You are on page 1of 47

PRESENTASI KASUS II

KEJANG DEMAM KOMPLEKS


Yosephine Wiranata
030.10.282

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI


ILMU PENYAKIT ANAK RSUD BUDHI ASIH
2015

PENDAHULUAN
Bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu
tubuh dengan cepat yang disebabkan oleh proses ekstra
kranial
Gangguan kejang yang paling lazim pada masa kanakkanak sekitar 2% sampai 5% dari jumlah anak-anak.
Biasanya terjadi pada umur antara 3 bulan sampai 5
tahun kejang berhubungan dengan adanya demam
tetapi tanpa adanya infeksi atau gangguan intrakranial.

IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AIT
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 1 tahun 4 bulan
Suku Bangsa : Betawi
TTL : Jakarta, 16 November 2013
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kampung Kranggan no.7 RT/RW
02/07, Kel. Jati sampurna, Jakarta Timur
Pendidikan :

Identitas Orangtua/Wali

Ayah
Nama : Tn.S
Alamat : idem
Pekerjaan : supir pribadi
Penghasilan : tidak tentu
Pendidikan : tamat SMA
Suku Bangsa : Betawi
Agama : Islam

Ibu
Nama :Ny.M
Alamat : idem
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : D3
Suku Bangsa : Betawi
Agama : Islam

ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ny. M (ibu
kandung pasien)
Lokasi
: Bangsal lantai V Timur, kamar 510
Tanggal / waktu : 30 Maret 2015 pukul 10.00 WIB
Tanggal masuk : 28 Maret 2015 pukul 21.20 WIB (di
IGD)
Keluhan tambahan

Kejang demam
berulang sejak 3
hari smrs
Keluhan utama

Demam,pilek,
nafsu makan
menurun

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan tambahan
BAB
penurunan
Penurunan
Batuk
Riwayat

RIWAYAT KEHAMILAN / KELAHIRAN

Kesimpulan riwayat kehamilan / kelahiran : pasien lahir normal per vaginam,


cukup bulan, tanpa penyulit.

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Pertumbuhan gigi I : 6 bulan


Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan
: 14 bulan 3 minggu
Bicara : 12 bulan

Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan :


riwayat pertumbuhan baik sesuai usia pasien. Terdapat
keterlambatan perkembangan yaitu pada usia saat mulai
berjalan.

RIWAYAT MAKANAN
Pasien tidak
mendapatkan
asi eksklusif
sejak lahir

Asupan
makanan
pasien seharihari baik namun
kurang serat.

RIWAYAT IMUNISASI

Kesimpulan riwayat imunisasi :


Imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jadwal yang dianjurkan

RIWAYAT KELUARGA
a. Corak Reproduksi
Tanggal
No

lahir
(umur)

1.

16-11-2013

Jenis
kelamin

Perempuan

Hidup

Lahir mati

Abortus

Mati

Keterangan

(sebab)

kesehatan

Pasien

b. Riwayat Pernikahan
Ayah / Wali

Ibu / Wali

Tn. S

Ny. M

Umur saat menikah

37 tahun

35 tahun

Pendidikan terakhir

Tamat SMA

Islam

Islam

Suku bangsa

Betawi

Betawi

Keadaan kesehatan

Sehat

Sehat

Kosanguinitas

Penyakit, bila ada

Nama
Perkawinan ke-

Agama

Riwayat Penyakit Keluarga : tidak terdapat riwayat


kejang demam dalam keluarga

Kesimpulan Riwayat Keluarga :tidak ada anggota


keluarga yang mengalami gejala dan penyakit yang serupa
dengan pasien.

RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

Kesimpulan:
Alergi susu sapi saat usia 6 bulan dan riwayat kejang demam
usia 8 bulan

RIWAYAT LINGKUNGAN
PERUMAHAN
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya di rumah milik
sendiri. Rumah terdiri dari 2 kamar tidur ,1 kamar mandi,
1 dapur, dan 1 ruang tamu. Keadaan lingkungan rumah
padat, ventilasi dan pencahayaan cukup. Sumber air
bersih berasal dari air pam. Sumber air minum berasal
dari air galon serta sampah dibuang setiap harinya.
Kesimpulan : Lingkungan rumah padat, ventilasi dan
pencahayaan rumah kurang baik.

Keadaan umum

Pemeriksaan Fisik
(30 Maret 2015)

Gizi normal

kepala

Telinga

Lidah

THORAX
Jantung
Inspeksi
Ictus cordis terlihat pada ICS V
linea midklavikularis sinistra
Palpasi
Ictus cordis teraba pada ICS V
linea midklavikularis sinistra
Perkusi
Batas kiri jantung : ICS V linea
midklavikularis sinistra
Batas kanan jantung : ICS III-V
linea sternalis dextra
Batas atas jantung
: ICS III
linea parasternalis sinistra
Auskultasi
BJ I-II regular, murmur (-) , gallop (-)

Paru
Inspeksi

bentuk thoraks simetris pada saat statis dan


dinamis, tidak ada pernafasan yang
tertinggal, pernafasan thoraco-abdominal,
retraksi (-), pembesaran KGB aksila -/-.
Palpasi

nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas


simetris kanan dan kiri, vocal fremitus sama
kuat kanan dan kiri.
Perkusi

redup dikedua lapang paru.

Batas paru-lambung : ICS VII linea axillaris


anterior

Batas paru-hepar: ICS VI linea


midklavikularis dextra
Auskultasi
: suara napas vesikuler +/+,
regular, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen
Inspeksi
perut datar, warna kulit kuning
langsat, ruam merah (-), kulit
keriput (-), umbilicus normal, gerak
dinding perut saat pernapasan
simetris, gerakan peristaltik (-)
Auskultasi
peristaltic usus (+), frekuensi
3x/menit
Perkusi
timpani pada seluruh lapang perut,
shifting dullness (-)
Palpasi
supel,nyeri tekan (-), turgor kulit
baik, hepar tidak teraba
membesar, lien tidak teraba
membesar.

Genitalia
Jenis kelamin perempuan,
klitoris dan labia minora
tertutup labia mayora,
tidak ditemukan adanya
kelainan, tanda radang (-),
ulkus (-), sekret (-), fissure
ani (-)

KGB
Leher :
Preaurikuler : tidak teraba
membesar
Postaurikuler : tidak teraba
membesar
Submandibula : tidak teraba
membesar
Submental
: tidak teraba
membesar
Servikalis anterior : tidak teraba
membesar
Servikalis posterior: tidak teraba
membesar
Supraclavicula : tidak teraba
membesar
Axilla
: tidak teraba membesar
Inguinal : tidak teraba membesar

Ekstremitas
Simetris, tidak terdapat
kelainan pada bentuk tulang,
posisi tangan dan kaki, serta
sikap badan, tidak terdapat
keterbatasan gerak sendi,
akral hangat pada keempat
ekstremitas, terdapat sikatriks
pada tangan dan kaki kiri,
sianosis (-), edema (-),
capillary refill time< 2 detik.

Status neurologis
Kanan

Kiri

Ekstremitas atas
Tonus otot

Normotonus

Normotonus

Trofi otot

Eutrofi

Eutrofi

+5

+5

Tonus otot

Normotonus

Normotonus

Trofi otot

Eutrofi

Eutrofi

+5

+5

Kekuatan otot
Ekstremitas bawah

Kekuatan otot

Refleks
fisiologis

Refleks
patologis

Biceps

Babinski

-/-

triseps

Chaddock

patella
achilles

Sulit dinilai
pasien kurang
kooperatif

Rangsang
meningeal
(-)

-/-

Kaku kuduk
Kernig

Oppenheim

-/-

Laseq

Gordon

-/-

Brudzinski I

Sulit dinilai
pasien kurang
kooperatif

Schaeffer

-/-

Brudzinski II
Klonus patella
Klonus achilles

Punggung

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (22/3/2015) dari IGD
Hematologi

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

6,400/ L

6 17

Eritrosit

4,8 jt/ L

3,6 5,2

Hemoglobin

10,3 g/ dL

10,7 13,1

Hematokrit

30%

35 43

Trombosit

424,000 / L

229-553

MCV

74,0 fL

73-101

MCH

26,3 pg

23 31

35,5 g/dL

26 34

15,6%

<14

116 mg/dL

33-111

Natrium

143 mmol/L

135-155

Kalium

3,8 mmol/L

3,6-5,5

Chlorida

109 mmol/L

98-109

MCHC
RDW
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu
Kadar Elektrolit

Re

e
m
u
s

DIAGNOSIS BANDING

Tatalaksana
Non

Prognosis
Ad

Follow up

Tinjauan Pustaka
Kejang Demam

DEFINISI

kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu badan yang tinggi in

EPIDEMIOLOGI
1/3 dari populasi ini akan mengalami kejang berulang

ETIOLOGI
Peningkatan

KLASIFIKASI
(menurut Livingstone)
Kejang demam sederhana/simpleks
1. Kejang bersifat umum
2. Lamanya kejang berlangsung
singkat (kurang dari 15 menit)
3. Usia saat kejang demam pertama
muncul kurang dari 6 tahun
4. Frekuensi serangan 1-4 kali dalam
1 tahun
5. Pemeriksaan EEG normal

Kejang demam kompleks


1. Kejang fokal/parsial, atau kejang
fokal menjadi umum;
2. Berlangsung >15 menit;
3. Berulang dalamn 24 jam;
4. Ada kelainan neurologis sebelum
atau sesudah kejang

Patofisiologi dan patogenesis

perubahan
Kenaikan
difusi
Lepasnya
dari ion
muatan
keseimbangan
kalium
listrik
danyang
ion
dari
natrium
cukup
membran
besar
melalui
sel
dapat
otak
membran
meluas
dan dalam
ke seluruh
waktu singkat
sel maupun m
KEJANG

DIAGNOSIS
ANAMNESIS

Anamnesis

Kesadaran
Menentukan
Waktu
Sifat
Riwayat
kejang
terjadinya
gangguan
demam
kejang
keterlambatan
sebelum
(fokal
penyakit
sebelumnya
(sejak
kejang,
atau
neurologis
dan
yang
kapan,
pertumbuhan
umum)
sesudah
durasi,
mendasari
(kejang
timbul
(menyingkirkan
frekuensi,
kejang
disertai
mendadak
dan
terjadinya
(menyingkirkan
perkembangan
interval
demam
diagnosis
atau
demam
antara
maupun
perlahan,
(infeksi
epilepsi)
diagnosis
2 serangan
tidak
menetap
saluran
disertai
mening
kejan
ata
nad

Pemeriksaan Fisik
Temperatur tubuh

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

a k
n
a na
s
k aa
a
l
ta pad
a
T g
n
a
j
Ke

Tatalaksana kejang pada


neonatus

Prognosis

sekitar 1/3 penderita kejang demam kekambuhan 1 kali atau lebih.


Kemungkinan kambuh lebih besar bila kejang demam pertama pada
usia kurang dari 1 tahun. 3/4 dari kekambuhan ini terjadi dalam kurun
waktu 1 tahun setelah kejang demam pertama, dan 90 % dalam kurun
waktu 2 tahun setelah kejang demam pertama.
Anak yang mengalami kejang demam pertama pada usia sebelum 1
tahun kemungkinan kekambuhan ialah 50 %, dan bila berusia lebih
dari 1 tahun kemungkinan kekambuhannya 28 %.
Pada anak-anak yang memiliki riwayat kejang demam kompleks,
riwayat penyakit keluarga dengan kejang yang tidak didahului dengan
demam, dan memiliki riwayat gangguan neurologis maupun
keterlambatan pertumbuhan, memiliki resiko tinggi untuk menderita
epilepsi pada kehidupan dewasa mereka.

You might also like