Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor pada esofagus secara garis besar dibedakan menjadi Karsinoma sel
skuamus (squamous cell carcinoma), adenokarsinoma, neoplasma malignan
lainnya, tumor jinak, dan lesi menyerupai tumor.2 Karsinoma sel skuamus
merupakan tumor esofagus yang sering dijumpai, yaitu sekitar 60% dari
keseluruhan karsinoma esofagus, dan biasanya bersifat fatal dalam kurang dari
5 tahun. Secara patologis, gambaran karsinoma esofagus secara garis besar
dibedakan menjadi polipoid, ulseratif, dan in! ltratif. Tapi penampakannya
sering tumpang tindih dimana tumor polipoid dapat menjadi ulseratif.
Klasifikasi karsinoma esofagus sangat beragam, tetapi secara umum menurut
lokasinya dibedakan menjadi 3, yaitu proksimal, tengah, dan distal. Kanker
esofagus merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di daerah yang
dikenal dengan julukan Asian Esophageal Cancer Belt yang terbentang dari
tepi selatan laut Kaspia di sebelah barat sampai ke utara Cina meliputi Iran,
Asia Tengah, Afganistan, Siberia, dan Mongolia.1,2
Kanker esofagus merupakan peringkat ke enam penyebab kematian yang
disebabkan oleh kanker. Sekitar 80 persen kematian terjadi di negara
berkembang seperti Afrika Selatan dan Cina. Insidens karsinoma esofagus
sangat bervariasi diberbagai negara, banyak ditemukan di China, Jepang,
Rusia, Hongkong, Skandinavia, dan Iran. Di negara-negara barat seperti
Amerika dan Inggris jarang ditemukan karsinoma esofagus. Dilaporkan di
China insiden karsinoma esofagus 19,6/100.000 pada laki-laki dan 9,8/100.000
pada wanita, bahkan pada propinsi Hunan, Shanxi dan Hebey insiden mencapai
100/100.000 penduduk. Sedang Di Amerika dilaporkan insiden 6/100.000 pada
laki-laki dan 1.6/100.000 pada wanita.1,3
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identifikasi
Nama
: Tn. A
Umur
: 52 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Status
: Sudah Menikah
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
MRS
: 23-09-2014
No. RM
: 679902
2.2 Autoanamnesis
Keluhan Utama:
Tidak bisa menelan
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Pasien mengeluh sulit menelan dialami 3 bulan terakhir. Sulit menelan ini
dirasakan semakin lama semakin memberat, dimana awalnya pasien masih
dapat menelan nasi yang lunak, setelah itu hanya dapat menelan bubur.
Keluhan sulit menelan ini disertai dengan rasa tidak enak di dada tengah, nafsu
makan berkurang dan berat badan menurun yang dirasakan penderita
bersamaan dengan munculnya rasa sulit menelan ini. Muntah dirasakan
kadang-kadang bila makanan yang dimakan sulit untuk ditelan. Muntah darah
dan berak hitam tidak ada. Pasien pernah berobat di RS bau-bau dan
didiagnosa tumor esophagus.
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Pernafasan
: 20x/menit
Nadi
: 84x/menit
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Suhu
: 36,8 C
Keadaan Gizi
: Baik
Status lokalis :
Kepala
Thorax
:I:
Abdomen
Foto thorax
USG abdomen
FNA
: 11,0 g/dl
( 14 18 gr/dl )
Hematokrit
: 31,0 vol%
( 40 50 vol%)
Leukosit
: 2900/mm3
( 4000 10000/mm3)
Trombosit
Kimia Klinik:
CT
: 8.00
BT
: 4.00
PT/APTT
: 11.5/27.1
Ureum
: 29 mg/dl
( 18 39 mg/dl )
Creatinin
: 0.8 mg/dl
( 0,6 10 mg/dl )
GOT
GPT
: 16 U/L (<41)
Na+
K+
: 4.1 mmol/l
Cl-
Tumor esofagus
2.8 Penatalaksanaan
Laparatomi eksplorasi
Biopsy insisi
Gastrostomi feeding
Post operasi
Antibiotik
Anti inflamasi
2.9 Prognosis
Quo ad vitam
: dubia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Anatomi Esofagus
Esofagus
merupakan
sebuah
saluran
berupa
tabung
berotot
yang
2.
3.
4.
Otot esofagus 1/3 atas adalah otot serat lintang yang berhubungan erat dengan
otot-otot faring, sedangkan 2/3 bawah adalah otot polos (otot sirkular dan otot
longitudinal). Esofagus menyempit pada tiga tempat :
1.
2.
Di rongga dada bagian tengah akibat tertekan langsung aort,a dan bronkus
utama kiri, tidak bersifat sfingter
3.
sel-sel
sekretoris
yang
menghasilkan
mukus
yang
dapat
bolus makanan yang masuk ke esofagus. Gerakan peristaltik esofagus terdiri dari
gerakan peristaltik primer dan gerakan peristaltik sekunder. Gerak peristaltik
primer adalah gerak peristaltik yang merupakan lanjutan dari gerakan peristaltik
pada faring yang menyebar ke esofagus. Gerakan ini berlangsung dengan
kecepatan 3-4 cm/ detik, dan membutuhkan waktu 8-9 detik untuk mendorong
makanan ke lambung. Gerakan peristaltik sekunder terjadi oleh adanya makanan
dalam esofagus. Sesudah gerakan peristaltik primer dan masih ada makanan pada
esofagus yang merangsang reseptor regang pada esofagus, maka akan terjadi
gelombang peristaltik sekunder. Gelombang peristaltik sekunder berakhir setelah
semua makanan meninggalkan esofagus. Esofagus dipisahkan dari rongga mulut
oleh sfingter esofagus proksimal atau sfingter atas esofagus (upper esopaheal
spinchter/ UES), dan dipisahkan dengan lambung oleh sfingter esofagus distal
atau sfingter bawah esofagus (lower esophageal spinchter/ LES). Sfingter
esofagus proksimal terdiri dari otot rangka dan diatur oleh n. vagus. Tonus dari
otot ini dipertahankan oleh impuls yang berasal dari neuron post ganglion n.
vagus yang menghasilkan asetilkolin.3,4
Sfingter esofagus distal yang terletal 2-5 cm di atas hubungan antara esofagus
dan lambung merupakan otot polos. Secara anatomis, strukturnya tidak berbeda
dengan esofagus tetapi secara fisiologis berbeda oleh karena dalam keadaan
normal sfingter selalu konstriksi.
Proses menelan dapat di bagi menjadi 3 tahap yaitu :
1.
Faseoral, yang mencetuskan proses menelan: Fase oral terjadi secara sadar.
Makanan yang telah dikunyah dan bercampur dengan liur akan membentuk bolus
makananmelalui dorsum lidah ke orofaring akibat kontraksi otot intrinsik lidah.
Kontraksi m. levator veli palatini mengakibatkan rongga pada tekukan dorsum
lidah diperluas, palatum mole dan bagian atas dinding posterior faring
(Passavants ridge) terangkat penutupan nasofaring akibat kontraksi m. levator
veli palatine kontraksi m. Palatoglosusismus fausium tertutupkontraksi m.
palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut.
2.
Fase faringeal, terjadi secara refleks pada akhir fase oral, membantu
jalannya makanan dari faring kedalam esophagus. Faring dan taring bergerak ke
atas oleh kontraksi m.stilofaring, m. salfingofaring, m.tirohioid dan m.
palatofaring. Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangkan ketiga sfingter
laring, yaitu plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika vokalis tertutup
karena kontraksi m. ariepiglotika dan m. aritenoid obligespenghentian aliran
udara ke laring karena refleks yang menghambat pernapasan (bolus tidak akan
masuk ke sal.nafasmeluncur ke arah esofagus.
3.
esofagus
ke
lambung.
Rangsangan
makanan
pada
akhir
fase
II.3 Definisi
Tumor esofagus terdiri dari tumor yang bersifat jinak dan tumor yang bersifat
ganas (kanker). Berbagai jenis tumor yang bermassa jinak dapat tumbuh dan
berkembang dari lapisan dinding yang berbeda yang ada di esofagus. Tumor jenis
ini biasanya tanpa gejala dan tumbuh secara lambat, bahkan tumor jinak ini
sering tercatat hanya sebagai temuan insidentil selama radiografi rutin atau
endoskopi. Tumor jinak yang paling sering terdapat pada esofagus adalah tumor
yang berasal dari lapisan otot, yang disebut dengan leiomioma. Karena tumor
berasal dari propria muskularis, tumor tersebut ditutupi oleh submukosa yang utuh
dan mukosa, sehingga sulit untuk dilakukan biopsi secara endoskopi. Sedangkan
tumor yang bersifat ganas sering dikenal dengan kanker esofagus.1,5
Kanker esofagus adalah karsinoma yang berasal dari epitel berlapis
gepeng yang melapisi lumen esofagus. Kanker esofagus dimulai dari lapisan
10
dalam (mukosa) dan tumbuh hingga ke submukosa dan lapisan otot. Dari kedua
tumor tersebut hampir 95% tumor yang ada di esofagus adalah tumor yang
bersifat ganas.5
Tubuh manusia mengandung ratusan juta sel hidup. Sel-sel tersebut normalnya
tumbuh, memperbanyak diri, dan mati sesuai dengan siklusnya. Esofagus, seperti
jaringan tubuh lainnya, juga terdiri dari se-sel hidup. Pada awal kehidupan, sel sel
esofagus membelah lebih cepat sebagai suatu bagian dalam proses pertumbuhan.
Setelah seseorang menginjak fase dewasa, sebagian besar sel hanya akan
membelah diri untuk menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati.2
Kanker dimulai saat sel yang menjadi bagian dalam tubuh tumbuh dan
berkembang di luar kendali. Ada banyak jenis kanker, tetapi semua kanker
awalnya terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal dari sel-sel tubuh.
Pertumbuhan sel kanker berbeda dengan pertumbuhan sel normal lainnya. Sebagai
pengganti sel yang sebelumnya telah rusak atau mati, sel kanker tumbuh dan terus
tumbuh bahkan membentuk sel baru yang abnormal. Sel kanker juga dapat
menyerang jaringan lain, sesuatu hal dimana sel normal tidak dapat
melakukannya. Saat sel membelah, sel tersebut dikontrol oleh suatu gen yang
terdapat di masing-masing sel, inilah yang dikenal dengan nama DNA. Di sel
yang normal, ketika DNA mengalami kerusakan maka sel akan memperbaiki
kerusakan tersebut. akan tetapi pada sel kanker, kerusakan DNA tidak diperbaiki
oleh sel, dan sel tersebut bahkan tidak mati. Sebagai gantinya sel akan terus
tumbuh menghasilkan jutaan, dan bahkan milyaran sel yang sama seperti
dirinya.1,2
Tidak semua tumor adalah kanker. Tumor yang bukan kanker disebut tumor
jinak. Tumor jinak dapat menjadi masalah jika tumor tersebut tumbuh semakin
besar dan menekan organ atau jaringan tubuh yang sehat. Akan tetapi tumor jinak
tidak dapat tumbuh dan menginvasi jaringan lain. Karena tumor jinak tidak dapat
berinvasi, maka tumor tersebut tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Tumor
jenis ini tidak mengancam kehidupan.
II.4 Klasifikasi Tumor
11
dari
esofagus,
yang
merupakan
tempat
terbanyak
kejadian
adenokarsinoma.5
II.5 Epidemiologi
Kanker esofagus merupakan peringkat ke enam penyebab kematian
karena kanker. Sekitar 80 persen kematian terjadi di negara berkembang seperti
Afrika Selatan dan Cina. Di amerika pada tahun 2000, angka kejadian kasus baru
mencapai angka 12.300 sedangkan angka kematian mencapai 12.100. dalam 25
tahun terakhir ini, terjadi peningkatan kejadian adenokarsinoma esofagus distal
yang cukup signifikan.1,3, 6
Kanker esofagus merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di daerah
yang dikenal dengan julukan Asian Esophageal Cancer Belt yang terbentang dari
tepi selatan laut Kaspia di sebelah barat sampai ke utara Cina meliputi Iran, Asia
Tengah, Afganistan, Siberia, dan Mongolia. Selain itu kanker esofagus banyak
terdapat di Finlandia, Islandia, Afrika Tenggara, dan Perancis Barat Laut. Di
Amerika Utara dan Eropa Barat, Kanker esofagus lebih sering terjadi pada orang
12
kulit hitam dibandingkan dengan orang kulit putih. Squamous Cell carcinoma
adalah jenis kanker yang sering terjadi pada orang kulit hitam, sedangkan
adenokarsinoma sering terjadi pada orang kulit putih. Berdasarkan jenis kelamin,
laki-laki beresiko terkena kanker esophagus 3 hingga 4 kali lebih besar
dibandingkan dengan wanita. Hal ini terutama dikaitkan dengan tingginya
konsumsi alkohol dan rokok pada pria. Berdasarkan tingkatan usia, usia lebih dari
65 tahun memiliki resiko paling tinggi untuk menderita kanker esofagus. Sekitar
15% penderita didiagnosa menderita kenker esofagus pada usia kurang dari 55
tahun.1,2,5
II.6 Faktor Resiko
Penyebab kanker esofagus belum diketahui dengan pasti akan tetapi para
peneliti percaya bahwa beberapa faktor resiko seperti merokok dan alkohol, dapat
menyebabkan kanker esofagus dengan cara merusak DNA sel yang melapisi
bagian dalam esofagus, akibatnya DNA sel tersebut menjadi abnormal. Iritasi
yang berlangsung lama pada dinding esofagus, seperti yang terjadi pada GERD,
Barretts esophagus dan akhalasia dapat memicu terjadinya kanker. Beberapa
faktor resiko yang dapat mempertinggi kejadian kanker esofagus diantaranya
adalah :
1.
13
bergantung pada seberapa panjang refluk dan gejala yang terjadi. Sekitar 30 %
kejadian kanker esofagus dikaitkan dengan kejadian GERD.
2. Barretts esophagus
Jika refluk di bagian lower esophagus berlangsung terus menerus dan dalam
jangka waktu yang lama, maka refluk ini akan menyebabkan kerusakan pada
dinding esofagus. Hal ini dapat mengakibatkan sel skuamous yang melapisi
esofagus menjadi nhilang dan digantikan oleh sel glandular. Sel glandular ini
biasanya terlihat seperti sel yang melapisi dinding lambung dan usus halus, dan
lebih resisten terhadap asam lambung. Kondisi ini dinamakan Barretts esophagus.
Sekitar 10 % orang dengan gejala GERD menderita Barretts esophagus. Semakin
lama seseorang mngalami GERD , maka semakin beresiko untuk menderita
Barretts esophagus. Kebanyakan orang yang menderita Barretts esophagus
memiliki gejala dada terasa terbakar. Penyakit ini memiliki resiko 30 hingga 125
kali lebih besar untuk menyebabkan terjadinya kanker esofagus dibandingkan
dengan orang normal. Hal ini dikarenakan sel glandular pada Barretts esophagus
menjadi abnormal hingga menjadi displasia, kondisi prekanker.7
4. Diet
Makan makanan yang banyak mengandung buah-buahan dan sayur-sayura,
berkaitan dengan berkurangnya angka kejadian kanker esofagus. Buah-buahan
dan sayur-sayuran mengandung banyak vitamin dan mineral yang membantu
dalam mencegah terjadinya kanker. Sekitar 15 5 kanker esofagus dikaitkan dengan
rendahnya asupan buah-buahan dan sayuran. Makan makanan yang sedikit
mengandung buah-buahan dan sayur-sayuran dapat meningkatkan kejadian kanker
esofagus.
5. Akhalasia
Pada penyakit ini, otot pada bagian bawah esofagus tidak berfungsi dengan baik.
Makanan dan cairan yang yang masu ke dalam lambung menjadi tertahan dan
cenderung berkumpul di esofagus. Akibatnya esofagus mengkompensasi dengan
melakukan dilatasi. Orang dengan akhalasia memiliki resiko untuk mengalami
kanker esofagus 15 kali lebih besar dibandingkan dengan orang normal. Sekitar
6% (1 dari 20 orang) dari semua kasus akhalasia berkembang menjadi kanker
14
squamous cell carcinoma. Pada umumnya, kanker terjadi sekitar 17 tahun setelah
pasien didiagnosa akhalasia.
6. Bakteri lambung
Bakteri lambung, helicobacter pylori dapat menyebabkan masalah lambung,
termasuk ulserasi dan beberapa jenis kanker lambung. Infeksi karena nakteri ini
dapat diobati dengan antibiotic dan tambahan obat yang mengurangi asam
lambung. Orang yang mendapat terapi H.Pylori beresiko untuk mengalami kanker
esofagus dibandingkan dengan orang yang tidak mendapatkan terapi. Hal ini
dikarenakan infeksi H.Pylori, menyebabkan lambung memproduksi sedikit asam
lambung. rendahnya kadar asam lambung berdampak apad rendahnya refluks ke
esofagus. Jadi infeksi dapat menyebabkan banyak masalah di lambung, tetapi di
lain pihak hal ini infeksi tersebut membantu melindungi esofagus.
II.7 Manifestasi Klinis
Keterlambatan antara awitan gejala-gejala dini serta waktu ketika pasien
mencari bantuan medis seringkali antara 12-18 bulan, biasanya ditandai dengan
lesi ulseratif esofagus tahap lanjut.
1.
Disfagia
Gejala utama dari kanker esofagus adalah masalah menelan, sering dirasakan
oleh penderita seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan atau dada.
Ketika menelan menjadi sulit, maka penderita biasanya mengganti makanan dan
kebiasan makannya secara tidak sadar. Penderita makan dengann jumlah gigitan
yang lebih sedikit dan mengunyah makanan dengan lebih pelan dan hati-hati.
seiring dengan pertumbuhann kaknker yang semakin besar, penderita mulai
makan makanan yang lebih lembut dengan harapan makanan dapat dengan lebih
mudah
masuk
melewati
esofagus,
hingga
akhirnya
penderita
berhenti
15
Nyeri pada dada,regurgitasi makanan yang tak tercerna dengan bau nafas dan
akhirnya cegukan. Nyeri dada sering dideskripsikan dengan perasaan tertekan atau
terbahkar di dada. gejala ini sering sekali diartikan dengan gejala yang berkaitan
dengan organ lain, seperti jantung, sehingga sering kali orang tidak menyadari
kalau gejala tersebut adalah salah satu gejala yang sering dikeluhkan pada
penderita kanker esofagus.
4.
Hemoragi, kehilangan berat badan dan kekuatan secara progresif akibat kelaparan.
Sekitar sebagian dari pasien yang menderita kanker esofagus mengalami
penurunan berat badan. Hal ini terjadi karena masalah menelan sehingga penderita
mendapat masukan makanan yang kurang untuk tubuhnya. Penyebab lain
dikarenakan berkurangnya nafsu makan dan meningkatnya proses metabolisme
kanker yang diderita oleh pasien.1 Pendarahan juga bisa terjadi pada pasien kanker
esofagus. Sel tumor mampu tumbuh keluar aliran darah, menyebabkan terjadinya
nekrosis dan ulserasi pada mukosa dan menghasilkan pendarahan di daerah
gastrontestinal. Jika pendarahan terjadi dalam jumlah yang banyak, maka feses
juga bisa berubah menjadi warna hitam tapi hal ini bukan berarti tanda bahwa
kanker esofagus pasti ada.
5.
Pada pemeriksaan fisik tampak pasien menjadi kurus karena gangguan menelan
dan anoreksia Jika telah lanjut, terdapat pembesaran kelenjar getah bening daerah
supraklavikula dan aksila, serta hepatomegali.
II. 8 Staging Kanker Esofagus
The American Joint Committee on Cancer Staging 1987 membagi stadium
tumor berdasarkan TNM sistem. T adalah tumor primer, N adalah pembesaran
kelenjar limfe regional dan M adalah metastasis jauh. TNM sistem dapat
ditegakkan dari hasil pemeriksaan klinis, esofagoskopi dan CT scan.9
TX
T0
Tis
Carcinoma in situ
T1
T2
T3
T4
N1
METASTASE (M)
MX Metastasis tak dapat dinilai
M0 Tak ada metastasis jauh
M1 Ada metastasis jauh
KLASIFIKASI METASTASE
Tumor pada bgaian bawah esophagus
M1a Metastasis di limfa nodus celiac
M1b Metastasis jauh lainnya
Tumor pada bagian tengah esophagus
M1a Not applicable
M1b Nonregional lymph nodes and/or other distant metastasis
Tumor pada bagian atas esophagus
M1a Metastase ke nodus servikal
M1b Metastase ke tempat lain
STAGE GROUPING
Stage 0 Tis
N0
M0
Stage I
T1
N0
M0
Stage
T2
N0
M0
T3
N0
M0
T1
N1
M0
IIA
Stage
IIB
17
Stage
T2
N1
M0
T1
N2
M0
T3
N1
M0
T4
Any N
M0
Any T
Any N
M1
Any T
Any N
M1a
Any T
Any N
M1b
IIIA
Stage
IIIB
Stage
IV
Stage
IVA
Stage
IVB
Laboratorium
18
barium tidak dapat digunakan untuk menentukan seberapa jauh kanker telah
bermetastase.9,10
b.
CT Scan
CT Scan biasanya tidak digunakan untuk mendiagnosis kanker esofagus, tetapi
Endoscopic ultrasound
Merupakan jenis endoskopi yang menggunakan gelombang suara untuk
melihat gambar bagian dalam tubuh. Endoskopi jenis ini sangat berguna untuk
menentukan ukuran dari kanker esofagus dan seberapa jauh kanker tersebut telah
menyebar ke jaringan lain. Uji ini tidak memiliki dampak radiasi, sehingga aman
untuk digunakan.
19
4.
dan atas esofagus, untuk menentukan apakah trakea telah terkena dan untuk
membantu
dalam
menentukan
apakah
lesi
dapat
diangkat.
Sedangkan
Apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening atau organ tubuh lainnya
a. Operasi
Ada beberapa jenis operasi untuk kanker kerongkongan.. jenis tergantung
terutama di mana kanker itu berada. Untuk pembedahan harus ditentukan apakah
dapat dioperasi atau tidak berdasarkan keadaan umum pasien secara klinis, tidak
adanya fiksasi tumor ke jaringan sekitar, atau tidak adanya metastasis ke organ
20
McKeowns operation
Laparoscopy-assisted esophagectomy
Open esophagectomy
21
Esophagus dapat diangkat melalui insisi yang kecil, tindakan ini disebut
dengan esofagektomi invasif minimal. Ahli bedah menggunakan sejenis teleskop
yang tipis melalui insisi. Alat ini akan mempermudah ahli bedah untuk melihat
esofagus selam operasi.
Efek samping tindakan pembedahan
Seperti operasi lainnya, tindakan pembedahan pada esofagus juga memiliki
beberapa resiko. Serangan jantung atau pembentukan bekuan darah di paru dan di
otak dapat terjadi selama proses pembedahan. Komplikasi paru-paru, seperti
pneumoni, kebocoran pada tempat penyambungan esofagus dan lambung, mual
dan muntah, meningkatnya resiko infeksi, striktur esofagus dapat terjadi sebagai
akibat dari tindakan pembedahan
b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi (juga disebut radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi
untuk membunuh sel-sel kanker. Sinar tersebut hanya mempengaruhi sel-sel
kanker, tidak untuk sel-sel disekitarnya. Terapi radiasi dapat digunakan sebelum
atau setelah operasi. Bahkan dapat digunakan sebagai terapi tunggal, pengganti
operasi. Terapi radiasi biasanya dikombinasi dengan kemoterapi untuk mengobati
kanker kerongkongan. Ada dua jenis terapi radiasi dalam pengobatan kanker
kerongkongan.1,3,11
Terapi radiasi eksternal: radiasi berasal dari sebuah mesin besar di luar tubuh. The
machine aims radiation at your cancer. Mesin ini bertujuan radiasi pada kanker
Anda. Perawatan biasanya 5 hari seminggu selama beberapa minggu.
5-Fluorouracil
5-Fluorouracil + Cisplatin
Efek samping tergantung terutama pada obat yang diberikan dan berapa banyak
dosis yang digunakan. Kemoterapi dapat membunuh sel kanker dengan cepat,
akan tetapi obat tersebut juga dapat membahayakan sel-sel normal yang ada di
dalam tubuh yang membelah dengan cepat seperti :
23
Sel darah: saat kemoterapi menurunkan kadar sel darah yang sehat, maka
seseorang dapat lebih mudah untuk mendapatkan infeksi, mudah memar atau
berdarah, dan merasa sangat lemah dan lelah.
atau mati rasa pada tangan dan kaki, gangguan pendengaran dan pembengkakan
kaki.
d. Terapi paliatif
Pada stadium lanjut dilakukan tindakan paliatif agar pasien dapat menikmati
makanan peroral
Dilatasi mekanik
24
bertahan hidup selama 5 tahun. Jika sudah terjadi metastase, maka hanya 1 dari 8
penderita yang mampu bertahan hingga 5 tahun.1,5,9
DAFTAR PUSTAKA
25
10. Makhoul,
Issam.
Breast
Cancer:
Overview.
2006
Available
from:
http://www.emedicine.com.
11. Toward Optimized Practice (TOP) Program. Guideline for the Early Detection of
Breast Cancer. Available from: http://www.albertadoctors.org.
26