You are on page 1of 15

PEDOMAN MAHASISWA KEPERAWATAN

KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Anorexia
Nervosa)

2012

WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM

Definisi Anorexia Nervosa


Anoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan yang
ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang
sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan
akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita
AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai
suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta
mengevaluasi tubuh dan makanannya. AN merupakan sebuah penyakit
kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan
fisiologikal. Seseorang yang menderita AN disebut sebagai anoreksik
atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali namun tidak
benar disingkat menjadi anorexia yang berarti gejala medis kehilangan
nafsu makan.
Anoreksia nervosa dapat di artikan sebagai:
a. Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan
normal minimal menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan
berat badan untuk mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang
diharapkan; atau kegagalan untuk menaikan berat badan yang
diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan
kurang dari 85% dari yang diharapkan).
b. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi
gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang.
Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya
sendiri; berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar
pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya yang
rendah.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 2

Etiologi Anorexia Nervosa


Faktor biologis, socialcultural, dan psikologis adalah terlibat
dalam penyebab anoreksia nervosa.
a. Faktor biologis
Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa
diantaranya juga ditemukan pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan
nonsupresi oleh deksametason. Terjadi penekanan fungsi tiroid,
amenore, yang mencerminkan penurunan kadar hormonal. Kelainan
tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan kembali.
Beberapa orang secara genetik mudah terkena anorexia. Wanita
muda dengan saudara kandung perempuan atau ibu dengan gangguan
makan memiliki risiko yang lebih tinggi.
b. Faktor socialcultural
Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam
masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul
dengan keluarga adalah spesifik pada anoreksia nervosa.

Pasien

dengan anoreksia nervosa kemungkinan memiliki riwayat keluarga


depresi, ketergantungan alcohol, atau suatu gangguan makan.
Kultur negara barat sering menanamkan dan mempertebal
keinginan untuk kurus. Media banyak menayangkan gambar model
atau aktor bertubuh kurus. Kesuksesan dan keberhasilan selalu
dikaitkan dengan tubuh kurus. Faktor pertemanan sebaya dapat
menjadi alasan untuk menjadi kurus, khususnya pada gadis muda.
Bagaimanapun, anorexia dan gangguan makan lain telah ada sejak
berabad lalu, menunjukkan bahwa sosiokultural bukanlah semata-mata
menjadi penyebab.
c. Faktor psikologis dan psikodinamis
Anoreksia nervosa tampaknya merupakan suatu reaksi terhadap
kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan
fungsi social dan seksual. Biasanya mereka tidak mempunyai rasa
otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 3

tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin


merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebagai orang yang unik
dan khusus. Hanya memalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim
pasien

anoreksia

dapat

mengembangkan

rasa

otonomi

dan

kemandirian.
Mereka

dengan

anorexia

memiliki

karakteristik

yang

berkontribusi terhadap anorexia. Sebagai contoh mereka memiliki


kepercayaan diri yang rendah. Mereka mungkin memiliki kepribadian
obsesif-kompulsif bawaan yang membuatnya lebih mudah untuk tetap
melakukan diet ketat dan tidak makan ketika lapar. Mereka mungkin
juga memiliki sifat perfeksionis yang tinggi, dengan maksud mereka
tidak akan berpikir bahwa mereka telah cukup kurus.
Patofisiologi Anorexia Nervosa
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan
penolalakan untuk mempertahankan berat badan dalam batas-batas
minimal yang normal tinggi badan,

berat badan dan kerangka

tubuh.penurunan berat badan yang berlebih disangkal dan individu


memiliki citra tubuh yang menyimpang.meskipun kurus individu merasa
gemuk.selain itu mereka memfokuskan pada ukuran dan bentuk bagian
tubuh tertentu.
Ada dua jenis anoreksia nervosa. Jenis pertama adalah
membatasi diri yaitu individu tersebut sangat membatasi makanan dan
memaksa diri menjalankan berbagai latihan sedangkan jenis yang suka
makan melakukan purgasi ditandai dengan membatasi asupan makan dan
diselingi masa pesta makan, diikuti melakukan purgasi melalui muntah
yang diinduksi sendiri atau memakai laksati(obat cuci perut), diuretic
atau enema.pemakaian obat pengurang nafsu makan atau pil diet yang
berlebihan termasuk dalam kedua jenis diatas.
Perilaku purgasi dan setengah puasa dapat menimbulkan
ketidakseimbangan elektrolit dan masalah jantung yang pada akhirnya
bisa berakibat fatal. Kondisi kelaparan dapat mengakibatkan berbagai

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 4

gejala medis perubahan kadar hormon pertumbuhan, berkurangnya


sekresi hormone kelamin, ketidaksempurnaan pembentukan jaringan
sumsum tulang, abnormalitas struktur otak dan disfungsi jantung.
Manifestasi Klinis Anorexia Nervosa
Beberapa manifestasi klinis anorexia nervosa diantaranya adalah:
a. Penurunan berat badan mendadak tanpa penyebab yang jelas
b. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subkutan
c. Perubahan kebiasaan makan waktu makan yangtidak lazim
d. Latihan dan aktivitas fisik berlebihan
e. Amenore.
f. Kulit kering bersisik
g. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah
h. Kulit berubah kekuningan
i. Gangguan tidur
j. Konstipasi atau diare kronis, nyeri abdomen, kembung
k. Erosi esophagus (akibat sering muntah)
l. Depresi alam perasaan
m. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi (menjadi
stress jika penampilan dibawah rata-rata)
n. Perhatian berlebih pada makanan, makan dan penampilan tubuh.
o. Erosi email dan dentin gigi pada permukaan sisi lingual (efek lanjut
akibat sering muntah)

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 5

WOC anorexia nervosa

Faktor biologis, sosiokultural, psikologis

Gangguan Citra
Diri

Mempengaruhi
Proses Pikir

Ansietas

Merasa Dirinya
Gemuk

Anorexia Nervosa

Purgasi

Self Starving

Gangguan Produksi
Hormon

Perubahan Nutrisi
Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh

www.saktyairlangga.wordpress.com

Intake Makanan dan


Cairan

Gangguan
Keseimbangan
Elektrolit

Defisit Volume
Cairan

Page 6

Asuhan Keperawatan
Contoh Kasus Anorexia Nervosa
Nn. G berusia 17 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 27 maret
2012 dengan keluhan diare lebih dari 2 hari dan didiagnosa mengalami
anorexia nervosa. Berat badannya 30 kg dan tinggi badan 160cm,
badannya lemah, pucat, tampak kurus, dan tetap menolak makan. Pasien
sering mengkonsumsi obat diet. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapat kadar albumin dalam darah 2,7mg/dl. Heart rate 112x/menit,
pulsasi lemah. Suhu tubuh 36 derajat celcius. Kulit kering bersisik.
Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas
Nona G, umur 17 tahun, tinggal di kota x, pendidikan SMA.
b. Keluhan Utama
pasien mengeluh diare lebih dari 2 hari.
c. Riwayat penyakit saat ini
Pasein datang ke Rumah Sakit pada tanggal 27maret 2012,
dengan keluhan diare lebih dari 2 hari.
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual
Klien mempunyai pandangan bahwa dirinya berbadan gemuk
dan

sengaja

mengkonsumsi

obat

diet

berlebih

untuk

mempertahankan berat badannya.


2. Pemeriksaan Fisik
a. B1: tidak ada masalah
b. B2: HR= 58x/menit, pulsasi nadi lemah
c. B3: tidak ada masalah

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 7

d. B4: tidak ada masalah


e. B5: A= berat badan 30 kg dan tinggi badan 160cm. BMI
sebesar 11,72 (underweight).
B= kadar albumin 2,7mg/dl
C= tampak kurus, lemak subkutan tidak ada, kulit bersisik
D= porsi makan tidak habis
f.

B6= tubuh lemah, kulit kering bersisik

3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapat kadar albumin
dalam darah 2,7 mg/dL
Analisa Data
DATA

ETIOLOGI

MASALAH
KEPERAWATAN

DS : pasien mengeluh
tidak nafsu makan

Proses penyakit

Perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh

DO :
A= berat badan 30 kg
dan tinggi badan
160cm. BMI sebesar
11,72 (underweight).
B= kadar albumin
2,7mg/dl
C= tampak kurus,
lemak subkutan tidak
ada, kulit bersisik

Hilang nafsu makan

Intake menururn

Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh

D= porsi makan tidak


habis
DS : pasien
mengkonsumsi obat
diet tidak sesuai aturan

Proses penyakit

www.saktyairlangga.wordpress.com

Kekurangan volume cairan


tubuh

Page 8

DO : turgor kulit buruk, Distorsi pikiran


BAB > 3x/hari,
membrane mukosa
kering, takikardi
Konsumsi obat diet
berlebih

diare

kekurangan volume
cairan tubuh
DS : pasien mengaku
mengkonsumsi obat
diet berlebih

Proses penyakit

DO : ketidaksesuaian
pemikiran yang tidak
berdasarkan realita

Distorsi pikiran

Perubahan proses pikir

Perubahan proses pikir

DS : cemas, khawatir
gemuk
DO : peningkatan
denyut nadi,berespon
cepat terhadap objek
dari ketakutan

Proses penyakit

Ketakutan

Distorsi pikiran

ketakutan

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 9

10

Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hilangnya nafsu makan.
2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diare akibat
penggunaan obat diet berlebih
3. Perubahan proses pikir berhubungan dengan penyalahgunaan zat
4. Ketakutan berhubungan dengan defisit pengetahuan
3.3.5 Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
hilangnya nafsu makan.
Tujuan: dalam 3x24 jam
kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil:
1. BB meningkat
normal. Seminggu
2-3kg.
2. Mengkonsumsi
jumlah nutirsi yang
adekuat untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolisme
tubuh.

INTERVENSI

1. Jelaskan peran
dan pentingnya
nutrisi pada
proses
pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Berkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
klien.
3. Observasi berat
badan pasien.

3. Masukan nutrisi
adekuat tanpa
penolakan

RASIONAL

1. Penjelasan
perlunya nutrisi
dapat membantu
meminimalkan
miskonsepsi dan
meningkatkan
kepatuhan
pasien.
2. Masukan dari
ahli gizi
diperlukan untuk
menetapkan
kebutuhan nutrisi
bagi pasien.
3. Berat badan
mengidentifikasi
kebutuhan
suplemen diet
atau perubahan
teknik pemberian
makan

4. Kadar albumin
normal

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 10

11

5. Turgor kulit
normal

Kekurangan volume cairan


tubuh berhubungan
dengan diare akibat
penggunaan obat diet
berlebih
Tujuan: dalam 2x24 jam
kebutuhan cairan klien
dipenuhi
Kriteria hasil:
1. Tanda-tanda vital
stabil
2. Warna kulit dan
suhu normal
3. Volume cairan
adekuat
4. Turgor kulit
normal dan
membrane mukosa
lembap

1. Pantau tandatanda vital tiap 2


jam atau sesering
mungkin sesuai
kebutuhan sampai
stabil
2. Ukur asupan dan
pengeluaran tiap
1-4 jam. Catat dan
laporkan
perubahan yang
signifikan
termasuk urin dan
feses
3. Beri cairan
parenteral untuk
mengganti cairan
yang hilang dan
mempermudah
pergerakan cairan
ke ruang
intravaskuler

1. Takikardi dapat
mengindikasikan
kekurangan
volume cairan.
2. Pengeluaran urin
yang rendah dan
berat jenis urin
yang tinggi
mengindikasikan
hipovolemia.
3. Cairan
merupakan hal
yang vital supaya
sel tidak
mengalami lisis
akibat
kekurangan
cairan.
4. BB merupakan
indicator yang
baik status cairan

5. Observasi turgor
kulit dan
membrane
mukosa mulut
setiap 8 jam

5. Turgor kulit
yang baik dan
membrane
mukosa yang
lembab
mengindikasikan
perbaikan
volume cairan

6. Jelaskan alasan
kehilangan cairan

6. Tindakan ini
mendorong

4. Timbang BB
pasien setiap hari

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 11

12

dan ajarkan cara


memantau
volume cairan
Perubahan proses pikir
berhubungan dengan
penyalahgunaan zat
Tujuan: proses pikir
kembali normal sesuai
realita
Kriteria hasil:
1. Tidak
mengkonsumsi
obat diet
2. Pasien mampu
berpikir sesuai
dengan realita

Ketakutan berhubungan
dengan defisit
pengetahuan
Tujuan: dalam 1x24 jam
pasien dapat
memanajemen dan
mengendalikan
ketakutannya

1. Jelaskan pada
pasien tentang
bahaya
mengkonsumsi
obat diet berlebih
2. Ajak pasien
berpikir realistis
tentang keadaan
tubuhnya
3. Beri
reinforcement
positif ketika
pasien mampu
berpikir realistis.

1. Informasi yang
tepat dapat
meningkatkan
pemahaman
tentang efek
negative
mengkonsumsi
obat
2. Pikiran realistis
dapat membantu
proses
penyembuhan
penyakit
3. Penghargaan
positif dari
perawat dapat
meningkatkan
jati diri dan
motivasi pasien

1. Dorong pasien
untuk
mengidentifikasi
sumber ketakutan.

1. Ketakutan pasien
didasar pada
persepsi yang
keliru.

2.

2. Memberi
informasi sesuai
tingkat
pemahaman,
dapat
mengurangi
ketakutan pasien
dan
meningkatkan
kerjasama.

Kriteria hasil:
1. Mampu
mengidentifikasi
sumber-sumber
ketakutan.

pasien terlibat
dalam perawatan
personal.

Jelaskan semua
pengobatan dan
prosedur serta
jawab semua
pertanyaan.

3. Luangkan waktu
untuk bersama
dengan pasien dan
beri kesempatan
kepada pasien

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 12

13

2. Mampu
mengungkapkan
rasa nyaman

untuk
menyalurkan
perasaan.

3. Membina
hubungan saling
percaya

3. Tidak
memperlihatkan
tanda-tanda fisik
atau gejala
ketakutan

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 13

14

PENUTUP

Kesimpulan
Anoreksia nervosa (AN) merupakan gangguan kejiwaan dengan
konsekuensi fisiologis yang parah, yang ditandai dengan ketidakmampuan
atau penolakan untuk mempertahankan berat badan minimal yang normal.
Pasien memiliki citra tubuh sangat terganggu serta rasa takut yang intens akan
kenaikan berat badan.
Anoreksia nervosa merupakan gangguan makan yang mengancam jiwa
yang ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan
normal ynag minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau
ukuran tubuh atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah.
Saran
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kami dapat menyarankan agar kita
menjaga kesehatan sebaik mungkin dengan menjaga pola makan. Dan
pandangan di masyarakat selama ini yang beranggapan bahwa badan yang
ideal adalah badan yang kurus harus di ubah, karena pandangan tersebut dapat
menyebabkan individu mengubah pola makan yang tidak sehat sehingga
mengalami anorexia nervosa. Hal ini perlu dilakukan supaya kita dapat
terhindar dari penyakit anorexia.
Sebagai perawat, kita harus memberi penyuluhan kepada masyarakat
tentang bahaya dari pola makan yang tidak sehat. Pencegahan adalah hal
terbaik, tetapi apabila sudah terjadi gangguan yang berarti, kita harus
memberikan penjelasan mengenai penyembuhannya kepada klien secara jelas,
serta mampu merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan yang tepat
dan efektif kepada pasien dengan mengurangi segala resiko yang dapat terjadi.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 14
28

15

Daftar Pustaka

Akatsuki, Zen. 2011. Asuhan Klien dengan Kelainan Makan(Anorexia dan


Bulimia). http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-klien-dengankelainan-makan.html. Diakses tanggal tanggal 26 Maret 2012 pukul 05.26
WIB.
Cecily Lynn Betz ., and Linda A(2009). Sowden.buku saku keperawatan
pediatric.Jakarta.penerbit buku kedokteran EGC.
Doenges, Marilynn E, Marry C. Townsand, dan Mary Frances Moorhouse. Ed. 3.
2007. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
http://www.scribd.com/doc/61286977/Asuhan-Keperawatan-Klien-Dengan
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawaan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencrnaan. Jakarta:Salemba Empat.
Taylor, Cynthia M. 2011. Diagnosis keperawatan dengan Rencana Asuhan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Vian.2010.Askep Bulimia Nervosa. http://darkcurez.blogspot.com/. Diakses
tanggal 24 Maret 2012 pukul 12.59 WIB
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
Wong, Donna L., dkk. 2009. Buku AjarKeperawatan Pediatrik Vol 1. Jakarta:
ECG.
Yuindartanto, Andre.2009. Anorexia Nervosa. http://yumizone.wordpress.
com/2009/07/22/anoreksia-nervosa/. diakses tanggal 19 maret 2012 pukul
21.00.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 15

You might also like