Professional Documents
Culture Documents
Sebagai referensi bagi kita (penulis / pembaca) agar kita dapat mengetahui/melihat kembali
landasan/dasar dari penyusunan karya tulis tersebut, sehingga karya tulis tersebut benar-benar
dapat dipertanggung jawabkan.
Sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki. Mengapa bibliografi itu dapat pula dilihat
sebagai pelengkap? Karena bila seorang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang
referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam bibliografi.
Sebagai alat untuk memperluas khazanah referensi penulis.
Dalam penyusunan daftar pustaka kita tidak serta-merta menuliskan judul buku atau majalah secara
apa adanya, Tetapi ada aturan dan ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Penulisan daftar pustaka harus disusun secara alfabetis atau dengan mengunakan no urut
Sesuai dengan nama pengarang/nama marga pengarang.
2. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan
alfabet.
3. Daftar pustaka diketik dari margin kiri. Jika lebih dari satu baris, maka baris kedua dan
seterusnya diketik satu spasi dengan jarak 1,2 cm dari margin kiri.
4. Nama pengarang/penulis yang lebih dari satu kata, ditulis nama akhirnya diikuti dengan tanda
koma, kemudian nama depan yang diikuti nama tengah dan seterusnya, atau beberapa pihak
Saepul Malik 1
http://www.manggoogle.co.cc/
berpendapat, Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan
sedangkan Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
5. Gelar dan titel akademik tidak harus dicantumkan.
Contoh:
7. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara
pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
8. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi
yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan
garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.
Saepul Malik 2
http://www.manggoogle.co.cc/
[t.th.] jika tahun penerbitan tidak ada.
Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Contoh Daftar Pustaka Dengan Tiga Pengarang:
Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy
of Michigan.
Saepul Malik 3
http://www.manggoogle.co.cc/
Unsur‐unsur yang perlu dicantumkan untuk referensi dari surat kabar atau majalah adalah:
1. Nama Pengarang (jika ada);
2. Untuk artikel yang tidak disertai nama pengarang (anonim) maka dicantumkan Judul Artikel
dalam tanda kutip, yang diikuti dengan keterangan dalam kurung siku ([]) tentang jenis tulisan
seperti berita atau tajuk;
3. Nama Surat Kabar/Majalah (dengan huruf italic); dan
4. Data Penerbitan, yakni: nomor, bulan dan tahun, kemudian halaman‐halaman di mana artikel
itu dimuat.
Contoh :
“PWI Berlakukan Aturan Baru.” [Berita]. Republika, No. 346/II, 28 Desember 1994, h. 16.
Sanusi, Bachrawi. “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi.” Panji Masyarakat, No. 808,
1‐10 Nopember 1994, h. 30‐31 dan 45.
Saepul Malik 4
http://www.manggoogle.co.cc/
diterbitkan secara khusus. Dalam hal ini dicantumkan:
1. Nama Lembaga Pemerintahan yang berwenang mengeluarkan peraturan
2. bersangkutan,
3. Judul undang‐undang atau peraturan dan materinya,
4. Data Penerbitan.
Contoh :
Republik Indonesia. Undang‐Undang Dasar 1945.
Republik Indonesia. “Undang‐undang RI Nomor I Tahun 1985 tentang Perubahan atas
Undang‐Undang Nomor 15 Tahun 1969.” Dalam Undang‐Undang Keormasan (Parpol &
Golkar) 1985. Jakarta: Dharma Bakti, t.th.
Referensi seperti tersebut dalam contoh kedua di atas tidak dapat dipakai terutama untuk penulisan
tesis/disertasi karena merupakan sumber sekunder.
Halim, H. M. Arief. “Konsep Metode Dakwah dalam Al‐Qur’an.” Tesis. Ujung Pandang:
Program Pascasarjana IAIN Alauddin, 1993.
Salim, Abdul Muin. “Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al‐Qur’an.” Disertasi. Jakarta: Fakultas
Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1989.
Saepul Malik 5
http://www.manggoogle.co.cc/
Note: Kalau buku terjemahan itu tidak diketahui judul aslinya, maka setelah nama pengarang,
disebutkan judul terjemahannya, diikuti kata‐kata: diterjemahkan oleh, lalu nama penerjemah, tanpa
menyebutkan lagi judul terjemahannya, karena telah disebut sebelumnya.
Contoh:
Muhammad Fuad Hariri dengan judul Al‐Qur’an: Paradigma Hukum dan Peradaban.
Surabaya: Risalah Gusti, 1996.
Demikianlah cara atau teknik penyusunan daftar pustaka untuk berbagai keperluan karya tulis
maupun karya ilmiah yang bisa saya paparkan.
Mohon maaf bila ada perbedaan antara contoh satu dengan contoh lainnya. Hal tersebut
dikarenakan banyaknya referensi yang saya ambil untuk menyusun artikel ini. Mohon maaf pula
bila isi dalam artikel ini ada kesamaan dengan artikel dari sumber lain. Saya sama sekali tidak ada
maksud untuk menjiplak atau tidak menghargai karya orang lain. Saya hanya ingin berbagi sedikit
ilmu yang telah saya dapatkan dan pelajari dengan mengacu pada berbagai sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Semoga bermanfaat!!
Catatan:
1. Diambil dari berbagai sumber
2. Artikel Asli dari Teknik Penulisan Daftar Pustaka http://muliadinur.wordpress.com
Teknik Penulisan Penyusunan Tugas Akhir Program DiplomaTiga (D.III) AKADEMI BSI
Saepul Malik 6
http://www.manggoogle.co.cc/