You are on page 1of 26

TES BISIK

Disusun oleh:
Nur Nabilah Binti Abdul Hakim
Rezky Lestari Yusrah Datu

Residen Pembimbing :
dr. Restu Isnayah

Anatomi telinga

Anatomi telinga
Telinga luar
(auris
eksterna) :
Daun
telinga,
liang telinga

Telinga
tengah
(auris media):
membran
timpani,
tulang
telinga, tuba
eustachius.

Telinga dalam
(labirin ) :
cochlea,
vestibuli
(sacula,
utricula),
canalis
semisirkulari
s

PEMBAGIAN TELINGA

Sistem pendengaran manusia terbagi


menjadi telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam.

Telinga tengah

Telinga luar

Telinga dalam

DAUN TELINGA / AURICLE


Pilin/ulir daun
telinga;Heliks (Helix)
Antiheliks
(Antihelix)
Cekungan
(Conca)
Takik tragus
(Intertragic
notch)
Antitragus
Ekor heliks
(Tail of
helix)
Cuping (Labule)

Lekuk segitiga
(Trianguler
fossa)
Pinngiran
telinga luar
(crus of helix)
Takik depan
(Anterior notch)
Tragus

Liang dengar
(Acoustic meatus)

TELINGA TENGAH (CAVUM TYMPANICUS)

Telinga tengah
merupakan ruang di
dalam tulang pelipis,
yang dilapisi jaringan
mukosa, terdiri 3 tulang
pendengaran (ossicula
auditus), yaitu maleus
(martil), incus
(landasan), dan stapus
(sanggurdi).

Ossicul
a
auditus
Membr
an
tympan
i
Tulang
landasan
(Incus)

Tulang martil
(Malleus)

Tulang
sanggurdi
(Stapes)

TELINGA DALAM
Saluran
setengah
lingkaran
bawah /
Posterior
semicircular
canal
Saluran
setengah
lingkaran datar /
Lateral
semicircular
canal

Serambi /
Vestibule

Saluran
setengah
lingkaran atas /
Superior
semicircular
canal
Saraf serambi /
Vestibular
nerve
Saraf rumah
siput /
Cochlear
nerve
Rumah siput /
Cochlea

Saluran setengah
lingkaran datar/ Lateral
semicircular canal

Saluran setengah
lingkaran bawah /
Posterior
semicircular canal

Saluran setengah
lingkaran atas /
Superior
semicircular canal
Saraf serambi /
Vestibular nerve

Ossicula
auditus

Liang dengar / Acoustic


meatus / Analis auditoris
eksternal / External
auditori meatus / Ear
canal
Selaput gendang /
Tympanic membrane /
Ear drum

Saraf rumah
siput /
Cochlear
nerve

Tingkap bundar /
Round window

Rumah siput /
Cochlea
Tuba
Eustachius

Serambi /
Vestibule

FISIOLOGI TELINGA
Telinga Luar
Daun telinga menangkap bunyi suara dari berbagai
arah ke dalam liang telinga.
Kanalis auditorius juga memproteksi membran
timpani daripada trauma langsung dari luar.
Telinga Tengah
Membran timpani berfungsi memfokuskan bunyi yg
masuk ke dalam liang terlinga dan berfungsi sbg
amplifier.
Tulang2 pendengaran berfungsi dengan sistem daya
pengungkit/tuas untuk meningkatkan amplifikasi dari
bunyi suara yg menggetarkan membran tympani.

Fisiologi pendengaran
Bunyi ditangkap daun
telinga

membran timpani

tulang
pendengaran

melalui membran
reissner mendorong
endolimfe
menimbulkan gerak
relatif membran
basilaris dan
membran tektoria

menggerakkan
perilimfe pada skala
vestibuli

fenestra ovale

defleksi stereosilia sel


rambut

kanal ion terbuka

kanal ion
terbuka

terjadi
pertukaran
ion

depolarisasi
sel rambut

nukleus
auditorius

potensial aksi
saraf
auditorius

pelepasan
neurotransmi
ter

korteks
pendengaran
di lobus
temporalis

Suara yang bisa didengar

1. Berintensitas : 0 s/d 120 dB


2. Berfrekuensi : 25 s/d 16000 Hz

KESEIMBANGAN

Kanalis semisirkularis, sakulus dan


utrikulus
Kanalis semisirkularis berperan pada
gerakan kepala berputar gerakan
endolimfe
dalam
kanalis
semisirkularis yang merangsang selsel rambut

Fisiologi keseimbangan

Informasi keseimbangan tubuh akan


ditangkap oleh reseptor
vestibuler,
visual dan propioseptik.
Dari ketiga jenis reseptor tersebut,
reseptor
vestibuler
yang
punya
kontribusi paling besar ( >50% )
disusul kemudian reseptor visual dan
yang paling kecil konstibusinya adalah
propioseptik. bila ada gerakan atau
perubahan dari kepala atau tubuh
perpindahan cairan endolimfe di
labirin hair cells menekuk.

Tekukan hair sel menyebabkan


permeabilitas membran sel berubah
sehingga ion Kalsium menerobos
masuk kedalam sel (influx)
Influx
Ca

menyebabkan
depolarisasi dan juga merangsang
pelepasan NT eksitator (glutamat)
saraf aferen (vestibularis) pusatpusat keseimbangan di otak .

Tes bisik
Tes bisik merupakan tes yang besifat
semi kuantitatif yang menentukan
derajat ketulian secara kasar.
hal yang perlu diperhatikan adalah
ruangan yang cukup tenang
Panjang minimal 6 meter.
Nilai tes bisik pada orang normal 5/6
atau 6/6

Sejarah Tes bisik


Pada 1802 dilakukan penelitian
pertama tentang tes berbicara oleh
Pfingsten.Beliau mengklasifikasikan
suara menjadi tiga kelas, yaitu huruf
vokal, konsonan tertutup, dan
konsonan terbuka.Tiga kelas suara
tersebut diklasifikasi berdasarkan
suara-suara yang masih dapat
dimengerti oleh orang percobaan.

Syarat tes bisik


1. Tempat
Ruangan sunyi dan
tidak ada echo
(dinding dibuat tidak
rata / dilapisi
softboard/ korden,
serta ada jarak
sepanjang enam
meter).

2. Penderita

2. Pemeriksa

Mata ditutup atau


dihalangi agar tidak
dapat membaca gerak
bibir pemeriksa.
Telinga yang diperiksa
dihadapkan ke arah
pemeriksa.
Telinga yang tidak
diperiksa, ditutup atau
dimasking dengan
menekan tragus ke
arah kanalis akustikus
eksternus oleh
pembantu pemeriksa.
Bila tak ada
pembantu, telinga
ditutup kapas yang
dibasahi gliserin.
Mengulang dengan
keras dan jelas katakata yang dibisikkan.

Kata-kata dibisikkan
dengan suara
cadangan paru-paru,
sesudah ekspirasi
biasa.
Kata-kata yang
dibisikkan terdiri dari
satu atau dua suku
kata yang dikenal
penderita, biasanya
kata-kata benda yang
ada di sekeliling kita.
Kata harus
mengandung huruf
lunak (frekuensi
rendah ) dan huruf
desis (frekuensi
tinggi).

Cara Melakukan Tes Bisik


Penderita dan pemeriksa samasama berdiri, penderita tetap di
tempat sedangkan pemeriksa yang
berpindah tempat.
Mulai pada jarak satu meter,
dibisikkan lima atau sepuluh kata
(umumnya lima kata).

Bila semua kata dapat didengar,


pemeriksa mundur ke jarak dua meter,
diulangi pemeriksaan sampai pada
jarak dimana penderita mendengar
80% kata-kata.
Untuk memastikan apakah hasil tes
benar maka dapat diuji ulang.

Hasil tes
KUANTITATIF
Fungsi
Pendengaran
Normal
Tuli ringan
Tuli sedang
Tuli berat
Tuli total

Suara Bisik
6m
>4m-<6m
>1 m - < 4 m
<1m
Bila berteriak
depan

di

telinga,

penderita

tetap

tidak

dapat

Phonetically Balanced Word List


Phonetically Balanced (PB) list adalah sederetan
kata-kata yang merupakan kumpulan kata-kata
sehari-hari. PB list dalam Bahasa Indonesia
disusun oleh Fakultas Kedokteran, jurusan spesialis
telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Universitas
Gajah Mada dan jurusan THT Universitas
Airlangga.
PB list dianggap sebagai material uji paling baik
karena menggunakan kata-kata percakapan
sehari-hari

Beberapa contoh PB list :


Sadar
Sabar
Bintang

Tukar
Saya
Lapar

Sakit

Makan

Hendak

Sate

Telur

Dengar

Simpan

Kucing

Tikar

Warna

Timbang

Hitam

Lembar

Putih

Kuning

Pisang

Spondee
Spondee adalah kata-kata yang
terdiri dari dua suku kata,
dimana setiap suku kata
mendapat tekanan yang sama.
Kata-kata spondee lebih
banyak digunakan untuk
mengetahui Speech Reception
Threshold

Contoh kata-kata spondee


Bangsa
Pingsan
Kurma
Jaksa

Sepak
Bola
Bulu
Tangkis
Olah

Paspal

Raga

Sosbud

Orang

Sospol

Tua

Hansip

Raja

TERIMA KASIH

You might also like