You are on page 1of 164

Aplikasi Value Engineering Terhadap Struktur Balok dan

Pondasi Untuk Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan


Daerah Propinsi Jawa Tengah

SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh :
Nama

: Rinouw Astria Widodo

NIM

: 5150402033

Program Studi : Teknik Sipil S1


Jurusan

: Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul Aplikasi Value Engineering Terhadap Struktur Balok dan
Pondasi Untuk Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah telah disetujui oleh dosen pembimbing Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Hari

: Jumat

Tanggal

: 29 Juni 2007

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE


NIP. 132 134 676

Drs. Tugino, M.T.


NIP. 131 763 887

ii

HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari

: Rabu

Tanggal

: 23 Mei 2007

Panitia Ujian
Ketua

Sekretaris

Drs. Lashari, M.T.


NIP. 131 741 402

Drs. Henry Apriyatno, M.T.


NIP. 131 658 240
Tim Penguji

Penguji I

Penguji II

Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE


NIP. 132 134 676

Drs. Henry Apriyatno, M.T.


NIP. 131 658 240
Penguji III

Drs. Tugino, M.T.


NIP. 131 763 887
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Prof. Dr. Soesanto, M.Pd


NIP.130 875 753

Drs. Lashari, M.T.


NIP. 131 741 402
iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO
Jika engkau menolong jalanNya, niscaya Dia akan menolong dan melancarkan
jalanmu
Tak ada satu sisi hidup yang berjalan mundur kecuali semuanya harus
diperjuangkan agar bisa tetap maju
Always do it and praying to your God
You cannot escape the responsiblity of tomorow by evading it today
(Abraham Lincoln)

PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Bapak dan ibu yang saya hormati dan selalu saya cintai
2. Untuk Mas Arie, Mas Radik, Mas Zaeni yang selalu
membantu,

mengajarkan

dan

menuntun

dalam

penyelesaian Tugas Akhir ini.


3. Dan spesial untuk sohib-sohib Galaksy(Okik, Rizal,
Bowo) yang selalu memberikan semangat dan arti
perjuangan hidup.Cayooo..!!
4. Dan orang yang selalu memberikan semangat bagiku
dalam cinta dan kasihnya. Alh.jazakillahukhoiro
5. Sahabat-sahabatku Youth of XP. We always together.
Alh.jazakumullohukhoiro
6. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 02 Teknik Sipil
Dont Forget!!We Will Fight At Future. for me, us and
all
7. Semua orang yang telah mengkritik, mendidik dan
membantu dalam kehidupanku.

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
skripsi dengan judul Aplikasi Value Engineering pada Struktur Balok dan
Pondasi Untuk Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah .
Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan
program studi Sarjana Strata-1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
Selama proses penulisan Skripsi ini penulis menyadari banyak sekali
kekurangan dan hambatan, akan tetapi berkat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga proses penulisan skripsi
ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang,
2. Drs. Lashari, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang,
3. Drs. Henry Apriyatno, M.T, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,
4. Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE, dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini,
5. Drs. Tugino, M.T, dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan
dan bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini,
v

6. Drs. Kamid Idris, M.T, dosen wali Teknik Sipil S1 angkatan 2002,
7. Seluruh dosen serta staf karyawan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang,
8. Bapak dan ibu yang telah membesarkan, menyayangi, mendidik

serta

memberikan dukungan, semangat dalam pendidikan dan kehidupan yang


indah. Terima kasih atas doa-doanya selama ini,
9.

Ustoyo, Zaeni dan Radik yang telah semangat dalam menyelesaikan tugas
akhir. Risal, Okik dan Bowo, terima kasih atas semangatnya. Civilian 02
we must strugle,

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,


Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Semarang,

Juni 2007

Penulis

vi

SARI
Rinouw Astria Widodo. 2007. Aplikasi Value Engineering Untuk Optimasi Biaya
Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci : Value Engineering, Optimasi.
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan gedung bertingkat sering kali
memberikan suatu nilai bangunan yang besar walaupun secara kualitatif ataupun
struktural bangunan itu dinilai biasa-biasa saja. Hal ini bukan semata-mata
kekurangan dari perencana, akan tetapi lebih pada kekurang efektifan dan keefisienan
penggunaan bahan-bahan yang memiliki kualitas hampir sama, tapi dari segi biaya
lebih dipandang ekonomis justru kurang diperhatikan. Value Engineering merupakan
salah satu bidang keilmuan dari teknik sipil yang secara inti berfungsi untuk
memberdayagunakan suatu cara atau metode guna mengoptimalisasi biaya yang
terjadi dalam pembangunan suatu gedung/proyek. Permasalahan yang dikaji adalah
bagaimana pengaruh aplikasi Value Engineering terhadap optimasi biaya pada proyek
pembangunan kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah? Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan beberapa bahan dan
material untuk pengoptimalan biaya proyek. Mengetahui nilai penghematan (saving)
setelah dilakukan analisa Value Engineering.
Pada penelitian ini penganalisisan Value Engineering difokuskan pada item
pekerjaan struktur bawah yaitu pondasi dan item struktur atas yaitu balok. Dengan
menghadirkan beberapa alternatif yang masing-masing ditinjau dari segi penggunaan
materialnya. Untuk item pekerjaan pondasi digunakan beberapa alternatif penggunaan
tiang pancang dengan dimensi yang berbeda. Dalam proyek ini digunakan jenis
pondasi minipile dengan dimensi 32x32x32, kemudian dengan daya dukung yang
sama maka dihadirkan pondasi tiang silinder dengan 300, 350 dan tiang persegi
20x20. Untuk item pekerjaan beton bertulang yang dalam proyek ini digunakan beton
dengan mutu K 275, kemudian dihadirkan 3 alternatif penggunaan mutu beton lain
yaitu beton mutu K 225, K 250 dan K 300, yang kesemuanya dikaji hanya untuk
pekerjaan balok.
Hasil penelitian didapat nilai penghematan (saving) untuk item pekerjaan
pondasi dari berbagai alternatif yaitu : biaya yang harus keluarkan untuk pekerjaan
pondasi existing (32x32x32) adalah Rp. 213.587.573,00, sedangkan untuk alternatif
penggunaan bahan lain yaitu tiang pancang 300 sebesar Rp. 180.601.760,70
berselisih Rp.32.985.812,23, penggunaan tiang dengan 350 sebesar
Rp.
196.188.987,70 berselisih Rp. 17.398.585,30, penggunaan tiang persegi 20x20
sebesar Rp. 159.640.139,00, berselisih Rp. 53.947.434,00. Sedangkan untuk
pekerjaan struktur balok yang dalam existing digunakan mutu beton K275 didapat
biaya sebesar Rp.148.800.055,30, penggunaan mutu beton K 225 sebesar
Rp.126.480.069,00 berselisih Rp.22.319.986, penggunaan mutu beton K 250 sebesar
Rp.127.047.200,80 berselisih Rp.21.752.854,20, penggunaan mutu beton K 300
sebesar Rp.127.866.100,90 berselisih Rp.20.999.999.96, sehingga dari hasil penelitian
ini didapatkan total penghematan dari item pekerjaan pondasi dan balok adalah
sebesar Rp.76.267.420,00

vii

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul....................................................................................................... i
Persetujuan Pembimbing....................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii
Motto dan Persembahan ........................................................................................ iv
Kata Pengantar ...................................................................................................... v
Sari ........................................................................................................................ vii
Daftar Isi................................................................................................................ viii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xi
Daftar Gambar ....................................................................................................... xiii
Daftar Notasi ......................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................

B. Perumusan Masalah ............................................................................

C. Pembatasan Masalah ...........................................................................

D. Tujuan Penelitian ................................................................................

E. Manfaat Penelitian ..............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI


A. Uraian umum .......................................................................................

B. Value Engineering ...............................................................................

viii

C. Perekayasaan Struktur .........................................................................

10

1. Struktur Pondasi ..........................................................................

10

2. Struktur Atas ...............................................................................

17

D. Analisa Fungsional ..............................................................................

19

E. Cost Model ..........................................................................................

24

F. Analisa Perangkingan..........................................................................

28

1. Perangkingan Metode Zero-One ...................................................

28

2. Metode Matrik ...............................................................................

29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Uraian ..................................................................................................

31

B. Jenis Penelitian ....................................................................................

31

C. Tempat Penelitian................................................................................

32

D. Proses Penelitian .................................................................................

32

1. Tahapan Persiapan ........................................................................

33

2. Data ...............................................................................................

33

3. Metode Pengumpulan Data ...........................................................

34

4. Analisa Data ..................................................................................

35

E. Kedudukan Value Engineering ...........................................................

44

BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN DAN ANALISA PROYEK


A. Latar Belakang Proyek ........................................................................

48

B. Data Proyek .........................................................................................

49

1. Situasi Dan Lokasi Proyek ............................................................

49

2. Data Teknik Proyek.......................................................................

50

ix

3. Data Adminstrasi ...........................................................................

50

4. Struktur Organisai Proyek .............................................................

51

C. Study Value Engineering ....................................................................

52

1. Study VE Pada Item Pekerjaan Struktur Pondasi .........................

54

2. Study VE Pada Item Pekerjaan Struktur Atas ...............................

55

D. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Pondasi ........................

56

1. Tahap Informasi ............................................................................

57

2. Tahap Spekulasi ............................................................................

59

3. Tahap Analisa................................................................................

75

4. Tahap Pengembangan ...................................................................

79

5. Tahap Rekomendasi ......................................................................

79

E. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Struktur Atas .............

80

1. Tahap Informasi ............................................................................

81

2. Tahap Spekulasi ............................................................................

84

3. Tahap Analisa................................................................................

100

4. Tahap Pengembangan ...................................................................

104

5. Tahap Rekomendasi ......................................................................

104

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................

107

B. Saran

108

.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Tabel Kriteria Fungsi .................................................................. 28
Tabel 2.2 Penilaian Zero-One terhadap fungsi 1 ......................................... 30
Tabel 2.3 Penilaian Existing dan Alternatif yang muncul............................ 31
Tabel 3.1 Tabel Paparan Fase Informasi ..................................................... 38
Tabel 4.1 Data Informasi Teknik Proyek .................................................... 56
Tabel 4.2 Data Informasi Pekerjaan Pondasi............................................... 57
Tabel 4.3 Analisa Fungsi Pekerjaan Pondasi............................................... 58
Tabel 4.4 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Design Alternatif ........... 60
Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Dimensi dan Penulangan Pile Cap ....... 61
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisa dan Perhitungan ................................ 73
Tabel 4.7 Rekapitulasi Harga Pekerjaan ..................................................... 74
Tabel 4.8 Analisa Fungsi ............................................................................ 76
Tabel 4.9 Penilaian Bobot Sementara ......................................................... 77
Tabel 4.10 Penilaian dengan zero-One ......................................................... 78
Tabel 4.11 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi B ............................ 79
Tabel 4.12 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi C............................ 79
Tabel 4.13 Penilaian dengan Zero-One Terhadap fungsi D ........................... 80
Tabel 4.14 Penganalisaan Metode Zero-One ................................................ 80
Tabel 4.15 Informasi Teknik Proyek ............................................................ 84
Tabel 4.16 Informasi Pekerjaan Beton Struktur ............................................ 85
Tabel 4.17 Analisa Fungsi Pekerjaan Struktur .............................................. 85
Tabel 4.18 Alternatif Design ........................................................................ 87
Tabel 4.19 Perbandingan Biaya Setelah Dilakukan Analisa VE .................... 101
xi

Tabel 4.20 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Balok ....................................... 103


Tabel 4.21 Penilaian Bobot Sementara ......................................................... 104
Tabel 4.22 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap FungsI A ......................... 104
Tabel 4.23 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap FungsI B ......................... 106
Tabel 4.24 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap Fungsi C.......................... 106
Tabel 4.25 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap Fungsi D ......................... 107
Tabel 4.26 Penganalisaan Metode Zero-One ................................................ 107

xii

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Pondasi Tiang untuk Tanah Keras dan Tanah Dangkal ............ 12
Gambar 2.2 Pondai Untuk Penahan Tanah ................................................... 13
Gambar 2.3 Pondasi Untuk Jembatan .......................................................... 14
Gambar 2.4 Flowchart Perencanaan Struktur Balok .................................... 19
Gambar 2.5 Contoh Diagram FAST Fungsi Struktur Jembatan .................. 23
Gambar 2.6 Contoh Model Untuk Bangunan Umum ................................. 25
Gambar 2.7 Cost Model Untuk Gedung Standar ........................................ 27
Gambar 3.1 Siklus Perekayasaan Struktur .................................................. 45
Gambar 3.2 Flowchart Penelitian ............................................................... 46
Gambar 4.1 Lokasi Proyek .......................................................................... 48
Gambar 4.2 Struktur Organisasi................................................................... 51
Gambar 4.3 Fase Study Value Engineering .................................................. 52
Gambar 4.4 Perbandingan Harga Pekerjaan ................................................ 74
Gambar 4.5 Perbandingan Harga Setelah di VE ........................................... 101

xiii

DAFTAR NOTASI

Kapasitas dukung tanah padaujung tiang (KN/m2)

Aujng =

Luas permukaan ujung tiang (m2)

Gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut tiang

(kN/m2)
Aslmt =

Luas permukaan selimut tiang (m2) = O. L

Keliling tiang (m)

Aperlu =

luas yang dibutuhkan

As

luas tulangan

a1,a2

tebal pondasi

lebar penampang pondasi

lebar penampang

tinggi efektif

diameter Pondasi

HP

harga pekerjaan

HSP

harga satuan pekerjaan

Vol

Volume tiap pekerjaan

faktor reduksi

aktual =

rasio penulangan aktual

As

luas tulangan

rasio penulangan

Cad

Biaya Langsung (cost of direct architect)

Cal

Biaya Buruh (cost of labour architect)

xiv

Cas

Biaya Sub Kontraktor (cost of sub contractor architect)

Cao

Biaya Lain-Lain (cost of pthers-architect)

Cap

Keuntungan Dari Architect (profit of architect)

Cai

Biaya Tidak Langsung(indirect cost architect)

Caoh =

Biaya Overhead (overhead cost architect)

Ccc

Biaya Kontraktor (cost profit)

Ccp

Keuntungan Kontraktor (contractor profit)

Cre

Biaya Real Estate (cost of real estate )

Ccd

Biaya Langsung Kontraktor ( direct cost contraktor0

Ccl

Biaya Buruh Kontraktor (cost of labour kontraktor)

Ccm

Biaya Bahan Kontraktor( cost of material contractor )

Cco

Biaya Lain-Lain Kontraktor (cost of material contractor)

Ccoh =

Biaya Overhead Kontraktor ( cost of pverhead kontraktor )

Crel

Biaya Tanah Real Estate(cost of land real estate )

Cref

Biaya Legal /Hukum (cost of legal)

Com

Biaya Operasi Dan Pemeliharaan (cost of operation and

maintenance)
Como =

Biaya Overhead Dari Operasi Dan Pemeliharaan (cost of overhead


operation maintenance)

Cd

Biaya Disain (cost of design)

Cac

Biaya Arsitek (cost of architectural)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Analisis Perhitungan Struktur Pondasi

Lampiran B

Analisis Perhitungan Struktur Balok

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, dimana batas antar negara makin terbuka,
produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka mereka
yang bekerja dengan prinsip doing the right things (efficient) dan doing
things right (effective) yang akan memenangkan persaingan dan merebut
pasaran yang pada gilirannya akan menikmati hasil usahanya lebih dulu dan
lebih baik.
Seperti halnya dalam dunia teknik sipil yang juga mengalami
perkembangan cukup pesat, diiringi dengan makin meningkatnya inovasiinovasi guna mengaplikasikan prinsip-prinsip diatas, yang diawali dengan
munculnya berbagai macam alternatif baru dalam suatu pembangunan
konstruksi gedung bertingkat (High Rise Building), jembatan bentang panjang
hingga manajemen konstruksi guna didapatkan sebuah kontruksi yang
berkualitas, arsitektural dan efisien.
Dalam perkembangan konstruksi ada dua jenis bahan struktur yang paling
umum digunakan, yaitu baja dan beton bertulang atau penggabungan kedua
jenis bahan tersebut. Dalam awal pembangunan suatu proyek perencana dan
konsultan Value Engineering perlu melakukan penetapan-penetapan berupa
item

yang

akan

dipakai

untuk

semua

bagian

struktur

dengan

memperhitungkan faktor aman dan ekonomis. Dan biasanya penentuan


1

masing-masing item struktur ditentukan dengan menggunakan beberapa


software komputer sebagai alat penunjangnya.
Konstruksi gedung yang diambil disini ialah proyek pembangunan
gedung perpustakaan propinsi Jawa Tengah yang dibangun oleh PT. UNICO
UTAMA JAYA ini terdiri dari 4 lantai dengan menggunakan pondasi tiang
pancang sebagai komponen penopang struktur bangunan atas dan
menggunakan mutu beton K 275 untuk semua item pekerjaan struktur beton
bertulangnya. Dan dari semua pekerjaan beton bertulang ini, yang diambil
adalah untuk pekerjaan balok struktur karena pada item ini mempunyai nilai
atau bobot yang sangat besar dibandingkan item-item pekerjaan yang lainnya,
hal itu disebabkan pemakaian atau penggunaan beberapa materialnya yang
dirasakan penulis kurang begitu efektif dan efisien sehingga mengakibatkan
pembengkakan terhadap biaya yang dikeluarkan.
Hal ini tentu saja menjadikan biaya/harga total keseluruhan menjadi
sangat besar. Dengan alasan seperti itu diperlukan suatu cara dalam bentuk
perekayasaan yang bertujuan untuk mengoptimalkan biaya pembangunan
proyek tersebut, yang didalam dunia teknik sipil biasa disebut rekayasa nilai
atau Value Engineering.
Value Engineering adalah suatu usaha teknik manajemen yang
menggunakan pendekatan-pendekatan secara sistematis dan terorganisir, dan
diarahkan untuk menganalisa fungsi yang diperlukan dengan biaya serendahrendahnya, konsisten dengan ketentuan untuk penampilan, kualitas dan
pemeliharaan dari proyek tersebut. Dan sesuai dengan peraturan Departemen

Pekerjaan Umum Nomor 222/KPTS/CK/1991 Direktorat Jenderal Cipta


Karya disebutkan bahwa bangunan yang memiliki nilai atau biaya pengerjaan
lebih dari 1 milyar harus diadakan suatu analisis Value Engineering.
Dalam Value Engineering digunakan suatu metode evaluasi yang
menganalisis teknik dan nilai dari suatu proyek, dimana dalam hal ini dicari
suatu alternatif-alternatif baru dengan tujuan menghasilkan biaya yang lebih
efisien dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat
mengidentifikasi dan mengoptimalkan biaya-biaya itu serta usaha yang tak
perlu. Dengan mengadakan improvement (perbaikan) terhadap Value produk
tersebut tanpa mengurangi sedikitpun quality, safety dan sebagainya
Atas pertimbangan-pertimbangan diatas, yang melatarbelakangi untuk
diadakannya suatu penelitian dengan dilakukan penganalisisan VE pada
proyek pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa
Tengah. Maka dengan dilakukan penelitian dengan penganalisaan VE,
diharapkan akan diperoleh suatu nilai efisiensi serta efektifitas dari gedung
tersebut dengan munculnya cost saving.
B. Perumusan Masalah
Penggunaan bahan atau material penyusun konstruksi tiap-tiap segmen
pekerjaan yang kurang efisien mengakibatkan bertambah besar biaya yang
harus dikeluarkan. Sehingga diperlukan suatu pengkajian ulang dengan
memilih alternatif yang lain guna didapatkan nilai yang lebih optimal.
Berdasarkan uraian diatas timbul permasalahan yang menarik untuk
diteliti yaitu : bagaimana pengaruh perekayasaan segmen struktur bangunan

yang dalam hal ini adalah segmen struktur pondasi dan balok terhadap biaya
total proyek pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi
Jawa Tengah setelah dilakukan analisis Value Engineering dengan didasarkan
atas aplikasi software SAP 2000 versi 8.08?
C. Pembatasan Masalah
Analisa Value Engineering seharusnya dilakukan pada semua bagian
(segmen) pekerjaan yang memungkinkan dilakukan efisiensi ataupun
perubahan-perubahan design yang dapat mereduksi biaya tanpa merubah
fungsi dasar elemen tersebut, akan tetapi karena keterbatasan waktu maka
analisis Value Engineering (VE) dilakukan pada segmen bangunan yang
memiliki nilai atau bobot pekerjaan yang besar. Maka dalam penelitian ini
dilakukan pembatasan terhadap permasalahan yang akan dikaji sehingga
penulisan lebih terfokus. Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1

Analisis Value Engineering (VE) dilakukan pada segmen bangunan


struktur bawah yaitu pada struktur pondasi dan segmen bangunan atas
yaitu struktur balok.

Perhitungan kekuatan struktur didasarkan atas aplikasi software SAP


2000 versi 8.08 dengan disesuaikan dengan keadaan asli dilapangan
(perencanaan).

Pembebanan dari pembangunan gedung untuk input data SAP


didasarkan atas Peraturan Pembebanan Indonesia 1983

Karena keterbatasan pengetahuan dilapangan maka penganalisaan


hanya

dilakukan

sebatas

perbandingan

biaya

sesuai

dengan

penggunaan material saja.


D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1

Dapat mengangkat tema Value Engineering baik secara teoritis


maupun praktis, yaitu dengan menampilkan contoh kasus berupa
proyek riil pada tahap perencanaan gedung.

Mengetahui alternatif-alternatif bahan yang dapat digunakan untuk


pengaplikasian Value Engineering terhadap segmen struktur bawah
yaitu pondasi.

Mengetahui nilai cost saving atau biaya pengurangan dari alternatifalternatif material yang digunakan dalam analisis VE pada semua
segmen baik segmen atas yaitu balok atau segmen bawah yaitu
pondasi.

Mengetahui perbandingan biaya total dari proyek sebelumnya setelah


dilakukan perekayasa nilai (VE).

E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
yang bermanfaaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat di
antaranya adalah :
1 Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner,
perencana maupun pelaksana mengenai biaya pelaksanaan proyek

terkait dengan alternatif penggunaan material yang digunakan untuk


mendapatkan nilai optimasi dari suatu proyek pembangunan suatu
gedung itu.
2

Mengetahui penggunaan software SAP 2000 sebagai sarana untuk


perencanaan bangunan.

Mengetahui cara perhitungan rencana anggaran biaya dari suatu


proyek yang didasarkan atas SNI yang berlaku di Indonesia.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Uraian Umum
Proyek pembangunan kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah
merupakan asset penting bagi masyarakat Jawa Tengah, karena bukan hanya
sebagai salah satu pendukung sarana dan fasilitas kota semarang yang begitu
besar dan megah saja akan tetapi sekaligus menjadi ikon perkembangan
dalam dunia pendidikan, khususnya bagi masyarakat kota Semarang atau
untuk masyarakat Propinsi Jawa Tengah pada umumnya.
Pembangunan gedung yang dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya
Rp. 3.578.660.000,00 memang dirasakan penulis adalah nilai yang sangat
besar mengingat gedung ini nantinya difungsikan sebagai gedung perkantoran
saja, sehingga menjadi suatu ide pemikiran untuk dilakukan penganalisaan
terkait masalah

biaya

pembangunan

gedung tersebut dengan

cara

perekayasaan nilai atau Value Engineering


B. Value Engineering
Value engineering

adalah

suatu metode evaluasi yang menganalisa

teknik dan nilai dari suatu proyek atau produk yang melibatkan : pemilik,
perencana dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing
dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang bertujuan utuk menghasilkan
mutu dan biaya serendah-rendahnya yaitu dengan batasan fungsional dan
7

tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi biaya-biaya dan usaha


yang tidak diperlukan atau kurang mendukung (Donomartono, 1999).
Definisi lain mengatakan bahwa Value Engineering adalah suatu
pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang optimal dari setiap biaya
yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk menganalisa
fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga yang tidak
perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau pelaksanaan,
pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain (DellIsola, 1974).
Value Engineering ( VE ) adalah. suatu pendekatan bersifat kreatif dan
sistematis yang bertujuan mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan.
Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan kualitas,
kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik ataupun sifat
yang diinginkan oleh konsumen (Miles, 1961)
Dalam diktat ajar perkuliahan Universitas Negeri Semarang disebutkan
bahwa Aplikasi Value Engineering biasa digunakan pada tahap perencanaan
maupun pada tahap pelaksanaan. Akan tetapi perlu ditekankan kembali
bahwa Value Engineering bukanlah :
a. Suatu revisi desain yang diperlukan untuk mengoreksi kesalahankesalahan

yang

dibuat

oleh

perencana

maupun

mengoreksi

perhitungannya.
b. Suatu proses untuk membuat sesuatu menjadi murah ataupun
pemotongan harga dengan mengurangi penampilan.
c. Kontrol kualitas ataupun pemeriksaan ulang dari perencanaan proyek.

Sedangkan dalam mengidentifikasi biaya-biaya dan usaha-usaha yang


tidak perlu dalam penerapan Value Engineering tidaklah mudah, karena ada
beberapa faktor yang menyebabkan biaya dan usaha tersebut tidak terihat
oleh team (pemilik, perencana maupun pelaksana), diantaranya :
a. Terbatasnya waktu yang diberikan dalam proses perencanaan.
b. Kurang dan keterlambatan informasi.
c. Kekurangan kreatifitas dalam mengembangkan wawasan atau gagasan
baru.
d. Kurang tepatnya konsep yang dipakai.
e. Tidak memilih cara kerja yang efisien.
f. Masih belum cepat tanggap terhadap perubahan atau perkembangan.
g. Masih memiliki sifat kerja sendiri-sendiri antara perencana dan
pemilik.
h. Tidak mau mendapat saran.
i. Perubahan kebijaksanaan dan keadaan politik.
j. Kurangnya penghargaan kepada pelaku kegiatan.
k. Hubungan masyarakat dan lingkungan yang kurang serasi.
Akibat dari biaya-biaya dan kondisi yang tidak perlu itu, maka
kebutuhan akan aplikasi Value Emgineering sangat diperlukan dan terus
meningkat akhir-akhir ini, hal itu disebabkan karena ;
a. Biaya konstruksi yang meningkat.
b. Kurangnya sumber dana dalam pembangunan.
c. Suku bunga yang tinggi.

10

d. Inflasi yang meningkat setiap tahun.


e. Kemajuan

teknologi yang meningkat pesat maupun

metoda

pembangunannya.
C. Perekayasaan Struktur
1. Struktur Pondasi
Struktur Pondasi merupakan bagian dari bangunan yang berada di
bawah permukaan tanah maka termasuk bangunan struktur bawah.
Struktur pondasi terbagi atas beberapa jenis/macam yaitu pondasi footplat
(dangkal), pondasi sumuran atau pondasi tiang pancang, ketiga jenis
pondasi tersebut masing-masing mempunyai karakteristik dan tingkat
kemanfaatan yang berbeda-beda.
Pondasi

footplat

biasa

dipergunakan

terhadap

struktur yang

mempunyai tingkat beban atas pondasi yang relatif kecil dan tanah yang
berada pada bangunan mempunyai daya dukung yang relatif kecil atau
dangkal, maka pondasi footplat ini biasa disebut dengan istilah pondasi
dangkal(Lashari, 2004).
Sedangkan Pondasi tiang pancang dan sumuran biasa digunakan
untuk tanah yang mempunyai tingkat daya dukung relatif sedang atau
bahkan sangat dalam. Maka keduanya biasa disebut dengan pondasi
dalam(Lashari, 2004).
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain struktur
pondasi (Hanggoro, 2005) adalah :

11

a.

Ekonomi.

b. Adequate safety (Fs) yang meliputi : kapasitas daya dukung tanah,


gaya gesek tanah.
c.

Penurunan tanah karena beban.

d.

Perubahan cuaca yang relatif kecil tidak ekstrim.

e.

Permasalahan konstruksi yang meliputi : kestabilan tanah, getaran,


muka air tanah dll.

f.

Efek atau imbas terhadap lingkungan.


Untuk memenuhi persyaratan (b) kapasitas dukung tanah dan (c)

penurunan tanah, maka perlu dilihat terlebih dahulu seberapa besar beban
yang akan didukung oleh tanah. Jika tanah pendukung sangat kompresibel
dan terlalu lemah mendukung struktur atas maka penggunaan pondasi
tiang sangat disarankan. Selain itu, faktor (a) ekonomis dan (f) dampak
lingkungan merupakan bahan pertimbangan untuk pemilihan beberapa
sistem pondasi yang masih memenuhi persyaratan (b) kapasitas dukung
tanah dan (c) penurunan tanah.
Adapun dalam pembangunan Gedung kantor Perpustakaan Daerah
Jawa Tengah ini direncanakan dengan menggunakan pondasi tiang
pancang. Hal itu dikarenakan keadaan tanah keras yang menopang
bangunan ini sangat dalam.
Akan tetapi apabila tiang pancang dipancang sampai tanah keras
melalui lapisan lempung, maka untuk menghitung kapasitas daya dukung
tiang harus diperhitungkan terhadap perlawanan ujung dan gesekan antara

12

tiang depan tanah. Perhitungan daya dukung tanah tergantung pada jenis
data tanah yang ada yaitu berdasarkan hasil sondir dan berdasarkan data
laboratorium.
Adapun jenis pondasi tiang pancang akan lebih dijelaskan pada
beberapa sub bab dibawah ini diantaranya adalah :
a. Prinsip Dan Aplikasi Pondasi Tiang
Pondasi tiang diperlukan untuk mendukung struktur atas untuk kondisikondisi sebagai berikut( Hanggoro, 2005) :
1) Lapisan-lapisan tanah atas sangat kompresibel dan terlalu lemah
mendukung struktur atas. Dalam hal ini pondasi tiang diperlukan
untuk meneruskan beban kedalam lapisan tanah keras (bedrock).
Jika pondasi tiang tidak mencapai tanah keras, maka beban struktur
atas akan ditahan oleh friksi antara tiang dan tanah. (Gambar 2.1)

Gambar 2.1
2) Jika pondasi harus menahan beban horizontal. Pondasi dalam dapat
menahan momen dan vertikal secara bersamaan (gambar 2.2) .

13

Contohnya adalah pondasi untuk gedung tinggi, jembatan, dermaga


dsb.

Gambar 2.2
3) Pada tanah yang ekspansif. Tanah yang ekspansif dapat mengalami
pengembangan (swelling) dan penyusutan (shrinkage) tergantung
kepada kondisi kadar airnya.
4) Pondasi harus menahan uplift forces. Hal ini misalnya terjadi pada
basement dengan muka air tanah yang tinggi.
5) Adanya erosi tanah pada abutment dan pier jembatan (Gambar 2.3).

14

Gambar 2.3

6) Pondasi harus menahan gerakan tanah lateral. Pondasi tiang dapat


digunakan sebagai perkuatan lereng atau sekaligus sebagai pondasi
bangunan yang berdiri di atas tanah berlereng.
b. Perhitugan Beban Aksial Kolom
Apabila tiang pancang dipancang sampai tanah keras melalui lapisan
lempung, maka untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang harus
diperhitungkan terhadap perlawanan ujung dan gesekan antara tiang depan
tanah. Perhitungan daya dukung tanah tergantung pada jenis data tanah
yang ada yaitu berdasarkan hasil sondir dan berdasarkan data laboratorium.
Untuk penghitungan beban aksial yang terjadi pada pondasi akibat beban
kolom ada beberapa ketentuan dalam penggunaan rumus daya dukung
ultimit, tergantung dengan jenis tanah yang menopang pondasi tersebut,
dalam (Wesley,1977), disebutkan kapasitas ijin untuk tiang yang dipancang
sampai lapisan tanah pasir :

15

Qijin =

(qc. Aujung ) + (Tf .O )


3

Untuk pemancangan tiang pada tanah lempung, Wesley (1977)


menyarankan penggunaan faktor aman yang lebih besar dari tiang dalam
pasir. Dalam (Suryolelono, 1994) untuk pemancangan tiang pada tanah
lempung dapat digunakan rumus :

Qijin =

(qc. Aujung ) + (Tf .O )


5

10

Akan tetapi biasanya pemancangan tiang pada tanah lempung jika ujung
tiang mencapai tanah keras dapat digunakan rumus :
Qijin =
dimana ; Qultimit

(qc. Aujung ) + (Tf .O )


3

10

= Kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN)

Qujung

= Tahanan ujung tiang (kN)

Qfriksi

= Tahanan gesek tiang (kN)

Keterangan :
q

= Kapasitas dukung tanah padaujung tiang (KN/m2)

Aujng = Luas permukaan ujung tiang (m2)


f

= Gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah


dengan selimut tiang (kN/m2)

Aslmt = Luas permukaan selimut tiang (m2) = O. L


O

= Keliling tiang (m)

= Panjang tiang (m)

16

Sedangkan dalam mekanisme perhitungan daya dukung pondasi ijin


digunakan faktor aman (S.F) yang diperlukan untuk memprediksi
besarnya kapasitas ijin pondasi tiang tunggal (Qijin) berdasarkan prediksi
nilai Qultimit. Alasan diperlukannya faktor aman dalam mendesain
pondasi tiang antara lain (Hanggoro, 2005) adalah :
1) Untuk memberikan keamanan terhadap tidak kepastian metode
hitungan yang digunakan.
2) Untuk memberikan keamanan terhadap penyerderhanaan profil
tanah serta parameternya yang digunakan dalam desain.
3) Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang
tunggal atau kelompok tiang masih dalam batas toleransi.
4) Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam di antara
tiang-tiang masih dalam batas toleransi.

c. Mekanisme Transfer Beban Pondasi


Mekanisme transfer beban dari tiang ke dalam tanah adalah sangat
kompleks. Beban pondasi akan ditransfer melalui tahanan gesek tiang
(Qfriksi) dan tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat pembebanan tiang,
perpindahan tiang ke arah bawah diperlukan untuk memobilisasi tahanan
gesek tiang (Qfriksi). Tanpa memperhatikan jenis tanah, jenis tiang dan
dimensinya, besarnya perpindahan relatif ini biasanya tidak melebihi 0,5 cm
meskipun ada yang sampai mendekati 1,0 cm.
Perpindahan ujung tiang yang dibutuhkan agar tahanan ujung tiang
(Qujung) termobilisasi seluruhnya lebih besar daripada gerakan yang

17

dibutuhkan untuk termobilisasinya tahanan gesek tiang (Qfriksi) secara


penuh. Secara umum tahanan gesek tiang ultimit (Qfriksi) termobilisasi
lebih awal daripada tahan ujungnya (Qujung).
Mekanisme transfer beban juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang,
panjang tiang dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya. Pada umumnya,
saat awal pembebanan, sebagian besar beban didukung oleh tahanan gesek
tiang (Qfriksi) pada tiang bagian atas.
Ketika beban dilepas dan kemudian dibebani kembali dengan beban
yang lebih besar, jika tahanan gesek tiang (Qfriksi) telah mencapai
maksimum, sebagian beban akan didukung oleh tahanan ujung tiang
(Qujung). Pada saat terjadi keruntuhan, dimana pergerakan vertikal tiang
terus bertambah hanya dengan penambahan beban yang sedikit, maka tidak
ada lagi kenaikan transfer beban ke tahanan gesek tiang (Qfriksi) dan
tahanan ujung tiang (Qujung) telah mencapai nilai maksimumnya.

2. Struktur Atas
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah (SNI 2002).
Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan struktur atap balok,
yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting, yang dalam
penulisan tugas akhir ini perekayasaan dilakukan hanya pada pekerjaan
struktur balok saja.
Pada perencanaan balok terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi
terutama masalah bentang teoritis dan dimensi balok itu sendiri. Peraturan

18

untuk balok adalah sama dengan untuk pelat, bentang teoritisnya dianggap
sama dengan bentang bersih L antara bidang muka tumpuan ditambah
setengah dari panjang perletakan yang diperlukan pada tiap tepi (Vis, 1987)
Secara umum perencanaan balok dalam kontruksi gedung tinggi balok
diisyaratkan sekitar 1/15 sampai 1/10 panjang bentang sedangkan pilihan
lebar balok diisyaratkanh selebar 2/3 sampai 1/3 tinggi rencana balok dan
juga kriteria lendutan yang timbul haruslah memenuhi syarat h lebih atau
sama dengan 1 / 25 sampai 1 / 33 sehingga jika perencanaan balok
memenuhi persyatan diatas balok dikatakan aman ( Vis, 1987)..
Adapun diagram perencanaan balok akan di sajikan dalam Gambar

2.4 dibawah ini :

19

Tentukan syarat tumpuan

Tentukan bentang teoritis

Taksir ukuran penampang

Hitung beban

Hitung reaksi perletakan

Hitung momen lentur

Hitung tulangan

Ukuran balok dan tulangan


memadai

Gambar 2.4 Flow chart perencanaan struktur balok


Sumber : Vis, 1987

20

C. Analisa Fungsional
Pengertian

analisa

fungsi

merupakan

suatu

pendekatan

untuk

mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi merupakan


karakterisitk produk atau proyek yang membuat produk atau proyek dapat
bekerja atau dijual. Menurut Ir. Julianus H, MSIE (1995) fungsi adalah
kegunaan atau manfaat yang diberikan produk kepada pemakai untuk
memenuhi suatu atau sekumpulan kebutuhan tertentu.
Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan fungsi
sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang merupakan
tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari suatu produk
tersebut dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai kegunaan sama
sekali. Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang mungkin dibutuhkan
untuk melengkapi fungsi dasar agar mempunyai nilai yang baik. Analisa
fungsi bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasikan fungsi - fungsi essensial ( sesuai dengan
kebutuhan ) dan menghilangkan fungsi fungsi yang tidak diperlukan.
2. Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen komponen
yang dapat menghasilkan komponen komponen yang diperlukan.
Menurut Miles (1961) dalam berfikir kreatif dari analisa fungsi akan
timbul suatu pertanyaanpertanyaan yang dapat digambarkan atau umum
diaplikasikan sebagai berikut :
1. Apa tujuan proyek itu ?
2. Apa fungsinya ?

21

3. Berapa biayanya ?
4. Berapa biaya minimalnya ?
5. Apakah ada alternatif dengan jenis pekerjaan yang sama ?
6. Apakah ada alternatif biaya ?
7. Apadah fungsi fungsi yang bisa dihilangkan sebagian ?
8. Apakah yang bisa menyebabkan dihilangkan?
9. Apakah dengan menggunakan itu mendukung nilai bangunan ?
Walau pertanyaanpertanyaan diatas begitu sederhana, tetapi akan sulit
untuk dijawab dan butuh waktu yang lama untuk menjawab secara tepat dan
benar jika keadaan proyek termasuk dalam kategori proyek besar.
Kemudian setelah diketahui beberapa item permasalahan yang akan
dikaji maka langkah selanjutnya ditentukan perbandingan antara cost dan
worth, dimana cost adalah biaya yang harus dibayar untuk item pekerjaan
tertentu ( diestimasikan oleh perencana ) dan worth adalah biaya minimal
untuk suatu item pekerjaan tetapi fungsi pekerjaan tetap dipenuhi ( biaya
rendah yang diperoleh setelah ide diketemukan tetapi fungsinya tetap )
Cara yang dianggap paling efektif didalam analisis fungsi Value
Engineering adalah dengan metode FAST (Functional Analysis System
Techniques). Yang digambarkan secara sistematis dalam bentuk diagram
bagan yang saling berkaitan satu sama lain dan diatur secara bertahap untuk
mengidentifikasikan fungsi-fungsi serta menggambarkan kaitan antara fungsifungsi. Beberapa istilah fungsi pada metode FAST, yaitu :
1. Fungsi Utama

22

Fungsi bebas yang menggambarkan kegiatan utama yang harus


ditampilkan pada sistem.
2. Fungsi Sekunder
3. Fungsi Ukuran (sekunder)
Tergantung fungsi lain yang lebih tinggi tingkatannya.
4. Fungsi Jalur Kritis
Semua fungsi yang secara berurutan menggambarkan Bagaimana
(How) dan Mengapa (Why) dari fungsi lain pada urutan tersebut.
5. Fungsi Tingkat Tinggi
Fungsi yang terletak di bagian paling kiri Diagram FAST.
Fungsi Dasar merupakan fungsi tingkat tinggi dalam batasan lingkup
masalah.
6. Fungsi Tingkat Rendah
Fungsi yang terletak pada bagian paling kanan dari fungsi lain pada
diagram FAST.
Dalam diagram FAST ini dapat diketahui fungsi sikwensial dan
hubungan konkuresinya satu sama lain, baik secara horisontal maupun secara
vertikal yang semuanya merupakan fungsi pendukung dari fungsi utama dan
fungsi sikwensial dari fungsi beroder tinggi dan beroder rendah, dengan
pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan mengapa ( How and why ). Untuk
lebih jelasnya metode FAST dapat dilihat pada gambar 2.5 yang
menjelaskan hubungan fungsi untuk kontruksu jembatan didasarkan atas
fungsi primernya yaitu untuk melewatkan lalulintas.

23

Bagaimana (How)

Mengapa (Why)
Mendukung
lalulintas
Mendukung
beban kontruksi

Membagi berat
Menahan beban

Meneruskan
beban ke tanah

Menyalurkan
beban
Memberikan rasa
aman

Mendukung
beban kontruksi

Memberikan
Penerangan
Ruang Lingkup Kajian
Garis lingkup tinggi

= Garis fungsi kritis

Garis lingkup rendah

Gambar 2.5 Contoh Diagram FAST Fungsi struktur Jembatan


23

24

D. Cost Model
Dalam pengertiannya Cost Model merupakan suatu model atau gambaran
yang difungsikan untuk memaparkan analisa biaya-biaya yang akan muncul
dari suatu kegiatan proyek dari berbagai unsur/item pekerjaan(Dellisola,
1962)
Didalam penyusunan anggaran suatu proyek dilakukan dengan cara
membuat estimasi anggaran terlebih dahulu, lalu dengan analisa fungsi dalam
Value

Engineering

(VE)

didapatkan

alternatif

yang

kesemuanya

mengeliminasi biaya-biaya yang tidak perlu dan akhirnya dapat mereduksi


biaya proyek secara keseluruhan. Dibawah ini akan digambarkan contoh cost
model untuk gedung (gambar 2.6) dan adalah contoh bagan dari suatu cost
model untuk mengetahui biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik atau
pemberi tugas untuk gedung yang standar pada (gambar 2.7).
Dengan adanya cost model memungkinkan untuk mempermudah untuk
menganalisa semua biaya-biaya baik langsung atau tidak langsung yang akan
timbul pada masa kontruksi sehingga akan menjadi panduan atau acuan
dalam usaha untuk menganalisa biaya-biaya itu dengan Value Engineering

25

Total biaya
Ct=Cd+Cp+Cc

B.desain
Cd=Cac+Cap

B.arsitek
Cac=Cad+Cai

B.Lsng
Cad=cal+cas=cao

Buruh
Cal

B. Konstruksi
Cp:Ccc+Ccp+Cre

Keuntungan
Cap

B.Kontraktor
Ccc:Ccd+Ccr

Keuntungan
Ccp

B real cost
Cre: Crei

B.Tak lsg
Cal=Cao

B.langsung
Ccd:Ccl+Ccm
+Cco+Ccs

B.tak lsg
Ccl:Cco

B Tanah
Crel: Cref

Buruh
Ccl

Over head
Cco

B Hutan
Cref

Overhead
Cao

Sub.kontrktr
Cas
Lain-lain
Cao

B.operasi
Cc:Com+Comi

Bahan
Ccm

Sub.Kontr
Cas

B. O&P
Com:Coml+Comm
+Ccmu+Como

B.Tak lsg
Comi:Como

Buruh
Coml

OH O & P
Como

Bahan
Comm

Utiliti
Ccmu

Lain-lain
Cco

Gambar 2.6. Cost Model Untuk Bangunan Umum

Lain-lain
Como

25

Sumber : Peurifoy,R.l, Estimating Construction Costs, New York, Mc. Graw Hill Book Company, Third Edition

26

Keterangan gambar (notasi gambar 2.6)

Cd

Biaya Disain (cost of design)

Cac

Biaya Arsitek (cost of architectural)

Cad

Biaya Langsung (cost of direct architect)

Cal

Biaya Buruh (cost of labour architect)

Cas

Biaya Sub Kontraktor (cost of sub contractor architect)

Cao

Biaya Lain-Lain (cost of pthers-architect)

Cap

Keuntungan Dari Architect (profit of architect)

Cai

Biaya Tidak Langsung(indirect cost architect)

Caoh =

Biaya Overhead (overhead cost architect)

Ccc

Biaya Kontraktor (cost profit)

Ccp

Keuntungan Kontraktor (contractor profit)

Cre

Biaya Real Estate (cost of real estate )

Ccd

Biaya Langsung Kontraktor ( direct cost contraktor0

Ccl

Biaya Buruh Kontraktor (cost of labour kontraktor)

Ccm

Biaya Bahan Kontraktor( cost of material contractor )

Cco

Biaya Lain-Lain Kontraktor (cost of material contractor)

Ccoh =

Biaya Overhead Kontraktor ( cost of pverhead kontraktor )

Crel

Biaya Tanah Real Estate(cost of land real estate )

Cref

Biaya Legal /Hukum (cost of legal)

Com

Biaya Operasi Dan Pemeliharaan (cost of operation and

maintenance)

27

Gedung Standar

B. lapangan

Syarat
&spec,.umum

Sistem dasar

Arsitek

Alat

Kondisi Umum

Pondasi

Dinding luar

Kond.Spec

Normal

Kons.Internal

Abnormal

Finishing dalam

Struktur

Trans. Vertikal

Mechanical

Eletrical

Pemipaaan

Umum

HC

Sistem Spesial

Pmdm. kbkran

Sistem Lain

Vertikal

Horisontal

Gambar 2.7 Cost Model Untuk Gedung Standar


Sumber : Peurifoy,R.l, Estimating Construction Costs, New York, Mc. Graw Hill Book Company, Third Edition

27

28

E. Analisa Perangkingan
Analisa

perangkingan

ialah

suatu

cara

yang

digunakan

dalam

perekayasaan untuk mengkaji lebih dalam semua alternatif yang dihadirkan


baik secara kualitatif atau kuantitatif.
Dalam analisa perangkingan dilakukan dengan 2 (dua) cara yang disajikan
saling berkaitan yaitu :

1. Perangkingan Metode Zero One


Sebelum kegiatan penilaian dilakukan maka terlebih dahulu ditentukan
kriteria yang menjadi dasar penilaian untuk semua alternatif. Dengan dihitung
bobot sementara untuk masing-masing alternatif tersebut. Penghitungan bobot
alternatif ini didasarkan atas rumus dalam (Julianus, 1995) :
=

angkarangkingyang dim iliki


x 100
jumlahangkarangking

Untuk penentuan angka rangking dilakukan dengan cara terbalik


tergantung jumlah fungsi yang dihadirkan dan perangkingan diberi nilai yang
tertinggi untuk fungsi yang diprioritaskan (tabel .
Tabel 2.1 Kriteria Fungsi Alternatif
No

Fungsi

Angka rangking

bobot

Ket

Biaya

50

Prioritas tertinggi

Pelaksanaan cepat

33.33

Prioritas sedang

Mudah

16.67

Prioritas rendah

100

Jumlah angka rangking

29

Kemudian setelah didapatkan angka bobot diatas maka dilakukan analisa


selanjutnya yaitu dengan metode Zero-One. Menurut Ir. Julianus H, MSIE
(1995) metode Zero-One adalah salah satu cara pengambilan keputusan yang
bertujuan untuk menentukan urutan prioritas fungsi fungsi (Kriteria).
Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas suatu fungsi lebih
penting atau kurang penting terhadap fungsi lainnya. Fungsi yang lebih
penting diberi nilai satu (One), sedangkan nilai yang kurang penting diberi
nilai nol (Zero)(tabel 2.2). Kemudian dengan menghadirkan referensi
perbandingan maka akhirnya didapatkan indeks untuk masing-masing kriteria
yang nantinya menjadi parameter perhitungan dalam penentuan nilai
pengambilan keputusan untuk masing-masing alternatif berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan. Keuntungan metode ini adalah mudah dimengerti dan
pelaksanaannya cepat dan mudah.
Preferensi alternatif untuk kriteria biaya adalah sebagai berikut ;
Alternatif
A
B
C

Preferensi
A > B : A > C
B < A : B > C
C < A : C < B

Preferensi alternatif untuk kriteria mudah adalah sebagai berikut dst ;


Alternatif
A
B
C

Preferensi
A > B : A > C
B < A : B > C
C < A : C < B

30

Tabel 2.2 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi 1 (biaya)

Alternatif

Jumlah

Indeks

3/6

2/6

1/6

JUMLAH

Keterangan :
1 = Lebih penting
2 = Kurang penting
X = Fungsi yang sama
Cara pelaksanaan metode zero-one ini adalah dengan mengumpulkan
fungsi-fungsi yang tingkatannya sama, kemudian disusun dalam suatu matriks
zeroone yang berbentuk bujursangkar. Kemudian dilakukan penilaian fungsifungsi secara berpasangan, sehingga ada matriks akan terisi x. Nilai-nilai pada
matriks ini kemudian dijumlah menurut baris dan dikumpulkan pada kolom
jumlah.
Sebagai contoh untuk matriks diatas pada baris 1 kolom 2 bernilai 1,
artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B. Sebaiknya baris 2 kolom 1
bernilai 0. Dari matriks diatas diperoleh urutan prioritas adalah A, B,dan C
(berdasarkan jumlah nilai).
Akhirnya pemakaian metode zero-one ini digunakan secara terus
menerus untuk semua alternatif terhadap fungsi yang dimilikinya hingga
diketahui nilai indeksnya. Lebih detailnya akan dijabarkan dalam BAB 4.

31

2. Penilaian Akhir alternatif dan existing (Pembobotan)


Kemudian setelah diperoleh nilai indeks dan bobot sementara dari semua
kriteria untuk alternatif yang dipakai maka dilakukan pembobotan akhir
dengan matrik evaluasi. Bagian dari metode ini yaitu untuk mengetahui nilai
prioritas dari suatu item yang dihadirkan adalah dengan metode penilaian
alternatif dan Existing.
Seperti halnya contoh di bawah ini dalam tabel yaitu :
Tabel 2.3 Penilaian Exiting dan Alternatif yang Muncul

No.
1
2
3

Alternatif
bobot
Alt A
Alt B
Alt C

1
50
indeks
x
indeks
x
indeks
x

Kriteria
2
33,33
indeks
x
indeks
x
indeks
x

3
16,67
indeks
x
indeks
x
indeks
x

Total

Ket

indeks
x

Bobot

indeks
x

Bobot

indeks
x

Bobot

Dari tabel diatas nilai dari x didapat dengan hasil perkalian indeks dengan
bobot sementara. Dan hasil total dari total (x) menjadi bobot kesemuanya
alternatif yang berfungsi menjadi suatu alat untuk mengambil keputusan yang
dapat menggabungkan kriteria kualitatif (tak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif
(dapat diukur).
Selain itu dengan adanya pembobotan dengan cara perbandingan nilai
existing dan alternatif nanti bertujuan agar pembaca tahu bahwa dalam
penganalisaan VE untuk suatu pembangunan konstruksi dengan menghadirkan
alternatif-alternatif tertentu ternyata mempunyai tingkat kelemahan ataupun
kelebihan yang berbeda dilihat dalam segi yang lain.

32

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Uraian
Secara garis besar metodologi yang diterapkan pada analisis VE gedung
Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, adalah :
1. Pengumpulan data dan metode perhitungan awal pada fase atau tahapan
(informasi,

kreatif,

analisa,

pengembangan,

rekomendasi

dan

implementasi.)
2. Pengolahan data yang ada dengan modifikasi perhitungan yang akan
dibahas.
3. Analisa perencanaan penggunaan bahan, dimensi, dan biaya yang
diterapkan pada pengoperasian komputer sebagai alat bantu tanpa merubah
mutu dan penampilan suatu proyek.
4. Analisa Value Engineering untuk mengetahui berapa biaya penghematan
yang terjadi (cost saving).

B. Jenis Penelitian
Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti
menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi
kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang ( Natsir, 2003 ).
32

33

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,


gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Studi kasus atau penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas ( Maxfield, 1930 ). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok,
lembaga, maupun masyarakat.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat-sifat karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun
status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat di atas akan dijadikan suatu hal
yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari
pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga dan sebagainya.

C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah yang bertempat di jalan Sriwijaya No. 29 A Semarang.

D. Proses Penelitian
Langkah-langkah dan hal-hal perlu dilakukan dalam proses penelitian,
diantaranya :

1. Tahap persiapan
Tahap persiapan adalah suatu tahap dimana peneliti mencari atau
mengumpulkan data-data mengenai proyek terutama masalah spesifikasi
proyeknya, yang dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun pada
dinas/instansi terkait yang menangani semua kegiatan konstruksi. Setelah

34

mendapatkan data proyek kemudian peneliti melakukan survey ke lokasi


proyek untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan.
Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku
pustaka, internet, peraturan-peraturan Departemen Pekerjaan Umum (DPU)
dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan tambahan pengetahuan.

2. Data
Dalam menghitung dan membuat desain serta anggaran biaya digunakan
program komputer, seperti program SAP 2000 versi 8.08, Program Excel dan
sebagainya. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi
2, yaitu Data primer dan data sekunder, yang kesemuanya akan dijabarkan
sebagai berikut :

1) Data Primer
Data primer adalah data pokok yang digunakan dalam melakukan
analisis Value Engineering. Data primer dapat berupa data-data teknis dari
proyek, seperti gambar bestek, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana
Kerja dan Syarat (RKS).

2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input
dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder, diantaranya
data mengenai daftar harga survey material,

pekerja, dan alat yang

diperoleh dilapangan, data tentang peraturan-peraturan bangunan gedung

35

dari Departemen Pekerjaan Umum dan data-data lainnya yang dapat


dijadikan referensi dalam menganalisis VE.

3. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
a. Metode Pengambilan Data Primer
Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada pemilik
proyek, konsultan maupun pelaksana yang menangani proyek tersebut.
Selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung ke lokasi proyek
tersebut guna mengetahui keberadaan sisi langsung proyek.
b. Metode Pengambilan Data Sekunder
Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada instansiinstansi atau perusahaan-perusahaan yang dianggap berkepentingan.
Perusahaan itu dapat meliputi perusahaan bahan/ material bangunan,
persewaan alat-alat berat, konsultan, kontraktor, pemborong tenaga kerja,
instansi yang menangani masalah jasa dan konstruksi bangunan, (seperti
BPIK, Dinas KIMTARU dan lain-lain)

dan perusahaan-perusahaan

lainnya yang bisa dijadikan bahan referensi.

4. Analisis Data
Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis VE untuk
menghasilkan adanya suatu pengurangan biaya atau saving cost. Analisis VE
dilakukan tiga tahap, yaitu :

36

1) Tahapan Informasi
Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan
informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang
akan dievaluasi, dimana data dan informasi tersebut diolah menurut
kebutuhan pada tahap selanjutnya. Informasi umum yang diperlukan pada
tahap informasi antara lain adalah :
a.) Nama proyek
b.) Lokasi proyek
c.) Pemilik proyek
d.) Nilai proyek
e.) Luas bangunan
f.) Spesifikasi obyek studi.
Langkah-langkah penunjang yang biasa diterapkan dalam tahap
informasi adalah sebagai berikut :
a.) Pengulangan desain informasi
Adalah pelaksanaan mengumpulkan semua informasi yang
menyangkut segala aspek kepentingan obyek studi. Adapun yang
termasuk didalam obyek studi, yaitu :
(1) Gambar-gambar perencanaan
(2) Spesifikasi biaya
(3) Perkiraan biaya
(4) Pendekatan desain
(5) Perhitungan desain/ konstruksi

37

(6) Data -data kondisi setempat


(7) Jadwal kegiatan, dan lain-lain.
Dalam proses evaluasi selanjutnya, data informasi tersebut dapat
dijadikan kumpulan data yang dibutuhkan dan disusun dalam suatu
deskripsi permasalahan dan tujuan penghematannya.
b.) Penentuan sasaran studi
Untuk mengetahui sasaran studi dan berapa besar perkiraan target
penghematan biaya didapat dengan membuat struktur biaya dari
keseluruhan elemen obyek studi yang memperlihatkan dengan jelas
bagian dan elemen yang ada sebagai sasaran studi tersebut.
c.) Pemilihan elemen dengan potensi penghematan optimum
Dari struktur dan perkiraan target penghematan biaya tersebut,
maka dapat dipilih elemen elemen obyek studi yang mempunyai
potensi penghematan optimum dengan metoda perbandingan (rasio)
antara biaya asal dan target biaya, dan perhatian diutamakan kepada
rasio yang menyolok. Cara ini dikenal dengan Cost Matrix Model yang
menguraikan rasio cost dengan worth, presentasi pembagian pekerjaan
(bobot).
d.) Analisa fungsi
Analisa fungsi di sini digunakan cara FAST (Functional Analisys
System Technique) yaitu analisa dengan membuat diagram analisa
fungsi

dengan

menguraikan

tiap

elemen

menjadi

komponen

38

pembentuk sesuai fungsinya untuk meneliti bagian mana yang


mempunyai fungsi utama dan fungsi sekunder.
Demikian akan dipaparkan contoh tabel 3.1 penganalisisan fungsi
pada tahap informasi (information phase) untuk pekerjaan pondasi :
Tabel 3.1 Tabel Paparan Fase Informasi
no

function

descrip
tion

1.

Poer

2.

Sloof

3.

Pondasi

Verb

Noun

Kind

cost

worth

comment

TOTAL

2) Tahapan Kreatif
Didalam Value Engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting
dalam mengembangkan ide-ide untuk membuat alternatif-alternatif dari
elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian disusun secara
sistematis
Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek,
diantaranya :
a.) Bahan atau material
Pemunculan penggunaan alternatif bahan dikarenakan semakin
banyaknya jenis bahan bangunan yang diproduksi dengan kriteria
mempunyai fungsi yang sama. Seiring dengan berkembangnya kemajuan
teknologi jenis bahan yang mempunyai fungsi yang sama dapat dibuat
atau dicetak dengan mutu dan kualitas yang hampir sama juga.

39

Hanya karena memiliki merk atau lisensi yang berbeda, maka harga
bahan tersebut menjadi berbeda. Dengan demikian, maka pemilihan
alternatif bahan dapat dilakukan dalam analisis VE. Pencarian bahan
dengan mutu, kualitas dan fungsi yang sama dengan rencana awal tapi
dengan harga lebih rendah dapat dilakukan
b.) Cara atau metode pelaksanaan pekerjaan
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan pastinya mempunyai cara atau
metode sendiri-sendiri. Pada zaman dulu cara menyelesaikan suatu
pekerjaan hanya mengandalkan tenaga manusia dengan alat-alat
sederhana, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Seiring dengan kemajuan teknologi, kini muncul alat-alat bantu yang
lebih canggih dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh, adanya
alat-alat berat seperti dozer, excavator, crane dan lain-lain yang dapat
membantu dalam menyelesaikan pekerjaan konstruksi bangunan,
sehingga pekerjaan dapat cepat selesai.
Dengan demikian dapat dilihat, bahwa suatu pekerjaan konsrtuksi
bangunan yang dikerjakan dengan tenaga manusia dan alat-alat
sederhana akan membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan
dikerjakan menggunakan alat-alat yang lebih modern.
Maka analisis VE dalam hal metode pelaksanaan dapat dilakukan,
karena semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan, semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan. Jadi, nantinya

40

dapat dipilih alternatif metode pekerjaan mana yang dapat membuat


pekerjaan cepat selesai dari jadwal yang sudah direncanakan.
c.) Waktu pelaksanaan pekerjaan
Setiap pekerjaan dalam suatu proyek pastinya sudah mempunyai
jadwal (schedule) pelaksanaan dalam perencanaan time schedule.
Terkadang dengan bobot pekerjaan yang tetap, waktu pelaksanaan
pekerjaan dapat dikurangi, asalkan pekerjaan tersebut tidak terdapat
dalam jalur kritis.Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan hal
tersebut, diantaranya dengan mengganti metode pelaksanaan, menambah
jumlah tenaga kerja dan lain-lain.
Dengan demikian, alternatif pengurangan waktu pelaksanaan dalam
analisis VE dapat dimunculkan bersamaan dengan pemilihan alternatif
cara atau metode pelaksanaan pekerjaan.
3) Tahapan Analisa
Tujuan tahapan ini adalah :
a.) Mengadakan evaluasi, mengajukan kritik dan menguji alteratif yang
muncul selama tahapan spekulatif
b.) Memperkirakan nilai uang untuk setiap alternatif.
c.) Menentukan alternatif yang akan memberikan kemampuan yang
paling besar untuk penghematan biaya.
Alternatif yang timbul diformulasikan, kemudian melakukan
eliminasi ide-ide yang kurang praktis dan menilai ide kreatifitas tersebut

41

dari segi keuntungan dan kelemahannya dengan mencari potensi


penghematan biaya untuk setiap ide yang dievaluasi.
Pemilihan dapat dilakukan dengan metode zero-one. Kemudian
dibuatkan suatu ranking hasil penilaiannya.
4) Hasil Analisa
Hasil analisa ini dibagi 2 (dua) tahap, yaitu :
a.) Tahap Pengembangan
Mempersiapkan rekomendasi yang telah dilengkapi informasi dan
perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih dengan
mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis.
Langkah-langkah tahapan pengembangan adalah sebagai beriku t:
(1) Membuat konsep/ desain untuk dibandingkan satu sama lain.
(2) Membandingkan konsep semula dengan desain usulan/ alternatif.
(3) Memberikan rekomendasi setiap apa yang terlibat di dalamnya.
b.) Tahapan Rekomendasi
Memberikan rekomendasi yang dapat berupa presentasi secara
tertulis atau lisan dari alternatif yang sudah dipilih dalam usulan tim VE
untuk ditujukan kepada semua pihak, baik pemilik, perencana maupun
pelaksana. Dalam tahap rekomendasi dapat juga berisi usulan alternatif
yang direkomendasikan beserta dasar pertimbangan

5) Tahapan Implementasi
Pada tahap terakhir VE ini mencakup laporan akhir/ringkasan akhir
yang berisikan dokumen akhir yang berlaku dan telah disetujui pemilik

42

proyek untuk dilaksanakan oleh kontraktor dan diawasi bersama


pengawas.
Tapi sebelum disetujui oleh pemilik proyek biasanya laporan akhir ini
dipresentasikan (tahapan sebelumnya) kepada semua pihak yang nantinya
terlibat agar dapat memahami alternatif / usulan perubahan secara singkat,
jelas, cepat dan cermat langsung mengambil langkah-langkah keputusan
dan jalan pemecahannya yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak
merugikan salah satu pihak. Pada tahap paling akhir dari pengawasan VE
adalah membuat evaluasi proses kontrol dari apa yang telah dipilih dan
disepakati.

E. Kedudukan Value Engineering Dalam Organisasi Proyek


Sebagai badan konsultan tersendiri, konsultan Value Engineering dapat
diterapkan pada posisi dan waktu tertentu dalam organisasi proyek. Meskipun
demikian tidak menutup kemungkinan bahwa konsultan VE disertakan pada setiap
posisis pada organisasi proyek dan sepanjang waktu selama proses pembangunan
berlangsung.
Dalam hal ini posisi VE bertindak sebagai anggota dari konsultan Manajemen
Konstruksi (MK). Pada posisi ini konsultan VE bertugas membuat analis kegiatan
proyek dan bersama-sama dengan konsultan MK memberi saran kepada pemilik,
perencana dan kontraktor tentang aspek biaya proyek, baik pada tahap
perencanaan

maupun

tahap

pelaksanaan

proyek.

Adapun

keuntungan

menempatkan konsultan VE pada konsultan Manajemen Konstruksi adalah :

43

1. Terjadi komunikasi yang baik antara pemilik, konsultan VE dan konsultan


MK tentang manajemen dan kontrol biaya, administrasi proyek dan
perencanaan oleh konsultan perencana.
2. Team VE leluasa bertugas memonitor dari tahap pengembangan desain
hingga tahap akhir perencanaan, desain dan mengontrol pelaksanaan VE
pada tahap pelaksanaan pekerjaan proyek.
3. Administrasi pembiayaan proyek lebih sederhana (tanpa merubah alokasi
anggaran yang sudah ada).
Sedangkan kerugiannya adalah :
Tidak dapat dilakukan kontrol langsung terhadap konsultan VE oleh pemilik,
harus melalui konsultan Manajemen Konstruksi lebih dahulu.
Dalam proses pelaksanaan penelitian pada penulisan tugas akhir ini yang telah
banyak dijelaskan diatas, maka akan dipaparkan secara garis besar siklus
perekayasaan struktur (gambar 3.1) dan urutan kerja pada masing masing item
yang akan dikaji/penelitiannya (gambar 3.2)

44

MULAI

Konsep Reduksi Biaya

Work Breakdown
Struktur

Elemen Struktur

Struktur Pondasi

Struktur Atas

Struktur Atap

Perbandingan
biaya
Alternatif Terbaik

Rekomendasi
Terbaik

SELESAI

GAMBAR 3.1 Siklus Perekayasaan Struktur


Sumber : diktat ajar Perkuliahan Unversitas Negeri Semarang

45

Start

Gambar 3.2
Flow Chart Penelitian
Sumber :
diktat ajar Perkuliahan
Unversitas Negeri Semarang

Permasalahan

Tujuan Penelitian

Studi Pustaka
Peraturan
Literature
Internet

Hipotesa

Pengumpulan data

Data Primer
Gambar
RAB
RKS

Data Sekunder
Daftar analisa
pekerjaan (BOW,
SNI)
Data bahan / material
dll

Tidak
Kecukupan data
Ya
Analisa data

Kesimpulan dan saran

BAB IV
Stop

46

BAB IV
APLIKASI PERHITUNGAN DAN ANALISA PROYEK DENGAN VE

A. Latar Belakang Proyek


Dewasa ini, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
telah banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, yaitu semakin
bertambahnya tingkat kebutuhan akan membaca, belajar, dan informasi bagi
pelajar, mahasiswa maupun masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, maka diperlukan sarana dan prasarana yang
mendukung seperti pembangunan gedung kantor Perpustakaan untuk Propinsi
Jawa Tengah. Banyak fungsi atau manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya
pembangunan gedung ini diantaranya selain dapat dimanfaatkan sebagai kantor
Perpustakaan juga sebagai sarana untuk mendapatkan informasi dan ilmu
pengetahuan.
Sehingga dengan dibangunnya gedung ini menambah satu predikat baik
khususnya dalam bidang pendidikan, keilmuan dan teknologi untuk masyarakat
Jawa Tengah.
Dengan adanya Gedung kantor Perpustakaan tersebut maka diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkan seoptimal mungkin sebagai tempat untuk
mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan secara luas dan mudah.

46

47

B. Data Proyek
1. Situasi Dan Lokasi Proyek
Proyek pembangunan Gedung Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah ini,
secara geografis terletak di Jl. Sriwijaya 29.A Semarang.
Adapun batas batas bangunan sebagai berikut :
a. Sebelah Utara

: Jl. Sriwijaya

b. Sebelah Timur

: Kompleks Gedung Wanita

c. Sebelah Selatan

: Gedung Kesenian

d. Sebelah Barat

: Gedung Perpustakaan lama

Sumber : penulis

Gambar 4.1 Lokasi Proyek

48

2. Data Teknik Proyek


Adapun data teknik Proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan Jawa
Tengah adalah :
a. Jenis Pondasi

: Tiang Pancang 32x32x32 K 350

b. Struktur Bangunan

: Beton Bertulang + Kuda-kuda Baja ringan

c. Atap Bangunan

: Genting

d. Jumlah lantai

: 4 Lantai

e. Tinggi Bangunan

: + 21.00 m

f. Luas Tanah

: 3200 m 2

g. Luas Bangunan

: 1089 m 2

h. Beton tak bertulang menggunakan campuran 1pc : 3ps : 5split (In Situ)
j. Beton bertulang mutu K 275 (struktur) K175 (praktis) sesuai dengan
standard SNI 1991 (Ready Mix)
k. Besi beton dipakai dari mutu U24 untuk polos, dan U39 untuk ulir
dengan kemampuan tekuk 180 derajat

3. Data Administrasi
Besarnya

dana

yang

dibutuhkan

untuk

pelaksanaan

keseluruhan

pembangunan dan renovasi ini sebesar Rp3.578.660.000,00 (Tiga milyar


lima ratus tujuh puluh delapan juta enam ratus enam puluh ribu rupiah).
Yang sepenuhnya berasal dari dana APBD TA 2005.

49

4. Struktur Organisasi Proyek


Organisasi adalah sekumpulan orang atau badan hukum dengan
pembagian kerja yang jelas, saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang

telah

ditentukan.

Dalam

organisasi,

masing-masing

personil

mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri(Handoko, 2005).


Pelaksanaan kegiatan memerlukan suatu koordinasi yang baik dan
adanya saling pengertian antara unsur satu dengan yang lain, sehingga dapat
memperlancar pekerjaan (Handoko, 2005).. Adapun hal-hal yang dapat
memperlancar pekerjaan antara lain :
a. Saling menjaga hubungan baik antar sesama anggota
b. Masing-masing pihak bertanggung jawab atas pekerjaannya
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek pembangunan
Gedung Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah adalah :
a. Pemilik proyek (Owner)
b. Konsultan perencana
c. Konsultan pengawas
Dalam pelaksanaan proyek, ketiga unsur tersebut harus menjalin
kerjasama yang baik sesuai dengan proposal kerja dan tanggung jawabnya
masing-masing, selain itu masing-masing pihak harus menciptakan suasana
kerja yang serasi dan harmonis antara pihak yang satu dengan yang lainnya
sehingga didapatkan hasil seperti yang diharapkan.

50

Ketiga unsur tersebut bekerja sesuai dengan peraturan dan tata tertib
yang berlaku dan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati
bersama oleh keempat unsur tersebut di atas.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Proyek


Pembangunan Gedung Kantor PERPUSDA

C. Study Value Engineering


Study Value Engineering dimaksudkan untuk mencari dan menentukan itemitem pekerjaan proyek yang sekiranya cukup signifikan untuk dianalisa dengan
metode Value Engineering. Akan tetapi karena keterbatasan data dan informasi
yang diperoleh, maka studi Value Engineering dilakukan hanya pada 2 (dua) item
berbobot potensial (nilai anggaran) yang terdiri dari :

51

1. Studi VE pada item pekerjaan pondasi.


2. Studi VE pada item pekerjaan struktur atas yaitu balok.
Sedangkan aplikasi Value Engineering dilakukan meliputi beberapa fase
diantaranya :

Fase Informasi
- Berisi Informasi
Pemunculan
alternatif

Fase Spekulatif

umum
- Kriteria Design
- Analisa fungsi

Fase Analisa
- Pembobotan
Kriteria
- Penilaian
perbandingan
- Untung rugi

Fase Rekomendasi

- Rencana awal
- Usulan
- Dasar
pertimbangan

Final

Gambar 4.3. Fase Study Value Engineering


Sumber : diktat ajar perkuliahan Unversitas Negeri Semarang

Adapun beberapa alasan mengapa dilakukan perekayasaan VE pada item


tersebut adalah :
1) Perekayasaan dilakukan pada item yang mempunyai nilai atau bobot
pekerjaan yang cukup besar dibandingkan dengan item yang lainnya.
2) Diasumsikan bahwa konsultan VE berada pada posisi sebagai tim dari
pihak MK ( sebagai koordinator) dan melakukan tugasnya pada awal

52

masa perencanaan dan bekerjasama dengan tim perencana sebelum


kontraktor melaksanakan pekerjaannya.
3) Analisa dilakukan terhadap perencanaan struktur dengan satu atau
beberapa alternatif pembanding untuk menentukan pilihan yang
terbaik.

1. Studi VE Pada Item Pekerjaan Struktur Pondasi


Dalam analisa perekayasaan VE pada proyek pembangunan gedung ini,
salah satu elemen yang mempunyai nilai yang potensial untuk dilakukan
rekayasa adalah elemen pekerjaan struktur bawah yaitu pondasi. Karena dalam
proyek ini elemen pondasi ini mempunyai nilai (bobot) yang cukup besar
yaitu 6 % dari biaya total keseluruhan proyek.
Dan pada proyek pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah ini memiliki elemen struktur pondasi yang
menggunakan mini pile dengan ukuran 32 x 32 x 32 dengan mutu beton K
350 (fc 28).
Sehingga dengan terbatasnya referensi, dalam penulisan tugas akhir ini
dihadirkan beberapa alternatif pemakaian pondasi tiang pancang dengan mutu
yang sama akan tetapi dengan dimensi tiang yang bervariasi yaitu tiang
silinder dengan diameter 300, diameter 350, dan tiang persegi dimensi 20 x
20, yang diambil dari hasil pendataan observasi dan survei langsung
dilapangan.

2. Studi VE Pada Item Pekerjaan Struktur Atas

53

Pada proyek pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah Propinsi


Jawa Tengah item pekerjaan struktur atas adalah satu bagian pekerjaan yang
mempunyai bobot pekerjaan yang tertinggi yaitu sekitar 20 % dari biaya total
proyek, sehingga sangat potensial untuk dilakukan analisa Value Engineering.
Pekerjaan struktur atas ini meliputi : kolom, pelat lantai, dan balok.
Akan tetapi dalam tugas akhir ini penulis hanya menyajikan struktur balok
sebagai bagian segmen yang akan dilakukan perekayasaan nilai berdasarkan
comparation/perbandingan nilai antara existing dan alternatif design yang
dihadirkan.
Pada perencanaan awal, semua elemen ini menggunakan beton
konvensional dengan mutu K 275 (fc 23). Untuk itu dalam analisa VE pada
elemen struktur atas ini, akan dihadirkan alternatif perekayasaan dengan cara
mendesign kembali beton konvensional yang dipakai yaitu menggunakan
beton dengan mutu K 225 (fc 18), K250 (fc 21), dan mutu K 300 (fc 25).
Alasan penggunaan beton masing-masing mutu ini yaitu karena kesemuanya
mutu beton diatas lazim digunakan di pembangunan gedung bertingkat atau
berdasarkan survey dilapangan dan masing-masing mempunyai kualitas yang
hampir sama ketika dipakai dalam proyek.
Perhitungan kembali atau analisa beton dengan masing-masing mutu ini
dibantu dengan menggunakan program komputer SAP 2000 versi 8.08 dengan
pendekatan asumsi dan tahapan analisa yang akan dijabarkan dalam penulisan
tugas akhir ini.

54

D. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Struktur Pondasi


Dalam proyek pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah Propinsi
Jawa Tengah, pada item pekerjaan struktur bawah termasuk diantaranya adalah
struktur pondasi, memiliki alokasi biaya yang cukup besar dari pembiayaan total
sehingga sangat potensial untuk dilaksanakan perekayasaan Value Engineering.
Hal atau permasalahan yang menjadikan mengapa struktur pondasi sangat
potensial untuk dilakukan perekayasaan VE yaitu :
1) Dalam pelaksanaan proyek pembangunan gedung ini, untuk biaya
pekerjaan pondasi ini membutukan alokasi biaya yang cukup besar yaitu 6
% dari biaya keseluruhan.
2) Penggunaan tiang pancang dengan tiap kolom utama memiliki 9 tiang
segitiga dimensi 32 x 32 x 32. Hal ini dirasakan penulis kurang optimal
sehingga diperlukan analisa dengan menggunakan jenis pondasi lain
dengan dihitung berdasarkan daya dukung yang sesuai.
3) Masing-masing titik kolom utama membutuhkan 9 titik tiang pancang
dengan kapasitas total beban yang relatif sedang.
4) Digunakan beberapa alternatif pilihan dengan mengganti dimensi yang
telah ada, akan tetapi tetap mengandalkan mutu, kekuatan, daya dukung,
kemudahan pelaksanaan dan yang terpenting adalah masalah biaya
penghematannya.
5) Untuk pekerjaan pondasi tidak dipengaruhi oleh bentuk arsitektur karena
berada didalam tanah, akan tetapi dicari nilai optimalisasi dengan

55

mengasumsikan penggunaan jenis tiang dengan masing-masing dimensi


yang berbeda.

1. TAHAP INFORMASI
Dalam item pekerjaan pondasi tahapan ini dihadirkan berbagai macam
informasi dan data-data dalam pembangunan proyek ini yang disebut sebagai
Informasi Teknis Proyek
Tabel 4.1. Data Informasi Teknis Proyek
URAIAN
Kriteria Design

DATA TEKNIS PROYEK


Perencanaan pondasi menggunakan pondasi tiang
dengan daya dukung terhadap beban struktur atas
yang besar.
Pondasi di-design dengan pondasi jenis end bearing
pile karena mencapai tanah keras

Kondisi tanah

Tanah proyek termasuk dalam klasifikasi tanah

dilapangan

sedang yaitu : tanah lempung dengan kedalaman


tanah keras sepanjang 10 meter dari permukaan
tanah(lampiran A-2).

Kondisi sosial

Keadaan pemukiman dan gedung sekitar sangat

lapangan

dekat, hanya berjarak beberapa meter saja.

Unsur-unsur Design

Untuk struktur gedung utama direnanakan 10 titik


pancang dengan masing-masing titik berjumlah

tiang ditambah 3 titik untuk gedung tambahan yang


berjumlah 4 tiang, jadi total pemancangan adalah 102
buah (dalam denah lampiran A-37)
Sumber : Rencana Kerja Dan Syarat

56

Tabel 4.2. Data Informasi Pekerjaan Pondasi


Proyek Pembangunan
Gedung Perpusda
No.

Sumber Informasi

1.

Buku-buku
VE

TAHAP INFORMASI
Data Yang Diterima

tentang Landasan teori mengenai penerapan VE


Prosedur penerapan VE

2.

Buku-buku analisa
RAB

Penghitungan RAB untuk masing-masing


mutu beton

3.

PT.Wijaya Karya

Data spesifikasi teknis tiang pancang pra


tekan
Daftar harga beberapa jenis tiang pancang

4.

PT.Paton Buana
Semesta

Data spesifikasi teknis tiang pancang pra


tekan
Daftar harga beberapa jenis tiang pancang
Sumber : survey

b.) Analisa Fungsi Pekerjaan Pondasi


Tabel 4.3 Analisa fungsi Pekerjaan Pondasi

Proyek pembangunan gedung

ANALISA FUNGSI

Perpusda
No
.

Uraian

1.
2.
3.
4.

Pond.Pancang
Lantai kerja
Pas.Bt.Ksng
Pilecap

Verb
Mendukung

Meneruskan
Meneruskan
Meneruskan
TOTAL

Noun

Kind

Beban
Kegiatan
Beban
Beban

P
S
S
P

Cost

Worth

x 1000

x 1000

Ket
VE
Tidak
Tidak
VE

Keterangan : P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama)


S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur
pendukung unsur primer )

57

Verb dan Noun adalah fungsi penjelas untuk masing-masing item


pekerjaan (aplikasi metode fast)


Angka-angka dalam kolom Cost dan Worth untuk item yang tidak di VE didapat dari
rencana anggaran biaya dari perencanaan awal

Pada pekerjaan pondasi pancang dan pile cap akan ditampilkan dalam tahap analisa
karena item ini adalah item yang akan dilakukan VE

Analisa fungsi diatas hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dilakukan analisa
VE saja dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda terukur. Nilai manfaat
(worth) belum bisa ditanpilkan biayanya, karena dilakukan pada tahap spekulasi.

Analisa secara lengkap akan ditampilkan dalam tahap Analisa.

2. TAHAP SPEKULASI
Pada tahapan spekulatif dalam perekayasaan VE berisi pemunculan
sejumlah ide alternatif dari semua segmen yang dilihat dengan berbagai macam
keunggulan, sehingga didapatkan suatu hasil yang lebih optimal.
Selain Itu ide alternatif ini juga dihadirkan sebagai pembanding dari
perencanaan awal, baru setelah itu dilakukan penganalisaan terutama dari segi
biaya dan ide-ide yang kurang mendukung atau memberikan hasil yang kurang
optimal dari fungsi item yag diinginkan akan disisihkan, sedangkan ide yang
memungkinkan untuk dilakukan penghematan dapat dianalisa lebih lanjut.
Dalam ide pemunculan alternatif ini penulis menoba menghadirkan beberapa
alternatif pengganti dari elemen struktur bawah yaitu pondasi yang didalam
proyek ini mengunakan jenis pondasi pancang (minipile) dengan dimensi

58

32x32x32 dengan beberapa jenis pondasi lain dengan dimensi atau ukuran yang
berbeda yaitu pondasi tiang pancang silinder dengan diameter 300 mm, tiang
pancang silinder dengan diameter 350 mm dan tiang pancang minipile persegi
dengan dimensi 20 x 20 cm. Sehingga dengan adanya pemunculan beberapa ide
ini diharapkan diperoleh penghematan harga yang cukup signifikan.

a. Alternatif Design
Tabel 4.4 Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Design Alternatif

ALTERNATIF DESIGN
Proyek Perpustakaan Daerah Item pekerjaan struktur
Propinsi Jateng
Fungsi : Memperkuat struktur
No. Usulan
1.

Keuntungan

Kelemahan

Penggunaan tiang pre- Tidak


Terpengaruh Memerlukan
ruang
cast
silinder
dengan dengan kondisi cuaca kerja yang besar
dimensi 300 mm
dan
lingkungan
proyek
Pada
saat
masa
konstruksi
Mempunyai
Mutu pemancangan
Terjamin
Mengganggu
bangunan sekitar
Tak perlu galian
Karena dimensi tak
bersudut maka lebih
mempermudah proses
pemancangan
Penggunaan tiang silinder Tidak
Terpengaruh Memerlukan
ruang
dengan dimensi 350 mm
dengan kondisi cuaca kerja yang yang besar
dan
lingkungan
proyek
Mengganggu
bangunan sekitar pada
Tak perlu galian
saat pemancangan
Mutu terjamin
Menghasilkan
dukung yang

Proses pemancangan
akan lebih sulit karena
daya dimensi lebih besar
lebih dari alternatif 1

59

besar dari alternatif 1


Harga
mahal
No.
3.

Usulan

Keuntungan

relatif

lebih

Kerugian

Penggunaan tiang persegi Tidak


Terpengaruh Memerlukan
ruang
dengan dimensi 20 x 20
dengan kondisi cuaca kerja yang besar
dan
lingkungan
proyek
Menghasilkan
daya
dukung yang relatif
Tak perlu galian
kecil
Mutu sama dengan Mengganggu
alternatif 1 & 2
bangunan sekitar pada
saat
proses
Harga relatif lebih pemancangan
murah dari elternatif
ke-1 dan ke-2

b. Penganalisaan Value Engineering


Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan software SAP 2000 pada
item pekerjaan pondasi, didapat hasil rekapitulasi analisa pondasi(tabel 4.5)
untuk berbagi macam dimensi tiang pancang (detail perhitungan dapat dilihat
dalam lampiran A-28) adalah sebagai berikut :

60

Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Dan Penulangan Pile Cap

Pondasi

No.

Tebal

Dimensi

Penulangan

(th)

Pile cap

Atas

Bawah

1.

Tiang pancang 32x32x32

100

250x250

15D25

7D25

2.

Tiang pancang silinder 300

100

240x150

13D25

6D25

2.

Tiang pancang silinder 350

100

220x220

10D25

5D25

2.

Tiang pancang persegi 20x20

100

230x160

12D25

6D25

1 Penggunaan Tiang Pancang Segitiga Dengan Dimensi 32 x 32 x 32


(Existing)
Pada perencanaan existing jenis pondasi yang digunakan yaitu jenis pondasi
tiang pancang dengan dimensi 32 x 32 x 32, dengan spesifik tiang berdasarkan
hasil survey (pendataan lapangan) yaitu :
a.) Daya dukung tiang pancang segitiga 32 x 32 x 32 sesuai dengan data
adalah 29.3 Ton (dalam lampiran A-36).
b.) Pemesanan panjang tiang yaitu berdasarkan hasil uji kekerasan tanah
(sondir test) yaitu dengan kedalaman 10 m
c.) Harga tiang pancang adalah Rp. 92.000,00/m1.
d.) Harga upah pancang yaitu Rp.13.000,00/m1
e.) Harga mob demobilitras alat pancang yaitu Rp. 1.500.000,00

61

a. Penghitungan Estimasi Biaya (RAB)


1) Harga Bahan
Jumlah tiang pancang

: 90 tiang pancang (lampiran A-9)

Panjang Tiang pancang

: 10 m

Harga tiang pancang 32 x 32 x 32 yaitu : Rp.92.000,00


Jumlah biaya bahan adalah : 90 x 10 x Rp92.000,00 = Rp. 82.800.000,00
2) Upah Tenaga Kerja
Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00
Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang
pancang 90 titik, maka ;
Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu :
= 90 x 10 x Rp. 13.000,00
= Rp. 11.700.000,00
3) Biaya lain-lain
(a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00 jumlah titik pengelasan
adalah 90 joint, jadi jumlah biaya yaitu
= 90 x Rp. 30.000,00
= Rp. 2.700.000,00
(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00
(untuk wilayah semarang)

62

Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi existing adalah Rp.


98.700.000,00
4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap
Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan
dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan
untuk wilayah kota Semarang tahun 2007(lampiran B-4)
(a) Campuran beton

1 M3 cor
beton
Portland
semen
Pasir beton
Koral beton
Pekerja
Tukang
Kepala
Tukang
Mandor

388,000
0,650
0,650

Kg
m3
m3

Rp
675,00
Rp 120.000,00
Rp 120.000,00

Rp
Rp
Rp

417.900,00
78.000,00
78.000,00

6,000
1,000

Hari
Hari

Rp
Rp

25.000,00
35.000,00

Rp
Rp

150.000,00
35.000,00

0,100 Hari
0,300 Hari
Jumlah

Rp
Rp

40.500,00
35.000,00

Rp
Rp
Rp

4.050,00
10.500,00
602.400,00

Kg
Kg
Hari
Hari

Rp
Rp
Rp
Rp

6.000,00
7.500,00
22.500,00
35.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp

6.300,00
112,50
157,50
245,00

0,0007
Hari
0,0003
Hari
Jumlah

Rp
Rp

40.000,00
35.000,00

Rp
Rp
Rp

28,00
10,50
6.853,50

(b) Pembesian

1 KG besi beton
Besi beton
polos/ulir
Kawat bendrat
Pekerja
Tukang besi
Kepala Tukang
besi
Mandor

1,05
0,015
0,007
0,007

63

(c) Begesting

1 M2 Bekisting
dengan papan
Kayu terentang
Minyak
bakesting
Paku
Balok kayu
Plywood t 9 mm
Dolken kayu
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
Jumlah

0,040

M3

Rp 500.000,00

Rp

20.000,00

0,200
0,400
0,015
0,350
2,000
0,300
0,330
0,033
0,006

ltr
Kg
M3
lbr
12
Hari
Hari
Hari
Hari

Rp 18.000,00
Rp
7.500,00
Rp 750.000,00
Rp 136.000,00
Rp 12.000,00
Rp 22.500,00
Rp 35.000,00
Rp 40.000,00
Rp 35.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

3.600,00
3.000,00
11.250,00
47.600,00
24.000,00
6.750,00
11.550,00
4.125,00
210,00
129.280,00

Maka biaya untuk 1 m3 beton bertulang pada Pile Cap adalah


No. Uraian
1 m3 beton
cor beton
besi
bekesting

Koeff.

Sat.

1,000 M3
170,000 Kg
1,600 M2
Jumlah

Harga Satuan
Rp 602.400,00
Rp
6.853,50
Rp 44.244,48

Jumlah Harga
Rp
602.400,00
Rp 1.165.095,00
Rp
70.791,17
Rp 1.838.286,17

Keterangan : Perhitungan koefisen Pembesian & Bekesting(lampiran A-28)


Sehingga Biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah :
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol.
Beton pile cap
M3 62.5
Jumlah Pekerjaan Pile Cap

Harga Satuan
Rp1.838.201.2

Jumlah Biaya
Rp 114.887.573,00
Rp 114.887.573,00

Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan Pile Cap adalah Rp.114.887.573,00
+ Rp.98.700.000,00 = Rp. 213.587.573,00

64

2 Penggunaan Tiang Pancang Silinder Dengan Diameter 300


Pada perencanaan alternatif jenis pondasi yang digunakan yaitu jenis pondasi
tiang pancang dengan dimensi 300 mm), dengan spesifikasi tiang berdasarkan
hasil survey yaitu :
a.) Daya dukung tiang pancang silinder sesuai dengan data adalah ratarata 65-72 Ton (lampiran A-34).
b.) Pemesanan panjang tiang yaitu berdasarkan hasil uji kekerasan tanah
(sondir test) yaitu dengan kedalaman 10 m
c.) Harga tiang pancang adalah Rp. 170.000,00/m1(lampiran A-33).
d.) Harga upah pancang yaitu Rp.13.000,00/m1(lampiran A-32)
e.) Harga mob demobilitras alat pancang yaitu Rp. 1.500.000,00

a. Penghitungan Estimasi Biaya (RAB)


2) Harga Bahan
Jumlah tiang pancang

: 60 tiang pancang.(lampiran A-14)

Panjang Tiang pancang

: 10 m

Harga tiang pancang

: Rp. 170.000,00/m1.

Jumlah biaya bahan

: 60 x 10 x Rp170.000,00
: Rp 102.000.000,00

65

2) Upah Tenaga Kerja


Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00
Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang
pancang 60 titik, maka ;
Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu :
= 60 x10 x Rp. 13.000,00
= Rp. 11.700.000,00
3) Biaya lain-lain
(a) Biaya pengelasan adalah Rp.30.000.00 jumlah titik pengelasan
adalah 60 joint, jadi jumlah biaya yaitu
= 60 x Rp. 30.000,00
= Rp. 1.800.000,00
(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00
(untuk wilayah semarang)
Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 300
adalah Rp. 117.000.000,00
4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap
Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan
dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan
untuk wilayah kota Semarang tahun 2007

66

Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah


Uraian

No.

1 m3 beton
cor beton
besi beton
bekesting
JUMLAH

Koeff

Sat,

1,000 M3
146,000 Kg
3,700 M2

Harga Satuan
Rp 602.400,00
Rp
6.853,50
Rp 44.244,48

Jumlah Harga
Rp
Rp
Rp
Rp

602.400,00
1.000.611,00
163.704,58
1.766.715,58

Sehingga Biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah

No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol.


Beton pile cap
m3
36
JUMLAH PEKERJAAN PILE CAP

Harga Satuan
Rp1.766.715,19

Jumlah Biaya
Rp 63.601.760,70
Rp 63.601.760,70

Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan Pile Cap adalah Rp. 117.000.000,00
+ Rp

63.601.760,70 = Rp. 180.601.760,70

3 Penggunaan Tiang Pancang Silinder Dengan Diameter 350


Untuk alternatif digunakan yaitu jenis pondasi tiang pancang dengan dimensi
350, dengan spesifik tiang berdasarkan hasil survey (pendataan dilapangan) yaitu :
a.) Daya dukung tiang pancang silinder sesuai dengan data adalah ratarata 85-93 Ton sesuai dengan kelas masing-masing tiang (lampiran A34).
b.) Pemesanan panjang tiang yaitu berdasarkan hasil uji kekerasan tanah
(sondir test) yaitu dengan kedalaman 10 m
c.) Harga tiang pancang adalah Rp. 220.000,00/m1(lampiran A-33).
d.) Harga upah pancang yaitu Rp.13.000,00/m1(lampiran A-32).

67

e.) Harga mob demobilitas alat pancang yaitu Rp. 1.500.000,00

a. Penghitungan Estimasi Biaya (RAB)


1) Harga Bahan
Jumlah tiang pancang

: 5 tiang pancang/titik(lampiran A-18)

Jumlah titik pondasi

: 10 titik

Panjang Tiang pancang : 10 m


Harga tiang pancang

: Rp.220.000,00/m1

Jumlah biaya bahan adalah : 50x10xRp220.000,00 = Rp 110.000.000,00


2) Upah Tenaga Kerja
Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00
Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang
pancang 50 titik, maka ;
Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu :
= 50 x 10 x Rp. 13.000,00
= Rp. 11.700.000,00
3) Biaya lain-lain
(a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00, jumlah titik pengelasan
adalah 50 joint, jadi jumlah biaya yaitu
= 50 x Rp. 30.000,00
= Rp. 1.500.000,00

68

(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00


(untuk wilayah semarang)
Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 350
adalah Rp. 124.700.000,00
4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap
Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan
dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan
untuk wilayah kota Semarang tahun 2007.
Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah ;
No. Uraian
1 m3 beton
Cor beton
besi
bekesting

Koeff

Sat,

1,000 M3
116,000 Kg
1,800 M2
JUMLAH

Harga Satuan

Jumlah Harga

Rp 602.400,00
Rp
6.853,50
Rp 44.244,48

Rp
Rp
Rp
Rp

602.400,00
795.006,00
79.640,06
1.477.046,06

Sehingga Biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah ;

No. Uraian Pekerjaan Sat.


Beton pile cap

m3

Vol.

Harga Satuan

48.4

Rp1.477.045,20 Rp71.488.987,68

JUMLAH PEKERJAAN BETON PILE CAP

Jumlah Biaya

Rp71.488.987,68

Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan pile cap adalah Rp. 124.700.000 +
Rp. Rp71.488.987,68 = Rp. 196.188.987,70

69

4 Penggunaan Tiang Pancang persegi Dengan Dimensi 20 x 20


Dalam alternatif ke-3 digunakan yaitu jenis pondasi tiang pancang dengan
dimensi 20 x 20, dengan spesifik tiang berdasarkan hasil survey yaitu :
a.) Daya dukung tiang pancang silinder sesuai dengan data adalah ratarata 26.8 Ton (lampiran A-36) sesuai dengan kelas masing-masing
tiang.
b.) Pemesanan panjang tiang yaitu berdasarkan hasil uji kekerasan tanah
(sondir test) yaitu dengan kedalaman 10 m
c.) Harga upah pancang yaitu Rp.13.000,00/m1
d.) Harga tiang pancang adalah Rp. 82.000,00/m1(lampiran A-32).
e.) Harga mob demobilitras alat pancang yaitu Rp. 1.500.000,00

a. Penghitungan Estimasi Biaya (RAB)


1) Harga Bahan
Jumlah tiang pancang

: 10 tiang pancang/titik (lampiran A-23 )

Jumlah titik

: 10 titik

Panjang Tiang pancang

: 10 m

Harga tiang pancang 20x20 yaitu : Rp.82.000,00/m1


Jumlah biaya bahan adalah : 100 x 10 x Rp82.000,00 = Rp
82.000.000,00

70

2) Upah Tenaga Kerja


Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00
Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang
pancang 100 titik, maka ;
Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu :
= 100 x 10 x Rp. 13.000,00
= Rp. 13.000.000,00
3) Biaya lain-lain
(a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00 jumlah titik pengelasan
adalah 100 joint, jadi jumlah biaya yaitu
= 100 x Rp. 30.000,00
= Rp. 3.000.000,00
(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00
(untuk wilayah semarang)
Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 300
adalah Rp. 99.500.000,00
4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap
Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan
dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan
untuk wilayah kota Semarang tahun 2007

71

Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah ;


No. Uraian
1 m3 beton
cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat,

1,000 M3
137,000 Kg
2,100 M2
Jumlah

Harga Satuan

Jumlah Harga

Rp 602.400,00
Rp
6.853,50
Rp 44.244,48

Rp
Rp
Rp
Rp

602.400,00
938.929,50
92.913,41
1.634.242,91

Sehingga biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah ;


No.

Pekerjaan

Sat.

Vol.

Harga Satuan

Beton pile cap


M3
36.8 Rp1.634.242,90
JUMLAH PEKERJAAN PILE CAP

Jumlah Biaya
Rp
Rp

60.140.138,72
60.140.138,72

Jumlah total biaya pekerjaan pondasi adalah Rp. 99.500.000,00 + Rp. Rp Rp


60.140.139.01= Rp. 159.640.139
Dari analisa perhitungan biaya diatas maka dapat dibuat tabel perbandingan
harga dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.4. untuk item pondasi setelah dilakukan
VE
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisa dan perhitungan

No.

Pondasi

Tebal

n tiang

Dimensi

PENULANGAN

(th)

(jmlh)

Pile Cap

Atas

Bawah

1.

Tiang pancang 32x32x32

100

250x250

15D25

7D25

2.

Tiang pancang silinder 30

100

240x150

13D25

6D25

2.

Tiang pancang silinder 35

100

220x220

10D25

5D25

2.

Tiang pancang persegi 20x20

100

10

230x160

12D25

6D25

72

Tabel 4.7 Rekapitulasi Harga Pekerjaan

Selisih
terhadap
existing setelah
di VE (Rp)

Ket

Harga Total
(Rp)

213.587.573,00

Existing

180.601.760,70

32.985.812,23

Alternatif
1

Tiang Pancang
pratekan silinder
dengan 350

196.188.987,70

17.398.585,30

Alternatif
2

Tiang Pancang
pratekan persegi
dengan dimensi
20 x 20

159.640.139,00

53.947.434,00

Alternatif
3

No.

Jenis Pondasi

1.

Tiang Pancang
pratekan segitiga
dengan dimensi
32 x 32 x 32

2.

3.

4.

Tiang Pancang
pratekan silinder
dengan 300

Diagram Perbandingan Biaya


Existing Vs Alternatif

Harga
(dalam
juta
rupiah)

250,00 213,59
180,60 196,19
200,00
159,64
150,00
100,00
50,00
0,00
32x3x32 300 350 20x20
(existing)
Jenis Pondasi

Gambar 4.4. Perbandingan Harga Pekerjaan

73

Gambar diatas menunjukan grafik perbandingan antara biaya existing dengan


biaya yang timbul akibat adanya alternatif, sedangkan nilai perbandingan ini
disajikan hanya untuk pekerjaan yang dilakukan analisa VE saja yaitu pekerjaan
pondasi pancang dan pile cap.

3. TAHAP ANALISA
Pada tahapan analisa dalam perekayasaan VE berisi analisa terhadap
semua alternatif yang muncul dengan menggunakan berbagai macam metode
sehingga diperoleh suatu angka prioritas terhadap alternatif yang akan dipakai
dalam proses perekayasaan. Artinya adalah untuk mendapatkan alternatif yang
terbaik dari beberpa alternatif yang ditinjau disamping masalah pembiayaan.
Analisa yang akan dilakukan meliputi :
a. Analisa Fungsi
b. Analisa Rangking
Analisa Fungsi adalah satu bagian dari tahapan analisa yang berfungsi
untuk menganalisa semua fungsi-fungsi dari item-item pekerjaan dalam satu
segmen pekerjaan yang akan dianalisa VE, dalam tahapan analisa fungsi ini
dijelaskan fungsi dari item pekerjaan pondasi yang disajikan dalam kata kerja
(verb) atau kata benda (nouns), kind yang menunjukan bahwa item tersebut
adalah item primer ataukah item itu hanya item pendukung saja atau sekunder,
sedangkan cost dan worth menunjukkan nilai biaya item baik item yang
dilakukan VE ataupun tidak.

74

Tabel 4.8. Analisa Fungsi

Proyek pembangunan gedung

ANALISA FUNGSI

Perpusda
No.

Uraian

Verb

Noun

Kind

Cost(Rp)

Worth(Rp)

x1000

x1000

Ket

1.

Pond.Pancang

Mendukung

Beban

98700

2.

Lantai kerja

Meneruskan

Kegiatan

1149

1149 Tidak

3.

Pas.Bt.Ksng

Meneruskan

Beban

3755

3755 Tidak

4.

Pilecap

Meneruskan

Beban

114887

TOTAL

Perhitungan cost/worth =

214736

99500 VE

60140 VE

160789

214736
= 1.335
160789

Keterangan :
P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama)
S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur
primer )

Dari tabel analisa fungsi diatas untuk fungsi pekerjaan pondasi seperti tampak
diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Untuk pekerjaan pemancangan pondasi biaya awal perencanaan adalah
Rp. 214.736.573,00 untuk semua segmen dalam item pondasi dapat
dilakukan penghematan dengan tanpa mengurangi mutu pondasi dengan
dihadirkannya alternatif yang lain.
2) Penghematan terbesar yang bisa diperoleh dengan alternatif pengganti
tiang persegi 20x20 adalah Rp. 53.947.434,00

75

3) Dan untuk sub item yang lainnya(tidak trcetak tebal), tidak dilakukan
perekayasaan VE karena dilihat dari nilainya tidak terlalu signifikan.
4) Maka dengan dihadirkannya alternatif tiang pancang dimensi 20x20
tersebut biaya proyek dapat tersaving sebesar Rp. 53.947.434,00 dengan
rasio biaya/nilai untuk item ini adalah 1.335, dengan angka ini berarti
terjadi penghematan pada pengusulan alternatif.

b. Analisa Rangking dengan metode Zero-One dan Indeks


Setelah dihadirkan beberapa alternatif diatas maka akan dianalisa
kelayakan penggunaan alternatif itu dengan menghadirkan beberapa kriteria
yang berasal dari kualifikasi penulis dan nantinya menjadi dasar pertimbangan
yang lain terkait penggunaan alternatif tersebut
Tabel 4.9. Penilaian Bobot Sementara
No

Fungsi

Angka rangking

bobot

Ket

Penghematan Biaya (A)

40

Prioritas tertinggi

Kualitas (B)

30

Prioritas tinggi

Waktu (C)

20

Prioritas sedang

Pelaksanaan (D)

10

Prioritas rendah

10

100

Jumlah angka rangking

Ket : perhitungan bobot menggunakan rumus

angkarangkingyang dim iliki


x 100
jumlahangkarangking

76

Kemudian setelah diketahui bobot, maka dilakukan penganalisaan untuk


semua kriteria yang berfungsi dengan dimunculkan preferensi dari penyaji sebagai
acuan kepentingan dan kekurangpentingan masing-masing alternatif.
Preferensi alternatif untuk kriteria Penghematan Biaya (A) adalah sebagai berikut
;

Alternatif
20 x 20 (I)
300 (II)
350 (III)

Preferensi
I > II
:
II < I
:
III < I
:

Keterangan
Alt I lebih baik dari Alt II & III
Alt II lebih baik dari III
Alt I Kurang baik dari Alt I & II

I > III
II > III
III < II

Tabel 4.10 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi A (Penghematan biaya)

Alternatif

II

III

Jumlah

Indeks

2/3

II

1/3

III

JUMLAH

Preferensi alternatif untuk kriteria Kualitas (B) adalah sebagai berikut ;


Alternatif
20 x 20 (I)
300 (II)
350 (III)

Preferensi
I = II
:
II = I
:
III = I
:

Keterangan
Alt I sama dengan Alt II & III
Alt II sama dengan Alt I & III
Alt III sama dengan Alt I & II

I = III
II = III
III = II

Tabel 4.11 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi B (Kualitas)

Alternatif

II

III

Jumlah

Indeks

2/6

II

2/6

III

2/6

JUMLAH

77

Preferensi alternatif untuk kriteria Waktu (C) adalah sebagai berikut ;

Alternatif
20 x 20 (I)
300 (II)
350 (III)

Keterangan
Alt I kurang baik dari Alt II & III
Alt II lebih baik dari Alt II & III
Alt I lebih baik dari Alt I & II

Preferensi
I < II
: I < III
II > I
: II > III
III > I
: III < II

Tabel 4.12 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi C (Waktu)

Alternatif

II

III

Jumlah

Indeks

II

2/3

III

1/3

JUMLAH

Preferensi alternatif untuk kriteria Pelaksanaan (D) adalah sebagai berikut ;

Alternatif
I
II
III

Keterangan
Alt I lebih baik dari Alt II & III
Alt II kurang baik dari Alt I
Alt III kurang baik dari Alt I & II

Preferensi
I > II
: I > III
II < I
: II > III
III < I
: III < II

Tabel 4.13 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi D (Pelaksanaan)

Alternatif

II

III

Jumlah

Indeks

2/3

II

1/3

III

JUMLAH

78

Tabel 4.14. penganalisaan metode Zero-One

Kriteria
Alternatif
bobot
Alt I
20X20
Alt II
300
Alt III
350

No.
1
2
3

A
40
2/3
26.67
1/3
13.3
0
0

B
30
2/6
10
2/6
10
2/6
10

C
20
0
0
2/3
13.33
1/3
6.67

D
10
2/3
6.67
1/3
3.33
0
0

Total
43.34
39.96
16.67

Ket
indeks
Bobot
indeks
Bobot
indeks
Bobot

Pada tahap penganalisaan rangking digunakan perangkingan dengan


metode matrik evaluasi (lihat tabel 4.14). sehingga dari hasil analisa dapat
diketahui bahwa alternatif I yaitu penggunaan tiang pancang dengan dimensi
20x20 mempunyai keunggulan bobot total 43.34 dibandingkan dengan
alternatif yang lain yaitu penggunaan tiang pancang silinder dengan diameter
300 (II) mempunyai bobot 39.96 dan 350 (III) dengan bobot 16.67.
Nilai bobot tersebut didapatkan berdasarkan kriteria penghematan biaya,
kualitas yang baik, efektifitas waktu dan kemudahan pelaksanaan dengan
penggunaan tenaga yang lebih sedikit. Dengan analisa rangking ini, nilai yang
dihasilkan akan menjadi nilai kelayakan penggunaan alternatif yang
dikembangkan berdasarkan parameter dari penulis dalam sistem pekerjaan
tersebut. Dan nantinya akan dipaparkan lebih lanjut dalam fase rekomendasi.

Tahap Pengembangan
Dalam penulisan tugas akhir ini, penganalisaan Value Engineering tidak

dicamtumkan analisa untuk tahapan pengembangan sehingga tidak diperlukan

79

analisa life cycle cost untuk perhitungan biaya-biaya operasional dan


pemeliharaan atau biaya lain yang timbul pasca pembangunan proyek.

Tahap Rekomendasi
Tahap rekomendasi pada item pekerjaan pondasi, penulis merekomendsikan

satu alternatif penggunaan material khususnya untuk item pekerjaan pondasi


adalah sebagai berikut :
a.) Rencana Awal
Pada item pekerjaan pondasi existing digunakan jenis pondasi tiang
pancang (minipile) dengan dimensi 32x32x32 dengan jumlah kebutuhan
tiang pancang yaitu 90 buah tiang pancang. Sehingga kebutuhan biaya yang
dihasilkan adalah Rp. 213.587.573,00 (untuk pondasi pancang dan pile cap)
dari kebutuhan biaya keseluruhan pekerjaan pondasi senilai 214.736.573,00 .
b.) Usulan
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan ulang struktur dengan dibantu
denagan penggunaan program sap 2000 versi 8.08, maka dengan beban
bangunan dan spesifikasi tanah yang sama, penulis merekomendasikan
penggunaan tiang pancang (minipile) dengan tiang persegi dimensi 20x20.
Alasannya selain memiliki mutu beton yang sama, tiang ini juga lebih efisien
dalam kaitannya pada masalah biaya karena kebutuhan tulangan dan volume
pada pile cap lebih sedikit.

80

c.) Dasar Pertimbangan


Dengan beberapa nilai pembobotan yang didasarkan atas kualifikasi
penulis (dalam analisa rangking) maka dipaparkan dasar pertimbangan lain
sebagai dasar pengambilan item terekomendasi diantaranya yaitu :
1) Penghematan masalah biaya.
2) Kualitas yang lebih tinggi.
3) Waktu pelaksanaan yang cepat.
4) Pada pelaksanaan digunakan tenaga yang relatif sedikit.
d.) Penghematan Biaya
Dengan menggunakan alternatif kedua yaitu digunakannya tiang persegi
dimensi 20x20 cm sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh penulis,
maka akan terjadi penghematan biaya sebesar Rp. 53.947.434,00.

E.

Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Struktur Atas


Dalam pembangunan suatu proyek terutama gedung, item pekerjaaan struktur

adalah item pekerjaan yang mempengaruhi sebagian besar aspek bangunan,


terutama aspek biaya. Karena pada sebagian besar proyek konstruksi, item
pekerjaan ini memiliki alokasi biaya yang cukup besar dari pembiayaan total dan
item pekerjaan yang ada, sehingga menjadi alasan untuk dilaksanakan
perekayasaan Value Engineering dengan menghadirkan suatu alternatif yang lebih
efektif untuk dipergunakan.

81

Alasan lain yang menyebabkan untuk dilakukan perekayasaan VE adalah


dari pekerjaan ini, banyak menyebabkan pembengkakan biaya pelaksanaan karena
kurang optimumnya perencanaan struktur. Pada penganalisaan struktur pada
proyek ini lebih difokuskan pada balok. Hal ini dikarenakan struktur balok dalam
proyek ini begitu komplek, variatif dan menghasilkan alokasi biaya pekerjaan
yang cukup besar.

1. TAHAP INFORMASI
Pada proses perekayasaan Value Engineering, tahapan ini adalah tahap
pertama yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi item pekerjaan yang
akan ditinjau dengan cara mengumpulkan sebanyak mungkin data dan informasi
yang mendukung proses perekayasaan :
a.) Informasi Teknis Proyek
Tabel 4.15 Informasi Teknis Proyek
URAIAN
Kriteria Design

DATA TEKNIS PROYEK


Struktur Beton :
1 Mutu beton K 275 untuk beton struktur dan K
175 untuk beton paktis.
2 Beban yang diperhitungkan :
a) Beban hidup 400 kg/m2.
b) Beban Angin 40 kg/m2 (atap)
3. Menggunakan

peraturan

pembebanan

bangunan rumah dan gedung 1983

82

Unsur-Unsur

Struktur beton menggunakan pelat, balok anak dan

Design

portal ( balok dan kolom induk )


Ketinggian portal :

Lantai 1

0.00 m

Lantai 2

4.96 m

Lantai 3

8.60 m

Lantai 4

12.20 m

Sumber : Rencana Kerja Dan Syarat

b.)

Informasi Pekerjaan Beton Struktur

Tabel 4.16 Informasi Teknis Proyek


Proyek Pembangunan
Gedung Perpusda
No.

Sumber Informasi

1.

Buku-buku tentang VE

TAHAP INFORMASI
Data Yang Diterima
Landasan teori mengenai penerapan VE
Prosedur penerapan VE

2.

Buku-buku analisa
RAB

Penghitungan RAB untuk masing-masing mutu


beton

83

c.) Analisa Fungsi Pekerjaan Struktur


Tabel 4.17 Analisa Fungsi Pekerjaan Balok struktur

Proyek pembangunan gedung

ANALISA FUNGSI

Perpusda
No.

Uraian

Verb

Noun

Kind

Cost (Rp)

Worth (Rp)

x 1000

x1000

Ket

1.

Beton

Menahan

Tekan

VE

2.

Tulangan

Menahan

Tarik

VE

3.

Bekesting

Memberi

Bentuk

VE

Total

Keterangan :
P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama)
S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur
primer )
Verb dan Noun adalah fungsi penjelas untuk masing-masing item pekerjaan
(aplikasi metode fast)


Analisa fungsi diatas hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dilakukan analisa
VE saja dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda terukur. Nilai manfaat
(worth) belum bisa ditanpilkan biayanya, karena dilakukan pada tahap spekulasi.

Analisa secara lengkap akan ditampilkan dalam tahap Analisa.

2. TAHAP SPEKULASI
Pada tahapan spekulatif dalam perekayasaan VE berisi pemunculan sejumlah
ide alternatif dari semua segmen yang dilihat dengan berbagai macam
keunggulan, sehingga didapatkan suatu hasil yang lebih optimal, selain itu, ide

84

alternatif ini juga dihadirkan sebagai pembanding dari perencanaan awal, baru
setelah itu dilakukan penganalisaan terutama dari segi biaya dan ide-ide yang
kurang mendukung atau memberikan hasil yang kurang optimal dari fungsi item
yang diinginkan akan disisihkan, sedangkan ide yang memungkinkan untuk
dilakukan penghematan dapat dianalisa lebih lanjut.
Dalam ide pemunculan alternatif ini penulis mencoba menghadirkan
beberapa alternatif pengganti dari elemen struktur yaitu struktur balok dengan
membandingkan mutu beton perencananaan awal dengan beberapa mutu yang
lain, sehingga dengan adanya pemunculan beberapa ide ini diperoleh
penghematan harga yang cukup signifikan

A. Alternatif Design
Dalam pemaparan alternatif design dibawah ini dijelaskan beberapa
keuntungan ataupun kerugian penggunaan alternatif dan existing yang
kesemuanya berdasarkan kualifikasi penulis, yang nantinya menjadi dasar
pertimbangan lain pemakaian alternatif itu sendiri.
Tabel 4.18 Alternatif Design

ALTERNATIF DESIGN
Proyek Perpustakaan Daerah Item pekerjaan struktur
Propinsi Jateng
Fungsi : Memperkuat struktur
No. Usulan
1

Keuntungan

Penggunaan mutu beton Pengerjaan campuran


tetap yaitu K 275 beton akan mudah
(existing) dan dimensi dan sederhana
struktur tetap
Pelaksanaan mudah

Kelemahan
Terpengaruh dengan
kondisi cuaca dan
lingkungan proyek
Harga cukup mahal

85

Mutu terjamin
2

Menggunakan
beton
kenvensional
dengan
mutu K 225, dengan
dimensi balok tetap

Pengerjaan campuran Terpengaruh dengan


beton akan lebih
kondisi cuaca dan
mudah dari pada
lingkungan proyek
alternatif yang lain
Mutu lebih rendah
Harga relatif lebih
dibandingkan
murah
dengan alternatifalternatif yang lain
Rendahya mutu
tentu saja
mempengaruhi mutu
dari bangunan itu
sendiri terkait
masalah kekuatan
bangunan menahan
beban

3.

Menggunakan beton
dengan mutu K 250,
dengan dimensi balok
utama diperkecil
menjadi 30 x 70 dan
balok melintang 25 x 40
Menggunakan beton
dengan mutu K 300,
dengan dimensi balok
utama diperkecil
menjadi 30 x 70 dan
balok melintang 25 x 40

Pengerjaan campuran Terpengaruh dengan


beton mudah
kondisi cuaca dan
lingkungan proyek
Mutu terjamin
Harga relatif lebih
murah
Pengerjaan campuran Terpengaruh dengan
beton akan lebih sulit kondisi cuaca dan
dari pada yang
lingkungan proyek
pertama
Mutu lebih terjamin Lebih mahal
dari pada alternatif 2
dan 3
Mutu makin tinggi
menjadikan kualitas
bangunan lebih baik
daripada
alternatif
sebelumnya

86

a. STRUKTUR BETON BERTULANG EXISTING MUTU K 275


Dalam perencanaan gedung Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah
menggunakan beton dengan mutu K 275 atau dengan fc 23 mpa, untuk
menghitung estimasi biaya dan kebutuhan waktu setiap pekerjaan struktur beton
bertulang digunakan yang akan dijabarkan dalam uarian berikut ini :

1) Estimasi Anggaran Biaya (RAB)


Untuk menghitung harga satuan pekerjaan setiap 1M3 beton bertulang
disesuaikan berdasarkan estimasi biaya perencanaan dengan digunakan analisa
dengan SNI harga satuan tahun 2007, yaitu :
Pekerjaan beton bertulang campuran mutu K 275
a.) Campuran beton
Beton K 275
(ready mix)
Tenaga
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor

1,000
6,000
1,000
0,100
0,300

M3

Hari
Hari
Hari
Hari
Jumlah

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

425.000,00

Rp

425.000,00

25.000,00
35.000,00
40.500,00
35.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

150.000,00
35.000,00
4.050,00
10.500,00
624.550,00

87

b.)

Pembesian

1 Kg besi beton
Besi beton
polos/ulir
Kawat bendrat
Pekerja
Tukang besi
Kepala Tukang
besi
Mandor

1,050
0,015
0,007
0,007

Kg
Kg
Hari
Hari

Rp
Rp
Rp
Rp

6.000,00
7.500,00
22.500,00
35.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp

6.300,00
112,50
157,50
245,00

0,001 Hari
0,000 Hari
Jumlah

Rp
Rp

40.000,00
35.000,00

Rp
Rp
Rp

28,00
10,50
6.853,50

c.) Bekesting

1 M2 Bekisting
dengan papan
Kayu terentang
Minyak
bakesting
Paku
Balok kayu
Plywood t 9 mm
Dolken kayu
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor

0,040

M3

Rp 500.000,00

Rp

20.000,00

0,200
ltr
0,400
Kg
0,015
M3
0,350
lbr
2,000
12
0,300 Hari
0,330 Hari
0,033 Hari
0,006 Hari
Jumlah

Rp 18.000,00
Rp
7.500,00
Rp 750.000,00
Rp 136.000,00
Rp 12.000,00
Rp 22.500,00
Rp 35.000,00
Rp 40.000,00
Rp 35.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

3.600,00
3.000,00
11.250,00
47.600,00
24.000,00
6.750,00
11.550,00
4.125,00
210,00
129.280,00

d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok


(1) Pekerjaan balok B2 ;
(a) Koefisien besi beton =265,000(lampiran B-10)
(b) Koefisien begesting =8,000(lampiran B-12)

88

RAB struktur balok utama (B2)

No.

Uraian
1 m3 beton K 275
Cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat.

1,000 M3
265,000 Kg
8,000 M2
JUMLAH

Harga Satuan

Jumlah Harga

Rp 624.550,00
Rp
6.853,50
Rp 44.244,48

Rp
Rp
Rp
Rp

624.550,00
1.816.177,50
353.955,84
2.794.683,34

Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B2 yaitu:


No.

1
2
3

Uraian Pekerjaan

Sat.

Vol.

Harga Satuan

Beton balok B2 Lt.2


M3
15,96 Rp2.794.683,34
Beton balok B2 Lt.3
M3
11,4 Rp2.794.683,34
Beton balok B2 Lt.4
M3
11,4 Rp2.794.683,34
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2

Jumlah Biaya

Rp 44.603.146,11
Rp 31.859.390,08
Rp 31.859.390,08
Rp 108.321.926,26

(2) Pekerjaan balok B3 ;


(a) Koefisien besi beton = 160,000(lampiran B-11)
(b) Koefisien begesting =10,000(lampiran B-12)
RAB struktur balok B3

No.

Uraian
1 M3 beton K 275
Cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat.

1,000 M3
160,000 Kg
10,000 M2
JUMLAH

Harga Satuan
Rp 624.550,00
Rp
6.853,50
Rp 44.244,48

Jumlah Harga
Rp
Rp
Rp
Rp

624.550,00
1.219.923,00
442.444,80
2.286.917,80

89

Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B3 yaitu:

No.
Uraian Pekerjaan
Sat. Vol.
Harga Satuan
1 Beton balok B3 Lt.2
M3
5,81
Rp2.286.917.80
Rp2.286.917.80
2 Beton balok B3 Lt.3
M3
5,81
Rp2.286.917.80
3 Beton balok B3 Lt.4
M3
5,81
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3

Jumlah Biaya
Rp 13.292.709,71
Rp 13.292.709,71
Rp 13.292.709,71
Rp 39.878.129,14

Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang


dengan mutu beton K 275 diperoleh harga untuk balok utama sebesar
Rp108.321.926,26 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga
Rp39.878.129,14 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 275 adalah
Rp.148.800.055,30

b. STRUKTUR BETON BERTULANG (Alternatif Ke-1) DENGAN MUTU


K 225
Analisa

Value

Engineering

untuk

pekerjaan

struktur

direncanakan

menggunakan alternatif konstruksi beton dengan mutu beton struktur K 225


dengan berbagai alasan teknis berupa :
(1) Penggunaan beton dengan mutu K 225 sangat lazim digunakan untuk
pembangunan konstruksi gedung bertingkat.
(2) Penggunaan beton mutu K 225 ini memungkinkan terjadi pengurangan
harga, karena penggunaan beton existing yang digunakan adalah beton
dengan mutu K 275. Sehingga diharapkan akan terjadi penghematan
(saving)

90

1) Estimasi Biaya Anggaran Biaya (RAB)


Berdasarkan data survey dan observsi dilapangan diketahui bahwa ;
a.) Biaya per m3 beton mutu K 225 adalah Rp.405.000,00(lampiran B-1)
b.) Biaya pemakaian pompa beton Rp.1.400.000,00 / m3 dengan jumlah
pipa yang dibutuhkan adalah 7 batang @ 3 (lampiran B-1)
c.) Campuran beton
Beton K 225

1,000

Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor

6,000 Hari
1,000 Hari
0,100 Hari
0,300 Hari
Jumlah

M3

Rp405.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp

25.000,00
35.000,00
40.500,00
35.000,00

Rp405.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

150.000,00
35.000,00
4.050,00
10.500,00
604.550,00

d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok


(1) Pekerjaan balok B2 ;
(a) Koefisien besi beton = 244,000(lampiran B-13)
(b) Koefisien begesting = 8,000(lampiran B-15)
RAB untuk balok B2
No.

Uraian
1 m3 beton K 225
Cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat,

1,000 m3
244,000 Kg
8,000 m2
JUMLAH

Harga Satuan
Rp 604.550,00
Rp
6.853,50
Rp 44.244,48

Jumlah Harga
Rp
Rp
Rp
Rp

604.550,00
1.809.324,00
353.955,84
2.767.829,00

91

Jadi jumlah biaya untuk pekerjaaan balok B2 yaitu

No.
1
2
3

Uraian Pekerjaan
Sat.
Vol.
Harga Satuan
Beton balok B2 Lt.2 m3
13,96
Rp2.767.829,00
Rp2.767.829,00
Beton balok B2 Lt.3 m3
9,97
Rp2.767.829,00
Beton balok B2 Lt.4 m3
9,97
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2

Jumlah Biaya
Rp 38.638.892,84
Rp 27.595.255,13
Rp 27.595.255,13
Rp 93.829.403,10

(2) Pekerjaan balok B3;


(a) Koefisien besi beton = 187,000(lampiran B-14)
(b) Koefisien begesting = 11,000(lampiran B-15)
RAB untuk Balok B3
No.

Uraian
1 m3 beton K 225
Cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat,

1,000 m3
187,000 Kg
11,000 m2
JUMLAH

Harga Satuan
Rp 604.550,00
Rp
6.853,50
Rp 44.244,48

Jumlah Harga
Rp
Rp
Rp
Rp

604.550,00
1.274.751,00
486.689,28
2.365.990,28

Sumber : analisa

Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B3 yaitu ;

No.
1
2
3

Uraian Pekerjaan
Sat. Vol.
Harga Satuan
Beton balok B3 Lt.2 m3
4,6
Rp 2.365.990,28
Rp 2.365.990,28
Beton balok B3 Lt.3 m3
4,6
Rp 2.365.990,28
Beton balok B3 Lt.4 m3
4,6
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3

Jumlah Biaya
Rp 10.883.555,29
Rp 10.915.081,39
Rp 10.915.081,39
Rp 32.650.665,85

Sumber : analisa

Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang


dengan mutu beton K 225 diperoleh harga untuk balok utama sebesar

92

Rp93.829.403,10 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga


Rp32.650.665,85 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 225 adalah
Rp126.480.069,00

c. STRUKTUR BETON BERTULANG (Alternatif Ke-2) MUTU K 250


Analisa Value Engineering untuk pekerjaan struktur juga direncanakan
menggunakan alternatif konstruksi beton yang lain yaitu dengan mutu beton
struktur K 250 dengan berbagai alasan teknis berupa :
(1) Penggunaan beton dengan mutu K 250 masih lazim digunakan untuk
pembangunan konstruksi gedung bertingkat.
(2) Penggunaan beton mutu K 250 ini memungkinkan terjadi pengurangan
harga, karena beton yang existing yang digunakan adalah beton dengan
mutu K 275. Sehingga diharapkan akan terjadi penghematan (saving).
(3) Mutu beton ini cukup efektif untuk pembangunan gedug bertingkat terkait
dengan kualitasnya.

1) Estimasi Anggaran Biaya (RAB)


Berdasarkan data survey dan observsi dilapangan diketahui bahwa ;
a.)

Biaya

untuk

per

m3

beton

mutu

225

adalah

Rp.415.000,00(lampiran B-1)
b.)

Biaya pemakaian pompa beton Rp.1.400.000,00 / m3 dengan


jumlah pipa yang dibutuhkan adalah 7 batang @ 3 meter (lampiran
B-1)

93

c.)

Campuran beton

Beton mutu K 250 1,000


Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor

M3

Rp

6,000 Hari
1,000 Hari
0,100 Hari
0,300 Hari
Jumlah

Rp
Rp
Rp
Rp

415.000,00
25.000,00
35.000,00
40.500,00
35.000,00

Rp

415.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

150.000,00
35.000,00
4.050,00
10.500,00
614.550,00

d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Balok


(1) Pekerjaan balok B2 ;
(a) Koefisien bersi beton= 244,000 (lampiran B-15)
(b) Koefisien begesting =8.000 (lampiran B-17)
RAB untuk balok utama B2
No.

Uraian
1 m3 beton K 250
Cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat.

m3
1,000
Kg
244,000
m2
8,000
JUMLAH

Harga Satuan
Rp
Rp
Rp

614.550,00
6.853,50
44.244,48

Jumlah Harga
Rp
Rp
Rp
Rp

614.550,00
1.809.192,00
353.955,84
2.777.697,84

Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B2 yaitu ;

No.
1
2
3

Uraian Pekerjaan
Sat. Vol.
Harga Satuan
Beton balok B2 Lt.2 m3
13,96
Rp 2.777.697,84
Rp
2.777.697,84
Beton balok B2 Lt.3 m3
9,97
Rp 2.777.697,84
Beton balok B2 Lt.4 m3
9,97
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2

Jumlah Biaya
Rp 38.026.683,43
Rp 27.693.647,46
Rp 27.693.647,46
Rp 93.413.978,36

94

(2) Pekerjaan balok B3 ;


(a) Struktur balok utama (B2) = 187,000(lampiran B-16)
(b) Struktur balok utama (B3) = 11.000(lampiran B-17)
RAB untuk balok B3
No.

Uraian
1 m3 beton k 250
Cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat.

1,000 M3
187,000 Kg
11,000 M2
JUMLAH

Harga Satuan
Rp
Rp
Rp

614.550,00
6.853,50
44.244,48

Jumlah Harga
Rp
Rp
Rp
Rp

614.550,00
1.281.604,50
486.689,28
2.382.843,78

Jadi jumlah biaya utnuk pekerjaan struktur balok B3

No.
1
2
3

Uraian Pekerjaan
Sat. Vol.
Harga Satuan
Beton balok B3 Lt.2 m3
4,6
Rp 2.382.843,78
Rp
2.382.843,78
Beton balok B3 Lt.3 m3
4,6
Rp 2.382.843,78
Beton balok B3 Lt.4 m3
4,6
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3

Jumlah Biaya
Rp 10.961.081,39
Rp 10.961.081,39
Rp 10.961.081,39
Rp 32.883.244,16

Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang


dengan mutu betok K 250 diperoleh harga untuk balok utama sebesar
Rp94.163.956,78dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga
Rp32.883.244,16 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 250 adalah
Rp127.047.200,80

95

d. STRUKTUR BETON BERTULANG (Alternatif Ke-3) DENGAN MUTU


K 300
Analisa Value Engineering untuk pekerjaan struktur direncanakan
menggunakan alternatif konstruksi beton dengan mutu beton struktur yang lain
yaitu dengan K 300 dengan berbagai alasan teknis berupa :
(1) Penggunaan beton dengan mutu K 300 masih lazim digunakan untuk
pembangunan konstruksi gedung bertingkat.
(2) Mutu beton ini lebih tinggi dibandingkan dengan mutu beton existing yaitu
275, sehingga memungkinkan untuk bisa memperkecil dimensi balok dan
diharapkan akan terjadi penghematan atau (saving).

1) Estimasi Anggaran Biaya (RAB)


Berdasarkan data survey dan observsi dilapangan diketahui bahwa ;
a.) Biaya untuk per m3 beton mutu K 300 adalah Rp.435.000,00
(lampiran B-1)
b.) Biaya pemakaian pompa beton Rp.1.400.000,00 / m3 dengan jumlah
pipa yang dibutuhkan adalah 7 batang @ 3 meter (lampiran B-1)

96

c.) Campuran beton

Beton mutu K
300
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor

1,000

m3

Rp

435.000,00

Rp

435.000,00

6,000 Hari
1,000 Hari
0,100 Hari
0,300 Hari
Jumlah

Rp
Rp
Rp
Rp

25.000,00
35.000,00
40.500,00
35.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

150.000,00
35.000,00
4.050,00
10.500,00
634.550,00

d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok


(1) Pekerjaan balok B2 ;
(a) Koefisien besi beton = 244,000(lampiran B-18 )
(b) Koefisien begesting = 8,000(lampiran B-18.1)
RAB untuk balok utama B2
No.

Uraian
1 m3 beton K300
Cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat,

1,000 m3
264,000 Kg
8,000 m2
JUMLAH

Harga Satuan
Rp
Rp
Rp

634.550,00
6.853,50
44.244,48

Jumlah Harga
Rp
Rp
Rp
Rp

634.550,00
1.809.192,00
353.955,84
2.793.697,84

Jadi biaya untuk pekerjaan struktur balok B2 yaitu ;

No.
1
2
3

Uraian Pekerjaan
Sat.
Vol.
Harga Satuan
Rp
2.793.697,84
Beton balok B2 Lt.2 m3
13,96
Beton balok B2 Lt.3 m3
9,97 Rp 2.793.697,84
Beton balok B2 Lt.4 m3
9,97 Rp 2.793.697,84
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2

Jumlah Biaya
Rp 39.000.021,85
Rp 27.853.167,46
Rp 27.853.167,46
Rp 94.706.356,78

97

(2) Pekerjaan balok B3 ;


(a) Kofisien besi beton = 187,000(lampiran B-18 )
(b) Koefisien begesting = 11,000 (lampiran B-18.1)
RAB untuk balok B3
No.

Uraian
1 m3 beton K300
Cor beton
besi beton
bekesting

Koeff

Sat.

1,000 m3
187,000 Kg
11,000 m2
JUMLAH

Harga Satuan
Rp
Rp
Rp

634.550,00
6.853,50
44.244,48

Jumlah Harga
Rp
Rp
Rp
Rp

634.550,00
1.281.604,50
486.689,28
2.402.843,78

Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B3

No.
1
2
3

Uraian Pekerjaan
Beton balok B3 Lt.2
Beton balok B3 Lt.3
Beton balok B3 Lt.4

Sat.
m3
m3
m3

Vol.
4,6
4,6
4,6

Harga Satuan
Rp 2.402.843,78
Rp 2.402.843,78
Rp 2.402.843,78

JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3

Jumlah Biaya
Rp 11.053.081,39
Rp 11.053.081,39
Rp 11.053.081,39
Rp
33.159.244,16

Jadi menurut perhitungan anggran biaya diatas pengunaan beton bertulang


dengan mutu betok K 300 diperoleh harga untuk balok utama sebesar
Rp94.706.356,78 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga
Rp33.159.244,16. Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 300 adalah
Rp127.866.100,9

98

Berdasarkan analisa diatas maka akan dipaparkan perbandingan biaya yang


terjadi setelah dilakukan analisa VE
Tabel 4.19. Perbandingan Biaya Setelah Dilakukan Analisa VE
No.

MUTU BETON

Biaya (Rp)

Selisih setelah di VE

Ket

1.

Beton mutu K 225

126.480.069,00

22.319.986,00

Alt 1

2.

Beton mutu K 250

127.047.200,80

21.752.854,20

Alt 2

3.

Beton mutu K 275

148.800.055,30

-(existing)-

existing

4.

Beton mutu K 300

127.866.100,90

20.999.999,96

Alt 3

Grafik Perbandingan Biaya


Existing Vs Alternatif
200,00
Harga
(Dalam juta)

150,00

Rp148,80
Rp126,48

Rp127,05

Rp127,86

K 250

K 300

100,00
50,00
0,00

K 225
KK225
275

K 275
(Existing)
Mutu Beton

Gambar 4.5. Perbandingan Harga setelah di VE


Sumber : Analisa

TAHAP ANALISA
Pada tahapan analisa dalam perekayasaan VE berisi analisa terhadap semua

alternatif yang muncul dengan menggunakan berbagai macam metode sehingga


diperoleh suatu angka prioritas terhadap alternatif yang akan dipakai dalam proses
perekayasaan. Artinya adalah untuk mendapatkan alternatif yang terbaik dari
beberapa alternatif yang ditinjau. Pada tahap analisa ini terdiri dari :

99

a. Analisa Fungsi
b. Analisa Rangking
Analisa Fungsi adalah satu bagian dari tahapan analisa yang berfungsi untuk
menganalisa semua fungsi-fungsi dari item-item pekerjaan dalam satu segmen
pekerjaan yang akan dianalisa VE, dalam hal ini untuk pekerjaan struktur balok,
dalam tahapan analisa fungsi ini dijelaskan fungsi dari item pekerjaan balok yang
disajikan dalam kata kerja (verb) atau kata benda (nouns), kind yang menunjukan
bahwa item tersebut adalah item primer ataukah item itu hanya item pendukung
saja atau sekunder, sedangkan cost dan worth menunjukkan nilai biaya item
original dan VE.
Berikut akan dijabarkan beberapa analisa sebagai bentuk perolehan angka
prioritas dari semua alternatif :
a. Analisa Fungsi
Tabel 4.20 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Balok

Proyek pembangunan gedung

ANALISA FUNGSI

Perpusda
No.

Uraian

Verb

Noun

Kind

Cost (Rp)

Worth (Rp)

x 1000

x1000

Ket

1.

Beton

Menahan

Tekan

35093.464

28837.035

VE

2.

Tulangan

Menahan

Tarik

89508.089

60250.489

VE

3.

Bekesting

Memberi

Bentuk

21431.057 18715.475 VE
146034.60 107821.714.

Total
Cost/worth : 146034.60 / 107821.714= 1.35
Keterangan :

100

P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama)


S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur primer )

Dari tabel analisa fungsi diatas untuk fungsi pekerjaan pondasi seperti tampak
diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Untuk pekerjaan balok dengan mutu K-275 biaya awal perencanaan
adalah Rp.148.800.055,30 dapat dilakukan penghematan dengan tanpa
mengurangi mutu pondasi dengan dihadirkannya alternatif yang lain.
2) Penghematan terbesar yang bisa diperoleh dengan digunakan alternatif
pengganti yaitu beton mutu K 225 adalah Rp.126.480.069,00, dengan
selisih biaya tersaving sebesar Rp.22.319.986,00
3) Dan untuk sub item yang lainnya, tidak dilakukan perekayasaan VE
karena dilihat dari nilainya tidak terlalu signifikan.
4) Maka dengan dihadirkannya alternatif yaitu penggunaan beton mutu K
225 tersebut biaya proyek dapat tersaving sebesar Rp.22.319.986,00
dengan rasio biaya/nilai untuk item ini adalah 1.35, ini berarti terjadi
penghematan.

101

b. Analisa Rangking
Tabel 4.21. Penilaian Bobot Sementara
No

Fungsi

Angka rangking

bobot

Ket

Penghematan Biaya (A)

40

Prioritas tertinggi

Kualitas (B)

30

Prioritas tinggi

Finishing (C)

20

Prioritas sedang

Kemudahan Pelaksanaan

10

Prioritas rendah

(D)
Jumlah angka rangking

10

100

Ket : perhitungan bobot menggunakan rumus


=

angkarangkingyang dim iliki


x 100
jumlahangkarangking

Kemudian setelah diketahui bobot, maka dilakukan penganalisaan untuk


semua kriteria yang berfungsi dengan dimunculkan preferensi dari penyaji sebagai
acuan kepentingan dan kekurangpentingan masing-masing alternatif.
Preferensi alternatif untuk kriteria Penghematan Biaya (A) adalah sebagai berikut;
Alternatif
K 225 (I)
K 250 (II)
K 300 (III)

Preferensi
(I) > (II)
(II) < (I)
(III) < (I)

Keterangan
Alt
I
Lebih
baik
dari Alt II &III
: (I) > (III)
: (II) > (III) Alt II kurang baik dari Alt I
: (III) < (II) Alt III kurang baik dari Alt I & II

102

Tabel 4.22 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi A (Penghematan biaya)

Alternatif

II

III

Jumlah

Indeks

2/3

II

1/3

III

JUMLAH

Preferensi alternatif untuk kriteria Kualitas (B) adalah sebagai berikut ;


Keterangan
Preferensi
(I) < (II)
: (I) < (III) Alt I kurang baik dari Alt II &III
(II) > (I)
: (II) < (III) Alt II Lebih baik dari Alt I
(III) > (I)
: (III) > (II) Alt III kurang baik dari Alt I & II

Alternatif
K 225 (I)
K 250 (II)
K 300 (III)

Tabel 4.23 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi B (Kualitas)

Alternatif

II

III

Jumlah

Indeks

II

1/3

III

2/3

JUMLAH

Preferensi alternatif untuk kriteria Finishing (C)adalah sebagai berikut ;


Alternatif
K 225 (I)
K 250 (II)
K 300 (III)

Keterangan
Preferensi
(I) = (II)
: (I) = (III) Alt I sama dengan Alt II & III
(II) = (I)
: (II) = (III) Alt I sama dengan Alt II & III
(III) = (I)
: (III) = (II) Alt I sama dengan Alt II & III

103

Tabel 4.24 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi C (Waktu)

Alternatif

II

III

Jumlah

Indeks

2/6

II

2/6

III

2/6

JUMLAH

Preferensi alternatif untuk kriteria Kemudahan Pelaksanaan/pembuatan (D) adalah


sebagai berikut ;
Alternatif
I
II
III

Preferensi
I > II :
II < I :
III < I :

Keterangan
Alt I lebih baik dari Alt II & III
Alt II Kurang baik dari Alt I
Alt III Kurang baik dari Alt I & II

I > III
II > III
III < II

Tabel 4.25 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi D (Pelaksanaan)

Alternatif

II

III

Jumlah

Indeks

2/3

II

1/3

III

JUMLAH

104

Tabel 4.26. penganalisaan metode Zero-One

Kriteria
Alternatif
bobot
Alt I
K 225
Alt II
K 250
Alt III
K 275

No.
1
2
3

A
40
2/3
26.67
1/3
13.3
0
0

B
30
2/6
10
2/6
10
2/6
10

C
20
0
0
2/3
13.33
1/3
6.67

D
10
2/3
6.67
1/3
3.33
0
0

Total
43.34
39.96
16.67

Ket
indeks
Bobot
indeks
Bobot
indeks
Bobot

Pada tahap penganalisaan rangking digunakan perangkingan dengan


metode matrik evaluasi (lihat tabel 4.14). sehingga dari hasil analisa dapat
diketahui bahwa alternatif I yaitu penggunaan beton dengan mutu K 225
mempunyai keunggulan bobot total 43.34 dibandingkan dengan alternatif yang
lain yaitu penggunaan beton dengan mutu K 250 (II) mempunyai bobot 39.96
dan K 300 (III) dengan bobot 16.67.
Nilai bobot tersebut didapatkan berdasarkan kriteria penghematan biaya,
kualitas yang baik, efektifitas waktu dan kemudahan pelaksanaan dengan
penggunaan tenaga yang lebih sedikit. Dengan analisa rangking ini, nilai yang
dihasilkan akan menjadi nilai kelayakan penggunaan alternatif yang
dikembangkan berdasarkan parameter dari penulis dalam sistem pekerjaan
tersebut. Dan nantinya akan dipaparkan lebih lanjut dalam fase rekomendasi.

Tahap Pengembangan
Dalam penulisan tugas akhir ini, penganalisaan Value Engineering tidak

dicantumkan analisa untuk tahapan pengembangan sehingga tidak diperlukan

105

analisa life cycle cost untuk perhitungan biaya-biaya operasional dan


pemeliharaan atau biaya lain yang timbul pasca pembangunan proyek akibat
dihadirkannya beberapa alternatif diatas..

Tahap Rekomendasi
Tahap rekomendasi pada item pekerjaan atas yang difokuskan untuk pekerjaan

struktur balok, penulis merekomendasikan satu alternatif penggunaan material


adalah sebagai berikut :
a.) Rencana Awal
Pada item pekerjaan beton bertulang dalam proyek ini menggunakan beton
bertulang dengan mutu K 275 (existing). Terutama untuk pekerjaan struktur
balok yang terdiri atas balok utama dengan dimensi balok 30x80 dan balok
portal (melintang) dengan dimensi balok 25x50.
b.) Usulan
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan struktur dengan dibantu
denagan penggunaan program SAP 2000 versi 8.08, maka penulis
merekomendasikan penggunaan beton K 225 yang diterapkan dalam pekerjaan
beton bertulang dengan memperkecil dimensi balok utama dimensi balok
30x80 menjadi 30x70 dan balok portal (melintang) dengan dimensi balok
25x40.

106

c.) Dasar Pertimbangan


Dengan beberapa nilai pembobotan yang didasarkan atas kualifikasi
penulis (dalam analisa rangking) maka dipaparkan dasar pertimbangan lain
sebagai dasar pengambilan item terekomendasi diantaranya yaitu :
1) Penghematan masalah biaya akibat perubahan mutu beton
2) Kualitas yang baik.
3) Finishing.
4) Pelaksanaan pekerjaan yang mudah terkait dengan penggunaan mutu
beton.
d.) Penghematan Biaya
Dengan menggunakan alternatif kedua yaitu digunakannya beton bertulang
dengan mutu beton K 225 sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh
penulis maka akan terjadi penghematan sebesar Rp.22.319.986,00

107

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa Value Engineering untuk pembangunan gedung kantor
Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah diatas, dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Aplikasi Value Engineering diterapkan berdasarkan item pekerjaan yang
mempunyai bobot/nilai cukup besar dan signifikan, mulai dari pekerjaan
beton bertulang, pondasi dan item lainnya, yang berpengaruh sangat besar
terhadap biaya total keseluruhan proyek.
2. Berdasarkan hasil analisa Value Engineering untuk item struktur pondasi
yaitu dengan cara mengganti dan mengomparasi penggunaan dimensi
pondasi tiang pancang yaitu pondasi tiang pancang dengan dimensi

32x32x32

diganti

tiang

pancang

persegi

dimensi

20x20

cm,

menghasilkan penghematan nilai/biaya sebesar Rp. 53.947.434,00 dari


biaya awal sebesar Rp. 213.587.573,00
3. Berdasarkan hasil analisa Value Engineering untuk item struktur atas yaitu
balok, dengan cara mengganti penggunaan mutu beton perencanaan yaitu
mutu beton K 275 dengan mutu K 225 didapatkan penghematan (saving)
sebesar Rp.22.319.986,00 dari biaya awal sebesar Rp.148.800.055,30.
4. Setelah dilakukan analisa Value Enggineering dari kedua item pekerjaan
baik item pondasi ataupun balok dihasilkan penghematan total sebesar
Rp.76.267.420,00
107

108

5. Sebagai media penunjang perekayasaan Value Engineering dapat dipakai


software SAP 2000 versi 8.08 untuk mere-design perencanaan struktur
dengan didasarkan data pendukung yang biasa digunakan dalam proyek
pembangunan suatu gedung.

B. Saran
Berdasarkan analisa dan buah pemikiran dari penulis maka dapat disampaikan
beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam kaitannya usaha perekayasaan nilai
pembangunan suatu gedung yang bertemakan optimasi diantaranya yaitu :
1. Dalam usaha perekayasaan Value Engineering sebaiknya dilakukan untuk
semua item pembangunan gedung yang mempunyai bobot biaya yang
besar, sehingga dihasilkan penghematan yang optimal.
2. Agar pelaksanaan perekayasaan VE lebih bervariasi maka sebaiknya
digunakan alternatif yang lebih banyak dan luas, mengingat saat ini
muncul berbagai macam bahan yang lebih murah, mudah dan bermutu.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya juga diteliti mengenai aplikasi Value
Engineering untuk tenaga kerja dan waktu pelaksanaan proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah


Gedung. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
Anonim, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia
Departemen Pekerjaan Umum, Bandung

Untuk

Gedung

Anonim, 2002. Pedoman standar perencanaan ketahanan gempa untuk


struktur bangunan gedung. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
Anonim, 2007. Informasi Harga Satuan. Balai Pengujian Dan Informasi
Konstruksi, Semarang
A. Z, Zainal, 2003. Menghitung Biaya Bangunan. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Suharto, Iman Ir. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta
Bush, V.G., 1983. Manajemen proyek. PT. Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta
Hardiyatmo, H.C., 2001. Teknik Fondasi II. PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Isworo dkk., 1998. Value Engineering Changes Proposal Pembangunan
Gedung Laboratorium FP MIPA IKIP Surabaya. Tugas akhir JTS.
Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Ibrahim, Bachtiar H. 1994. Rencana dan Estimate Real Of Cost. Jakarta:
Bumi Aksara
Dellisla. Alphonse, Value Engineering in the contruction industry.
Kusuma, Gideon H, Ir. M.Eng. 1993, Desain Struktur Beton Bertulang di
Daerah Rawah Gempa, Erlangga, Jakarta
Vis, W.C., 1987. Perhitungan dan Perencanaan Sederhana untuk Beton
Bertulang. Erlangga, Jakarta
Barrie, D., Poulson, B., 1984. Manajemen Kontruksi Profesional. Alih
Bahasa Sudinarto, 1990. Edisi Kedua, Erlangga, jakarta
Donomartono, 1999. Apilkasi Value Engineering Guna Mengoptimalkan
Biaya pada Tahap Perencanaan Kontruksi Gedung dengan Struktur

Balok Beton Pratekan. Tugas Akhir JTS. Fakultas Teknik Institut


Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Suryolelono, K. B., 1994. Teknik Pondasi Bagian II. Nafiri, Yogyakarta
Lashari., 2004. Paparan Mata Kuliah Teknik Pondasi 1. Universitas Negeri
Semarang
Hanggoro., 2005. Paparan Mata Kuliah Teknik Pondasi II. Universitas
Negeri Semarang
Handoko., 2005. Tugas Laporan Kerja Praktek. Universitas Negeri
Semarang
Diktat perkuliahan Value Engineering Teknik Sipil Institut Teknologi
Nasional tahun 1995
Diktat Perkuliahan Value Engineering Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang tahun 2005

LEMBAR KONSULTASI

Judul skripsi

: Aplikasi Value Engineering Untuk Optimasi


Biaya Proyek Pembangunan Gedung Kantor
Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah

Nama

: Rinouw Astria W

NIM

: 5150402033

Pembimbing

NIP

No.

Tanggal

Keterangan

Paraf

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran A 1-4

: Data Tanah Proyek

Lampiran A 5-6

: Denah Pondasi

Lampiran A 7

: Rekapitulasi Gaya Reaksi

Lampiran A 8-31 : Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Lampiran A 32-36 : Data Tiang Pancang
Lampiran B
Lampiran B 1

: Daftar Harga Beton

Lampiran B 2-6

: SNI Harga Satuan

Lampiran B 7-8

: Rekapitulasi Luas Tulangan

Lampiran B 9-18 : Perhitungan Item Pekerjaan Balok


Lampiran B 19-23 : Denah Balok
Lampiran B 24-33 : Output Tulangan Hasil SAP

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


PERHITUNGAN KOEFISIEN TULANGAN
A.

Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton


Bertulang Dengan Mutu K 275
Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 80
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas

: 2099.179 mm2 (8D19)

Luas tulangan bawah : 1395.733 mm2 (5D19)


Begel

: 2D10-7.5

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.8 = 0.24
Volume : 0.24 x 1 = 0.24 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23
kg/m, jumlah 13
Maka ;berat besi utama adalah = 13*2.23 kg/m
= 28.99 kg
Tulangan begel digunakan 210-7.5
Panjang begel

= 25+25+75+75= 200 =2 m

Berat begel 10 = 0.617 kg/m


Jumlah begel

100
=
+ 1 =14 begel
7.5

Berat besi begel = 2*2*0.617*14 =34.552 kg


Per m balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 28.99 + 34.552
= 63.542 kg
1
Per m3 balok 30/80 =
*( berat besi utama + Berat besi begel
0.24

1
=
*(63.542) = 265 kg
0.24

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


Balok Melintang Dengan Dimensi 25 X 50
Luas tulangan atas

:3D19

Luas tulangan bawah :3D19


Begel

:D10-10

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Luas penampang : b x h = 0.25 x 0.5 = 0.125
Volume : 0.125 x 1 = 0.125 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 6
Maka ;berat besi utama adalah = 6*2.23 kg/m
= 13.38 kg
Tulangan begel digunakan 10-10
Panjang begel

= 20+20+45+45= 130 =1.3 m

Berat begel 10 = 0.617 kg/m


Jumlah begel

100
=
+ 1 =11 begel
10

Berat besi begel = 1.3*0.617*11 =8.823 kg


Per m balok 25/50 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 13.38 + 8.823
= 22.203 kg
1
Per m3 balok 25/50 =
*( berat besi utama + Berat besi begel
0.125

1
=
*(22.203) =178 kg
0.125

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada balok 30/80 panjang (l) = 9.5 m

80

30

Volume

= 0.3* 0.8 * 9.5

= 2.28 m3

Keliling

= (0.8*2+0.3)*9.5

= 18.05 m

per m3

1
1
=
=0.43
vol 2.28

Koefisien begesting = 0.43* 18.05 = 8.00

Koefisien begesting pada balok 25/50 panjang (l) = 5.5 m

50

25

B.

Volume

= 0.25* 0.5 * 5.5

= 0.6875 m3

Keliling

= (0.5*2+0.25)*5.5

= 6.875 m

per m3

1
1
=
=1.45
vol 0.6875

Koefisien begesting = 1.45* 6.875 = 10.00

Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton


Bertulang Dengan Mutu K 225
Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas

:7D19

Luas tulangan bawah :4D19


Begel

:2D10-7.5

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.7 = 0.21
Volume : 0.21 x 1 = 0.21 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 9
Maka ;berat besi utama adalah = 11*2.23 kg/m
= 24.53 kg

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


Tulangan begel digunakan 210-7.5
Panjang begel

= 25+25+65+65= 180 =1.8 m

Berat begel 10 = 0.617 kg/m


Jumlah begel

100
=
+ 1 =14 begel
7.5

Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg


Per m balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 24.53+ 31.09
= 55.62 kg

1
Per m3 balok 30/70 =
*( berat besi utama + Berat besi begel
0.21

1
=
*(55.62) =264 kg
0.21
Balok Melintang Dengan Dimensi 25 X 40
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas

:3D19

Luas tulangan bawah :2D19


Begel

:D10-10

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Luas penampang : b x h = 0.25 x 0.4 = 0.100
Volume : 0.100 x 1 = 0.100 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 5
Maka ;berat besi utama adalah = 5*2.23 kg/m
= 11.15 kg
Tulangan begel digunakan 10-10
Panjang begel

= 20+20+35+35= 110 =1.1 m

Berat begel 10 = 0.617 kg/m

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)

Jumlah begel

100
=
+ 1 =11 begel
10

Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg


Per m balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 11.15 + 7.46
= 18.61 kg

1
Per m3 balok 25/40 =
*( berat besi utama + Berat besi begel
0.1

1
=
*(18.61) =186 kg
0.1

o Perhitungan Koefisien Begesting


Koefisien begesting pada balok 30/70 panjang (l) = 9.5 m

70

31

Volume

= 0.3* 0.7 * 9.5

= 1.995 m3

Keliling

= (0.7*2+0.3)*9.5

= 16.15 m

per m3

1
1
=
=0.50
vol 1.995

Koefisien begesting = 0.50* 16.15 = 8.00

Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m

40

25

Volume

= 0.25* 0.4 * 5.5

= 0.55 m3

Keliling

= (0.4*2+0.25)*5.5

= 5.775 m

per m3

1
1
=
=1.81
vol 0.55

Koefisien begesting = 1.81* 5.775 = 11.00

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


C.

Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton


Bertulang Dengan Mutu K 250
Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas

:7D19

Luas tulangan bawah :4D19


Begel

:2D10-7.5

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.7 = 0.21
Volume : 0.21 x 1 = 0.24 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 9
Maka ;berat besi utama adalah = 5*2.23 kg/m
= 20.07 kg
Tulangan begel digunakan 210-7.5
Panjang begel

= 25+25+65+65= 180 =1.8 m

Berat begel 10 = 0.617 kg/m


Jumlah begel

100
=
+ 1 =14 begel
7.5

Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg


Per m balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 20.07+ 31.09
= 51.16 kg

1
Per m3 balok 30/70 =
*( berat besi utama + Berat besi begel
0.24

1
=
*(51.16) =244 kg
0.21

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


Balok Melintang Dengan Dimensi 25 X 40
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas

:3D19

Luas tulangan bawah :2D19


Begel

:D10-10

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Luas penampang : b x h = 0.25 x 0.4 = 0.100
Volume : 0.100 x 1 = 0.100 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 5
Maka ;berat besi utama adalah = 5*2.23 kg/m
= 11.15 kg
Tulangan begel digunakan 10-10
Panjang begel

= 20+20+35+35= 110 =1.1 m

Berat begel 10 = 0.617 kg/m


Jumlah begel

100
=
+ 1 =11 begel
10

Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg


Per m balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 11.15 + 7.46
= 18.61 kg

1
Per m3 balok 30/80 =
*( berat besi utama + Berat besi begel
0.1

1
=
*(18.61) =187 kg
0.1

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada balok 30/70 panjang (l) = 9.5 m

70

32

Volume

= 0.3* 0.7 * 9.5

= 1.995 m3

Keliling

= (0.7*2+0.3)*9.5

= 16.15 m

per m3

1
1
=
=0.50
vol 1.995

Koefisien begesting = 0.50* 16.15 = 8.00

Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m

40

25

D.

Volume

= 0.25* 0.4 * 5.5

= 0.55 m3

Keliling

= (0.4*2+0.25)*5.5

= 5.775 m

per m3

1
1
=
=1.81
vol 0.55

Koefisien begesting = 1.81* 5.775 = 11.00

Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton


Bertulang Dengan Mutu K 300
Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas

:7D19

Luas tulangan bawah :2D19


Begel

:2D10-7.5

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.7 = 0.21
Volume : 0.21 x 1 = 0.24 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 9
Maka ;berat besi utama adalah = 9*2.23 kg/m

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


= 20.07 kg
Tulangan begel digunakan 210-7.5
Panjang begel

= 25+25+65+65= 180 =1.8 m

Berat begel 10 = 0.617 kg/m


Jumlah begel

100
=
+ 1 =14 begel
7.5

Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg


Per m balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 20.07+ 31.09
= 51.16 kg

1
Per m3 balok 30/80 =
*( berat besi utama + Berat besi begel
0.24

1
=
*(51.16) =244 kg
0.21
Balok Melintang Dengan Dimensi 25 X 50
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas

:3D19

Luas tulangan bawah :2D19


Begel

:D10-10

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Luas penampang : b x h = 0.25 x 0.4 = 0.100
Volume : 0.100 x 1 = 0.100 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 5
Maka ;berat besi utama adalah = 5*2.23 kg/m
= 11.15 kg
Tulangan begel digunakan 10-10

Lampiran Perhitungan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)


Panjang begel

= 20+20+35+35= 110 =1.1 m

Berat begel 10 = 0.617 kg/m


Jumlah begel

100
=
+ 1 =11 begel
10

Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg


Per m balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 11.15 + 7.46
= 18.61 kg

1
Per m3 balok 30/80 =
*( berat besi utama + Berat besi begel
0.1

1
=
*(18.61) =187 kg
0.1

o Perhitungan Koefisien Begesting


Koefisien begesting pada balok 30/70 panjang (l) = 9.5 m

70

33

Volume

= 0.3* 0.7 * 9.5

= 1.995 m3

Keliling

= (0.7*2+0.3)*9.5

= 16.15 m

per m3

1
1
=
=0.50
vol 1.995

Koefisien begesting = 0.50* 16.15 = 8.00

Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m

40

25

Volume

= 0.25* 0.4 * 5.5

= 0.55 m3

Keliling

= (0.4*2+0.25)*5.5

= 5.775 m

per m3

1
1
=
=1.81
vol 0.55

Koefisien begesting = 1.81* 5.775 = 11.00

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


I. Penghitungan Daya Dukung Tiang Pancang
Diketahui : Qc = 225 Kg/cm2
Tr = 240 Kg/cm2 (berdasarkan data sondir tanah )

Mencari daya dukung ijin tiang

Qijn = Qc. A + Tr.O (Suryolelono :1994)


3
10
Yaitu rumus pemancangan yang diisyaratkan dalam tanah lempung yang
mencapai tanah keras.

Dimana : A
O

= Luas Permukaan Ujung Tiang Pancang (m2)


= Keliling Tiang (m)

Jika Dipergunakan Tiang Pancang Segitiga Dengan 32 X 32 X 32 Cm


A

= 0,5 x alas x t
= 0,5 x 32 x 27.713
= 443.41 cm2

= 3xsisi
= 3x32
= 96 cm

Daya Dukung Ijin :


Qijn

= Qc. A + Tr.O
3
10
= 225.443,41 + 240.96
3
10
= 26604.6+1872
= 28476 Kg = 28.476 Ton
Kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban ultimit tiang (Pult) untuk beton
K 275
P = 233.46T (data gaya reaksi SAP 2000)

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Mx = -13.2491 Tm
MY = -2.72 Tm
Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang
Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7
Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3
Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) =

P
Qijin.0,7

233.46
35,56.0,7

= 9 tiang
Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan
adalah 9 buah dengan dimensi 32 X 32 X 32 maka desain pile cap dapat
dipilih dengan susunan

96

kolom 50 x 50
4

250

y
7

250
sumber : penulis

Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan


sebagai berikut ;
Qi =

P My. X Mx.Y
dimana x

n
x 2
y 2

= 0.9215m2

= 0.9215 m2

( ) ( )

= jumlah tiang

= absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


y

= ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang

nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x


ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y

x2 = jumlah kuadrat absis absis tiang pancang


y2 = jumlah kuadrat ordinat ordinat tiang pancang
Q1 =

233.46 2,72. 0,96 13,24. + 0.96

(0.9215)
(0.9215)
9

Q1= 22.82+3.99-13.32
= 13.49 T
Q2 =

233.46
13,24. + 0.96
0
(0.9215)
9

= 22.18-0-13.34
= 8.84 T
Q3 =

233.46 2,72.0,96 13,24.0.96

9
(0.9215)
(0.9215)

= 22.18-2.83-13.37
= 5.55 T
Q4 =

233.46 2,72. 0,96 13,24.0

9
(0.9215)
(0.9215)

= 22.18+3.99+0
= 26.17 T
Q5 =

233.46 2,72.0 13,24.0

9
(0.9215) (0.9215)

= 22.18+0+0
= 22.18 T
Q6 =

233.46 2,72. 0,96 13,24.0

9
(0.9215)
(0.9215)

= 22.18+2.833
= 25.013 T
Q7 =

233.46 2,72. 0,96 13,24. 0.96

9
(0.9215)
(0.9215)

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


= 22.18+3.99+13.79
= 59.96T
Q8 =

233.46 2,72.0 13,24. 0.96

9
(0.9215)
(0.9215)

= 22.18+0+13.79
= 34.89T
Q9 =

233.46 2,72.0,96 13,24. 0.96

9
(0.9215)
(0.9215)

= 22.18+3.99+13.79
= 33.13 T

Menghitung Tinggi Pile Cap Dan Penulangannya


Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser pons
diperlukan data perhitungan sebagai berikut ;
Dimensi kolom

= 50 x 50 cm

Beban Aksial Kolom = 233.46 T


Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu
tulangan adalah Fy = 390 Mpa
Beban kolom ultimate Pult = 1.4*233.46
= 303.498
Beban per pile ultimate
Qu1= 1,4x13.49 = 18.86 T

Qu7= 1,4x59.96 =83.94 T

Qu2= 1,4x8.84 = 12.37 T

Qu8= 1,4x34.89 =48.84 T

Qu3= 1,4x5.55 = 7.77 T

Qu9= 1,4x33.13 =46.38 T

Qu4= 1,4x26.17 = 36.63 T


Qu5= 1,4x22.18 = 31.05 T
Qu6= 1,4x25.01= 35.014T
Pengecekan Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 80 cm
Vu Pons

= Pu
= 303.498 T

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Keliling bidang kritis geser pons(bo)
bo

= 2(b+d)+2(h+d)
= 2(500+700)+2(500+700)
=4800 mm

Vc pons

= 0,6x0,33fcxboxd (Mpa)
= 0.6x0.3318.67x4800x800
= 328251.132 N
= 328,5251.T

Vu Pons < Vc pons..OK!

Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk
d= 70 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk
Maka tebal pile cap (th) = 80+15+selimut beton +0.5*tul
Dipakai tebal pile cap (th) = 100 cm
Perhitungan Tulangan Pile Cap
momen terhadap titik berat kolom
Mu=171.9 Tm = 17190000 kg.cm
B = 250 cm
D = 80 cm
Fc = 225 Mpa
Fy = 390 Mpa
Mencari nilai 1
Jika fc300 kg/cm2 maka 1= 0.85
fc>300 kg/cm2 maka 1= 0.85-0.0008 (fc-300)
jika nilai 1< 0,65 maka nilai 1= 0,65
untuk fc =225 maka nilai 1=0,85
Mn=

K=

Mu 17190000
=
=21487500
0,8
0,8

Mn
21487500
=
=0.084
Bxd x0,85 xfc 250 x80 2 x0,85 x186.7
2

F=1- 1 2k = 0.087

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi

Fmax=

1 x 4500
6000 + fy

F Fmax

0.85 x 4500
6000 + 3900

=0.38

Tul. Tunggal

Perhitungan Tulangan Tunggal


As =

FxBxdx0.85 xF ' c
fy

0.087 x 250 x80 x0.85 x186.7


3900

= 70.80

min = 0,0025(untuk plat)


Asmin = min xBxd = 0.0025x250x80 =50 cm2
Digunakan As dipasang diameter tulangan D25dengan jumlah tulangan
A= 0,25 xxD =4.90 cm
Jumlah tulangan (As) = 70.80/4.90=15D25
Untuk tulangan atas (As) = 0,15% x B x d=7D25

Jika Dipergunakan Tiang Pancang Silinder Dengan Diameter 30 Cm


A = 0.25 x 3.14 x D2
= 0.25 x 3.14 x 30 x 30
= 706.5 m2
O = 3.14 x D
= 3.14 x 30
= 94.2 m
Daya Dukung Ijin :
Qijn

Qc. A Tr.O
+
3
10

225 x706.5 240 x94.2


+
3
10

= 52987.5+2260.8
= 55248.3 Kg = 55.2483Ton

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang
Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7
Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3
Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) =
=

P
Qijin.0,7
233.46
55.248 * 0,7

= 6.03Bh

6 bh

Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang


Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan
adalah 6 buah 30 maka desain pile cap dapat dipilih dengan susunan

90

150
4

Kolom 50 x 50

240

sumber : penulis

Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan


sebagai berikut ;
Qi =

P My. X Mx.Y
dimana x

n
x 2
y 2

( ) ( )

=3.24 m2
=1.215 m2

x2 = jumlah kuadrat absis absis tiang pancang


y2 = jumlah kuadrat ordinat ordinat tiang pancang
n

= jumlah tiang

= absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang

= ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x
ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y

Q1=

233.46 2,72. 0,9 13,24.0.45

(3.24)
(1.215)
6

= 38.91+0.75-4.9
= 34.76T
Q2=

233.46 2,72.0 13,24.0.45

(3.24)
(1.215)
6

= 38.91-4.9
= 34.01T
Q3=

233.46 2,72.0,9 13,24.0.45

(3.24)
(1.215)
6

= 38.91-0.75-4.9
= 33.26 T
Q4=

233.46 2,72. 0,9 13,24. 0.45

(3.24)
(1.215)
6

= 38.91+0.75+4.9
= 44.76 T
Q5=

233.46 2,72.0 13,24. 0.45

(3.24)
(1.215)
6

= 38.91+4.9
= 43.81T
Q6=

233.46 2,72.0,9 13,24. 0.45

(3.24)
(1.215)
6

= 38.91-0.75+4.9
= 43.06T

Menghitung Tinggi Pile Cap Dan Penulangannya


Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser pons
diperlukan data perhitungan sebagai berikut ;
Dimensi kolom

= 50 x 50 cm

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Beban Aksial Kolom = 233.46 T
Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu
tulangan adalah Fy = 390 Mpa
Beban kolom ultimate Pult = 1.4x233.46
= 303.498
Beban per pile ultimate
Qu1= 1,4x34.76 = 48.66 T
Qu2= 1,4x34.01 = 47.61T
Qu3= 1,4x33.26 = 46.56T
Qu4= 1,4x44.76 = 62.66T
Qu5= 1,4x43.81 = 61.33T
Qu6= 1,4x43.06= 60.28T
Pengecekan Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 75 cm
Vu Pons

= Pu
= 303.498 T

Keliling bidang kritis geser pons(bo)


bo

= 2(b+d)+2(h+d)
= 2(500+750)+2(500+750)
= 5000 mm

Vc pons

= 0,6x0,33fcxboxd (Mpa)
=0.6x0.3318.67x5000x750
= 3208253.059 N
= 320.825 T

Vu Pons < Vc pons..OK!

Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk
d= 70 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk
Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xtul
Dipakai tebal pile cap 100 cm

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Perhitungan Tulangan Pile Cap
momen terhadap titik berat kolom
Mu=137.646 Tm = 13764600 kg.cm
B = 240 cm
D = 750 cm
Fc = 225 Mpa
Fy = 390 Mpa
Mencari nilai 1
Jika fc300 kg/cm2 maka 1= 0.85
fc>300 kg/cm2 maka 1= 0.85-0.0008 (fc-300)
jika nilai 1< 0,65 maka nilai 1= 0,65
untuk fc =225 maka nilai 1=0,85
Mn=

K=

Mu 13764600
=
=17205750
0,8
0,8

Mn
17205750
=
=0.080
Bxd x0,85 xfc 240 x75 2 x0,85 x186.7
2

F=1- 1 2k = 0.0834
Fmax=

1 x 4500
6000 + fy

F Fmax

0.85 x 4500
6000 + 3900

=0.38

Tul. tunggal

Perhitungan Tulangan Tunggal


As =

FxBxdx0.85 xF ' c
fy

0.0834 x 240 x75 x0.85 x18.67


3900

= 61.147 cm2

min = 0,0025(untuk plat)


Asmin = min xBxd = 0.0025x240x75 =45 cm2
Digunakan Asmin dipasang diameter tulangan D25 dengan jumlah tulangan

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


A= 0,25 xxD =4.90cm
Jumlah tulangan (As) = 61.147/4.9=13D25
Untuk tulangan atas (As) = 0,15%xBxd=6D25

Jika Dipergunakan Tiang Pancang Silinder Dengan Diameter 35 Cm


A

= 0.25 x 3.14 x D2
= 0.25 x 3.14 x 35 x 35
= 961.625 m2

= 3.14 x D
= 3.14 x 35
= 109.9 m

Daya Dukung Ijin :


Qijn

Qc. A Tr.O
+
3
10

225.961.625 240.109.9
+
3
10

= 72121.875+2637.6
= 74759.475 Kg = 74,759475Ton
Kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban ultimit tiang (Pult)
P = 233.46T (data gaya reaksi SAP 2000)
Mx = -13.2491 Tm
MY = -2.72 Tm
Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang
Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7
Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3
Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) =
=

P
Qijin.0,7
233.46
72.121 * 0,7

= 4.6 tiang = 5 tiang

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah ...
buah dengan dimensi 35 desain pile cap dapat dipilih dengan susunan

Kolom 50x50

3
75

220

4
s

1.41s

Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan


sebagai berikut ;
Qi =

P My. X Mx.Y
dimana x

n
x 2
y 2

= 2.19 m2

= 2.19 m2

( ) ( )

= jumlah tiang

= absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang

= ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang

nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x


ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y

x2 = jumlah kuadrat absis absis tiang pancang


y2 = jumlah kuadrat ordinat ordinat tiang pancang

Q1=

233.46 2,72. 0,74 13,24.0,74

5
(2.19)
(2.19)

= 46.69+0.91-4.47
= 43.12 T
Q2=

233.46 2,72.0,74 13,24.0,74

5
(2.19)
(2.19)

= 46.69-0.91-4.47

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


= 41.31T
Q3=

233.46 2,72.0 13,24.0

5
(2.19)
(2.19)

= 46.69-0-0
= 46.69 T
Q4=

233.46 2,72. 0.74 13,24. 0,74

5
(2.19)
(2.19)

= 46.69+0.91+4.47
= 52.072 T
Q5=

233.46 2,72.0,74 13,24. 0,74

5
(2.19)
(2.19)

= 46.69-0.91+4.47
= 50.25 T

Menghitung Tinggi Pile Cap Dan Penulangannya


Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser pons
diperlukan data perhitungan sebagai berikut ;
Dimensi kolom

= 50 x 50 cm

Beban Aksial Kolom = 233.46 T


Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu
tulangan adalah Fy = 390 Mpa
Beban kolom ultimate Pult = 1.4x233.46
= 303.498
Beban per pile ultimate
Qu1= 1,4x41.91= 58.67 T
Qu2= 1,4x39.45= 55.23 T
Qu3= 1,4x38.91 = 55.87 T
Qu4= 1,4x53.93 = 75.5 T
Qu5= 1,4x51.47 = 72.05 T

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Pengecekan Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 75 cm
Vu Pons

= Pu
= 303.498 T

Keliling bidang kritis geser pons(bo)


bo

= 2(b+d)+2(h+d)
= 2(500+750)+2(500+750)
=5000 mm

Vc pons

= 0,6x0,33fcxboxd (Mpa)
=0.6x0.3318.67x5000x750
= 3208253.059 N
= 320.825 T

Vu Pons < Vc pons..OK!

Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk
d= 75 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk
Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xtul
Dipakai tebal pile cap 100 cm
Perhitungan Tulangan Pile Cap
momen terhadap titik berat kolom
Mu=110.662 Tm = 11066200 kg.cm
B = 220 cm
D = 75 cm
Fc = 225 Mpa
Fy = 390 Mpa
Mencari nilai 1
Jika fc300 kg/cm2 maka 1= 0.85
fc>300 kg/cm2 maka 1= 0.85-0.0008 (fc-300)
jika nilai 1< 0,65 maka nilai 1= 0,65
untuk fc =225 maka nilai 1=0,85
Mn=

Mu 11066200
=
=13832750
0,8
0,8

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi

K=

Mn
13832750
=
=0.07
Bxd x0,85 xfc 220 x75 2 x0,85 x186,7
2

F=1- 1 2k = 0.073
Fmax=

1 x 4500
6000 + fy

F Fmax

0.85 x 4500
6000 + 3900

=0.38

Tul. tunggal

Perhitungan Tulangan Tunggal


As =

FxBxdx0.85 xF ' c
fy

0.073 x 220 x75 x0.85 x186.7


3900

= 49.085 cm2

min = 0,0025(untuk plat)


Asmin = min xBxd = 0.0025x220x75 =41.25 cm2
Digunakan Asmin dipasang diameter tulangan D25 dengan jumlah tulangan
A= 0,25 xxD =4.9 cm
Jumlah tulangan (As) = 49/4.9=10D25
Untuk tulangan atas (As) = 0,15%xBxd=5D25

Jika Dipergunakan Tiang Pancang Persegi dengan dimensi 20x20


A

= S2
= 20x20
= 400 m2

=4xS
= 4 x 20
= 80 m

Daya Dukung Ijin :


Qijn

Qc. A Tr.O
+
3
10

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi

225 x 400 240.80


+
3
10

= 30000+1920
= 31920 Kg = 31.920Ton
Kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban ultimit tiang (Pult)
P = 233.46T (data gaya reaksi SAP 2000)
Mx = -13.2491 Tm
MY = -2.72 Tm
Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang
Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7
Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3
Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) =
=

P
Qijin.0,7

233.46
31.920 * 0,7

= 10 tiang

Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang


Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah ...
buah dengan dimensi 35 desain pile cap dapat dipilih dengan susunan

3
160

5
8

6
9

7
10

230
Sumber : Suryolelono;1994

kolom 50x50

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan
sebagai berikut ;
Qi =

P My. X Mx.Y
dimana x

n
x 2
y 2

= 3.24m2

= 1.63 m2

( ) ( )

= jumlah tiang

= absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang

= ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang

nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x


ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y

x2 = jumlah kuadrat absis absis tiang pancang


y2 = jumlah kuadrat ordinat ordinat tiang pancang

Q1=

233.46 2,72. 0,6 13,24.0,52

10
(3.24)
(1.63)

= 23.346+0.5-4.22
= 19.622 T
Q2=

233.46 2,72.0 13,24.0,52

10
(3.24)
(1.63)

= 23.346-4.22
= 19.126T
Q3=

233.46 2,72.0,6 13,24.0,52

10
(3.24)
(1.63)

= 23.346-0.5-4.22
= 18.626 T
Q4=

233.46 2,72. 0,9 13,24.0

10
(3.24)
(1.63)

= 23.346+0.75-0
= 24.096 T
Q5=

233.46 2,72. 0,3 13,24.0

10
(3.24)
(1.63)

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


= 23.346-0.25+0
= 23.596 T
Q6=

233.46 2,72.0,3 13,24.0

10
(3.24)
(1.63)

= 23.346-0.75-0
= 22.59 T
Q7=

233.46 2,72.0,9 13,24.0

10
(3.24)
(1.63)

= 23.346+0.75-0
= 24.096 T
Q8=

233.46 2,72. 0,6 13,24. 0,52

(3.24)
(1.63)
10

= 23.346+0.75+4.22
= 28.316 T
Q9=

233.46 2,72.0 13,24. 0,52

(3.24)
(1.63)
10

= 23.346+0+4.22
= 27.566 T
Q10=

233.46 2,72. + 0,6 13,24. 0,52

(3.24)
(1.63)
10

= 23.346-0.75+4.22
= 26.816 T

Menghitung Tinggi Pile Cap Dan Penulangannya


Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser pons
diperlukan data perhitungan sebagai berikut ;
Dimensi kolom

= 50 x 50 cm

Beban Aksial Kolom = 233.46 T


Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu
tulangan adalah Fy = 390 Mpa
Beban kolom ultimate Pult = 1.4*233.46

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


= 303.498
Beban per pile ultimate
Qu1= 1,4x19.622= 27.47T
Qu2= 1,4x19.126= 26.77 T
Qu3= 1,4x18.626 = 26.07 T
Qu4= 1,4x24.096 = 33.73 T
Qu5= 1,4x23.596 = 33.03 T
Qu6= 1,4x22..59= 21.626 T
Qu7= 1,4x24.096 = 33.73 T
Qu8= 1,4x28.316 = 39.64 T
Qu9= 1,4x27.566 = 38.59 T
Qu10= 1,4x26.816 = 37.53 T
Pengecekan Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 75 cm
Vu Pons

= Pu
= 303.498 T

Keliling bidang kritis geser pons(bo)


bo

= 2(b+d)+2(h+d)
= 2(500+750)+2(500+750)
=5000 mm

Vc pons

= 0,6x0,33fcxboxd (Mpa)
=0.6x0.3318.67x5000x750
= 3208253.059 N
= 320.825 T

Vu Pons < Vc pons..OK!

Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk
d= 75 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk
Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xtul
Dipakai tebal pile cap 100 cm
Perhitungan Tulangan Pile Cap

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


momen terhadap titik berat kolom
Mu=128.25 Tm = 12825000 kg.cm
B = 230 cm
D = 75 cm
Fc = 225 Mpa
Fy = 390 Mpa
Mencari nilai 1
Jika fc300 kg/cm2 maka 1= 0.85
fc>300 kg/cm2 maka 1= 0.85-0.0008 (fc-300)
jika nilai 1< 0,65 maka nilai 1= 0,65
untuk fc =225 maka nilai 1=0,85
Mn=

K=

Mu 12825000
=16031250
=
0,8
0,8

Mn
16031250
=
=0.078
Bxd x0,85 xfc 230 x75 2 x0,85 x186,7
2

F=1- 1 2k = 0.081
Fmax=

1 x 4500
6000 + fy

F Fmax

0.85 x 4500
6000 + 3900

=0.38

Tul. tunggal

Perhitungan Tulangan Tunggal


As =

FxBxdx0.85 xF ' c
fy

0.081x 230 x75 x0.85 x186.7


3900

= 57.1328 cm2

min = 0,0025(untuk plat)


Asmin = min xBxd = 0.0025x230x75 =43.125 cm2
Digunakan Asmin dipasang diameter tulangan D25 dengan jumlah tulangan
A= 0,25 xxD =4.9 cm

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Jumlah tulangan (As) = 57.1328/4.9=12D25
Untuk tulangan atas (As) = 0,15%xBxd=6D25

II. PERHITUNGAN KOEFISIEN PENULANGAN PILE CAP (K 275)

Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Dan Penulangan Pile Cap


No.

Pondasi

Tebal

n tiang

(th)

(jmlh)

Dimensi

PENULANGAN
Atas

Bawah

1.

Tiang pancang 32x32x32

100

250x250

15D25

7D25

2.

Tiang pancang silinder 30

100

240x150

13D25

6D25

2.

Tiang pancang silinder 35

100

220x220

10D25

5D25

2.

Tiang pancang persegi 20x20

100

10

230x160

12D25

6D25

Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan


Sumber : analisa

Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan


32x32x32 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui ::
Dimensi pile cap

: 250x250

Tulangan yang dipergunakan

:15D25 & 7D25

Berat tulangan

: 25 = 3.85 kg/m

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Jumlah tulangan atas =15x3.85=57.75 kg
Jumlah tulangan atas =7x3.85=26.95 kg
Tebal pile cap adalah 100 cm =0.5 m
Pembesian per 0.5 =

1
x(57.75+26.95)
0.5

= 170 kg

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


o

Perhitungan Koefisien Begesting


Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 32x32x32
Volume
250 Keliling
per m3

= 1x2.5 x 2.5

= 6.25 m3

= (2.5x2+2x2.5)x1

= 10 m

1
1
=
=0.16
vol 6.25

Koefisien begesting = 0.16* 10= 1.600

Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan 30


Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :
Dimensi pile cap

: 240x150

Tulangan yang dipergunakan

:13D25 & 6D25

Berat tulangan

: 25 = 3.85 kg/m

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Jumlah tulangan atas =13x3.85=50.05 kg
Jumlah tulangan atas =6x3.85=23.1 kg
Tebal pile cap adalah 100 cm =0.5 m
Pembesian per 0.5 =

1
x(57.75+26.95)
0.5

= 146 kg

Perhitungan Koefisien Begesting


Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 30
Volume
240 Keliling
per m3

150

= 1x 1.5 x 2.4 = 2,1 m3


= (2x2.4+1.5x2)x2.5 = 18.05 m
=

1
1
=
=0.47
vol 2.1

Koefisien begesting = 0.47x 5= 3.7

Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan 35


Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi


Dimensi pile cap

: 220x220

Tulangan yang dipergunakan

:10D25 & 5D25

Berat tulangan

: 25 = 3.85 kg/m

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Jumlah tulangan atas =10x3.85=57.75 kg
Jumlah tulangan atas =5x3.85=26.95 kg
Tebal pile cap adalah 100 cm =0.5 m
Pembesian per 0.5 =

1
x(57.75+26.95)
0.5

= 116 kg

Perhitungan Koefisien Begesting


Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 35
Volume
100 Keliling
per m3

= 1x 2.2 x2.2 = 4.84 m3


= (2x2.2+2.2x2)x1
=

= 8.8 m

1
1
=
=0.2
vol 4.84

Koefisien begesting = 0.2x 8.8= 1.80

Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan


20x20 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :
Dimensi pile cap

: 230x160

Tulangan yang dipergunakan

:12D25 & 6D25

Berat tulangan

: 25 = 3.85 kg/m

o Perhitungan Koefisien Tulangan


Jumlah tulangan atas =12x3.85=46.2 kg
Jumlah tulangan atas =6x3.85=23.1 kg
Tebal pile cap adalah 100 cm =0.5 m

Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi

Pembesian per 0.5 =

1
x(57.75+26.95)
0.5

= 137 kg

Perhitungan Koefisien Begesting


Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 20x20
Volume
230 Keliling
per m3

160

= 1x 1.6 x 2.3 = 3.68 m3


= ((1.6x2+(2.3x2))x2.5
=

1
1
=
=0.27
vol 3.68

Koefisien begesting = 0.27* 7.8= 2.10

= 7.8 m

You might also like