Professional Documents
Culture Documents
KL/ LA
NO.
I.
Pilek
RPS :
Pasien datang ke Poli THT RSUD Mardi Waluyo Blitar dengan keluhan
pilek hilang timbul. Ketika pasien pilek disertai dengan gatal-gatal pada
hidung, keluar cairan encer. Pasien mengaku keluhan dirasakan
terutama ketika hawa dingin dan ada bau yang menyengat.
Kronologis Keluhan Lain dari Telinga / Hidung / Tenggorok yang
berhubungan. Anamnesis semua keluhan Telinga / Hidung / Tenggorok
akan menambah nilai.
pasien mengeluh tenggorokan kering dan panas disertai nyeri menelan
dibagian tengah tenggorokan.
TELINGA :
Otorea
ka./ki. -/-
Lamanya -/terus-terus / kadang-kadang -/Pendengaran ka./ki. -/Tinnitus ka./ki. -/Nyeri -/Sakit kepala -/Pusing -/Mau jatuh ke ka./ki. -/Muka miring ke ka./ki. -/Panas -/Keluhan lain -/-
HIDUNG :
Pilek ka./ki. : + / +
Lamanya: + / +
Terus-menerus/kadang-kadang
Buntu ka./ki. : -/Lamanya:
Terus-menerus / kadang-kadang
Sekret encer/kental/tidak bisa keluar
Berbau - / Bercampur darah -/Bersin-bersin -/Epistaksis ka./ki -/Anosmia -/Sakit kepala -/Sakit di hidung + / +
Keluhan lain-/TENGGOROK :
Sakit menelan lamanya +/+
sering-sering -/yang terakhir -/Trismus -/Ptialismus -/Panas sering-sering -/yang terakhir -/Sakit kepala -/Rasa ngganjel -/Rasa mukus -/Keluhan lain -/LARING :
Sakit menelan -/Parau / serak lamanya -/terus-terus / kadang-kadang
Sesak-/Rasa ngganjel -/Keluhan lain -/C; RPD : HT, DM, Gastritis, Alergi Obat tertentu, Alergi Terhadap bahan-
( disangkal ). Asma
Bronkiale
RPK :
Di keluarga pasien tidak ada yang sakit serupa dan tidak didapatkan
penyakit genetik tertentu pada keluarga.
R. Pengobatan :
R. Alergi :
Riwayat alergi terhadap lingkungan ( terpapar udara dingin.
debu ), makanan, bulu hewan, obat-obatan, zat-zat lain
R. Kebiasaan :
1024 Hz
952 Hz
512 Hz
426 Hz
341 Hz
286 Hz
Rinne Test
Schwabach Test
Weber Test Lateralisasi ke
Kesimpulan Test
Bisik dan Garpu Tala:
Normal / Tuli
konduksi /
persepsi D
Normal / Tuli
konduksi /
persepsi S
Semua Pemeriksaan
Telinga Kesan dalam
batas normal.
A; Pemeriksaan
Hidung
Rinoskopi
Anterior,
Nyeri
Tekan
Fossa
Canina,
Trans-
iluminasi
sinus
paranasalis
(Diaphanoscopy)
yaitu
Sinus
Maxillaris
dan
Sinus Frontalis.
HIDUNG :
Keadaan luar : bentuk
normal, deformitas (-),
odem (-), hiperemia
(-)
Rhinoskopia anterior :
Vestibulum nasi
Sekret
+/+,
nasi
inferior
: dBN/dBN
Konka
nasi
inferior
: Hiperemia +/+
Meatus
nasi
media
:
mukopus
purulen (-).
Konka nasi media
: hiperemia -/Fisura olfaktoria
:deviasi
septum
-/Septum nasi
: -/Benda asing
:Fenomena
Palatum Molle :
+
Rinoskopia posterior
: Tidak dilakukan
Koana
:5
g
posteri
or
:-
- Dindin
g
lateral
:Osti
um
tubae
:Toru
s
tubariu
s
:Fosa
rosenm
uller : Transiluminasi :
Sinus Frontalis
Terang / Terang
Sinus Maksilaris
Terang / Terang
Gejala lain :
Dorsum
nasi
krepitasi
:
(-),
deformitas (-)
-
Regio Frontalis :
nyeri tekan -/-
Regio
Maksilaris:
nyeri tekan fossa
kanina -/ Pemeriksaan
Rhinoscopy
anterior dilakukan
menggunakan
speculum
hidung
yang di operasikan
menggunakan
tangan
kiri
pemeriksa
dan
tangan
kanan
mengoperasikan
instrument
yang
lain
diperlukan
sehingga
dapat
dievaluasi kelainan
yang
ada
cavum
dalam
nasi.
Hasil
berdasarkan
inspeksi luar tidak
ditemukan deviasi
septum nasi ( - ),
oedema
),
saddle nose ( - ),
7
lorgnette nose ( - ),
vulnus
),
maserasi bibir ( - ),
eritema
sekitar
ditengah.
Pemeriksaan
dengan Spekulum :
Vestibulum
nasi
tidak
tampak
kelainan,
cavum
tampak
kelainan.
Fenomena palatum
molle
),
pemeriksaan
cavum nasi bagian
atas tidak tampak
kelainan secret ( ), pus ( - ), polip ( ) dan septum nasi
tidak
tampak
kelainan.
Pemeriksaan Sinus
: Penekanan Fossa
canina
dextra/sinistra ( - /
-
tidak
menimbulkan
nyeri.
B; Pemeriksaan Mulut
dan Tenggorok :
Cara Pegang dan
Masukkan
Spatel
Lidah,
dilakukan
sebagai berikut :
1. Tangan kiri
memegang spatel,
tangan
kanan
memegang senter
2.
Penderita
diminta
untuk
membuka mulut
lebar-lebar dan
diminta
untuk
menjulurkan
lidah
dan
mengucapkan
aaa
3.
Penderita
diminta
bernafas (tidak
boleh menahan
nafas,
tidak
boleh
bernafas
keras-keras,
tidak
boleh
ekspirasi
atau
mengucap ch
4. Lidah ditekan
dengan spatula
ke arah anterior
dari
tonsil,
hingga kelihatan
pole
bawah
tonsil.
TENGGOROK :
Bibir
: kering (-),
: trismus (-),
hiperemia
stomatitis
Arkus anterior :
posisi
: dBN
rada
ng
:-
10
tumo
r:Arkus
posterior
posisi
: dBN
rada
ng
:tumo
r
:Tonsil :
Kanan T 1
Kiri T
1
Besar: dBN
Warna: Merah Muda
Udem: -/Kripte: dBN/dBN
Detritus: -/Membran: -/Ulkus: -/Tumor: -/Mobilitas: dBN
Faring :
warna
: hiperemia
udem
:+
granula
11
:lateral
band
: dBN
secret
:reflex
muntah
:+
lain
lain
: tidak ditemukan
Kelenjar
getah
bening :
warna
kulit
tekan
: -/mobilitas
: -/PEMERIKSAAN
12
LAIN-LAIN :
Laringoskop
i
direk
(tidak
dilakukan)
Laringoskop
Epiglotis ( - )
Aritenoid ( - )
Plica Ventrikularis ( - )
Korda vokalis ( - )
Subglotik ( - )
indirek
(Tidak
Dilakukan)
Pemeriksaan Mulut
: Tidak didapatkan
kelainan
pada
bagian
mukosa,
lidah
maupun
gingiva
namun
terdapat
Karies
dentis
profundus
gigi 27 dan 28
(Molar 2 dan 3
Maxilla Sinistra).
Pemeriksaan
rongga tenggorok
tidak
tampak
kelainan
yang
bermaknya
yaitu
Tonsilla
palatina
(T1/T1),
arkus
faring
posterior
13
hiperemis
(-),
granula-granula
multiple (-), lesi
(-).
C; Cuci
Tangan
Setelah
Memeriksa
Pasien.
2; Melakukan Tes / Prosedur Klinik / Interpretasi Data Untuk Menunjang L
Tidak dilakukan
E; Prick Test ( Untuk Rhinitis Alergi ).
Tidak dilakukan.
F; Biopsi Nasofaring pada pasien Suspect Carcinoma Nasofaring.
Tidak dilakukan.
3; Penegakan Diagnosis / Diagnosis Banding :
A; Diagnosis Utama : Rhinitis Alergika.
B; Diagnosis sekunder : Faringitis akut
C; Diagnosis Banding :
1; Rhinitis non alergi
2; Tonsilitis akut
14
yang telah dibasahi dengan cairan asam triklor asetat 100% pada
mukosa konka. Tujuan dari tindakan kaustik ini adalah untuk
menyembuhkan penyakit rhinitis alergi atau penyakit lain yang
memerlukan tindakan kaustik.
Prosedur :
1; Dilakukan anastesi dengan lidokain 2%, ditambahkan
lidokain 8% dan ditunggu 5 menit.
2; Dilakukan kaustik pada konka inferior untuk rhinitis alergi.
3; Atau dilakukan kaustik pada mukosa yang diterapi.
4; Dievaluasi dengan adanya warna keputihan pada bekas
olesan tersebut
5; Kontrol 4 hari kemudian untuk melihat hasil tindakan dan
benar meliputi :
A; Tepat Indikasi.
B; Tepat Dosis ( mg, gr, cc ).
C; Tepat Sediaan ( untuk berapa hari ).
D; Tepat Cara Pemberian ( Cara minum sebelum / sesudah makan, cara
oles salep, cara pemberian tetes telinga / hidung) dan
E; Tepat Harga ( tulis resep generic bila ada resep generiknya ).
Disingkat : I DO SEDIA CA-HAR
Terapi Farmakologis
; Kausatif :
Antibiotik : Cefadroksil 500 mg 2 kali sehari setelah makan..
Anti flu : Demacolin 500 mg 2 kali sehari setelah makan
; Vitamin :
Neurodek 3 kali sehari setelah makan
dr. Ivan Choirul Wiza
SIP 208.121.0030
Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang
Alamat Praktik : Jl. Batam No. 11
R/ Cefadroksil
tab. 500 mg
No. VI
S 2 dd tab. 1 . pc.
R/ Demacolin Tab. 500 mg
No. VI
S 2 dd tab. 1 . pc.
R/ Neurodex Tab.
No. IX
S 3 dd tab. 1 . pc.
Pro
: An. U
Usia
: 15 Tahun
Alamat
15
Polip hidung
Sinusitis paranasal
Abses peritonsil
Abses faring
Toksemia
Septikemia
Bronkitis
Nefritis akut
Miokarditis
Atritis.1
Bidang Keahlian.
Rujukan ke dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorok.
D; Komunikasi dua arah antara kandidat dengan pasien.
Dilakukan.
7; Perilaku Profesional :
pasien.
II.
Kriteria Penilaian :
0 = Tak Menanyakan atau Tak Melakukan Apapun
1 = Melakukan 1 Item dari 3 Item Penting
2 = Melakukan 2 Item dari 3 Item Penting
3 = Melakukan 3 Item dari 3 Item Penting
GLOBAL RATING / PENILAIAN UMUM dari 5 Item antara lain :
Lulus
(Tampilkan 4 Item)
Superior
(Tampilkan 5 Item)
OR
17