You are on page 1of 69

STROKE NON HEMORAGIK

Preceptor : dr.Zam Zanariah, M.Kes, Sp.S


Oleh:
M. Rizki Darmawan M
0918011060
BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF
MOELOEK

RSUD. DR.HI. ABDUL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

I. IDENTITAS PASIEN

NAMA
: Tn S
UMUR
: 51 tahun
ALAMAT
: Sukajawa
AGAMA
: Islam
PEKERJAAN
: Petani
STATUS
: Menikah
SUKU BANGSA
: Jawa
TANGGAL MASUK : 8 September 2014
DIRAWAT YANG KE : III (Ketiga)

II.

RIWAYAT PENYAKIT

ANAMNESIS
(Alloanamnesis dari istri, tanggal 11
September 2014, pkl 10.30 WIB)
Keluhan utama : Kelemahan lengan dan
tungkai kanan
Keluhan tambahan : Sulit bicara, nyeri kepala

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke RSAM dengan keluhan
kelemahan lengan dan tungkai kanan sejak 1
hari SMRS. Keluhan tersebut muncul mendadak
saat pasien sedang beristirahat. Keluarga pasien
menyatakan sebelumnya pasien juga mengeluh
nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan berdenyut
pada seluruh bagian kepala disertai keringat
dingin. Keluhan nyeri kepala tanpa disertai mual
dan muntah, serta tidak menghilang dengan
istirahat. Pada saat keluhan-keluhan tersebut
muncul, pasien juga mendadak tidak dapat
berbicara, namun pasien masih dapat
memahami pembicaraan orang lain.

Keluarga pasien juga menyatakan pasien


tersedak jika diberi minum, namun masih
dapat menelan makanan. Keluhan adanya
penurunan kesadaran, kejang, rasa baal,
gangguan penciuman, penglihatan ganda
disangkal oleh keluarga pasien. BAK dan
BAB normal.
Pada tahun 2011, pasien pernah didiagnosa stroke
oleh dokter. Pada saat itu keluhan yang dialami
pasien adalah kelemahan lengan dan tungkai kanan,
adanya keluhan lain disangkal oleh keluarga pasien.
Pada saat kejadian, keluarga pasien segera
membawa pasien ke rumah sakit sehingga pasien
sembuh total dan dapat melakukan aktivitas seperti
biasa.

Pada bulan Februari 2014, pasien kembali


mengalami serangan stroke, Pada saat itu
keluhan yang dialami pasien adalah kelemahan
lengan dan tungkai kiri. Keluhan lain yang
dialami pasien adalah bicara pelo. Setelah
keadaan membaik pasien kembali ke rumah
dan berobat jalan. Serangan stroke kedua
menyisakan gejala sisa bicara pelo dan
kelemahan tungkai, sehingga pasien menjalani
fisioterapi rutin di RS. Demang.

Keluarga pasien meyangkal adanya


penyakit darah tinggi pada pasien.
Riwayat merokok (+) sejak 10 tahun
yang lalu. Riwayat adanya kencing
manis dan obesitas disangkal oleh
keluarga pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat merokok (+)
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ditemukan.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang wiraswastawan dan
mempunyai orang anak. Istrinya merupakan
seorang ibu rumah tangga dan biaya hidup seharihari ditanggung oleh suami.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
GCS: E4 M6 V afasia motorik
E4: Membuka mata spontan
M6: Mengikuti perintah
V: afasia motorik
Vital sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 104 x/menit
RR : 25 x/menit
Suhu : 37 C
BB
: 60 kg
Gizi : kesan baik

Kepala
Rambut : Hitam, lurus dan tidak mudah dicabut
Mata
: Konjungtiva ananemis, sklera anikterik,
pupil bulat ,sentral, isokor
Telinga : Liang lapang, membran timpani intak.
Hidung : Septum deviasi (-), konka tidak hipertropi.
Mulut
: Bibir kering, lidah kotor, lidah tampak adanya
deviasi ke kanan dan mulut asimetris
Leher
Pembesaran KGB : (-)
Pembesaran tiroid : (-)
JVP
: Tidak meningkat
Trachea : Di tengah

Thorak
Cor
Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi Iktus kordis teraba pada ICS V garis mid clavicula kiri
Sela iga IV garis parasternal kanan
PerkusiBatas kanan :
Batas kiri
: Sela iga V garis midclavicula kiri
Batas atas :
sela iga II garis parasternal kiri
Auskultasi Bunyi jantung I II murni, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi Pergerakan nafas kanan-kiri simetris, retraksi sela
iga (-)
Palpasi Fremitus taktil paru kanan = paru kiri
PerkusiSonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi Vesikuler ( +/+ ), whezing ( -/- ), ronkhi (-/-)

Abdomen
Inspeksi Perut rata dan simetris
Palpasi Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
nyeri lepas (-)
Perkusi Timpani, nyeri ketok (-)
AuskultasiBising usus (+) normal
Ekstremitas
oedem (-/-),
Ekstremitas
oedem (-/-),

Superior:
sianosis (-/-), turgor kulit baik
Inferior:
sianosis (-/-), turgor kulit baik

NERVUS CRANIALIS
N. olfaktorius ( N. I )
Daya penciuman hidung : Tidak bisa dinilai
N. opticus ( N. II )
Tajam penglihatan : Tidak bisa dinilai
Lapang Penglihatan
: Tidak bisa dinilai
Tes warna
: Tidak bisa dinilai
Fundus oculi
: Tidak dilakukan
N. occulomotorius, N. trochlearis, N. abducen ( N.III-N.IV-N.VI )
Kelopak mata
Ptosis
: (-/-)
Endophtalmus
:(-/-)
Exopthalmus
: (- / - )
Pupil
Diameter
: ( 3 mm / 3 mm )
Bentuk
: ( Bulat / Bulat )
Isokor / anisokor
: ( Isokor / Isokor )
Posisi
: ( Sentral / Sentral )
Reflek cahaya langsung
:(+/+)
Reflek cahaya tidak langsung
:(+/+)

Gerakan bola mata


Medial
:
(+/+)
Lateral
:
(+/+)
Superior :
(+/+)
Inferior
:
(+/+)
Obliqus, superior : ( + / + )
Obliqus, inferior
(+/+)
Reflek pupil akomodasi ( + / + )
Reflek pupil konvergensi: ( + / + )
N. trigeminus ( N. V )
Sensibilitas
Ramus oftalmikus : Tidak bisa dinilai
Ramus maksilaris : Tidak bisa dinilai
Ramus mandibularis
: Tidak bisa dinilai
Motorik
M. Maseter
: ( Baik / Baik )
M. temporalis
: ( Baik / Baik )
M. pterigoideus
: ( Baik / Baik )
Reflek
Reflek kornea ( sensoris N. V, motoris N. VII ) : ( + / + )
Reflek bersin
:(+/+)

N. fascialis ( N. VII )
Inspeksi wajah sewaktu :
Diam
:Simetris
Tertawa
: Asimetris, miring ke kiri
Meringis
: Asimetris, miring ke iri
Bersiul
: Asimetris
Menutup mata : Simetris
Pasien disuruh untuk :
Mengerutkan dahi :Simetris
Menutup mata kuat-kuat: Simetris
Menggembungkan pipi :Simetris
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah: (+/+)
N. acusticus ( N. VIII )
N. cochlearis
Ketajaman pendengaran: (+/+)
Tinitus
: ( -/ -)
N. vestibularis
Test vertigo
:Tidak dilakukan
Nistagmus
:(-/-)

N. glossopharingeus dan N. vagus ( N. IX dan N. X )


Suara bindeng / nasal :Tidak bisa di nilai
Uvula
:Di tengah
Palatum mole
: Istirahat :Simetris
Bersuara : Tidak bisa dinilai
Arcus palatoglossus:
Istirahat : Simetris
Bersuara : Tidak bisa di nilai
Arcus palatopharingeus : Istirahat : Simetris
Bersuara : Tidak bisa di nilai
Reflek batuk
: (+)
Reflek muntah : (+)
Peristaltik usus : Bising usus (+) normal
Bradikardi : (-)
Takikardi : (+)
N. accesorius ( N. XI )
M. sternocleidomastoideus : (-/-)
M. trapezius
: (-/-)
N. hipoglossus ( N. XII )
Atropi
: (-)
Fasikulasi
: (-)
Deviasi

Tanda Perangsangan Selaput Otak

Kaku kuduk
Kernig test
Lasseque test
Brudzinsky I
Brudzinky II

:
:
:

: (-)
(-)
: (-)
(-)
(-)

Sistem motorik

Superior ka / ki

Gerak

Kekuatan otot

Tonus

Normotonus / Normotonus Normotonus / Normotonus

Klonus

-/-

Atrophi

-/-

Reflek fisiologis
Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + ) Tricep ( + / + )
Achiles ( + / + )

Reflek patologi

Lateralisasi ke kanan

Inferior ka / ki

2/5

Lateralisasi ke kanan

3/5
-/-/-

Hoffman trommer ( + / - )

Babinsky ( + / - )
Chaddock

(-/-)
Oppenheim
(-/-)
Schaefer ( - / - )
Gordon
(-/-)

Sensibilitas
Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )
Rasa raba : Tidak bisa dinilai
Rasa nyeri
: (+) / (+)
Rasa suhu pana : Tidak bisa dinilai
Rasa suhu dingin : Tidak bisa dinilai
Propioseptif / rasa dalam
Rasa sikap : Tidak bisa dinilai
Rasa getar : tidak dilakukan
Rasa nyeri dalam : ( + / + )
Fungsi kortikal untuk sensibilitas
Asteriognosis : Tidak bisa dinilai
Agnosa taktil : Tidak bisa dinilai
Two point discrimination : Tidak bisa dinilai

Koordinasi
Tes tunjuk hidung
: Sulit dinilai
pronasi supinasi
: Sulit dinilai

Susunan Saraf Otonom


Miksi
: Normal
Defekasi
: Normal
Salivasi
:Normal

NHSS score = 8

Fungsi luhur
Fungsi bahasa
Afasia motorik
Fungsi orientasi
Sulit dinilai
Fungsi memori
Sulit dinilai
Fungsi emosi
Sulit dinilai
Algoritma Gadjah Mada
Penurunan kesadaran :(-)
Nyeri kepala
: (-)
Refleks babinsky
: (+)
Stroke non hemoragik

Score Djoenaedi

1. TIA sebelum serangan

Sebelum Serangan

Tidak ada

2. Permulaan serangan

Sangat Mendadak (1-2 menit)

6,5

Mendadak (menit - 1 jam)

6,5

Pelan pelan (beberapa jam )

3. Waktu serangan

Bekerja ( Aktivitas)

6,5

Istirahat/ duduk / tidur

Bangun Tidur

4. Sakit kepala

Sangat Hebat

10

Hebat

7,5

Ringan

Tidak Ada

5. Muntah

Langsung Sehabgis serangan

10

Mendadak (beberapa menit jam)


Pelan pelan(1 hari / lebih )
Tidak Ada

7,5
1
0

6.

Kesadaran :
Menurun langsung sewaktu serangan 10
Menurun mendadak (menit-jam) 10
Menurun pelan-pelan (1 hari/ >) 1
Menurun smentara lalu sadar lagi 1
Tidak ada gangguan kesadaran 0
7. Tekanan darah sistole:
Waktu serangan sangat tinggi (>200/110)7,5
Waktu MRS sangat tinggi (> 200/110) 7,5
Waktu Serangan tinggi (>140/100) 1
Waktu MRS tinggi (>140/100) 1
8. Tanda rangsangan :
Kaku kuduk hebat 10
Kaku kuduk ringa 5
Kaku kuduk tidak didapatkan 0
9. Pupil:
Isokor 5
Anisokor 10
Pinpoint dextra/sinistra 10
Midriasis dextra/sinistra 10
Kecil dan reaksi lambat 10
Kecil dan reaktif 10
10. Fundus oculi :
Perdarhan Subarachnoid 10
Perdarahan Retina (flare Stroke)
Normal 0
Tidak dilakukan

Jumlah

7,5

14,5 (<20 = Stroke Hemoragik)

Skor Siriraj

No
1.

Gejala / Tanda
Kesadaran

Penilaian

Indek

Skor

(0) Kompos mentis


(1) Mengantuk
(2) Semi

X 2,5

X 2

X 2

X 10 %

X (-3)

koma/koma
2.
3.
4.
5.

Muntah

(0) Tidak

Nyeri Kepala

(1) Ya
(0) Tidak
(1) Ya
Diastolik

Tekanan Darah
Ateroma
a.

DM

(0) Tidak

b.

Angina pektoris

(1) Ya

Klaudikasio Intermiten
6.

Konstanta

- 12

-12

HASIL SSS

CATATAN : 1. SSS > 1 = Stroke hemoragik


2. SSS < -1 = Stroke non hemoragik
Rumus
SSS =2,5C + 2V + 2H +0,1DBP -3A -12
= 2,5( 0 ) + 2(0)+ 2(1)+0,1(80) 3(1) -12
=0+0+2+12-12
=-5(stroke non Hemoragik)

RESUME
Pasien seorang pria berumur 51 tahun datang
datang ke RSAM pada tgl 8 September 2014 dengan
keluhan kelemahan lengan dan tungkai kanan sejak
1 hari SMRS. Keluhan tersebut muncul mendadak
saat pasien sedang beristirahat. Keluarga pasien
menyatakan sebelumnya pasien juga mengeluh
nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan berdenyut pada
seluruh bagian kepala disertai keringat dingin.
Keluhan nyeri kepala tanpa disertai mual dan
muntah, serta tidak mengganggu aktivitas. Pada
saat keluhan-keluhan tersebut muncul, pasien juga
mendadak tidak dapat berbicara, namun pasien
masih dapat memahami pembicaraan orang lain.

RESUME

Keluarga pasien juga menyatakan pasien tersedak


jika diberi minum, namun dapat menelan makanan.
Serangan stroke ini merupakan serangan yang
ketiga. Serangan pertama dialami pada tahun 2011,
dengan keluhan yang dialami kelemahan pada
lengan dan tungkai kanan sembuh total tanpa
menyisakan gejala sisa. Serangan kedua dialami
pasien pada bulan Februari 2014, dengan keluhan
kelemahan lengan dan tungkai kiri serta bicara
cadel. Serangan stroke kedua menyisakan gejala
cadel. Pasien rutin menjalani fisioterapi di RS.
Demang. Riwayat merokok sejak 10 tahun yang lalu.
Riwayat merokok (+)

Keadaan Umum

Kesadaran

Tekanan darah

: Tampak sakit ringan


: Compos Mentis
: 140/80 mmHg

Status Neurology

Motorik
sentral :

: Hemiparese dekstra + Parese N. VII sinistra tipe

Algoritma stroke gadjah mada :


Penurunan kesadaran (-), Nyeri kepala (-), refleks babinski (+)

Djunaidi skor : 14,5

DIAGNOSIS
Klinis = Hemiparese dekstra + Parese N. VII sinistra tipe sentral +
afasia motorik
Topis = Korteks hemisfer serebri sinistra lobus temporo-parietal dan
Lobus frontal area broca (area 40)
Etiologi

= Stroke Non Hemoragik


Faktor resiko : Merokok

PENATALAKSANAAN

Umum
Tirah Baring

Dietetik : Makanan rendah kolesterol


Medikamentosa
IVFD Ringer laktat gtt XV / menit
PCT 500mg 3 x 1 tab
Vit B19 tab 2 x 1 tab

Aspillet 2 x 80 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
Citicolin
Fisioterapi + terapi wicara

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium
Darah Lengkap : Hb, Leukosit
Biokimia : Fungsi ginjal (ureum, Creatinin), lipid profil
(kolesterol total, HDL, LDL), GDS, Natrium, Kalium, Kalsium,
Klorida.
EKG
Radiologi : Foto thorak
CT Scan
PROGNOSA
Quo ad Vitam: Dubia ad bonam
Quo ad Fungtionam
: Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

EKG

FOTO THORAX

HASIL CT SCAN

FOLLOW UP 12 September 2014

Keluhan
:Lengan dan tungkai kanan terasa lemah
K.U : Tampak sakit ringan
Kesadaran : CM GCS:
E4M6V afasia motorik
Tanda Vital: TD :160/100 mmHg
N
: 88 X/menit
RR : 24 X/menit
T
: 36,40 C

Status Motorik : Superior Inferior


Gerak
pasif / aktif
K. O
2/5
3/5
Tonus
N/N
Klonus - / -? -

pasif / aktif
N/N

Reflek fisiologis
Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + )
Tricep (+ / +)
Achilles ( + / + )
Reflek patologi
Hoffman trommer ( + / - ) , Babinsky ( - / + ) Chaddock ( - / - )
Oppenheim ( - / - ) Schaefer ( - / -)
Gordon ( - / - )
Jawaban konsul jantung : CHF e.c Atrial Fibrilasi
Penatalaksanaan :
IVFD Ringer laktat gtt XV / menit
Captopril 25 mg 3 x 1 tab
PCT 500mg 3 x 1 tab
Vit B19
Digoxin 1 x 0,25 mg
Aspillet 2 x 80 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg

Diskusi Kasus

Apakah diagnosa pada kasus sudah tepat?


dan Bagaimana menegakkan diagnosanya?
Apakah Tatalaksana pada pasien ini sudah
sesuai?

Stroke

adalah suatu sindroma klinis yang ditandai


oleh kehilangan fungsi otak fokal akut (kadang
global) yang berlangsung dalam waktu lebih dari
24 jam atau menyebabkan kematian ( dini ), yang
disebabkan baik oleh perdarahan spontan
kedalam atau meliputi jaringan otak ( Perdarahan
Intraserebral Spontan atau Perdarahan
Subarakhnoid Stoke Hemoragis ) atau suplai
darah yang tidak adekuatnya ke suatu bagian
otak sebagai akibat aliran darah yang rendah,
trombosis dan emboli yang berhubungan dengan
suatu penyakit pembuluh darah, jantung atau
darah (stroke iskemik atau infark serebri )

Pada

pasien dengan penderita stroke biasanya


timbul keluhan-keluhan yang berlangsung
mendadak antara lain :

Kelumpuhan,

kekakuan, rasa berat, atau rasa kebas :


- Pada satu sisi tubuh

- Tangan atau muka


Muka merot pada satu sisi
Bicara pelo atau sukar dimengerti
Buta atau kabur pada satu atau kedua mata
Sempoyongan atau tidak seimbang
Biasanya sakit kepala hebat

Score Djoenaedi

1. TIA sebelum serangan

Sebelum Serangan

Tidak ada

2. Permulaan serangan

Sangat Mendadak (1-2 menit)

6,5

Mendadak (menit - 1 jam)

6,5

Pelan pelan (beberapa jam )

3. Waktu serangan

Bekerja ( Aktivitas)

6,5

Istirahat/ duduk / tidur

Bangun Tidur

4. Sakit kepala

Sangat Hebat

10

Hebat

7,5

Ringan

Tidak Ada

5. Muntah

Langsung Sehabgis serangan

10

Mendadak (beberapa menit jam)


Pelan pelan(1 hari / lebih )
Tidak Ada

7,5
1
0

6.

Kesadaran :
Menurun langsung sewaktu serangan 10
Menurun mendadak (menit-jam) 10
Menurun pelan-pelan (1 hari/ >) 1
Menurun smentara lalu sadar lagi 1
Tidak ada gangguan kesadaran 0
7. Tekanan darah sistole:
Waktu serangan sangat tinggi (>200/110) 7,5
Waktu MRS sangat tinggi (> 200/110) 7,5
Waktu Serangan tinggi (>140/100) 1
Waktu MRS tinggi (>140/100) 1
8. Tanda rangsangan :
Kaku kuduk hebat 10
Kaku kuduk ringa 5
Kaku kuduk tidak didapatkan 0
9. Pupil:
Isokor 5
Anisokor 10
Pinpoint dextra/sinistra 10
Midriasis dextra/sinistra 10
Kecil dan reaksi lambat 10
Kecil dan reaktif 10
10. Fundus oculi :
Perdarhan Subarachnoid 10
Perdarahan Retina (flare Stroke) 7,5
Normal 0
Tidak dilakukan

Jumlah

14,5 (<20 = Stroke Hemoragik)

Skor Siriraj

No
1.

Gejala / Tanda
Kesadaran

Penilaian

Indek

Skor

(0) Kompos mentis


(1) Mengantuk
(2) Semi

X 2,5

X 2

X 2

X 10 %

X (-3)

koma/koma
2.
3.
4.
5.

Muntah

(0) Tidak

Nyeri Kepala

(1) Ya
(0) Tidak
(1) Ya
Diastolik

Tekanan Darah
Ateroma
a.

DM

(0) Tidak

b.

Angina pektoris

(1) Ya

Klaudikasio Intermiten
6.

Konstanta

- 12

-12

HASIL SSS

CATATAN : 1. SSS > 1 = Stroke hemoragik


2. SSS < -1 = Stroke non hemoragik
Rumus
SSS =2,5C + 2V + 2H +0,1DBP -3A -12
= 2,5( 0 ) + 2(0)+ 2(1)+0,1(80) 3(1) -12
=0+0+2+12-12
=-5(stroke non Hemoragik)

Lengan dan tungkai sisi kananTn.S dirasa


lemah dibandingan lengan dan tungkai sisi
kiri. Keadaan ini menunjukan adanya
gangguan pada area homunculus motorik
hemisfer cerebri sinistra.
Gangguan pada area ini disebabkan oleh
karena adanya iskemik pada pembuluh darah
otak. Sistem sirkulasi darah ke otak ada
sirkulasi anterior dan sirkulasi posterior.

Anatomi otak

PEMBAGIAN AREA OTAK BERDASARKAN


FUNGSI

Homunculus Motorik

Pada pasien ini juga ditemukan wajah asimetris


ke kiri
pada saat tersenyum. Menunjukan adanya
parese n.VII

Nervus VII

Contoh lesi nervus VII tipe perifer

Inti motorikn.VII terletak di pons. Otot-otot


bagian atas wajah mendapat persarafan dari
2 sisi. Karena itu, terdapat perbedaan antara
gejala kelumpuhan n.VII jenis sentral dan
perifer.

Kerusakan N XII akan menyebabkan afasia.


Fungsi bicara di atur oleh daearah wernick
dan area broca di cerebrum. Sehingga jika
terjadi lesi pada daerah tersebut maka akan
ditemukan afasia pada pasien.
Dari uraian di atas dan hasil pemeriksaan,
maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis
topic pada kasus ini adalah korteks hemisfer
cerebri sinistra.

Keluhan lain :

Pasien tidak dapat berbicara namun


masih dapat memahami pembicaraan
orang lain

Hasil CT Scan

Gambaran infark

Apakah Tatalaksana pada pasien ini sudah


sesuai?
1. Neuroprotektif
Obat ini berfungsi untuk menurunkan metabolisme neuron, mencegah
pelepasan zat- zat toksik dari neuron yang rusak, atau memperkecil
respon hipereksitatorik yang merusak dari neuron- neuron di penumbra
iskemik yang mengelilingi daerah infark pada stroke. Jenis obat
neuroprotektif, antara lain antagonis kalsium, anatagonis glutamat, dan
antioksidan.
2. Trombolisis
3. Antikoagulasi
4. Pemantauan irama jantung untuk pasien dengan aritmia jantung atau
iskemia miokard. Bila fibrilasi atrium respons cepat, maka dapat
diberikan digoksin 0,125- 0,5 mg intravena atau verapamil 5-10 mg
intravena atau amidaron 200 mg drips dalam 12 jam.
5. Anti hipertensi
a) Sistolik > 220 mmHg
b) Diastolik > 120 mmHg
c) Tekanan arteri rata- rata >140 mmHg

STROKE
Pendahuluan
Stroke digunakan untuk menamakan sindrom
hemiparesis atau paralisis akibat lesi vaskular yang
bisa bangkit dalam beberapa detik sampai hari,
terantung dari jenis penyakit yang menjadi
kausanya.
Definisi
Stroke adalah tanda tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal (global), dengan gejala gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih, atau
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab
lain yang jelas selain vaskular (WHO, 1986).

Faktor Resiko

Klasifikasi
Perdarahan Subarachnoid
Progressing
Intraserebral
stroke
(PIS)
(PSA)

Etiologi
1. Trombosis
Trombosis (penyakit trombo oklusif) merupakan penyebab stroke
yang paling sering. Trombosis ditemukan pada 40 % dari semua kasus
stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologi. Biasanya ada
kaitannya dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat
ateroklerosis.
2. Embolisme
Embolisme serebri termasuk mutan kedua dari berbagai penyebab
utama stroke. Penderita embolisme biasanya lebih muda
dibandingkan dengan penderita trombosis. Kebanyakan emboli serebri
berasal dari suatu trombus dalam jantung sehingga masalah yang
dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit jantung.
3. Perdarahan Serebri
Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptur arteri serebri.
Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan / atau subarakhnoid,
sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser dan
tertekan.

Stroke hemoragik dibagi atas :


1. Perdarahan Intra Serebral (PIS)
2. Perdarahan Subarakhnoidal (PSA)

1.

Gejala Klinik
Gejala defisit local

PIS

PSA

Berat

Ringan

2.

SIS sebelumnya

Amat jarang

3.

Permulaan (onset)

Menit/jam

1 2 menit

4.

Nyeri kepala

Hebat

Sangat hebat

5.

Muntah pada awalnya

Sering

Sering

6.

Hipertensi

Hampir selalu

Biasanya tidak

7.

Kesadaran

Biasa hilang

Biasa

8.

Kaku kuduk

Jarang

sebentar
Biasa ada

9.

Hemiparesis

Sering sejak

Permulaan

10 Deviasi mata

ada
Tidak ada

.
11 Gangguan bicara

Bisa ada

Jarang

.
12 Likuor

Sering

Selalu

.
13 Perdarahan

Sering

Berdarah

.
subarakhnoid
14 Paresis / gangguan N. III Berdarah
.

ada

hilang

tidak

tidak Bisa ada mungkin


(+)

DAFTAR PUSTAKA

PERDOSSI : Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia, 3 7.


Prof. DR. Mahar Mardjono & Prof. DR. Priguna Sidharta : Neurologi Klinis Dasar,
Edisi VI, 1994, 270 290.
Mary Carter Lombardo : Patofisiologi Konsep Klinis Proses proses Penyakit,
Edisi 4, 1995, 964 972.
Dr. Siti Amnisa Nuhonni, SpRM, Simposium Penatalaksanaan Stroke Masa Kini,
101, Bandar Lampung,2000
http://www.yastroki.or.id/printarticle.php?id=28roke
http://www.strokecentre.org
Yancy CW, Jessup M. ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure:
A Report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart
Association Task Force on Practice Guideline. Dallas: AHA-Circulation.2013.
Gavras, H., Faxon, DP et al. Angiotensin converting enzyme inhibition in
patients with congestive heart failure. Dallas: AHA Circulation. 1978.
Benowitz, L. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B. G., Basic and Clinical
Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga : Salemba Medika. 2002.

You might also like