You are on page 1of 29

Pengkajian

Sistem
Perkemihan
Oleh :

Habibi. S. Kep., Ns

2014

Pengkajian Sistem
Perkemihan
Pengkajian

keperawatan merupakan
langkah pertama yang dilakukan oleh
perawat untuk mendapatkan data
subjektif dan objektif yang dilakukan
secara sistematis.
Proses pengkajian meliputi tiga fase,
yaitu wawancara, pemeriksaan fisik,
dan dokumentasi.

Wawancara
Tujuan wawancara adalah mendapatkan informasi yang
diperlukan dalam mengidentifikasi dan merencanakan
tindakan keperawatan, dan memberi kesempatan
pada perawat untuk mulai mengembangkan
hubungan saling percaya dengan pasien.
Adapun data-data yang dikumpulkan selama fase
wawancara terkait pengkajian kep kerawatan sistem
perkemihan adalah sebagai berikut :
A. Riwayat kesehatan sekarang
B. Riwayat kesehatan masa lalu
C. Riwayat kesehatan keluarga
D. Riwayat kesehatan sosial
E. Pengobatan
F. Pola persepsi kognitif
I.

A. Riwayat kesehatan sekarang


Disfungsi ginjal dapat menimbulkan serangkaian
gejala yang kompleks dan tampak di seluruh tubuh.
Riwayat sakit harus mencakup informasi berikut yang
berhubungan dengan fungsi renal dan urinarius.
1.Keluhan utama pasien atau alasan utama mengapa
ia datang ke rumah sakit.
2.Adanya rasa nyeri: kaji lokasi, karakter, durasi, dan
hubungannya dengan urinasi; faktor-faktor yang
memicu rasa nyeri dan yang meringankannya.
3.Adanya gejala panas atau menggigil, sering lelah,
perubahan berat badan, perubahan nafsu makan,
sering haus, retensi cairan, sakit kepala, pruritus, dan
penglihatan kabur.

Tanda dan gejala yang sering didapatkan pada g3 sistem


perkemihan
Rasa Nyeri

Rasa nyeri pada penyakit ginjal biasanya disebabkan karena obstruksi dan
distensi mendadak kapsula renal.
Nyeri pada ginjal biasanya dirasakan sebagai rasa sakit yang timbul pada sudut
kosta vertebral rasa nyeri ini dapat menjalar sampai umbilikus
Kelainan ureter akan menimbulkan rasa nyeri pada daerah punggung
yang menjalar keabdomen dan paha bagian atas testis
Nyeri dibagian pinggang yang menjalar keabdomen bawah atau
epigastrium dan sering disertai mual, muntah serta ileus paralitik
kolik renal
Nyeri pada kandung kemih bagian bawah distensi yang berlebihan atau
ISK
Nyeri meatus uretra iritasi leher kandung kemih atau uretritis,
trauma
Nyeri pada perineum atau rectum disebabkan karena metastase
kanker prostat ketulang pelvis
Nyeri pada daerah glans penis prostatitis

4. Pola eliminasi

Kaji frekuensi, urgensi, dan jumlah urine output.


Kaji perubahan warna urin.
Kaji adanya darah dalam urin.
Disuria; kapan keluhan ini terjadi : pada saat
urinasi, pada awal urinasi, atau akhir urinasi.
Inkontinensia (stress inkontinensia; urge
incontinence; overflow incontinence; inkontinensia
fungsional). Adanya inkontinensia fekal
menunjukkan tanda neurologik yang disebabkan
oleh gangguan kandungkemih.

Sering berkemih : merupakan gejala urinasi yang terjadi lebih sering dari normal
yaitu setiap 3 6 jam sekali infeksi, penyakit traktus urinarius, hipertensi,
kelainan metabolik
Urgensi : keinginan kuat untuk berkemih, dapat disebabkan oleh kelainan
inflamasi pada kandung kemih prostat atau uretra
Rasa panas pada saat berkemih : terlihat pada saat pasien iritasi uretra, ISK,
uretratitis, dan pada sistitis rasa terbakar selama maupun sudah urinarius
Disuria (sakit dan sulit pada saat berkemih), berdasar dari berbagai kelainan
patologis
Hesistensi (kelambatan yang abnormal atau kesulitan untuk memulai berkemih
menunjukan adanya kompresi uretra neurogenik kandung kemih , obstruksi
saluran kemih
Nokturia (urinasi yang berleihan pada malam hari) menunjukan kemampuan
kemampuan ginjal untuk memekatkan urin, gagal jantung, DM
Inkontinensia urine (pengeluaran urine diluar kehendak) terjadi pada cedera
sfingter urinarius eksterna, kelainan neurologis yang didapat atau akibat gejala
urgensi hebat karena infeksi
Konstipasi dapat menyumbat sebagian urethra, menyebabkan tidak
adekuatnya pengosongan kandung kemih.

Lanjutan perubahan pola eliminasi


Poliuria (pengeluaran urine dengan jumlah besar pada waktu tertentu).
Disebabkan : DM, penyakit ginjal, obat diuretik, asupan cairan yang
berlebihan
Oliguria (pengeluaran urine yang sedikit antara 100 500 ml/24 jam) dan
ANURIA (tidak adanya urine dalam kandung kemih, haluaran urine yang
kurang dari 100 ml/24 jam pada disfungsi renal, syok trauma, transfusi
darah yang inkomtibel dan keracunan obat
Hematuria (adanya sel darah merah dalam urine) canker traktus
urogenetal

3. GEJALA GASTROINTESTINAL
Gejala gastrointestinal dapat terjadi pada berbagai keadaan urologi karena :
- Traktus intestinal dan urinarius memiliki persarapan otonom serta sensorik yang
sama
- Hubungan anatomis ginjal kanan dan kolon, duodenum, kaput pangkreas,
duktus koledektus, hati dan kandung kemih gangguan GI
- Gangguan berupa : mual, muntah, diare, ileus paralitik

5. Pola nutrisi metabolik


1.

2.

3.

4.
5.

Kaji jumlah dan jenis cairan yang biasa diminum pasien :


kopi, alkohol, minuman berkarbonat. Minuman tersebut
sering memperburuk keadaan inflamasi system
perkemihan.
Kaji adanya dehidrasi ; dapat berkontribusi terjadinya
infeksi saluran kemih, pembentukkan batu ginjal, dan
gagal ginjal.
Kaji jenis makanan yang sering dikonsumsi pasien.
Makanan yang mengandung tinggi protein dapat
menyebabkan pembentukkan batu saluran kemih.
Makanan pedas memperburuk keadaan inflamasi system
perkemihan.
Kaji adanya anoreksia, mual, dan muntah. Keadaan
tersebut dapat mempengaruhi status cairan.
Kaji kebiasaan mengkonsumsi suplemen vitamin, mineral,
dan terapi herbal.

B. Riwayat kesehatan masa


lalu
1.
a.

b.
c.

Riwayat infeksi traktur urinarius


Terapi atau perawatan rumah sakit yang
pernah dialami untuk menanggani infeksi
traktus urinarius, berapa lama dirawat.
Adanya gejala panas atau menggigil.
Sistoskopi sebelumnya, riwayat
penggunaan kateter urine dan hasil-hasil
pemeriksaan diagnostik renal atau
urinarius

2.
a.
b.
c.
d.
e.

Riwayat keadaan berikut ini :


Hematuria, perubahan warna, atau volume urin.
Nokturia dan sejak kapan dimulainya.
Penyakit pada usia kanak-kanak (strep throat,
impetigo, sindrom nefrotik).
Batu ginjal (kalkuli renal), ekskresi batu kemih ke
dalam urin.
Kelainan yang mempengaruhi fungsi ginjal atau
traktus urinarius (diabetes mellitus, hipertensi,
trauma abdomen, cedera medula spinalis, kelainan
neurologi lain, lupus eritematosus sistemik,
scleroderma, infeksi streptococcus pada kulit dan
saluran napas atas, tuberculosis, hepatitis virus,
gangguan kongenital, kanker, dan hyperplasia
prostate jinak).

3.

4.
5.
6.
7.

Untuk pasien wanita : kaji jumlah dan tipe


persalinan (persalinan pervaginan, sectio
caesarea); persalinan dengan forseps; infeksi
vagina, keputihan atau iritasi; penggunaan
kontrasepsi.
Adanya atau riwayat lesi genital atau penyakit
menular seksual.
Pernahkah mengalami pembedahan; pelvis atau
saluran perkemihan.
Pernahkah menjalani terapi radiasi atau
kemoterapi.
Kaji riwayat merokok. Merokok dapat
mengakibatkan risiko kanker kandung kemih.
Angka kejadian tumor kandung kemih empat kali
lebih tinggi pada perokok daripada bukan perokok.

C. Riwayat kesehatan
keluarga
Kaji adanya riwayat penyakit ginjal
atau kandung kemih dalam keluarga
(polisistik renal, abnormalitas
kongenital saluran kemih, sindrom
Alports / nephritis herediter).
2. Kaji adanya masalah eliminasi yang
dikaitkan dengan kebiasaan keluarga
1.

D. Riwayat kesehatan sosial


1.

2.

3.

4.

Kaji riwayat pekerjaan, apakah terpapar oleh bahan-bahan


kimia seperti phenol dan ethylene glycol. Bau ammonia dan
kimia organic dapat meningkatkan risiko kanker kandung
kemih. Pekerja tekstil, pelukis, peata rambut, dan pekerja
industri mengalami risiko tinggi terkena tumor kandung
kemih. Seseorang yang lebih sering duduk cenderung
mengalami statis urin sehingga dapat menimbulkan infeksi
dan batu ginjal.
Seseorang yang mengalami demineralisasi tulang dengan
keterbatasan aktivitas fisik menyebabkan peningkatan
kalsium dalam urin.
Laki-laki cenderung mengalami inflamasi prostat kronik atau
epididimis setelah mengangkat barang berat atau
mengendarai mobil dengan jarak jauh.
Perlu juga informasi tempat tinggal pasien. Dataran tinggi
lebih berisiko terjadi batu saluran kemih karena kandungan
mineral meningkat dalam tanah dan air di daerah dataran
tinggi.

E. Pengobatan
1.
2.
3.
4.

Diuretik dapat mengubah kuantitas dan


karakter output urin.
Phenazopyridine (pyridium) dan nitrofurantoin
(macrodantin) dapat mengubah warna urin.
Anticoagulant dapat menyebabkan hematuria.
Antidepresant, antihistamin, dan obat-obatan
untuk mengatasi gangguan neurology dan
musculoskeletal, dapat mempengaruhi
kemampuan kandung kemih atau sphinter
untuk berkontraksi atau relaksasi secara
normal.

F. Pola persepsi kognitif


Apakah gangguan eliminasi urin
mempengaruhi perasaan dan
kehidupan normal pasien.
2. Bagaimana perasaan pasien saat
menggunakan kateter, kantung urin.
1.

II. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Fisik
1. Umum : Status kesehatan secara
umum
: lemah, letarghi
2. Tanda-tanda vital : tekanan darah,
nadi, pernapasan, dan suhu tubuh
3. Pemeriksaan fisik sistem
perkemihan

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM


PERKEMIHAN
1.

Pemerikasaan Ginjal
ginjal terletak pada ruang retroperitoneal pada kedua kuadran atas abdomen. Secara
anatomis lobus kedua ginjal menyentuh diagfrahma dan ginjal turun sewaktu inhalasi.
Ginjal kanan normalnya lebih bawah daripada ginjal kiri, hal ini dikarenakan ginjal
kanan terdesak oleh hepar. Ginjal kanan terletak sejajar tulang rusuk ke -12 dan ginjal
kiri sejajar tulang rusuk ke -11.
Inspeksi :
1. Pasien tidur terlentang, pemeriksa disebelah kanan
2. Kaji daerah abdomen pada garis mid klavikula kiri dan kanan atau daerah
costavertebral angel (CVA) atau lower edge of rib cage.
Normal keadaan abdomen simetris, tidak tampak massa dan tidak ada
pulsasi
3. Perhatikan simetris atau tidak apakah tampak ada ma ssa dan pulsasi
bila tampak ada massa dan pulsasi kemungkinan ada polikistik,
hidroneprosis ataupun nefroma

Auskultasi :
1. dengan menggunakan stetoskop kita mendengarkan apakah ada bunyi
desiran (bruits) pada aorta dan arteri renalis
2. gunakan sisi bel stetoskop, pemeriksa mandengarkan bunyi desiran didaerah
epigasrtrik, diarea ini kita bisa mendengarkan bunyi aorta
normal tidak terdengar bunyi vasculer aorta maupun arteri renallis. Bila
ada bunyi desiran kemungkinan adanya RAS (renal arteri stenosis)
nephrosclerotic
3. dengarkan pula pada area kuadran kiri dan kanan atas, karena pada area ini
terdapat arteri renalis kiri dan kanan
bila terdengar bunyi desiran, jangan melakukan palpasi, cedera pada suatu
aneurisma dibawah kulit dapat terjadi sebagai akibatnya.
Perkusi :
Pasien dalam posisi telungkup atau duduk perkusi dilakukan dari arah
belakang, karena posisi ginjal berada didaerah belakang, letakkan tangan kiri
diatas CVA dan lakukan perkusi diatas tangan kiri dengan menggunakan
kepalan tangan untuk mengevaluasi nyeri tekan ginjal
normal tidak menghasilkan nyeri tekan, bila nyeri tekan diduga ada
inflamasi akut

Palpasi :
1. Ginjal setinggi dibawah diaghfrahma sehingga tersembunyi dibawah
lengkung iga
2. Untuk ginjal kiri : posisi pemeriksaan berada pada posisi terlentang,
pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah pinggang didaerah CVA kiri,
tangan kanan berada dibawah lengkungan iga kiri pada garis midklavikula
3. Instruksikan pasien untuk menarik napas dalam dan mengeluarkan dengan
lengkap
4. Pada saat pasien mengeluarkan napas, angkat bagian CVA kiri dengan
tangan kiri dan tangan kanan melakuka palpasi dalam
pada keadaan normal ginjal tidak teraba, apabila ginjal teraba mandasar
dan kenyal, kemungkinan adanya polikistik maupun hidroneprosis
bila dilakukan penekanan pasien mengeluh sakit, hal ini tanda mungkinan
adanya peradangan
5.
Bila ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk), ukuran dan adanya nyeri tekan
6. Untuk ginjal kanan : tempatkan tangan kiri dibawah pinggang didaerah CVA
kanan berada didaerah lekung iga kanan
7. Lakukan manuver yang sama seperti pada palpasi ginjal kiri

2. Pemeriksaan Ureter
ureter tidak bisa dilakukan pemeriksaan dari luar, harus menggunakan
pemeriksaan diagnostik lain seperti BNO, IVP, USG, CT renal, Citoscopy. Tetapi
keluhan pasien dapat dijadikan petunjuk adanya masalah pada ureternya, seperti
pasien mengeluh sakit didaerah abdomen yanga menjalar kearah bawah, hal ini
disebut kolik dan biasanya berhubungan dengan adanya distensi ureter atau
spasme ureter yang disebabkan adanya obstruksi karena batu
3. Pemeriksaan Kandung Kemih
Inspeksi :
1. perhatikan abdomen bagian bawah, kandung kemih adalah organ berongga
yang mampu membesar untuk mengumpulkan urine dan mengeluarkan urine
yang dibuat oleh ginjal.
normalnya kandung kemih terletak dibawah simpisis pubis, tetapi setelah
membesar organ ini dapat terlihat distensi [ada area supra pubis
2. Didaerah supra pubis apakah tampak adanya distensi
Perkusi :
1. Pasien dalam posisi terlentang, perkusi dilakukan dari arah depan, lakukan
pengetukan pada daerah kandung kemih, daerah supra pubis
bila kandung kemih penuh akan terdengar bunyi dullens/redup

Palpasi :
lakukan palpasi kandung kemih pada daerah supra pubis
pada kondisi normal, yang berarti urin dapat dikeluarkan secara lengkap dari
kandung kemih, kandung kemih tidak teraba. Bila ada obstruksi dibawah dan
produksi urin normal maka urin tidak dapat dikeluarkan dari kandung kemih
sehingga akan terkumpul dalm kandung kemih. Hal ini mengakibatkan distensi
kandung kemih yang bisa dipalpasi didaerah supra pubis.

4. Pemeriksaan Urethra dan meatus urethra


Urethra tidak bisa diperiksa dari luar perlu pemeriksaan penunjang seperti BNO,
Cystoscopy, yang bisa diidentifikasi adalah urine yang keluar

Karakteristik Urine
1. Jumlahnya per hari :
- Oliguri

: 100 400 cc/hari

- Anuri

: urine output sampai 100 cc/hari

- Total anuari : urine output sampai 100 cc/ hari


- polyuria

: urine output lebih dari 1500 cc/hari

Lanjutan Karakteristik Urine

2. Dysuria : sakit pada saat mengeluarkan urine


3. Warnanya (merah, kuning)
4. Baunya
5. Pola buanga air kecil yang mengalami perubahan
6. Kemampuan mengontrol Buang Air Kecil (BAK)
- urgency

: tiba tiba sangat mendesak ingi BAK

- hesitency

: kesulitan pada saat memulai dan mengakhiri BAK

- dribling

: urine keluar secara menetes

- incontinentia

: urine keluar dengan sendirinya (tidak bisa dikontrol)

- retensi urine
7. Nocturia : BAK pada malam hari
Pemeriksaan meatus urethra
peralatan yang digunakan : sarung tangan
inspeksi oada meatus urethra apakah ada kelainan sekitar labia, untuk warna
dan apakah ada kelainan pada orifisium, pada laki-laki dan juga lihat cairan yang
keluar

5. Pemeriksaan prostat melalui anus


pemeriksaan prostat untuk mengidentifikasi pembesaran kelenjar prostat bagi
pasien laki-laki yang mempunyai keluhan mengarah kepada hypertropy prostat.
Prostat merupakan kelenjar yang berkapsul beratnya kira-kira 20 gram yang
melingkari urethra pria dibawah leher kandung kemih. Akibat pembesaran
kelenjar prostat, berdampak penyumbatan partial atau sepenuhnya kepada
saluran kemih bagian bawah.
Peralatan yang digunakan :
-

Selimut

Sarung tangan steril

Pelumas

Teknik :
1. Bantu pasien untuk mengatur posisi dorsal rekumben, atur paha berotasi keluar, lutut
fleksi dan tutuplah bagian tubuh yang tidak diperiksa
2. Nampakkan bagian pantat dan anjurkan pasien untuk memusatkan perhatian
3. Kenakan sarungtangan dan beri pelumas pada jari telunjuk, kemudian perlahan-lahan
masukkan jari tersebut kedalam anus dan rectum
4. Lakukan palpasi pada dinding anterior untuk mengetahui kelenjar prostat
normalnya prostat dapat teraba denga diameter sekitar 4 cm dan tidak nyeri tekan

Thanks

You might also like