You are on page 1of 41

Kesehatan Lingkungan

Dr. E. Garianto, M.Kes

Faktor yg Mempengaruhi Kesehatan


Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan
baik individu maupun masyarakat:
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan
4. Genetik
( Hendrik L. Blum, 1974)

Theorema Hendrik L. Blum


Genetik

Pelayanan
Kesehatan

Status
Kesehatan

Perilaku

Lingkungan

What is The Environment ?


International Epidemiological Association
(2001) :
All that which is external to the human
host. Can be divided into physical,
biological, social, cultural, etc., any or all of
which can influence health status of
populations .
the environment would include anything
that is not genetic, although it could be
argued that even genes are influenced by
the environment in the short or long-term.

HOW SIGNIFICANT IS THE IMPACT OF


ENVIRONMENT ON HEALTH?

Secara umum diperkirakan 24 % masalah


kesehatan dan 23 % kematian berkaitan
dengan faktor-faktor lingkungan.
World Health Report (2004). Dari 102
kelompok penyakit utama, 85 kategori
diantaranya disebabkan karena faktor risiko
lingkungan.
Kematian anak-anak usia 0-14 tahun 36 %
diantaranya berkaitan dengan faktor
lingkungan

Terdapat perbedaan yg besar pengaruh


lingkungan thd kejadian penyakit antara
daerah satu dgn yg lain. Perbedaan ini karena
berbedanya besar paparan lingkungan dan
kemudahan akses ke fasilitas kesehatan

Penyakit yg Berkaitan Erat dg Faktor Lingkungan yg


dapat di modifikasi

Penyakit yg berhubungan erat dgn masalah


lingkungan yg dapat dimodifikasi meliputi:
Diare, Infeksi saluran nafas bawah, Malaria,
trauma
DIARE. Diperkirakan 94 % diare berkaitan dgn
lingkungan, berhubungan dengan air minum
yg tidak aman, hygiene dan sanitasi yg buruk.

Penyakit yg Berkaitan Erat dg Faktor Lingkungan yg


dapat di modifikasi

Infeksi saluran nafas bawah, berkaitan erat


dengan polusi udara dalam rumah sebagian besar
krn penggunaan bahan bakar padat (mis, kayu
bakar), adanya yg merokok dalam rumah dan juga
pencemaran udara di luar rumah.
Malaria, proporsi malaria berkaitan erat dengan
kebijakan dan pemanfaatan lahan, pembukaan
hutan, manajemen sumber-sumber air, penataan
wilayah pemukimam, disain rumah, perbaikan
drinase.

Penyakit yg Berkaitan Erat dg Faktor Lingkungan yg


dapat di modifikasi

Trauma krn kecelakaan, termasuk kecelakaan


di tempat kerja, radiasi dan kecelakaan
industrial, 44% trauma tersebut krn faktor
lingkungan.
Pedesterian dan jalur bersepeda yg kurang
memadai berperan besar sebagai penyebab
trauma krn kecelakaan lalulintas (40%)

Definisi
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan
yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang
dinamis antara manusia dan lingkungan untukmendukung
tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera
dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan)
Ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu,
menanggulangi kerusakan dan
meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui
pengelolaan unsurunsur/faktor-faktor lingkungan yang
berisiko terhadap kesehatan manusia dengan cara
identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan,
sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi
derajat kesehatan manusia secara optimal.(Tri Cahyono,
2000)

Definisi
Kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologis yang harus ada antara
manusia dengan lingkungannya agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia. (WHO,
1979)

Undang-Undang No 36 Tahun 2009


Pasal 162
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pasal 163 ayat 2
Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mencakup lingkungan permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas
umum.

Ruang Lingkup Kesling


Menurut WHO (1979):
1. Penyediaan air minum
2. Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pengelolaan sampah padat
4. Pengendalian vector
5. Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan
ekskreta manusia
6. Hygiene makanan
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan

Ruang Lingkup Kesling


11. Perumahan dan permukiman
12. Perencanaan daerah perkotaan
13. Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut
dan darat
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
epidemic, bencana, kedaruratan
17. Tindakan pencegahan agar lingkungan bebas
dari risiko gangguan kesehatan

Sanitasi
Sanitasi adalah usaha pengendalian faktor-faktor lingkungan
fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat
Menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik,
kesehatan dan daya tahan hidup manusia.
Ruang lingkup :
a. cara pembuangan ekskreta, air buangan dan sampah
b. penyediaan air bersih
c. perumahan
d. makanan
e. individu dan masyarakat agar berperilaku sehat (personal hygiene)
f. arthropoda, mollusca, binatang pengerat serta pejamu lainnya
g. kondisi udara
h. pabrik, perkantoran, permukiman, jalan umum dan lingkungan
umumnya.
(WHO)

Rumah sehat

Definisi
Rumah (UU RI No 4 Tahun 1992)
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai
tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga.
Sehat (WHO)
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik,
mental, maupun Sosial Budaya, bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Rumah Sehat
tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat
untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan
yang sempurna, baik fisik, rohani maupun sosial.

Kriteria Rumah Sehat


Persyaratan rumah sehat menurut APHA
(American Public Health Association) :
1. Harus memenuhi kebutuhan kebutuhan
physiologis
2. Harus memenuhi kebutuhan kebutuhan
psychologis
3. Harus terhindar dari penyakit menular
4. Harus terhindar dari kecelakaan
kecelakaan

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat


apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain
pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain
privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni
rumah.

c. Memenuhi persyaratan pencegahan


penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja dan air limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang berlebihan, cukup
sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran,
disamping pencahayaan dan penghawaan
yang cukup.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan


terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam
rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.

Syarat Rumah Sehat Menurut Keputusan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
829 / Menkes/SK/VII/1999 :
a. Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti
bantaran sungai, aliran lahar, gelombang tsunami,
longsor, dan sebagainya.
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan
akhir sampah dan bekas lokasi pertambangan.
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan
daerah kebakaran seperti jalur pendaratan
penerbangan

b. Sarana dan Prasarana Lingkungan


Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi
keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan.
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat
perindukan vektor penyakit dan memenuhi
persyaratan
teknis sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Konstruksi jalan tidak membahayakan kesehatan.
- Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan
kaki dan penyandang cacat.
- Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman.
- Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan

Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air


secara cukup sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah
rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan


sosial seperti keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian,
dan lain sebagainya.
Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin
tidak terjadinya kontaminasi yang dapat menimbulkan
keracunan, sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Winslow dan APHA


pemukiman sehat dirumuskan sebagai suatu
tempat untuk tinggal secara permanen,
berfungsi sebagai tempat untuk bermukim,
beristirahat, berekreasi (bersantai) dan
sebagai tempat berlindung dari pengaruh
lingkungan yang memenuhi persyaratan
fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan
penyakit. Penjelasannya adalah sbb:

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, antara lain :


1) Pencahayaan.
Pencahayaan alam.
Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar
matahari kedalam ruangan melalui jendela, celah-celah
dan bagian-bagian bangunan yang terbuka.
Cahaya matahari berguna penerangan, mengurangi
kelembaban ruang, mengusir nyamuk, membunuh kumanpenyakit tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan
lain-lain
Standar pencahayaan dalam rumah menurut WHO sebesar
60 120 Lux
Luas jendela yang baik untuk pencahayaan paling sedikit
mempunyai luas 10 20 % dari luas lantai.

Pencahayaan buatan.
Pencahayaan buatan yang baik dan memenuhi
standar dapat dipengaruhi oleh :
Cara pemasangan sumber cahaya pada dinding
atau langit- langit.
Konstruksi sumber cahaya dalam ornamen yang
dipergunakan.
Luas dan bentuk ruangan.
Penyebaran sinar dari sumber cahaya.

2) Ventilasi
Ventilasi digunakan untuk pergantian udara
Udara segar diperlukan untuk menjaga
temperatur dan kelembaban udara dalam
ruangan.
Syarat ventilasi yang baik:
a. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5 %
dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan
ditutup) minimum 5 %. Jumlah keduanya
menjadi 10 % kali luas lantai ruangan.
Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa
sehingga udara yang masuk tidak terlalu
deras dan tidak terlalu sedikit

b. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap
dari sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan
lain-lain.
c. Aliran udara diusahakan CROSS VENTILATION dengan
menempatkan lubang hawa berhadapan antara 2 dinding
ruangan. Aliran udara ini jangan sampai terhalang oleh barangbarang besar misalnya almari, dinding sekat dan lain-lain.
Macam ventilasi
a. Ventilasi alam
Penghawaan alam ini mengandalkan pergerakan udara bebas
(angin), temperatur udara luar dan kelembabannya. Selain
melalui jendela, pintu dan lubang hawa, maka penghawaan alam
pun dapat diperoleh dari pergerakan udara sebagai hasil sifat
poreus dinding ruangan, atap dan lantai.

Lubang ventilasi sebaiknya tidak terlalu rendah, maksimal 80 Cm


dari langit-langit. Tinggi jendela yang dapat dibuka (ditutup) dari
lantai
minimal 80 Cm. jarak dari langt-langit terhadap jendela
minimal 30 Cm.
Untuk mencegah gangguan binatang sebaiknya
dipasang kasa
nyamuk.
b. Ventilasi buatan
Kipas angin, udara tidak berganti.
Exhauster, baling-baling menyedot udara di dalam atau dari
luar ruangan untuk mengganti udara yg telah terpakai. Pada
pemakaian Exhauster harus diimbangi dengan penempatan
lubang ventilasi yang berseberangan dengan alat tersebut.

b. Memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain :


1) Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing
penghuni (Kepadatan hunian). Kepadatan penghuni merupakan
luas lantai dlm rumah dibagi jumlah anggota keluarga penghuni
tsb. Menurut kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minial 8 m
2 dan tidak dianjurkan lebih dari 2 orang.
Bangunan yang sempit atau kepadatan penghuni terlalu tinggi
dapat mengakibatkan berkurangnya oksigen, meningkatnya suhu
ruang dan memudahkan penularan penyakit.

Ada 2 cara untuk


menilai kepadatan
hunian didalam rumah yaitu :

a) Jumlah orang dibanding dengan jumlah kamar


tidur.
No

Jumlah penghuni

Jumlah Kamar

Satu

2 orang

Dua

3 orang

Tiga

5 orang

Empat

7 orang

Lima

10 orang

Sumber: Lubis, P. Perumahan Sehat, 1985.

b) Jumlah orang dibanding dengan luas lantai kamar.


No

Jumlah penghuni maksimal

Luas lantai kamar

4,64 m2

4,64 6,5 m2

0,5

6,5 8 m2

8 10 m2

1,5

Lebih dari 10 m2

Sumber : Lubis, P. Perumahan Sehat, 1985.

Dengan ketentuan anak di bawah umur 1 tahun tidak diperhatikan, umur 1


10 tahun dihitung setengah.

2) WC dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah.

c. Mencegah penularan penyakit.


Bebas dari serangga dan tikus
Pembuangan sampah.
Pembuangan tinja.

Indikator sarana sanitasi rumah


1.
2.
3.
4.

Sarana air bersih


Jamban
Sarana pembuangan air limbah
Sarana pembuangan sampah

You might also like