Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN
OLEH :
SUBHAN
SUGENG
SUDJIYEM
SISWANTO
THERESIA RETNO P
DAVID ALEXANDER MANDALA
PROGRAM STUDI S.1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2002
2.
3.
Pencetus:
1.
Alergen.
tor allergi dianggap mempunyai peranan pad sebgian besar anak dengan asma.
Disamping itu hiper reaktivitas saluran nafas juga merupakan faktor yang
penting. Bila tingkat hiper reaktivitas bronchus tinggi, diperlukan jumlah
allergen yang sedikit dansebaliknya jika hiper reaktivitas rendah diperlukan
jumlah antigen yang lebih tinggi untuk menimbulkan serangan asma.
Sensitisasi tergantung pada lama dan intnsitas hubungan dengan bahan alergen
berhubungan dengan umur. Bayidan anak kecil sering berhubungan dengan sisi
dari debu rumah, misalnya tungau, serpih atau bulu binatang, spora jamur yang
terdapat di rumah. Dengan bertambahnya umur makin banyak jenis allergen
pencetusnya. Asma karena makanan sering terjadi pada bayi dan anak kecil.
2.
Infeksi.
Biasanya infeksi virus, terutama pada bayi dan anak. Virus yang menyebabkan
ialah respiratory syncytial virus (RSV) dan virus para influenza. Kadang-kadang
karena bakteri misalnya; pertusis dan streptokokus, jamur, misalnya Aspergillus
dan parasit seperti Askaris.
3.
Iritan.
Hair spray, minyak wangi, semprot nyamuk, asap rokok, bau tajam dari cat, SO 2
dan polutan udara lainya dapat memacu serangan asma. Iritasi hidung dan
batuksendiri dapat menimbulkan refleks bronkokonstriksi.
4.
Cuaca.
Perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara
berhubungan dengan percepatan dan terjadinya serangan asma
5.
Kegiatan jasmani
Kegiatan jasmani berat, misalnya berlari atau naik sepeda dapat memicu
serangan asma. Bahkan tertawa dan menangis yang berlebihan dapat merupakan
pencetus. Pasien dengan faal paru di bawah optimal amat rentan terhadap
kegiatan jasmani.
6.
7.
Faktor psikis.
Faktor psikis merupakan pencetus yang tidak boleh diabaikan dan sangat
kompleks. Tidak adanya perhatian dan / atau tidak mau mengakui persolan yang
berhubungan dengan asma oleh anak sendiri / keluarganya akan menggagalkan
usaha pencegahan. Sebaliknya terlalu takut terhadap adanya serangan atau hari
depan anak juga dapat memperberat serangan asma.
Serangan asma dapat timbul disebabkan berbagai pencetus bersamaan misalnya
pada anak dengan pencetus alergen sering disertai pencetus non allergen yang
dapat mempercepat dan memperburuk serangan. Faktor pencetus adalah alergen
dan infeksi; diduga infeksi virus memperkuat reaksi pencetus alergenik maupun
non alergenik. Serangan dapat terjadi pada seorang anak setelah mendapat
infrksi virus pada saluran nafas atas kemudian berlari-lari pada udara dingin.
Patofisiologi
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif
dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme
dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya
alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan
antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya.
Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.
Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang
ditandai
dengan bronkokontriksi
(1-2 jam);
tahap
delayed
dimana
brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih
lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan
nafas beberapa minggu atau bulan.
Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan
udara dingin.
Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi
karena edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli
dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian
tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02, sehingga terjadi penurunan P02
(hipoxia).Selama serangan astmatikus, CO2 tertahan dengan meningkatnya
resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory
dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi
dengan
meningkatkan
pernafasan
(tachypnea),
kompensasi
tersebut
IgE diikat oleh sel mastosit melalui reseptor FC yang ada di jalan napas
Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen tersebut akan
diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastosit
Asma
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif
pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosa dan
meningkatnya produksi sekret.
pengobatan.
Komplikasi
Bronchiolitis
Pneumonia
Emphysema.
Etiologi
Faktor
intrinsik;
infeksi
para
influenza
virus,
Manifestasi klinis
Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan lumen jalan nafas
sempit.
Tachypnea, orthopnea.
Diaphoresis
Fatigue.
Pemeriksaan Diagnostik
Foto rontgen
Pemeriksaan alergi
Pulse oximetri
Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang
setiap 20 menit sampai 3 kali.
Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini (per oral) :
a.
Efedrin
Salbutamol
Terbutalin
Golongan
Bronkodilator,
untuk
dilatasi
bronkus,
mengurangi
Teofilin
tachycardia,
gastrointistinal,rangsangan
dysrhytmia,
sistem
saraf
palpitasi,
pusat;gejala
iritasi
toxic;sering
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
IDENTITAS
Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8
tahun.Biasanya oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada asma
episodik yang sering terjadi, biasanya pada umur sebelum 3 tahun, dan berhubungan
dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa
infeksi yang jelas.Biasanya orang tua menghubungkan dengan perubahan cuaca,
adanya alergen, aktivitas fisik dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi serangan paling
sering pada umur 8-13 tahun. Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada umur
sebeluim 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi saluran
pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamin
tidak ada perbedaan yang jelas antara anak perempuan dan laki-laki.
KELUHAN UTAMA
Batuk-batuk dan sesak napas.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu, disamping
faktor yang lain.
RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN
Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari debu rumah, misalnya
tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang terdapat di rumah, bahan iritan:
minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap rokok dari orang dewasa.Perubahan
suhu udara, angin dan kelembaban udara dapat dihubungkan dengan percepatan
terjadinya serangan asma.
Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendektinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan ukuran
tubuhnya dengan kelompoknya.
Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada
akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa
menamai objek yang familiar seperti binatang, bagian tubuh, dan nama-nama
temannya. Dapat menerima atau memberikan perintah sederhana.
Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang
mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan
kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda
dengan roda tiga.
RIWAYAT IMUNISASI
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain : BCG,
POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
RIWAYAT NUTRISI
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-6
tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal menggunakan
rumus 8 + 2n.
Status Gizi
BBSekarang
100%
BBideal
DAMPAK HOSPITALISASI
Sumber stressor :
1.
Perpisahan
a. Protes : pergi, menendang, menangis
b. Putus asa : tidak aktif, menarik diri, depresi, regresi
10
Kehilangan
kontrol
ketergantungan
fisik,
perubahan
rutinitas,
4.
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola
nafas berhubungan dengan bronkospasme, udem mukosal dan meningkatnya sekret.
Tujuan
Kriteria hasil :
PO2 dan CO2 dalam batas nilai normal, tidak sesak nafas,
batuk produktif, cianosis tdak ada, tidak ada tachypnea,ronki
dan wheesing tidak ada
11
Intervensi :
1.
2.
Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas, kaji kulit setiap 15 menit sampai
4 jam.
3.
4.
5.
6.
7.
Pemberian terapi pernafasan; nebulizer, fisioterapi dada, ajarkan batuk dan nafas
dalam efektif setelah pengobatan dan pengisapan sekret ( suction ).
8.
Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada anak untuk menurunkan
kecemasan.
9.
2.
Kriteria
Intervensi
1.
2.
Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting yang dapat membuat
anak lelah, berikan istirahat yang cukup.
3.
4.
5.
6.
Berikan nebulizer; kemudian pantau bunyi nafas, dan usaha nafas setelah terapi.
7.
Setelah krisis, ajarkan untuk aktivitas yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan untuk meningkatkan ventilasi,dan memperluas perkembangan
psikososial.
3.
Kecemasan menurun
Kriteria
12
Intervensi :
1.
Ajarkan teknik relaksasi; latihan nafas, melibatkan penggunaan bibir dan perut,
dan ajarkan untuk berimajinasi.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria
Intervensi :
1.
Monitor intake dan output, mukosa membran, turgor kulit, pengeluaran urin,
ukur grapitasi urin atau berat jenis urin ( nilai 1.003-1030 ).
2.
Monitor elektrolit
3.
4.
5.
Berikan intake cairan per oral bila toleran, hati-hati minuman yang dapat
meningkatkan bronkospasme ( air dingin ).
6.
Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang tua untuk minum 3-8 gelas (750-2000
ml), tergantung usia dan berat badan.
5.
Kriteria
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.
13
6.
Kriteria
Intervensi :
1.
Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit, pengobatan dan
intervensi.
2.
3.
Jelaskan tentang emosi dan stres yang dapat menjadi faktor pencetus.
4.
5.
Informasikan tanda dan gejala yang harus dilaporkan dan kontrol ulang.
6.
7.
Perencanaan Pemulangan
Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau phantom.
Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah.
Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu
binatang dan lainnya.
Jelaskan tanda-tanda bahaya akan muncul.
Ajarkan penggunaan nebulizer.
Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek
samping, waktu pemberian.
Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut dan stress.
Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Panitia Media Farmasi dan Terapi. (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya
Soetjiningsih. (1998). Tumbuh kembang anak . Cetakan kedua. EGC. Jakarta
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Percetakan
Infomedika Jakarta.
Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1 Penerbit CV
Sagung Seto Jakarta.
15
: An. Puput
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 5 tahun
Anak ke
: Pertama
Nama Ayah
: Tn Sujiono
Nama Ibu
: Ny.Lili Pujiati
Pendidikan Ayah
: SMA
Pendidikan Ibu
: SMP
Pekerjaan Ayah
: Swasta
Pekerjaan Ibu
: Swasta
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
Taggal MRS
Diagnosa Medis
: Asma Bronkial
Sumber Informasi
: Orangtua klien.
Pengkajian tanggal
RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan Utama
Lama keluhan
: Tidak ada
Prenatal
16
Natal
: Anak tidak alergi obat, anak jika terpapar dengan dingin, kena
debu atau bulu-bulu dari selimut atau kapas langsung bersin-bersin
dan sesak napas.
Tumbuh kembang:
Mengangkat kepala umur 2 bulan, duduk umur 7 bulan, jalan umur 13 bulan,
ngoceh umur 7 bulan.Untuk perkembangan saat ini : personal
sosial anak dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar ruangan
rawat ; Gerakan motorik halus saat ini yaitu anak dapat memegang
gambar dan menggambar; Perkembangan bahasa saat ini dimana
anak dapat mengikuti perintah dan berbicara spontan; Motorik
kasar, anak sudah duduk, berdiri, berjalan dan berlari.
Imunisasi
: Anak telah mendapat imunisasi lengkap yaitu BCG; DPT I, II, III;
POLIO I,II,III; Campak; TT.
Status gizi
Psikososial
:Anak
tidak
tampak
takut
dengan
kehadiran
perawat
17
rumah dengan jumlah penghuni 3 orang yaitu ayah, ibu dan klien
sendiri.
Pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga : sudah ada pada pengkajian
identitas klien .
Kultur dan kepercayaan : menganut budaya jawa dan agama islam.
Fungsi dan hubungan keluarga : cukup harmonis.
Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan : Anak sering minum es dan
didalam keluarga ayah merokok.
Persepsi keluarga tentang penyakit klien : anggapan keluarga bahwa anaknya
menderita penyakit berat dan harus segara ditangani.
Lainnya : Menurut keluarga (Ibu) tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini
menderita sakit asma. Tetapi suami mempunyai riwayat sesak napas.
Orang tua anak tampak gelisah dan cemas dengan kondisi anaknya.Ibu
sering bertanya tentang penyakit anaknya dan apakah dapat
disembuhkan.
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK (PENGKAJIAN BODY SYSTEM).
Sistem Respirasi
Sistem Gastrointestinal
sendok makan, minum tidak suka, harus dipaksakan baru mau minum. Mual
tidak ada, muntah tidak terjadi. Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah hepar
dan abdomen.Bising usus 8x/mnt.
Sistem muskuloskeletal
18
Sistem Integumen
Sistem Endokrin
PROGRAM TERAPI
Infus D saline 1500 cc/24 jam.
Oksigen 2 l/menit.
Ampicillin 3x300 mg/iv.
Cloxacillin 3x150 mg/iv.
Nebulizer Ventolin 4x1 cc + pz 1 cc.
Aminophilin 4,5 cc/ iv bolus dan 4,5 cc drip.
Chest fisioterapi.
Diet B 5 TIK 1450 Kkal + 40 gr Protein.
19
ETIOLOGI
Interaksi IgE dan antigen
pada sel mast
Mediator radang
Bronchospasme, edema
mucosa, meningkatnya
produksi sekret pada
saluran napas
MASALAH
Gangguan
pertukaran gas,
tidak
efektif
bersihan jalan
nafas dan tidak
efektif
pola
nafas.
2.
Hipoksia
Fatigue
Fatigue
3.
Sesak nafas
Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4.
Distress pernafasan
Hospitalisasi
Kecemasan meningkat
Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Kecemasan
meningkat
20
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1.
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas dan tidak efektif
pola nafas berhubungan dengan Bronchospasme, edema mucosa, dan
meningkatnya produksi sekret pada saluran napas.
2.
3.
4.
Kecemasan
meningkat
berhubungan
dengan
distress
pernafasan
dan
hospitalisasi.
III. PERENCANAAN
1. Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas dan tidak efektif pola
nafas berhubungan dengan Bronchospasme, edema mucosa, dan meningkatnya
produksi sekret pada saluran napas.
Tujuan
Kriteria
Intervensi :
Monitor ABGS.
Tinggikan bagian kepala saat tidur 30-40 derajad dengan kepala sedikit
ekstensi.
Monitor nadi; apakah ada takikardi; bila takikardi ada disebabkan oleh karena
hypoxia.
21
Kriteria
Intervensi
Berikan nebulizer; kemudian pantau bunyi nafas, dan usaha nafas setelah
terapi.
dan
perkembangan
untuk
meningkatkan
ventilasi,dan
Kriteria
Intervensi
22
Tujuan
: Kecemasan menurun
Kriteria
Intervensi :
23
TGL
18 Juli 2002
JAM
07.30
08.00
2.
10062026
Hari Rawat ke 2
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1.
2.
08.30
3.
08.50
4.
09.00
5.
09.30
6.
09.50
7.
10.00
1.
EVALUASI (SOAP)
Jam 13.00
S : Anak mengatakan masih sesak
O : sesak positif, RR 28 x/mn, nadi 100 x/mn, retraksi subcostal
positif, batuk positif non produktif, ronchi dan wheezing positif,
dan rewel.
A : Masalah belum teratasi
P : Rencana diteruskan.
24
3.
11.00
2.
11.20
3.
11.30
4.
12.00
1.
12.00
4.
12.30
1.
19 Juli 2002
07.30
1.
Jam 13.00
25
08.00
2.
08.30
08.50
3.
4.
09.00
5.
09.30
6.
09.50
7.
26
2.
3.
10.00
12.00
12.00
27
4.
12.30
2.
Menghindari faktor pemicu : kebersihan lantai rumah, debu-debu, bulu binatang, dll.
3.
4.
5.
6.
28