You are on page 1of 4

Aplikasi Destilasi Fraksinasi

Oleh : Devi Kurniawati (14/365709/PA16143)


Dalam Bidang Industri
1. Industri Minyak Bumi
Destilasi Fraksinasi Minyak Bumi
Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk
memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik
didihnya, yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Proses destilasi minyak bumi
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom
fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam
furnace (tanur) sampai dengan suhu 350C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian
flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom
fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu
pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Perbedaan
titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut
akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada
dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada
tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya
masing-masing. Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian
dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung
dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai,
karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah).
Fraksi Minyak Bumi
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai
trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding
lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon
maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam
rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar
maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan
sederhana sebagai berikut:

1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
5. Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300C
6. Residu
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300C
2. Pembuatan Gas Mulia
Proses Destilasi Bertingkat Udara Cair
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan
xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh
sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen
dengan proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan
sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur
dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas
argon (-189,4C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8C).
Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara
katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air
yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara
destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon
yang mempunyai titik didih rendah (-245,9C) akan terkumpul dalam kubah
kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).

Gas kripton (Tb = -153,2C) dan xenon (Tb = -108C) mempunyai titik
didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam
kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu
sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya
terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari
peluruhan radio aktif atom radium.
Bidang Farmasi
Pada bidang farmasi, destilasi fraksinasi dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan oksigen dan nitrogen dari udara bebas dan untuk pemekatan
alkohol
1. Proses Pengolahan Nitrogen dan Oksigen dari Udara bebas
Pada pabrik pengolahan oksigen dan nitrogen dengan bahan baku daru
udara. Udara kita ketahui terdiri dari 78% nitrogen dan 21% oksigen.
sedangkan sisanya adalah gas-gas mulia seperti argon 0,93%, karbondioksida
0,03% dan berbagai gas lain dalam jumlah yang sangat kecil.
Pemisahan Oksigen dengan nitrogen diudara dapat dilakukan dengan
proses destilasi bertingkat udara cair. Nitrogen yang mempunyai titik didih yang
lebih rendah (-195,8 C) mendidih lebih dahulu dari pada oksigen yang
mempunyai titik didih -183 C. proses pencairan udara dilakukan sebagai berikut
:

Pertama-tama udara kering difilter untuk dibersihkan dari debu. kemudian


udara bersih itu dikompresikan dengan kompresor. Pemadatan udara ini
menyebabkan suhu udara meningkat kemudian udara yang telah
dikompresikan ini didinginkan pada menara pendingin pada tahap ini air dan
karbon dioksida sudah beku dan dapat dipisahkan. Setelah melalui menara
pendingin udara kemudian diekspansikan kepipa yang lebih besar sehingga
suhu akan semakin turun dan sebagian udara akan mencair, sedangkan udara

yang belum cair disirkulasikan lagi ke kompresor. udara yang sudah cair
kemudian dialirkan ke kolom destilasi untuk dipisahkan antara oksigen dan
nitrogen.

1. Pemurnian atau Pemekatan Alkohol


Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar
alkohol, beer perlu didistilasi. Maksud dan proses distilasi adalah untuk
memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan
cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan
yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada
100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77 oC. perbedaan dalam titik didih
inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika larutan
campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol
menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka
konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari
pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian
dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa
diulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu
fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan suatu
campuran dengan titik didih yang sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika
larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam
kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi ini, alcohol tidak
bias lebih pekat dari 96%

You might also like