You are on page 1of 2

7 Tips Mencegah Kram Otot

Hot Topic
Ada 7 tips untuk mencegah terjadinya kram otot atau langkah-langkah untuk menghindari kram otot yang
dapat Anda lakukan berikut ini :
1. Jangan makan terlalu berat sebelum berolahraga, karena makanan tinggi kalori akan membuat tubuh
mengalirkan darah ke sistem pencernaan terlebih dahulu untuk membantu proses pencernaan makanan.
Sementara itu, saat mulai berolahraga, darah akan ditarik dari perut dan dialirkan menuju otot, sehingga
proses pencernaan akan terganggu dan menimbulkan perasaan mual, sakit perut, bahkan muntah.
2. Sebelum memulai peregangan, berjalan atau bersepedalah secara ringan/santai selama 5-10 menit.
3. Seimbangkan durasi peregangan dengan intensitas latihan. Semakin tinggi intensitas latihan, semakin lama
durasi peregangan yang Anda butuhkan. Untuk kaum muda, bisa dipilih latihan peregangan yang lebih intens.
Sementara untuk kaum senior atau yang merasa tidak muda lagi, pilihlah latihan peregangan yang lebih
ringan, namun perbanyaklah repetisi atau durasi latihannya.
4. Selama peregangan, pertahankan posisi sesuai dengan kelenturan tubuh Anda. Jika otot Anda cenderung
kaku, pertahankan posisi selama 15-30 detik. Hal ini akan memperbaiki sirkulasi dan kelenturan tubuh,
sekaligus mencegah cedera otot.
5. Selama latihan, jangan menyentak-nyentakkan otot, selain bisa menimbulkan kram, menyentakkan otot
juga dapat membuat otot tertarik dan robek.
6. Saat latihan beban, jangan terlalu banyak menggunakan penahan, karena dapat meningkatkan risiko kram
dan cedera otot.
7. Selesai berolahraga, selalu akhiri dengan pendinginan, agar tubuh kembali rileks, dan darah tidak tertarik
secara tiba-tiba. Cobalah bersepeda santai, berjalan atau meregangkan tubuh selama sekitar 10 menit.
Demikian 7 jurus mencegah kram otot yang dapat saya bagikan, jika Anda memiliki pengalaman lain,
bolehlah Anda sampaikan dalam kolom komentar. Jika sekiranya dapat ditulis lebih panjang, silakan Anda
tuliskan dalam bentuk artikel untuk dimuat di dokternasir[dot]web[dot]id dengan ketentuan yang dapat
dibaca di halaman Guest Blogger. Diskusi dan pertemanan menarik tentu akan menjadi tawaran tersendiri.
Sampai jumpa.
Mengapa Terjadi Kram Otot ?
Siapa yang belum pernah mengalami kram otot atau otot kejang, atau orang biasa menyebut kram urat? Saya
yakin siapapun pernah mengalaminya, baik sadar maupun tidak merasakannya. Ketika otot dirasakan
menegang secara tiba-tiba, seolah ditarik dengan sangat kuat. Rasa nyeri tak tertahankan selama beberapa
detik hingga beberapa menit, kemudian mereda. Namun sensasi tak nyaman terus terasa selama beberapa
saat. Itulah ciri-ciri kram otot.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum membahas kram otot. Ada dua jenis pergerakan otot, yaitu
pergerakan otot dinamis dan pergerakan otot statis.

Pergerakan otot dinamis terjadi saat otot-otot panjang seperti yang terdapat di tungkai dan lengan
menegang dan berkontraksi, seiring dengan mengulur atau melenturnya sendi tubuh. Intinya, pergerakan otot
dinamis lebih disebabkan karena tubuh kita hampir secara keseluruhan memang sedang bergerak.
Sedangkan pergerakan otot statis terjadi saat sendi-sendi tubuh tidak bergerak, namun ada satu atau beberapa
otot menegang, misalnya saat mempertahankan posisi setengah jongkok, atau posisi tubuh menahan satu ruas
otot atau lebih dalam keadaan menegang. Nah, biasanya kejang atau kram otot terjadi pada saat pergerakan
otot statis ini.
Jelasnya, kram otot terjadi saat otot dipaksa berkontraksi dan menegang selama beberapa saat. Umumnya,
kondisi ini tidak berlangsung lama, antara beberapa detik hingga 15 menit saja.
Lalu, mengapa bisa terjadi kram otot ? Menurut para ahli, setidaknya ada tiga alasan mengapa seseorang
mengalami kram otot.
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Untuk menggerakkan otot, tubuh memerlukan elektrolit, terutama kalium dan natrium. Saat berolahraga,
tubuh akan kehilangan cairan sekaligus elektrolit, sehingga timbullah kejang atau kram otot.
Masalahnya, banyak pelaku olahraga yang menganggap minum air dapat menambah bobot tubuhnya,
sehingga mereka justru meminum obat dan minuman diuretik yang dapat memicu keinginan berkemih
seperti kopi dan teh. Padahal, kebiasaan itu dapat membuat tubuh kekurangan cairan serius, dan
meningkatkan risiko kram otot.
Lebih berbahaya lagi, otot-otot jantung juga bisa mengalami kram bila kadar elektrolit dalam tubuh tidak
seimbang. Akibatnya, jantung bisa berhenti berdetak, dan berujung fatal.
Selain olahraga, cuaca panas juga membuat seseorang lebih cepat berkeringat, sehingga cairan dan elektrolit
yang terbuang semakin banyak. Itu sebabnya, orang yang tinggal di lingkungan panas lebih rentan
mengalami kram otot dibandingkan yang tinggal di lingkungan dingin, meskipun aktivitas fisik mereka sama.
2. Kurang pemanasan
Mereka yang tinggal di daerah dingin bisa juga mengalami kram otot apabila tidak cukup melakukan
pemanasan sebelum berolahraga, karena otot cenderung kaku saat udara dingin. Itulah sebabnya, jangan
terburu-buru masuk ke latihan utama. Ambil waktu lebih lama untuk mengendurkan otot, sehingga tidak
mengalami kekejangan atau kram otot.
3. Keletihan otot
Jika Anda terlalu banyak memberikan tekanan fisik di otot, misalnya pada saat berolahraga dengan intensitas
tinggi, otot juga akan menjadi letih, sehingga timbullah kram otot. Berbaring atau duduk di posisi yang tidak
biasa untuk jangka waktu yang lama juga bisa menyebabkan otot letih.

You might also like