Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Hasil Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran
Anatomi Kornea
DEFINISI
Keratitis adalah radang pada kornea
atau infiltrasi sel radang pada kornea
yang akan mengakibatkan kornea
menjadi
keruh
sehingga
tajam
penglihatan menurun
Keratitis
Klasifikasi
Berdasarkan
tempatnya
Berdasarkan
penyebabnya
keratitis bakterialis,
keratitis fungal,
keratitis viral,
keratitis akibat alergi.
Berdasarkan
bentuk klinisnya
keratitis sika,
keratitis flikten,
keratitis nurmularis
keratitis neuroparalitik
KERATITIS JAMUR
Jamur berfilamen
(filamentous fungi) Bersifat
multiseluler dengan cabangcabang hifa, terdiri dari:
Jamur bersepta : Furasium
sp, Acremonium sp,
Aspergillus sp,
Cladosporium sp,
Penicillium sp,
Paecilomyces sp,
Phialophora sp, Curvularia
sp, Altenaria sp.
Jamur tidak bersepta :
Mucor sp, Rhizopus sp,
Absidia sp.
Faktor Risiko
Trauma (misalnya, lensa kontak, benda asing).
Diagnosis
KELUHAN
Biasa nya di dahului
rudapaksa oleh
ranting pohon ,
daun , bagian lain
tumbuhan
Timbul 5 hari - 3
minggu kemudian
Sakit yg hebat
Berair
Visus turun
Fotofobia
Mata merah dan
bengkak
(blepharospasme)
Pemeriksaan
opftamologi
Injeksi siliar
Infiltrat kelabu
Hipopion
Ulcer superficial
Gangguan kornea
(sensibilitas
kornea yang
Pemeriksaan oftalmologi
slit
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Melakukan
Pemeriksaan
Kerokan Kornea
Pemeriksaan kerokan kornea
sebaiknya
dengan
menggunakan spatula kimura
yaitu dari dasar dan tepi ulkus
dengan biomikroskop. Dapat
dilakukan pewarnaan KOH,
Gram untuk megidentifikasi
ragi, Giemsa untuk mendeteksi
elemen jamur atau KOH + Tinta
India.
Isolasi
jamur
menggunakan Sobaraud dan
agar darah pada suhu ruangan.
TERAPI
Terapi topikal
Pada 24 sampai 48 jam pertama pasien harus
diberikan tetes mata Econazole 1% setiap jam pagi
dan malam.
Siklopegik tetes atropine 1% 2 kali sehari. Efek kerja
sulfas atropine :
Sedatif, menghilangkan rasa sakit.
Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.
Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M.
konstriktor pupil.
Terapi sistemik