You are on page 1of 14

TUGAS FISIKA MODERN

PERSAMAAN GELOMBANG SCHRODINGER

Disusun oleh :
Herta Astri Yudika Sinurat
(4143321018)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya
makalah ini dapat

diselesaikan. Dalam makalah ini membahas masalah

Persamaan Gelombang Schrodinger .


Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Fisika Modern
sebagai sarana mempermudah pemahaman tentang persamaan schrodinger
bergantung waktu dan persamaan schrodinger bebas waktu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang ada dalam
penyusunan dan pembuatan makalah ini namun dalam hal ini penulis sudah
berusaha memenuhi kewajiban mengerjakan tugas makalah ini.
Adapun kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah
ini penulis terima.

Medan, 24 OKtober 2015


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Gelombang zat, atau gelombang pengarah (pemandu) telah


menjadi bagian khasanah ilmu Fisika pada tahun 1925 dengan ditandai
oleh munculnya hipotesa de-Broglie. Hipotesa tentang gelombang
pengarah sangat diilhami oleh studi mengenai gerak elektron dalam
atom Bohr. Gelombang zat yang senantiasa menyertai gerak suatu
zarah melengkapkan pandangan tentang dualisme zarah gelombang.
Dengan demikian perbedaan antara cahaya dan zarah, atau lebih
tegasnya antara gelombang dan zarah menjadi hilang. Gelombang
cahaya dapat berperilaku sebagai zarah, sebaliknya zarah dapat
berperilaku sebagai gelombang. Pandangan semacam itu sangat
berbeda dengan persepsi manusia tentang gejal-gajal fisik konkret
yang dialami nya sehari-hari. Sejak abad ke-20 teori-teori klasik mulai
dipertanyakan kesahihannya untuk dipergunakan di tingkat atom yang
sub-atom. Satu tahun setelah postulat de-Broglie disebarluaskan
seorang ahli fisika dari Austria, Erwin Schrodinger berhasil
merumuskan suatu persamaan diferensial umum untuk gelombang deBroglie dan dapat ditunjukkan pula kesahihannya untuk berbagai gerak
elektron. Persamaan diferensial ini yang selanjutnya dikenal sebagai
persamaan gelombang Schrodinger sebagai pembuka jalan ke arah
perumusan suatu teori mekanika kuantum yang komprehensip dan
lebih formalistik.
Pada tahun 1927, satu tahun setelah Schrodinger merumuskan
persamaan gelombangnya, Heisenberg merumuskan suatu prinsip
yang bersifat sangat fundamental. Prinsip ini dirumuskan pada waktu
orang sedang sibuk mempelajari persamaan Schrodinger dan berusaha
keras untuk dapat memahami maknanya. Pada tahun 1926,
Heisenberg juga muncul dengan suatu cara baru untuk menerangkan
garis-garis spektrum yang dipancarkan oleh sistem atom.
Pendekatannya sangat lain, karena yang digunakannya adalah matriks.
Hasil yang diperoleh dengan cara ini sama dengan apa yang diperoleh
melalui persamaan Schrodinger. Mekanika kuantumnya Heisenberg
dikenal sebagai mekanika matriks. Secara kronologis prinsip
Heisenberg muncul sesudah dirumuskannya persamaan Schrodinger.
Tetapi sebagai suatu prinsip teoritik hal itu merupakan suatu hal yang
fundamental, dan dapat disejajarkan dengan teori kuantum Einstein,

postulat de-Broglie, dan postulat Bohr. Oleh karenanya dalam


pembahasannya prinsip Heisenberg ditampilkan lebih dahulu dari
persamaan Schrodinger. Teori Planck tentang radiasi thermal, teori
einstein tentang foton, teori Bohr tentang atom Hidrogen, dan postulat
de-Broglie tentang gelombang zat, serta prinsip Heisenberg dikenal
sebagai teori kuantum lama. Dalam teori kuantum lama terkandung
hampir semua landasan bagi suatu teori yang dapat menguraikan
perilaku sistem-sistem fisika pada tingkat atom dan sub-atom.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan persamaan Schrodinger?
2. Bagaimana persamaan Schrodinger bergantung waktu?
3. Bagaimana persamaan Schrodinger bebas waktu?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persamaan Schrodinger
2. Untuk mengetahui persamaan Schrodinger bergantung waktu
3. Untuk mengetahui persamaan Schrodinger bebas waktu

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Persamaan Schrodinger

Persamaan Schrodinger hanya dapat dipecahkan secara eksak


untuk beberapa potensial sederhana tertentu; yang paling sederhana
adalah potensial konstan dan potensial osilator harmonik. Kedua kasus
sederhana ini memang tidak fisis, dalam artian bahwa
pemecahannya tidak dapat diperiksa kebenarannya dengan
percobaan-tidak ada contoh di alam yang berkaitan dengan gerak
sebuah pertikel yang terkukung dalam sebuah kotak satu dimensi,
ataupun sebuah osilator harmonik mekanika kuantum ideal (meskipun
kasus seperti ini seringkali merupakan hampiran yang cukup baik bagi
situasi fisis yang sebenarnya). Namun demikian, brbagai kasus
sedrhana ini cukup bermanfaat dalam memberikan gambaran tentang
teknik umum pemecahan persamaan Schrodinger yang akan dibahas
dalam bab ini.
Kita bayangkan sejenak bahwa kita adalah Erwin Schrodinger dan
sedang meneliti suatu persamaan diferensial yang akan menghasilkan
pemecahan yang sesuai bagi fisika kuantum. Akan kita dapati bahwa
kita dihalangi oleh tidak adanya hasil percobaan yang dapat kita
gunakan sebagai bahan perbandingan. Oleh karena itu, kita harus
merasa puas dengan hal berikut-kita daftarkan semua sifat yang kita
perkirakan akan dimiliki persamaan kita, dan kemudian menguji
macam persamaan manakah yang memenuhi semuan criteria
tersebut.
1.
Kita tidak boleh melanggar hukum kekekalan energy. Meskipun
kita hendak mengorbankan sebagian besar kerangka fisika klasik,
hukum kekekalan energy adalah salah satu asas yang kita inginkan
tetap berlaku. Oleh karena itu, kita mengambil
K+V=E
(5.1)

Berturut-turut, K, V, dan E adalah energy kinetic, potensial, total.


(karena kajian kita tentang fisika kuantum ini dibatasi pada keadaan
takrelativistik, maka K= 1/2mv = p/2m; E hanyalah menyatakan
jumlah energy kinetic dan potensial, bukan energy massa
relativistic).
2.
Bentuk persamaan diferensial apa pun yang kita tulis, haruslah
taat asas terhadap hipotesis deBrogile-jika kita pecahkan persamaan
matematikanya bagi sebuah partikel dengan momentum p, maka
pemecahan yang kita dapati haruslah berbentuk sebuah fungsi
gelombang dengan sepanjang gelombang

yang sama dengan h/p.

dengan menggunakan persamaan p = hk, maka enrgi kinetic dari


k/2m.

gelombang deBrogile partikel bebas haruslah K = p/2m =


3.

Persamaanya haruslah berperilaku baik, dalam pengertian

matematika.

Kita

mengharapkan

pemecahannya

memberikan

informasi kepada kita tentan porbalitas untuk menemukan partikelnya;


kita

akan

terperanjat

menemukan

bahwa,

misalnya,

probalitas

tersebut berubah secara tidak kontinu, karena ini berarti bahwa


partikelnya menghilang secara tiba-tiba dari suatu titik dan muncul
kembali pada titik lainnya. Jadi, kita syaratkan bahwa fungsinya
haruslah bernilai tunggal-artinya, tidak boleh ada dua probalitas untuk
menemukan partikel di satu titik yang sama. Ia harus pula linear, agar
gelombangnya memiliki sifat superposisi yang kita harapkan sebagai
milik gelombang yang berperilaku baik.
Dengan memilih bernalar dalam urutan terbalik, akan kita tinjau
terlebih dahulu pemecahan dari persamaan yang sedang kita cari.
Anda telah mempelajari di depan tentang gelombang tali, yang
memiliki bentuk matematik y(x,t) = A sin (kx- t , dan gelombang
electromagnet, yang memiliki pula bentuk serupa E(x,t) = E 0 sin (kx
t dan B(x,t) = B0 sin (kx t . Oleh karena itu, kita
postulatkan bahwa gelombang deBrogile partikel bebas

(x ,t )

memiliki pula bentuk sebuah gelombang dengan amplitude A yang

merambat dalam arah x positif. Katakanlah t = 0, jadi dengan


mendifinisikan
sebagai
, maka
(5.2)
Persamaan diferensial, yang pemecahannya adalah

dapat mengandung turunan terhadap x atau t , tetapi ia haruslah


hanya bergantung pada pangakat satu dari
atau (
tidak boleh muncul. Didepan telah didapati bahwa
, sehingga satu-satunya cara untuk memperoleh suku
yang mengandung
dari

adalah dengan mengambil turunan kedua


terhadap x.

(5.3)
Perlu ditekankan bahwa yang kita lakukan disini bukanlah suatu
penurunan; kita hanya sekedar membentuk suatu persamaan
diferensial dengan ketiga sifat berikut : (1) ia taat asas dengan
kekekalan energi; (2) ia linear dan bernilai tunggal; (3) ia
memberikan pemecahan partikel bebas yang sesuai dengan sebuah
gelombang de Brouglie tunggal. Persamaan (5.3) adalah persamaan
Schrodinger waktu-bebas satu dimensi. Meskipun gelombang nyata
selain bergantung pada koordinat ruang dan juga waktu , dan
bahwa alam kita bukan berdimensi satu melainkan tiga, kita dapat
belajar mengenai matematika dan fisika dari mekanika kuantum
dengan mempelajari berbagai pemecahan.
2.2 Persamaan Gelombang Schrodinger
Dalam mekanika kuantum, fungsi gelombang bersesuaian dengan
variable gelombang y dalam gerak gelombang umumnya. Namun,
bukanlah suatu kuantitas yang dapat diukur, sehingga dapat berupa
kuantitas kompleks. Karena itu, kita akan menganggap dalam
arah x dinyatakan oleh :
= Ae-2I(Vt-x/)

sehingga :
= Ae-(i/)(Et-px)
Persamaan

di

atas

merupakan

penggambaran

matematis

gelombang ekuivalen dari partikel bebas yang berenergi total E dan


bermomentum p yang bergerak dalam arah +x. Namun, pernyataan
fungsi gelombang hanya benar untuk partikel yang bergerak
bebas. Sedangkan untuk situasi dengan gerak partikel yang
dipengaruhi berbagai pembatasan untuk memecahkan dalam
situasi yang khusus, kita memerlukan persamaan Schrodinger.
Pendekatan Schrodinger disebut sebagai mekanika gelombang.
Persamaan Schrodinger dapat diperoleh dengan berbagai cara,
tetapi

semuanya

mengandung

kelemahan

yang

sama

yaitu

persamaan tersebut tidak dapat diturunkan secara ketat dari prinsip


fisis yang ada karena persamaan itu sendiri menyatakan sesuatu
yang baru dan dianggap sebagai satu postulat dari mekanika
kuantum, yang dinilai kebenarannya atas dasar hasil-hasil yang
diturunkan darinya.
Persamaan Schrodinger diperoleh mulai dari fungsi gelombang
partikel yang bergerak bebas. Perluasan persamaan Schrodinger
untuk kasus khusus partikel bebas (potensial V = konstan) ke kasus
umum dengan sebuah partikel yang mengalami gaya sembarang
yang berubah terhadap ruang dan waktu merupakan suatu
kemungkinan yang bisa ditempuh, tetapi tidak ada satu cara pun
yang membuktikan bahwa perluasan itu benar. Yang bisa kita
lakukan hanyalah mengambil postulat bahwa persamaan
Schrodinger
berlaku
untuk
berbagai
situasi
fisis
dan
membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen. Jika hasilnya
cocok maka postulat yang terkait dalam persamaan Schrodinger
sah, jika tidak cocok, postulatnya harus dibuang dan pendekatan
yang lain harus dijajaki.

dimana energi potensial partikel V merupakan fungsi dari x, y, z dan


t. Dalam kenyataanya, persamaan Schrodinger telah menghasilkan
ramalan yang sangat tepat mengenai hasil eksperimen yang
diperoleh. Pada rumus terakhir diatas hanya bisa dipakai untuk
persoalan non relativistik dan rumusan yang lebih
rumit jika kelajuan partikel yang mendekati cahaya terkait. Karena
persamaan itu bersesuaian dengan eksperimen dalam batas batas
berlakunya, kita harus mengakui bahwa persamaan Schrodinger
menyatakan suatu postulat yang berhasil mengenai aspek tertentu
dari dunia fisis. Betapapun sukses yang diperoleh persamaan
Schrodinger, persamaan ini tetap merupakan postulat yang tidak
dapat diturunkan dari beberapa prinsip lain, dan masing masing
merupakan rampatan pokok, tidak lebih atau kurang sah dari pada
data empiris yang merupakan landasan akhir dari postulat itu.
Penjabaran Persamaan Schrodinger bergantung waktu.
~ (identik) dengan y dalam gerak gelombang umum
: menggambarkan keadaan gelombang kompleks yang tak dapat
terukur

Energi totalnya:

Persamaan gelombangnya menjadi:

Energi totalnya menjadi:

2.3.

Persamaan

Schrodinger

Bebas Waktu

Dalam banyak situasi energi


potensial sebuah partikel
tidak bergantung dari waktu
secara eksplisit, gaya yang
bereaksi padanya, jadi juga
V, hanya berubah terhadap
kedudukan partikel. Jika hal
itu
benar,
persamaan
Schrodinger
dapat
disederhanakan dengan
meniadakan
ketergantungan
terhadap
waktu t. Fungsi gelombang
partikel bebas
dapat ditulis
= Ae-(i/)(Et px) = Ae-( iE/ )te+(ip/)x
= e-(iE/)t
ini berarti, merupakan perkalian dari fungsi bergantung waktu e(iE/h)t dan fungsi yang bergantung kedudukan . Kenyataanya,
perubahan terhadap waktu dari semua fungsi partikel yang mengalami
aksi dari gaya jenuh mempunyai bentuk yang sama seperti pada
partikel bebas.
Persamaan keadaan jenuh schrodinger dalam satu dimensi

Persamaan keadaan jenuh schrodinger dalam tiga dimensi

Pada umumnya kita dapat memperoleh suatu fungsi gelombang


yang tidak saja
memenuhi persamaan dan syarat batas yang ada tetapi juga
turunannmya jenuh,
berhingga dan berharga tunggal dari persamaan keadaan jenuh
Schrodinger. Jika
tidak, sistem itu tidak mungkin berada dalam keadaan jenuh. Jadi
kuantitas energi muncul dalam mekanika gelombang sebagai unsur
wajar dari teori dan kuantitas energi dalam dunia fisis dinyatakan
sebagai jejak universal yang merupakan ciri dari semua sistem yang
mantap.
Harga En supaya persamaan keadaan tunak Schrodinger dapat
dipecahkan disebut
harga eigen dan fungsi gelombang yang bersesuaian n disebut
fungsi eigen.
Tingkat energi diskrit atom hidrogen :

Dalam atom hidrogen , kedudukan elektron tidak terkuantitasi,


sehingga kita bias memikirkan elektron berada disekitar inti dengan
peluang tertentu per satuan volume tetapi tanpa ada kedudukan
tertentu yang diramalkan atau orbit tertentu menurut pengertian
klasik. Pernyataan peluang ini tidak bertentangan dengan kenyataan
bahwa eksperimen yang dilakukan pada atom hidrogen selalu
menunjukkan bahwa atom hydrogen selalu mengandung satu elektron,
bukan 27 persen elektron dalam satu daerah dan 73 persen di daerah
lainnya; peluang itu menunjukkan peluang untuk mendapatkan
elektron , dan walaupun peluang ini menyebar dalam ruang,
elektronnya sendiri tidak.
Persamaan gelombang partikel bebas

Ambil persamaan Schrodinger yang bergantung waktu

Analog terhadap persamaan schrodinger adalah tali terbentang


yangpanjangnya L yang keduanya terikat.

Dengan tingkat energi diskrit atom Hidrogen

Momentum sudut ditentukan


Li = (l(l +1)) , l = 0,1,2,..
Dengan harga ekspetasi

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Pernyatan setara bagi mekanika kuantum adalah yang di dalam kurung kurawal.
Apabila sebuah benda bergerak melewati perbatasan dua daerah dimana berkerja {gaya
potensial}, maka perilaku gerak dasar dari benda dapat dicari dengan memecahkan
{ hukum kedua Newton, persamaan Schodinger} { Kedudukan fungsi gelombang} selalu
kontinu pada daerah perbatasan, dan bahwa { kecepatan turunan d/dx} juga kontinu
apabila perubahan {gaya perubahan potensial} tetap berhingga.
Dalam kasus mekanika klasik, persoalan yang kita hadapi dicirikan oleh
hadirnyagaya tertentu F. dengan menuliskan hukum kedua newton bagi gaya tersebut,
kita pecahkan permasalahan matematikanya untuk memperoleh kedudukan dan kecepatan
partikelnya. Dalam kasus elektromagnetik, kita berhadapan dengan persoalan yang
dicirikan oleh sekumpulan muatan dan arus.
Seperti halnya dalam fisika klasik, setiap personal menghendaki teknik pemecahan yang
agak berbeda , sehingga sulit untuk merumuskan prosedur umum . Langkah-langkah
pemecahaan yang diutarakan dalam pasal ini, kiranya dapat member gambaran kepada
anda mengenai arah umum yang perlu diambil untuk mencari pemecahannya. Cara
terbaik untuk mempelajari teknik-tekni ini adalah dengan mempelajari semua contoh soal
yang disajikan dalam bab ini. Pada tahap ini resepnya tidak lengkap, karena akita hanya
membahas teknik matematika untuk mendapatkan pemecahan (x) ; tetapi kita tidak
membahas tafsiran pemecahan tersebut atau penerapannya pada berbagai situasi fisis.
Semua ini akan kita bahas dalam beberapa pasal berikut.

DAFTAR PUSTAKA
Kenneth Krane.1983.Modern Physics.John Wiley &Sons:USA
Khusnul.PersamaanSchrodinger.
khusnull.weebly.com/uploads/1/1/4/4/11448634/cd_fismod_jadi.docx.
(diakses tanggal 20 November 2015)

Krane, Kenneth.2011. Fisika Modern.Jakarta: UI-Press

You might also like