You are on page 1of 4

BAB IV

PEMBAHASAN
Setelah penulis mempelajari Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan
Sistem Pencernaan ; Gastroenteritis dan melaksanakan secara langsung Asuhan
Keperawatan pada klien An.A, ternyata antara teori yang didapat dengan kenyataan
yang ditemukan didalam praktek lapangan terdapat kesenjangan. Hal ini disebabkan
karena tingkat kegawatan, persepsi individu dan juga pemahaman keluarga terhadap
penyakit atau keadaan yang dialami saat ini.
Uraian mengenai kesenjangan ini penulis amati dan temukan mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan
dan evaluasi keperawatan sebagai berikut :
A.

Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, oleh karena itu

penulis perlu melakukan secara teliti, cermat, dan sistematis melalui wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung, serta didukung oleh sumber-sumber
seperti cacatan medik dan hasil pemeriksaan penunjang.
Setelah penulis secara cermat mempelajari teori pengkajian klien dengan
dengan Gangguan Sistem Pencernaan; Gastroenteritis maka penulis mendapatkan
tanda dan gejala yang khas berdasarkan teori yaitu diare (konsistensi feses cair dan
frekuensi defekasi lebih sering), kram abdomen, anoreksia, mual, muntah, nyeri,
dehidrasi (membran mukosa kering, pucat, mata cekung, fontanel cekung (bayi),
turgor kulit menurun dan kurang elastis, malaise, penurunan berat badan, demam dan
rasa kembung.
Sedangkan pada pengkajian klien An.A dengan Gangguan Sistem
Pencernaan; Gastroenteritis yang dikaji oleh penulis selama dua hari mulai dari
tanggal 16 17 Juli 2008 penulis menemukan tanda dan gejala yaitu klien BAB encer
2 x / 6 jam, warna kuning, bau khas, anoreksia dan mual, palpasi abdomen kembung.

Berdasarkan uraian diatas penulis mendapatkan kesenjangan dari tanda dan


gejala antara teori dengan kajian keperawatan secara langsung pada klien An.A.
sebelumnya klien telah dibawa berobat ke bidan praktek selama satu hari. Selama
klien dirawat di Paviliun Theresia Rumah Sakit RK Charitas, penulis mengalami
hambatan dalam pengkajian keperawatan karena klien masih berumur 11 bulan 16
hari dan saat didekati oleh perawat klien ingin menangis. Oleh karena itu, penulis
melakukan pendekatan dan kerjasama dengan orang tua atau keluarga klien.
B.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan analisa data yang didapat

waktu pengkajian. Masalah yang didapat bersifat aktual dan potensial yang dapat
diatasi atau dikurangi ataupun dicegah dengan tindakan keperawatan.
Dalam diagnosa keperawatan teori dengan Gangguan Sistem Pencernaan;
Gastroenteritis, penulis menemukan beberapa diagnosa keperawatan antara lain :
1.

Diare yang berhubungan dengan inflamasi, initasi atau malabsorpsi


usus; adanya toksin; penyempitan segmental lumen

2.

Resiko tinggi kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan


diare berat, mual dan muntah.

3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan gangguan absopsi nutrisi, pembatasan intake.

4.

Nyeri yang berhubungan dengan hiperistalik, diare lama, iritasi kulit/


jaringan, fistula, ekskoriasi fisura perirektal.

5.

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis,


dan kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kesalahan interpretasi
informasi, kurang mengingat; tidak mengenal sumber.

6.

Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan


sering difekasi cair.

Setelah penulis merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah


klien An.A kemudian penulis memprioritaskan berdasarkan kebutuhan klien, maka
diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
1.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia dan mual.

2.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan tidak


adekuat.
Diagnosa keperawatan secara teori tidak seluruhnya ditemukan oleh penulis

pada kasus An.A, hal tersebut terjadi karena tanda gejala yang ditemukan pada kien
An.A Gangguan Sistem Pencernaan; Gastroenteritis.
C.

Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah

menerapkan dan menyusun rencana tindakan. Langkah ini memberikan pedoman


pada tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan klien dan
keluarga dalam pembuatan perencanaan. Penulis menetapkan berdasarkan pada
tinjauan teori sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien
An.A.
Sebelum menyusun rencana tindakan keperawatan, terlebih dahulu penulis
menerapkan tujuan yang diharapkan agar dalam membuat rencana tindakan
keperawatan mengarah kepada tujuan atau hasil yang diharapakan.
D.

Pelaksanaan Keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan

realisasi dari rencana tindakan

keperawatan, jadi tidak semua rencana tindakan keperawatan yang ada pada teori
dilaksanakan pada klien. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis
berpedoman pada rencana tindakan yang telah disusun sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.

Hambatan yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan keperawatan adalah


terbatasnya waktu yang disediakan, untuk itu penulis melibatkan perawat ruangan,
orang tua dan keluarga klien An.A untuk melanjutkan pelaksanaan keperawatan
agar tetap berkesinambungan dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
E.

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan Asuhan

Keperawatan yang diberikan pada klien An.A. Setelah tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien An.A, perawat berhasil mencapai tujuan yang diharapkan
dimana pemenuhan nutrisi klien telah terpenuhi secara adekuat dan resiko
kekurangan volume cairan tidak terjadi.

You might also like