You are on page 1of 30

Gagal Ginjal Kronik

Shamrotul Fuadiyah (01210-6275)


Vivi Novita (01210-6294)

deinition
Azotemia: elevated blood urea nitrogen (BUN >28mg/dl)
and creatinine (Cr>1.5mg/dl)
Uremia : azotemia with symptoms or signs of renal
failure
End Stage Renal Disease (ESRD): uremia requiring
transplantation or dialysis
Chronic Renal Failure (CRF): irreversible kidney
dysfunction with azotemia >3 months
Creatinine Clearance (CCr) : the rate of filtration of
creatinine by the kidney (GFR marker)
Glomerular Filtration Rate (GFR) : the total rate of
filtration of blood by the kidney

.PROGRESSIF
.TERUS MENERUS
.IRREVERSIBEL
.GAGAL GINJAL TERMINAL

STAGES OF CKD
NORMAL

INCREASED RISK

COMPLICATIONS

CKD
DEATH

DAMAGE

LOW GFR

RENAL FAILURE

Kriteria Penyakit Ginjal Kronik


1. Kerusakan ginjal yg terjadi > 3 bulan, berupa kelainan struktural atau
fungsional, dgn atau tanpa penurunan GFR (Glomerulus Filtrat Rate),
dengan manifestasi:
-. Kelainan patologis
-. Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah
atau urin, atau kelainan dalam imaging test

2. GFR < dari 60 ml/menit/1,73 m2, selama 3 bulan, dengan atau tanpa
kerusakan ginjal
GFR=

(140-umur) x BB
72 X kreatinin serum/plasma (mg/dl)

Perempuan (x 0,85)

Klasifikasi penyakit ginjal kronik:


Klasifikasi penyakit ginjal kronik atas dasar derajat penyakit
derajat

penjelasan

GFR (ml/menit/1.73m2)

Kerusakan ginjal + GFR


N/Naik

>=90

Kerusakan ginjal+GFR
ringan

60-89

Kerusakan ginjall+GFR
sedang

30-59

Kerusakan ginjal+GFR
berat

15-29

Gagal ginjal

<15 atau dialisis

Etiologi penyakit ginjal kronik


Penyebab gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di Indonesia th. 2000
Penyebab

Insiden

Glomerulonefritis

46,39%

DM

18,65%

Obstruksi dan Infeksi

12,85%

Hipertensi

8,46%

Sebab lain

13,65%

Gambaran Klinis
Sesuai penyakit yg mendasarinya : DM, ISK, Batu
traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemia, LES
Sindrom uremia : lemah, letargi. Anoreksia, mual
muntah, nokturia, volume overload, neuropati perifer,
pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang, koma
Gejala komplikasinya : hipertensi, anemia, osteodistrofi
renal, payah jantung, asidosis metabolik. Gangguan
keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, khlorida)

Cara Diagnosis

PP
Gambaran Laboratorium
Sesuai penyakit yg mendasarinya
Penurunan fungsi ginjal: ureum dan kreatinin serum dan GFR
Kelainan biokimiawi darah: hb, asam urat, hiper atau hipokalemia, hipernatremia,
hiper atau hiper khloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik
Kelainan urinalisis : proteiuria, hematuria, leukosuria, cast, isostenuria
Gambaran Radiologis
Foto polos abdomen: batu radio-opak
Pielografi antegrad atau retrograd, renografi digunakan sesuai indikasi
USG ginjal : ukuran ginjal yg mengecil, korteks menipis, hidronefrosis, batu ginjal,
kista, massa, kalsifikasi
Biopsi dan Px. Histopatologi Ginjal
Digunakan pada pasien dengan ukuran ginjal ygmasih mendekati normal, dimana
dignosis secara noninvasif tidak bisa ditegakkan
Indikasi kontra bila ukuran ginjal sudah mengecil, ginjal polikistik, hipertensi tak
terkendali, infeksi perinefrik. Gangguan pembekuan darah, gagal nafas obesitas

Rencana tata laksana

Rencana tata laksana penyakit ginjal kronik sesuai dengan derajatnya

derajat

GFR (ml/menit/1.73m2)

Rencana tata laksana

>=90

Terapi penyakit dasar,


kondisi komorbid, evaluasi
pemburukan (progression)
fungsi ginjal, memperkecil
resiko kardiovascular

60-89

menghambat pemburukan
(progression) fungsi ginjal

30-59

Evaluasi dan terapi


komplikasi

15-29

Persiapan untuk terapi


pengganti ginjal

<15 atau dialisis

Terapi pengganti ginjal

Jenis tata laksana

Terapi penyakit dasar

Sebelum ada penurunan GFR, sehingga tdk


terjadi perburukan fungsi ginjal
Klw GFR sudah turun sampai 20-30% dari
normal, terapi ini sudah tdk banyak bermanfaat

Pencegahan dan terapi thd kondisi komorbid

Mencatat dan memerhatikan penurunan GFR


dan faktor-faktor yang dpt memperburuk pasien
spt: ggn keseimbangan cairan, ISK, obat
nefrotoksik, hipertensi tak terkontrol, obstruksi
trakts urinarius, bahan radiokontras

Menghambat perburukan fungsi ginjal


-penyebab utama perburukan fungsi ginjal
adalah hiperfiltrasi glomerulus, jd untuk
mengurangi hiperfiltrasi glomerulus dengan:

1. Pembatasan asupan protein


Pembatasan asupan protein berkaitan dgn
pembatasan aspan fosfat, karena protein dan
fosfat selalu berasal dari sumber yg sama.
Pembatasan fosfat perlu untuk mencegah
hiperfosfatemia
2.Terapi farmakologis
Pemakaian antihipertensi untuk mengurangi
hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi
glomerulus. Cth. ACE-I

Pencegahan dan terapi terhadap penyakit


kardiovascular

Pengendalian diabetes, hipertensi, dislipidemia,


anemia, hiperfosfatemia, dan terapi thd
kelebihan cairan dan gangguan kesimbangan
elektrolit

Komplikasi dan Penanganan

Komplikasi penyakit ginjal kronik


derajat

GFR (ml/menit/1.73m2)

komplikasi

>=90

60-89

Tekanan darah mulai naik

30-59

Hiperfosfatemia
Hipokalcemia
Anemia
Hiperparatiroid
Hipertensi

15-29

Malnutrisi
Asidosis metabolik
Hiperkalemia
Dislipidemia

<15 atau dialisis

Gagal jantung
ureima

Pembatasan asupan protein dan fosfat pada


penyakit ginjal kronik
GFR
Ml/menit

Asupan protein
g/kg/hari

Fosfat
g/kg/hari

>60

Tidak dianjurkan

Tidak dibatasi

25-60

0,6-0,8/kg/hari
Termasuk >= 0,35 gr/kg/hari
nilai biologi tinggi

<= 10 g

5-25

0,6-0,8/kg/hari
Termasuk >= 0,35 gr/kghari
nilai biologi tinggi ATAU
tambahan o,3 g asam amino
esensial atau asam keton

<= 10 g

<60
(sindrom nefrotik)

0,8/kg/hari (+1 gr protein/ g


proteinuria atau 0,3 g/kg
tambahan asam amino
esensial atau asam keton

<= 9 g

ANEMIA

* Disebabkan karena defisiensi eritropoitin, defisiensi besi, kehilangan


darah (hematuria), masa hidup eritrosit yg pendek karena hemolisis,
defisiensi asam folat, penekanan sumsum tulang oleh substansi
uremik,inflamasi.
* Evaluasi dilakukan ketika kadar hb <10gr% atau Ht<30% meliputi
evaluasi mengenai status besi (kadar besi serum, kapasitas ikat besi
total, cari sumber perdarahan,morfologi eritrosit, hemolisis.
* Beri EPO (eritropoitin)
* Saat memberi transfusi darah harus cermat, supya tidak
mengakibatkan kelebihan cairan tubuh, hiperkalemia, dan penurunan
fungsi ginjal.
Sasaran hb: 11-12 g/dl.

OSTEODISTROFI
RENAL
HIPERFOSFATEMIA

Tata laksananya dengan mengatasi hiperfosfatemia dan pemebiran


hormon kalsitriol, yaitu:
1. Pembatasan asupan fosfat,
Fosfat banyak pada daging, susu, telor. Diabtasi 600-800 mg/hari.
2. Pemberian pengikat fosfat
Garam kalsium (kalsium karbonat, kalcium acetat), alumunium
hidroksida, garam magnesium (oral) untuk menghambat absorbsi fosfat
dari makanan
3. Beri bahan kalsium memetik (sevelamaer hidrokhlorida) untuk
menghambat reseptor Ca ada kelenjar paratiroid
4. Dalisis

PEMBERIAN
KALSITRIOL

Untuk mengatasi osteoditrofi renal


Dapat meningkatkan absorbsi fosfat dan kalsium di saluran cerna
sehingga dapat mengakibatkan kalsifikasi metastatik (penumpukan
garam calcium carbonate di jaringan)
Juga bisa menyebabkan penekanan berlebihan pada kel.paratiroid
Oleh karena itu, pemakaiannya dibatasi pada pasien dgn kadar
fosfat darah normal dan kadar hormon paratiroid >2.5 x normal

PEMBATASAN
CAIRAN DAN
ELEKTROLIT

Pembatasan asupan air dilakukan untuk mencegah edem dan


komplikasi kardiovaskular
Air yg masuk dalam tubuh dibuat seimbang dengan air yg keluar,
baik melalui urin atau insensible water loss, dengan asumsi bahwa
air yg keluar melalui insensible water loss antara 500-800 ml/hari
(sesuai dengan luar permukaan tubuh), maka air yg masuk
dianjurkan 500-800 ml + jumlah urin
Untuk elektrolit awasi kalium dan natrium
Hiperkalemia dapat menyebabkan aritmia jantung fatal
Kadar kalium darah dianjurkan 3,5-5,5mEq/lt
Pembatasan natrium untuk mengendalikan hipertensi dan edema

TERAPI
PENGGANTI
GINJAL

Dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu GFR <15


ml/menit/2.73 m2
Berupa: hemodialisis, peritoneal dialisis, transplantasi ginjal

ASIDOSIS
RINGAN : kreatinin s/d 4 mg/dl
SEDANG : kreatinin 4 12 mg/dl( bic.nat >12 meq/l
BERAT : kreatinin >12 mg/dl (bic.nat < 12 meq/l

Dosis bic nat :0,3 x BB(kg)x(def. H3CO3 pl)x0,084

HIPERKALEMI
RINGAN : kalium 5,5 6,5 meq/l
SEDANG : kalium 6,5 7,5 meq/l
BERAT : kalium >7,5 meq/l
RINGAN DAN SEDANG :
diet dan ion exchange resin

BERAT : gluk kalsikus 0,5 mg/kgBB dlm lar.10%IV


glukose 25 50 gr dlm lar.hipertonik + RI 10-20u

Hiperkaliemi :
- Gluconas kalsikus
- Na bikarbonat - 25 meq iv
- Kalitake
- D5% insulin 5% +10 u actrapid 25 gr 10 u
D40% II actrapid 8 u
Hipokaliemi : - R.sol + KCL 25 meq

3.5 K x 40% x BB
Asidosis metab : 25 HCO3 x BB
3
Overhidrasi : diuretika
B.C

OVER HIDRASI
Segera O2 masker dan setengah duduk
Berikan diuretika furosemid 40-80 mg iv s/d 250 mg
Beri morfin k/p 2,5 mg/iv
K/p flebotomi 500 cc
Terapi definitif dialisis

PERDARAHAN
CENDERUNG GGK
TROMBOSITOPATI
MANIFESTASI PERDRHAN TGI

TERAPI :DIALISIS

KEJANG UREMI
PENYEBAB :HIPONATREMI
HIPOKALSEMI
ENSEFALOPATI

TERAPI : SIMPTOMATIS VALIUM 5 10 mg


- FENOBARBITAL
30 50 mg IV
koreksi penyebab
dialisis

Penatalaksanaan CKD
Ditujukan untuk mengurangi gejala klinik , mencegah komplikasi ,
mencegah progresifitas CKD, mempersiapkan initiasi dialisis

Uremia
: diit protein 0,8 0,6 gr / kg bb / hari
Hiperkalemia
: diit rendah kalium ; 60 80 meq/hari
Asidosis metabolik : diit rendah protein / fosfat; HCO3
Stop rokok
Kontrol lipid ( preparat statin )
HbA1C < 7 %
Hipertensi
Anemia
Osteodistrofi renal
Komplikasi kardiovaskuler

Mencegah Progresifitas :
1. Kontrol gula
2. Kontrol tensi
3. Proteinuri ACE
lemak
rendah protein
6. Koreksi anemi
7. Hidrasi
8. Kontras radiografi
9. Anti mikroba selektif :
- Aminoglikosid
- Amfoterisin
- NSAID 10 x II Inhibitor

INDIKASI DIALISIS
AKUT : - AZOTEMIA BERAT
- HIPERKALEMI BERAT
- ASIDOSIS
- OVERHIDRASI

KRONIS : KREATININ >/= 10 mg/dl


UREUM >/= 150 mg/dl

HD syarat :
- tak ada ggn koagulasi
- Na 130
- Alb 3
- Hemodinamik baik
PD - Operasi baru
- Asses sulit
- Gemuk

KOMPLIKASI HEMODIALISIS
PROSEDUR HD
- RUPTUR DIALIZER
- CLOTTED DIALIZER
- EMBOLI UDARA
- HARD WATER SYNDROME (Ca tinggi)
FAKTOR PENDERITA;
- DDS (Dialysis dysequilibrium Syndrome)
- HIPOTENSI
- NYERI DADA , KEJANG
- MUAL-MUNTAH , GATAL-GATAL
- DEMAM DAN MENGGIGIL
- FIRST USED SYNDROME

You might also like