You are on page 1of 27

I.

INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

PARTISIPASI DALAM VENTURA BERSAMA (PSAK 12)


PENDAHULUAN
RUANG LINGKUP
Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama
dan pelaporan aset, liabilitas, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan
keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari
dilakukannya aktifitas ventura bersama. Namun, pernyataan ini tidak berlaku untuk bagian
partisipasi venturer dalam pengendalian bersama entitas yang dimiliki oleh:
a.
organisasi modal ventura atau,
b.
reksa dana, unit perwalian dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubung
investasi.
Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
atau diklasifikasi sebagai dimiliki untuk diperdagangkan dan dicatat sesuai dengan PSAK 55
(revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Investasi tersebut diukur
pada nilai wajar diakui [ada laporan laba rugi dalam periode terjadinya perubahan.
Bagian partisipasi dalam pengendalian bersama entitas dikecualikan dari paragraf 30
(konsolidasi proporsional) dan 38 (metode ekuitas) jika memenuhi persyaratan untuk
diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
DEFINISI
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini :
Investor dalam ventura bersama adalah pihak dalam ventura bersama dan tidak memiliki
pengendalian bersama terhadap ventura besama tersebut.
Konsolidasi proporsional adalah suatu metode akuntansi dimana bagian venturer atas
setiap aset, liabilitas, penghasulan dan beban dari pengendalian bersama entitas
diganbungkan satu per satu dengan unsur yang serupa dalam laporan keuangan venturer
atau dilaporkan sebagai unsur baris terpisah dalam laporan keuangan venturer.
Motode ekuitas adalah metode akuntansdi diaman bagian partisipasi dalam pengendalian
bersama ebtitas pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuakan
untuk perubahan pasca perolehan dalam bagian venturer atau aset neto dari pengendalian
bersama entitas. Laba rugi venturer mencakup bagian venturer atas laba rugi
pengendalian bersama entitas.
Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan
keuangan dan operasional suatu aktivitas ekonomi, tetapi tidak mengendalikan atau
mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.
Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional
suatu aktifitas ekonomi unuk memperoleh manfaat dari aktifitas tersebut.
Pengedalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas
suatu aktivitas ekonomi, dan ada hanya ketika keputusan keuangan dan operasional

strategis terkait dengan aktivitas tersebut mensyaratkan konsesnsus dari seluruh pihakpihak ynag berbagi pengendalian (venturer).
Venturer bersama adalah perjanjian kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan
aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama
Venturer adalah pihak dalam ventura bersama dan memiliki pengnedalian bersama atas
ventura tersebut.

Sehubungan dengan bgian partisipasi dalam pengendaluan bersama operasi, venturer


mengakui dalam laporan keuangannya :
a. aset yang dikendalikan dan liabilitas yang ditanggung; dan
b. beban yang ditanggung dan bagian pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dan
jasa ventura bersama.
Sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama aset, venturer
mengakui dalam laporan keuangan :
1.
bagiannya atas pengendalian bersama aset, yang diklasifikasikan sesuai
dengan sifat aset;
2.
setiap liabilitas yang telah terjadi;
3.
baiannya atas liabilitas yang terjadi bersama dengan venturer lain yang
berkaitan dengan ventura bersama;
4.
setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output
ventura bersama, bersama dengan bagiannya atas beban yang terjadi pada ventura
bersama; dan
5.
setiap beban yang telah terjadi sehibingan dengan bagian partisipasinya dalam
ventura bersama.
LAPORAN KEUANGAN VENTURER
Kosolidasi Proporsional
Venturer mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas dengan
menggunakan metode ekuitas atau sebagai alternatif konsolidasi proporsional. Ketika
konsolidai proporsional digunakan, maka salah satu dari dua format pelaporan dibawah ini
digunakan. Venturer menghentikan penggunaan konsolidai proporsional sejak tanggal
venturer kehilangan pengendalian bersama atas pengendalian bersama entitas.
METODE EKUITAS
Venturer mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas dengan
menggunakan metode ekuitas sebagai pilihan yang direkomendasikan. Venturer
menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal venturer berhenti memiliki
pengendalian bersama atas, atau berhenti memiliki pengaruh signifikan dalam, pengendalian
bersama entitas.
TRANSAKSI ANTARA VENTURER DAN VENTURA BERSAMA
Jika venturer mengkontribusikan atau menjual aset kepada ventura bersama, maka
pengakuan bagian keuntungan atau kerugian dari transaksi mencerminkan substansi dari
transaksi tersebut. Ketika aset dipertahankan oleh ventura bersama, dan dengan syarat
venturer telah mengalihkan manfaat dan risiko signifi kan dari kepemilikan aset, maka

venturer hanya mengakui bagian keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan ke
bagian partisipasi venturer lain. Venturer mengakui jumlah kerugian secara penuh ketika
kontribusi atau penjualan memberikan bukti pengurangan dalam nilai realisasi neto aset
lancar atau rugi penurunan nilai.
Ketika venturer membeli aset dari suatu ventura bersama, maka venturer tidak
mengakui bagiannya atas keuntungan ventura bersama dari transaksi tersebut sampai venturer
tersebut menjual kembali aset tersebut kepada pihak independen. Venturer mengakui
bagiannya atas kerugian yang diakibatkan oleh transaksi tersebut dalam cara yang sama
dengan keuntungan, kecuali kerugian tersebut diakui segera ketika kerugian tersebut
mencerminkan suatu pengurangan dalam nilai realisasi neto dari aset lancar atau rugi
penurunan nilai.
PELAPORAN BAGIAN PARTISIPASI DALAM VENTURA BERSAMA PADA
LAPORAN KEUANGAN INVESTOR
Investor dalam ventura bersama yang tidak memiliki pengendalian bersama mencatat
investasi tersebut sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran, atau jika memiliki pengaruh signifi kan dalam ventura bersama
maka sesuai dengan PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi.
PENGUNGKAPAN
Venturer mengungkapkan jumlah agregat dari liabilitas kontinjensi berikut (kecuali
probabilitas kerugian adalah kemungkinan kecil) secara terpisah dari jumlah liabilitas
kontinjensi lainnya:
(a) Setiap liabilitas kontinjensi yang ditanggung oleh venturer terkait dengan bagian
partisipasinya dalam ventura bersama dan bagiannya dalam setiap liabilitas kontinjensi
yang telah terjadi secara bersama dengan venturer lain;
(b) Bagian venturer atas liabilitas kontinjensi dari ventura bersama itu sendiri dimana
ventura bersama tersebut terutang secara kontinjen; dan
(c) Liabilitas kontinjensi yang timbul akibat venturer terutang secara kontinjen untuk
liabilitas venturer lain dari ventura bersama.
Venturer mengungkapkan jumlah agregat dari komitmen berikut terkait dengan bagian
partisipasinya dalam ventura bersama secara terpisah dari komitmen lainnya:
(a) Setiap komitmen modal venturer yang terkait dengan bagian partisipasinya dalam
ventura bersama dan bagiannya dalam setiap komitmen modal yang telah terjadi secara
bersama dengan venturer lain; dan
(b) Bagiannya atas komitmen modal dari ventura bersama itu sendiri.
Venturer mengungkapkan daftar dan penjelasan bagian partisipasi dalam ventura bersama
yang signifi kan dan bagian partisispasi kepemilikan dalam pengendalian bersama entitas.
Venturer yang mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas
menggunakan format pelaporan baris demi baris untuk konsolidasi proporsional atau metode
ekuitas, mengungkapkan jumlah agregat setiap aset lancar, aset tidak lancar, liabilitas jangka
pendek, liabilitas jangka panjang, penghasilan dan beban yang terkait dengan bagian
partisipasinya dalam ventura bersama.

Venturer mengungkapkan metode yang digunakan untuk mengakui bagian partisipasinya


dalam pengendalian bersama entitas.

INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (PSAK 15)


PENDAHULUAN
TUJUAN
Pernyataan ini mengatur perlakuan akuntansi untuk investor yang melakukan investasi dalam
perusahaan asosiasi (associates).
RUANG LINGKUP
Pernyataan ini tidak mengatur:
(a) investasi pada anak perusahaan;
(b) investasi pada joint venture;
(c) goodwill, hak paten, trademarks dan aktiva yang serupa;
(d) finance leases sebagaimana didefinisikan pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 30 tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha; dan
(e) investasi Dana Pensiun dan perusahaan asuransi jiwa.
DEFINISI
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Perusahaan Asosiasi adalah suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh
yang signifikan dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari
investornya.
Joint Venture adalah perjanjian kontraktual yang melibatkan dua atau lebih pihakpihak
untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang dikendalikan bersama.
Pengaruh Signifikan adalah wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan yang
menyangkut kebijakan keuangan serta operasi investee tapi bukan merupakan
pengendalian terhadap kebijakan tersebut.
Pengendalian (dalam Pernyataan ini) adalah kekuatan untuk mengatur kebijakan
keuangan dan operasi dari sebuah perusahaan untuk mendapat manfaat dari aktivitasnya.
Anak Perusahaan (Subsidiary) adalah perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan
lain (yang disebut induk perusahaan).
Metode Ekuitas (Equity Method) adalah metode akuntansi yang mencatat investasi pada
mulanya sebesar biaya perolehan {cost) dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan
dalam bagian pemilikan investor atas aktiva bersih investee yang terjadi setelah
perolehan. Laporan laba rugi investor merefleksikan bagian laba atau rugi investor atas
hasil usaha investee.
Metode Biaya (Cost Method) adalah metode akuntansi yang mencatat investasi dicatat
sebesar biaya perolehan. Penghasilan baru diakui oleh investor apabila investee
mendistribusikan laba bersih (kecuali dividen saham) yang berasal dari laba setelah
tanggal perolehan.

PENJELASAN
Pengaruh Signifikan
Istilah "perusahaan asosiasi" digunakan untuk menggambarkan suatu perusahaan
dimana investor mempunyai pengaruh signifikan.
Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan,
20% atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka investor dipandang
mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun
tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20% hak suara, dianggap investor tidak
memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain
tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai
pengaruh yang signifikan maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas. Sebaliknya apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka
investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya.
METODE AKUNTANSI METODE EKUITAS
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan
nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba atau rugi
investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari
investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi. Penyesuaian terhadap nilai
tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan proporsional investor pada
investee yang timbul dari perubahan dala m ekuitas investee yang belum diperhitungkan ke
dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu meliputi perubahan yang timbul sebagai
akibat dari revaluasi aktiva tetap, perbedaan dalam penjabaran valuta asing, dan dari
penyesuaian selisih yang timbul dari penggabungan usaha.
METODE BIAYA
Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee
sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba
(kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan
oleh investee setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut
dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya
investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk
Investasi. Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat digunakan
sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan yang diperoleh investor dari
investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena distribusi yang diterima tersebut hampir
tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan asosiasi. Mengingat pengaruhnya yang
signifikan terhadap perusahaan asosiasi, investor memiliki tolok ukur atas kinerja perusahaan
asosiasi, yaitu imbalan investasi (return on investment). Investor melaksanakan
tanggungjawab ini dengan memperluas lingkup laporan keuangan konsolidasi sehingga
mencakup bagiannya atas hasil usaha perusahaan asosiasi dan dengan demikian menyediakan
analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio yang lebih relevan dapat dihitung.
Dengan demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan pelaporan aktiva bersih dan
penghasilan bersih oleh investor dengan lebih informatif.

Investasi di perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode


biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan pembatasan yang ketat dalam jangka
panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan dana
kepada investor. Investasi di perusahaan asosiasi juga dipertanggungjawabkan dengan
menggunakan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan tujuan
untuk dijual dalam jangka pendek.
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal dimana:
(a) investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dalam perusahaan asosiasi tetapi
menahan, seluruh atau sebagian, investasinya; atau
(b) penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena beberapa alasan sebagaimana
dijelaskan di atas.
Pada saat penghentian penggunaan metode ekuitas, jumlah investasi yang terbawa pada
tanggal tersebut diperlakukan sebagai biaya (cost).
PENERAPAN METODE EKUITAS
Terdapat beberapa prosedur dalam penerapan metode ekuitas yang tidak berbeda
dengan prosedur konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi. Selanjutnya, konsep yang
mendasari prosedur konsolidasi yang digunakan dalam perolehan anak perusahaan digunakan
dalam perolehan investasi dalam perusahaan asosiasi.
Investasi dalam perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas
sejak tanggal pada saat investasi tersebut memenuhi definisi perusahaan asosiasi. Selisih
(baik positif maupun negatif) antara biaya perolehan (acquisition cost)dengan bagian investor
atas nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi(net identificable asset) pada tanggal
akuisisi harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha. Penyesuaian yang diperlukan
terhadap bagian investor atas laba rugi setelah akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut:
(a) Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.
(b) Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas nilai wajar aktiva
neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the fair value of net identifiable assets).
Laporan keuangan perusahaan asosiasi yang paling akhir digunakan oleh investor
dalam penerapan metode ekuitas; laporan tersebut biasanya disajikan pada tanggal yang sama
dengan laporan keuangan investor. Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, perusahaan
asosiasi sering menyajikan, untuk digunakan oleh investor, laporan pada tanggal yang sama
dengan laporan keuangan investor. Jika penyamaan tanggal tidak mungkin dilakukan, dapat
digunakan laporan keuangan yang disusun pada tanggal pelaporan yang berbeda, akan tetapi
prinsip konsistensi mempersyaratkan bahwa jangka waktu penggunaan tanggal tersebut
konsisten dari periode ke periode.
Jika digunakan laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda, penyesuaian
dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi antara
investor dan perusahaan asosiasi antara tanggal laporan keuangan perusahaan asosiasi dan
tanggal laporan keuangan investor.

Laporan keuangan investor lazimnya disusun dengan menggunakan kebijakan


akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sama dalam keadaan yang serupa. Apabila
perusahaan asosiasi menggunakan kebijakan akuntansi yang lain daripada yang digunakan
investor untuk transaksi dan peristiwa yang sama, maka penyesuaian tertentu dilakukan
terhadap laporan keuangan perusahaan asosiasi apabila laporan tersebut digunakan oleh
investor dalam penerapan metode ekuitas. Jika penyesuaian semacam itu tidak dapat
dilakukan, fakta adanya perbedaan tersebut harus diungkapkan.
Jika perusahaan asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak
luar, investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen
saham prioritas dengan mengabaikan apakah dividen tersebut telah atau belum
dideklarasikan.
Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi
sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian
selanjutnya diakru oleh investor apabila telah timbul kewajiban atau investor melakukan
pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi
selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba
menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
Jika terjadi penurunan permanen atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai
tercatat dikurangkan untuk mengakui penurunan tersebut. Karena investasi pada perusahaan
asosiasi secara individual penting bagi investor, maka nilai tercatat ditentukan untuk setiap
perusahaan asosiasi secara individual.
PENGUNGKAPAN
Pengungkapan berikut harus dibuat :
a. Daftar dan penjelasan dari perusahaan asosiasi yang signifikan yang meliputi : nama,
tempat, kedudukan, persentase, kepemilikan, dan persentase hak suara (apabila berbeda
dengan persentase kepemilikan).
b. Metode yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan investasi tersebut.
Investasi dalam perusahaan asosiasi yang dipertanggungjawabkan dengan metode
ekuitas, harus diklasifikasikan sebagai asset jangka panjang dan diungkapkan sebagai pos
terpisah dalam neraca. Bagian investor atas pos luar biasa atau pos masa lalu (pror period
items) yang berasal dari investee harus diungkapkan secara terpisah.

II.KOMBINASI BISNIS
Kombinasi bisnis merupakan terminologi akuntansi yang substansinya di Indonesia
dibahas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 yang telah direvisi pada
tahun 2010. Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu
diadakan dan dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk dividen, biaya yang
lebih rendah, atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada investor atau pemilik,
anggota, atau peserta lainnya. Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain

dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Disini yang
dimaksud dengan pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijaksanaan keuangan
dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Kombinasi
bisnis melibatkan 2 pihak, yakni entitas pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi. Pihak
pengakuisisi merupakan entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang diakuisisi
dalam transaksi bisnis. Sebaliknya, entitas yang diakuisisi, atau disebut juga entitas target,
merupakan entitas yang dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain
(entitas pengakuisisi). PSAK 33 direvisi tahun 2010 cenderung menggunakan istilah entitas
dibanding perusahaan.
PSAK 22: Kombinasi Bisnis, merupakan pengadopsian dari Standar Akuntansi
Internasional, yakni Internasional Finansial Reporting Standard (IFRS) 3 tahun 2008. IFRS
3 pada awalnya terbit tahun 2004 sebagai pengganti dari Internasional Accounting Standard
(IAS) 22. Hasil kerja sama dewan standar akuntansi internasional atau Internasional
Accounting Standard Boars (FASB) dengan dewan standar Amerika- dalam hal ini Financial
Accounting Standard Boars (FASB) sebagai bagian dari upaya konvergensi standar
akuntansi internasional, menghasilkan Norwalk agreement yang merevisi kembali IFRS 3
tahun 2004 sehingga terbitlah IFRS 3 tahun 2008. Pada tahun 1994 terbit PSAK 22 mengenai
Pengabunggan Usaha sebagai hasil adopsi dari Internasional Accounting Standard (IAS) 22.
PSAK 22 tahun 1994 menggunakan termoninologi Penggabungan Usaha,kemudian pada
tahun 2010 revisi PSAK 22 mengganti terminologi Penggabungan Usaha menjadi
Kombinasi Bisnis.
Pengendalian
Pengendalian ini dapat diperoleh dengan kepemilikan hak suara atas entitas lain. Hak
suara biasanya melekat dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak selalu
demikian. Jika hak suara yang dimiliki sedemikian besar, diperoleh hak pengendalian, dan
pada saat itu telah terjadi kombinasi bisnis. Kepemilikan ekuitas suatu entitas dalam jumlah
tertentu dapat menimbulkan pengendalian atas entitas tersebut, dan hal itu menunjukkan
bahwa telah terjadi kombinasi bisnis.
Entitas yang tidak berbadan hukum merupakan usaha yang didirikan namun belum
memiliki bentuk hukum tetap. Contoh bentuk hukum dalam hal ini meliputi perusahaan
perseorangan, CV Firma, Perseroan Terbatas, dan bentuk lainnya. Sepanjang entitas
bersangkutan merupakan bisnis yang riil, kombinasi bisnis dapat dilakukan atas entitas tidak
berbadan hukum tersebut.

Akan tetapi, makna mengendalikan lebih dari sekedar memiliki ekuitas entitas lain.
Pengendalian tidak harus selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya, kepemilikan
hak suara mayoritas tidak selalu memberikan hak pengendalian.
Pengendalian yang diperoleh tanpa adanya kepemilikan dapat terjadi melalui kontrak.
Sebagai contoh, suatu entitas telah terikat kontrak hanya menjual atau memberikan jasa atau
memberikan hak pemakaian aset pada entitas lain yang mengindikasikan adanya
pengendalian oleh entitas lain tersebut. Ini berarti entitas yang mengendalikan. Sebaliknya,
jika ada pengendalian tanpa kepemilikan, itu merupakan indikasi bahwa telah terjadi
kombinasi bisnis. Dalam kasus lain, suatu entitas mungkin memiliki sebagian saham biasa
entitas lain dan entitas pengakuisisi tersebut dalam posisi mengendalikan. Misalkan PT R
memiliki 450 saham dari 1.000 lembar PT S yang beredar. Dalam hal ini, PT R memiliki hak
suara 45%. Namun PT S kemudian menarik sahamnya dari peredaran yang tidak dimiliki PT
R sebanyak 200 lembar, sehingga saham beredar PT S sekarang adalah 800 lembar.
Akibatnya, hak suara PT R atas PT S menjadi 56,25% (450/800) dan hak suara ini membuat
PT R dalam posisi mengendalikan PT S. Kasus ini menggambarkan telah terjadinya
kombinasi bisnis.
Kombinasi Bisnis dan Pengendali Tertinggi
Kombinasi bisnis mengenal istilah entitas pengendali, dimana pengendalian dapat
diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh, PT A mengakuisisi 90%
hak suara PT B, dan di sini telah terjadi kombinasi bisnis karena PT A memiliki hak 90% hak
suara PT B. Jika PT B memiliki hak pengendalian 80% atas PT C, maka PT A dengan
sendirinya memiliki hak pengendalian atas PT C karena memiliki hak suara tidak langsung
atas PT C sebesar 72% (90% x 80%). Dalam kasus ini, PT A merupakan pengendali tertinggi.
Selain itu,dapat juga dikatakan bahwa ketiga entitas (PT A, PT B, dan PT C merupakan satu
grup). Dalam praktik, hal ini sering terjadi.
Misalkan PT A mengakuisisi 20% hak suara PT C dengan menukarkan hak
kepemilikannya atas PT B. Dalam hal ini, secara ekonomi tidak ada perubahan kepemilikan
PT A atas grup atau kelompok tersebut walaupun tidak ada perubahan kepemilikan PT A atas
grup atau kelompok tersebut walaupun secara hukum ada. Hal itu bukan merupakan
kombinasi bisnis yang sesuai dengan PSAK 22 revisi 2010. PT A merupakan pengendali
tertinggi baik sebelum maupun sesudah PT A mengakuisisi hak suara PT. C Transaksi
semacam itu disebut Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang diatur tersendiri dalam
PSAK 38 REVISI 2011.

Identifikasi Pihak-pihak Dalam Kombinasi Bisnis


Kombinasi bisnis melibatkan pihak pengakuisisi dan entitas target. Pihak pengakuisisi
merupakan pihak yang memeproleh kendali atas aktiva neto dna operasi pihak yang
diakuisisi. Pengendalian atas pihak yang diakuisisi mungkin diperoleh dengen beberapa cara,
seperti:
(a) Dengan mengalihkan kas, setara kas, atau aset lainnya (termasuk aset neto yang
merupakan suatu bisnis);
(b) Dengan menimbulkan laibilitas/kewajiban;
(c) Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas;
(d) Dengen memberikan lebih dari satu jenis imbalan; atau
(e) Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak
Pihak pengakuisisi setelah kombinasi bisnis disebut induk, yang berkewajiban
menyusun laporan konsolidasi yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya. Pada umumnya,
pihak pengakuisisi diidentifikasi sebagai pihak yangmengalihkan kas atau aset lainnya, atau
meiliki liabilitas sebagai pihak yang mengalihkan kas atau aset lainnya, atau memiliki
liabilitas atas kombinasi bisnis. Kas atau aset lainnya akan diberikan atau dialihkan
(liablilitas) kepada pemilik atau pengendali entitas target sebelumnya. Jika terjadi hal
semacam itu, PSAK 22 revisi 2010 memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk
mennetukan nama perusahaan pengakuisisi, yakni:

Ukuran pihak pengakuisisi (dinyatakan dengan laba, aset atau pendapatan) lebih besar
dari entitas target.

Jika kombinasi bisnis melibatkan lebih dari dua pihak, maka pengakuisisi biasanya
merupakan pihak yang berinisiatif melakukan kombinasi bisnis, dan ukurannya lebih
besar dari pihak lain dalam kombinasi bisnis.

Entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak selalu merupakan
pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas
dalam rangka kombinasi bisnis, maka salah satu entitas yang bergabung merupakan
peihak pengakuisisi dengan melihat ukuran dan faktor lainnya.

Jika kombinasi bisnis mengakibatkan manajemen suatu perusahaan mendominasi


penentuan anggota manajemen perusahaan yang bergabung, mak aperusahaan yang
dominan tersebut adalh perusahaan pengakuisisi.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam kombinasi bisnis yang dilakukan dengan
penerbitan ekuitas, pihak pengakuisisi umumnya merupakan pihak yang menerbitkan ekuitas.
Pengecualian terjadi dalam Reverse Acquistion di mana pihak yang secara hukum
diidentifikasi sebagai pihak pengakuisisi, tetapi berdasarkan substansi akuntansi diidentifikasi
sebagai pihak yang diakuisisi.
Metode Akuisisi
Pada dasarnya, pada semua penggabungan usaha, salah satu perusahaan yang
bergabung memperoleh kendali atas perusahaan lain. Pengendalian (control) diasumsikan
diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak
suara pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat
pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50%. Meskipun salah satu dari perusahaan yang
bergabung tidak memiliki lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, perusahaan
pengakuisisi mungkin tetap dapat diidentifikasi apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memperoleh:
(a) kekuasaan (power) lebih dari 50% hak suara atas perusahaan yang lain tersebut
berdasarkan perjanjian dengan investor lain;
(b) kekuasaan (power) untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lain
tersebut berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
(c) kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota pengurus
perusahaan yang lain tersebut;
(d) kekuasaan untuk mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi perusahaan
yang lain tersebut.
Walaupun kadangkala sulit untuk mengidentifikasi perusahaan pengakuisisi, akan
tetapi terdapat salah satu indikasi berikut untuk menentukan pengakuisisi (acquirer). Sebagai
contoh:
(a) nilai wajar suatu perusahaan yang bergabung lebih besar secara signifikan daripada
perusahaan lainnya. Dalam hal ini, perusahaan yang lebih besar tersebut adalah
pengakuisisi.
(b) penggabungan usaha dilaksanakan melalui pertukaran saham berhak suara (voting
common shares) dengan uang kas. Dalam hal ini, perusahaan yang membayar tunai
tersebut adalah perusahaan pengakuisisi; atau

(c) penggabungan usaha mengakibatkan manajemen suatu perusahaan mendominasi


penentuan anggota manajemen perusahaan gabungan. Dalam hal ini, perusahaan yang
dominan tersebut adalah perusahaan pengakuisisi.
Reverse Acquisition
Kadangkala suatu perusahaan memperoleh saham perusahaan lain tetapi, sebagai
bagian dari suatu transaksi pertukaran, perusahaan tersebut mengeluarkan sahamnya yang
berhak suara (voting shares) dalam jumlah tertentu sehingga menyebabkan pengendalian
perusahaan atas perusahaan gabungan beralih ke pemegang saham perusahaan yang
sahamnya telah diakuisisi. Akuisisi ini disebut Reverse Acquisition. Meskipun secara formal
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut dapat disebut sebagai induk perusahaan, akan
tetapi perusahaan yang pemegang sahamnya sekarang mengendalikan perusahaan gabungan
adalah perusahaan pengakuisisi yang menikmati hak suara tersebut atau kekuasaan lainnya
seperti dijelaskan pada paragraf 10. Perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut dianggap
telah diakuisisi oleh perusahaan lain yang bergabung, dan perusahaan lain tersebut dianggap
sebagai perusahaan pengakuisisi dan dengan demikian harus menerapkan metode pembelian
atas aktiva dan kewajiban perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Akuntansi untuk Akuisisi
Penggabungan usaha melalui akuisisi harus dipertanggungjawabkan dengan
menggunakan metode pembelian, sebagaimana diatur pada paragraf 19 - 56. Penggunaan
metode pembelian untuk akuisisi suatu perusahaan dibukukan seperti halnya pembelian
aktiva lainnya. Hal ini dilakukan karena dalam akuisisi terjadi transaksi pengalihan aktiva,
timbulnya kewajiban atau penerbitan saham dalam rangka memperoleh kendali atas aktiva
neto dan operasi perusahaan lain. Metode pembelian menggunakan biaya perolehan (cost)
sebagai dasar untuk mencatat akuisisi tersebut.

Tanggal Akuisisi
Sejak tanggal akuisisi, perusahaan pengakuisisi harus:

(a) melaporkan hasil usaha perusahaan yang diakuisisi dalam laporan laba ruginya; dan
(b) melaporkan aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dalam neracanya serta
goodwill yang timbul dari akuisisi tersebut.
Tanggal akusisi adalah tanggal pada saat kendali atas aktiva dan operasi suatu
perusahaan yang diakuisisi secara efektif dialihkan kepada perusahaan pengakuisisi dan
tanggal pada saat penerapan metode pembelian dimulai. Hasil usaha dari perusahaan yang
diakuisisi dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan pengakuisisi dimulai sejak
tanggal akuisisi. Pada hakekatnya, tanggal akuisisi adalah tanggal sejak perusahaan
pengakuisisi mempunyai wewenang untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi suatu
perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatannya. Pengendalian dianggap belum
dialihkan kepada perusahaan pengakuisisi sebelum semua kondisi yang diperlukan untuk
melindungi kepentingan pihak yang terkait dilaksanakan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa
suatu transaksi harus diselesaikan secara hukum sebelum kendali secara efektif beralih
kepada perusahaan pengakuisisi. Dalam menentukan apakah kendali secara efektif telah
dialihkan, substansi akuisisi perlu dipertimbangkan .
Sebagai contoh, PT A mengakuisisi seluruh hak suara PT B yang efektif pada tanggal
1 Juli 2014. Akan tetapi, PT B terikat kontrak dengan PT X untuk mengalihkan aset kepada
PT X hingga 31/12/2014. Dalam hal ini, kombinasi bisnis antara PT A dan PT B terjadi pada
tanggal 31/12/2014, walaupun tanggal penutupan transaksi akuisisi adalah 1 Juli 2014. Ini
karena pada tanggal 31/12/2014 diperoleh kendali atas PT B yang merupakan persayratan
kombinasi bisnis.
Biaya Perolehan (Cost of Acquisition)
Suatu akuisisi harus dibukukan sebesar biaya perolehan, yaitu jumlah kas atau aktiva
setara kas yang dibayar atau nilai wajar (pada tanggal pertukaran) aktiva lain yang diberikan
oleh perusahaan pengakuisisi, sebagai imbalan atas perolehan kendali atas aktiva neto
perusahaan lain, ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada
akuisisi tersebut.
Jika dalam suatu akuisisi terdapat lebih dari satu transaksi pertukaran, maka biaya
perolehannya adalah penjumlahan dari seluruh transaksi. Apabila akuisisi dilakukan secara
bertahap, maka pembedaan antara tanggal akuisisi dan tanggal transaksi pertukaran sangat
penting. Karena akuntansi akuisisi dimulai sejak tanggal akuisisi, maka digunakan informasi
biaya perolehan dan nilai wajar yang ditentukan pada setiap tanggal transaksi pertukaran.

Aktiva moneter yang diberikan dan kewajiban yang timbul dinilai berdasarkan nilai
wajarnya pada tanggal pertukarkan. Jika penyelesaian (settlement) harga pembelian
ditangguhkan, maka biaya perolehannya bukan nilai nominal kewajiban akan tetapi nilai
sekarang (present value) dari harga pembelian tersebut, dengan memperhitungkan premi atau
diskonto yang mungkin timbul pada saat penyelesaian.
Dalam menentukan biaya perolehan, surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh
perusahaan pengakuisisi dinilai berdasarkan nilai wajar yaitu harga pasar pada tanggal
transaksi pertukaran. Bila harga pasar pada suatu tanggal tertentu tidak dapat digunakan
sebagai indikator yang tepat, pergerakan harga pada suatu periode tertentu sebelum dan
sesudah diumumkannya syarat-syarat akuisisi perlu dipertimbangkan . Bila pasar tidak dapat
dipercaya (unreliable) atau bila tidak terdapat penawaran harga, maka nilai wajar surat
berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan pengakuisisi diestimasi secara proporsional
dengan nilai wajar perusahaan pengakuisisi atau secara proporsional dengan nilai wajar
perusahaan yang diakuisisi, tergantung mana yang lebih dapat ditentukan. Harga pembelian
yang dibayar tunai kepada para pemegang saham perusahaan yang diakuisisi sebagai
alternatif pembayaran dengan surat berharga, juga dapat menjadi bukti tentang total nilai
wajar yang dibayarkan. Semua aspek akuisisi, termasuk faktor-faktor signifikan yang
mempengaruhi negosiasi, perlu dipertimbangkan, dan penilaian independen dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam menentukan nilai wajar surat berharga yang dikeluarkan.
Di samping harga pembelian, perusahaan pengakuisisi dapat mengeluarkan biaya
langsung (direct cost) sehubungan dengan akuisisi tersebut. Biaya ini dapat terdiri dari biaya
registrasi dan emisi saham, dan honorarium tenaga profesional seperti akuntan, penasehat
hukum, penilai dan konsultan lainnya sehubungan dengan akuisisi. Biaya administrasi umum,
termasuk biaya divisi akuisisi, dan biaya lain yang tidak dapat secara langsung diatribusikan
pada akuisisi tertentu, tidak diakui sebagai biaya perolehan tetapi dibebankan pada saat
terjadi pada periode berjalan .
Pengakuan-Ketentuan

Harus memenuhi definisi aset dan kewajiban sesuai dengan KDPPLK pada tanggal
akuisisi.

Merupakan bagian yang dipertukarkan antara pihak pengakuisisi dan pihak yang
diakuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis (par 5153), bukan hasil transaksi terpisah
(SAK terkait).

Memungkinkan munculnya aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh
pihak yang diakuisisi

Pengakuan-Klasifikasi
Mengklasifikasikan atau menentukan aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil-alih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK lain. Membuat klasifikasi
berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional atau
akuntansinya, dan kondisi terkait lainnya yang ada pada tanggal akuisisi. Pengecualian atas
kontrak sewa operasi dan kontrak asuransi dilihat kondisi kontrak pada asuransi, tanggal
akuisisi
Prinsip Pengukuran

Pengukuran kepentingan nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada proporsi
kepemilikan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.

Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan kepentingan non pengendali
(B4145)

Pengecualian par 2431

Goodwill
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai
selisih lebih (a) atas (b) :
a) nilai agregat dari:
i.

Imbalan yang dialihkan nilai wajar tanggal akuisisi (37);

ii.

Kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi; dan

iii.

untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap (41 dan 42), nilai
wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki
oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi.

b) selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih
pada tanggal akuisisi
Jika kepentingan ekuitas pihak yang diakuisisi lebih andal, goodwill ditentukan
dengan nilai wajar tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas yang dialihkan. Jika terdapat
imbalan yang dialihkan maka nilai wajar kepentingan ekuitas pengakuisisi
dengan teknik penilaian (B46-49)

ditentukan

Pembelian dengan Diskon

Jika jumlah b melebihi jumlah a, maka pihak pengakuisisi mengakui keuntungan yang
dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akuisisi.

Terjadi karena pembelian terpaksa atau karena pengecualian (22-31)

Sebelum diakui, pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah mendidentifikasi


dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang dialihkan serta
aset/kewajiban lain

Kombinasi Bisnis Tanpa Pengalihan


Pengendalian dapat diperoleh tanpa adanya pengalihan imbalan, termasuk:

Pihak yang yang diakuisisi membeli kembali sahamnya sehingga pengakuisisi


memperoleh pengendalian

Hilangnya hak veto yang sebelunnya menghalangi pengakuisisi untuk mengendalikan.

Pengakuisisi dan yang diakuisisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan


kontrak semata.

Periode Pengukuran

Jika proses kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan, maka pihak
pengakuisisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos (items) yang proses
akuntansinya belum selesai.

Pihak pengakuisisi menyesuaikan secara retrospektif jumlah sementara yang diakui


pada tanggal akuisisi untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang
fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akusisi dan berdampak pada pengukuran
yang diakui.

Pihak pengakuisisi mengakui aset atau liabilitas tambahan jika informasi baru
diperoleh mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi

Periode pengukuran berakhir segera setelah pihak pengakuisisi menerima informasi


yang dicari tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi atau
mempelajari bahwa informasi lebih tidak dapat diperoleh.

Periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi.

Aset Idemnifikasi

Penjual menjamin pihak pengakuisisi atas ketidakpastian kontijensi atau aset/liabilitas


tertentu.(2728)

Misal : penjual menjamin liabilitas pengakuisisi tidak akan melampaui jumlah


tertentu.

Pihak pengakuisisi memperoleh aset indemnifikasi, saat yang sama dengan saat
mengakui hal yang dijamin dan diukur dengan dasar yang sama.

Setiap akhir periode pengakuisisi engukur aset indemnifikasi dengan dasar yang sama
dengan aset/liabilitas yang dijamin.

Pengakuan dihentikan jika pengakuisisi mengambil aset, menjual atau kehilangan


hak.

Akuntansi dan Pengukuran setelah Pengakuan Awal


Secara umum, pihak pengakuisisi mengukur dan mencatat aset yang diperoleh,
liabilitas yang diambil-alih atau terjadi, dan instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam
kombinasi bisnis sesuai dengan SAK terkait untuk pos-pos (items) tersebut, tergantung dari
sifatnya.

Panduan khusus

(a) Hak yang diperoleh kembali;


Diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi selama sisa periode
kontraktual yang mendasari kontrak tersebut.
(b) Liabilitas kontinjensi yang diakui pada tanggal akuisisi;
Diakui dalam kombinasi bisnis pada nilai yang lebih tinggi antara jumlah yang
seharusnya diakui menurut PSAK 57 dengan jumlah yang pada awalnya diakui
dikurangi dengan akumulasi amortiasi (PSAK 23)
(c) Aset indemnifikasi;
Mengukur aset indemnifikasi yang diakui dengan dasar yang sama dengan
liabilitas atau aset yang dijamin, tunduk kepada setiap pembatasan kontraktual
atas jumlahnya.
(d) imbalan kontinjensi.
Pengungkapan
Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi:

selama periode pelaporan berjalan; atau

setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggalpenyelesaian laporan keuangan.


Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan

keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian yang diakui pada periode
pelaporan berjalan yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode
tersebut atau periode pelaporan sebelumnya. Jika pengungkapan spesifik yang dipersyaratkan
tidak mencapai tujuan pengungkapan, maka pihak pengakuisisi mengungkapkan seluruh
informasi tambahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut

III.

KOMBINASI BISNIS ENTITAS SEPENGENDALI

Definisi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali


Menurut ED PSAK 38 (2012) :

Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional

suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.


Entitas sepengendali adalah entitas yang secara langsung atau tidak langsung (melalui
satu atau lebih perantara), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah

pengendalian yang sama.


Kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah kombinasi bisnis yang semua entitas
atau bisnis yang bergabung, pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang sama (baik
sebelum maupun sesudah kombinasi bisnis) dan pengendaliannya tidak bersifat
sementara.

Kriteria Pengendalian
Dalam menentukan adanya pengendalian, entitas menerapkan kriteria yang terdapat
dalam PSAK 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
Sifat Transaksi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
Menurut ED PSAK 38 (2012), transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa
pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada
dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti
substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi
kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha
tersebut.

Contoh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah sebagai berikut (ED
PSAK 38, 2012) :
(a)

Entitas induk memindahkan sebagian aset neto dari entitas anak yang dimilikinya

menjadi aset entitas induk yang bersangkutan. Transaksi ini menyebabkan perubahan dalam
bentuk hukum kepemilikan atas aset neto, tetapi tidak menyebabkan perubahan substansi
ekonomi kepemilikan aset neto tersebut.
(b)
Entitas induk mengalihkan sebagian hak kepemilikannya dalam suatu entitas anak ke
entitas anak lain yang dimiliki oleh entitas induk. Transaksi ini juga merupakan perubahan
bentuk hukum kepemilikan entitas anak, tetapi tidak merupakan perubahan substansi
ekonomi kepemilikan entitas anak tersebut.
(c)
Entitas induk menukar kepemilikannya atas sebagian aset neto dalam entitas anak
yang dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak lain (yang tidak
dimiliki sepenuhnya), sehingga kepemilikan entitas induk dalam entitas anak lain tersebut
bertambah, sedangkan

persentase kepemilikan pemegang saham nonpengendali dalam

entitas anak tersebut berkurang. Dalam hal ini, walaupun bentuk hukum kepemilikan aset
neto dalam entitas anak berubah (dari milik langsung entitas induk menjadi milik entitas anak
lain), tetapi tidak terjadi perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aset neto.
Menurut ED PSAK 38 (2012), berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis
yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode
penyatuan kepemilikan. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari
setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali diakui di ekuitas dan disajikan dalam
pos tambahan modal disetor.
Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari
entitas yang bergabung, untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali dan
untuk periode komparatif sajian, disajikan sedemikian rupa seolah-olah penggabungan
tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas

yang bergabung berada dalam

sepengendalian. Jumlah tercatat dari unsur-unsur laporan keuangan tersebut merupakan


jumlah tercatat dari entitas yang bergabung dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali.
Pengungkapan Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Menurut ED PSAK 38 (2012), untuk semua transaksi kombinasi bisnis

entitas

sepengendali, pengungkapan berikut disajikan dalam laporan keuangan pada periode


terjadinya kombinasi bisnis :
a) Nama dan penjelasan tentang entitas atau bisnis yang berkombinasi.
b) Penjelasan mengenai hubungan kesepengendalian dari entitas-entitas

yang

bertransaksi dan bahwa hubungan tersebut tidak bersifat sementara.


c) Tanggal efektif transaksi.
d) Operasi atau kegiatan bisnis yang telah diputuskan untuk dijual atau dihentikan
akibat kombinasi bisnis tersebut.
e) Kepemilikan entitas atau bisnis yang dialihkan serta jenis dan jumlah imbalan yang
terjadi.
f) Jumlah tercatat bisnis yang dikombinasikan serta selisih antara jumlah tercatat
tersebut dan jumlah imbalan yang dialihkan.
g) Pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan keuangan sebagaimana yang
dijelaskan di paragraf 12 yang dapat memberikan informasi minimal meliputi :
Ikhtisar angka-angka laporan keuangan yang telah dilaporkan sebelumnya untuk

periode yang disajikan kembali.


Ikhtisar jumlah tercatat aset dan liabilitas entitas atau bisnis yang dikombinasikan.
Dampak penyesuaian kebijakan akuntansi.
Ikhtisar angka-angka laporan keuangan setelah disajikan kembali.

Entitas mengungkapkan saldo selisih yang disajikan dalam pos tambahan modal
disetor, baik yang timbul dari penerapan Pernyataan ini atas transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali maupun dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Entitas yang
menyerahkan aset neto atau kepemilikan atas ekuitas

dalam kombinasi bisnis entitas

sepengendali mengungkapkan :
(a)

Porsi dari setiap selisih yang diakui di ekuitas yang dapat diatribusikan pada pengakuan
sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal hilangnya

pengendalian.
(b) Pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif (jika
tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif).

IV.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN


KEUANGAN TERSENDIRI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (PSAK 65)


Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan
keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain.
Pencapaian Tujuan
Untuk mencapai tujuan, Pernyataan ini:
a) mensyaratkan entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain
(entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian;
b) mendefinisikan prinsip pengendalian dan menetapkan pengendalian sebagai dasar
konsolidasi;
c) menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk mengidentifikasi
apakah investor mengendalikan investee sehingga investor mengonsolidasi investee;
d) menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian; dan
e) mendefinisikan entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk mengonsolidasi
entitas anak tertentu dari entitas investasi.
Ruang Lingkup
Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
Pernyataan ini berlaku untuk seluruh entitas,kecuali:
(a) program imbalan pasca kerja atau program imbalan kerja jangka panjang lain
(b) entitas investasi tidak perlu menyajikan laporan keuangan konsolidasian jika entitas
investasi disyaratkan untuk mengukur seluruh entitas anaknya pada nilai wajar
melalui laba rugi
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
1) Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha
yang didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas
induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
2) Pengendalian atas investee adalah investor mengendalikan investee ketika investor
terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
kekuasaannya atas investee.
3) Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh entitas lain.
4) Entitas induk adalah entitas yang mengendalikan satu atau lebih entitas.
5) Entitas investasi adalah entitas yang:
(a)memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor
tersebut jasa manajemen investasi;

(b)menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk


menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari
kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan
(c)mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang substansial
berdasarkan pada nilai wajar.
6) Hak pencabutan adalah hak untuk mencabut kewenangan pengambilan keputusan
yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
7) Hak protektif adalah hak yang didesain untuk melindungi kepentingan pihak
pemegang hak protektif tanpa memberikan kekuasaan kepada pihak tersebut atas
entitas dimana hak tersebut terkait.
8) Kekuasaan adalah hak yang ada saat ini yang memberikan kemampuan kini untuk
mengarahkan aktivitas relevan.
9) Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan entitas anaknya.
10) Kepentingan nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung atau tidak langsung kepada entitas induk.
Pengendalian
Investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas (investee), menentukan
apakah investor merupakan entitas induk dengan menaksir apakah investor tersebut
mengendalikan investee.
Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas
imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee.
Dengan demikian, investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor
memiliki seluruh hal berikut ini:
(a) kekuasaan atas investee;
(b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan
(c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil investor
Persyaratan Akuntansi
Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang
serupa.
Kehilangan Pengendalian
Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas induk:

a) menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari laporan posisi
keuangan konsolidasian;
b) mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada
tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi tersebut dan
setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK
lain yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat
pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai) biaya perolehan pada saat pengakuan
awal investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama;
c) mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian yang
dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.
Penentuan Apakah Entitas Adalah Entitas Investasi
Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi. Entitas
investasi adalah entitas yang:
a) memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor
tersebut jasa manajemen investasi;
b) menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk
menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari
kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan
c) mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang substansial
berdasarkan pada nilai wajar.

Entitas Investasi: Pengecualian Terhadap Konsolidasi


Entitas investasi tidak mengonsolidasi entitas anaknya atau menerapkan PSAK 22:
Kombinasi Bisnis ketika entitas tersebut memperoleh pengendalian atas entitas lain. Malahan,
entitas investasi mengukur investasi dalam entitas anak pada nilai wajar melalui laba rugi.
Entitas investasi memiliki entitas anak yang memberikan jasa terkait dengan aktivitas
investasi dari entitas investasi, entitas investasi mengonsolidasi entitas anak tersebut.

LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4)


Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur persyaratan akuntansi untuk investasi pada entitas
anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan
tersendiri sebagai informasi tambahan.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan pada entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri
dalam mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi.
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam, Pernyataan ini:
Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk
(yaitu investor yang mempunyai pengendalian atas entitas anak) yang mencatat investasi
pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama berdasarkan biaya perolehan.
Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam
laporan konsolidasian. Entitas induk tidak boleh menyajikan laporan keuangan tersendiri
sebagai laporan keuangan bertujuan umum (general purposes financial
statements). Laporan keuangan tersendiri minimal terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Penyusunan Laporan Keuangan Tersendiri
Laporan keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku. Jika entitas
induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk
tersebut mencatat
investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi pada biaya perolehan.
Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiapkategori investasi.
Investasi yang dicatat pada biaya perolehan (dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan) ketika investasi tersebut
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual). Pengukuran investasi yang dicatat sesuai
dengan PSAK 55 tidak berubah dalam keadaan yang demikian.
Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura bersama, atau entitas
asosiasi pada laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen
ditetapkan.

Sumber
Ikatan Akuntan Indonesia (2012). Standar Akuntansi Keuangan per 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia (2012). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan per
2012
Ikatan Akuntan Indonesia (2013). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan per
23 Juli 2013.

PELAPORAN KORPORAT
KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

OLEH:
1. SAUFAN TANAFFAS
2. M. RIANDIPTA AFDALIKA
3. AHMAD RIFAN MUTTAQI
4. FITRIAMAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

You might also like