You are on page 1of 86

Modul V

Aljabar Matriks
5.1. Kegunaan Matriks
Didalam mencari hubungan antara variable-variabel baik didalam biologi,
pertanian, peternakan, ekonomi mapun dalam ilmu lainnya, sering harus dipecahkan
suatu persoalan yang terdiri dari dua atau lebih persamaan. Bahkan disuatu Negara
yang telah maju, terutama didalam penggunaan alat berhitung otomatis yang
modern/computer tidak jarang didalam menemukan model matematika nya harus
memecahkan suatu system persamaan dengan ratusan variable yang harus dicari
nilainya, sehingga harus dihitung nilai-nilai parameter atau koefisien-koefisien yang
juga ratusan jumlahnya.
Matriks pada dasarnya merupakan alat ampuh didalam pemecahan persoalanpersoalan tersebut diatas dan memudahkan didalam pembuatan analisis-analisis yang
mencakup hubungan antara variable-variabel. Didalam statistika tidak jarang dijumpai
penggunaan matriks untuk memecahkan regresi berganda, juga didalam memecahkan
persoalan linear programming, matriks memegang peranan penting terutama sebagai
landasan yang kuat untuk memahami pengertian pemecahan dasar metode Simpleks
dan sebagainya. Itulah sebagian saja daripada alas an-alasan pokok mengapa harus
dipelajari matriks secara mendalam. Pengetahuan tentang Matriks merupakan syarat
pokok untuk bisa memahami teori atau analisis ekonomi modern yang berisfat
kuantitatif missal ekonometri, linear programming, dan sebagainya. Perlu ditekankan
disini bahwa Matriks bukan monopoli daripada matematika dan statistika saja, akan
tetapi bisa juga diterapkan didalam bidang kimia, fisika, pendidikan, psikologi dan
ekonomi serta ilmu social-sosial lainnya.

5.2. Definisi Matriks


Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang disusun menurut baris dan
kolom atau lajur sehingga berbentuk segiempat panjang dimana panjang dan lebarnya
ditunjukan oleh banyaknya kolom dari baris. Angka-angka tadi disebut elemen-

Aljabar Matriks

110

elemen. Apabila suatu matriks A terdiri m baris dan n kolom, maka matriks bisa
ditulis :
A mxn

a11 a12 ....... am


a a ....... a
2n
21 22

A mxn

am am2 .........amn
1

Amxn = ( aij)
i = 1,2,..m
j = 1,2,..n

aij merupakan elemen matriks A dari baris i dan kolom j, i dan j dinamakan indeks.

a11 a12 a13


A

a21 a22 a23

m=2

A2x3

n =3
m=3;n=2

a11 a12
a21 a22
B3x2

Aljabar Matriks

a31 a32

C3x2

3
4

2
7
111

Penyajian matriks dalam bentuk matriks akan lebih menghemat biaya, dalam statistika
khususnya Analisis Varians (Anava) penyajian datanya selalu disajikan dalam bentuk
matriks.

5.3.

Vektor
Vektor merupakan sebuah matriks yang berukuran berordo 1xm atau nx1,

sehingga terjadi vektor baris dan vektor kolom.


Vektor berukuran 1xm atau nx1, sehingga terjadi vektor baris dan vektor kolom.
Vektor kolom diberi notasi V
Vektor baris diberi notasi V`

k1
k2
V

kn

nx1

V` ( V1, V2,..Vm )

1xm

Dengan demikian sebuah matriks (aij) dapat disebut sebagai susunan vektor baris dan
vektor kolom.
Bila m = n = 1 maka disebut Skalar
Contoh : ( 5 ) ; ( a ) ; ( k ) ; .dan seterusnya maka disebut Skalar

5.4. Beberapa Macam Bentuk Matriks yang Khas


1. Matriks Segi ( bujur sangkar ) adalah matriks yang memiliki kolom dan
baris yang sama banyaknya. Bila banyaknya kolom = m dan banyaknya baris
= n, maka m = n.

Aljabar Matriks

112

1 10 2

Contoh : 4 0 1

3 4 6
2. Matriks Setangkup (simetris) adalah matriks yang baris ke i dan kolom ke j
mempunyai nilai yang sama dengan unsur yang terletak pada baris ke j dan
kolom ke i atau apabila matriks tersebut menunjukan matriks segi/bujur
sangkar dan bila A = A`.

1 4 5

Contoh : 4 3 10

5 10 4
3. Matriks Diagonal adalah matriks setangkup yang unsur-unsur nya sama
bernilai nol, kecuali diagonal utamanya.

Contoh :

10 0 0
0 3 0 0
0 0 5 0
0 0 0 4

4. Matriks Skalar adalah matriks diagonal yang unsur unsur nya bernilai sama
pada diagonal utamanya.

Aljabar Matriks

113

Contoh :

3 0 0 0
0 3 0 0
0 0 3 0
0 0 0 3

5. Matriks identitas adalah matriks sekalar yang unsur unsur nya pada diagonal
utamanya bernilai satu

disebut matriks I.

Contoh :

1
0
0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0
0
1

101
I4

010

I3

001

6. Matriks Tanda adalah matriks diagonal yang unsur unsur pada diagonal
utamanya bernilai +1 dan -1.
Contoh :

A3x3

1 0 0
0 1 0

0 0 1

B4x4

1
0
0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0
0
1

7. Matriks Miring Selangkup adalah matriks yang unsur unsur diagonal


utamanya bernilai nol sedangkan bagi unsur diluar diagonal utamanya berlaku
hubungan aij = aji.
Contoh :

Aljabar Matriks

114

0 2 3
2 0 6
3 6 0

0 1 3 9
1 0 4 7
3 4 0 5
9 7 5 0

A3x3
B4x4
8. Aljabar Segitiga Atas adalah matriks segi yang unsur unsur diatas diagonal
utamanya bernilai nol.
Contoh :

1 0 0
2 4 0

3 3 6

2
4
6
5

0
1
3
2

0
0
4
5

0
0
0
6

A3x3
B4x4
9. Matriks Segitiga Bawah adalah matriks melalui unsur-unsur dibawah diagonal
utamanya bernilai nol.

2 3 7
0 1 2

Contoh :

A3x3

0 0 4

10. Matriks Tegak adalah matriks yang memiliki jumlah baris lebih banyak
daripada jumlah kolomnya.
Contoh :

Aljabar Matriks

115

543 24
964 03
A4x3 B4x2
385 56

7 10 4 85
11. Matriks Datar adalah matriks yang memiliki kolom lebih banyak daripada
jumlah barisnya.
Contoh :

3 8 2 0
A2x4
5 1 4 7
12. Matriks nol adalah matriks yang unsur unsurnya bernilai nol.
Contoh :

0 0 0
C 0 0 0
3x3
0 0 0
Aljabar Matriks

116

13. Matriks satu nol adalah matriks yang unsur unsurnya bernilai satu atau nol.

Contoh :

1 01
1
00

A 0 1 0 B
3 x 2 x3
0 01

0 1

14. Matriks J adalah matriks yang semua unsur unsur bernilai satu
Contoh :

1 1 1 1
1 1 1 1
A4x4
1 1 1 1

1 1 1 1
15. Matriks Sekatan adalah matriks yang dipisah pisahkan (disekat) menjadi
bagian bagian yang lebih kecil. Bagian ini dapat berupa matriks, vektor dan
skalar.
Contoh :

0 1 2 4
A 3 1 6 7
8 7 5 4
Aljabar Matriks

117

Setelah disekat matriks A dapat ditulis :

A1 A12
A dimana
A21 A2
0 1 2
A1 A21 (8,7,5)
3 1 6
4
A12 A2 (4)
7
5.5. Kesamaan Dua Buah Matriks
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika keduanya
berdimensi sama, sedangkan setiap unsur juga berindeks sama dan bernilai sama.
Contoh :

Aljabar Matriks

118

1 2 b1 2 c1 2
4 a b 7 c
2 21 21 2
Apabila ketiga matriks dikatakan sama, maka haruslah :
a11 = b11 = c11 ;
a12 = b12 = c12
a21 = b21 = c21 ;
a22 = b22 = c22
Jadi : b11 = c11 = 1
b12 = c12 = 2
a22 = c22 = 7
b21 = c21 = 4
Pengertian kesamaan duabuah matriks tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan
persamaan matriks.
Contoh :
Tentukan nilai x dan y jika

Aljabar Matriks

119

x 2y 2 10

1 4 1 4
Penyelesaian :
Berhubung kedua matriks tersebut sama maka elemen elemen yang setitik sama,
sehingga:

x=2
2y = 10

y=5

Latihan Soal I
1.
a.

Carilah nilai x dan y yang memenuhi

x2 5

5 y 1
Aljabar Matriks

120

yx 6 8
b.
2 1 2 1
x12 9
c.
5 y 2
3 2yx 3 2
d.
yx 5 8 5
2. Tuliskan persamaan 4x1 + 36x2 + 25x3 = 6 dalam bentuk catatan vector
Aljabar Matriks

121

3. Tuliskan dalam bentuk matriks persamaan berikut :


3x1 + 2x2 + 6x3 = 14
2x1 + 4x2 + 2x3 = 18
4x1 3x2 + 5x3 = 20
4. Sebutkan jenis jenis matriks berikut beserta ordonya (ukurannya)

Aljabar Matriks

122

2 3 4
3 4 1 0 5
1 0 2
a. b. 0 2 6 c. 5 0 7
3 4 5
0 7 5 7 0
6 7 10
2 3 4 1
5 0 1 0 1
3
2
5
3
d. 0 5 0 e. 0 1 0 f.
4 5 3 0
0 5 1 0 0
1 3 0 7

Aljabar Matriks

123

5.

Tentukan transpose matriks dan vektor berikut :

a. A

1 2 4 2
3 0 5 7

2 6 8 9

10 7 3 5
2
b. B
4
c. C (1, )3
Latihan Soal II
1. Hitunglah hasilnya !

Aljabar Matriks

124

3 6 3 2 6 2
a. b.
2 8 15 0 4
2 x 6 y 3x 2 y
c.
x 3y 2x 5y
Aljabar Matriks

125

2. Carilah nilai x dan y yang memenuhi

3x 8 14
a.
6 4 2y
2 x 5 1 2 6
b.
y 2 3y4 86
Aljabar Matriks

126

3. Diketahui matriks

8 12
A
4 10

0 1
B
3 2

Carilah :
a. 2A b. -3A c. AB d. BA e. Apakah AB=BA
4. Carilah matriks P2x2 yang memenuhi :

Aljabar Matriks

127

6 8
a. 2 P
1 0 2

32 aa
b. aP a0
54 aa

1 12
. Pc
3 3 5

1 4 8
. Pd
2 2 1

5. Diketahui

53 32 4
A Carilh A ; danA
24
6. Diketahui

Aljabar Matriks

128

4 2 1 0 3 2
CBA
1 6 32 14
Carilah A B, B C dan tunjukkan bahwa
(AB) C = A (BC)
;
AA2 = A2A,
A (B+C) = AB + AC ;
AB BA
7. Hitunglah nilai determinan berikut dari matriks berikut :

4321
432
a. 521 b. 2310
5212
210
2105
8. Hitunglah nilai determinan dari matriks berikut dengan metode sarrus:

Aljabar Matriks

129

4 2 5
A 3 1 4
2 0 6
Latihan Soal III
1. 4x1 + x2 = 1
2x1 3x2 = -17
2. 4x1 + 2x2 = 10
2x1 3x2 = -17
3. 2x1 + 5x2 = 9
3x1 2x2 = 4
4. 12x1 + x2 = 14
8x1 - 5x2 = -2
5. 13x1 + 15x2 = 2
12x2 + 17x2 = 5
6.

x1 + x2 = 18
3x1 2x2 = 19

5.6. Penjumlahan Matriks


Definisi : Jika A = (aij) dan B = (bij) adalah suatu matriks, maka jumlah A+B adalah
matriks mxn C = (Cij) dimana aij + bij = Cij
Misal :

Aljabar Matriks

130

23 13 16

3 4 2 1 53
2 3
tidakerfinsit
3 4 8
5.6.1.

Sifat-Sifat Jumlah

Pandang Mmxn = kumpulan semua matriks berukuran m x n.

Aljabar Matriks

131

1.

A B M mxn A, B M mxn

2.

A B B A A, B M mxn

3.

( A B ) C A ( B C ) A, B, C M mxn

4.

Ada Matriks 0 yaitu matriks yang semua unsurnya nol , sehingga A 0 A A M mxn

5.

A M mxn ada matriks A, maka : A ( A) 0

5.7. Pengurangan Matriks


Pengurangan matriks didefinisikan dari penjumlahan matriks.
Definisi : A B = A + (-B) dimana A, B sejenis
Misal :

31 13

342 2
Aljabar Matriks

132

5.8. Perkalian Matriks


Perkalian Matriks dengan sebuah skalar
Perkalian ( Penggandaan) matriks dengan sebuah bilangan (skalar)
Definisi : Jika A = (aij)mxn dan k suatu skalar (bilangan riil) maka k A = ( k aij )mxn.
Misal :

a b ka kb
k
c d kc kd
2 6 6 18
3
1 3 3 9
Aljabar Matriks

133

Sifat Sifat Perkalian Dengan Bilangan Real/Skalar


1.
2.
3.
4.
5.

A M mxn rill dan


( A B) A B
( ) A A A
( ) A ( A )
1 A A

A M mxn

Perkalian Dua Buah Matriks


Jika matriks A = ( aij )mxn
B = ( bij )mxn
Maka

A x B = C = ( Cij )mxr
i = 1, 2, ..m ; j = 1, 2, .r
n

C ij

ij

bkj

k 1

Matriks AB hanya terdefinisi jika dan hanya jika kolom dari matriks A = banyaknya
baris pada matriks B.
Misal :

Aljabar Matriks

134

21 21
A B
34 43
21 21
AB
34 43
1( )2(3) 1(2)2(4) 7 10

4 (1)3( ) 4(2)3(4) 13 20
Aljabar Matriks

135

Sifat Sifat Perkalian Matriks


1. Jika A = ( aib )
B = ( bik ) maka (AB) C = A (BC)
C = ( Ckj )
2. Jika A = ( aik )mxn
B = ( bkj )nxr maka A (B+C) = AB + AC
C = ( Ckj )nxr
3. Jika A dan B masing masing matriks mxn dan C matriks nxr maka :
( A + B ) C = AC + BC
4. Jika A matriks mxn dan B matriks nxr
, R maka ( A ) ( B ) ( ) AB

5.9. Penggandaan Awal Dan Penggandaan Akhir


Jika matriks A digandakan dengan matriks B sehingga terdapat AB, maka A
disebut pengganda awal dan B disebut pengganda akhir. Perlu diketahui bahwa
penggandaan A terhadap B sehingga didapatkan AB belum tentu sama hasilnya jika
merupakan pengganda awal A sehingga diperoleh matriks BA.
Syarat Penggandaan
Dua buah matriks dapat digandakan jika dan hanya jika saling menengggang.
Pengertian menenggang dapat disebut sebagai berikut :
Amxn dan Bpxq , dikatakan menengggang jika n = p. Dalam hal ini yang

perlu

diperhatikan adalah jumlah lajur ( kolom ) pada matriks A ( pengganda awal )


haruslah sama dengan jumlah baris pada matriks B ( pengganda akhir ).
Contoh :
A2x3 , B3x2 dapat digandakan karena n = p = 3
A4x2 , B2x2 dapat digandakan karena n = p = 2
A9x5 , B5x1 dapat digandakan karena n = p = 5
A3x2 , B3x2 tidak dapat digandakan ( tidak terdefinisi ) karena n
Amxn

Bnxq

Cmxq

Menenggang
Ukuran Matriks C

Aljabar Matriks

136

Secara Terperinci Persyaratan Penggandaan a.b


1.
Matriks matriks harus mempunyai ukuran yang sesuai untuk definisi matriks
2.

Hasil penggandaan dua buah matriks mempunyai baris yang sama dengan
matriks pengganda awal dan banyak lajur/kolom yang sam dengan pengganda
akhir.

3.

JIka matriks A dan B berukuran sedemikian rupa hingga hingga AB dan BA


keduanya terdefinisi umumnya AB

BA. Jadi penggandaan matriks matriks

tersebut tidak komulatif, kecuali pada bentuk khusus.


4.

Penggandaan matriks bersifat tertutup yaitu hasil penggandaan 2 buah matriks


adalah matriks. Akan tetapi kecuali untuk matriks segi hasil penggandaan
bukanlah matriks yang berukuran sama dengan pengganda wal dan pengganda
akhir.

5.

Penggandaan matriks memenuhi kaidah assosiasi terhadap penggandaan.


A ( BC ) = AB ( C )

6. Penggandaan matriks memenuhi kaidah kaidah penyebaran ( distributif ).


A ( B + C ) = AB + AC ( kaidah penyebaran lini terhadap penggandaan melalui
penjumlahan )
( A + B ) C = AC + BC ( kaidah penyebaran kanan terhadap penggandaan melalui
penjumlahan ).

Sifat Sifat Penggandaan Yang Lain


1.
Pada umumnya penggandaan 2 buah matriks A dan B terdapat ketentuan
bahwa
AB
2.

BA.
Penggandaan beberapa matriks adalah asosiatif.

ABC = ( AB) C = A ( BC )`
3.

Sifat distributive
a.Penggandaan dengan skalar
c ( A + B ) = cA + cB
b.Penggandaan matriks dengan matriks
A ( B + C ) = AB + AC
= BA + CA

4.

Penggandaan dengan matriks identitas

Aljabar Matriks

137

IA = AI = A

Contoh :

Aljabar Matriks

138

1 0 1
A B
0 1 1 0
1 0 1 1
AB
0 1 0 1 0
0 1 0 1

Aljabar Matriks

139

AB

BA

5.10. Putaran (Transpose) Suatu Matriks


Definisi : Putaran dari matriks A

ditulis A, adalah suatu matriks yang

didapat dengan mengubah baris matriks A menjadi kolom atau sebaliknya.


Dengan demikian suatu matriks Amxn = ( aij )mn dapat disusun suatu matriks baru Amxn
= (aij)mxn dengan aij = aji. Dengan perkataan lain matriks A dinamakan putaran atau
transpose A.
Contoh :

Aljabar Matriks

140

1 12 aaa 13 1 21 aaa 31
A aaa A' aaa
3x 21 2 23 3x 12 2 32
31 32 aaa 3 13 23 aaa 3
1 4
1 2 3
B2 x 3 B'3 x 2 2 0
4 0 5 3 5

Beberapa kaidah mengenai putaran matriks


1. ( A ) = A
2. ( A + B ) = A + B
3. ( AB ) = BA
4. ( A B C ) = C B A

Aljabar Matriks

141

Putaran suatu matriks diagonal adalah matriks diagonal itu sendiri

004 004
D 020 D' 020

300 300
Contoh : ( A + B ) = A + B

Aljabar Matriks

142

2 1 1 1 2 0
A 1 3 4 B 1 3 3

4 0 5 2 2 5
3 3 1
AB 2 6 7

6 2 10
3 2 6
(AB)' 3 6 2

1 7 10

Aljabar Matriks

143

2 1 4 1 2 3 2 6
A'B1 3 02 3 23 6 2

1 4 5 0 3 5 1 7 10
Contoh :

( AB ) = BA

Aljabar Matriks

144

2 1 1 2 0
A1 3 4 B1 3

4 0 5 2 5
2 1 1 2 0 5 9 8
AB1 3 4 1 3 12 9 29

4 0 5 2 5 14 8 25
5 12 4
(AB)'9 1 8

Aljabar Matriks

145

5.11.

Teras Suatu Matriks


Teras suatu matriks segi adalah jumlah unsur-unsur diagonal utamanya.

Tr A = a11 + a22 + a33 ++ a11n


n

ii

i 1

a11 a12 a1n


a a a
21 22 2 n
A

an1 an2 ann


Contoh :

112
A 531 tr A 332 8
304
Kaidah kaidah/Dalil mengenai Teras
1. tr ( A + B ) = tr A + tr B
2. tr A = tr A
3. tr cA = c trA
4. tr AB = tr BA

5.12.

Matriks Sekatan (Partisi Matriks)

Untuk maksud-maksud tertentu, misalnya didalam mencari inverse suatu


matriks, maka sering harus dibagi-bagi suatu matriks menjadi beberapa matriks yang
lebih kecil yang sering disebut sub matriks. Cara pembagian suatu matriks menjadi
matriks-matriks yang lebih kecil sangat tergantung kepada persoalan. Hal ini perlu

Aljabar Matriks

146

diperhatikan apabila dilakukan penjumlahan atau perkalian (penggandaan). Matriks


yang dibagi-bagi tersebut dinamakan Partisi Matriks (Matriks Sekatan).

Aljabar Matriks

147

a1 a12 a13 a14

A1 A12
a 21 a2 a23 a24
A
a31 a 32 a 3 a 34
A21 A2
a41 a42 a43 a4
a1 a12 a13 a14
A1 A12
a21 a2 a23 a24
a31 a32
A21
a41 a42

a 3 a 34
A2
a43 a4

A1 ,A12,A21,A2 disebut Submatriks


A1 A12

Aljabar Matriks

148

Jadi Partisi Matriks (Matriks Sekatan) merupakan matriks dimana elemen


elemennya berupa matriks dengan ukuran kecil.

5.12.1

Penjumlahan Dan Penggandaan Dengan Matriks Sekatan


(Matriks Partisi)

Untuk

bisa

menjumlahkan

dan

menggandakan

matriks

dengan

mempergunakan sekatan matriks maka persyaratan penjumlahan dan penggandaan


untuk matriks biasa berlaku juga dalam hal ini, oleh karena jenis matriks ini juga
terdiri elemen elemen, hanya bedanya dengan matriks biasa adalah elemen
elemennya terdiri dari matriks matriks yang lebih kecil jumlah baris dan kolomnya
(lajurnya) / sub matriks. Jadi jelas bahwa sub matriks ini harus Confortable baik untuk
penjumlahan maupun untuk penggandaan, Apabila matriks A dan B yang dibagi-bagi
sebagai berikut :

A1 A12A1n
A A A
21 2 2 n

B1 B12B1n
B B B
21 2 2n



Am1 Am2 Amn Bm1 Bm2 Bmn

maka AB (Aij Bij) i 1,2. . m


j 1,2. . n
Contoh :

Aljabar Matriks

149

3 12
A
A

1
A 2 4 0 12
A A
21 2

121
412
B 3 2 2 B1 B12
B B
21 2

4 12
5 3 5
A1 B1 A12 B12
A B 5 6 2
A21 B21 A2 B2 5 4 2

Aljabar Matriks

150

5.13. Penggandaan Dua Buah Matriks Sekalar


Jika matriks Amxn dan Bnxq dapat disekat menjadi anak matriks-anak matriks
yang saling menenggang antara sesamanya, maka penggandaan matriks AB tidak lain
dari penggandaan anak matriks-anak matriks yang berfungsi sebagai unsur unsur
dalam matriks sekatan.
Amxn . Bnxq = Cmxq
Menenggang

Contoh :

B1 B12
A1 A12 A13
A B B21 B2
A21 A2 A23 B B
31 32
A2x3

B3x2

A11B11 A12 B21 A13B31 A11B12 A12 B22 A13B32


AB

A21B11 A22 B21 A23B31 A21B12 A22 B22 A23B32

Aljabar Matriks

151

B1 B12

A (A1 A12 A13) B B21 B2


B31 B32
AB (A1 B1 A12B21 A13B31 A1 B12 A12B2 A13B32
Contoh :

Aljabar Matriks

152

4 1 5
3 1 5
BA 7812
2 41
1 01
3 1 5 3 1 5
AB41781 51 201
241241

Aljabar Matriks

153

5.14.

Determinan

Determinan hanya menyangkut matriks bujur sangkar yang


berukuran/berorde nxn. Determinan sebuah matriks bujur sangkar A ditulis dengan
symbol A atau detA.
Definisi :

Jika A matriks berukuran 2x2 yaitu

berikut

a b
A2x2
c d

maka determinan A didefinikan sebagai

3 2
A ad bc A A x53 x42 7
4 5

Secara umum ditulis

a1 a12 a1n
A

a21 a2 a2n

a1ia2j. .anr

an1 an2 an
Yang tidak lain daripada penjumlahan dari n ! permutasi bilangan bilangan
1, 2, 3, n Tanda + atau dari perbanyakan elemen tersebut mengikuti suatu
aturan tertentu. Misal untuk matriks 3x3, maka determinannya :

Aljabar Matriks

154

a1 a12 a13

A a21 a2 a23 a1i a2j a3k


a31 a32 a3

Banyaknya formulasi i, j, k adalah 3 ! = 1.2.3 = 6


i=1

; j=2 ; k=3
i jk

ijk 123

k j

ijk 132

j i k

jik 213

k i

jki 231

k i j

kij 312

j i

kji 321

Jadi Determinannya :
a11 a22 a33 - a11 a23 a32 a12 a21 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 a13 a22 a31
a11

a12

a 21

a 22

a 23

a 31

a 32

a 32

a13

a11 a 22 a 33 a12 a 23 a 31 a13 a 32 a 21


a11
a12
a13
a 21

a 22

a 23

a 31

a32

a 33

a13 a 22 a 31 a12 a 21 a 33 a11 a 32 a 23

Contoh :

Aljabar Matriks

155

1 4 7
A 8 2 5
6 9 3
1 4 7

8 2 5
6 9 3
1.2.3 + 8.9.7 + 6.5.4
6
504
120

- 7.2.6 - 5.9.1 3.8.4


-84 - 45
- 96

630
del A =

-225

= 630 225 = 405

Tanda ditentukan oleh ganjil atau genapnya suatu permutasi. Bila

permutasi ganjil maka hasil perbanyakan elemen elemen tersebut adalah negative
dan bila genap maka diberi tanda positif.
penentuan genap atau ganjilnya suatu permutasi dapat diikuti uraian sebagai berikut :
Apabila kita punya sederetan bilangan 1, 2, 3, 4 yang disusun menurut besarnya,
kemudian bila 4 dan 2 dipertukarkan posisinya diperoleh susunan 1 4 3 2 maka
penukaran posisi tersebut itu dinamakan trans posisi. Akibat trans posisi dua bilangan
tadi menimbulkan beberapa bilangan tidak tersusun menurut besarnya lagi yaitu (4,3),
(4,2), (3,2). Kejadian ini disebut inversi. Permutasi 1, 4, 3, 2 mempunyai 3 inversi

disebut permutasi ganjil. Lainnya halnya dengan permutasi 1, 4, 2, 3. Demi


terdapat dua inversi yaitu (4,2) dan (4,3) jadi susunan permutasi genap.
ganjil

5.14.1
1.

Sifat Sifat Determinan

Determinan matriks diagonal dan matriks segitiga = hasil kali unsur diagonal
utamanya.

Aljabar Matriks

156

4 0
A A 4x10 40
0 10
1 0 0
B 0 8 0 B 1(8)(10) 80
0 0 10
1 0 0 0 0
0 8 0 0 0

X 0 0 5 0 0 X 1(8)(5)(1)(10) 400

0 0 0 1 0
0 0 0 0 10

Aljabar Matriks

157

1 2 3
C 0 4 5 C 1(4)(1) 4 Matriks Segitiga

0 0 1
1 0 0
D 2 4 0 D 1(4)1 4

3 5 1
2.

Jika unsur unsur 1 baris atau kolom tertentu suatu matriks segi Apxp digambarkan
dengan skalar C maka determinan matriks baru akan sama C del A, sedangkan jika
semua unsur matriks Apxp digambarkan dengan skalar C maka determinan matriks
baru menjadi Cp del A = Cp

1 0 0
A 0 8 0 A 80
3 x3
0 0 10
Kalikan unsur unsur baris 1 dengan skalar C = 2

Aljabar Matriks

158

2 0 0
B 0 8 0 B 160
3x3
0 0 10
B 2(80) 2 A
Kalikan semua unsur dengan skalar C = 2

2 0 0
Z 0 16 0 Z 2(16)(20)
0 0 20
640
8 (80)
23 (80)
23 A
3.

Jika dua baris atau dua kolom suatu matriks segi dipertukarkan tempatnya maka maka
determinannya berubah. Jika asalnya positif berubah menjadi negative atau
sebaliknya.

1 2
A A 1(4) 2(32)
3 4
Tukar baris 1 dan 2 sehingga :

Aljabar Matriks

159

3 4
B B 3( )2 4(1) 2
1 2
2 1
C C 2( )5 1( )6 4
6 5
1 2
D D 1( )6 2( )5 4
5 6
4.

Jika ada dua kolom dan dua baris bersamaan suatu matriks segi maka nilai determinan
matriks tersebut adalah nol.

Aljabar Matriks

160

22
A A 0
66
322
B 244

488
B 2 2 3
48 48 88

24 24 44

2(1616)2(1616)3( 232 0)
5.

Jika unsur unsur suatu matriks atau kolom suatu matriks segi umumnya nol maka
determinan matriks itu juga nol.

Aljabar Matriks

161

0 0
A A 0
10 18
1 0 10
B 2 0 8 B 0

4 0 4
6.

Jika setiap constituent dari suatu kolom atau baris terdiri 2 suku, maka determinannya
merupakan jumlah dari dua determinan yang terbentuk.

Apabila

a1 b1
a2 b2

a1, b1, a2, b2 disebut constituents dan a1b2 dan a2b1 disebut element

2 1
A A 2x5 1(6) 4
6 5

Aljabar Matriks

162

12 1 11 1 1
B
56 533 53 53
11
mak B 5(1)1(3)5(1)1(3)
53 53
43535
12 3 1 2101
A 4 22 4 2 2

Aljabar Matriks

163

7.

Putaran sebuah matriks A akan mempunyai determinan yang sama dengan matriksA

4 3
A A 4(8) 3(2) 26
2 8
4 2
Putaran A' A' 4(8) 2(3) 26
3 8
8.

Nilai suatu determinan tidak berubah, jika pada unsur-unsur sebatang baris atau
kolom ditambahkan atau dikurangkan dengan suatu konstanta yang merupakan
perkalian dari unsur unsur baris atau kolom yang berkaitan.

Aljabar Matriks

164

8 4
A A 8(9) 8(6) 48
6 9
8 4
A baris ke 2 ditambah 1kali baris 1
14 13
A 8(13) 4(14) 104 56 48
8 4
1
A baris ke 2 ditambah baris 1
4
8 10
A 8(10) 4(8) 80 32 48 dst.
9.

Nilai determinan adalah nol jika terdapat dua baris antar 2 kolom yang unsur
unsurnya sebanding.

Aljabar Matriks

165

101 18 30 101 18 30 101 18 30


A 102 19 31 102 19 31 1 1 1
103 20 32 1 1 1 1 1 1
A 0
1 2 3 4 5
10 8 7 8 9

B 5 6 3 3 1 B 0

6 8 6 7 6
1 1 9 9 9
Baris 4 baris 3 baris1
1 2 1
A 2 4 2 Unsur unsur pada baris ke1berbanding unsur

2 2 1
unsur pada baris ke 2 1: 2
A 0
Aljabar Matriks

166

1 2 4
B 3 1 12

2 2 8

Unsur unsur pada baris ke 1 berbanding pada kolom ke 3 1: 4

B 0
1 12 3 12 3 1
B 1 2 4
28 28 22
1(8 24) 2(24 24) 4(6 2)
16 0 16 0
5.14.2
1.

Determinan Khusus

Apabila I merupakan matriks identitas maka del I atau

=1

1 0 0
0 1 0 I 1( )(1) 1

0 0 1
Aljabar Matriks

167

2.

Apabila matriks H adalah ortogonal maka del H atau

3.

Apabila matriks D merupakan matriks diagonal dengan elemen dii , i = 1, 2,

=1

..n maka del D atau D d ii d 11 .d 22 .....d n


i 1

4.

Apabila matriks T merupakan matriks segitiga dengan elemen elemen


diagonal

utama

tii

1,

2,n

maka

del

atau

T t ii t11 .t 22 .......t nn
i 1

5.15. Metode Sarrus


Aturan sarrus untuk matriks berordo 3x3 Determinan matriks A3x3 dapat
dicari

dengan

cara

menambahkan

dua

buah

vector

baris

pertama

dan

memperbanyakkan elemen elemen menurut tanda panah. Pemberian tanda positif


dan negatif sesuai aturan diatas.

1 aa 12 a13 1 aa 12 a13
A a a a a a a
21 2 23 21 2 23
a31 a32 a3 a31 a32 a3
a11
a21
a31
a11
a21

a12
a22
a32
a12
a22

a13
a23
a33
a13
a23

A a11 a 22 a 33 a 21 a 32 a13 a 31 a12 a 23 a13 a 22 a 31 a 23 a 32 a11 a 33 a12 a 21

Contoh :

Aljabar Matriks

168

124 124
502 502

3 41 3 41
4
2
3
4
2

2
0
1
2
0

1
5
4
1
5

A 4(0)( 4) 2(1)(1) 3( 2)(5) 1(0)(3) 5(1)( 4) 4( 2)(2)

0
4

5.16.

30

20

16

Mencari Determinan Dengan Menggunakan


Kofaktor

Definisi :
Kalau dari matriks kuadrat A dengan n baris dan n kolom kita hilangkan baris ke i dan

kolom ke j, maka determinan dari matriks kuadrat dengan (n-1) baris dan

m 1

n 1

kolom yaitu sisa matriks yang tinggal disebut minor matriks dengan elemen a ij dan

Aljabar Matriks

169

diberi symbol

Aij

apabila pada setiap minor kita tambahkan tanda + atau sebagai

tanda pada determinan dan kemudian kita beri symbol

1 i j

Aij

maka kita

peroleh apa yang kita sebut kofaktor dari elemen aij dan biasanya diberi symbol Kij
.Jadi jelasnya kofaktor adalah :
K ij ( 1) i j Aij

ini berarti bahwa setiap elemen mempunyai kofaktor sendiri

sendiri.
Dalil : Nilai determinan dari matriks A sama dengan penjumlahan dan hasil kali
semua elemen dari suatu baris / kolom dari matriks A tersebut dengan kofaktor masing
masing.
Matriks kofaktor ditulis :

K11 K12 K1n


K K K
K 21 22 2n

K n1 K n2 K nn
(1).

Dari baris matriks A

a1 a12 a1n
a a a
21 2 2n

an1 an2 an
del A A a1 K1 a12K12 . . a1nKin
atau

A a 21 K 21 a 22 K 22 ........... a 2 n K 2 n

atau

A a n1 K n1 a n 2 K n 2 ............ a nn K nn
n

A ait K it

i 1, 2,......n

t 1

Aljabar Matriks

170

(2).

Dari kolom (Lajur)


Dengan menggunakan elemen elemen dari kolom
del A A a11 K 11 a 21 K 21 ........... a n1 K n1

A a12 K 12 a 22 K 22 .......... a n 2 K n 2
A a1n K 1n a 2 n K 2 n .......... a nn K nn
A

a
t 1

5.17.

tj

K tj

j 1, 2,......n

Cara Mencari Minor Dan Kofaktor


Perhatikan del A dari matriks A3x3 :

a11 a12 a13


a21 a22 a23
a31 a32 a33

maka :

Aljabar Matriks

171

a11

Minor

a21
a31

a22 a23
a32 a33
a12 a13
a32 a33
a12 a13
a22 a23

Aljabar Matriks

a21 a23
a12 A12
a31 a3

A11
A12
A31

Minor

a1 a13
a2 A13
a31 a3
a1 a13
a32 A32
a21 a23

172

a21 a2
a13 A13
a31 a32
Minor

a1 a12
a23 A23
a31 a32
a1 a12
a3 A3
a21 a2

Secara umum minor elemen aij dapat ditulis

Aij

yaitu suatu determinan berorde (n-

1) x (n-1) yang diperoleh dengan menghapuskan baris dan kolom yang menyangkut
elemen aij Kofaktor Kij = (-1)i+j

Aij

Contoh :

1 2 4

Cari determinan dari matriks A 5 1 2

3 2 1
Dengan mempergunakan baris 1
Aljabar Matriks

173

12 2
K11 (1) (1) 1 4 3
21
11

52 3
K12 (1) (1) 5 6 1
31
12

51 4
K13 (1) (1) 10 3 7
32
13

A a11K11 a12 K12 a13K13


1(3) 2(1) 4(7) 3 2 28 7
Dengan mempergunakan kolom ke 2

Aljabar Matriks

174

A a11 K11 a21K 21 a31K 31


K11 3 (telah dihitung )
2 4 3
K 21 (1)
(1) 2 8 6
21
21

24 4
K 31 (1)
(1) 4 4 0
12
31

A 1(3) 5(6) 3(0) 3 30 0 27


5.18.

Invers ( Kebalikan ) Matriks

Definisi:
Jika A = (aij) dan B = ( bij) adalah matriks segi berordo (berukuran) m x n, I n adalah
matriks identitas berordo m x n, sedemikian hingga AB = BA = I n, maka B disebut
Invers matriks A ( dan A tersebut Invers matriks B ).
Jika matriks A mempunyai invers, maka kita katakan A adalah Matriks non singular,
sedangkan jika A tidak mempunyai invers, maka matriks A disebut singular. Invers
matriks A ditulis dengan notasi A-1.
Aturan untuk menentukan invers matriks A atau A adalah :
1

A-1 = del A adj A A adj A


Adj = Adjoint
Dengan :
1.

adalah determinan matriks A dan

0.

2. Adj adalah Adjoint matriks A yaitu transpose dari matriks yang elemen-elemennya
merupakan kefaktor-faktoran elemen-elemen

Aljabar Matriks

175

Dengan memperhatikan aturan diatas, langkah-langkah yang diperlukan untuk


menentukan invers suatu matriks A = (aij) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan determinan A atau

2. Menetukan nilai kofaktor dari semua elemen


3. Menghitung nilai dari

, kij untuk setiap i dan j.

4. Membentuk matriks, misalnya matriks B yang elemen-elemennya adalah hasil


langkah no.2, jadi B = ( bij) dengan bij = kij untuk semua c dan j.
5. Menentukan matriks adj A = B, yaitu adjoint A
6. Menentukan A menggunakan aturan
A 1

1
adj A
A

Invers Matriks Berordo ( berukuran ) 2x2

Jika A

ab
cd

ab
cd
= ad bc

K 11 ( 1)11 M 11 d d
K 21 (1) 2 1 M 21 b b
K 12 ( 1)1 2 M 12 c c
K 22 ( 1) 2 2 M 22 a a

Aljabar Matriks

176

K1 K12 d c 1 d b
adj A
K21 K2 b a c a

11 1 d b
A adj A
A ad bc c a
Contoh :

1.

8 5
3 2

Aljabar Matriks

= 3x2 5x3 = 1

177

A-1 =

2.

1 52 52

1 3 8 3 8

4 2
5 3

B 4( 3) ( 2)(5) 2

1 3 2 2 1/
5
25 4 2 2/
3

B-1 =

Aljabar Matriks

178

3.

1 1 1

C 2 0 2

2 2 1
C C11 K 11 C12 K 12 C13 K 13

Aljabar Matriks

179

0 2
K1 (1) M1 (1) 4
2 1
11

2 2
K12 (1) M12 (1) (2 4)2
2 1
12

2 0
K13 (1) M13 (4) (4)0 4
2 2
14

1 1
K21 (1) M21 (1) (1 2) 3
2 1
21

1 1
K2 (1) M2 (1) 1 2 1
2 1
2 2

Aljabar Matriks

180

1 1
K23 (1) M23 (1) (2 2) 0
2 2
23

1 1
K31 (1) M31 (1) 2 0 2
0 2
31

1 1
K32 (1) M32 (1) (2 2) 0
2 2
3 2

1 1
K3 (1) M3 (1) 0 2 2
2 0
3 3

Aljabar Matriks

181

4 2 4
K 3 1 4 adj C K'

2 0 2
4 3 2

adj C K' 2 1 0
4 4 2
C 1(4) 1(2) 1(4) 2
1

4 3 3 2 1 / 2 1
1

1 1
C 2 1 0 1 /2 0
2

4 4 2 2 2 1

5.18.1. Sifat-Sifat Matriks Invers
1.
I-1 = I
2.

AA-1 = A-1 A = I

3.

(A-1)-1 = A

Aljabar Matriks

182

4.

(AB)-1 = B-1 A-1 ,dengan syarat matriks A dan B adalah non singular

5.

(ABC)-1 = C-1 B-1 A-1

6.

(Ar)-1 = (A-1)r

7.

8.

A 1

1
A

Apabila D merupakan sebuah matriks diagonal dengan elemen-elemen

diagonalnya d11 (i = 1, 2, ..n) dan D

1
0 maka D-1 = d 11

5.18.2. Sistem Persamaan Linear I


Suatu system persamaan linear dengan dua variable, misalnya :
ax1 + bx2 = p
ax1 + bx2 = q
Dapat ditulis dalam bentuk matriks:

a bx1 p

c dx2 q
A2x2

X2x1 Y2x1
Ax = Y

X = A-1 Y
Contoh : Selesaikan system persamaan berikut :
Aljabar Matriks

183

2x1 + 3x2 = 7
x1 - x2 = 1
Penyelesaian :

2 3 x1 7

11 x2 1
A

X = A-1 Y

Aljabar Matriks

184

1 1 3 1 1 3
A
(2 1) 1(3) 1 2 5 1 2
1

1 3
1 5 5
A
1 2
5 5
1 3
x1 5 5 7

x 2 1 2 1
5 5
1 3 73
x1 ( )7 (1)
5 5 55
10
x1 2
5
1 2 7 2

Aljabar Matriks

185

Soal Latihan
Selesaikan persamaan linear berikut :
1. 4x1 + x2 = 1
2x1 3x2 = -17
2. 4x1 + 2x2 = 10
2x1 3x2 = -17
3. 2x1 + 5x2 = 9
3x1 2x2 = 9
4. 12x1 + x2 = 14
8x1 - 5x2 = - 2
5. 13x1 + 15x2 = 2
12x1 + 17x2 = 5
6. x1 + x2 = 18
3x1 - 2x2 = 19

5.18.3. Sistem Persamaan Linear II


1. Suatu sistem persamaan linear dengan 2 variabel
ax1 + bx2 = p
cx1 + dx2 = q

Aljabar Matriks

186

a b x1 p
Axc
c d x2 q
A x c c cA

x1 a b p

x 2 c d q
Misal :
2x1 + 3x2 = 7

Aljabar Matriks

187

x1 -

Aljabar Matriks

x2 = 1

188

2 3 x1 7

1 1 x2 1
A 2(1)3(1) 5
1 3
adj A
1 2
1 1 1 3
A adj A
A 5 1 2
1

1 3
1 5 5

Aljabar Matriks

189

Dalam bentuk matriks

Aljabar Matriks

190

a1 a12 a1n x1 c1

a a a x c
2 1 2 2n 2 2



an1 an2 an xn cn
Anxn Anx1 cnx1
1

x1 a1 a12 a1n c1

x 2 a 21 a 2 a 2 n c 2



x a a a c
n n1 n2 n n

Aljabar Matriks

191

5.19.

Metode Cramer

Cramer berhasil menemukan suatu metode matriks bagi penyelesaian persamaan


linear secara simultan yang kemudian dikenal dengan kaidah cramer
Anxn . xnx1 = cnx1
Xn-1 = A-1nxn . c nx1
x1
x2

x1
A
x2
A

xn

xn
A

Bisa dijabarkan sebagai berikut :

Aljabar Matriks

192

ac a a1 c1a1n

1 12 1n

ac a a21 c2a2n

2 2 2n

ac a an1 cnan
x1 x2
a1 a12a1n a1 a12a1n
n n2 n

a21 a2 a2n a21 a2 a2n



an1 an2an an1 an2an
a1 a12c1
a21 a2 c2

xn

an1 an2 cn
a1 a12a1n

Aljabar Matriks

193

Misal :
x1 + x2 - x3 = 6
3x1 + 4x2 + 2x3 = - 2
2x1 + 5x2 + x3 = 0

111 x1 6

243 x2 2
152 x 0
3
Axc
5.20.

Metode Sarrus

Aljabar Matriks

194

1 1 1
A 3 4 2 36
251
6 1 1
x1 2 4 2 72
0 51
1 6 1
x2 3 2 2 0
2 0 1
1 1 6
x3 3 4 2 144
2 5 0
72
x1 2
36
0
x2 0
36
144
x3 4
36

Aljabar Matriks

195

You might also like