Professional Documents
Culture Documents
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan
organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral.
Unsur mineral juga dikenal zat organik atau kadar abu. Dalam Proses
pembakaran, bahan-bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena
itulah disebut abu. Meskipun banyak dari elemen-elemen mineral telah jelas
diketahui fungsinya pada makanan ternak, belum banyak penelitian sejenis
dilakukan pada manusia. Karena itu peranan berbagai unsur mineral bagi manusia
masih belum sepenuhnya diketahui.
Sampai sekarang telah diketahui ada empat belas unsur mineral yang
berbeda jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan
yang baik. Dalam tubuh, mineral-mineral ada yang bergabung dengan zat organik,
ada pula yang berbentuk ion-ion bebas. Di dalam tubuh unsur mineral berfungsi
sebagai zat pembangun dan pengatur (Winarno, 2004; Hal. 150).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan analisis kadar abu adalah untuk mengetahui kadar abu
yang terdapat dalam suatu bahan dengan metode gravimetri.
Tujuan percobaan analisis kadar kalsium adalah untuk mengetahui kadar
kalsium yang terdapat dalam bahan.
Tujuan percobaan analisis kadar besi adalah untuk mengetahui kadar besi
yang terdapat dalam bahan.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan analisis kadar abu adalah berdasarkan pemanasan yang
dilakukan sampai bebas karbon zat organik yang terurai menjadi CO 2 dan H2O,
residu yang terdapat dalam bahan pangan tersebut, merupakan kadar abu total.
Prinsip percobaan analisis kadar kalsium adalah berdasarkan pengendapan
kalsium sebagai oksalat, endapan dilarutkan dalam H 2SO4 encer dan dititrasi
kembali dengan KMnO4.
Prinsip percobaan analisis kadar besi adalah berdasarkan hasil konversi
besi dalam bahan pangan dari ferro menjadi ferri dengan menggunakan oksidator
seperti K2S2O8 sehingga membentuk kalium feritiosianat yang berwarna merah.
1.4. Reaksi Percobaan
Reaksi percobaan analisis kadar abu adalah,
Bahan pangan CO2 + H2O + zat organik
Reaksi percobaan pada penentuan kadar kalsium adalah,
C2O4 2- + Mn2O4- Mn2+ +
C2O4 2CO2 +
MnO4- + 8H+ +
CO2
H2O
H2O + 2e-
x5
5e Mn 2+ + 4 H2O
+ 2Mn2+ +
x2
8 H2O
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Abu dan Mineral, (2) Besi, dan
(3) Kalsium.
2.1. Abu dan Mineral
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan
organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral.
Unsur mineral juga dikenal zat organik atau kadar abu. Dalam Proses
pembakaran, bahan-bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena
itulah disebut abu. Meskipun banyak dari elemen-elemen mineral telah jelas
diketahui fungsinya pada makanan ternak, belum banyak penelitian sejenis
dilakukan pada manusia. Karena itu peranan berbagai unsur mineral bagi manusia
masih belum sepenuhnya diketahui.
Sampai sekarang telah diketahui ada empat belas unsur mineral yang
berbeda jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan
yang baik. Yang telah pasti adalah natrium, klor, kalsium, fosfor, magnesium, dan
belerang. Unsur-unsur ini terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang cukup besar
dan karenanya disebut unsur mineral unsur makro atau mineral makro. Sedangkan
unsur mineral lain seperti besi, iodium, mangan, tembaga, zink, kobalt, dan flour,
hanya terdapat dalam tubuh dalam jumlah kecil saja, karena itu disebut trace
element atau mineral mikro. Tiga elemen lainnya yaitu aluminium, boron, dan
vanadiu telah ditemukan dalam jaringan tubuh hewan, tetapi masih diragukan
kegunaanya (Winarno, 2004; Hal. 150).
juta butir per menit. Pada saluran pencernaan besi mengalami proses reduksi dari
bentuk feri menjadi fero yang mudah diserap. Proses reduksi dibantu oleh adanya
vitamin C dan asam amino (Winarno, 2004; Hal. 158).
Berbeda dengan kalsium, zat besi jika kelebihan akan menyebabkan
persoalan. Kelebihan pasokan zat besi akan disimpan di beberapa bagian dalam
tubuh. Bisa di dalam hati, jantung, pankreas, persendian, dll. Pada akhirnya hal ini
akan menyebabkan kerusakan jaringan secara permanen.
Jika sudah kelebihan, cara terbaik membuang kelebihan zat besi adalah
melalui bloodletting (pengeluaran darah). Ini adalah tindakan dokter di mana
setetes kecil darah tiap satu atau dua minggu dalam setahun dikeluarkan. Selewat
itu kemudian dilakukan sekali setiap beberapa bulan. Pada wanita, menstruasi
merupakan cara alamiah yang membantu. Namun, ini belum 100% melindungi
mereka.
Kekurangan zat besi yang banyak diderita orang Indonesia, menurut
Ponpon, umumnya disebabkan oleh faktor makanan. Jika zat besi sulit terpenuhi
dari makanan sehari-hari, suplemen tentu sangat membantu. Untuk anak-anak bisa
dilakukan dengan penambahan sirup besi. Hal ini sudah dikembangkan
pemerintah sejak 1996 untuk masyarakat tertinggal. Sementara untuk orang
dewasa digunakan pil besi. Ini pernah dilakukan terhadap tenaga kerja wanita
selama menstruasi (Surono, 2006).
2.3. Kalsium
Kalsium memang erat kaitannya dengan kesehatan tulang sebab mineral
inilah yang membentuk tulang. Selain itu, peranannya terhadap gigi juga tak bisa
diabaikan. Sembilan puluh sembilan persen kalsium dalam tubuh disimpan dalam
tulang dan gigi. Sisanya tersebar di darah dan jaringan lunak, yang memiliki peran
sangat penting. Tanpa adanya kalsium, otot tidak dapat berkontraksi dengan benar,
darah tidak bisa membeku, dan saraf tidak dapat membawa pesan.
Hebatnya lagi, penelitian terkini yang dilakukan oleh beberapa lembaga
menyimpulkan bahwa manfaat kalsium jauh melebihi yang diperkirakan orang.
Hector De Luca, pakar biokimia Universitas Wisconsin, AS, sudah mewanti-wanti
untuk
tidak
kaget
dengan
peranan
kalsium
yang
begitu
banyak.
Bahan yang digunakan pada percobaan analisis kadar abu adalah Bubur
Bayi yang sudah dihaluskan, HCl 0,1 N, aquadest, NaOH 0,1 N, indikator PP, dan
etanol.
Bahan yang digunakan pada percobaan analisis kadar kalsium adalah
larutan abu, aquadest, indikator metil merah, ammonium oksalat, NH3 encer, HAc,
H2SO4 (1+4), KMnO4, dan air panas.
Bahan yang digunakan pada percobaan analisis kadar besi adalah larutan
abu, K2S2O8, KSCN, dan aquadest.
3.2. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan analisis kadar abu adalah cawan
krus, neraca digital, batang pengaduk, kompor gas, kawat kasa, tang penjepit,
pipet ukur, eksikator, gelas kimia, corong, buret, statip dan klep, dan labu
erlenmeyer.
Alat yang digunakan untuk percobaan analisi kadar kalsium adalah gelas
kimia, pipet tetes, pipet gondok, gelas ukur, pembakar bunsen, kaki tiga, corong,
kertas saring, labu erlenmeyer, buret, statip dan klep.
Alat yang digunakan pada percobaan analisis kadar besi adalah
erlenmeyer, labu takar, kuvet, dan spektrofotometer.
3.3. Metode Percobaan
3.3.1. Metode Percobaan Analisis Kadar Abu
Pertama-tama siapkan cawan krus lalu masukkan cawan krus kedalam
tanur 600C selama 10 menit, diamkan disuhu kamar selama 5 menit, masukkan
kedalam eksikator selama 10 menit, timbang dengan neraca digital, masukkan
1,001 g sample ke dalam cawan krus, lalu panaskan cawan krus dalam tanur
sampai terbentuk abu putih, biarkan dalam suhu kamar selama 5 menit, masukkan
kedalam eksikator selama 10 menit, kemudian timbang, masukkan lagi kedalam
tanur, biarkan dalam suhu kamar selama 5 menit, masukkan kedalam eksikator,
kemudian timbang kembali, lakukan berulang sampai berat konstan. Hitung %
kadar abu total.
KMnO4 0,1 N
250 ml hingga bebas oksalat. Untuk membuat bebas oksalat siapkan tabung
reaksi, lalu beri beberapa tetes dari corong + 1 tetes KMNO 4 Panaskan tabung
reaksi sambil dikocok, lalu amati apabila warnanya merah tetap merah maka
bebas oksalat tetapi apabila merah jadi bening maka mengandung oksalat.
Setelah bebas oksalat masukkan larutan tersebut kedalam labu Erlenmeyer
lalu + 15 ml H2SO4 (1+4) panas + air panas sebanyak 50 ml, kertas saring
dilubangi. Siapkan Erlenmeyer baru titrasi hingga mencapai Titik akhir titrasi
merah jambu, masukkan kertas saring, + KMNO4 0,01 N titrasi kembali hingga
mencapai TAT merah jambu.
Kertas saring
480 nm, lalu masukkan pada kurva regresi linier, kemudian hitung kadar Fe dalam
sample.
Larutan abu 10 ml + K2S2O8 7 ml
+ KSCN 12 ml Tanda Bataskan
100 ppm
20 ml
1 ml
2ml
3ml
4 ml
5 ml
zat
yang
tertinggal
setelah
proses
pembakaran
tersebut
masa hidup yang terbatas yaitu hanya 120 hari. Di dalam di dalam tubuh terdapat
sebanyak 20.000 milyar sel darah merah. Jangka waktu tersebut memberi
gambaran bahwa sel-sel darah merah dirusak dan dirpoduksi pda kecepatan 115
juta butir per menit. Pada saluran pencernaan besi mengalami proses reduksi dari
bentuk feri menjadi fero yang mudah diserap. Proses reduksi dibantu oleh adanya
vitamin C dan asam amino (Winarno, 2004; Hal. 158).
Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu pembentukan
tulang dan gigi. Kalsium dan mineral lain memberi kekuatan dan bentuk pada
tulang dan gigi. Kalsium didalam tulang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat menyimpan kalsium.
Selama pertumbuhan, proses klasifikasi berlangsung terus dengan cepat sehingga
pada saat anak siap untuk berjalan tulang-tulang dapat menyangga berat tubuh.
Pada ujung tulang panjang ada bagian yang berpori yang dinamakan trahekula,
yang menyediakan suplai kalsium siap pakai guna mempertahankan konsentrasi
kalsium normal dalam darah. Selama kehidupan, tulang senantiasa mengalami
perubahan, baik dalam bentuk maupun kepadatan sesuai dengan usia dan
perubahan berat badan.
Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah
dan luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan yang membentuk tulang.
Akan tetapi, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah. Protein
dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah kolagen. Berbeda
dengan tulang, gigi sedikit sekali mengalami perubahan setelah muncul dalam
rongga mulut. Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung
lambat dan terbatas pada kalsium yang terdapat didalam lapisan dentin. Sedikit
pertukaran
mungkin
juga
terjadi
diantara
lapisan
dan
ludah
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita, (1998), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, (Hal. 236).
Buckel, K. A, (1987), Ilmu Pangan, Universitas Indonesia, Jakarta, (Hal. 342).
Poedjiadi, Anna, (1994), Dasar-Dasar Biokimia, Universitas Indonesia,
Jakarta, (Hal. 416).
Saragih, Bernatal, (2007), Peranan Mineral Untuk Menurunkan Kolesterol,
www.kompas.co.id, Access April 2007.
Sudarmadji, Slamet, (1996), Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Edisi
Kedua, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, (Hal. 152, 153, 154).
Surono, Agus, (2006), Penuhi Kalsium Dari Berbagai Sumber, www.intisari.com,
Access April 2007.
Winarno, F.G., (2004), Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, (Hal. 150,158).
LAMPIRAN
1. Kadar Abu
Sampel : Bubur Bayi
a. Kadar Abu
Berat sampel (Ws) = 1,001 g
Berat cawan ksonstan (Wcawan konstan) = 17,634 g
Berat cawan+abu (Wcawan+abu) = 17,670 g
Berat abu = 17,670 17,634 = 0,036 g
Kadar Abu = ( W cawan + Abu W cawan konstan )
X 100%
W Sampel
= 17,670 17,634
100%
1,001
= 3,5964 %
Angka Abu =
Wabu
=
x {(10)(0,095(7,85)(0,1006) x 100/10
0,036
= 44,722
Angka Asam =
Wabu
=
x {(10)(0,095(7,85)(0,1006) x 100/10
0,036
0,1
Wabu
= 100
0,1
x {(10)(0,095(7,85)(0,1006) x 100/10
0,036
0,1
Y (A)
0,5
0,045
0,0809
0,209
0,256
0,326
0,404
a = 0,01225
b = 0,08021
r = 0,99381
Y = a + bX
Y min = 0,1225 + 0,0821(0)
= 0,1225
Y max = 0,01225 + 0,0821(5)
= 0,4133
= 2,80219 ppm
3. Kadar Kalsium
Sampel : Bubur Bayi
*Pembakuan Larutan Standar
V KMnO4 = 5 ml
N KMnO4 = 0,01 N
Vol. Total Lar. Abu = 100 ml
Vol. Lar. Abu yang digunakan = 20 ml
W Sampel = 1,001 g
Mg.Ca/100 g sample = ( V KMNO4 x N KMNO4) x 20 x V.tot larutan abu x 100
Vol. lar. Abu yang diinginkan x W.sampel yang digunakan
= (4,1 x 0,018) x 20 x 100 x 100
20 x 1,001 g
= 0,7372 mg.Ca/100 g sampel
(1,25 (OH2) D). Hasilnya akan menyebabkan penurunan pengaturan transfer kalsium ke
adiposit dan pankreas. Dalam adiposit penurunan konsentrasi kalsium intraseluler akan
menurunkan sintesa asam lemak, penurunan proses lipogenesis (pembentukan lemak),
dan peningkatan lipolisis (pemecahan lemak).
Dalam sel pankreas, penurunan konsentrasi kalsium dalam intraseluler akan menurunkan
produksi insulin yang akan berpengaruh terhadap penurunan lipogenesis dan
peningkatan lipolisis dalam adiposit. Kombinasi kedua ini berperan dalam penurunan
simpanan lemak dalam jaringan adiposit (Onge, 2005).
Bernatal Saragih Staf Pengajar Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman, Samarinda
PENUHI KALSIUM
DARI BERBAGAI SUMBER
Efektif jika tersengat matahari
Kalsium memang erat kaitannya dengan kesehatan tulang sebab
mineral inilah yang membentuk tulang. Selain itu, peranannya terhadap
gigi juga tak bisa diabaikan. Sembilan puluh sembilan persen kalsium
dalam tubuh disimpan dalam tulang dan gigi. Sisanya tersebar di darah
dan jaringan lunak, yang memiliki peran sangat penting. Tanpa adanya
kalsium, otot tidak dapat berkontraksi dengan benar, darah tidak bisa
membeku, dan saraf tidak dapat membawa pesan.
Hebatnya lagi, penelitian terkini yang dilakukan oleh beberapa
lembaga menyimpulkan bahwa manfaat kalsium jauh melebihi yang
diperkirakan orang. Hector De Luca, pakar biokimia Universitas
Wisconsin, AS, sudah mewanti-wanti untuk tidak kaget dengan peranan
kalsium
yang
begitu
banyak.
Salah satu peran penting kalsium adalah dalam meringankan sindrom
pramenstruasi (PMS). Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian yang
dilakukan oleh dr. Susan Thys-Jacobs, pakar kelenjar endokrin dari St.
Lukes-Roosevelt Hospital Center di New York, bersama rekan-rekannya
dari 11 pusat medis di AS, terhadap 500 orang wanita penderita PMS.
Secara acak, sebagian dari 500 wanita itu diberi 1.200 mg kalsium per
hari. Ternyata, pada siklus haid ketiga, gejala PMS bisa dikurangi 48%
pada wanita yang menelan kalsium.
Hanya saja, kalsium akan bekerja efektif setelah kulit terkena
sengatan singkat radiasi ultraviolet-B. Paparan sinar matahari memang
merangsang produksi vitamin D. Vitamin ini diketahui berfungsi sebagai
pembuka kalsium untuk masuk ke dalam aliran darah, sampai akhirnya
kalsium itu tidak banyak berbeda dan sebaik penyerapan kalsium dari
susu. Pada sejumlah kecil individu dengan achlorhydria (tidak ada asam
pencernaan), kalsium sitrat lebih baik penyerapannya.
Efek sampingan yang harus diperhatikan justru berasal dari bahanbahan nonkalsium dalam suplemen itu. Konsumen harus melihat label dan
apakah
produknya
sudah
sesuai
dengan
standar
yang
berlaku. (Yds Agus Surono).
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN
KADAR ABU
( BUBUR BAYI )
Oleh :
Nama
Nrp
Kelompok
No. Meja
Asisten
Tgl Percobaan
: Taufik Jihad
: 053020030
:1
:3
: Poppy Anggraeni
: 9 April 2007