Professional Documents
Culture Documents
2.1 Definisi
Adenoma Pleomorfik adalah tumor kelenjar saliva dan paling umum di
jumpai pada kelenjar parotid. Tumor ini merupakan tumor campuran (benign mixed
tumor), yang terdiri dari komponen epitel, mioepitel dan mesenkim dan tersusun
dalam beberapa variasi komponennya.2,.3,5,6,,7,8,9,10,11
Kelenjar saliva dikategorikan kedalam kelenjar saliva mayor dan minor.
Kelenjar saliva mayor ada 3 (tiga ) : parotid, submandibularis, sublingualis. Kelenjar
saliva minor terdapat disepanjang aerodigestif bagian atas submukosa : palatum,
bibir, pharynx, nasophrynx, larynx, ruang parapharyngeal.3,9 Pada kelenjar saliva
mayor Adenoma Pleomorfik paling sering di jumpai pada kelenjar parotid, sedangkan
pada kelenjar saliva minor Adenoma Pleomorfik lebih sering dijumpai pada palatum
dan bibir atas.5
Adenoma Pleomorfik dapat terjadi pada semua umur, baik anak-anak maupun
dewasa. Pada sebagian besar kasus menunjukkan 45% sampai 75% dari semua
neoplasma kelenjar saliva, timbulnya penyakit 2 sampai 35 kasus per 100,000 orang.
Adenoma Pleomorfik lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki dengan
perbandingan 2:1. Adenoma Pleomorfik paling sering terjadi diantara dekade ke- 3
sampai ke- 6, dengan presentase usia rata-rata 43-46 tahun. Di Amerika, Adenoma
Pleomorfik di jumpai sebanyak 80% dari seluruh tumor jinak kelenjar saliva.6,7
2.2 Etiologi
Penyebab Adenoma Pleomorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara
pasti, diduga karena keterlibatan lingkungan dan faktor genetik. Pemaparan radiasi
dihubungkan dengan pekembangan tumor jinak dan carsinoma mukoepidermoid
malignant.3,5,6
Satu studi mengatakan, bahwa simian virus (SV 40) memainkan peranan
penting dalam perkembangan Adenoma Pleomorfik.6 Virus Epstein-Barr merupakan
salah satu faktor didalam perkembangan tumor-tumor limphoephitelial
kelenjar
Gen -catenin adalah CTNNB1, yang dipetakan pada kromosom 3p21.9 catenin tercakup didalam tranduksi isyarat (Wingless/WNT) dan spesifikasi dari sel
selama embryogenesis. Study terbaru menunjukkan -catenin secara langsung
berhubungan dengan anggota keluarga dari faktor transkripsi yang melibatkan aktifasi
dari gen target yang spesifik.8
Beberapa kelompok cacat genetik didalam Adenoma Pleomorfik sebagian
besar ditandai dengan penyimpangan struktur, khususnya translokasi resiprokal.
Subgrup yang besar ditandai oleh penyusunan kembali regu 8p12. Gen kromosom
8p12 dikembangkan dari regulasi zinc finger gene, menunjukkan PLAG1.8
Secara fungsional adalah signifikan, sebagaimana mempunyai pengaruh
dalam stabilitas dan translatabilitas dari hasil
konsekuensinya
dan
juga
pada
konsentrasi PLAG1
BAB 3
GAMBARAN KLINIS,
HISTOPATOLOGI, RADIOGRAFI
ADENOMA PLEOMORFIK PADA KELENJAR SALIVA
10
Gambar 3.9 : Kapsul di dalam Adenoma Pleomorfik. (a) Adenoma Pleomorfik dengan kapsul
fibrous yang memisahkan tumor dari jaringan normal kelenjar parotid. (b)
Adenoma Pleomorfik dengan lebih sedikit pokal kapsul yang absen. Nodulnodul kecil pada satelit tumor menonjol diluar massa tumor mayor.6
.
Gambar 3.10 : Reccuren Adenoma Pleomorfik dengan mikroskopis dua nodul-nodul kecil jinak
muncul. Tumor dengan multinodular muncul merupakan karakteristik dari
reccuren Adenoma Pleomorfik.6
11
Komponen epitel terdiri dari epitel dan mioepitel sel dengan pertumbuhan
yang menyimpang, termasuk trabekular, tubular, solid, cystic, dan papillary.
(gambar 3.11) Sel epitel murni dan sebagian kuboidal. Sel-sel mioepitel
memperlihatkan gambaran plasmasytoid, epiteloid, spindle, oncocytic, dan bentuk sel
jernih. Pada beberapa studi, tipe myoepitel sel lebih sering muncul dengan bentuk sel
plasmasytoid kemudian tipe spindle sel. Semua elemen seluler muncul dengan
cytologic lembut tanpa akivitas mitotik.6
Gambar 3.11 : Sel dalam Adenoma Pleomorfik. (a) Tubulus atau formasi duktus pada Adenoma
Pleomorfik. lnner epitel terdiri dari sel kuboidal, dengan sitoplasma eusinopilic
meliputi satu atau beberapa lapis sel dari mioepitel sel dengan sitoplasma jernih.
Diantara stroma berisi spindle dan epiteloid mioepitel sel. (b) Susunan tubulur bisa
di lihat, tetapi lipatan mioepitel tidak dapat digambarkan. Di antara stroma
menunjukkan spindle mioepitel sel. Pada gambar ini natur bland sel absen dari atipi
sel.6
12
Jenis
Ukuran
Umur
Lokasi
Kelamin
(cm)
F
58
5
Palatum
F
63
5
Submandibular
F
28
2
Palatum
F
48
2
Parotid
49
Palatum
6
7
8
M
F
F
39
12
-
Atas bibir
Palatum
38
1,5
Mukosa mulut
10
11
12
M
F
F
38
36
43
1
2
3
Palatum
Parotid
Palatum
13
14
M
M
51
2
4
Mukosa mulut
Palatum
15
44
Palatum
16
78
Palatum
Type Gambar
Bizarre Cells
Absent
Absent
Hypercellularity;
Hyperchromatism
Hypercellularity;
Hyperchromatism
Absent
Absent
Hypercellularity;
Hyperchromatism
Hypercellularity;
Hyperchromatism
Hypercellularity
Absent
Hypercellularity;
Hyperchromatism
Hypercellularity
Hypercellularity;
Hyperchromatism
Hypercellularity;
Hyperchromatism;
Pleomorphism
Hypercellularity;
Hyperchromatism
13
Beberapa kasus menunjukkan, 71% Adenoma Pleomorfik ukuran tumor ratarata 3 cm menunjukkan gambaran yang tidak lazim secara histopatologi. Sel-sel
neoplastik dengan tampilan yang berbeda-beda, hypercelulery, dan hyperhcromatism.
Sel-sel yang tidak beraturan dengan nukleus dominan atau tanpa hyprkromatism, dan
nukleus kecil dengan mitosis yang sedikit. Proliferasi sel tumor dapat dilihat di area
yang padat atau lapisan-lapisan diantara struktur tubular, kumpulan sel-sel hyalin
yang rapat atau sel plasmocytoid dan kumpulan stelata yang longgar atau sel
polyhidral.8
Diagnosa histopatologi Adenoma Pleomorfik dapat juga dilakukan dengan
prosedur-prosedur sampling termasuk fine needle aspiration biopsy (FNAB) dan
coore nedlee biopsy (bigger needle comparing to byopsi). Kedua prosedur ini bisa
dilakukan pada pasien rawat jalan.2 FNAB ini sangat akurat dan merupakan satu cara
yang dilakukan untuk mendiagnosa tumor dari inflamasi sebelum reseksi bedah
dilakukan. Alat-alat FNAB ini terdiri dari 22-25 gauge needle, 20mL syringe,dan
syringe holder spesial untuk vakum yang baik. Aspirasi preparat sebelum teknik
citology dilakukan.4
14
mengunakan tangan,
apabila
Adenoma
Pleomorfik malignant secara alami dengan keakuratan sekitar 90%.2 FNAB juga
dapat mendeteksi tumor primer kelenjar saliva dari metastase. Core needle biopsy
lebih akurat dibanding dengan FNAB dengan ketelitian diagnostik lebih besar dari
97%.2
15
Dengan CTI, deteksi tumor 77% pada bidang aksial dan 90% pada bidang
aksial dengan CE CT. Sedangkan dengan MRI, deteksi tumor 86% pada bidang aksial
T1- weighted dan 88% pada bidang aksial T2- weighted, dan 85% pada bidang aksial
CE T1- weighted.1
Pemeriksaan Adenoma Pleomorfik dengan CTI dan MR oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor, deteksi lesi, batas tumor, batas lesi, aspek lesi,
kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya, gambaran intensitas dari lesi,
keberhasilan pemakaian medium kontras, aspek lesi setelah injeksi medium kontras,
deteksi kapsul nya dan resorpsi tulang yang terjadi di sekitar lesi tersebut.1
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negatif. Pinggir lesi
dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya jelas. Batas lesi dapat
diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus. Aspek lesi dapat diklasifikasikan
menjadi homogen atau tidak homogen. Kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya
dapat diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah. Gambaran intensitas dari lesi
dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan kedalam empat kelompok: tinggi,
intrermediet, rendah, atau gabungan tinggi dengan rendah. Aspek lesi terhadap injeksi
medium kontras diklasifikasikan menjadi homogen, tidak homogen dan perifer.
Deteksi kapsul nya dan resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negatif.1
Dari
beberapa
laporan
kasus,
tampilan
CTI
Adenoma
Pleomorfik
menunjukkan margin tumor smooth, tumor kecil seperti spherical dan tumor besar
lobular. Setelah keberhasilan dalam pemakaian medium kontras Adenoma
Pleomorfik menunjukkan peningkatan variabel.1
16
17
Gambar 3.13 :
18
Gambar 3.14 : Adenoma Pleomorfik pada kelenjar parotid wanita, 57 tahun. Pinggir tumor, batas
tumor di deteksi dengan CT dan MRI. Kalsifikasi di deteksi dengan CTI (A) Tumor
tidak homogen, intensitas signal intrermediet pada CTI. (B) Setelah pemakaian
medium kontras tumor menunjukkan peningkatan yang tidak homogen pada CE CTI.
(C) T1- weighted MRI menunjukkan intensitas massa intermediet. (D) T2- weighted
MRI FS teknik
menunjukkan intensitas massa tidak homogen. (E) Tumor
menunjukkan batas lobular pada korona T2- weighted MRI menggunakan FS teknik.
(F) Setelah pemakaian medium kontras tumor menunjukkan peningkatan CE T1weighted menggunakan FS teknik.1
19
Gambar 3.15 : Adenoma Pleomorfik pada kelenjar submandibularis wanita, 55 tahun. Pinggir tumor,
batas tumor di deteksi dengan CT dan MRI. (A) Tumor tidak homogen, intensitas
signal intrermediet pada CTI. (B) Setelah pemakaian medium kontras tumor
menunjukkan peningkatan yang tidak homogen pada aksial CE CTI. (C) Intensitas
tumor ditunjukkan koronal CE CTI. (D) Pada aksial T1- weighted MRI menunjukkan
intensitas massa tinggi. (E) Pada aksial T2- weighted MRI menggunakan FS teknik
menunjukkan tumor tidak homogen intensitas massa tinggi. (F) Tumor menunjukkan
batas lobus tidak homogen dan intensitas signal tinggi pada koronal T2- weighted MRI
menggunakan FS teknik.1