Professional Documents
Culture Documents
Penicilin
Mechanism of Action
Group of Penicillin
PENICILIN G
Penicilin V
Sephalosporin
A.Definisi
Sefalosporin adalah pengembangan atau derivate
dari -laktam.
kelebihannya adalah intensitas efeknya lebih baik,
spektrum lebih luas, relatif tidak menimbulkan
alergi (hipersensitif), dan lebih tahan terhadap
asam lambung.
Sefalosporin ditemukan oleh Brotza pada tahun
1948.
Sefalosforin dihasilkan oleh jamur Cephalosporium
acremonium. Jamur ini menghasilkan 3 macam
sefalosporin P, N, dan C.
Penggolongan
GENERASI 1
Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran
pernafasan dan kulit yang tidak serius serta bila ada terdapat alergi pada
penisillin.
No.
Nama
1.
Cefadroxil
2.
Cefalexin
3.
4.
penggunaan
Cara Pemberian
Oral
Oral
Cefazolin
IV dan IM
Cephalotin
IV dan IM
GENERASI 2
Digunakan parenteral pada infeksi serius
yang resisten terhadap amoksisilin dan
sefalosporin generasi I
Juga terkombinasi dengan aminoglikosida
(gentamisin, tobramisin) untuk
memperluas dan memperkuat
aktivitasnya.
No.
1
Nama
Penyakit
Cara Pemberian
Cefaclor
penyakit
pneumonia
dan
infeksi pada telinga, paru-paru,
tenggorokan, saluran kemih
dan kulit.
Oral
Cefamandol
penyakit
paru-paru, kulit,
tulang, sendi, perut, darah dan
saluran kencing.
IV dan IM
Cefoperazon
Cefprozil
Cefuroxim
IV dan IM
Oral
IV dan IM
GENERASI 3
Aktivitasnya terhadap kuman Gramnegatif lebih kuat dan lebih luas
meliputi Pseudomonas dan
Bacteroides, khususnya seftazidim.
Resistensinya terhadap laktamase
juga lebih kuat, tetapi khasiatnya
terhadap stafilokok jauh lebih rendah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama
Cefditoren
Cefixim
Cefotaxim
Cefotiam
Cefpodoxim
Ceftazidim
Ceftizoxim
Ceftriaxon
Cara Pemberian
Oral
Oral
IV dan IM
IV dan IM
Oral
IV dan IM
IV dan IM
IV dan IM
GENERASI IV
Sangat resisten terhadap laktamase
Contoh cafepim digunakan oral,IV,IM
dan cefpirom digunakan oral, IV ,IM
D. Mekanisme Kerja
E. Reaksi Alergi
Sephalosporin
alergi
terhadap
benzyl
penisilin.
Penisilin dan sefalosporin secara struktural
sangat berbeda tetapi sama-sama memiliki
struktural cincin -laktam yang sangat
protein reaktif.
Sebanyak 5,6% penderita dengan riwayat
reaksi alergi terhadap penisilin dan uji positif
terhadap penisilin yang mengkonsumsi
sefalosporin dapat mengalami reaksi alergi,
termasuk anafilaksis. Dibandingkan dengan
1,7% dari mereka yang uji kulitnya terhadap
penisilin negative.
F. EFEK FARMAKOKINETIK
1. Generasi I
Sediaan oral diserap dengan baik. Kosentrasi terapeutik tercapai
pada sebagian besar jaringan (pleura, cairan sinovial, dan tulang),
kecuali cairan pada telinga tengah. Penetrasi sawar darah otak
sangat kurang, sehingga tidak direkomendasikan untuk mengitis
bakterialis.
2. Generasi II
- cefaclor dan cefprozil diserap dengan baik
- absorbsi cefuroxime axetil <50% tapi meningkat bila diberikan
bersama makanan
- konsentrasi terapeutik tercapai pada sebagian besar jaringan
(pleura, cairan sinovial, dan tulang).
- cefuroxime dapat menembus sawar darah otak tapi bila tidak
direkombenasikan untuk meningitis karena potensi delayed
CSF
sterilization.
G. EFEK FARMAKODINAMIK
SEFALOSPORIN
GENERASI PERTAMA
Sefazolin (Kefzol,
Ancef) (A)
SEFALOSPORIN
GENERASI KEDUA
Sefamandol (mandol)
(M)
FARMAKOKINE
TIK
Absorpsi : IM, IV
Distribusi : PP
85%
50%-75%
Metabolisme :
t1/2:
(A). 1,5-2,5 jam
(M). 1 jam
Eliminasi :
A & M:
dieksresikan
FARMAKODINA
MIK
(A): IM: Mula:
cepat
P : 0,5 2 jam
IV : Mula :
segera
P : 0,5 jam
L : TD
(M): IM: Mula:
segera
P: 0,5-2 jam
IV : segera
P : 0,5 jam
L : TD
H. EFEK SAMPING
Generasi I :
1. reaksi coomb positif jarang dapat menyebabkan
anemia hemolitik.
2. syok anafilaktik, neutropenia, dan leukositopenia
jarang terjadi.
3. menaiknya kadar SGOT dan nitrogen urea darah
yang dapat kembali normal selama pengobatan
masih berlangsung.
4. superinfeksi oleh P.aeruginosa.
5. tromboflebitis.
6. bahaya nefrotoksisitas sangat kecil, sehingga
dapat digunakan pada pasien gangguan ginjal
dengan dosis yang disesuaikan.
7. gangguan saluran pencernaan (lambung dan
usus).
8. reaksi hipersensitivitas dan dermatologi (shock,
Generasi II :
1. diare ringan
2. kram perut
3. jarang menimbulkan reaksi
hipersensitivitas dan dermatologi
(shock, rash, urtikaria, eritema,
pruritis,dan udema).
4. kandidas oral atau vagina
5. pada sefamandol, bersamaan dengan
minuman alkohol dapat menyebabkan
penghambatan metabolism alkohol
(disulfiram).
Sefalosforin generasi II sangat sensitif
terhadap pasien yang
hipersensitivitas terhadap penicillin,
I. EFEK TOKSISITAS
Sefalosforin bersifat nefrotoksik (toksisitas pada
ginjal), meskipun
jauh lebih ringan daripada aminoglikosida dan polimiksin.
Nerkosis ginjal
dapat terjadi pada pemberian sefalosforin 4g/hari (obat
ini tidak
beredar diindonesia). Sefalosforin lain pada dosis terapi
jauh kurang
toksik dibandingkan dengan sefalosforidin. Kombinasi
sefalosforin
dengan gentamisin atau tobramisin mepermudah
terjadinya toksisitas.
DAFTAR PUSTAKA
Kee,joyce,haye everlyn.1996.Famakologi :Pendekatan
Proses
Keperawatan.EGC:Jakarta.
Kee .L Joyce,1996,Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan,
Jakarta : EGC
Gunawan, S.G. (Ed.), dkk.2007.Farmologi dan Terapi
Edisi 5,
departemen Farmakologi dan terapeutik FKUI, Jakarta.
Theodorus.1996.penuntun praktis peresepan obat.
Jakarta :EGC
Farmakologi dan Terapi,1987,FKUI, edisi III
Golongan
antibiotic beta
lactam
Ditemukan oleh
Brotza pada tahun
1948 yang
dihasilkan jamur
Cephalosporium
acremonium.
Jamur ini
menghasilkan 3
macam
Resitensi
sefalosporin
P, N,
danDapat
C.
timbul
dengan cepat,
maka antibiotik
ini sebaiknya
jangan digunakan
sembarangan dan
dicadangkan
untuk infeksi
berat.
SEFALOSP
ORIN
Mekanisme:
menghambat
sintesa dinding sel
mikroba dan
menghambat
reaksi
transpeptidase
tahap ke 3 untuk
pembentukan
dinding sel.
Spectrum luas dan
bersifat bakterisid
KONTRA INDIKASI
EFEK SAMPING
1.Gangguan saluran
cerna
2.Nefrotoksisitas
3.Reaksi hipersensitifitas
dan dermatologi
4.Hematologi
5.Defisiensi vitamin K
6.Efek pada ginjal
Hipersensitivitas
pada antibiotik
sefalosporin atau
golongan
betalaktam
lainnya
SEPHALOSPORIN
GENERASI
I
Cefadroxil
Cefazolin
GENERASI II
Cefaclor
Cefdinir
Cefamandole
Cefditoren
Cefotetan
Cefixime
Cefoxitin
Cefoperazon
Cefprozil
Ceftazidim
Cefuroxim
Ceftibuten
Cefonocid
Ceftizoxim
Ceforanid
Ceftiaxon
Cefalexin
Cefradin
Digunakan
per oral
untuk
infeksi
saluran
kemih,nafa
s dan kulit
GENERASI
III
Digunakan
parenterall
untuk infeksi
serius
Cefpodoxim
GENERASI
IV
Cefepim
digunakan
bila
dibutuhkan
efektivitas
lebih besar
pada infeksi
dengan
kuman
Grampositif.
Digunaka
n
parenter
all untuk
infeksi
serius
CARBAPENEM
Merupakan antibiotik turunan beta laktam yang dapat
menembus sawar darah diotak dengan baik serta
memiliki efektivitas melawan hampir semua jenis
bakteri, baik aerob maupun anaerob, gram negatif
maupun positif.
MEKANISME KERJA
Antibiotik carbapenem yang memiliki spektrum sasaran luas bekerja membunuh
bakteri dengan cara menginhibisi sintesis dinding sel bakteri.
Cara kerjanya :
Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi transpeptidasi yang
dikatalis oleh enzim transpeptidase dan menghasilkan ikatan silang antara
dua rantai peptidogligan.
Enzim transpeptidase yang terletak pada membran sitoplasma bakteri
tersebut juga dapat mengikat antibiotik carbapenem sehingga menyebabkan
enzim ini tidak mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi.
SIFAT ANTIBIOTIK
Carbapenem memperlihatkan aktivitas bakterisidal pada seluruh bakteri, kecuali
pada Listeria monocytogenes, dimana carbapenen bersifat bakteriostatik.
Keistimewaan carbapenem dibanding antibiotik golongan beta-laktam lainnya
terletak pada kemampuannya bertahan terhadap degradasi oleh betalaktamase, atau
sefalosporinase.
Carbapenem bersifat stabil terhadap dehidropeptidase-1.
Carbapenem merupakan antibiotik dengan spektrum aktivitas sangat luas, meliputi
bakteri Gram-positif, bakteri Gram-negatif (termasuk Pseudomonas aeruginosa),
serta bakteri anaerob.
Spektrum aktivitas carbapenem sebenarnya serupa dengan imipenem, namun
antibiotik ini lebih aktif melawan Enterobacteriaceae.
KEGUNAAN ANTIBIOTIK
Karbapenem diindikasikan pada infeksi nosokomial, daerah dengan
prevalensi resistensi gram negatif yang tinggi,
Pneumonia termasuk pneumonia nosokomial;
Infeksi saluran kemih;
Infeksi di dalam perut,
Infeksi ginekologi seperti endometritis dan penyakit inflamasi panggul;
Infeksi kulit dan jaringan penyangga kulit;
Meningitis.
Terapi pada infeksi enterobakter,
Terapi klebsiella pneumonia yang resisten pseudomonas aeruginosa.
EFEK SAMPING
Mual,
Muntah,
Kejang pada dosis tinggi yang diberi pada pasien dengan lesi
SSP atau dengan insufisiensi ginjal,
Diare,
Inflamasi pada tempat penyuntikan, jika diberikan secara IV,
Nyeri kepala,
Hipokalemia berat,