You are on page 1of 11

3

beban orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang yang
dianggap mampu, faktor pendidikan karena rendahnya tingkat pendidikan maupun
pengetahuan

orang

tua,

anak

dan

masyarakat,

menyebabkan

adanya

kecenderungan mengawinkan anaknya yang masih dibawah umur, faktor keluarga


karena biasanya orang tua bahkan keluarga menyuruh anaknya untuk kawin
secepatnya tanpa memikirkan umur mereka dan beberapa faktor lainnya.
Seperti halnya dengan Desa Seneubok Paya yang merupakan salah satu
desa yang terdapat di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen dengan jumlah
penduduknya mencapai 511 Jiwa,sementara jumlah KK (Kepala Keluarga) desa
Seuneubok Paya mencapai 150 KK.Desa Seunebok Paya mempunyai tiga Dusun
yaitu Dusun Teungku Saed dengan jumlah penduduk 189 jiwa,Dusun Teungku
Puuk mencapai 172 jiwa sedangkan Dusun Teungku Ulee Balang mencapai 150
jiwa.Dari keseluruhan jumlah penduduk didesa Seunebok Paya diperoleh data
jumlah penduduk yang menikah diusia dini sekitar 57 orang pada umumnya
masyarakat yang menikah diusia muda adalah perempuan.
Pernikahan usia dini didesa Seunebok Paya Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen disebabkan oleh beberapa faktor,diantaranya yaitu faktor
pendidikan,faktor ekonomi,faktor budaya dan faktor Agama.Dilihat dari faktor
pendidikan pada dasarnya kondisi pendidikan didesa Seunebok Paya sangat
rendah pada umumnya masyarakat hanya lulusan SD,SMP dan SMA sedikit yang
memilih untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi,rendahnya pendidikan
tersebut

menyebabkan terjadinya pernikahan usia dini didesa Seunebok

Paya.Masyarakat desa tersebut beranggapan bahwa sekolah hanya membuang

waktu dan membuang dana,mereka juga beranggapan bahwa untuk apa sekolah
kepengguruan tinggi yang pada akhirnya untuk perempuan hanya jadi ibu rumah
tangga,apalagi dengan beredarnya humor bahwa sekarang yang sudah sarjana
tidak mendapat pekerjaan mereka hanya menjadi penggangguran akhirnya mereka
memilih untuk menikahkan anaknya daripada mereka melanjutkankan kesekolah
kejenjang yang lebih tinggi.Jika dilihat dari faktor ekonomi penyebab terjadinya
pernikahan usia dini didesa Seunebok Paya yaitu masyarakat yang tinggal didesa
tersebut pada umumnya tergolong kepada masyarakat miskin,sehingga dengan
keadaannya yang demikian menyebabkan masyarakat terutama para orang tua
memilih menikahkan anaknya dari pada melanjutkan ke Universitas yang lebih
tinggi,karena untuk bisa melanjutkan kepengguruan tinggi membutuhkan dana
yang lebih besar sedangkan dana,sementara penghasilan yang mereka peroleh
tiap harinya hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain dari faktor pendidikan dan ekonomi terdapat juga faktor lainnya
yaitu faktor

budaya dan agama.Budaya merupakan suatu faktor yang tidak bisa

dihilangkan oleh masyarakat desa terutama masyarkat yang tinggal didesa


Seunebok Paya.Banyak masyarakat yang berangkapan bahwa jika anaknya
berusia 15 atau 19 tahun tidak dikawinkan maka akan terjadi masalah besar yang
akan diperbincangkan oleh masyarakat sekitarnya,karena perkawinan didesa
tersebut merupakan hal yang terpenting dari segalanya.Jika anaknya terutama
anak perempuan telah menikah berarti suatu hal yang akan dibanggakan
kemasyarakat lainnya karena anaknya tersebut duluan mendapatkan suami
dibandingkan dengan anak tetangga lainya.Sementara jika dilihat dari faktor

Agama terjadinya pernikahan usia dini disebabkan karena masyarakat terutama


bagi orang tua anak beranggapan memelihara anak gadis itu bukanlah hal yang
mudah membutuhkan tanggung jawab yang besar apalagi dengan berkembangnya
Zaman yang lebih moderen menyebabkan peraturan didesa yang telah dibuat
dianggap hilang oleh remaja sekarang,contoh peraturan yang dibuat didesa yang
disekarang ini yang dianggap hilang oleh remaja yaitu aturan dilarang bertamu
bagi kaum laki-laki kerumah perempuan yang bukan muhrimnya pada malam
hari,dari pada anaknya terjerumus kedalam perbuatan yang dilarang oleh agama
yang akan membawa aib keluarga lebih baik orang tua terutama orang tua desa
Seunebok Paya memilih menikahkan anakanya.Dari faktor-faktor tersebutlah
yang menjadi penyebab pernikahan usia dini dikalangan remaja khususnya desa
Seunebok Paya Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-faktor penyebab pernikahan
usia dini dikalangan remaja desa Seunebok Paya Kecamatan Peudada Kabupaten
Bireuen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja faktor penyebab terjadinya pernikahan dibawah umur pada
kalangan remaja di lihat dari faktor dari anak (Internal) ?
2. Apakah faktor penyebab terjadinya pernikahan usia muda di kalangan
remaja di lihat dari luar diri anak (eksternal) ?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka yang


menjadi tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab

terjadinya

pernikahan dibawah umur pada kalangan remaja di lihat dari faktor dari
anak (Internal ).
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi faktor penyebab
terjadinya pernikahan usia muda di kalangan remaja di lihat dari faktor
luar anak (Eksternal).
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Mamfaat Teoritis
Penelitian

ini

diharapkan

dapat bermanfaat

untuk

memberikan

informasi tentang Faktor-faktor penyebab pernikahan usia dini dikalangan


remaja.Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literatur dalam
pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.
1.4.2 Mamfaat praktik
1) Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengalaman pengetahuan yang
lebih luas bagi pengembangan ilmu khususnya yang berhubungan dengan Faktor
penyebaba perknikahan usia dini didesa Seunebok Paya Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen dan menambah pengalaman dalam berinteraksi dengan
masyarakat desa khususnya desa Seunebok Paya.
2) Bagi pemerintah daerah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan khususnya


pemerintah kecamatan Peudada dalam memperhatikan masalah perkawinan usia
dini yang banyak terjadi dikalangan remaja sekarang ini khususnya desa
Seunebok Paya kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen
3) Bagi penduduk setempat
Penelitian ini dapat

menjadi

masukan

bagi

masyarakat

untuk

meningkatkan kualitas masyarakat yang lebih baik dilihat dari bidang pendidikan
atau pun bidang pekerjaan dengan cara mengurangi pernikahan usia dini untuk
kalangan remaja sekarang ini,karena remaja merupakan generasi yang akan
datang yang akan mengubah kualitas penduduk diIndonesia menjadi lebih baik
khususnya masyarakat desa Seunebok Paya Kecamatan Peudada Kabupaten
Bireuen.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Rumusan masalah yang dikemukakan diatas, ruang lingkup pembahasan
adalah faktor-faktor penyebab pernikahan usia dini dikalangan remaja desa
Seunebok Paya kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen.Data yang digunakan
yaitu data primer dan data sekunder. Dengan maksud, agar dalam melakukan
penelitian lebih jelas arah dan tujuan penelitian.

1.6 Definisi Operasional


Untuk menghindari kesalah pahaman pembaca, penulis merasa perlu
menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:

1. Pernikahan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pernikahan usia


dini,
2. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita
sebagai seorang suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga(rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.
3. Pernikahan dini yaitu merupakan instituisi agung untuk mengikat dua insan
lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga.
4. Remaja itu sendiri adalah anak yang ada pada masa peralihan antara masa
anak-anak ke dewasa, dimana anak-anak mengalami perubahan-perubahan
cepat di segala bidang.

22

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di Desa Seunebok Paya
Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Adapun waktu penelitian diperkirakan
akan memakan waktu selama 2 (dua) bulan, terhitung dari bulan Februari sampai
Maret 2016.

3.4 Data dan Sumber Data


Lofland dan lofland (Moleong, 2006:231) sumber utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data-data seperti
dokumen dan lain-lain. Berdasarkan pendapat diatas jenis sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
Data sekunder.
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informasi yang
diberikan oleh informan. Informan adalah pihak-pihak yang memiliki kompetensi
dan sesuai dengan kebutuhan data. Teknik pengumpulan data informan yang
digunakan peneliti adalah snowball sampling. Adapun yang menjadi informan
dalam penelitian ini adalah Kepala Desa (Faudi affan), Sekretaris Desa (Razali
Agani) dan masyarakat desa terutama remaja yang menikah diusia dini didesa
Seunebok Paya Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen, yang berhubungan
dengan penelitian. Jumlah informan tidak dibatasi, tetapi terhenti setelah masalah
terjawab
24

b. Data Sekunder
Menurut Meleong (2010:159) Data sekunder adalah data tambahan yang
berasal dari sumber tertulis yang terbagi atas buku, majalah ilmiah, dari arsip,
dokumen pribadi dan dokumen resmi Yang menjadi data sekunder dalam
penelitian ini adalah yang didapatkan dari jurnal, buku-buku internet dan lainnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data

10

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik pengumpulan data
triangulasi. Teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan

data

yang

bersifat

menggabungkan

dari

berbagi

teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam teknik pengumpulan
data triangulasi peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbedabeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipasif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data
yang sama secara serempak (Sugiyono, 2012:241).
1. Observasi partisipasif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiataan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber
data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
2. Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh data secara mendalam
tentang faktor-faktor penyebab pernikahan usia dini desa Seunebok
25

Paya.Selain itu wawancara juga dilakukan terhadap kepala desa,sekretaris


desa serta masyarakat desa terutama remaja yang menikah diusia muda yang
tinggal didesa Seunebok Paya Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Agar
hasil wawancara dapat terekam dengan baik maka alat yang digunakan
peneliti

saat melakukan wawancara adalah alat-alat tulis (buku catatan,

pena), kamera dan alat perekam suara ( tape recorder).


3. Dokumentasi merupakan barang-barang dokumen yang sudah ada datanya
sebagai sumber data pendukung dalam penelitian. Dokumentasi diperlukan
untuk menunjang penelitian.

11

3.6 Teknik Analisis Data


Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiono, 2012:246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi Data) adalah Data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Untuk itu perlu segara dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan
b. Data Display (Penyajian Data) dapat diartikan Data Display ( Penyajian
Data).Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan
sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah difahami tersebut.
c. Conclusion Drawing/Verification adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan

26

12

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang


kredibel.apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
3.7 Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, teknik triangulasi dimanfaatkan

sebagai

pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil wawancara peneliti
dengan informan kunci dibandingkan dengan hasil wawancara dengan beberapa
orang informan lainnya kemudian peneliti mengkonfirmasikan dengan studi
dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti
27

dilapangan sehingga kemurnian dan keabsahan data terjamin. Menurut Danim


(2005:197) dengan menggunakan metode triangulasi memungkinkan peneliti
melengkapi kekurangan informasi yang diperoleh dengan metode tertentu dengan
menggunakan metode lainnya.
3.8 Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap
terakhit penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap
penelitian tersebut adalah:
1. Tahap persiapan atau pendahuluan Pada tahap ini, peneliti mulai
mengumpulkan buku-buku penunjang dan pertanyaan-pertanyaan yang
akan ditanyakan kepada informan untuk memperoleh data yang
diinginkan.

13

2. Tahap pelaksanaan Mengumpulkan data-data di lokasi penelitian, dalam


proses ini penulis menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi
3. Tahap analisa data Pada tahap ini peneliti mulai menyusun semua data
yang terkumpul secara sistematis sehingga mudah dipahami
4. Tahap laporanPada tahap ini, peneliti membuat laporan tertulis dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, kemudian ditulis dalam bentuk skripsi.

You might also like