You are on page 1of 8

TEKNOLOGI LAS

TUGAS
TEGANGAN SISA DAN PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN

Disusun oleh :
ANDI WALLY
(2013-70-004)

PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2015

1. Pengukuran Besarnya Tegangan Sisa


Tegangan sisa dapat dihitung melalui besarnya regangan sisa yang terjadi
dengan menggunakan hukum hooke. Sedangkan besarnya regangan sisa dapat
diukur dari perubahan ukuran antara batang sebelum dipotong, yaitu ukuran yang
digambarkan pada bagian yang akan ditentukan tegangan sisanya dan ukuran
sebenarnya yang didapat setelah bagian yang akan diuji dipotong.
Dari hukum hooke jelas bahwa perubahan ukuran ini disebabkan oleh adanya
tegangan, karena itu besarnya tegangan dapat dihitung. Dalam hal tegangan satu
arah dapat dihitung dengan persamaan 1.1., yaitu.
=

1.1

Dimana:
= tegangan sisa yang terjadi
E = modulus elastik
= panjang sebelum dipotong
= perubahan panjang sebelum dan sesudah dipotong
Dalam hal terjadi tegangan sisa dengan dua dimensi dapat dilakukan
perhitungan dengan persamaan 1.2 dan 1.3.
=

( +

1.2

1.3
Dimana:
x = tegangan tegak lurus garis las
y = tegangan searah garis las

x = regangan tegak lurus garis las


y = regangan searah garis las
v = angka perbandingan poisson
cara pemotongan batang uji ditunjukkan dalam Gbr. 1. Dan pengukuran
besarnya regangan dilakukan dengan menggunakan strain gage.
2. Pengurangan Dan Pembebasan Tegangan Sisa
2.1 Pengurangan Tegangan Sisa
Dalam pengelasan tegangan sisa terjadi karena adanya penyusutan pada
waktu pendinginan setelah pengelasan. Besarnya tegangan sisa yang terjadi dapat
dikurangi dengan jalan mengurangi besarnya masukan panas dan banyaknya logam

lasan yang dilaksanakan dengan memperkecil sudut alur dari kampuh dan
memperkecil celah akar pada alas tumpul. Dalam hal las sudut, dapat dilakukan
dengan memperkecil panjang kaki las penguat.
Contoh mengenai hubungan antara urutan pengelasan dan tegangan sisa dapat
dilihat pada Gbr. 1.

2.2 Pembebasan Tegangan Sisa


Terdapat dua cara untuk membebaskan tegangan sisa, yaitu cara mekanik dan
cara termal. Kedua cara ini diterangkan dengan jelas dalam table. 1.1 dari kedua
cara ini yang paling banyak dilasanakan adalah cara termal dengan proses anil.
Dalam tabel 1.2 ditunjukkan beberapa kondisi dalam pembebasan tegangaan
dengan proses anil dan pengaruh dari proses ini ditunjukkan dalam Gbr.1.1
3. Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan
3.1 Klasifikasi Perubahan Bentuk dan Faktor Yang Mempengerahui
Seperti dijelaskan sebelumnya, karena adanya pencairan, pembekuan,
pengembangan termal, perpendekan dan penyusutan maka pada kontruksi las selalu
terjadi perubahan bentuk yang sangat rumit. Walaupun demikian secara kasar
perubahan bentuk yang terjadi masih dapat dipisah-pisahkan. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya deformasi las dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu
1.

2.

Kelompok pertama yang erat hubungannya dengan masukan panas


pengelasan faktor yang termaksud dalam kelompok ini adalah masukan panas
pengelasann (yang ditentukan oleh tegangan listrik, aliran listrik, kecepatan
dan ukuran serta jenis eletroda), cara pengelasan, suhu pemanasan mulai,
tebal pelat, geometri sambungan dan jumlah lapisan dari lasan.
Kelompok kedua yang disebabkan oleh adanya penahan atau penghalang
pada sambungan las. Bentuk, ukuran serta susunan dari batang-batang
penahan dan ukuran pengelasan.

4. Sambungan Las Dan Perubahan Sudut.


4.1 Penyusutan Dan Perubahan Sudut.
a. penyusutan: besarnya penyusutan dipengaruhi oleh tebal pelat kecepatan
pengelasan dan besarnya arus.
b. Perubahan sudut: perubahan sudut disebabkan karena adanya perbedaan
temperature antara permukaan yang dilas dan sebaliknya. Perubahan sudut
menjadi besar bila plat yang dilas makin tebal, tetapi sampai pada suatu
batas ketebalan tertentu perubahan sudutnya menurun dengan makin
tebalnya pelat.

4.2 Perubahan Sudut Pada Sambungan Las Sudut Bentuk T


Harga perubahan sudut pada sambungan las sudut bentuk T kira-kira dua kali
harga perubahan sudut pada sambungan pelat seperti terlihat pada gambar dibawah
ini.

4.3 Perubahan Bentuk Dalam Las Tumpul.


a. Penyusutan lintang: penyusutan pada las akar akan berkurang dengan
bertambah tebalnya pelat dan akhirnya mencapai suatu harga tertentu seperti
yang ditunjukan pada gambar 4. tetapi penyusutan tersebut menjadi lebih
besar dengan bertambah besarnya masukan panas.

Gbr 4: hubungan antara


penyesatan lintang dan tebal
sambungan

b. Perubahan sudut : dalam las tumpul perbedaan berat badan lasan pada
permukaan las dengan permukaan sebaliknya sangat mempengaruhi
besarnya perubahan sudut seperti terlihat pada gambar 5.

Gbr 5: pengaruh bentuk alur terhadap perubahan sudut pada las tumpul

Tabel 2 Pengaruh kondisi las terhadap penyusutan

5. Perubahan Bentuk Karena Pemotongan Dengan Gas


Pemotongan dengan gas adalah suatu cara memotong logam dengan
mengoksidasikan logam yang dipotong dengan menggunakan sumber panas yang
terpusat. Karena peristiwa ini maka dengan sendirinya terjadi suhu yang tidak
merata seperti halnya dalam proses pengelasan.

Karena pembagian temperature yang tidak merata ini maka terjadi tegangan
sisa dan perubahan bentuk dari logam yang dipotong seperti yang ditunjukkan
dalam Gbr 6.

Gbr 6: distribusi tegangan sisa pada pemotongan dengan gas

6. Penghindaran Dan Pelurusan Perubahan Bentuk


6.1 Penghindaran Perubahan Bentuk
Perubahan bentuk yang terjadi dalam pengelasan tidak hanya mengurangi
ketelitian ukuran dan penampakan luarnya saja tetapi juga menurunkan
kekuatannya. Bila perubahan bentuk ini terjadi, untuk meluruskan kembali
diperlukan waktu dan kerja yang cukup banyak, karena itu sedapat mungkin harus
dihindari dengan menentukan prosedurnya lebih dahulu sebelum pelaksanaan
pengelasaannya. Hal-hal yang perlu dilakukan agar perubahan bentuk dapat
dihindari.
a. Pengurangan masukan panas dan logam las.
b. Menetukan urutan pengelasan yang tepat. Terbagi atas bebepa bagian yaitu
1. Menghindari perubahan bentuk pad alas tumpul dalam proses
pembuatan.
2. Menghindari perubahan bentuk pada las sudut dalam proses pembuatan.
3. Menghindari perubahan bentuk dalam pengelasa dilapangan.
6.2 pelurusan perubahan bentuk
Dasar-dasar dalam usaha meluruskan perubahan bentuk dalam pengelasan
adalah memanjangkan bagian yang menyusut dan menyusukan bagian yang
mengembang. Garis besar cara pelurusan ini dapat dibagi dalam dua kelompok
yaitu
1. Pelurusan termal: yang dilakukan adalah pemanasan dan pendinginan
2. Pelurusan mekanik: yang dilakukan adalah pengerolan, penekanan dan
penempaan atau pemukulan.

Syarat-syarat pemanasan dan pendinginan dalam proses pelurusan ini sangat


tergantung dari besar kecilnya perubahann bentuk yang terjadi, tebalnya pelat dan
hal-hal lainnya yang biasanya didapatkam berdasarkan pengalaman-pengalaman.
Dalam hal pelurusan termal harus dihindari pemanasan berlebihan, karena
pemanasan yang berlebihan akan membuat sambungan menjadi getas.
Pelurusan mekanik pada dasarnya adalah pelurusan dingin yang dilakukan
pada temperature ruang dan dalan proses ini pelaksanaannya dilakukan dengan
menggunakan alat-alat mekanik seperti; dongkrak, palu,rol dan lain sebaliknya.
Cara pelurusan ini dapat lebih efektif bila pelaksanaannya dilakukan dengan
pemanasan dan biasanya disebut pelurusan dengan pemansan dan penekanan.

You might also like