You are on page 1of 56

MAKALAH CASE

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK TUTORIAL c-3
Kamila Hanifa Khairunnisa
Sarah Zafirah Fadillah
Angghiya Difadya Putra
Lis Prapikasari
Dhea Andhira Prilialoka
Muhammad Afif
Shibghy Syahida
Abigale Christopher
Othe Ahmad Syarifudin
Salsabila Pratiwi
Geulissa Addini Abidin

121.0211.
013
121.0211.
077
121.0211.
098
121.0211.
121
121.0211.
130
121.0211.
136
121.0211.
139
121.0211.
149
121.0211.
156
121.0211.
173
121.0211.
194

FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2015/20
16

KATA
PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pemeriksaan Forensik Korban Mati ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada dr. Prita Savitri selaku Dosen Tutorial yang telah
memberikan

tugas

ini

kepada

kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Jakarta, 15 Oktober 2015

Tutorial C - 3

KASUS 7
DENPASAR Angeline, bocah berusia delapan tahun siswi SD Sanur 12
yang sebelumnya hilang misterius, akhirnya ditmeukan. Tapi tragisnya,
Angeline tewas

dikubur

di

sekitar rumahnya, di Jalan Sedap Malam,

Denpasar, Bali, siang ini.


Bocah

manis

terbungkus

yang

kain

hilang

terkubur

sejak

16

Mei

2015

itu

jasadnya

di belakang rumahnya, Rabu (10/6/2015).

Polisi berhasil menemukan jasad Angeline setelah menggali gundukan


tanah di dekat pohon pisang.
Kapolda Bali Irjen Pol
jalannya evakuasi jasad

Ronny

Sompie,

memantau

langsung

Angeline yang sudah mengeluarkan bau


menyengat itu.
Tadi sekitar pukul 11.30 WITA, jasadnya ditemukan setelah anggota
kami mencurigai ada
gundukan tanah, terus dilakukan penggalian, tegas Ronny di lokasi
ibu angkat Angeline.
Setelah hampir dua jam proses evakuasi, selanjutnya jasad Angeline
dibawa ke RSUD Sanglah untuk proses autopsi.
Temuan jasad Angeline membuat gempar warga sekitar yang mendatangi
lokasi. Begitu juga para guru dan teman-teman Angeline yang tak kuasa
menahan tangis, ketika tubuh gadis cilik itu dimasukkan kantung mayat si
mobil jenazah.(raw)
(http://news.okezone.com/read/2015/06/10/34
0/1163150/)
DENPASAR Setelah melakukan autopsi selama kurang lebih 1,5 jam,
Kepala bagian SMF Kedokteran Forensik mengumumkan hasil autopsi
terhadap jenazah Angeline (8) yang ditemukan meninggal di belakang
kediaman ibu angkatnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar pada Rabu
(10/6/2015).

KASUS 7
Dari hasil autopsi, dikeahui jenazah meninggal sejak
3 minggu lalu.
Dari tubuh jenazah ditemukan luka-luka kekerasan berupa memar pad
wajah, leher, dan anggota gerak atas dan bawah.
Di punggung kanan jenazah ditemukan luka sundutan rokok, terang
dr. Ida Bagus Putu
Alit. Selain itu, ditemukan juga luka lilitan dari tali plastik
sebanyak 4 lilitan.

(http://bali.tribunnews.com/2015/06/10/inilah-hasil-autopsi-penyebabkematian-angeline)
DENPASAR,

SB

Kisah

kematian

tragis

Angeline

(8)

dengan

ditemukannya bekas tanda kekerasan pada tubuhnya, Kepala Bagian


Forensik Rumah Sakit Sanglah, dr. Ida Bags Putu Alit mengungkapkan
siswi kelas II SD Sanur ini meninggal sejak pekan lalu dan ditemukan
bekas kekerasan pada jasad korban pada wajah, leher, dan bagian
anggota tubuh lainnya, selain itu tubuh Angeline ditemukan dalam
keadaan tanpa busana.
Dia juga menambahkan ada bekas lilitan lastik pada lehernya. Ada empat
lilitan di lehernya, penyebab kematian Angelina adalah akibat benda
tumpul yang menghantam kepalanya, paparnya di RS Sanglah Denpasar.
Lanjut

dari

keterangan

pembunuh

Angeline,

Agustinus

Tai,

yang

mengungkapkan, ibu angkat Angeline meminta dirinya bungkam perihal


pembunuhan Angeline, hal ini terungkap setelah keterangan tambahan
Agus kepada penyidik di daerah Bali.
Jikapun kasus ini terungkap, dari Haposan melanjutkan, Margeret meminta
Agus untuk mengakui pembunuhan dan memperkosa Angeline.
Untuk kasus pembunuhan ini dipaksa untuk mengakui pemerkosaan dan
pembunuhan, dan
Agus dijanjikan
ungkapnya.

200

juta,

Tapi, menurut Haposan, Agus membantah untuk menerima uang, dan


Margeret langsung menganca akan membunuh Agus jika tidak mau
menerima uang sebesar 200 juta tersebut.
Bukan sebesar Rp 2 milyar tetapi Rp 200 juta, kalau tidak mau, aka
dia akan berakhir di
Bali,
ungkapnya.
Haposan juga menambhkan Andika Andoko tidak ikut mengancamnya,
Andika adalah orang yang membawa Agus ke rumah Margaret pada 23
April 2015 sebagai pembantu. Agus hanya mengaku diancap oleh orang
yang tidak dikenal. Kini polisi masih menyelidiki Agus sebagai tersangka
pembunuh Angeline dengan tuduhan memperkosa dan membunuh.

Dari

penjelasan

langsung

merespon

ini

pencacara

Margaret,

Hotman

Sitompul

dan membantah pernyataan Agus, menurut Hotma,

Margaret bukan pembunuh Angeline.


(http://sosialberita.net/2015/06/19/kronologi-kematian-bocahangeline-yang-mati- mengenaskan-di-sanur-bali/6573)

Thanatologi

Definisi
Ilmu

yang

mempelajari

tentang

kematian

dan

perubahan

perubahan yang terjadi setelah kematian.


Mati adalah terhentinya pernafasan, jantung dan fungsi otak
keadaan ini harus ditentukan oleh seorang ahli ilmu kedokteran. Untuk
kepentingan transplantasi ditentukan oleh 2 (dua) orang dokter yang
tidak turut dalam proses transplantasi tersebut. (PP 18 tahun
1981).

Definisi Mati

Berhentinya kehidupan.

Berhentinya kehidupan secara irreversible.

Terhentinya jantung dan pernafasan irreversible.

Terhentinya fungsi otak secara permanen.

Terhentinya fungsi batang otak.

Fungsi Thanatologi

Memperkirakan saat kematian.

Memperkirakan cara kematian.

Memperkirakan sebab kematian.

Tanda Kematian
Tanda kematian batang otak

Koma.

Tidak ada sikap/gerakan abnormal.

Tidak ada gerakan/sentakan epideptik.

Tidak ada refek batang otak :


o Refek pupil.
o Refek corneal.
o Refek batuk.
o Refek vestibilo occular, Doll. Phenomena (seperti
rangsangan pada kalori telinga).

Tidak ada nafas spontan.

Untuk memastikan hal tersebut diatas dilakukan tes-tes yang dilakukan


paling cepat 6 jam setelah koma, yaitu tes berupa :

Rangsangan/stimuli untuk melihat respon.

Gerakan otot.

Rangsangan terhadap reflek :


o Pupil.
o Cornea.
o Batuk.
o Vestibulo occular.

Tidak ada nafas spontan setelah respirator dicabut.

Tanda kematian tidak pasti

Berhentinya pernafasan.

Berhentinya gerakan jantung.

Tonus otot menghilang.

Tidak adanya

gerakan. Tanda
kematian pasti

Lebam mayat.

Kaku mayat.

Penurunan suhu

tubuh. Tanda kematian


lanjut

Pembusukan.

Adiposer.

Mummifikasi.

Skeletonisasi.

Lebam Mayat = Livor


Mortis
Terkumpulnya darah pada bagian terendah tubuh sesuai dengan
posisi awal kematian. Warna Livide (merah keunguan) terdapat pada
bagian tubuh terbawah sesuai posisi korban saat mati, merupakan proses
Hypostatik (terkumpulnya darah) oleh karena adanya daya tarik bumi
(darah terkumpul di bagian tubuh terendah).

Lebam mayat mulai timbul 15 sampai 30 menit setelah kematian


tergantung kondisi korban

(penyakit darah seperti anemia, perdarahan,

dll). Lebam mayat akan lengkap pada


6-10 jam setelah kematian artinya lebam mayat lengkap bila ditekan tidak
hilang. Lebam mayat dipengaruhi oleh kondisi tubuh sebelum mati dan
sebab kematian, serta pada bagian tertekan tidak nampak adanya lebam
mayat.
Warna lebam tergantung pada
kondisi :
Pada

kasus

asphyxia

(tergantung

atau

terjerat)

dan

proses

kematian yang cepat lebam mayat akan luas dan warnanya


lebih

gelap

oleh

karena

adanya

aktivitas

fibrinolysine

peningkatan CO2.
Pada keracunan Cyanida (CN) warna lebam mayat merah
terang bata (hanya 30-

dan

45%
kasus).
Sedangkan

pada

keracunan

Carbon

warna lebam mayat merah terang.

Mono

Oksida

(CO)

Pada

daerah dingin/setelah mayat dimasukkan kependingin

lebam mayat juga berwarna merah terang.

Menetapnya lebam mayat (tidak hilang saat ditekan) disebabkan :


Sel darah merah telah memenuhi dengan membuat sesak
pembuluh darah kapiler.
Pembuluh-pembuluh darah terjepit otot yang mengalami kaku
mayat.

Lemak dalam plasma yang telah membeku.

Adanya sistem bejana berhubungan antar pembuluh darah,


sehingga bila darah telah masuk pembuluh kecil, sulit keluar
kembali ke pembuluh darah yang lebih lebar.
Pada beberapa kasus (tergantung) pembuluh darah pada lebam
dapat pecah sehingga terbentuk bintik-bintik perdarahan oleh karena
adanya

pembendungan.

(memar) dan

lebam

Perlu

dibedakan antara

resapan

darah

mayat, oleh karena resapan darah diakibatkan

pukulan yang warnanya hampir sama dengan lebam mayat.


Tanda-tanda

Lebam Mayat

Resapan Darah

Ukuran

Luas

Terbatas

Permukaan

Rata

Agak menonjol

Lokasi

Bagian
posisi

terbawah

Dapat dimana saja

tubuh
Hilang atau lebih pucat Tetap
oleh
darah

Bila kulit disayat &


disiram

karena

oleh

karena

meresap pada jaringan


otot
berada di dalam
Membedakan lebam mayat pada keracunan CO, CN serta pada mayat yang
didinginkan :
Keracunan

CO

oleh

darah

karena

terbentuknya

HbCO2

dan

Myoglobine CO warna merah sampai pada otot. Pada saat otot


dipotong dan diserap dengan spon atau disiram, warna merah
tidak hilang.
Keracunan

CN terbentuk ikatan Cytochrom CN HbO2 banyak

beredar dalam pembuluh darah, bila otot dipotong dan di serap


dengan

spon

menghilang.

atau

disiram,

warna

akan

berkurang

atau

Pendinginan oleh karena HbO2 tidak dapat terurai. Bila mayat


didiamkan, warna menjadi biasa lagi.

Pada
merah

keracunan
oleh

CN,

hanya

30-40

kasus

yang

berwarna

karena keracunan CN lebih banyak bersifat digestif,

penyerapannya sedikit demi sedikit. Pada

keracunan

melalui

inhalasi (dihirup) keracunan akan cepat dan banyak, sehingga


CN dalam darah naik dengan cepat dan terjadi manifest warna
merah terang.
Kaku Mayat = Rigor Mortis
Setelah kematian otot akan mengalami relaksasi sehingga menjadi
sangat lemah, kemudian

otot akan mengalami kekakuan, namun

kekakuan ini baru tampak setelah 2 jam pasca kematian dan kaku mayat
menjadi

lengkap

(terjadi

pada

seluruh

tubuh)

antara

10-12 jam

kemudian bertahan selama 12 jam kemudian baru mengalami relaksasi


kembali. Proses terjadi kaku mayat dimulai pada otot-otot kecil daerah
muka (otot kelopak mata) dilanjutkan ke otot-otot besar dan kaku mayat
juga terjadi pada otot-otot polos seperti Cutis anserina (kaku otot bulu
rambut), keluarnya sperma, partus post mortal, dll.

Kaku mayat akan dipercepat dengan adanya atau pada kondisi :

Orang kurus.

Sebelum mati mengalami panas tinggi/radang.

Pada suhu sekitar yang tinggi.

Melakukan aktifitas fisik yang berat sebelum kematian.

Teori terjadinya kaku mayat :


Teori

pemendekan

otot

(oleh

Sommer).

hanya

terjadi

bila

sebelumnya otot mengalami peregangan.


Teori aktomiosin dan ATP, pada orang mati sintesa aktomiosin dan
ATP tidk ada.
Teori

glikogen

dan

keasaman

otot,

pada

orang

mati

ATP

secara bertahap habis, diadakan lagi dengan proses anaerob yang


memecah glikogen

menjadi

asam laktat dan energi, asam laktat

yang terkumpul ini menyebab kekakuan.


Teori enzim-enzim, pada orang mati terdapat pelepasan enzimenzim tertentu yang dapat

menguraikan ATP dan aktomyosine

sehingga otot menjadi kaku.


Keadaan yang menyerupai kaku mayat :

Cadaveric Spasme
Proses terjadinya seperti pada kaku mayat namun tanpa melewati

fase relaksasi, lebih banyak terjadi ada otot dengan koordinasi baik (jari
tangan ) dapat terjadi juga pada seluruh tubuh, apabila intensitasnya
besar

Kaku

mengalami

sangat

kuat

).

Biasanya

ditemukan orang yang

stres hebat sebelum kematian (pada stres ATP cepat

menghilang).

Heat Stiffening
Terjadi pada luka bakar oleh karena proses koagulasi protein
jaringan.

Cold Stiffening

Oleh karena adanya pembekuan dari cairan tubuh dan sendi. Bila
dihangatkan

cairan

akan

mencair,

terjadi

kaku

mayat

seperti

biasanya tapi proses lebih cepat. Kaku mayat pada bayi juga terjadi,
hanya berlangsung cepat, cepat muncul dan cepat hilang.

Penurunan Suhu Tubuh = Algor Mortis


Akibat

adanya

perbedaan

suhu

tubuh

dengan

suhu

disekelilingnya, penurunannya menurut kurve signoid, mula-mula lambat,


cepat lalu melambat kembali.
Keadaan yang mempengaruhi kecepatan penurunan suhu tubuh :

Kondisi tubuh gemuk lebih lama terjadi penurunan suhu tubuh.

Pakaian tebal lebih lama terjadi.

Suhu pada saat mati tinggi (demam) lebih lama terjadi.

Suhu sekeliling tinggi (padang pasir) lebih lama terjadi.

Kelembaban tinggi dan aliran udara lambat terjadi lebih lama.


Rata rata penurunan suhu tubuh pada daerah tropis adalah Satu

Derajat Celcius Perjam. Cara pengukuran yang paling baik, adalah


pengukuran suhu rectal (anus) dengan menggunakan temperatur digital
khusus. Temperatur dimasukan ke rektal dengan sedalam 3 inchi dan
pengukuran dilakukan setiap 3 menit.

Pembusu
kan
Terjadi akibat degradasi dari lemak, protein, karbohidrat oleh
bakteri-bakteri

terutama

oleh

bakteri

Clostridium

welchii

sehingga

terbentuk skatol, indol, H2S, CO2, H2O, alkohol, dll.


Untuk
terjadinya
beberapa faktor :

Bakteri .

Air.

Udara.

Suhu optimal.

perlu

Terlihat pertama-tama pada daerah kanan bawah (tempat usus


paling dekat kulit mulai
24-36 jam pasca kematian). Pada 24 jam pasca meninggal mulai tampak
warna kehijauan di daerah caecum (perut kanan bawah), pada 36-48 jam
pasca meninggal tampak gelembung pada kulit dan bau busuk.
Kecepatan pembusukan menurut Casper, perbandingan antara udara
: air: dalam tanah
= 1 : 2 : 8. Pada pembusukan lanjut sering terlihat adanya Bulae (cairan
pada bawah jaringan kulit) harus dibedakan bulae oleh karena luka bakar.
Luka Bakar

Pembusukan

Isi Bulae

Albumin, elektrolit

Sedikit

Warna

Kuning

Kecoklatan

Dasar

Merah (hiperemis)

Merah busuk

Patologi Anatomi

Reaksi jaringan (+)


bulae

Reaksi (-) intradermis


dan

intraepidermal

epidermis

Mummifikasi
Terjadi karena penguapan air dari tubuh, kondisi lingkungan yang
memungkinkan terjadi mummifikasi adalah :

Suhu relatif tinggi.

Kelembaban rendah.

Aliran udara baik.

Waktu lama (7-10 bulan).


Untuk menentukan saat kematian dapat ditentukan dengan data
metereologi.

Adipocere
Terjadi karena adanya hidrogenisasi dari lemak tubuh (penyabunan).
Kondisi yang memungkinkan terjadinya adipocere :

Udara suhu rendah.

Kelembaban tinggi.

Banyak lemak.

Aliran udara rendah.

Waktu lama.
Adipocere dalam forensik sangat penting karena luka-luka yang

telah terbentuk tetap dalam bentuk semula, demikian pula dengan organorgan dalam. Adipocere banyak terjadi pada anak-anak dan bayi.

Penentuan Saat Kematian


Beberapa patokan lain yang sering digunakan untuk
melengkapi data dalam memperkirakan saat kematian adalah :
Keadaan isi lambung, lambung baru kosong setelah makan 3-4 jam,
dalam waktu -1 jam masih berupa bolus/makanan setengah
tercerna. Tapi keadaan ini dipengaruhi oleh
keadaan

motilitas

lambung

dan

jenis

enzim-enzim

makanan,

pencernakan,

kondisi mental seseorang, dll.


Pertumbuhan

rambut,

jengot/kumis,

dapat

membantu

bila

diketahui saat terakhir bercukur. Pertumbuhan rambut 0,4 mm/hari


(diperiksa 24 jam pertama pasca mati).
Kekeringan pada kornea, bila kornea terpapar kekeringan terjadi
(+/-) 6 jam pasca mati.
Metode entomologik. Banyak variasi/jenis serangga sehingga sulit
digunakan, pada umumnya bila larva ada umur kematian sudah (3-4
hari). Untuk Eropa sikitar (8-14 hari).

Secara laboratoris pemeriksaan zat2 tertentu, seperti :


o Peningkatan kadar K+, laktat, P, urea, glukosa dalam serum.
o Peningkatan asam laktat, NPN, kosentrasi asam amino dalam
LCS
o Pada 15 jam pertama pasca mati.
o Pemeriksaan kadar K+ dalam vitrous Humour, cukup akurat
untuk 24 jam-100 jam pasca mati.

Pemeriksaan panjang jenggot/kumis sebaiknya dicukur dulu.

Penentuan
dalam
Dengan

waktu

vitrous

kematian

dengan

Humour dengan

penelitian

yang

paling

pengaruh seperti temperature.

pengukuran

standard
baru

error

kadar

(+/-)

K+
jam.

ternyata banyak faktor

Skeletonisasi
Merupakan
tampak

sisa

proses

tulang.

penghancuran

jaringan

lunak

sehingga

Di udara terbuka tergantung kondisi sekeliling

korban, ada tidaknya binatang/serangga memakan jaringan penyebab


sekeletoniasi dapat terjadi 1-3 bulan, setelah 7 bulan bau tulang sudah
mulai hilang.
Pada kasus terkubur :

Sampai 19 bulan tulang masih utuh.

Sampai 39 bulan kerusakan berat pada collum vertebralus (Ruas


tl. Belakang )

Sampai 46 bulan rusak distal ulna dan fibula.

Sampai 61 bulan rusak tulang panjang, iga, collum Vertebralis.

Sampai 75 bulan rusak berat iga, collum Vertebralis, tulang


panjang

Sampai 82 bulan distal dan proximal humerus rusak.

Visum et
Repertum

Definisi
Laporan (jawaban) tertulis dokter yang berdasarkan sumpah jabatan
dan keilmuannya, tentang obyek medik-forensik yang dilihat dan diperiksa
atas

permintaan

tertulis

penyidik

berwenang,

untuk

kepentingan

peradilan. Obyek medik-forensik ini adalah manusia (hidup ataupun mati),


bahagian

tubuh

manusia

maupun

sesuatu

yang

diduga

bahagian

tubuh manusia.
VeR dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter seperti apa yang
dilihat dan ditemukan atas barang bukti berupa tubuh manusia/bagian
tubuh untuk kepentingan peradilan.

Komponen VeR
Pembukaan (Pro Justitia)

Di letakkan dibagian atas.

Menjelaskan bahwa VeR khusus dibuat untuk tujuan peradilan.

Pendahuluan

Dokter pemeriksa dan institusinya

Penyidik mana yang memohon + nomor dan tanggal surat


permintaannya

Tempat dan waktu pemeriksaan

Identitas korban lengkap

Hasil Pemeriksaan

Berisi apa yang dilihat dan ditemukan.

Luka di deskripsikan sesuai dengan S.O.P.

Tidak menggunakan istilah medik.

Kesimpulan

Berisi pendapat dokter berdasarkan keilmuannya, mengenai :


o Jenis luka/cedera yang ditemukan.

o Derajat perlukaan.
o Sebab kematian.
Penutup

Bagian ini tidak


berjudul

Berisi

kalimat

baku

demikianlah

visum

et

repertum

ini

saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan


mengingat sumpah sesuai dengan kitab undang-undang hukum
acara pidana.

Contoh VeR pada :

KDRT/penganiayaan.
o
Identitas
korban.
o
Pengakuan.
o
Perlukaan,
perlukaan.

sebab

o
Derajat
luka.

Perkosaan.
o
Identitas
korban.
o
Pengakuan.
o

Perlukaan,

sebab

perlukaan.

pada

kelamin.

alat

Kelainan
o

Hasil lab.
o
Persetubuhan/kekerasan
tumpul.

Korban mati.
o
Identitas.
o Hasil pemeriksaan
luar.
o Hasil
dalam.

pemeriksaan

o
Kesimpulan.
o
Penutup.

Autop
si

Definisi
Auto sendiri ; opsis melihat
Pemeriksaan terhadap tubuh mayat, meliputi pemeriksaan pada bagian
luar maupun pada bagian dalam, dengan tujuan :

Menemukan proses penyakit atau adanya cedera.

Melakukan interpretasi atas penemuan tersebut.

Menacari hubungan sebab akibat antara penemuan dengan


penyebab kematian.

Teknik Pemeriksaan Luar


Alur pemeriksaan

Label mayat (kepolisian & rumah sakit).

Identifikasi tutup mayat.

Identifikasi bungkus mayat.

Identifikasi pakaian dan perhiasan mayat.

Identifikasi benda disekitar mayat.

Identifikasi tanda kematian.

Identifikasi identitas umum mayat.

Identifikasi tanda khusus.

Pemeriksaan head to toe.

Pemeriksaan Kepala (rambut, mata, telinga, mulut)

Pemeriksaan bagian tubuh lain

Pemeriksaan genitalia dan lubang penglepasan

Tanda2 khas (co: ikterus, sianosis, bendungan, pemberian obat,


bercak lumpur)

Periksan tanda kekerasan (luka) identifikasi luka

Pemeriksaan patah tulang

Label Mayat
Mayat yang dikirimkan oleh pihak kepolisian harus diberikan
label pada ibu jari kakinya.
Setelah sampai dirumah sakit, label kepolisian dilepas lalu di catat
bahan (biasanya lak merah), segel, cap atau yang lainnya.

Label kepolisian disimpan bersama dengan berkas pemeriksan.

Mayat kembali dilabel dengan label rumah sakit (HARUS TETAP


ADA PADA TUBUH MAYAT).

Tutup dan Bungkus Mayat


Harus dicatat jenis bahan,warna corak, pengotoran dan lain lain
dengan detail.

Pakaian Mayat
Catat :

Bahan.

Warna dasar.

Warna dan corak.

Cap binatu.

Merk.

Inisial.

Pengotoran dan lokasinya.

Robekan.

Isi saku.

Perhiasan
Catat :

Jenis.

Bahan.

Warna .

Label.

Merk.

Bentuk ukiran, atau inisal nama.

Tanda
Kematian

Lebam mayat.

Kaku mayat.

Suhu tubuh mayat.

Pembusukan.

Perubahan tanatologi.

Pemeriksaan
Luka

Letak.

Jenis.

Bentuk.

Arah.

Tepi.

Sudut.

Dasar.

Sekitar luka.

Ukuran luka.

Teknik Pemeriksaan Dalam


Pembedahan Mayat

Pengeluaran alat tubuh

Organ dalam leher, dada dan abdomen.

Posisikan jenazah : kepala fleksi maksimal dan leher tampak jelas.

Insisi

Bentuk

I (ideal).

Y (kosmetik).

Kedalaman

Leher sebatas kulit.

Dada kulit-permukaan depan sternum.

Epigastrium menembus rongga perut.

Teknik

Dua jari tangan kiri.

Pelepasan Dinding Perut

Memuntir dinding perut ke arah luar irisan otot pectoralis arcus


costae-clavicula dan L axilaris anterior.
Periksa kelainan dinding dada : resapan darah, fraktur, luka
terbuka.

Dinding perut : lemak bawah kulit, otot dinding perut.

Pemeriksaan Dalam

Perut :
o Omentum.
o Usus.
o Riwayat operasi.
o Cairan rongga perut.
o Selaput lendir.

Tentukan sekat diafragma.

Mengamati Rongga Dada


Amati :
Lebar kandung jantung : 1 jari
edema paru/emfisema

Kandung jantung dibuka sesuai huruf Y


cairan/darah?

Periksa rongga dada dengan menarik paru

Pengaluaran Alat Leher

Dasar mulut diiris menyusuri tepi rahang bawah.

Lidah ditarik keluar melalui dasar mulut yang telah diiris.


Catat kelainan!!

Pembuluh-pembuluh cabang aorta yang keluar ke arah lengan dipotong


di subclavia.

Pemeriksaan organ-organ tubuh

Lidah. Periksa permukaan lidah bekas gigitan ?

Tonsil. Perhatikan permukaan/penampang tonsil.

Kelenjar Gondok. Otot-otot leher dilepaskan periksa


ukuran, berat, dan keadaannya lakukan pengirisan.
Oesophagus.

Buka dengan gunting dinding belakang

periksa kelainan yg ditemukan.


Trachea. Dimulai dari mulut atas trachea (epiglottis) buka dgn
gunting dinding belakang sampai percabangan bronkhus.
Os hyoid, kartilago thyroidea, kartilago cricoidea patah
atau tidak.
Arteria carotis interna perhatikan adakah kekerasan, tanda :
resapan darah di daerah intima.

Kelenjar thymus lihat permukaan, adakah bintik perdarahan?

Paru-paru. Kanan / kiri diperiksa tersendiri.


o catat : permukaan paru, warna & bintik perdarahan, resapan
darah, luka-luka/ memar, dsb. Pada perabaan, normal : seperti
spons, anomali : padat/keras. Pengirisan dari apeks basal,
catat warna & kelainan-kelainan yg mungkin ditemukan.

Autopsi Jantung
Pemotongan mengikuti alirah
darah dalam jantung.
Pengguntingan
belakang

dinding

vena cava.

Irisan ke arah lateral bilik kanan.

Pengguntingan dinding depan


bilik kanan ke arah arteri
pulmonalis.

Pembukaan vena pulmonalis.

Irisan ke arah lateral bilik kiri dan Pengguntingan dinding depan


bilik kiri ke arah aorta.
Setelah jantung terlepas, periksa :
Berat dan ukuran jantung bandingkan dengan kepalan tangan
kanan jenazah.
Resapan darah, luka, bintik perdarahan, dan kelainan lainnya
(atherosklerosis, infark myocard, dsb).
Aorta thorakalis. Gunting dinding saluran, periksa permukaan
dalam aorta.
Aorta abdominalis.

Periksa dinding pembuluh darah

timbunan perkapuran, suspect hipertensi renal.


Glandula suprarenalis. Pertama kali dicari terlebih dahulu, baru
dilanjutkan organ- organ lainnya.

Ginjal, ureter, vesica urinaria. Perhatikan ginjal kanan & kiri


periksa resapan darah pada kapsulanya. Iris pada lateral kapsula
ginjal dilepaskan.
Hati

&

tumpul),

kandung

empedu.

Periksa

tepi

(tajam,

permukaannya (licin/berbenjol), warna, perabaan. Buat 2-

3 irisan melintang lihat penampang hati. Kandung empedu diraba


adakah batu empedu/tidak.
Limpa & kelenjar limfe. Ukuran & berat, permukaan, warna,
perabaan.
Lambung
kurvatura

&

usus.

mayor,

Lambung

dibuka

dengan

gunting

pada

periksa isi dalam lambung simpan dlm

botol/plastik pemeriksaan toksikologi. Selaput dinding diperiksa


erosi, ulserasi/resapan darah.
Kelenjar

pankreas.

Periksa

Ukuran

&

beratnya,

warna,

keadaan permukaan, perabaan.

Pemeriksaan Kepala

Buat irisan pada kulit kepala, mastoideus pucak kepala (vertex)


mastoideus sisi lain.
Irisan dibuat sampai pisau mencapai periosteum kupas kulit
kepala ke arah depan dan ke arah belakang catat kelainan yg
didapatkan.

Buka

rongga

tengkorak

lakukan

penggergajian

tulang

tengkorak melingkar didaerah frontal sampai daerah temporal, agar


tidak merusak jaringan otak hati-hati
& hentikan setelah tebal tulang tengkorak terlampaui atap otak
terlepas.

Otak besar, otak kecil, dan batang otak

Irisan

pada

sebaiknya

otak

dibuat

besar
melalui

bidang-bidang no 1 7 catat
kelainan tiap irisan!

Langkahlangkah :

Perhatikan permukaan luar, catat kelainan yg ditemukan.

Ukur dan timbang berat otak.

Edema cerebri : gyrus otak tampak mendatar & ulkus tampak


menyempit, perhatikan tanda penekanan.
Perhatikan bentuk serebelum, pada peningkatan TIK akibat edema
cerebri herniasi serebelum ke FOM, bag. Depan bawah serebelum
menonjol pisahkan otak besar & otak kecil.
Otak

besar

pemotongan

diletakkan
otak

bagian

ventral

ke

pemeriksa

secara koronal/ melintang, catat kelainan-

kelainan : perdarahan korteks akibat cc, perdarahan berbintik akibat


emboli, keracunan barbiturat, dll.

Otak kecil diperiksa penampang irisan melintang.

Batang otak diiris melintang mulai pons, medulla oblongata


proksimal medulla spinalis kemungkinan perdarahan.
Alat Kelamin
Mayat laki-laki :
Testis dikeluarkan dari rongga perut tidak menyayat scrotum.
Perhatikan : ukuran, konsistensi, resapan darah, dll. Perhatikan bentuk &
ukuran epidermis, kelenjar prostat cek ukuran & konsistensi.

Mayat perempuan :
Perhatikan bentuk & ukuran ovarium, saluran telur, dan rahim. Pada
uterus perhatikan kemungkinan perdarahan, resapan darah, ataupun
luka akibat tindakan tertentui. Uterus dibuka dengan irisan bentuk huruf
T melalui servix dan bermuara pada fundus uteri.

Histopatologi
Sebelum

organ-organ

dikembalikan

ke

dalam

tubuh

mayat,

pertimbangkan kemungkinan diperlukan pemeriksaan penunjang


(histopatologi/toksikologi).

Pengambilan potongan jaringan, minimal dengan tebal 5 mm.

Usahakan

tempat

pengambilan

potongan

organ

didaerah

perbatasan antara yg normal dengan yg ada kelainan.


Potongan tersebut dimasukkan
formalin 10%

ke dalam cairan fiksasi (larutan

atau alkohol 70% - 80%) dengan volume cairan

fiksasi sekitar 20-30 kali volume potongan jaringan.

Setiap jenis organ ditaruh dalam botol tersendiri.

Bila perlu pengawetan, gunakan alkohol 90%.

Pada

pengiriman

sampel

untuk

toksikologi

histopatologi, contoh bahan pengawet juga ikut dikirimkan.


Perawatan setelah autopsi

Masukkan kembali organ tubuh.

Jahit kembali :
o Tulang dada dan iga.
o Kulit : bawah dagu-simfisis dengan benang yang kuat.

maupun

Letakkan kembali atap tengkorak jahit otot temporalis


(fiksasi) jahit kulit kepala.

Bersihkan tubuh jenazah dari darah.

Asfiksi
a

Definisi
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya
gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah
berkurang

(hipoksia)

disertai

dengan

peningkatan

karbon

dioksida

(hiperkapnea). Dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan


oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.
Asfiksia dapat juga diartikan suatu keadaan berupa berkurangnya
kadar oksigen (O2) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara
bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran
antara oksigen (udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbon dioksida
dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan
kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia.

Etiologi
Penyebab alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran
pernapasan seperti laringitis difteri atau menimbulkan gangguan
pergerakan paru seperti fibrosis paru.
Trauma mekanik (asfiksia mekanik) adalah mati lemas yang
terjadi

bila

udara pernapasan terhalang memasuki saluran

pernapasan oleh berbagai kekerasan (yang bersifat mekanik).


Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernapasan,
misalnya barbiturat dan narkotika.
Penyebab tersering asfiksia dalam konteks forensik adalah jenis asfiksia
mekanik.

Asfiksia Mekanik
Meliputi :
Penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas, seperti
pembekapan (smothering)
dan penyumbatan (gagging dan choking).
Penekanan dinding saluran pernapasan, seperti penjeratan
(strangulation), pencekikan
(manual strangulation, throttling) dan gantung (hanging).

Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik).

Pemeriksaan Luar

Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku.

Warna lebam mayat yang gelap dan luas.

Adanya busa halus pada hidung dan mulut.

Pembendungan pada mata dimana terdapat pelebaran pembuluh


darah konjungtiva bulbi dan palpbra, sehingga seolah-olah korban
matanya merah.
Muka dan ujung-ujung ekstremitas sianotik (warna biru keunguan)
yang disebabkan tubuh mayat lebih membutuhkan HbCO2 daripada
HbO2.
Tardieus spot pada konjungtiva bulbi dan palpebra. Tardieus spot
merupakan bintik- bintik perdarahan (petekie) akibat pelebaran
kapiler darah setempat.
Lebam

mayat

terhambatnya

cepat

timbul,

luas,

pembekuan

dan

darah

lebih
dan

gelap

karena

meningkatnya

fragilitas/permeabilitas kapiler. Hal ini akibat meningkatnya kadar


CO2 sehingga darah dalam keadaan lebih cair. Lebam mayat lebih
gelap karena meningkatnya kadar HbCO2.
Busa halus keluar dari hidung dan mulut. Busa halus ini disebabkan
adanya fenomena kocokan pada pernapasan kuat.

Pemeriksaan Dalam

Darah berwarna gelap dan encer.

Pada saluran pernafasan terdapat busa halus.

Seluruh organ-organ dalam tubuh menunjukkan tanda-tanda


pembendungan, sehingga berwarna lebih gelap dan pada pengirisan
banyak mengeluarkan darah.

Edema pulmoner.

Petechial haemorrhaeges dapat ditemukan pada :


o Mukosa usus halus.
o Jantung.
o Paru-paru.
o Kulit kepala.
o Mukosa epiglottis dan daerah subglotis.

Kelainan-kelainan yang berhubungan dengan kekerasan seperti :


o Fraktur laring.
o Perdarahan faring terutama bagian belakang tulang krikoid.

Penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas


Mati akibat pembekapan

Luka memar atau luka lecet jenis tekan.

Adanya tanda kekerasan pada permukaan belakang bibir yang


timbul sebagai akibat tertekannya bibir ke arah gigi pada saat
terjadinya pembekapan.
Tanda kekerasan pada daerah belakang kepala atau
tengkuk sebagai akibat tertekannya kepala ke arah belakang.

Mati akibat penyumbatan

Ditemukan benda asing yang masih terdapat dalam rongga mulut.

Bila benda asing telah dikeluarkan, kadangkala dapat ditemukan


sisa benda asing tersebut atau tanda bekas penekanan benda asing
pada dinding rongga mulut.

Penekanan dinding saluran


pernapasan
1. Penggantungan (Hanging)
Definisi : suatu strangulasi berupa tekanan pada leher akibat adanya
jeratan yang menjadi erat oleh berat badan korban.
Cara kematian pada penggantungan :

Bunuh diri (>> sering).

Pembunuhan, termasuk hukuman mati .

Kecelakaan, misalnya bermain dengan tali lasso, tali parasut

pada terjun payung. Hal yang perlu diperhatikan :

Ada tidaknya alat penumpu korban.

Arah serabut tali penggantung : Arah yang tidak mendatar, tetapi


membentuk sudut yang membuka ke arahbawah serta letak jerat
yang tinggi.
Distribusi lebam mayat : Jika korban berada cukup lama
dalam posisi gantung penggumpalan darah di ujung tangan dan
kaki.
Jenis simpul tali gantungan : Tidak selalu dapat mengungkapkan
cara kematian.

2. Penjeratan (strangulation)
Definisi : Terhalangnya udara masuk ke saluran pernafasan akibat
adanya tenaga dari luar. Disini tidak ada pengaruh berat badan seperti
pada penggantungan.
Cara kematian pada penjeratan :

Pembunuhan ( >> sering)

Kecelakaan

Bunuh diri

Hal-hal penting yang perlu kita perhatikan pada kasus jeratan, antara
lain:

Arah jerat mendatar / horisontal.

Lokasi jeratan lebih rendah daripada kasus penggantungan.

Jenis simpul penjerat.

Terdapat jejas jerat berupa luka lecet jenis tekan yang melingkari
leher.
Bahan penjerat misalnya tali, kaus kaki, dasi, serbet, serbet, dan
lain-lain.
Pada kasus pembunuhan biasanya kita tidak menemukan alat
yang digunakan untuk menjerat.

Pencekikan (manual strangulation, throttling)


Definisi : Suatu strangulasi berupa tekanan pada leher korban yang
dilakukan dengan menggunakan tangan atau lengan bawah.
Pencekikan dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban.

Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di depan atau di


belakang korban.
Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di
belakang korban.
Pada korban pencekikan :
Kulit daerah leher menunjukkan tanda-tanda kekerasan yang ditimbulkan
oleh ujung jari atau kuku beupa luka memar dan luka lecet jenis tekan.
Pada pembedahan :
Ditemukan tanda kekerasan berupa resapan darah bawah kulit daerah
leher serta otot leher.

Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)


Mati karena dada tertekan
Definisi : terhalangnya udara untuk masuk dan keluar dari paru-paru
akibat terhentinya gerak napas yang disebabkan adanya suatu tekanan
dari luar pada dada korban.
Cara kematian :
Kecelakaan (paling sering), misalnya terjepit antara lantai dengan
elevator,

antara

kendaraan

yang

kendaraan,

mundur,

atau

tertimbun

antara

dinding

runtuhan

dengan

benda

atau

bangunan, pasir, atau batubara atau berdesakan di pintu sempit


akibat panik.
Pembunuhan, korban mati menujukkan tanda asfiksi yang jelas,
disertai tanda-tanda penekanan pada dada berupa luka memar atau
luka lecet.

Tempat Kejadian Perkara (TKP)

Definisi
Tempat kejadian perkara (TKP) adalah tempat ditemukanya
benda bukti dan/atau tempat terjadinya peristiwa kejahatan atau yang
diduga kejahatan menurut suatu kesaksian.

Peran Dokter
Membantu penyidik dalam mengungkap kasus dari sudut
kedokteran forensik.

Bila korban hidup menyelamatkan korban.

Bila korban mati menegakkan diagnosis kematian,


memperkirakan waktu kematian, memperkirakan cara
kematian, memperkirakan sebab kematian, menemukan dan
mengamankan benda bukti biologis dan medis.

Prinsip
Pada dasarnya dapat oleh semua dokter tapi dalam
pengembanganya lebih baik dokter forensik atau dokter kepolisian.
Pemeriksaan
ketentuan

kedokteran

forensik

di

TKP

harus

mengikuti

umum penyelidikan, yaitu menjaga agar tidak

mengubah keadaan TKP.


Sebelum
tersebut

dokter
harus

melakukan

pemeriksaan

maka

tempat

dijaga keaslianya dan diabadikan dengan

membuat foto sketsa dan keadaan TKP.


Pemeriksaan dimulai dengan membuat foto dan sketsa TKP,
termasuk penjelasan mengenai letak dan posisi korban, benda bukti
dan interaksi lingkungan.
Segala yang diragukan harus dianggap mengarah ke adanya
tindak pidana lebih dahulu sebelum nanti dapat dibuktikan ketidakbenaranya.

Gambaran Umum TKP


Bila keadaan tempat atau ruang itu tenang dan teratur rapi, maka
dapat dipikirkan bahwa kemungkinan kasus yang dihadapi

adalah kasus

bunuh diri atau kasus kematian mendadak akibat penyakit non-traumatik.


Bila TKP tersebut tidak beraturan, kacau, banyak bercak darah maka
dapat diperkirakan kemungkinan bahwa di tempat tersebut telah terjadi
perkelahian,

sehingga

kasusnya

menjurus

ke

penganiayaan

atau

pembunuhan.

Barang Bukti
Bercak darah yang ditemukan di lantai atau dinding diperiksa
dan dinilai apakah berasal dari nadi atau dari vena, berasal dari
saluran

pernafasan

atau

dari

saluran cerna, perkiraan posisi

korban saat mengalami perlukaan (berdiri, tidur, miring diketahui


dari distribusi serta mengalirnya darah), kapan perlukaanya (darah
baru/lama), dan dihubungan dengan perkiraan bagaimana terjadi
nya peristiwa.
Benda

bukti

yang

berupa

bercak

kering

diatas

dasar

yang

keras, dikerok dan dimasukan amplop atau kantung plastik.


Bercak pada kain diambil seluruhnya atau bila benda besar
digunting dan dimasukan kantung plastik.
Benda keras diambil seluruhnya dan dimasukan ke dalam kantung
plastik.
Seluruh benda bukti diatas diberi label dan keterangan jenis benda,
lokasi penemuan, saat penemuan dan keterangan lain.
Barang bukti dikirim ke Instalasi Kedokteran Forensik untuk
pemeriksaan lanjutan.
Benda bukti yang berupa pakaian, bercak mani, darah, rambut,
peluru, selongsong peluru, benda yang diduga senjata diamankan
dengan memperlakukanya sesuai prosedur, yaitu dipegang hatihati serta dimasukan ke kantong plastik, tanpa meninggalkan sidik
jari baru.

Benda bukti cair dimasukan ke dalam tabung reaksi kering.

Jika Kasus kejahatan sexual :

o Secara
abu-abu

visual

bercak

air

mani

pada

pakaian

berwarna

atau kekuningan, bila pada pakaian dengan warna

gelap bercak berwarna putih mengkilat.


o Air mani mempunyai bau yang khas bila masih
baru (basah).

o Bercak mani yang telah kering bila diraba dengan dua jari,
akan memberi kesan seperti meraba pakaian yang diberi
tajin.
o Dengan menyinari dengan sinar UV bercak mani akan tampak
sebagai daerah bercak-bercak yang berfuoresensi putih.

Penggalian Kubur (ekshumasi)


Kadang perlu dilakukan karena kecurigaan terhadap kematian
seseorang mungkin baru timbul setelah penguburan dilaksanakan,
atau memang sengaja dilakukan penguburan untuk menghilangkan
jejak kejahatan.
Penggalian

harus

dilakukan

hati-hati

agar

tidak

menambah

kerusakan pada mayat akibat terkena alat penggali.

Mayat langsung diangkat dan di periksa di Instalasi Forensik.

Bila terdapat kecurigaan kematian akibat keracunan logam berat,


maka sample tanah di sekitar mayat harus diambil agar dapat
dilakukan pemeriksaan toksikol

Toksikolo
gi
Definisi
Ilmu yg mempelajari sumber, sifat serta khasiat racun, gejalagejala & pengobatan pada keracunan serta kelainan yang didapatkan
pada korban yang meninggal
Racun
Segala zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi & fisiologi
dalam dosis toksik menyebabkan gg. Pada fungsi tubuh sehingga dapat
meny penyakit/kematian
Faktor yang mempengaruhi
Cara Masuk
Keracunan paling cepat masuknya racun secara inhalasi
Paling lambat melalui kulit
Umur
Orang tua & anak lebih sensitif terhadap barbiturat

Waktu pemberian
Racun yang ditelan sebelum makan, absorpsi akan terjadi
lebih baik sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih cepat
Pemeriksaan

Pemeriksaan tempat kejadia

Pemeriksaan luar

Bau

Pakaian

Lebam mayat

Perubahan warna kulit

Kuku

Rambut

Sklera

Pembedahan jenazah

Etiologi

Keracunan insektisida

Gas karbonmonoksida

Sianida

Berbiturat

Narkotika

arsenikum

kematian akibat
Insektisida

Sering merupakan kematian akibat bunuh diri

Pemeriksaan luar
Pada keracunan insektisida akan tercium bau bahan pelarut
insektisida tersebut

Ditemukan
berwarna

luka
coklat

bakar

kimiawi

berupa

bercak

agak mencekung

Ujung jari dan kuku yg kebiru-biruan

Pembedahan

Dalam lambung ditemukan cairan yg terdiri dari 2 lapisan

Untuk pemeriksaan toksikologi dapat diambil isi


lambung,darah,dan jaringan hati

Kematian akibat sianida

Pemeriksaan luar

Lebam mayat

Tercium bau khas sianida (bau amandel)

Dilakukan pemeriksaan toksikologi terhadap isi lambung dan darah

Kematian akibat barbiturate


Biasanya terjadi akibat bunuh diri atau kecelakaan yg timnul
karen terjadinya dosis berlebih

Pemeriksaan luar

Lebam mayat berwarna gelap

Vesikel atau bulla yg simetrik

Pemastian akibat barbiturat dengan ditemukannya barbiturat dalam


darah dan urine

Kematian akibat narkotika

Pemeriksaan
luar

Ditemukan adanya bekas suntikan

Pembesaran kelenjar limfe regional

Kadang ditemukan tatoo pada tempat yg tak lazim

Vesikel atau bula

Pembedahan

Kelainan pada paru berupa perbendungan hebat dan edema


pada paru,narcotic lung/gambaran pnemonia lobaris

Pemeriksaan toksikologik dilakukan terhadap darah, urin, dan


cairan empedu serta tempat masuknya narkotika

Kematian akibat arsenikum


2 jenis keracunan arsenikum

Akut

Kronik

Pemeriksaan luar akut

Kesan terjadinya dehidrasi hebat pada tubuh

Pembedahan

Kelainan pada saluran pencernaan berupa perdarahan


submukosa,erosi,dan ulserasi

Pada daerah erosi dan ulserasi sering ditemukan massa


berupa bubuk putih dari arsen trioksida

Pemeriksaan luar kronik

Kelainan pigmentasi pada kulit

Garis putih pada kuku serta tubuh korban

Pembedahan

Kelainan pada saluran pencernaan yg ringan

Kelainan histologik degeneratif pada hati dan ginjal

Pemeriksaan toksikologik dilakukan pada isi lambung,darah,dan


urine
Pemeriksaan pada rambut dan tulang pada kasus kronik akan
memberikan hasil positi

You might also like