You are on page 1of 10

A.

Judul
Uji Reduksi Methylen Biru
B. Tujuan
Menentukan kualitas susu pasteurisasi dan non pasteurisasi serta menentukan perkiraan
jumlah total mikroba yang terdapat dalam susu.
C. Alat dan bahan
1. Sampel susu (susu Ultra dan susu kedelai rumahan)
2. Reagent methylen biru
3. Alkohol 90%
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Api bunsen
8. Waterbath
9. Termometer
D. Prosedur kerja
1. Memasukkan 10 mL susu Ultra dan susu kedelai ke dalam masing-masing tabung
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

reaksi (masing-masing sampel dibuat ulangan sebanyak tiga tabung).


Meneteskan 0,5 mL methylen biru pada tabung reaksi tersebut.
Mengoocok dengan hati-hati sampai methylen biru tercampur rata.
Inkubasi pada suhu 37C dalam waterbath.
Mengamati perubahan warna sesaat setelah ditambahkan methylen biru.
Selanjutnya mengamati setiap jam sekali selama 7,5 jam.
Buatlah tabel hasil pengamatan.
Hasil dicocokkan dengan tabel (Tabel 2 lalu Tabel 3).

E. Hasil dan Pembahasan


E.1.

Hasil pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan


No

Waktu
(jam)

Gambar

Keterangan

1.

0
Sebelum diinkubasi di
dalam waterbath

2.

0,5
Belum terjadi
perubahan warna

3.

1
Belum

terjadi

perubahan warna

4.

1,5
Belum

terjadi

perubahan warna

5.

2
Belum terjadi
perubahan warna

6.

2,5
Belum terjadi
perubahan warna

7.

3
Belum terjadi
perubahan warna

i 8.

3,5
Belum terjadi
perubahan warna

9.

4
Terjadi perubahan
warna pada 1 tabung
susu kedelai

10.

4,5
Terjadi perubahan
warna pada 2 tabung
susu kedelai

11.

5
Terjadi perubahan
warna pada 2 tabung
susu kedelai

12.

5,5
Terjadi perubahan
warna pada 2 tabung
susu kedelai menjadi
lebih putih

13.

6
Terjadi perubahan
warna pada ke 3
tabung susu kedelai
menjadi warna putih

14.

6,5
Terjadi perubahan
warna pada ke 3
tabung susu kedelai
menjadi warna putih

15

7
Terjadi perubahan
warna pada ke 3
tabung susu kedelai
menjadi warna putih

16

7,5
Terjadi perubahan
warna pada ke 3
tabung susu kedelai
menjadi warna putih,
sedangkan pada susu
ultra tetap berwarna
biru

E.2.

Pembahasan
Susu adalah makanan pertama yang dikenal seorang bayi lewat ASI.

Masyarakat sudah menganggap bahwa kualitas ASI lebih unggul daripada susu sapi,
susu formula, dan susu bubuk. Bahkan sekarang kita juga mulai mengenal susu non
hewani, yang terbuat dari bahan baku kedelai (susu kedelai) (Anonim, 2012).
Walaupun tanpa pemberian suatu apapun, rasa susu sedikit manis, dengan
aroma agak harum serta berbau susu. Bau khas susu akan hilang atau berkurang apabila
susu dipanaskan atau dibiarkan pada tempat yang kena udara. Susu adalah salah satu
dari beberapa makanan yang paling bergizi. Konstituen penting yang diberikan (Jawetz,
1991):
1.

Protein, terutama kasein dan laktalbumin; protein susu memberikan asam amino
esensial dengan perbandingan yang sangat tepat bagi pembangunan jaringan tubuh.

2.

Hidrat arang, dalam bentuk laksota dan gula susu.

3.

Lemak, dalam bentuk teremulsi halus.

4.

Kalsium dan fosfor, dalam keadaan yang mudah diserap.

5. Vitamin A, dalam jumlah yang banyak kalau sapi perahnya memakan pakan ternak
hijau yang kaya akan karoten.
6. Vitamin B kompleks, khususnya riboflavin.
Mineral susu mengandung potasium, kalsium, magnesium, klorida, fosfor,
sulfur dalam jumlah yang relatif besar. Besi, tembaga, aluminium, mangan kobalt dan
6

yodium terdapat dalam jumlah kecil. Silikon, boron, titanium, vanadium, rubidium,
litium, strontium, terdapat dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur mineral membantu
menaikkan suhu pada susu, sangat penting hubungannya terhadap kestabilan susu
terhadap panas (Anurfadlilah, 2010).
Susu mengandung bermacam-macam unsur yang sebagian besar terdiri dari zat
makanan yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karenanya, pertumbuhan
bakteri dalam susu sangat cepat, pada suhu yang sesuai. Sebagai bahan pangan, susu
dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya sebagai satu kesatuan, maupun dari bagianbagiannya. Banyak sekali problem-problem yang dihadapi dalam pengolahan,
penyimpanan, dan penggunaan air susu. Untuk mengetahui kualitas susu dengan
memperkirakan jumlah total mikroba yang terdapat dalam susu dapat dilakukan dengan
uji reduksi methylen biru (Buckle, dkk., 1987).
Uji reduksi methylen biru merupakan uji yang dapat memberikan gambaran
perkiraan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu. Dalam uji ini ditambahkan sejumlah
zat pewarna biru methylen ke dalam susu, kemudian diamati waktu yang dibutuhkan
oleh bakteri untuk melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan perubahan warna
(methylen biru tereduksi). Methylen biru dalam keadaan tereduksi, akan kehilangan
warna birunya. Waktu yang digunakan bakteri untuk mereduksi methylen biru dapat
dijadikan indikator kualitas susu. Waktu reduksi yaitu perubahan warna biru menjadi
putih dan dianggap selesai jika kurang lebih 4/5 bagian dari sampel susu dalam tabung
telah berwarna putih. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan tabel perkiraan hubungan
koloni bakteri dengan waktu reduksi (Tabel 2) dan tabel klasifikasi susu berdasarkan uji
methylen biru (Tabel 3) (Damayanto, 2014).

Tabel 2. Perkiraan Hubungan Koloni Bakteri dengan Waktu Reduksi, (Widiyanti, 2002).
7

Waktu Reduksi
(Jam)
0,5 3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5 - 8
8

Perkiraan Jumlah Koloni Bakteri


(x 10

per mL)

80 atau lebih
40
25
15
10
6
2,5
1

Tabel 3. Klasifikasi Susu Berdasarkan Uji Methylen Biru, (Widiyanti, 2002).


Kela
s
1
2
3
4

Mutu
Sangat Baik
Baik
Sedang
Buruk

Keterangan
Tidak berubah warna setelah diuji selama 8 jam
Berubah warna 6 s.d < 8 jam
Berubah warna 2 s.d < 6 jam
Berubah warna < 2 jam

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil, susu ultra yang
merupakan susu pasteurisasi tidak mengalami perubahan warna dari warna biru menjadi
warna putih setelah diinkubasi selama 7,5 jam, hal ini berarti susu ultra memiliki mutu
yang sangat baik jika dicocokkan dengan Tabel 2 dan Tabel 3. Sedangkan, pada susu
kedelai yang non pasteurisasi mengalami perubahan warna dari warna biru menjadi
warna putih setelah diinkubasi selama 6 jam. Jika dicocokkan dengan Tabel 2 dan Tabel
3, maka dalam susu kedelai jumlah koloni bakteri yang ada mencapi 60.000 per mL.
Dengan demikian, kualitas mutu susu kedelai tersebut baik. Perubahan warna biru
methylen menjadi warna putih disebabkan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme yang tumbuh dalam susu akan menghasilkan oksigen yang ada,
karena oksigen habis, terjadi reaksi oksidasi-reduksi untuk kelangsungan hidup
mikroba. Sitrat yang merupakan metabolit mikroba berfungsi sebagai donor hidrogen,
methylen biru sebagai aseptor hidrogen, dan enzim reduktase yang diproduksi mikroba
merupakan katalis. Reaksi oksidasi yang terjadi harus dapat menyediakan energi untuk
pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, dengan enzim reduktase mikroba menurunkan
potensial oksidasi-reduksi, dengan mereduksi methylen biru. Karena tereduksi maka
methylen biru berubah warnanya dari biru menjadi putih. Dengan demikian, semakin
tinggi jumlah bakteri dalam susu, semakin cepat terjadinya perubahan warna.
8

F. Simpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa uji reduksi
methylen biru merupakan uji yang dapat memberikan gambaran perkiraan jumlah
bakteri yang terdapat dalam susu. Susu ultra yang merupakan susu pasteurisasi tidak
mengalami perubahan warna dari warna biru menjadi warna putih setelah diinkubasi
selama 7,5 jam, hal ini berarti susu ultra memiliki mutu yang sangat baik jika
dicocokkan dengan Tabel 2 dan Tabel 3. Sedangkan, pada susu kedelai yang non
pasteurisasi mengalami perubahan warna dari warna biru menjadi warna putih setelah
diinkubasi selama 6 jam. Dengan demikian, kualitas mutu susu kedelai tersebut baik..
G. Daftar Pustaka
Damayanto, I Putu Gede Parlida. 2014. Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)
Bioteknologi. Singaraja: Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Pendidikan Ganesha.
Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991, Mikrobiologi untuk Profesi
Kesehatan, Jakarta, EGC
Buckle, K. A., R. A. Edwards., G.H. Fleet., and Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah H. Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.
Anonim. 2012. Acara Uji Mutu Susu. http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 5
Juni 2014.
Anurfadlilah. 2010. Kesegaran susu. http://anurfadlilah.tumblr.com. Diakses pada
tanggal 5 Juni 2014.

H. Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimanakah mekanisme terjadinya reduksi warna methylen biru pada susu oleh
mikroorganisme?
Jawab:
Mikroorganisme yang tumbuh dalam susu akan menghasilkan oksigen yang
ada, karena oksigen habis, terjadi reaksi oksidasi-reduksi untuk kelangsungan
hidup mikroba. Sitrat yang merupakan metabolit mikroba berfungsi sebagai donor
hidrogen, methylen biru sebagai aseptor hidrogen, dan enzim reduktase yang
9

diproduksi mikroba merupakan katalis. Reaksi oksidasi yang terjadi harus dapat
menyediakan energi untuk pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, dengan enzim
reduktase mikroba menurunkan potensial oksidasi-reduksi, dengan mereduksi
methylen biru. Karena tereduksi maka methylen biru berubah warnanya dari biru
menjadi putih.
2. Dapatkah uji methylen biru ini digunakan untuk mengetahui kebersihan produk
susu perah dipasarkan? Jelaskan!
Jawab:
Dapat, karena uji reduksi methylen biru merupakan uji yang dapat memberikan
gambaran perkiraan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu. Jika methylen
mengalami reduksi akan berubah menjadi warna putih, dengan demikian akan
dapat menunjukkan kualitas dan mutu susu tersebut.

10

You might also like