Professional Documents
Culture Documents
strategis terkait dengan aktivitas tersebut mensyaratkan konsesnsus dari seluruh pihakpihak ynag berbagi pengendalian (venturer).
Venturer bersama adalah perjanjian kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan
aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama
Venturer adalah pihak dalam ventura bersama dan memiliki pengnedalian bersama atas
ventura tersebut.
venturer hanya mengakui bagian keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan ke
bagian partisipasi venturer lain. Venturer mengakui jumlah kerugian secara penuh ketika
kontribusi atau penjualan memberikan bukti pengurangan dalam nilai realisasi neto aset
lancar atau rugi penurunan nilai.
Ketika venturer membeli aset dari suatu ventura bersama, maka venturer tidak
mengakui bagiannya atas keuntungan ventura bersama dari transaksi tersebut sampai venturer
tersebut menjual kembali aset tersebut kepada pihak independen. Venturer mengakui
bagiannya atas kerugian yang diakibatkan oleh transaksi tersebut dalam cara yang sama
dengan keuntungan, kecuali kerugian tersebut diakui segera ketika kerugian tersebut
mencerminkan suatu pengurangan dalam nilai realisasi neto dari aset lancar atau rugi
penurunan nilai.
PELAPORAN BAGIAN PARTISIPASI DALAM VENTURA BERSAMA PADA
LAPORAN KEUANGAN INVESTOR
Investor dalam ventura bersama yang tidak memiliki pengendalian bersama mencatat
investasi tersebut sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran, atau jika memiliki pengaruh signifi kan dalam ventura bersama
maka sesuai dengan PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi.
PENGUNGKAPAN
Venturer mengungkapkan jumlah agregat dari liabilitas kontinjensi berikut (kecuali
probabilitas kerugian adalah kemungkinan kecil) secara terpisah dari jumlah liabilitas
kontinjensi lainnya:
(a) Setiap liabilitas kontinjensi yang ditanggung oleh venturer terkait dengan bagian
partisipasinya dalam ventura bersama dan bagiannya dalam setiap liabilitas kontinjensi
yang telah terjadi secara bersama dengan venturer lain;
(b) Bagian venturer atas liabilitas kontinjensi dari ventura bersama itu sendiri dimana
ventura bersama tersebut terutang secara kontinjen; dan
(c) Liabilitas kontinjensi yang timbul akibat venturer terutang secara kontinjen untuk
liabilitas venturer lain dari ventura bersama.
Venturer mengungkapkan jumlah agregat dari komitmen berikut terkait dengan bagian
partisipasinya dalam ventura bersama secara terpisah dari komitmen lainnya:
(a) Setiap komitmen modal venturer yang terkait dengan bagian partisipasinya dalam
ventura bersama dan bagiannya dalam setiap komitmen modal yang telah terjadi secara
bersama dengan venturer lain; dan
(b) Bagiannya atas komitmen modal dari ventura bersama itu sendiri.
Venturer mengungkapkan daftar dan penjelasan bagian partisipasi dalam ventura bersama
yang signifi kan dan bagian partisispasi kepemilikan dalam pengendalian bersama entitas.
Venturer yang mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas
menggunakan format pelaporan baris demi baris untuk konsolidasi proporsional atau metode
ekuitas, mengungkapkan jumlah agregat setiap aset lancar, aset tidak lancar, liabilitas jangka
pendek, liabilitas jangka panjang, penghasilan dan beban yang terkait dengan bagian
partisipasinya dalam ventura bersama.
PENJELASAN
Pengaruh Signifikan
Istilah "perusahaan asosiasi" digunakan untuk menggambarkan suatu perusahaan
dimana investor mempunyai pengaruh signifikan.
Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan,
20% atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka investor dipandang
mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun
tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20% hak suara, dianggap investor tidak
memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain
tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai
pengaruh yang signifikan maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas. Sebaliknya apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka
investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya.
METODE AKUNTANSI METODE EKUITAS
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan
nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba atau rugi
investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari
investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi. Penyesuaian terhadap nilai
tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan proporsional investor pada
investee yang timbul dari perubahan dala m ekuitas investee yang belum diperhitungkan ke
dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu meliputi perubahan yang timbul sebagai
akibat dari revaluasi aktiva tetap, perbedaan dalam penjabaran valuta asing, dan dari
penyesuaian selisih yang timbul dari penggabungan usaha.
METODE BIAYA
Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee
sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba
(kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan
oleh investee setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut
dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya
investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk
Investasi. Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat digunakan
sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan yang diperoleh investor dari
investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena distribusi yang diterima tersebut hampir
tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan asosiasi. Mengingat pengaruhnya yang
signifikan terhadap perusahaan asosiasi, investor memiliki tolok ukur atas kinerja perusahaan
asosiasi, yaitu imbalan investasi (return on investment). Investor melaksanakan
tanggungjawab ini dengan memperluas lingkup laporan keuangan konsolidasi sehingga
mencakup bagiannya atas hasil usaha perusahaan asosiasi dan dengan demikian menyediakan
analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio yang lebih relevan dapat dihitung.
Dengan demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan pelaporan aktiva bersih dan
penghasilan bersih oleh investor dengan lebih informatif.
II.KOMBINASI BISNIS
Kombinasi bisnis merupakan terminologi akuntansi yang substansinya di Indonesia
dibahas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 yang telah direvisi pada
tahun 2010. Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu
diadakan dan dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk dividen, biaya yang
lebih rendah, atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada investor atau pemilik,
anggota, atau peserta lainnya. Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain
dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Disini yang
dimaksud dengan pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijaksanaan keuangan
dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Kombinasi
bisnis melibatkan 2 pihak, yakni entitas pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi. Pihak
pengakuisisi merupakan entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang diakuisisi
dalam transaksi bisnis. Sebaliknya, entitas yang diakuisisi, atau disebut juga entitas target,
merupakan entitas yang dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain
(entitas pengakuisisi). PSAK 33 direvisi tahun 2010 cenderung menggunakan istilah entitas
dibanding perusahaan.
PSAK 22: Kombinasi Bisnis, merupakan pengadopsian dari Standar Akuntansi
Internasional, yakni Internasional Finansial Reporting Standard (IFRS) 3 tahun 2008. IFRS
3 pada awalnya terbit tahun 2004 sebagai pengganti dari Internasional Accounting Standard
(IAS) 22. Hasil kerja sama dewan standar akuntansi internasional atau Internasional
Accounting Standard Boars (FASB) dengan dewan standar Amerika- dalam hal ini Financial
Accounting Standard Boars (FASB) sebagai bagian dari upaya konvergensi standar
akuntansi internasional, menghasilkan Norwalk agreement yang merevisi kembali IFRS 3
tahun 2004 sehingga terbitlah IFRS 3 tahun 2008. Pada tahun 1994 terbit PSAK 22 mengenai
Pengabunggan Usaha sebagai hasil adopsi dari Internasional Accounting Standard (IAS) 22.
PSAK 22 tahun 1994 menggunakan termoninologi Penggabungan Usaha,kemudian pada
tahun 2010 revisi PSAK 22 mengganti terminologi Penggabungan Usaha menjadi
Kombinasi Bisnis.
Pengendalian
Pengendalian ini dapat diperoleh dengan kepemilikan hak suara atas entitas lain. Hak
suara biasanya melekat dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak selalu
demikian. Jika hak suara yang dimiliki sedemikian besar, diperoleh hak pengendalian, dan
pada saat itu telah terjadi kombinasi bisnis. Kepemilikan ekuitas suatu entitas dalam jumlah
tertentu dapat menimbulkan pengendalian atas entitas tersebut, dan hal itu menunjukkan
bahwa telah terjadi kombinasi bisnis.
Entitas yang tidak berbadan hukum merupakan usaha yang didirikan namun belum
memiliki bentuk hukum tetap. Contoh bentuk hukum dalam hal ini meliputi perusahaan
perseorangan, CV Firma, Perseroan Terbatas, dan bentuk lainnya. Sepanjang entitas
bersangkutan merupakan bisnis yang riil, kombinasi bisnis dapat dilakukan atas entitas tidak
berbadan hukum tersebut.
Akan tetapi, makna mengendalikan lebih dari sekedar memiliki ekuitas entitas lain.
Pengendalian tidak harus selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya, kepemilikan
hak suara mayoritas tidak selalu memberikan hak pengendalian.
Pengendalian yang diperoleh tanpa adanya kepemilikan dapat terjadi melalui kontrak.
Sebagai contoh, suatu entitas telah terikat kontrak hanya menjual atau memberikan jasa atau
memberikan hak pemakaian aset pada entitas lain yang mengindikasikan adanya
pengendalian oleh entitas lain tersebut. Ini berarti entitas yang mengendalikan. Sebaliknya,
jika ada pengendalian tanpa kepemilikan, itu merupakan indikasi bahwa telah terjadi
kombinasi bisnis. Dalam kasus lain, suatu entitas mungkin memiliki sebagian saham biasa
entitas lain dan entitas pengakuisisi tersebut dalam posisi mengendalikan. Misalkan PT R
memiliki 450 saham dari 1.000 lembar PT S yang beredar. Dalam hal ini, PT R memiliki hak
suara 45%. Namun PT S kemudian menarik sahamnya dari peredaran yang tidak dimiliki PT
R sebanyak 200 lembar, sehingga saham beredar PT S sekarang adalah 800 lembar.
Akibatnya, hak suara PT R atas PT S menjadi 56,25% (450/800) dan hak suara ini membuat
PT R dalam posisi mengendalikan PT S. Kasus ini menggambarkan telah terjadinya
kombinasi bisnis.
Kombinasi Bisnis dan Pengendali Tertinggi
Kombinasi bisnis mengenal istilah entitas pengendali, dimana pengendalian dapat
diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh, PT A mengakuisisi 90%
hak suara PT B, dan di sini telah terjadi kombinasi bisnis karena PT A memiliki hak 90% hak
suara PT B. Jika PT B memiliki hak pengendalian 80% atas PT C, maka PT A dengan
sendirinya memiliki hak pengendalian atas PT C karena memiliki hak suara tidak langsung
atas PT C sebesar 72% (90% x 80%). Dalam kasus ini, PT A merupakan pengendali tertinggi.
Selain itu,dapat juga dikatakan bahwa ketiga entitas (PT A, PT B, dan PT C merupakan satu
grup). Dalam praktik, hal ini sering terjadi.
Misalkan PT A mengakuisisi 20% hak suara PT C dengan menukarkan hak
kepemilikannya atas PT B. Dalam hal ini, secara ekonomi tidak ada perubahan kepemilikan
PT A atas grup atau kelompok tersebut walaupun tidak ada perubahan kepemilikan PT A atas
grup atau kelompok tersebut walaupun secara hukum ada. Hal itu bukan merupakan
kombinasi bisnis yang sesuai dengan PSAK 22 revisi 2010. PT A merupakan pengendali
tertinggi baik sebelum maupun sesudah PT A mengakuisisi hak suara PT. C Transaksi
semacam itu disebut Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang diatur tersendiri dalam
PSAK 38 REVISI 2011.
Ukuran pihak pengakuisisi (dinyatakan dengan laba, aset atau pendapatan) lebih besar
dari entitas target.
Jika kombinasi bisnis melibatkan lebih dari dua pihak, maka pengakuisisi biasanya
merupakan pihak yang berinisiatif melakukan kombinasi bisnis, dan ukurannya lebih
besar dari pihak lain dalam kombinasi bisnis.
Entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak selalu merupakan
pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas
dalam rangka kombinasi bisnis, maka salah satu entitas yang bergabung merupakan
peihak pengakuisisi dengan melihat ukuran dan faktor lainnya.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam kombinasi bisnis yang dilakukan dengan
penerbitan ekuitas, pihak pengakuisisi umumnya merupakan pihak yang menerbitkan ekuitas.
Pengecualian terjadi dalam Reverse Acquistion di mana pihak yang secara hukum
diidentifikasi sebagai pihak pengakuisisi, tetapi berdasarkan substansi akuntansi diidentifikasi
sebagai pihak yang diakuisisi.
Metode Akuisisi
Pada dasarnya, pada semua penggabungan usaha, salah satu perusahaan yang
bergabung memperoleh kendali atas perusahaan lain. Pengendalian (control) diasumsikan
diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak
suara pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat
pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50%. Meskipun salah satu dari perusahaan yang
bergabung tidak memiliki lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, perusahaan
pengakuisisi mungkin tetap dapat diidentifikasi apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memperoleh:
(a) kekuasaan (power) lebih dari 50% hak suara atas perusahaan yang lain tersebut
berdasarkan perjanjian dengan investor lain;
(b) kekuasaan (power) untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lain
tersebut berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
(c) kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota pengurus
perusahaan yang lain tersebut;
(d) kekuasaan untuk mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi perusahaan
yang lain tersebut.
Walaupun kadangkala sulit untuk mengidentifikasi perusahaan pengakuisisi, akan
tetapi terdapat salah satu indikasi berikut untuk menentukan pengakuisisi (acquirer). Sebagai
contoh:
(a) nilai wajar suatu perusahaan yang bergabung lebih besar secara signifikan daripada
perusahaan lainnya. Dalam hal ini, perusahaan yang lebih besar tersebut adalah
pengakuisisi.
(b) penggabungan usaha dilaksanakan melalui pertukaran saham berhak suara (voting
common shares) dengan uang kas. Dalam hal ini, perusahaan yang membayar tunai
tersebut adalah perusahaan pengakuisisi; atau
Tanggal Akuisisi
Sejak tanggal akuisisi, perusahaan pengakuisisi harus:
(a) melaporkan hasil usaha perusahaan yang diakuisisi dalam laporan laba ruginya; dan
(b) melaporkan aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dalam neracanya serta
goodwill yang timbul dari akuisisi tersebut.
Tanggal akusisi adalah tanggal pada saat kendali atas aktiva dan operasi suatu
perusahaan yang diakuisisi secara efektif dialihkan kepada perusahaan pengakuisisi dan
tanggal pada saat penerapan metode pembelian dimulai. Hasil usaha dari perusahaan yang
diakuisisi dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan pengakuisisi dimulai sejak
tanggal akuisisi. Pada hakekatnya, tanggal akuisisi adalah tanggal sejak perusahaan
pengakuisisi mempunyai wewenang untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi suatu
perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatannya. Pengendalian dianggap belum
dialihkan kepada perusahaan pengakuisisi sebelum semua kondisi yang diperlukan untuk
melindungi kepentingan pihak yang terkait dilaksanakan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa
suatu transaksi harus diselesaikan secara hukum sebelum kendali secara efektif beralih
kepada perusahaan pengakuisisi. Dalam menentukan apakah kendali secara efektif telah
dialihkan, substansi akuisisi perlu dipertimbangkan .
Sebagai contoh, PT A mengakuisisi seluruh hak suara PT B yang efektif pada tanggal
1 Juli 2014. Akan tetapi, PT B terikat kontrak dengan PT X untuk mengalihkan aset kepada
PT X hingga 31/12/2014. Dalam hal ini, kombinasi bisnis antara PT A dan PT B terjadi pada
tanggal 31/12/2014, walaupun tanggal penutupan transaksi akuisisi adalah 1 Juli 2014. Ini
karena pada tanggal 31/12/2014 diperoleh kendali atas PT B yang merupakan persayratan
kombinasi bisnis.
Biaya Perolehan (Cost of Acquisition)
Suatu akuisisi harus dibukukan sebesar biaya perolehan, yaitu jumlah kas atau aktiva
setara kas yang dibayar atau nilai wajar (pada tanggal pertukaran) aktiva lain yang diberikan
oleh perusahaan pengakuisisi, sebagai imbalan atas perolehan kendali atas aktiva neto
perusahaan lain, ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada
akuisisi tersebut.
Jika dalam suatu akuisisi terdapat lebih dari satu transaksi pertukaran, maka biaya
perolehannya adalah penjumlahan dari seluruh transaksi. Apabila akuisisi dilakukan secara
bertahap, maka pembedaan antara tanggal akuisisi dan tanggal transaksi pertukaran sangat
penting. Karena akuntansi akuisisi dimulai sejak tanggal akuisisi, maka digunakan informasi
biaya perolehan dan nilai wajar yang ditentukan pada setiap tanggal transaksi pertukaran.
Aktiva moneter yang diberikan dan kewajiban yang timbul dinilai berdasarkan nilai
wajarnya pada tanggal pertukarkan. Jika penyelesaian (settlement) harga pembelian
ditangguhkan, maka biaya perolehannya bukan nilai nominal kewajiban akan tetapi nilai
sekarang (present value) dari harga pembelian tersebut, dengan memperhitungkan premi atau
diskonto yang mungkin timbul pada saat penyelesaian.
Dalam menentukan biaya perolehan, surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh
perusahaan pengakuisisi dinilai berdasarkan nilai wajar yaitu harga pasar pada tanggal
transaksi pertukaran. Bila harga pasar pada suatu tanggal tertentu tidak dapat digunakan
sebagai indikator yang tepat, pergerakan harga pada suatu periode tertentu sebelum dan
sesudah diumumkannya syarat-syarat akuisisi perlu dipertimbangkan . Bila pasar tidak dapat
dipercaya (unreliable) atau bila tidak terdapat penawaran harga, maka nilai wajar surat
berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan pengakuisisi diestimasi secara proporsional
dengan nilai wajar perusahaan pengakuisisi atau secara proporsional dengan nilai wajar
perusahaan yang diakuisisi, tergantung mana yang lebih dapat ditentukan. Harga pembelian
yang dibayar tunai kepada para pemegang saham perusahaan yang diakuisisi sebagai
alternatif pembayaran dengan surat berharga, juga dapat menjadi bukti tentang total nilai
wajar yang dibayarkan. Semua aspek akuisisi, termasuk faktor-faktor signifikan yang
mempengaruhi negosiasi, perlu dipertimbangkan, dan penilaian independen dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam menentukan nilai wajar surat berharga yang dikeluarkan.
Di samping harga pembelian, perusahaan pengakuisisi dapat mengeluarkan biaya
langsung (direct cost) sehubungan dengan akuisisi tersebut. Biaya ini dapat terdiri dari biaya
registrasi dan emisi saham, dan honorarium tenaga profesional seperti akuntan, penasehat
hukum, penilai dan konsultan lainnya sehubungan dengan akuisisi. Biaya administrasi umum,
termasuk biaya divisi akuisisi, dan biaya lain yang tidak dapat secara langsung diatribusikan
pada akuisisi tertentu, tidak diakui sebagai biaya perolehan tetapi dibebankan pada saat
terjadi pada periode berjalan .
Pengakuan-Ketentuan
Harus memenuhi definisi aset dan kewajiban sesuai dengan KDPPLK pada tanggal
akuisisi.
Merupakan bagian yang dipertukarkan antara pihak pengakuisisi dan pihak yang
diakuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis (par 5153), bukan hasil transaksi terpisah
(SAK terkait).
Memungkinkan munculnya aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh
pihak yang diakuisisi
Pengakuan-Klasifikasi
Mengklasifikasikan atau menentukan aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil-alih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK lain. Membuat klasifikasi
berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional atau
akuntansinya, dan kondisi terkait lainnya yang ada pada tanggal akuisisi. Pengecualian atas
kontrak sewa operasi dan kontrak asuransi dilihat kondisi kontrak pada asuransi, tanggal
akuisisi
Prinsip Pengukuran
Pengukuran kepentingan nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada proporsi
kepemilikan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.
Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan kepentingan non pengendali
(B4145)
Goodwill
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai
selisih lebih (a) atas (b) :
a) nilai agregat dari:
i.
ii.
iii.
untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap (41 dan 42), nilai
wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki
oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi.
b) selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih
pada tanggal akuisisi
Jika kepentingan ekuitas pihak yang diakuisisi lebih andal, goodwill ditentukan
dengan nilai wajar tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas yang dialihkan. Jika terdapat
imbalan yang dialihkan maka nilai wajar kepentingan ekuitas pengakuisisi
dengan teknik penilaian (B46-49)
ditentukan
Jika jumlah b melebihi jumlah a, maka pihak pengakuisisi mengakui keuntungan yang
dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akuisisi.
Periode Pengukuran
Jika proses kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan, maka pihak
pengakuisisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos (items) yang proses
akuntansinya belum selesai.
Pihak pengakuisisi mengakui aset atau liabilitas tambahan jika informasi baru
diperoleh mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi
Periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi.
Aset Idemnifikasi
Pihak pengakuisisi memperoleh aset indemnifikasi, saat yang sama dengan saat
mengakui hal yang dijamin dan diukur dengan dasar yang sama.
Setiap akhir periode pengakuisisi engukur aset indemnifikasi dengan dasar yang sama
dengan aset/liabilitas yang dijamin.
Panduan khusus
keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian yang diakui pada periode
pelaporan berjalan yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode
tersebut atau periode pelaporan sebelumnya. Jika pengungkapan spesifik yang dipersyaratkan
tidak mencapai tujuan pengungkapan, maka pihak pengakuisisi mengungkapkan seluruh
informasi tambahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut
III.
Kriteria Pengendalian
Dalam menentukan adanya pengendalian, entitas menerapkan kriteria yang terdapat
dalam PSAK 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
Sifat Transaksi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
Menurut ED PSAK 38 (2012), transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa
pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada
dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti
substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi
kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha
tersebut.
Contoh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah sebagai berikut (ED
PSAK 38, 2012) :
(a)
Entitas induk memindahkan sebagian aset neto dari entitas anak yang dimilikinya
menjadi aset entitas induk yang bersangkutan. Transaksi ini menyebabkan perubahan dalam
bentuk hukum kepemilikan atas aset neto, tetapi tidak menyebabkan perubahan substansi
ekonomi kepemilikan aset neto tersebut.
(b)
Entitas induk mengalihkan sebagian hak kepemilikannya dalam suatu entitas anak ke
entitas anak lain yang dimiliki oleh entitas induk. Transaksi ini juga merupakan perubahan
bentuk hukum kepemilikan entitas anak, tetapi tidak merupakan perubahan substansi
ekonomi kepemilikan entitas anak tersebut.
(c)
Entitas induk menukar kepemilikannya atas sebagian aset neto dalam entitas anak
yang dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak lain (yang tidak
dimiliki sepenuhnya), sehingga kepemilikan entitas induk dalam entitas anak lain tersebut
bertambah, sedangkan
entitas anak tersebut berkurang. Dalam hal ini, walaupun bentuk hukum kepemilikan aset
neto dalam entitas anak berubah (dari milik langsung entitas induk menjadi milik entitas anak
lain), tetapi tidak terjadi perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aset neto.
Menurut ED PSAK 38 (2012), berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis
yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode
penyatuan kepemilikan. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari
setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali diakui di ekuitas dan disajikan dalam
pos tambahan modal disetor.
Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari
entitas yang bergabung, untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali dan
untuk periode komparatif sajian, disajikan sedemikian rupa seolah-olah penggabungan
tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas
entitas
yang
Entitas mengungkapkan saldo selisih yang disajikan dalam pos tambahan modal
disetor, baik yang timbul dari penerapan Pernyataan ini atas transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali maupun dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Entitas yang
menyerahkan aset neto atau kepemilikan atas ekuitas
sepengendali mengungkapkan :
(a)
Porsi dari setiap selisih yang diakui di ekuitas yang dapat diatribusikan pada pengakuan
sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal hilangnya
pengendalian.
(b) Pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif (jika
tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif).
IV.
Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan
keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain.
Pencapaian Tujuan
Untuk mencapai tujuan, Pernyataan ini:
a) mensyaratkan entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain
(entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian;
b) mendefinisikan prinsip pengendalian dan menetapkan pengendalian sebagai dasar
konsolidasi;
c) menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk mengidentifikasi
apakah investor mengendalikan investee sehingga investor mengonsolidasi investee;
d) menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian; dan
e) mendefinisikan entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk mengonsolidasi
entitas anak tertentu dari entitas investasi.
Ruang Lingkup
Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
Pernyataan ini berlaku untuk seluruh entitas,kecuali:
(a) program imbalan pasca kerja atau program imbalan kerja jangka panjang lain
(b) entitas investasi tidak perlu menyajikan laporan keuangan konsolidasian jika entitas
investasi disyaratkan untuk mengukur seluruh entitas anaknya pada nilai wajar
melalui laba rugi
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
1) Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha
yang didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas
induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
2) Pengendalian atas investee adalah investor mengendalikan investee ketika investor
terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
kekuasaannya atas investee.
3) Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh entitas lain.
4) Entitas induk adalah entitas yang mengendalikan satu atau lebih entitas.
5) Entitas investasi adalah entitas yang:
(a)memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor
tersebut jasa manajemen investasi;
a) menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari laporan posisi
keuangan konsolidasian;
b) mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada
tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi tersebut dan
setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK
lain yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat
pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai) biaya perolehan pada saat pengakuan
awal investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama;
c) mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian yang
dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.
Penentuan Apakah Entitas Adalah Entitas Investasi
Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi. Entitas
investasi adalah entitas yang:
a) memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor
tersebut jasa manajemen investasi;
b) menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk
menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari
kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan
c) mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang substansial
berdasarkan pada nilai wajar.
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur persyaratan akuntansi untuk investasi pada entitas
anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan
tersendiri sebagai informasi tambahan.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan pada entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri
dalam mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi.
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam, Pernyataan ini:
Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk
(yaitu investor yang mempunyai pengendalian atas entitas anak) yang mencatat investasi
pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama berdasarkan biaya perolehan.
Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam
laporan konsolidasian. Entitas induk tidak boleh menyajikan laporan keuangan tersendiri
sebagai laporan keuangan bertujuan umum (general purposes financial
statements). Laporan keuangan tersendiri minimal terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Penyusunan Laporan Keuangan Tersendiri
Laporan keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku. Jika entitas
induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk
tersebut mencatat
investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi pada biaya perolehan.
Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiapkategori investasi.
Investasi yang dicatat pada biaya perolehan (dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan) ketika investasi tersebut
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual). Pengukuran investasi yang dicatat sesuai
dengan PSAK 55 tidak berubah dalam keadaan yang demikian.
Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura bersama, atau entitas
asosiasi pada laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen
ditetapkan.
Sumber
Ikatan Akuntan Indonesia (2012). Standar Akuntansi Keuangan per 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia (2012). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan per
2012
Ikatan Akuntan Indonesia (2013). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan per
23 Juli 2013.
PELAPORAN KORPORAT
KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI
OLEH:
1. SAUFAN TANAFFAS
2. M. RIANDIPTA AFDALIKA
3. AHMAD RIFAN MUTTAQI
4. FITRIAMAN