You are on page 1of 39

Laporan Kasus

Hep viral akut e.c susp


hep B
Pembimbing
dr. Andi Sutanto Sp.PD
Frisma indah permatasari
1102008108

IDENTITAS PASIEN
NO RM
NAMA
UMUR
AGAMA
JENIS KELAMIN
PEKERJAAN
ALAMAT

: 33 29 03
: Susilarsih
: 63 Tahun
: ISLAM
: Perempuan
:: JL. Kesatriaan IX no 02

ANAMNESIS

Keluhan Utama
Muntah muntah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1 - 2 minggu
SMRS

4 5 hari
SMRS

rasa tidak enak pada badan,


badan terasa lemas
nyeri ulu hati
Mual dan muntah
- penurunan
Mual dannafsu
muntah
makan
- Demam
Buang air kecil berwarna
kuning gelapobat
seperti air teh
mendapatkan
- ranitidin,paracetamol,antasida
Buang air besar berwarna putih
seperti dempul tidak ada
- Mata pasien berwarna kuning

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit Jantung
: Disangkal
Riwayat penyakit Paru
: Disangkal
Riwayat penyakit kencing manis : Disangkal
Riwayat penyakit kuning
: Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat operasi
: Disangkal
Riwayat alergiRiwayat Kebiasaan : Disangkal
Disangkal adanya riwayat penyakit seperti pasien,
darah tinggi, kencing manis.
Riwayat minum obat-obatan : disangkal
Riwayat merokok
: disangkal
Kebiasaan minum alkohol
: disangkal

PEMERIKSAAN
Keadaan

: Tampak sakit sedang

Umum
Kesadaran

: Kesadaran compos mentis,

GCS

: GCS: 15 ; E4V5M6

Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg


N

: 96x/mnt

RR : 22x/mnt
S

: 36,9o C

Normocephal,
rambut hitam,
distribusi
merata, tidak
mudah dicabut
Telinga
Bentuk normal, simetris,
serumen -/I = Supel
Hidung
P = Dinding perut supel,
turgor kulit baik
Bentuk
normal,
Hepar
Lientidak
tidahada
septum
deviasi, sekret -/teraba membesar,
Murphy sign (-), CVA (-)
Mulut
P = Timpani seluruh
Edema
(-), sianosis
(-),
lapang
abdomen
atrofi
otot
(-), hiperemis,
capillary
Faring
tidak
A =
Bising
usus (+) N
refill
<2detik,
Tonsil
T1-T1 akral
tenang,
hangat
deviasipada
(-) kedua
ekstremitas atas dan
kedua ekstremitas
bawah

Edema palpebra -/-,


PEMERIKSAAN konjungtiva anemis
-/-, sklera ikterik +/
Pulmo : +, pupil isokor
I = Normochest,
dada
diameterdinding
3/3 mm,
simetris
reflek
+/+,
P = Fremitus
taktil cahaya
kanan = kiri,
ekspansi dinding
simetris
reflekdada
kornea
+/+
P = Sonor di kedua lapang paru
A =Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)

Cor :
I = Tidak tampak ictus cordis
P = Iktus cordis tidak teraba
P = Batas atas ICS III linea parasternal
sinistra
Batas kiri ICS VI linea midklavicula
sinistra
Batas kanan ICS IV linea stemalis
dextra
A =BJ I dan II reguler, Gallop -/-,
Murmur -/-

PEMERIKSAAN LAB

DIAGNOSIS KERJA
Hepatitis viral akut e.c suspek
Hepatitis B
DIAGNOSIS BANDING
Kolesistitis akut

TERAPI
Terapi Non Farmakologis
Bed rest
Diet rendah lemak tinggi karbohidrat
Terapi Farmakologis
IVFD RL 20 tpm
Ampicillin 3 x 1 gr
Omeprazol 2 x1 amp
Curcuma tab 3 x 1

Monitoring
Keadaan umum
Tanda tanda vital
Pemeriksaan Anjuran
Cek Igm anti Hbc
USG Abdomen

PROGNOSIS

Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

FOLLOW UP

TINJAUAN PUSTAKA

HEPATITIS B
KOLESISTITIS

HEPATITIS VIRUS AKUT

DEFINISIHepatitis virus akut merupakan


infeksi sistemik yang dominan
menyerang hati.

ETILOGIvirus hepatitis A(HAV)

virus hepatitis B (HBV)


virus hepatitis C (HCV)
virus hepatitis D (HCV)
virus hepatitis E(HEV).

Gejala Hepatitis
Merupakan waktu diantara saat
Fase masuknya virus dan saat timbulnya
gejala
Inkubasi
Fase diantara timbulnya keluhanFase
keluhan pertama dan gejala timbulnya
Prodromal
ikterus
(pra ikterik)
Fase Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi
dapat juga muncul bersamaan dengan
Ikterusmunculnya gejala
Fase Konvalesen
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan
(penyembuhan).
keluhan lain, tetapi hepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada

HEPATITIS B

PERJALANAN SEROLOGI VIRUS


HEPATITIS B

MANIFESTASI KLINIK
Tidak

Khas
Demam
Mual, muntah,
anoreksia
Ikterus
Nyeri ulu hati
Urin gelap
Hepatomegali/splen
omegali

PENATALAKSANAAN
Interferon alfa
Merupakan suatu imnodulator yang menyebabkan normalisasi
SGPT pada 40 70 % tetapi dengan tingkat kekambuhan 50%.
Dosis interferon adalah 3 MU/m2 secara subkutan 3 kali dalam
seminggu, diberikan selama 16 minggu.
Efek samping interferon dapat berupa efek sistemik, autoimun,
hematologis, imonologis, neurologis dan psikologis

Analog Nukleosida
Lamivudin, famsiklovir, dan adefovir adalah golongan
analog nukleosida yang menghambat replikasi HBV
Diberikan peroral, absorbsinya cukup baik pada 68% anak.
Diberikan dengan dosis 3-4 mg/kgBB selama 6 bulan, tetapi
ada yang memberikan 150 mg/hari selama 12 bulan.
Lamivudin efektif dan kurang menimbulkan efek samping
daripada interferon. Dosisnya 3mg/kgBB sehari sekali selama
52 minggu atau 1 tahun.

KOMPLIKASI
Hepatitis kronis,yang dapat menyebabkan sirosis
dan karsinoma hepatoseluler primer
Glomerulonefritis membranosa dengan
pengendapan komplemen dan HBcAg pada
kapiler glomerulus merupakan komplikasi infeksi
HBV yang jarang

PENCEGAHAN
Imunisasi adalah metode yang paling penting
untuk mencapai pemberantasan penyakit
hepatitis B.
Imunisasi bayi universal dengan vaksin
hepatitis B sekarang dianjurkan oleh
American Academy of pediatrics (AAP).

KOLESISTITIS AKUT
Kolesistitis akut (radang kandung empedu)
adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung
empedu yang disertai keluhan nyeri perut
kanan atas, nyeri tekan dan demam

PATOFISIOLOGI

Tanda dan Gejala Klinis Kolesistitis


Akut
Dispesia disertai dengan intoleransi makanan berlemak
Nyeri di epigastrium, kuadaran kanan atas, dapat
menjalar ke punggung atau ekrtemitas.
Mendadak dan bertahan selama 15 menit-1 jam.
Dapat disertai mual muntah, apabila terjadi kolestitis
dapat terjadi keluhan menetap dan bertambah waktu
menarik napas

Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan


punktum maksimum didaerah letak anatomis
kandung empedu
Tanda Murphy positif apabila nyeri tekan bertambah
sewaktu penderita menarik nafas panjang karena
kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari
tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas
Nyeri kolik, serta dapat terjadi ikterik

PENATALAKSANAAN
ESWL

Terapi ini dapat digunakan pada pasien yang


menolak operasi atau terdapat kontra indikasi
untuk melakukan operasi

Kolesistotomi

Kolesistotomi berfungsi untuk mendekompresi


dan sebagai drain dari kandung empedu yang
distended, meradang, atau purulent

PENCEGAHAN
Terapi dengan menggunakan Ursodeoxycholic
acid dapat mencegah pembentukan batu
Pasien disarankan mengurangi intake lemak, ini
dapat menurunkan insidensi dari serangan kolik.
Olah raga yang teratur dapat juga mengurangi
insidensi dari batu empedu

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI


Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat
menjamin tidak terjadi rekurensi pada batu
empedu
Angka kematian pada elektif kolesistektomi
adalah 0,5%. Pada cito colesistektomi angka
kematiannya adalah 3-5%

Terima Kasih

You might also like