You are on page 1of 4

Nama : Ervin Putri Puspitasari

NIM : 101411123101
Kelas : B
DATA ANTROPOMETRI DAN CARA PENGUKURANNYA
A. Manusia pada umumnya akan berbeda beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran
tubuhnya. Disini ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia,
sehingga sudah semestinya seseorang perancang produk harus memperhatika faktor faktor
tersebut yang antara lain adalah :
1.

Umur, dari suatu penelitian yang dilakukan oleh A. F Roche dan G. H Davila (1972) di
USA memperoleh kesimpulan bahwa laki laki akan tumbuh dan berkembang naik
sampai dengan usia 21.2 tahun, sedangkan wanita 17.3 tahun ; meskipun ada sekitar
10% yang masih terus bertambah tinggi sampai usia 23.5 tahun (laki laki) dan 21.1
tahun (wanita). Seterlah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan
cenderung berubah menjadi penurunan ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur
40 tahun

2.

Jenis Kelamin (sex), Dimensi tubuh laki laki pada umumnya lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul, dsb

3.

Suku/Bangsa (ethnic), setiap suku bangsa ataupun kelompok ethnic akan memiliki
karakteristik fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.

4.

Posisi Tubuh (posture), sikap (posture atau posisi tubuh akan berpengaruh terhadap
ukuran tubuh oleh sebab itu posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran. Dalam kaitan dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran yaitu :
A) Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar tidak bergerak (tetap tegak
sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini adalah static
antropometri. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi
berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala,
tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/ duduk, panjang lengan dan sebagainya.

Ukuran dalam hal ini diambil dengan percentile tertentu seperti 5-th dan 95-th
percentile
B) Pengukuran dimensi fungsional tubuh (funcional body dimensions)
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan
gerakan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan.
Hal pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah
mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan
gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan kegiatan
tertentu. Cara pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan gerakan kerja atau dalam posisi yang dinamis cara pengukuran semacam ini akan
menghasilkan data dynamic antropometry. Antropometri dalam posisi tubuh
melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses
prancangan fasilitas ataupun ruang kerja.
Selain faktor faktor tersebut diatas masih ada pula beberapa faktor lain yang
mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh manusia seperti :
1. Cacat tubuh, dimana data antropometri ini akan diperlukan untuk merancangan produk
bagi orang orang cacat (kursi roda, kaki/tangan palsu, dll)
2. Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan, dimana faktor iklim yang berbeda akan
memberikan variansi yang berbeda beda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi
pakaian
3. Kehamilan (pregnancy), dimana kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk
dan ukuran tubuh (khususnya perempuan).
B.

Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Antropometri


Data antropometri jelas diperlukan supaya rancangan suatu produk bisa sesuai dengan orang
yang akan mengoperasikannya. Permasalahan yang akan timbul adalah ukuran ukuran
siapakan yang nantinya akan dipilh sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada?
Mengingat ukuran individu yang berbeda beda satu dengan populasi yang menjadi target
sasaran produk tesebut.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya problem adanya variasi ukuran sebenarnya akan
lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan
sifat mampu sesuai (adjustable) dengan suatu rentang ukuran tertentu.
N(X, X)

95%

2,5%

2,5%

1,96 X

2,5-th percentile

1,96 X

97,5-th percentile

Gambar 2.1. Distribusi Normal dengan Data Antropometri 95-th Percentile


Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan.
Dalam statistik, distribusi normal dapat formulasikan berdasarkan harga rata rata (mean,
X

) dan simpangan standarnya (standa deviation, X) dari data yang ada. Dari nilai yang

ada maka percentiles dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal.
Dengan percentile, maka yang dimaksud disini adalah suatu nilai yang menunjukan
persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut.
Sebagai contoh 95-th percentile akan menunjukan 95% populasi akan berada pada atau
dibawah ukuran tersebut; sedangkan 5-th percentile akan menunjukan 5% populasi akan
berada pada atau

dibawah ukuran itu. Dalam antropometri ukuran 95-th akan

menggambarkan ukuran manusia yang terbesar dan 5-th percentile sebaliknya akan
menunjukan ukuran terkecil. Pemakaian nilai nilai percentile yang umum diaplikasikan
dalam perhitungan data antopometri dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :
Percentile
1-st
2.5-th
5-th
10-th
50-th
90-th
95-th
97.5-th

Perhitungan
- 2.325 X
- 1.96 X
- 1.645 X
- 1.28 X

+ 1.28 X
+ 1.645 X
+ 1.96 X

99-th
+ 2.325 X
Tabel 2.1 Macam Percentile dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal

You might also like