mengguras sumberdaya ikan dan
sering menjadikan ketegangan antar nelayan.
Hal ini menyebabkan produksi udang di Indonesia semakin menurun,
sehingga pemerintah berusaha mencari penganti trawl , yang hasilnya
tidak diperoleh alat tangkap penganti yang memiliki kemampuan seperti
trawl
Akhirnya pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 85 Tahun 1982
mengizinkan pukat udang (double rig shrimp net) dan pukat ikan (fish
net) yang merupakan modifikasi dari trawl dasar. Kedua alat ini prinsip
pengoperasiannnya sama dengan trawl.
382
383
384
385
tersebut. Towing pada kapal stern trawl dan double rig trawl pada
prinsipnya sama.
25.3.2.6. Penaikan Alat Tangkap (Hauling)
Hauling adalah menaikan alat tangklap ke atas dek kapal, hal ini
dilakukan setelah towing dianggap cukup. Adapun urut-urutan hauling
sebagai berikut :
1. Trawl winch dihidupkan kemudian kuncinya dilepas dan warp mulai
ditarik sampai dengan otter board . kemudian lazy line yaitu tali yang
menghubungkan antara kantong jaring dan net pendant, maksudnya
agar hanya kantongnya saja yang ditarik keatas dek kapal, sedangkan
badan jaring tetap di dalam air. Hal ini diperlukan untuk mempercepat
waktu hauling.
2. Setelah otter board naik ke atas dek, biasanya diikatkan pada tiang
buritan (gallow). Kemudian lazy line ditarik dengan menggunakan
penggulung (capstand) sampai dengan seluruh kantong jaring naik ke
atas dek.
3. Kantong digantungkan pada boom belakang dan dibuka tali pengikat
kantongnya, sehinnga ikan-ikan hasil tangkapan tercurah di dek
belakang.
4. Setelah isi kantong dikeluarkan semua, kemudian kantong diikat
kembali dan siap untuk dilaksanakan setting.
5. Ikan hasil tangkapan dipilih (sortir) sesua jenis dan ukuran ikan ,
kemudian dicuci dan disimpam ke dalam palkah. Maka selesailah
operasi penangkapan, dan dapat operasi penangkapan dapat
dilanjutkan kembali.
Pada operasi penangkapan dengan kapal double rig traw pada dasarnya
sama dengan stern trawl tetapi pada kapal double rig trawl yang dinaikan
dua jaring yaitu jaring kiri dan kanan secara bersamaan. Hasil tangkapan
yang diperoleh biasanya ikan-ikan dasar (kakap, kerapu, kurisi, udang dan
lain sebagainya).
25.4.
Jaring insang atau lazim disebut dengan gillnet adalah alat penangkap
ikan yang terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi empat pada bagian
atas dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat, biasanya
besar mata jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap.
Disebut dengan jaring insang sebab ikan yang tertangkap biasanya terjerat
pada tutup insangnya, walaupun tidak selalu demikian.
Gillnet berbentuk empat persegi panjang yang menyerupai net pada
permainan bulu tangkis. Jaring ini pada bagian atas dipasang pelampung
dan bagian bawah dipasang pemberat. Jaring insang yang biasa disebut
dengan gillnet biasanya dipasang secara pasif menunggu ikan yang
menabraknya. Jaring insang merupakan alat tangkap yang selektif,
386
maksudnya jika diameter tubuh ikan lebih kecil dari ukuran mata jaring
maka akan lolos dan yang ukuranya sama atau lebih besar akan
tertangkap. Hal ini akan sangat bermanfaat dalam pengaturan populasi
ikan di suatu perairan, misalnya dengan membatasi ukuran mata jaring
(mesh size) sehingga ikan-ikan yang masih kecil dapat meloloskan diri.
Gillnet dioperasikan secara vertikal dengan memotong alur gerakan
renang ikan. Pada umumnya alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap
ikan-ikan yang memiliki ukuran badan yang seragam seperti tongkol,
cakalang, kembung, layang, bawal, kakap, dan lain sebagainya, ikan-ikan
ini terjerat pada insangnya. Namun demikian kenyataanya ikan yang
sangat besar seperti hiu, tuna, marlin dan lain sebagainya tertangkap
disebabkan ikan-ikan ini terpuntal oleh gillnet, bahkan kepiting dan
udangpun tertangkap juga oleh alat tangkap ini.
387
25.4.1. Klasifikasi
Pengklasifikasian jaring gillnet dibagi berdasarkan :
25.4.1.1. Berdasarkan Bentuk Jaring dan Waktu Dioperasikan
1. Gillnet mendatar
2. Gillnet lingkar (encircling gillnet)
25.4.1.2. Berdasarkan Jumlah Lembar Jaring
1. Gillnet tunggal atau biasa disebut gillnet saja yaitu gillnet yang dibuat
dari satu lapis jaring, digunakan untuk menangkap ikan dasar atau
permukaan
2. Gillnet dua lapis (lapdu) yaitu gillnet yang dibuat dari dua
jaring, digunakan untuk menangkap induk udang
lapis
3. Gillnet tiga lapis atau disebut dengan jaring tiga lapis (jatilap) umum
juga disebut dengan trammelnet yaitu gillnet yang dibuat dari tiga
lapis jaring, digunakan untuk menangkap udang
25.4.2. Pengoperasian Alat Tangkap Gillnet
Sebelum mengoperasikan gillnet, maka persiapan sangat perlu dilakukan
sebelum memulai pengoperasian
hal tersebut bermanfaat untuk
meminimalkan ganngguan dan bahaya didalam pengoperasian. Persiapan
yang dilakukan adalah
25.4.2.1. Persiapan
Peralatan harus dipersiapkan secara cermat sebelum operasi
penangkapamn dimulai, adapun persiapan tersebut yaitu : jaring disusun
di atas geladak (dek) kapal dengan memisahkan antara pelampung dan
pemberat, pada ujung depan jaring dipasang tali selambar dan
dihubungkan dengan pelampung tanda. Biasanya pelampung ini
ukurannya relatif lebih besar, kadang kala diberi bendera.
Penyusunan jaring insang di atas kapal disesuaikan dengan bentuk atau
tipe kapal yang dipergunakan, adapun penyusunan diatas kapal biasanya
diletakan pada buritan, samping kiri , dan samping kanan.
25.4.2.2. Daerah Penangkapan
Daerah penangkapan (fishing ground) adalah suatu daerah dimana ikan
dapat ditangkap dengan alat tangkap dengan hasil yang mengguntungkan.
Adapun syarat daerah penangkapan yaitu :
1. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
2. Bukan alur pelayaran umum
3. Dasar perairan tidak berkarang (untuk gillnet dasar)
4. Arusnya tidak terlalu kuat (kurang dari 4 knot)
388
389
LONG LINE
Rawai tuna tuna long line adalah alat tangkap yang berupa rangkaian tali
dan pancing yang dipergunakan untuk menangkap ikan tuna yang hidup
di lautan. Alat tangkap tuna long line adalah alat tangkap yang efektif
untuk menangkap ikan yang hidup sendiri (soliter) yang melakukan
perpindahan (migrasi) dari lautan yang satu ke lautan yang lain.
Tuna long line adalah alat tangkap dari golongan line fishing, terutama
ditujukan untuk ikan yang besar. Tuna yang menjadi tujuan penangkapan
berada pada kedalaman yang dalam dan mempunyai daerah penyebaran
yang sanggat luas.
Produksi ikan tuna sebagian besar dihasilkan oleh long line yaitu lebih
kurang 40%, dan selebihnya dihasilkan oleh purse seine, trolling (pancing
tunda) , gillnet dan alat tangkap lainnya.
Alat tangkap tuna long line adalah alat tangkap yang selektif artinya
hanya ikan yang memiliki ukuran mulut tertentu yang dapat tertangkap.
390
391
25.5.2.1. Persiapan
Persiapan operasi penangkapan dimulai sejak masih di pelabuhan, adapun
persiapan yang harus dilakukan antara lain adalah :
1. Bahan bakar
2. Minyak pelumas
3. Umpan segar
4. Bahan makanan
5. Penerangan
6. Peralatan navigasi (peta laut, kompas, teropong, satelit navisasi/gps)
7. Persiapan motor motor (motor induk dan motor bantu)
8. Menyusun alat tangkap dan memeriksa kelengkapannya
25.5.2.2. Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Daerah penangkapan atau lazim disebut fishing ground adalah suatu
daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang
mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian tuna
long line yaitu :
1. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
2. Terdapat ikan tuna
3. Alat tangkap dapat dengan mudah dioperasikan
4. Lokasinya secara ekonomis mengguntungkan
Daerah penangkapan ikan tuna biasanya berada pada perairan dalam
(samudera). Ikan tuna menyebar secara vertikal maupun horizontal.
Penyebaran horizontal adalah penyebaran menurut letak geografis
samudera, penyebaran vertikal atau penyebaran menurun kedalaman
perairan.
Penyebaran secara horizontal perlu diketahui untuk menentukan daerah
penangkapan, sedangkan penyebaran secara vertikal diperlukan untuk
mengetahui lapisan renang ikan, hal ini perlu untuk menentukan
kedalaman mata pancing. Secara vertikal tuna menyebar sampai dengan
ratusan meter di bawah laut .
Daerah penyebaran tuna di perairan Indonesia secara horizontal yaitu di
Samudera Hindia sebelah Barat Pulau Sumatera, Selatan Pulau Jawa, Laut
Timor, Laut Sulawesi, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut
Arafura.Penyebaran secara vertikal tuna di perairan trapis sangat
dipengaruhi oleh lapisan termoklin, lapisan termoklin yang mengalami
perubahan suhu sanggat besar.
392
Inggris
Indonesia
Bluefin tuna
Southern bluefin
tuna
Thunnus allalunga
Albacore
Albakora
Thunnus obesus
Bigeye tuna
Mata besar
Thunnus albacares
Yellowfin tuna
Madidihang
Thunnus tonggol
Northernbluefin
tuna
Thunnus atlanticus
Blackfin tuna
393
Katsuwonus pelamis
skipjack
Tetrapturus angustirostris
Shorbil spearfis
Istiophorus orientalis
sailfish
Layaran
Tetrapturus audax
Striped marlin
Setuhuk loreng
Macaira nigricans
Blue marlin
Setuhuk biru
Macaira indica
Black marlin
Setuhuk putih
Cakalang
-
394
dipasang pada celah tutup insang, mata, mulut, sirip pungung pertama,
badan, ekor ataupun bagian lainnya.
25.5.2.5. Penurunan Alat Tangkap (Setting)
Penurunan atau penglepasan alat tangkap biasa disebut dengan setting
dilakukan di buritan kapal yaitu dilakukan pada waktu sebelum matahari
tenggelam ataupun sebelum matahari terbit.
Beberapa hal yang harus
yaitu:
395
long line yang baik, serta sumberdaya manusia yang menguasi ilmu dan
teknologi penangkapan ikan tuna.
396