You are on page 1of 92

Hukum Perkawinan Islam III

Penyebab Putusnya
Perkawinan
(UUP Ps. 38/KHI Ps. 8)

Kematian

Perceraian

Putusan
Pengadilan

Definisi/Dalil Putusnya
Perkawinan
Furqah

Terminologi

Etimologi

Lepasnya Ikatan Perkawinan

Berpisah

)(


)-(1-


:

Jenis/Sebab Perceraian
Perceraian

Fasakh

Talak

Sebab Timbulnya

Kehendak
Suami

Putusan
Pengadilan

Perbedaan Talak dan Fasakh


Talak

Fasakh

Menghentikan Akad
Nikah (Ikatan Masih
Ada, Kecuali Jika Bain
Kubra)

Hakikatnya

Mencabutkan Akad
Nikah (Tidak Ada
Ikatan)

Sebabnya

Muncul dari Akad yang


Sah, juga dari Akad
yang belum Luzum

Konsekuen
sinya

Tidak Mengurangi Jatah


Talak
Tidak Bisa Dijatuhkan
pada Masa Iddah
Fasakh Qabla Dukhul =
Bebas Mahar
(Hn+Ml)/Wajib jika
penyebabnya suami
(Sy+Hn)

Muncul dari Akad yang


Sah

Mengurangi Jatah
Talak
Bisa Dijatuhkan pada
Masa Iddah
Talak Qabla Dukhul =
Wajib Bayar Mahar

Talak (Thalaq)
Terminologi

Etimologi
Lepasnya Ikatan
(

Lepasnya Ikatan Perkawinan dengan


Ucapan Khusus atau melalui
Representasi Ucapan Tersebut
()

Waktu Lepasnya
Seketika

Ada Jeda

Talak Bain

Talak Raj`iy

Hukum Taklifiy Talak


Hukum Asalnya Mubah, menurut Mayoritas Ulama

Hukum Perubahannya

Haram

Makruh

Sunah

Wajib

Talak yang Menimbulkan banyak Madlarat

Talak yang tidak Beralasan

Talak karena Alasan Terabaikannya Kewajiban

Talak yang muncul dari opsi Sumpah Ila

Hikmah Perceraian


) ) : (4 (130

Rukun Talak

Rukun Talak
Muthalliq

Orang yang Menalak

Al-Mahall

Orang yang Ditalak

Al-Qashd

Maksud Mengucapkan Talak

Al-Wilayah

Otoritas Menalak

Al-Shighah

Ucapan Talak

Syarat Muthalliq
Yang Menjatuhkan Talak

Suami

Islam, Baligh, Berakal


Mukallaf
Hanabilah: Boleh Mumayyiz

Kehendak Sendiri

Muthalliq Kasuistik
Al-Majnun

Orang Gila; Tidak sah talak

Al-Madhusy

Orang Silap (Saking Takut/Marah); Tidak sah talak

Al-Sakran

Orang Mabuk; Sah talak

Al-Safih

Orang Boros; Sah talak

Al-Mukrah

Orang Dipaksa; Tidak sah talak, kecuali mnrt Hanafiyah

Al-Hazil

Orang Bercanda; Sah talak

Al-Mukhthi

Orang Salah Ucap; Tidak sah talak


Pemilik hak talak itu adalah Suami.

Istri dapat menalak diri sendiri, jika telah diwakilkan atau diserahi
(tafwidl) hak talak oleh suami kepadanya.
Hakim dapat menjatuhkan talak dalam kondisi khusus/darurat.

Syarat Mahal al-Thalaq


Yang Dijatuhi Talak

Istri Sah

Tidak dalam masa


Idah Bain

Bain Kubra; Tidak Sah Talak


Bain Sughra: Sah Talak (Hanafiyah)

Pelimpahan Talak
Pelimpahan Talak
Tawkil

Tafwidl

Mewakilkan Penjatuhan
Talak kepada Orang Lain
atau Isterinya

Menyerahkan Hak
Talak kepada Orang
Lain atau Isterinya

Perwakilan dapat dicabut,


sebelum tersampaikan
penjatuhan talaknya

Syafi`iyah:
Penyerahan dapat
dicabut, sebelum
diterima
penyerahannya

Hanafiyah &
Malikiyah:
Penyerahan tidak
dapat dicabut,
apa pun
kondisinya

Sifat & Jumlah Talak


Sifat & Jumlah Talaknya

Sifatnya: Raj`iy/Bain
Tawkil
Jumlahnya: Tergantung Niat Suami

Sifatnya: Bain
Tafwidl
Jumlahnya: Tergantung Niat Suami

Tafwidl Talak
Tafwidl Talak
Tamlik

Takhyir

Kepada Orang Lain:


Kalau kamu mau, saya
talak isteri saya

Kepada Isteri:
Mau pilih bersama saya,
atau urus dirimu sendiri?

Kepada Isteri:
Talaklah dirimu sendiri

Syarat Tafwidl Talak

Syarat Tafwidl Talak

Talak Munjiz

Tidak Sah Talak Mu`allaq

Suami Mukalaf

Tidak Sah jika belum Balig atau Gila

Isteri Mukalaf

Tidak Sah jika belum Balig atau Gila

Segera Diterima

Tidak Sah jika ada Jeda

Otoritas Menjatuhkan Talak


Talak hanya sah jika dijatuhkan oleh pihak yang
memiliki otoritas

Jika ada yang berkata: Kalau saya


menikahinya, maka dia saya talak
Hanafiyah

Malikiyah

Sah Talak

Sah Talak, jika ditujukan


secara khusus

Syafi`iyah,
Hanabilah
Tidak Sah Talak

Ungkapan Talak
Para Ulama sepakat, bahwasanya talak bisa
diungkapkan dengan:

Ucapan

Tulisan

Isyarat

Bagi yang hadir,


dengan
bahasanya

Bagi yang tidak hadir

Bagi yang tidak


bisa bicara

Untuk lebih detail, akan dibahas kemudian

Mempersaksikan Talak
Saksi Talak
Mayoritas Ulama

Syi`ah

Tidak
dibutuhkan
Saksi

Wajib ada
Saksi

Pembatalan Perkawinan (Fasakh)


Gugatan Tidak Mampu Melunasi Mahar

Ragam Fasakh

Gugatan Tidak Mampu Menafkahi, pasca ditelantarkan suami 3 hari


Gugatan Tidak sekufu
Gugatan Khiyar`Uyub & Ghurur
Wathi Syubhat dalam lingkup mushaharah
Diketahui Satu Mahram
Salah satunya masuk/keluar Islam
Konsekuensi Sumpah Li`an

Kategorisasi Fasakh
Fasakh
Berlaku Otomatis
1. Rusaknya Akad
2. Munculnya kasus
mushaharah.
3. Murtadnya Suami

Menunggu Putusan Hakim


1. Tidak ada kafaah
2. Tidak mampu
menafkahi
3. Mahar kurang dari
mahar mitsil
4. Menolak masuk Islam
salah satunya
5. Khiyar Bulugh &
Ifaqah, jika yg
menikahkannya
bukan Bapak atau
Kakek (Hanafiyah)

Jenis Kalimat Talak


Jenis Kalimat Talak
Jelas
(Sharih)



1. Thalaq ()(
2. Firaq ()(
3. Sarah ()

Bukan
Sharih/Kinayah
Khusus dlm madzhab
Malikiyah, yaitu kalimat
yang sama sekali tdk
ada kaitan dengan
perceraian, tapi jika
dimaksudkan sebagai
talak, maka jatuhlah
talaknya

Sindiran
(Kinayah)


1. Kata Usiran
2. Kata Mengharamkan
3. Kata Melepaskan

Terjemah dari Thalaq, dinilai Sharih.


Sedangkan terjemah dari Firaq & Sarah,
dinilai Kinayah

Keabsahan Kalimat Talak


Syarat Keabsahannya
Jelas
(Sharih)
Sah tanpa Niat

Bukan
Sharih/Kinayah

Sindiran
(Kinayah)

Sah jika ada Niat

Hanafiyah&Hanabilah:
Sah jika ada Niat atau
Dilalatuh Hal
(Bertengkar)
Malikiyah&Syafi`iyah:
Hanya sah jika ada Niat

Talak dengan Tulisan


Tulisan
Mustabinah
(Berbekas)

Gayr Mustabinah
(Tidak Berbekas)
Tidak ada Efek Hukum

Marsumah
(Jelas Tertuju)

Gayr Marsumah
(Tidak Jelas Tertuju)

1. Hanafiyah: Jika Marsumah,


Sah tanpa Niat
2. Mayoritas Ulama: Sah jika
ada Niat

Talak dari Aspek Aturan


Jenis-jenis Talak
Talak
Sunniy
Yg sdh
didukhul, dan
saat suci
tidak dijimak

Talak
Bid`iy
1. Yg haid/nifas (sdh
didukhul, tdk hamil)
2. Yg suci tapi sdh dijimak
3. Talak 3 (Hanafiyah,
Malikiyah)

Bukan
Sunniy-Bid`iy
1.
2.
3.
4.
5.

Yg
Yg
Yg
Yg
Yg

masih kecil,
menopause,
hamil,
blm didukhul,
dikhuluk

Talak Sunniy adalah talak yang sesuai aturan


syara, dan sebaliknya disebut Talak Bid`iy

.Isteri-isteri Rasulullah Saw


Yang tidak Bercerai:
1.St. Khadijah binti Khuwalid
2.St. Sawdah binti Zam'ah
3.St. 'A'isyah binti Abubakar
4.Ummu Habibah binti Abi Sufyan
5.Ummu Salamah Hindun binti
Umayah
6.St. Zainab binti Jahzi
7.St. Juwariyyah bin al-Harits
8.St. Shafiyyah binti Huyay
9.St. Zainab binti Khuzaymah

Yang Bercerai:
1.St. Hafshah binti Umar bin
Khatthab (Dirujuk kembali)
2.St. Fathimah binti adh-Dhahhak
(berpenyakit kulit belang-belang)
3.St. Syaraf
4.St. Khawlah binti al-Hudzayl
5.St. Asma' binti Ka'ab
6.Wanita bani Ghifar
7.St. Umaimah/Asma binti Nu`man
(berkata: "Aku berlindung kepada
Allah darimu.)
8.St. 'Aliyah binti Zhibyan
9.St. Malikah al-Laitsiyyah
(melakukan hal seperti Umaimah)

Alasan Diharamkan Talak Bid`iy


Talak Bid`iy
Haid

Suci tp Dijimak

Karena masa haid yg saat itu


dijatuhi talak, tidak dihitung
sebagai bagian masa idah.
Sehingga pasca ditalak,
statusnya bukan isteri juga
bukan yg sedang idah

Karena ketidakjelasan masa


idah yg akan dijalaninya.
Jika hamil, berarti memakai
idah hamil, jika tdk hamil,
maka memakai idah quru,
walaupun masa suci tsb
masuk hitungan quru

Efek Hukumnya
Talak
Bid`iy

Zhahiri-Taymiy:
Haram-Tdk Sah

Bukan
Sunniy-Bid`iy

Mayoritas:
Haram-Sah

Talak
Sunniy

Disepakati Keabsahannya








: )....... (



,

Hukum Merujuk Talak Bid`iy


Merujuk Talak Bid`iy
Mayoritas Ulama

Malikiyah

Sunat

Wajib
Dapat dipaksa utk
rujuk

Merujuk & Menalaknya Kembali







:




.
) (



:
) (

Waktu Menalak Kembali


Menalak Kembali Saat
Suci Pasca Haid yg
Dijatuhi talak
Haram
1. Qawl Ashah
Syafi`iyah
2. Abu Yusuf &
Muhammad
3. Taymiy

Boleh
1. I. Hanafiy
2. Malikiyah
3. Qawl Shahih
Syafi`iyah
4. Hanabilah

Talak dari Aspek Bisa Dirujuk Tidaknya


Jenis-jenis Talak
Talak Raj`iy

Talak Bain

Talak yg bisa dirujuk


pada masa idah

Talak yg tdk bisa dirujuk

Yaitu talak satu atau


talak dua yg belum
lewat masa idah

Bain Shugra

Bain Kubra

Talak qabla dukhul.


Talak Raj`iy yg sdh lewat
masa idah.
Khuluk
Talak Kinayah (Hanafiyah).
Putusan Hakim, bkn krn tdk
bisa membayar nafkah/
mahar

Talak Tiga

Persamaan & Perbedaan Talak


Bain Sughra & Bain Kubra
Persamaan & Perbedaan Talak
Bain Sughra & Bain Kubra
Persamaan
1. Tidak bisa
dirujuk.
2. Bisa kembali
dgn Nikah
Jadid

Perbedaan

Bain Shugra

Bain Kubra

Nikah Jadid
tnp Muhallil,
Jumlah Talak
Melanjutkan
Sisa

Nikah Jadid
dgn Muhallil,
Jumlah Talak
Kembali ke
Awal

Jumlah/Bilangan Talak
(










)(QS. Al-Baqarah: 229-230


Hak talak yang dimiliki oleh seorang suami,
seluruhnya berjumlah 3 kali.
Yang 2 kali masih bisa dirujuk, sedangkan yang ke-3
tidak bisa dirujuk.

Talak Tiga
Kondisi Talak Tiga
Diucapkan
Sekaligus

Diucapkan Tidak
Sekaligus

Bid`iy

Sunniy

Hanafiyah,
Malikiyah

Syafi`iyah,
Hanabilah

Disepakati dinilai
Sunniy

Keabsahan Talak Tiga


Sekaligus
Keabsahan Talak Tiga
Sekaligus
Sah Talaknya,
Jatuh Tiga

Tidak Sah Talak

Sah Talaknya,
Jatuh Satu

Syi`ah Imamiyah
Madzhab 4
Zhahiriyah
(Berasal dari
Khulafa Rasyidun,
`Ubadalah 4, Abu
Hurayrah, dll)

Syi`ah Zaydiyah
Ibn Taymiyah
Ibn Qayim



:






.

) (, IV/183
:






: .



Talak Al-Battah
Al-Battah (terakhir)
Dihukumi sesuai
niat
Malikiyah
Syafi`iyah
Hanabilah

Dihukumi Talak
Bain
Hanafiyah

Tikrar al-Thalaq
Pengulangan Ucapan Talak (kamu saya
talak, kamu saya talak, kamu saya talak)
Tanpa Jeda

Ada Jeda
Dihitung Tiga

Diniati Takid

Tanpa Niat

Dihitung Satu

Dihitung Tiga

Talak dengan Isyarat



Karena Isyarat dihukumi sama dengan Ibarat, maka
penjatuhan talak yang disertai dengan isyarat,
hukumnya sesuai dengan apa yang diisyaratkan.
Seperti mengucapkan kalimat talak sambil
mengacungkan dua jari, maka dihukumi jatuh dua
talak.

Nikah Muhallil
Hukum Nikah Muhallil
Disyaratkan cerai
pasca dukhul, di
luar akad

Makruh-Sah
Syafi`iyah

Disyaratkan cerai
pasca dukhul,
dalam akad

Makruh-Batil

Haram-Bathil

Makruh Tahrim-Sah

Malikiyah
Hanabilah
Zhahiriyah
Syi`ah

Mayoritas
Ulama

Imam Hanafiy
Zufar

Hadm al-Thalaq
Konsep Hadm al-Thalaq
(Peluruhan Talak)
Dari Talak Tiga
Disepakati, jika wanita tertalak tiga
kemudian nikah dengan laki-laki lain
dan cerai, maka jika nikah kembali
dgn mantan suami yg menalak tiga,
maka hak talak suami tersebut
kembali menjadi tiga

Dari Selain Talak Tiga

Tdk ada Hadm

Ada Hadm

Mayoritas
Ulama

Imam Hanafiy

Taklik Talak
Penjatuhan Talak
Munjiz

Mu`allaq

Mudlaf

Langsung tanpa
dikaitkan

Dikaitkan

Dikaitkan terhadap
Waktu yg akan
datang

Sifat

Qasam

Syarat

Jika tetap pemarah,


maka jatuh talak
saya

Jika dia masih


menghubungimu,
maka jatuh talak
saya

Jika barang ini


pecah, maka jatuh
talak saya

Hukum Talak Mu`allaq


Keabsahan Talak Mu`allaq
Mayoritas Ulama

Zhahiriyah

Taymiy

Sah dan Jatuh Talak


ketika terpenuhi
takliknya

Tidak Sah Talaknya

Sah jika takliknya


berupa Syarat.
Tidak sah jika
takliknya berupa
sumpah, tapi harus
bayar kifarat.

Taklik Talak dlm HK. Positif


Kompilasi Hukum Islam
Pasal 45
Kedua calon mempelai dapat mengadakan perjanjian perkawinan
dalam bentuk:
1. Taklik talak dan
2. Perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Pasal 46
(1) Isi taklik talak tidak boleh bertentangan dengan hukum Islam.
(2) Apabila keadaan yang diisyaratkan dalam taklik talak betul-betul
terjadi kemudian, tidek dengan sendirinya talak jatuh. Supaya talak
sungguh-sungguh jatuh, isteri harus mengajukan persoalannya ke
pengadilan Agama.
(3) Perjanjian taklik talak bukan salah satu yang wajib diadakan
pada setiap perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak sudah
diperjanjikan tidak dapat dicabut kembali.

Taklik Talak dalam Buku Nikah


Sesudah akad nikah, saya . berjanji dengan sesungguh hati, bahwa saya
akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan akan saya
pergauli isteri saya bernama dengan baik menurut ajaran syariat Islam.
Selanjutnya saya mengucapkan shighat taklik talak atas isteri saya itu sebagai
berikut:
Sewaktu-waktu saya:
(1) Meninggalkan isteri saya dua tahun berturut-turut,
(2) Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya,
(3) Atau saya menyakiti badan/jasmani isteri saya,
(4) Atau saya membiarkan (tidak memperdulikan) isteri saya 6 bulan lamanya.
Kemudian isteri saya itu tidak ridla dan mengadukan halnya kepada
Pengadilan Agama atau petugas yang memberinya hak untuk mengurus
pengaduan itu dan pengaduanya dibenarkan serta diterima oleh Pengadilan
atau petugas tersebut, dan isteri saya membayar uang sebesar 10.000,(sepuluh ribu rupiah) sebagai iwadl (pengganti) kepada saya, maka jatuhlah
talak saya satu kepadanya. Kepada pengadilan atau petugas tersebut tadi
saya kuasakan untuk menerima uang iwadl itu dan kemudian menyerahkanya
kepada Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Pusat, untuk keperluan ibadah
sosial.

Baru Jatuh Talak Jika:


1. Jika muncul kasus: (1) Meninggalkan isteri saya dua tahun
berturut-turut, (2) Atau saya tidak memberi nafkah wajib
kepadanya tiga bulan lamanya, (3) Atau saya menyakiti
badan/jasmani isteri saya, (4) Atau saya membiarkan (tidak
memperdulikan) isteri saya 6 bulan lamanya.
2. Isteri tidak ridla
3. Isteri/Kuasa Hukum Mengadukan ke Pengadilan Agama
4. Pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh Pengadilan
Agama
5. Isteri membayar uang sebesar 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
sebagai iwadl (pengganti).

Khuluk (khulu`)
Definisi Khuluk
Etimologi

Terminologi

Mencabut dan
Menghilangkan

Perceraian antara suami


istri melalui talak yang
ditebus (iwad)


[2 /229: ]

[4 /128: ]

Kalimat yang Digunakan


Kalimat yang Digunakan
Hanafiyah
1.
2.
3.
4.
5.

Thalaq
Khulu
Baraah
Faraqah
Jual/Beli

Malikiyah
1.
2.
3.
4.

Khulu
Baraah
Shulh
Fida

Syafi`iyah & Hanabilah


Kalimat Talak
(sharih/kinayah)

Menurut mayoritas ulama, khuluk


tdk memerlukan Hakim, krn ia akad
muawadlah yg dpt dilakukan oleh
perseorangan

Inisiator & Pembayar Khuluk


Inisiator Khuluk
Istri

Suami

Pihak Lain

Istri yg mengajukan
permintaan talak

Suami menawarkan
penjatuhan talak

Pihak lain meminta


suami utk
menceraikan
istrinya

Pihak Pembayar
Istri

Orang Tua Istri

Orang Lain

Hukum Khuluk
Hasan Basri: Tidak boleh, kecuali jika terbukti istri melakukan zina
Hanafiyah: Jika suami nusyuz, maka ia dimakruhkan mengambil iwadl,
jika istri yg nusyuz maka makruh mengambil lebih dari ukuran mahar
Malikiyah: Diperbolehkan dengan syarat, istri yg menginginkan
perceraian serta tdk ada unsur penzhaliman dari suami. Jika syarat
tersebut tidak terpenuhi, maka perceraian tsb jatuhnya talak biasa
(bukan khuluk), haram hukumnya mengambil `iwadl.
Syafiiyah: Diperbolehkan, tapi makruh kecuali dalam dua kasus, yaitu
jika dikhawatirkan terdapat pelanggaran ketentuan syariat, atau jika
suami mengaitkan talak 3 terhadap perbuatan yg tdk bisa dihindari,
maka dilakukan khuluk kemudian nikah lagi, sehingga terhindar dari
talak 3.
Hanabilah: Makruh bagi istri minta khuluk kalau tanpa alasan, sunah
bagi laki2 mengabulkan permintaan khuluk tsb, kecuali jika suaminya
msh mencintai. Khuluk batal jika terdapat unsur paksaan atau
penzhaliman dr suami.

Sifat Khuluk
Sifat Khuluk
Hanafiyah

Mayoritas Ulama

Sebelum
dikabul=Sumpah

Mu`awadhah (tukarmenukar)

Tdk bisa dicabut


Tdk mesti dikabul
seketika
Suami Dapat mengaitkan
(Mu`allaq/Mudlaf)
khuluk, kecuali mnrt
Hanabilah

Bisa dicabut
Mesti dikabul seketika
Istri dapat mengkaitkan
(Mu`allaq/Mudlaf) khuluk,
kecuali mnrt Hanabilah

`Iwadl dalam Khuluk


Dapat berbentuk harta benda, manfaat, hak-hak yg dilepaskan.
Karena pada dasarnya menyusui itu kewajiabn suami, maka `iwadl
khuluk dapat berupa jasa penyusuan.
Dapat pula dengan upah hadanah, namun menurut Syafi`iyah tdk sah
kecuali jika sudah pasti kadar upahnya tersebut.

Dapat pula berupa pelepasan hak hadanah, namun tdk berarti isteri tdk
boleh mengurus anaknya yg beum balig, karena ada hak anak untuk
diurus oleh ibunya.
Menurut Hanafyah & Malikiyah, dapat dengan biaya keperluan seharihari anaknya yang masih kecil, sampai batas waktu tertentu.
Dapat pula berupa pelepasan hak nafkah selama masa iddah, atau hak
tempat tinggal. Namun khusus hak tinggal karena itu kewajiban
syar`iy (tdk boleh keluar dr rumah suami), maka hak utk tinggal tdk
menjadi hilang.

Kaitan Khuluk dgn Talak/Fasakh


Khuluk
Mayoritas Ulama,
Zhahiriyah

Qawl Qadim Syafi`iyah, Mu`tamad


Hanabilah, Taymiy, al-Syawkaniy

Talak

Fasakh

: :



:


) (


:
:


) (

Idah Khuluk
Idah Khuluk
Mayoritas Ulama

Ashah Hanabilah, Taymiy,

Tiga Quru

Satu kali haid



.....
)(228:







:
:



) (

Konsekwensi Khuluk

Konsekwensi Khuluk

Jatuh Talak Bain,


tdk bisa dirujuk

Tdk memerlukan
putusan Hakim

Tdk batal khuluk karena


syarat Fasid (syaratnya
yang batal)

Istri wajib membayar


`iwadl

Mantan Suami boleh menikahinya


pada masa idah khuluk

Sumpah Ila
Makna Ila
Etimologi
Sumpah

Terminologi
Sumpah utk tdk berhubungan suamiistri selama lebih dari 4 bulan dgn
nama/sifat Allah, atau dgn nadzar,
atau dgn taklik talak

Hanabilah
Hanya sumpah
dengan nama/sifat
Allah

Mayoritas Ulama
Bisa dgn Nadzar atau
Taklik Talak trhdp
perbuatan yg tdk bisa
dihindari

Konsekuensi Sumpah Ila


Setelah Akhir
Bulan ke-4
Isteri melaporkan kasus tsb kepada
Hakim, kemudian Hakim memberi 2
opsi kepada suami
Opsi 1:
Menjimak Isteri
Karena dgn menjimak berarti
melanggar sumpah, maka
suami diwajibkan membayar
kifarat sumpah
(

Memberi Makan 10
miskin/Pakaian/Membe
baskan 1 abid

Kalau tdk mampu,


puasa 3 hari

Opsi 2:
Menceraikan Isteri

Sumpah Li`an
Makna Li`an
Etimologi

Terminologi

Sumpah Laknat

Sumpah menuduh/menolak tuduhan zina


terhadap pasangannya ketika tdk memiliki
saksi zina. Dilakukan dgn 4 kali sumpah
tuduhan/penolakan, diakhiri sekali sumpah
laknat

Qadzaf adalah menuduh zina tanpa memiliki saksi, jika yg


dituduh org lain, maka penuduh diberi hukuman Had Qadzaf
(80 cambuk). Jika yg dituduh isteri, utk menghindari Had
Qadzaf diharuskan Sumpah Li`an. Dengan sumpah lian dr
suami, maka isteri harus dihukum rajam, supaya tdk dihukum,
harus melakukan sumpah li`an menolak tuduhan tsb.

Tujuan Sumpah Li`an


Sumpah Li`an
Menghindari
Had Qadzaf atau
menghindari
Had Zina

Menolak/Menging
kari penasaban
anak
(li naf`y al-walad)

KHI Pasal 126


Li`an terjadi karena suami menuduh isteri berbuat zina dan atau
mengingkari anak dalam kandungan atau yang sudah lahir dari
isterinya, sedangkan isteri menolak tuduhan dan atau
pengingkaran tersebut.

Konsekuensi Li`an
Konsekuensi
Menjadi Mahram
Abadi (selain I.
Hanafi)
I. Hanafi: Jika suami
mengaku bohong, maka
ia dihukum qadzaf, dan
boleh menikahi lg
mantan isterinya

Jenis
Perceraiannya

Hanafiyah
Diputus Hakim dgn
Talak Bain

Mayoritas Ulama
Putus Otomatis
dengan Fasakh

:

,


(IV/416 ,)
Jika tujuan sumpah li`an adalah semata
menolak/mengingkari penasaban anak, maka
konsekuensi yg timbul pasca sumpah adalah
sebatas hilangnya penasaban anak, adapun
perkawinannya tdk putus, serta had qadza dapat
dihilangkan jika isteri memaafkan
(Mawsu`ah al- Fiqhiyah al-Kuwwathiyah, 35/259)

Zhihar
Makna Zhihar
Etimologi

Terminologi

Punggung

Suami menyerupakan
istrinya dengan bagian
tubuh tertentu dari
mahram abadinya

Jika suami melakukan zhihar, maka haram bagi suami


menjimak (ittifaq) maupun mencumbu isterinya (Hanafyah,
Mayoritas Malikiyah) sebelum membayar kifarat

)Al-Mujadalah, 2(

Bagian Tubuh yg Dipersamakan


Bagian Tubuh
Juz Haqiqiy

Juz Hukmiy

Seperti tangan,
kaki, paha, dll

Seperti rambut,
suara,

Hanafiyah: Harus bagian tubuh yg mewakili keseleruhan


tubuh (seperti punggung)
Malikiyah: Bisa bagian tubuh hakiki maupun hukmi
Syafi`iyah+Hanabilah: Hanya terhadap bagian tubuh hakiki
saja

Konsekuensi Zhihar
Konsekuensi
Abadi
(tdk dibatasi waktu)
Malikiyah+Syafi`iyah:
Tidak sah zhihar jika
tidak abadi

Temporer
(dibatasi waktu)
Hanafiyah, Syafi`iyah
(Azhhar), Hanabilah:
bisa abadi/temporer
Dalam kurun
waktu
Jika bermaksud
menjimaknya maka
wajib kifarat

Di Luar kurun
waktu
Menjadi halal, tidak
wajib kifarat

Kifarat Zhihar
Tertib Kifarat
Ith`am

Shiyam

I`taq

Memberi makan 60
miskin

Puasa 2 bulan
berturut-turut

Membebaskan
Budak belian









()al-Mujadalah, 3-4

Hadanah
Makna Hadanah
Etimologi
Pinggang
(al-Hidln)
Menggendong

Terminologi
Pengasuhan (memelihara, mengatur dan
mendidik) pihak yg belum bisa hidup
mandiri, seperti anak kecil atau dewasa
namun terganggu akalnya (gila/pikun).
Mnrt Malikiyah, utk laki-laki hanya
sampai dewasa, meskipun gila/pikun.

Hukumnya adalah wajib, karena meninggalkan pengurusan akan


menimbulkan kerusakan. Hadanah bagian dari mengurus dan
menguasai, nisbat kepada anak kecil maka yang paling berhak
adalah ibunya (pihak perempuan), jika sudah mencapai usia tertentu
beralih kepada bapaknya (pihak laki-laki) karena lebih mampu dalam
mengayomi dan mengarahkan

Pemilik Hak Hadanah


Pemilik Hak Hadanah
Mayoritas
Ulama

Sebagian
Ulama

Hanafiyah +
Malikiyah

& Hak Anak


Orang Tua

Hak Anak

Hak Ibu

Jika kedua orangtua masih terikat dalam perkawinan, maka


anak harus berada dalam pengasuhan mereka berdua.

:




:


) (2/283 ,

Syarat Umum Pengasuh

Syarat Umum Pengasuh

Balig

Berakal

Memiliki kemampuan
mengurus

Berakhlak baik

Islam, mnrt Syafi`iyah & Hanabilah

Syarat Khusus Pengasuh


Pemilik Hak Hadanah
Jika pengasuhnya
wanita, maka tidak
menikah dgn lakilaki lain yg di luar
kerabat

Tidak boleh
tinggal di tempat
yg tidak disukai
oleh anak

Jika pengasuhnya lakilaki, maka harus ada


perempuan yg bisa
mengasuhnya

Hanafiyah:
1. Ibu
2. Nenek dr Ibu
3. Nenek dr Bapak
4. Saudari Kandung
5. Saudari Seibu
6. Saudari Sebapak
7. Keponakan Pr dr Saudari
Kandung
8. Keponakan Pr dr Saudari Seibu
9. Bibi dr Ibu (sekandung, seibu,
sebapak)
10. Keponakan Pr dr Saudari
Sebapak
11. Keponakan Pr dr Saudara
Kandung
12. Keponakan Pr dr Saudara Seibu
13. Keponakan Pr dr Saudara
Sebapak
14. Bibi dr Bapak (sekandung, seibu,
sebapak)
15. Bibinya Ibu dr Ibu
16. Bibinya Bapak dr Ibu
17. Bibinya Ibu/Bapak dr Bapak
18. `Ashabah (Bapak, Kakek, dst)

Malikiyah:
1. Ibu
2. Nenek dr Ibu
3. Neneknya Ibu
4. Bibi dr Ibu (sekandung, seibu,
sebapak dgn Ibu)
5. Bibinya Ibu dr Ibunya (sekandung,
seibu, sebapak dgn Ibu)
6. Bibinya Ibu dr Bapaknya
7. Nenek dr Bapak
8. Saudari Kandung
9. Saudari Seibu
10. Saudari Sebapak
11. Bibi dr Bapak
12. Bibinya Bapak dr Bapaknya
13. Bibinya Bapak dr Ibunya
14. Keponakan Pr dr Saudari Kandung
15. Keponakan Pr dr Saudara Kandung
16. Yg diwasiati
17. Saudara
18. Kakek dr Bapak
19. Keponakan Lk dr Saudara
20. Paman,
21. Sepupu

Syafi`iyah:
1. Ibu
2. Anak Pr
3. Nenek dr Ibu
4. Nenek dr Bapak
5. Neneknya Bapak dr Ibunya
6. Neneknya Bapak dr bapaknya
7. Ibunya Bapaknya Kakek
8. Saudari Kandung
9. Saudari Sebapak
10. Saudari Seibu
11. Bibi dr Ibu
12. Keponakan Pr dr Saudari
Kandung
13. Keponakan Pr dr Saudara
Kandung
14. Bibi dr Bapak

KHI Ps. 156:


anak yang belum mumayyiz berhak
mendapatkan hadhanah dan ibunya,
kecuali bila ibunya telah meninggal
dunia, maka kedudukannya digantikan
oleh:
1. Wanita-wanita dalam garis lurus ke
atas dari ibu;
2. Ayah;
3. Wanita-wanita dalam garis lurus ke
atas dari ayah;
4. Saudara perempuan dari anak yang
bersangkutan;
5. Wanita-wanita kerabat sedarah
menurut garis samping dari ayah.

Jika anak sudah mumayyiz (12 tahun -KHI Ps. 105-) diserahkan kepada
anak untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak
pemeliharaanya. Adapun biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

Biaya Hadanah
Biaya Hadanah adalah tanggung jawab kepala keluarganya, kecuali
jika yg diurus (mahdlun) memiliki harta. Jika Ibu mengurus anak, maka
ia berhak mendapat upah pengurusan tsb.

KHI Ps. 149:


Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:
a. Memberikan mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa
uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;
b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama
dalam idah, kecuali bekas Isteri telah di jatuhi talak bain atau nusyuz
dan dalam keadaan tidak hamil;
c. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separuh
apabila qobla al dukhul;
d. Memberikan biaya hadhanan untuk anak-anaknya yang belum
mencapai umur 21 tahun

Masa Idah
Makna Idah
Etimologi

Terminologi

Hitungan
(Ihsha)

Waktu tunggu bagi wanita untuk mengetahui


netralitas rahimnya, atau sebagai tenggang
waktu di mana ia dapat dirujuk oleh mantan
suaminya, yg bersifat ta`abudiy.

(228:)


(234: )

Konsekuensi Idah

Konsekwensi Idah

Mu`tadah Talak
Raj`iy tdk boleh
dikhitbah sharih
Mu`tadah Talak
Bain/Wafat boleh
dikhitbah sindiran
Tidak boleh menikah
Tidak boleh keluar
rumah kecuali terpaksa
Mantan Suami wajib memberi
nafkah dan tempat tinggal, kecuali
idah talak bain hanya tempat
tinggal saja

Khilafiyah Idah
Khilafiyah Idah
Ittifaq
Tidak ada idah qabla
dukhul
Ada idah bada dukhul

Ikhtilaf
1. Idah Zina
(Hanafiyah-Syafi`iyah: Tidak ada)
(Malikiyah-Hanabilah: Ada)
2. Idah bada khulwah Nikah
(Syafi`iyah: Tidak ada)
(Mayoritas Ulama: Ada)

Idah Laki-laki
Jika cerai dan
ingin menikahi
saudari mantan
istrinya

Beristri 4 orang, setelah


menceraikan sebagian istrinya,
kemudian ingin menikah lagi
dengan wanita lain

Idah Wanita Non Muslim


Hanafiyah
Tdk ada idah bagi non muslim jika
dlm agamanya tdk ada ketentuan
idah, kecuali bagi kitabiyah yg
menikah dgn muslim

Mayoritas Ulama
Ada idah bagi non muslim yang
dzimmiy, siapa pun suaminya

Macam-macam Idah
Idah Talak/Fasakh
Aqra
(Bagi yg Haid)

Haid

Suci

Hanafiyah
Hanabilah

Malikiyah
Syafi`iyah

Tiga Kali
Suci/Haid

Bulan
(Bagi yg tdk Haid)
Tiga Bulan
Qamariyah

Melahirkan
(Bagi yg Hamil)
Sampai
Melahirkan

Idah Wanita Tdk Lancar


Idah wanita yg suka haid,
tiba-tiba berhenti haidnya
tanpa sebab
Hanafiyah
Syafi`iyah

Malikiyah
Hanabilah

Tunggu sampai kembali


haid, atau sampai masa
menopause, kemudian idah
dengan bulan

Idah Satu Tahun

Idah Wafat
Idah Wafat
Melahirkan
)(Bagi yg Hamil

Bulan
)(Bagi yg tdk Hamil

Sampai Melahirkan,
meskipun hanya tersisa
beberapa hari setelah
wafat suaminya

4 Bulan 10 Hari

Ihdad bagi Mu`tadah Wafat


Ihdad
Etimologi

Terminologi

Tidak Berhias

Tidak menghias diri dan


memakai wangi-wangian
selama 4 bulan 10 hari
setelah wafat suaminya

Ihdad hanya wajib kepada isteri yg ditinggal wafat


suaminya. Tidak ada ihdad bagi suami serta isteri yg
ditalak raj`iy.
Adapun bagi isteri yg ditalak bain (sughra/kubra) mnrt
Hanafiyah, Syafi`iyah Qadim, wajib ihdad. Namun
mnrt Malikiyah, Syafi`iyah Jadid, tidak wajib ihdad.

Idah dari Suami Mafqud


Idah Wanita yg Suaminya
Mafqud
Hanafiyah
Syafi`iyah

Malikiyah
Hanabilah

Suaminya dihukumi hidup,


sehingga tdk boleh beridah
selama tdk ada kabar
kematiannya atau kabar
menceraikannya

Tunggu 4 tahun, kemudian


idah selama 4 bulan 10 hari

Perubahan Idah
Perubahan Idah
Dari Bulan
ke Aqra
Yg tdk haid dicerai,
beridah dengan
bulan, kemudian
keluar haid, maka
beralih ke idah aqra,
idah sebelumnya tdk
dihitung

Dari Aqra ke
Bulan/Hamil

Dari Talak ke
Wafat

Yg suka haid
dicerai, beridah dgn
aqra, kemudian
berhenti haidnya
atau hamil, maka
beralih idahnya ke
bulan, atau sampai
melahirkan

Jika sdg menjalani


idah talak raj`iy,
kemudian suaminya
wafat, maka
idahnya beralih ke
idah wafat (kecuali
mnrt Malikiyah,
mengambil yg
paling pendek).
Kalau talaknya
bain, maka tdk ada
peralihan.

Habisnya Masa Idah


Diketahui melalui
Ucapan

Perbuatan

Si Janda mengklaim idahnya sudah


selesai, meski mantan suaminya
menilai bohong, jika klaim tsb
muncul pada waktu yg
memungkinkan habis idah, maka yg
dibenarkan adalah klaim si Janda.

Menikahnya si Janda dengan lakilaki lain.


Jika setelah menikah, si Janda
mengakui bahwa idahnya belum
selesai, maka pernyataan tsb tidak
bisa diterima, selama
perkawinannya dilakukan dalam
waktu yg memungkinkan habis
idah.

Masa Memungkinkan
Habis Idah
Hanafiyah
Tahdidiy
Wanita yg tdk haid ditalak, maka
idahnya 3 bulan.
Wanita yg suaminya wafat, maka
idahnya 4 bulan 10 hari.

Taqribiy
Wanita yg suka haid ditalak, maka
minimal idahnya 60 hari.
Haid: 3x10=30 hari
Suci: 2x15=30 hari
Menurut Abu Yusuf & Muhammad,
minimal idahnya 39 hari.
Haid: 3x3=9 hari
Suci: 2x15=30 hari
(mulai menghitung saat haid)

Malikiyah
Wanita yg suka haid ditalak, minimal idahnya 30 hari. Dengan rincian:
Ditalak pada permulaan malam tgl 1 saat suci, kemudian keluar haid,
selesai sebelum fajar, kemudian suci 15 hari. Keluar lagi haid pada awal
malam tgl 16, selesai sebelum fajar, kemudian suci 15 hari sampai
tanggal 30, dan haid lagi malam hari tgl 1 bulan selanjutnya, dan selesai
sebelum fajar.
(Di Malikiyah, minimal haid sehari atau kurang)

Syafi`iyah
Wanita yg suka haid ditalak, minimal idahnya 32 hari 2 menit. Dengan
rincian:
Ditalak pada saat suci, satu menit kemudian haid 1 hari/malam.
Selanjutnya suci 15 hari, kemudian haid 1 hari/malam, dan suci 15 hari,
lantas satu menit kemudian haid.
(Di Syafi`iyah, minimal haid sehari semalam/24 jam)

Hanabilah
Wanita yg suka haid ditalak, minimal idahnya 29 hari 1 menit. Dengan
rincian:
Ditalak pada saat suci, kemudian haid 1 hari/malam. Selanjutnya suci 13
hari, kemudian haid 1 hari/malam, dan suci 13 hari, kemudian haid 1
hari/malam, lantas satu menit kemudian suci.
(Di Hanabilah, minimal haid sehari semalam/24 jam, minimal suci 13 hari)

Mut`ah Methallaqah
Mut`ah
Etimologi

Terminologi

Bersenangsenang

Harta sebagai kompensasi


perceraian yg diberikan
oleh suami yg
menceraikan isterinya

Pasal 149
Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:
a. memberikan mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang
atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;
Pasal 158
Mut`ah wajib diberikan oleh bekas suami dengan syarat :
a. belum ditetapkan mahar bagi isteriba`da al dukhul;
b. perceraian itu atas kehendak suami.
Pasal 159
Mut`ah sunnat diberikan oleh bekas suami tanpa syarat tersebut pada pasal 158

Rujuk (al-Raj`ah)
Makna Rujuk
Etimologi

Terminologi

Kembali
Hanafiah
Melanggengkan
Ikatan Perkawinan
pd masa idah dari
talak raj`iy

Mayoritas Ulama
Kembali ke dalam
ikatan perkawinan
bersama istri yg
ditalak, tanpa akad
baru, pada masa idah


(228:)

Proses Rujuk
Proses Rujuk
Hanafiyah-Hanabilah

Ucapan

Perbuatan
Makruh Tanzih

Malikiyah

Ucapan

Syafi`iyah

Perbuatan
Niat

Sharih

Ucapan

Kinayah

:
Untuk perbuatan, menurut Hanafiyah & Malikiyah bisa dengan apa pun yang
dapat menimbulkan kemahraman (meraba dgn syahwat, mencium, dll).
Sedangkan menurut Hanabilah hanya bisa dengan hubungan intim saja.
Untuk Ucapan, menurut Mayoritas bisa dengan kinayah disertai niat, namun
menurut Hanabilah hanya bisa denga sharih saja.

Karena rujuk adalah hak suami yang ditetapkan oleh


syarak, maka hak tersebut tidak terpengaruh oleh rela
dan tidaknya mantan isteri terhadap rujuk tersebut. Serta
mantan suami tidak bisa melepaskan (tanazul) hak
tersebut, meskipun dilepaskan, hak rujuknya tetap ada.
(

Menurut Syafi`iyah & Malikiyah, haram istimta` (termasuk


memandangnya) terhadap istri yg sdh ditalak raj`iy, sebelum
terlebih dahulu dirujuk. Kecuali ada niat rujuk menurut Malikiyah.
Jika terjadi hubungan intim, maka tidak sampai berujung terhadap
hukuman pidana, meskipun tahu bahwa perbuatan tersebut
diharamkan.
Menurut Syafi`iyah, bagi suami yang menjimak sebelum rujuk, ia
wajib membayar mahar mitsil, baik setelah itu rujuk maupun tidak.

Tidak Disyaratkan dalam Rujuk

Tidak
Disyaratkan

Rida Istri

Memberitahu
Istri

Mempersaksikan
Rujuk

Kecuali menurut: Qawl Qadim


Syafi`iyah, dan salah satu
riwayat sahih Imam Ahmad.
Menurut Zhahiriyah wajib
dipersaksikan dan berimplikasi
terhadap keabsahan

You might also like