You are on page 1of 3

MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN DAN POTENSI DIRI REMAJA

Oleh : Dra. Hj. Yusnaini, M. Ag.

PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa peralihan yang menghubungkan masa anak-anak dengan masa
dewasa. Walaupun para ahli berbeda pendapat tentang berapa lama masa remaja itu
berlangsung, namun pada umumnya dapat diambil patokan bahwa remaja adalah dalam batas
rentang umur ± 13 sampai 21 tahun.
Remaja merupakan masa perkembangan yang banyak mendapat perhatian para ahli
karena mempunyai ciri-ciri dan keistimewaan yang sangat mempengaruhi sikap dan
tindakannya. Kepada remaja ditujukan berbagai harapan dan di sisi lain remaja juga sering
menjadi pembicaraan dan sasaran dalam hal terjadinya masalah-masalah sosial. Masa remaja
juga merupakan masa yang strategis dalam pembinaan dan pengembangan nilai-nilai, termasuk
pembinaan agama dan kepribadiannya.

CIRI DAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA


Pada masa remaja timbul perubahan-perubahan fisik dan psikis yang berjalan cepat.
Perubahan-perubahan fisik dan psikis yang dialami remaja menjadikan tingkah lakunya tidak
stabil, penuh gejolak emosi, gelisah dan mudah terpengaruh oleh lingkungan. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada masa remaja secara umum terlihat sebagai berikut:
a. Perubahan jasmani yang demikian pesatnya, jelas berbeda dengan masa sebelumnya.
b. Perkembangan intelektualnya lebih mengarah tentang dirinya; refleksi diri.
c. Perubahan-perubahan dalam hubungan antara anak-anak dan orang tua, dan orang-orang
lain dalam lingkungan dekatnya.
d. Perubahan dalam harapan dan tuntutan orang dewasa terhadap remaja.
e. Timbulnya perubahan dalam perilaku dan kebutuhan seksual.
f. Banyaknya perubahan dalam penyesuaian diri dan usaha untuk memadukan berbagai
perubahan tersebut

Tugas-tugas perkembangan bagi remaja adalah:


a. Menerima keadaan fisiknya
b. Memperoleh kebebasan emosional
c. Mampu bergaul
d. Menemukan model untuk identifikasi
e. Mengetahui dan menerima kemampuan diri
f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan

MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN
Gordon W. Allport merumuskan pengertian kepribadian sebagai berikut: Kepribadian
adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikkofisis individu yang
menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik sifatnya terhadap lingkungannya.
Sejak dilahirkan, setiap orang bertumbuh dan berkembang menurut masa dan irama
perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya sendiri, yang ditumbuh
kembangkan lingkungannya masing-masing, sehingga hasilnya merupakan sesuatu yang

1
kompleks dan unik. Di samping faktor hereditas atau keturunan, faktor lingkungan khususnya
pendidikan memegang peran penting dalam pengembangan kepribadian. Karena itu diperlukan
pendidikan yang benar-benar terarah agar kepribadian dapat berkembang menjadi pribadi yang
sehat dan sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan.
Dr. Franz Dahler berpendapat bahwa tanda-tanda kepribadian sehat adalah:
1. Kepercayaan yang mendalam kepada diri sendiri dan orang lain
2. Tidak malu-malu dan ragu-ragu, tetapi berani
3. Inisiatifnya berkembang dan tidak selalu merasa dirinya bersalah dan berdosa
4. Tidak menderita rasa harga diri kurang, tapi ia mempunyai semangat kerja
5. Bersikap jujur terhadap diri sendiri
6. Mampu berdedikasi
7. Senang mengadakan kontak dengan sesama
8. Generatifitas (sikap kebapak-ibuan)
9. Integritas
a. Mempunyai kontinuitas didalam hidupnya. Masa lampau tidak dilupakan dan
masa depan dihadapinya dengan kegairahan.
b. Kesanggupan untuk memperjuangkan nilai-nilai hidup yang nyata.
c. Berani memimpin dan bertanggung jawab, berani mengambil resiko.

Peter Lauster mengemukakan saran-saran untuk pembentukan pribadi, ataupun


meningkatkan kepribadian, yaitu:
1. Kepercayaan kepada diri sendiri
2. Sikap optimis
3. Sikap berhati-hati
4. Sikap tidak tergantung kepada orang lain
5. Sikap tidak hanya mementingkan diri sendiri
6. Ketahanan terhadap cobaan
7. Toleransi
8. Ambisi yang tepat
9. Kepekaan sosial (empati)
Sebagai seorang muslim, para remaja perlu pula memperhatikan pengembangan kepribadiannya
sesuai dengan pola kepribadian dalam al-Qur’an. Penggolongan manusia dalam al-Qur’an
berdasarkan aqidahnya terbagi ke dalam tiga tipe atau pola kepribadian, yaitu mukmin, kafir,
dan munafik. Masing-masing tipe mempunyai tipe utama yang membedakannya dari tipe lain.
Ciri orang beriman dapat ditinjau pada berbagai perilakunya dalam kehidupan. Ciri yang
menonjol digambarkan dalam al-Qur’an antara lain mengenai sifat: a. aqidah, b. tujuan hidup, c.
peribadatan, d. pemikiran, e. kehidupan alam perasaan, f. sikap. Keenam ciri tersebut
sebenarnya merupakan satu kesatuan yang utuh dan sukar dipisahkan satu sama lain karena
menyatu pada satu kepribadian, yaitu kepribadian orang-orang yang beriman.

MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI


Allah SWT telah membekali manusia dengan berbagai potensi atau kemampuan dasar
untuk dikembangkan agar manusia dapat mengemban tugasnya baik sebagai hamba Allah
maupun sebagai khalifah di muka bumi dengan sebaik-baiknya.
Salah satu hal yang perlu dikembangkan melalui pendidikan adalah berbagai kecerdasan
atau teori kecerdasan majemuk. Dengan teori kecerdasan majemuk peserta didik, dalam hal ini
remaja dapat mengembangkan potensinya, dapat menjadi juara dalam “spesialisasinya” masing-
masing karena semua anak memiliki kelebihan.

2
Kecerdasan majemuk meliputi berbagai aspek kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan Bahasa: Kepekaan pada makna dan susunan kata
2. Kecerdasan Logika Matematika: Kemampuan untuk menangani relevansi/argumentasi
serta mengenali pola dan urutan
3. Kecerdasan Musikal: Kepekaan terhadap pola titi nada, melodi, irama, dan nada
4. Kecerdasan Kinestetis Tubuh: Kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan terampil
dan memegang objek dengan cakap
5. Kecerdasan Spasial: Kemampuan untuk mengindra dunia secara akurat dan menciptakan
kembali atau mengubah aspek-aspek dunia tersebut
6. Kecerdasan Naturalis: Kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasikan aneka
spesies, flora dan fauna, dalam lingkungan
7. Kecerdasan Interpersonal: Kemampuan untuk memahami orang dan membina hubungan
8. Kecerdasan Intrapersonal: Akses pada kehidupan emosional diri sebagai sarana untuk
memahami diri sendiri dan orang lain.

Dalam kenyataannya lembaga pendidikan atau sekolah yang mengembangkan


kecerdasan majemuk ini masih sangat terbatas. Namun pada prinsipnya para remaja perlu
meyakini bahwa pada dirinya masing-masing ada potensi yang dapat dikembangkan sehingga
dapat bermanfaat bagi kehidupan dan masa depan.

DAFTAR BACAAN

Abdul Aziz Ahyadi, (1987), Psikologi Agama, Bandung, Sinar Baru


Agus Sujanto, (1986), Psikologi Kepribadian, Jakarta, Aksara Baru
Singgih D. Gunarsa, Ny. Y. Singgih D. Gunarsa (ed), (1983), Psikologi Perkembangan anak
dan Remaja, Jakarta, Gunung Mulia
Thomas R. Hoerr, Ary Nilandari (pen), (2000), Buku Kerja Multiple Intelligences, Bandung,
Kaifa
Zakiah Daradjat, (1982), Pembinaan Remaja, Jakarta, Bulan Bintang

You might also like