Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH
NAMA
1
2
3
4
NIM
12 54211 020
ILHAM
12 54211 0
MARDIA SATA
12 54211 0
DARWIS
12 54211 0
AHMAD MASSERE
AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam proses penyelesaian
makalah ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang
cukup berarti.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Rasululllah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya
yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan islami.
Adapun judul dari makalah ini adalah Penanganan Pasca Panen
Tanaman Sayuran yang merupakan tugas Teknologi Pasca Panen Primer.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga
terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan di catat
sebagai amal sholeh dihadapan Allah SWT.
Kami menyadari, walaupun kami telah berusaha semaksimal
mungkin dalam menyusun makalah sederhana ini, tetapi masih banyak
kekurangan yang ada didalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Kami berharap akan
ada guna dan manfaatnya makalah ini bagi semua pihak.
Amin.
Maros, 01 November 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
A. Tinjauan Umum ........................................................................ 3
B. Kriteria Panen Sayuran ............................................................ 4
C. Penanganan Pascapanen Sayuran ......................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................. 23
A. Kesimpulan .............................................................................. 23
B. Saran ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sangat penting untuk menghasilkan sayuran dengan kualitas tinggi
sampai di tangan konsumen. ldealnya, kualitas sayuran pada saat sampal
ke tangan konsumen harus sama dengan kualitas sayuran pada saat
dipanen supaya dapat memperoleh harga jual yang tinggi. Hal ini mudah
dicapai apabila jarak antara tempat budidaya tanaman sayur dengan
konsumen dekat. Apabila jaraknyo semakin jauh maka rontal pemasaran
akan semakin panjang, hal ini dapat menyebabkan kualitas dan kuantitas
sayuran akan menurun ketika sampai di tangan konsumen.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
apabila
penanganan
kualitas
hasil,
yang
dapat
dilakukan
adalah
mekanis
lainnya
dapat
menyebabkan
masuknya
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kriteria panen tanaman sayuran ?
2. Bagaimana penanganan pasca panen sayuran ?
C.
Tujuan
berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kriteria panen tanaman sayuran.
2. Untuk mengetahui penanganan pasca panen sayuran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan Umum
Sayuran adalah semua jenis tanaman atau bagian dari tanaman
yang dapat diolah menjadi makanan. Sebagian sayuran dapat dimakan
mentah dan sebagian lagi hanya dapat dimakan setelah dimasak.
Sayuran banyak mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, garam dan
karbohidrat.
Sayuran dapat dikelompokkan menjadi delapan jenis berdasarkan
dari bagian tumbuhan yang dipergunakan sebagai sayuran yaitu :
1. Sayuran bunga (flower vegetables)
2. Sayuran buah (fruit vegetables)
3. Sayuran polong (legume vegetables)
4. Sayuran daun (leaf vegetables)
5. Sayuran batang (stem vegetables)
6. Sayuran umbi (root vegetables)
7. Sayuran umbi lapis (bulb vegetables)
8. Sayuran jamur (mushroom)
Sayuran, seperti produk hortikultura lainnya, merupakan produk
pertanian yang mudah busuk sehingga penanganannya mulai dari saat
panen harus hati-hati agar kualitasnya dapat terjaga sampai ke tangan
konsumen dan memperoleh harga jual yang tinggi. Bila telah dipanen,
tidak ada perlakuan yang dapat meningkatkan kualitas hasil sayuran, yang
dapat
dilakukan
adalah
mempertahankan
kualitas tersebut.
Hasil
sayur
dilakukan
untuk
tujuan
penyimpanan,
jenis sayur
tertentu
bahan kimia, pelapisan (coating-waxing), dan pendinginan awal (precooling), serta pengikatan (bunching), pemotongan bagian-bagian yang
tidak penting (trimming) (Winarno 2001).
B.
komersial
dapat
terjadi
pada
tahapan
perkembangan
kecil dan untuk pasar lokal sudah mencukupi tetapi harus diingat bahwa
lingkungan tumbuh tanaman sayur luga mempengaruhi kenampakan
visual sayuran tersebut. Sebagai contoh, pemberian nitrogen yang tinggi
akan menghasilkan tanaman sayur dengan intensitas warna hilau yang
lebih kuat (warna lebih hijau). Suhu yang tinggi setelah tomat dipanen
akan menyebabkan tomat tidak dapat memberikan warna merah yang
disukai oleh konsumen, tetapi warnanya akan menjadi oranye kekuningan.
Untuk
pasaran
ekspor,
persyaratan
negara
importir
untuk
2. Wortel
3. Kentang, bawang putih,
bawang merah, bawang
bombay, ketela rambat,
jahe
4. Bawang sayur (green
onion)
Sayuran batang
Asparagus
Sayuran daun
1. Selada, pak-chol, sawi
2. Kubis
3. Seledri
Sayuran bunga
1. Cauliflower
2. Brokoli
tanam
Varietas dalam : 8-14 minggu setelah
tanam.
Akar sudah cukup besar (diameter 2
cm) dan renyah.
Bagian atas tanaman (daun-daun dan
batang) sudah mengering dan rebah
(lewat masak umbi keras/liat dan
berserat).
Panjang dan lebar daun mencapai
maksimum.
Batang muda tingginya sudah mencapai
12,5- 20 cm dan sebelum pucuk batang
pecah mengeluarkan daun-daun.
Daun dan pelepah daun cukup besar dan
cukup keras tetapi belum berbunga
(kelewat masak daun dan pelepahnya
menjadi ulet dan pahit, tangkai bunga
memanjang).
Head kompak (kelewat masak head
pecah)
Dataran rendah: 62-1 10 hon
Dataran tinggi: 81-1 25 hail.
Daun cukup besar tetapi sebelum
menjadi berserat.
Bunganya kompak (curd), intensitas
warna masih jelas, daun bunga belum
kuning (lewat masak tangkai tandan
bunga memanjang dan bunga lepaslepas).
Flower head masih kompak, daun bunga
belum kuning (lewat masak flower head
pecah).
Sayuran buah
1. Kacang
panjang, Polong sudah tenisi tetapi biji di dalamnya
kecipir, buncis, kapri
masih sangat muda dan bila polong
dipatahkan berbunyi, ujung polong sudah
bisa dibengkokkan.
2. Kacang
lima
dan
Polong sudah terisi penuh dan mulai
kacang gude
7
kandungan
kiorofil,
mempercepat
bertunasnya
C.
2.
Perubahan
fisiologis
sayuran
yang
menyebabkan
kemunduran hasil.
Sayuran
Sayuran daun
Cauliflower dan brokoli
Jagung manis dan
semi
Okra
Mentimun
Buncis
Tomat dan cabal
Asparagus
jagung
komoditas
juga
dapat
terjadi
karena
fisiologis
juga
sangat
rentan
terhadap
serangan
setelah dipanen untuk tetap dapat meniaga mutunya dan harga jual
komoditas tersebut.
Tergantung pada apakah sayuran setelah dipanen akan segera
dijual atau disimpan terlebih dahulu, dan tujuan pasarnya apakah pasar
domestik atau untuk diekspor, sayuran akan diperlakukan berbeda-beda
setelah dipanen. Sayuran akan dibersihkan, dilakukan grading dan sortasi,
diperlakukan dengan bahan kimia, dikemas, didistribusikan ke pasar atau
disimpan sebelum dijual. Tahap penanganan pascapanen sayuran yang
harus diIaIui tergantung pada macam sayurannya, keinginan konsumen
dan tujuan menanam sayur.
1. Cleaning (pembersihan)
Tujuan membersihkan sayuran adalah untuk menghilangkan
kotoran, benda-benda asing, sisa-sisa tanaman yang menempel
pada hasil panen, getah, dan lain-lain serta supaya komoditas lebih
menarik
dan
memperlahankan
nilai
jualnya.
Membersihkan
sodium
hipoklorit
100%
akan
mperkecil
terjadinya
11
juga
mengurangi
penanganan
pascapanen.
biaya
Perempelan
pengangkutan
hendaknya
dan
dilakukan
akan
menimbulkan
kondisi
yang
sesuai
bagi
berkembangnya mikroorganisme.
3. Curing (penyembuhan)
a.
Memberikan kekuatan dan penyembuhan secara cepat dan
memar atau luka pado umbi batang dan Jmbi akar (tuber and
b.
root).
Menutup leher umbi bawang.
12
Curing
ini
juga
dilakukan
untuk
meningkatkan
menambah warna.
Proteksi terhadap mikroorganisme.
Mengurangi kepekaan terhadap chilling injury.
Menghambat pematangan sayuran buah.
Waxing merupakan pelapisan lilin tipis pada sayuran. Hanya
13
Pendinginan
awal
komoditas
dengan
hydrocooling
14
apabila
air
menimbulkan
yang
dipergunakan
kontaminasi
tidak
sering
mikroorganisme.
diganti
Dengan
bisa
cara
15
hasil
sayuran.
Dengan
demikian,
apabila
alat
pengangkutan
dengan
menggunakan
truck,
dan
ketersediaan
sayuran
karena
kemunduran
yang
optimum
sehingga
komoditas
tetap
terjaga
17
4,4C
7,2C
10C
harus
sesegera
mungkin
didinginkan
setelah
Kelembaban relatif
80%
90%
95%
Asparagus, kubis, kubis china,
seledri, cauliflower, jagung manis,
selada
Sebagai patokan untuk menentukan suhu ruang simpan yang
poling baik bagi sayuran adalah sayuran yang tergolong coolseason crops atau sayuran dataran tinggi suhu ruang simpannyc
Iebih rendah daripada suhu ruang simpan untuk sayuran yang
tergolong warm-season crops atau sayuran dataran rendah.
18
dikeluarkan
ke
suhu
ruang
untuk
mencegah
Penyimpanan unrefrigerated.
Penyimpanan unrefrigerated dapat dilakukan dengan cara :
1) Penyimpanan di dalam tanah untuk kentang dan ubi
jalar. Hal mi berarti meninggalkan tanaman tetap di
dalam tanah setelah tanaman mencapal ukuran tertentu
(untuk ubi lalar dan taro) dan telah masak (untuk
kentang). Ubi jalar akan terus bertambah ukuranhya
setelah mencapai ukuran untuk dipasarkan sementara
bagian trubusnya telah mati. Panen dapat ditunda
beberapa bulan untuk ubi jalar dan tiga sampai enam
2)
19
3)
4)
(Kgy).
Pendinginan melalui penguapan (Evaporative cooling) di
daerah
panas
dan
kering.
Evaporative
cooling
simpan
yang
komposisi
udaranya
diatur
istilah
lstilah
tersebut
otau
oleh
penyimpanan
berhubungan
pengurangan
komoditas
dengan
dalam
udara
dengan
gas-gas
ruang
yang
simpan
seperti
konsentrasi
oksigen,
etilen
dan
20
dengan
menurunkan
meningkatkan
konsentrasi
konsentrasi
oksigen
karbondioksida.
dan
Istilah
21
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sangat penting untuk menghasilkan sayuran dengan kualitas tinggi
sampal di tangan konsumen. ldealnya, kualitas sayuran pada saat sampai
ke tangan konsumen harus sama dengan kualitas sayuran pada saaf
dipanen supaya dapat memperoleh harga lual yang tinggi. Hal ini akan
mudah dicapal apabila jarak antara tempat budidaya tanaman sayur
denan konsumen dekat. Apabila jaraknya semakin jauh maka rantai
pemasaran akan semakin panjang, hal ini dapat menyebabkan kualitas
dan kuantitas sayuran akan menurun ketika sampai di tangan konsumen.
Jika sayuran sudah dipanen atau dilepaskan dan tanaman
induknya, umumnya fotosintesis telah berhenti tetapi respirasi tetap
berjalan untuk tetap mempertahonkan proses fisiologis dalam sel-selnya.
Secara teoritis, Iamanya umur simpan (storage life) sayuran tergantung
pada Iamanya waktu cadangan makanan disimpan (length of time the
storage food) dan air yang dikonsumsi dalam respirasi dan transpirasi.
OIeh karena cadangan makanan dan air berkurang terus-menerus,
kualitas sayuran menurun sampai sayuran menjadi tidak layak lagi untuk
dikonsumsi
manusia.
Dengan
menurunnya
cadangan
makanan,
dan
kerusakan
mekanis
lainnya
dapat
menyebabkan
Saran
22
23
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/Dheandradhewi/penanganan-pasca-panensayuran
http://jellylely1509.blogspot.co.id/2013/05/pola-penaganan-pasca-panenpada-sayur.html
http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/941pasca-panen-sayuran
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/51201/20ace64f84bf35a440a
26dfff1d871e4
Winarno F.G 2001. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Hudaya Jakarta.
24