Professional Documents
Culture Documents
Penyebab Putusnya
Perkawinan
(UUP Ps. 38/KHI Ps. 8)
Kematian
Perceraian
Putusan
Pengadilan
Definisi/Dalil Putusnya
Perkawinan
Furqah
Terminologi
Etimologi
Berpisah
)(
)-(1-
:
Jenis/Sebab Perceraian
Perceraian
Fasakh
Talak
Sebab Timbulnya
Kehendak
Suami
Putusan
Pengadilan
Fasakh
Menghentikan Akad
Nikah (Ikatan Masih
Ada, Kecuali Jika Bain
Kubra)
Hakikatnya
Mencabutkan Akad
Nikah (Tidak Ada
Ikatan)
Sebabnya
Konsekuen
sinya
Mengurangi Jatah
Talak
Bisa Dijatuhkan pada
Masa Iddah
Talak Qabla Dukhul =
Wajib Bayar Mahar
Talak (Thalaq)
Terminologi
Etimologi
Lepasnya Ikatan
(
Waktu Lepasnya
Seketika
Ada Jeda
Talak Bain
Talak Raj`iy
Hukum Perubahannya
Haram
Makruh
Sunah
Wajib
Hikmah Perceraian
) ) : (4 (130
Rukun Talak
Rukun Talak
Muthalliq
Al-Mahall
Al-Qashd
Al-Wilayah
Otoritas Menalak
Al-Shighah
Ucapan Talak
Syarat Muthalliq
Yang Menjatuhkan Talak
Suami
Kehendak Sendiri
Muthalliq Kasuistik
Al-Majnun
Al-Madhusy
Al-Sakran
Al-Safih
Al-Mukrah
Al-Hazil
Al-Mukhthi
Istri dapat menalak diri sendiri, jika telah diwakilkan atau diserahi
(tafwidl) hak talak oleh suami kepadanya.
Hakim dapat menjatuhkan talak dalam kondisi khusus/darurat.
Istri Sah
Pelimpahan Talak
Pelimpahan Talak
Tawkil
Tafwidl
Mewakilkan Penjatuhan
Talak kepada Orang Lain
atau Isterinya
Menyerahkan Hak
Talak kepada Orang
Lain atau Isterinya
Syafi`iyah:
Penyerahan dapat
dicabut, sebelum
diterima
penyerahannya
Hanafiyah &
Malikiyah:
Penyerahan tidak
dapat dicabut,
apa pun
kondisinya
Sifatnya: Raj`iy/Bain
Tawkil
Jumlahnya: Tergantung Niat Suami
Sifatnya: Bain
Tafwidl
Jumlahnya: Tergantung Niat Suami
Tafwidl Talak
Tafwidl Talak
Tamlik
Takhyir
Kepada Isteri:
Mau pilih bersama saya,
atau urus dirimu sendiri?
Kepada Isteri:
Talaklah dirimu sendiri
Talak Munjiz
Suami Mukalaf
Isteri Mukalaf
Segera Diterima
Malikiyah
Sah Talak
Syafi`iyah,
Hanabilah
Tidak Sah Talak
Ungkapan Talak
Para Ulama sepakat, bahwasanya talak bisa
diungkapkan dengan:
Ucapan
Tulisan
Isyarat
Mempersaksikan Talak
Saksi Talak
Mayoritas Ulama
Syi`ah
Tidak
dibutuhkan
Saksi
Wajib ada
Saksi
Ragam Fasakh
Kategorisasi Fasakh
Fasakh
Berlaku Otomatis
1. Rusaknya Akad
2. Munculnya kasus
mushaharah.
3. Murtadnya Suami
1. Thalaq ()(
2. Firaq ()(
3. Sarah ()
Bukan
Sharih/Kinayah
Khusus dlm madzhab
Malikiyah, yaitu kalimat
yang sama sekali tdk
ada kaitan dengan
perceraian, tapi jika
dimaksudkan sebagai
talak, maka jatuhlah
talaknya
Sindiran
(Kinayah)
1. Kata Usiran
2. Kata Mengharamkan
3. Kata Melepaskan
Bukan
Sharih/Kinayah
Sindiran
(Kinayah)
Hanafiyah&Hanabilah:
Sah jika ada Niat atau
Dilalatuh Hal
(Bertengkar)
Malikiyah&Syafi`iyah:
Hanya sah jika ada Niat
Gayr Mustabinah
(Tidak Berbekas)
Tidak ada Efek Hukum
Marsumah
(Jelas Tertuju)
Gayr Marsumah
(Tidak Jelas Tertuju)
Talak
Bid`iy
1. Yg haid/nifas (sdh
didukhul, tdk hamil)
2. Yg suci tapi sdh dijimak
3. Talak 3 (Hanafiyah,
Malikiyah)
Bukan
Sunniy-Bid`iy
1.
2.
3.
4.
5.
Yg
Yg
Yg
Yg
Yg
masih kecil,
menopause,
hamil,
blm didukhul,
dikhuluk
Yang Bercerai:
1.St. Hafshah binti Umar bin
Khatthab (Dirujuk kembali)
2.St. Fathimah binti adh-Dhahhak
(berpenyakit kulit belang-belang)
3.St. Syaraf
4.St. Khawlah binti al-Hudzayl
5.St. Asma' binti Ka'ab
6.Wanita bani Ghifar
7.St. Umaimah/Asma binti Nu`man
(berkata: "Aku berlindung kepada
Allah darimu.)
8.St. 'Aliyah binti Zhibyan
9.St. Malikah al-Laitsiyyah
(melakukan hal seperti Umaimah)
Suci tp Dijimak
Efek Hukumnya
Talak
Bid`iy
Zhahiri-Taymiy:
Haram-Tdk Sah
Bukan
Sunniy-Bid`iy
Mayoritas:
Haram-Sah
Talak
Sunniy
Disepakati Keabsahannya
: )....... (
,
Malikiyah
Sunat
Wajib
Dapat dipaksa utk
rujuk
:
.
) (
:
) (
Boleh
1. I. Hanafiy
2. Malikiyah
3. Qawl Shahih
Syafi`iyah
4. Hanabilah
Talak Bain
Bain Shugra
Bain Kubra
Talak Tiga
Perbedaan
Bain Shugra
Bain Kubra
Nikah Jadid
tnp Muhallil,
Jumlah Talak
Melanjutkan
Sisa
Nikah Jadid
dgn Muhallil,
Jumlah Talak
Kembali ke
Awal
Jumlah/Bilangan Talak
(
Talak Tiga
Kondisi Talak Tiga
Diucapkan
Sekaligus
Diucapkan Tidak
Sekaligus
Bid`iy
Sunniy
Hanafiyah,
Malikiyah
Syafi`iyah,
Hanabilah
Disepakati dinilai
Sunniy
Sah Talaknya,
Jatuh Satu
Syi`ah Imamiyah
Madzhab 4
Zhahiriyah
(Berasal dari
Khulafa Rasyidun,
`Ubadalah 4, Abu
Hurayrah, dll)
Syi`ah Zaydiyah
Ibn Taymiyah
Ibn Qayim
:
.
) (, IV/183
:
: .
Talak Al-Battah
Al-Battah (terakhir)
Dihukumi sesuai
niat
Malikiyah
Syafi`iyah
Hanabilah
Dihukumi Talak
Bain
Hanafiyah
Tikrar al-Thalaq
Pengulangan Ucapan Talak (kamu saya
talak, kamu saya talak, kamu saya talak)
Tanpa Jeda
Ada Jeda
Dihitung Tiga
Diniati Takid
Tanpa Niat
Dihitung Satu
Dihitung Tiga
Nikah Muhallil
Hukum Nikah Muhallil
Disyaratkan cerai
pasca dukhul, di
luar akad
Makruh-Sah
Syafi`iyah
Disyaratkan cerai
pasca dukhul,
dalam akad
Makruh-Batil
Haram-Bathil
Makruh Tahrim-Sah
Malikiyah
Hanabilah
Zhahiriyah
Syi`ah
Mayoritas
Ulama
Imam Hanafiy
Zufar
Hadm al-Thalaq
Konsep Hadm al-Thalaq
(Peluruhan Talak)
Dari Talak Tiga
Disepakati, jika wanita tertalak tiga
kemudian nikah dengan laki-laki lain
dan cerai, maka jika nikah kembali
dgn mantan suami yg menalak tiga,
maka hak talak suami tersebut
kembali menjadi tiga
Ada Hadm
Mayoritas
Ulama
Imam Hanafiy
Taklik Talak
Penjatuhan Talak
Munjiz
Mu`allaq
Mudlaf
Langsung tanpa
dikaitkan
Dikaitkan
Dikaitkan terhadap
Waktu yg akan
datang
Sifat
Qasam
Syarat
Zhahiriyah
Taymiy
Khuluk (khulu`)
Definisi Khuluk
Etimologi
Terminologi
Mencabut dan
Menghilangkan
[2 /229: ]
[4 /128: ]
Thalaq
Khulu
Baraah
Faraqah
Jual/Beli
Malikiyah
1.
2.
3.
4.
Khulu
Baraah
Shulh
Fida
Suami
Pihak Lain
Istri yg mengajukan
permintaan talak
Suami menawarkan
penjatuhan talak
Pihak Pembayar
Istri
Orang Lain
Hukum Khuluk
Hasan Basri: Tidak boleh, kecuali jika terbukti istri melakukan zina
Hanafiyah: Jika suami nusyuz, maka ia dimakruhkan mengambil iwadl,
jika istri yg nusyuz maka makruh mengambil lebih dari ukuran mahar
Malikiyah: Diperbolehkan dengan syarat, istri yg menginginkan
perceraian serta tdk ada unsur penzhaliman dari suami. Jika syarat
tersebut tidak terpenuhi, maka perceraian tsb jatuhnya talak biasa
(bukan khuluk), haram hukumnya mengambil `iwadl.
Syafiiyah: Diperbolehkan, tapi makruh kecuali dalam dua kasus, yaitu
jika dikhawatirkan terdapat pelanggaran ketentuan syariat, atau jika
suami mengaitkan talak 3 terhadap perbuatan yg tdk bisa dihindari,
maka dilakukan khuluk kemudian nikah lagi, sehingga terhindar dari
talak 3.
Hanabilah: Makruh bagi istri minta khuluk kalau tanpa alasan, sunah
bagi laki2 mengabulkan permintaan khuluk tsb, kecuali jika suaminya
msh mencintai. Khuluk batal jika terdapat unsur paksaan atau
penzhaliman dr suami.
Sifat Khuluk
Sifat Khuluk
Hanafiyah
Mayoritas Ulama
Sebelum
dikabul=Sumpah
Mu`awadhah (tukarmenukar)
Bisa dicabut
Mesti dikabul seketika
Istri dapat mengkaitkan
(Mu`allaq/Mudlaf) khuluk,
kecuali mnrt Hanabilah
Dapat pula berupa pelepasan hak hadanah, namun tdk berarti isteri tdk
boleh mengurus anaknya yg beum balig, karena ada hak anak untuk
diurus oleh ibunya.
Menurut Hanafyah & Malikiyah, dapat dengan biaya keperluan seharihari anaknya yang masih kecil, sampai batas waktu tertentu.
Dapat pula berupa pelepasan hak nafkah selama masa iddah, atau hak
tempat tinggal. Namun khusus hak tinggal karena itu kewajiban
syar`iy (tdk boleh keluar dr rumah suami), maka hak utk tinggal tdk
menjadi hilang.
Talak
Fasakh
: :
:
) (
:
:
) (
Idah Khuluk
Idah Khuluk
Mayoritas Ulama
Tiga Quru
.....
)(228:
:
:
) (
Konsekwensi Khuluk
Konsekwensi Khuluk
Tdk memerlukan
putusan Hakim
Sumpah Ila
Makna Ila
Etimologi
Sumpah
Terminologi
Sumpah utk tdk berhubungan suamiistri selama lebih dari 4 bulan dgn
nama/sifat Allah, atau dgn nadzar,
atau dgn taklik talak
Hanabilah
Hanya sumpah
dengan nama/sifat
Allah
Mayoritas Ulama
Bisa dgn Nadzar atau
Taklik Talak trhdp
perbuatan yg tdk bisa
dihindari
Memberi Makan 10
miskin/Pakaian/Membe
baskan 1 abid
Opsi 2:
Menceraikan Isteri
Sumpah Li`an
Makna Li`an
Etimologi
Terminologi
Sumpah Laknat
Menolak/Menging
kari penasaban
anak
(li naf`y al-walad)
Konsekuensi Li`an
Konsekuensi
Menjadi Mahram
Abadi (selain I.
Hanafi)
I. Hanafi: Jika suami
mengaku bohong, maka
ia dihukum qadzaf, dan
boleh menikahi lg
mantan isterinya
Jenis
Perceraiannya
Hanafiyah
Diputus Hakim dgn
Talak Bain
Mayoritas Ulama
Putus Otomatis
dengan Fasakh
:
,
(IV/416 ,)
Jika tujuan sumpah li`an adalah semata
menolak/mengingkari penasaban anak, maka
konsekuensi yg timbul pasca sumpah adalah
sebatas hilangnya penasaban anak, adapun
perkawinannya tdk putus, serta had qadza dapat
dihilangkan jika isteri memaafkan
(Mawsu`ah al- Fiqhiyah al-Kuwwathiyah, 35/259)
Zhihar
Makna Zhihar
Etimologi
Terminologi
Punggung
Suami menyerupakan
istrinya dengan bagian
tubuh tertentu dari
mahram abadinya
)Al-Mujadalah, 2(
Juz Hukmiy
Seperti tangan,
kaki, paha, dll
Seperti rambut,
suara,
Konsekuensi Zhihar
Konsekuensi
Abadi
(tdk dibatasi waktu)
Malikiyah+Syafi`iyah:
Tidak sah zhihar jika
tidak abadi
Temporer
(dibatasi waktu)
Hanafiyah, Syafi`iyah
(Azhhar), Hanabilah:
bisa abadi/temporer
Dalam kurun
waktu
Jika bermaksud
menjimaknya maka
wajib kifarat
Di Luar kurun
waktu
Menjadi halal, tidak
wajib kifarat
Kifarat Zhihar
Tertib Kifarat
Ith`am
Shiyam
I`taq
Memberi makan 60
miskin
Puasa 2 bulan
berturut-turut
Membebaskan
Budak belian
()al-Mujadalah, 3-4
Hadanah
Makna Hadanah
Etimologi
Pinggang
(al-Hidln)
Menggendong
Terminologi
Pengasuhan (memelihara, mengatur dan
mendidik) pihak yg belum bisa hidup
mandiri, seperti anak kecil atau dewasa
namun terganggu akalnya (gila/pikun).
Mnrt Malikiyah, utk laki-laki hanya
sampai dewasa, meskipun gila/pikun.
Sebagian
Ulama
Hanafiyah +
Malikiyah
Hak Anak
Hak Ibu
:
:
) (2/283 ,
Balig
Berakal
Memiliki kemampuan
mengurus
Berakhlak baik
Tidak boleh
tinggal di tempat
yg tidak disukai
oleh anak
Hanafiyah:
1. Ibu
2. Nenek dr Ibu
3. Nenek dr Bapak
4. Saudari Kandung
5. Saudari Seibu
6. Saudari Sebapak
7. Keponakan Pr dr Saudari
Kandung
8. Keponakan Pr dr Saudari Seibu
9. Bibi dr Ibu (sekandung, seibu,
sebapak)
10. Keponakan Pr dr Saudari
Sebapak
11. Keponakan Pr dr Saudara
Kandung
12. Keponakan Pr dr Saudara Seibu
13. Keponakan Pr dr Saudara
Sebapak
14. Bibi dr Bapak (sekandung, seibu,
sebapak)
15. Bibinya Ibu dr Ibu
16. Bibinya Bapak dr Ibu
17. Bibinya Ibu/Bapak dr Bapak
18. `Ashabah (Bapak, Kakek, dst)
Malikiyah:
1. Ibu
2. Nenek dr Ibu
3. Neneknya Ibu
4. Bibi dr Ibu (sekandung, seibu,
sebapak dgn Ibu)
5. Bibinya Ibu dr Ibunya (sekandung,
seibu, sebapak dgn Ibu)
6. Bibinya Ibu dr Bapaknya
7. Nenek dr Bapak
8. Saudari Kandung
9. Saudari Seibu
10. Saudari Sebapak
11. Bibi dr Bapak
12. Bibinya Bapak dr Bapaknya
13. Bibinya Bapak dr Ibunya
14. Keponakan Pr dr Saudari Kandung
15. Keponakan Pr dr Saudara Kandung
16. Yg diwasiati
17. Saudara
18. Kakek dr Bapak
19. Keponakan Lk dr Saudara
20. Paman,
21. Sepupu
Syafi`iyah:
1. Ibu
2. Anak Pr
3. Nenek dr Ibu
4. Nenek dr Bapak
5. Neneknya Bapak dr Ibunya
6. Neneknya Bapak dr bapaknya
7. Ibunya Bapaknya Kakek
8. Saudari Kandung
9. Saudari Sebapak
10. Saudari Seibu
11. Bibi dr Ibu
12. Keponakan Pr dr Saudari
Kandung
13. Keponakan Pr dr Saudara
Kandung
14. Bibi dr Bapak
Jika anak sudah mumayyiz (12 tahun -KHI Ps. 105-) diserahkan kepada
anak untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak
pemeliharaanya. Adapun biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.
Biaya Hadanah
Biaya Hadanah adalah tanggung jawab kepala keluarganya, kecuali
jika yg diurus (mahdlun) memiliki harta. Jika Ibu mengurus anak, maka
ia berhak mendapat upah pengurusan tsb.
Masa Idah
Makna Idah
Etimologi
Terminologi
Hitungan
(Ihsha)
(228:)
(234: )
Konsekuensi Idah
Konsekwensi Idah
Mu`tadah Talak
Raj`iy tdk boleh
dikhitbah sharih
Mu`tadah Talak
Bain/Wafat boleh
dikhitbah sindiran
Tidak boleh menikah
Tidak boleh keluar
rumah kecuali terpaksa
Mantan Suami wajib memberi
nafkah dan tempat tinggal, kecuali
idah talak bain hanya tempat
tinggal saja
Khilafiyah Idah
Khilafiyah Idah
Ittifaq
Tidak ada idah qabla
dukhul
Ada idah bada dukhul
Ikhtilaf
1. Idah Zina
(Hanafiyah-Syafi`iyah: Tidak ada)
(Malikiyah-Hanabilah: Ada)
2. Idah bada khulwah Nikah
(Syafi`iyah: Tidak ada)
(Mayoritas Ulama: Ada)
Idah Laki-laki
Jika cerai dan
ingin menikahi
saudari mantan
istrinya
Mayoritas Ulama
Ada idah bagi non muslim yang
dzimmiy, siapa pun suaminya
Macam-macam Idah
Idah Talak/Fasakh
Aqra
(Bagi yg Haid)
Haid
Suci
Hanafiyah
Hanabilah
Malikiyah
Syafi`iyah
Tiga Kali
Suci/Haid
Bulan
(Bagi yg tdk Haid)
Tiga Bulan
Qamariyah
Melahirkan
(Bagi yg Hamil)
Sampai
Melahirkan
Malikiyah
Hanabilah
Idah Wafat
Idah Wafat
Melahirkan
)(Bagi yg Hamil
Bulan
)(Bagi yg tdk Hamil
Sampai Melahirkan,
meskipun hanya tersisa
beberapa hari setelah
wafat suaminya
4 Bulan 10 Hari
Terminologi
Tidak Berhias
Malikiyah
Hanabilah
Perubahan Idah
Perubahan Idah
Dari Bulan
ke Aqra
Yg tdk haid dicerai,
beridah dengan
bulan, kemudian
keluar haid, maka
beralih ke idah aqra,
idah sebelumnya tdk
dihitung
Dari Aqra ke
Bulan/Hamil
Dari Talak ke
Wafat
Yg suka haid
dicerai, beridah dgn
aqra, kemudian
berhenti haidnya
atau hamil, maka
beralih idahnya ke
bulan, atau sampai
melahirkan
Perbuatan
Masa Memungkinkan
Habis Idah
Hanafiyah
Tahdidiy
Wanita yg tdk haid ditalak, maka
idahnya 3 bulan.
Wanita yg suaminya wafat, maka
idahnya 4 bulan 10 hari.
Taqribiy
Wanita yg suka haid ditalak, maka
minimal idahnya 60 hari.
Haid: 3x10=30 hari
Suci: 2x15=30 hari
Menurut Abu Yusuf & Muhammad,
minimal idahnya 39 hari.
Haid: 3x3=9 hari
Suci: 2x15=30 hari
(mulai menghitung saat haid)
Malikiyah
Wanita yg suka haid ditalak, minimal idahnya 30 hari. Dengan rincian:
Ditalak pada permulaan malam tgl 1 saat suci, kemudian keluar haid,
selesai sebelum fajar, kemudian suci 15 hari. Keluar lagi haid pada awal
malam tgl 16, selesai sebelum fajar, kemudian suci 15 hari sampai
tanggal 30, dan haid lagi malam hari tgl 1 bulan selanjutnya, dan selesai
sebelum fajar.
(Di Malikiyah, minimal haid sehari atau kurang)
Syafi`iyah
Wanita yg suka haid ditalak, minimal idahnya 32 hari 2 menit. Dengan
rincian:
Ditalak pada saat suci, satu menit kemudian haid 1 hari/malam.
Selanjutnya suci 15 hari, kemudian haid 1 hari/malam, dan suci 15 hari,
lantas satu menit kemudian haid.
(Di Syafi`iyah, minimal haid sehari semalam/24 jam)
Hanabilah
Wanita yg suka haid ditalak, minimal idahnya 29 hari 1 menit. Dengan
rincian:
Ditalak pada saat suci, kemudian haid 1 hari/malam. Selanjutnya suci 13
hari, kemudian haid 1 hari/malam, dan suci 13 hari, kemudian haid 1
hari/malam, lantas satu menit kemudian suci.
(Di Hanabilah, minimal haid sehari semalam/24 jam, minimal suci 13 hari)
Mut`ah Methallaqah
Mut`ah
Etimologi
Terminologi
Bersenangsenang
Pasal 149
Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:
a. memberikan mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang
atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;
Pasal 158
Mut`ah wajib diberikan oleh bekas suami dengan syarat :
a. belum ditetapkan mahar bagi isteriba`da al dukhul;
b. perceraian itu atas kehendak suami.
Pasal 159
Mut`ah sunnat diberikan oleh bekas suami tanpa syarat tersebut pada pasal 158
Rujuk (al-Raj`ah)
Makna Rujuk
Etimologi
Terminologi
Kembali
Hanafiah
Melanggengkan
Ikatan Perkawinan
pd masa idah dari
talak raj`iy
Mayoritas Ulama
Kembali ke dalam
ikatan perkawinan
bersama istri yg
ditalak, tanpa akad
baru, pada masa idah
(228:)
Proses Rujuk
Proses Rujuk
Hanafiyah-Hanabilah
Ucapan
Perbuatan
Makruh Tanzih
Malikiyah
Ucapan
Syafi`iyah
Perbuatan
Niat
Sharih
Ucapan
Kinayah
:
Untuk perbuatan, menurut Hanafiyah & Malikiyah bisa dengan apa pun yang
dapat menimbulkan kemahraman (meraba dgn syahwat, mencium, dll).
Sedangkan menurut Hanabilah hanya bisa dengan hubungan intim saja.
Untuk Ucapan, menurut Mayoritas bisa dengan kinayah disertai niat, namun
menurut Hanabilah hanya bisa denga sharih saja.
Tidak
Disyaratkan
Rida Istri
Memberitahu
Istri
Mempersaksikan
Rujuk