You are on page 1of 7

ANALISIS ALAT PENGERING HIBRIDA POMPA KALOR DAN SURYA

Budi Harry Cipta, Nico Hermanto Simarmata, Sabda Tuah Raja Bangun
E-mail: Sabda_bypass@yahoo.co.id dan budiharrycipta@yahoo.co.id
Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Energi terbarukan yang potensial harus dimanfaatkan secara maksimal salah satunya adalah energi surya.
Alat pengering hibrida pompa kalor dan surya memanfaatkan radiasi matahari sebagai sumber panas untuk
menaikkan suhu udara yang keluar dari pompa kalor. Pompa kalor menghasilkan udara kering yang baik digunakan
untuk pengeringan. Setelah suhu udara dinaikkan oleh kolektor surya udara langsung dialirkan ke ruangan
pengering. Adapun tujuan rancang bangun ini adalah merancang dan membuat alat pengering yang terdiri dari
pompa kalor, kolektor surya dan ruangan pengering. Pompa kalor yang dipilih yaitu mesin pendingin siklus
kompresi uap dengan daya 1 PK . Mesin pendingin memanfaatkan keluaran evaporator, sistem kerjanya dibalik
sehingga keluaran kondensor yang dimanfaatkan. Kolektor surya yang dibuat berukuran 1,5m x 3m x 0,171 m.
Kolektor surya diisolasi dengan rockwoll, sterofoam dan polyurethane. Dibuat sebanyak dua buah kolektor hal ini
karena udara dialirkan dari kolektor satu ke yang lain untuk memaksimalkan peningkatan suhu. Ruang pengering
dibuat berukuran 2m x 1m x 1m dengan isolasinya yaitu plat seng sterofoam dan plat seng. Pompa kalor beriringan
kerjanya dengan kolektor surya. Untuk mengetahui kinerja pompa kalor dan kolektor surya dilakukan pengujian
dengan mengeringkan biji kakao dengan kondisi basah beratnya 1 kg. Hal pertama yang dilakukan dalam pengujian
adalah menghidupkan pompa kalor dan memposisikan kolektor surya 180. Udara keluaran kondensor dialirkan ke
kolektor surya dengan menggunakan blower lalu keluar dari kolektor surya dialirkan ke ruangan pengering. Dari
hasil analisis yang dilakukan pada pukul 09:00 17:00 WIB pada saat kondisi cuaca cerah, diperoleh panas radiasi
yang diserap kolektor adalah 2384.309664 watt ,kehilangan panas kolektor adalah 1829.47102 Watt . Kinerja
pompa kalor rata-rata yang didapat dengan memvariasikan kecepatan udara yang mengalir ke kondensor, COP
pompa kalor adalah 5,7023 dengan SMER 0,172006041 kg/kWh dan SEC 5,813749 kWh/kg

Kata kunci : pompa kalor, kolektor surya, perpindahan panas, total panas, Coefficient of
Performance

Abstract
Renewable energy potential should be fully utilized one of which is solar energy. Dryers and
solar hybrid heat pumps utilize solar radiation as a source of heat to raise the temperature of the air
coming out of the heat pump. Heat pumps produce a good dry air is used for drying. Once the air
temperature is raised by the solar collectors directly channeled into the room air conditioning. The
purpose of this design is to design and create a drier which consists of heat pumps, solar collectors and
dryer room. The selected heat pump is cooling the vapor compression cycle engine with a power of 1
PK. Refrigerating machine utilizing evaporator output, so that the system works behind the condenser
output is utilized. Solar collectors are made measuring 1.5m x 3m x 0.171 m. Solar collectors isolated by
rockwoll, sterofoam and polyurethane. Created by the two collectors this is because air is passed from
one collector to another in order to maximize the increase in temperature. The drying chamber is made
measuring 2m x 1m x 1m with insulation that sterofoam zinc plate and zinc plate. Heat pump works in
conjunction with solar collectors. To determine the performance of heat pumps and solar collectors tested
by drying cocoa beans with weighing 1 kg wet conditions. The first thing to do in testing is turn heat
pumps and solar collectors positioned 180. Condenser output air flowed into the solar collectors using a
blower and then out of the solar collectors supplied to the drying room. From the analysis conducted at 9

a.m. to 17:00 pm during the sunny weather conditions, obtained an average heat radiation that is
absorbed collector is 2384.309664 watts, the average heat loss collector 1829.47102 watts. Heat pump
performance the average obtained by varying the speed of air flowing into the condenser, heat pump
COP is 5.7023 with SMER 0,172006041 kg / kWh and SEC 5,813749 kWh / kg.
Keywords: heat pumps, solar collectors, heat transfer, heat total, Coefficient of Performance
Nomenklatur

Qin kolektor
I
A

W0

Wf
t
v

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

Kalor yang dihasilkan kondensor (kW)


Kerja kompressor (kW)
Panas matahari langsung di terima oleh penampang kolektor.(Watt)
Intensitas radiasi matahari (
Luas penampang kolektor (m2)
Transmisivitas penutup atas kolektor
Nilai absorbsivitas plat
Laju pengeringan (kg/jam)
Energi yang digunakan (Watt)
Berat bahan sebelum pengeringan (kg)
Berat bahan setelah pengeringan (kg)
Waktu pengeringan (menit)
Kecepatan udara mengalir (m/s)

PENDAHULUAN
Kombinasi pompa kalor dan kolektor surya
merupakan teknologi yang menjanjikan dalam
proses pengolahan pengeringan. Kombinasi ini
dapat menutupi kekurangan setiap komponen.
Kesulitan dan kerugian penggunaan kolektor
surya dapat dihindarkan dengan hanya
penggunaan pompa kalor dalam proses
pengeringan. Pompa kalor memiliki siklus kerja
yang sama dengan mesin pendingin siklus
kompresi uap oleh karena itu untuk mengetahui
kinerja pompa kalor dapat menganalisisnya
dengan cara siklus kompresi uap (Hermawan,
Indra. 2013). Energi panas dari radiasi sinar
matahari sangat membantu untuk berbagai
keperluan guna menggantikan energi yang
dihasilkan oleh minyak bumi. Penggunaan
kolektor surya dan pompa kalor menjadi
perhatian beberapa dekade terakhir dalam
rangka meningkatkan kualitas hasil pertanian
dan perkebunan yang membutukan proses
pengeringan. Tujuan rancang bangun ini adalah

untuk membuat alat pengering yang fleksibel,


tepat guna dan dapat meningkatkan hasil
pengeringan yang berkualitas. Kinerja pompa
kalor dapat dinalisis dengan menggunakan
diagram P-h SKU ideal (Ambarita H, 2012). Hal
ini dapat dilihat dalam diagram dibawah ini :

Gambar 1. Diagram P-h Siklus Kompresi Uap

Koefisien performansi dari pompa kalor atau


Coefficient of Performance dapat ditentukan
dengan persamaan (Ambarita H, 2012) :

.. (1)

pompa kalor (Hermawan, Indra. 2013). Untuk


menghitung total panas (Qin) yang diterima oleh
kolektor surya atau energi yang berguna untuk
menaikkan suhu udara yang digunakan untuk
pengeringan perlu diketahui penampang
kolektor surya dengan plat datar

Dari persamaan (1) kinerja pompa kalor


dipengaruhi oleh kerja kompressor serta kalor
yang dihasilkan oleh kondensor ,komponen

Gambar 2. Penampang kolektor surya plat datar


Pada Gambar 2. Dapat dilihat bahwa panas
matahari langsung di terima oleh penampang
kolektor.

Qin kolektor =

......(2)

bahan setelah pengeringan (Wf) di bagi dengan


waktu pengeringan (t)

.(6)

Dan kehilangan panas total kolektor adalah

Qtotal = Qdinding + Qalas + Qatas + Qradiasi (3)


Mengetahui jumlah air yang dapat diuapkan
specific moisture extraction rate (SMER) dari
bahan dengan energi listrik atau energi yang
dibutuhkan untuk menghilangkan 1 kg air.
Dinyatakan dalam kg/kWh. Dengan persamaan
seperti berikut :

.(4)

Dan energi yang dikonsumsi spesifik atau


specific energy consumption (SEC) adalah
perbandingan energi yang dikonsumsi dengan
kandungan air yang hilang dinyatakan dalam
kWh/kg
dihitung
dengan
menggunakan
persamaan :

..(5)
Laju pengeringan ( ) didapat dari berat bahan
sebelum pengeringan(W0) dengan selisih berat

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
lingkungan Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian
ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu bulan Mei
2015. Batasan penelitian ini adalah fisiologis
bahan hasil pengeringan tidak dibahas detail,
serta kinerja komponen yang dianalisis hanya
pada pompa kalor dan kolektor surya. Sudut
kemiringan kolektor surya adalah 180 dengan
letak posisi 4o LU - 98o BT. Bahan yang
dikeringkan hanya biji kakao yang telah
difermantasi dengan berat basah 1 kg. Peralatan
yang digunakan adalah Agilent34972 sebagai
pengukur panas di kolektor dan suhu pada
pompa kalor, Hobo Microstation Data Logger
sebagai alat pencatat intensitas radiasi selama
penelitian, rh meter sebagai pencatat
kelembaban diruang pengering dan udara keluar
evaporator serta anemometer sebagai penghitung
kecepatan udara yang mengalir dalam sistem.
Berikut gambar alat pengering hibrida pompa

kalor dan surya seperti yang ditunjukkan gambar

Gambar 3. Alat Pengering Hibrida Pompa Kalor dan Surya

Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan selama 8 jam mulai
pukul 09.00 s.d. 17.00 . Hal pertama yang
dilakukan sebelum proses penelitian adalah
menempatkan kolektor surya dengan posisi 180
diatas ruangan pengering sambil memasang pipa
saluran udara dari pompa kalor ke kolektor dan
ke ruangan pengering. Setelah itu pompa kalor
dinyalakan dan kolektor surya juga mulai di
sinari oleh cahaya matahari. Biji kakao juga

telah dimasukkan ke ruangan pengering. Untuk


pengambilan data hasil penelitian, peneliti
memasang peralatan eksperimen di tempat yang
aman dan mudah disinari matahari. Semua alat
ukur yang diperlukan seperti Station Data
LoggerHOBOMicro Station, Agilent, Load cell,
Pressure gauge dan rh meter telah dipasang
dengan baik pada titik yang telah ditentukan.
Berikut skema penelitian yang dilakukan seperti
ditunjukkan
gambar
4

Gambar 4. Skema Pengambilan Data Alat Pengering Hibrida Pompa Kalor dan Surya
kecepatan udara yang mengalir yang bekerja di
dalam sistem di catat dan suhu yang direkam
oleh Agilent34972 di peroleh. Data yang telah
diperoleh di analisis dan di dapatlah Coefficient
of Performance yang ditunjukkan pada tabel
dibawah ini

HASIL DAN PEMBAHASAN


Coefficient of Performance
Pompa kalor didapat setelah pengujian
dilakukan selama 8 jam. Setelah itu tekanan dan

No.

v,
(m/s)

0,12

0,15

0,10

Qc,
(kW)

Rata-rata

Wc,
(kW)

COPHP

0316

Kehilangan Panas Kolektor Surya


Dianalisis pada tanggal 13 Mei 2015 pada pukul
12.00 WIB sampai dengan pukul 12.15 WIB.

Berikut adalah grafik temperature permukaan


kaca, temperature dalam ruang kolektor,
temperature permukaan kayu, temperatur
lingkungan dan temperatur permukaan plat.

120
110

plat

100
kaca dalam

TEMPERATUR (OC)

90
80

temp
lingkungan

70

kaca luar

60
50
40

Temp
kolektor

30

polyuretane

20

WAKTU (WIB)

Gambar 5. Grafik waktu vs temperature 13 Mei 2015 pukul 12.00 s/d 12.15

Total kehilangan panas dari kolektor adalah


1829.47102 Watt. Setelah dianalisis dari data
yang didapat
= (11.80914 +
+ 734.2327871) Watt

+ 980.2175896

1829.47102 Watt

Total panas yang diserap kolektor


Perhitungan total panas yang diterima kolektor
didapat dari Intensitas radiasi yang direkam oleh
HOBO dan nilai absorbsifitas dari plat yang
dicat hitam diasumsikan 0,97. Berikut adalah
grafik intensitas udara pada tanggal 13 Mei 2015

800
intensitas radiasi

SOLAR RADIATION (W/M2)

700
600
500
400
300
200
100

9:00
9:15
9:30
9:45
10:00
10:15
10:30
10:45
11:00
11:15
11:30
11:45
12:00
12:15
12:30
12:45
13:00
13:15
13:30
13:45
14:00
14:15
14:30
14:45
15:00
15:15
15:30
15:45
16:00
16:15
16:30
16:45
17:00

WAKTU (WIB)

Gambar 6. Grafik intensitas radiasi tanggal 13 Mei 2015


Total panas yang diserap kolektor adalah
Qin kolektor =
Qin

kolektor

Qin kolektor = 2384.309664 Watt


Setelah dianalisis kinerja pompa kalor dan
kolektor surya maka di analisis proses
pengeringan. Laju ekstrasi air spesifik atau
specific moisture extraction rate (SMER)
didapat dari jumlah berat bahan yang

dikeringkan,biji kakao dengan menggunakan


Load Cell direkam pada tanggal 13 Mei 2015
dari waktu pengeringan 09.00 WIB 17.00
WIB. Dan juga energi yang digunakan untuk
proses pengeringan yang didapat dari pompa
kalor dan kolektor surya
SMER yang didapat adalah 0,172006041
kg/kWh yang laju pengeringannya (d) adalah
0,0239088 kg/jam dan juga diperoleh energi
yang dikonsumsi spesifik atau specific energy
consumption (SEC) pada waktu pengeringan.
SEC yang didapat adalah 5,813749 kWh/kg

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisa data yang
dilakukan dapat disimpulkan: Coefficient of
performance dari pompa kalor yang didapat
paling baik adalah 6,974 yang mana hasil
Coefficient of performance rata-rata adalah
5,7023. Untuk hasil yang didapatkan kolektor,
total kehilangan panas dari kolektor adalah
1829.47102 Watt sedangkan total panas yang
diserap kolektor adalah 2384.309664 Watt. Pada
proses pengeringan SMER yang didapat adalah
0,172006041 kg/kWh dan SEC yang didapat
adalah 5,813749 kWh/kg. Intensitas matahari
sangatlah mempengaruhi kinerja dari kolektor
surya dan juga proses pengeringan yang
berlangsung.

Saran
Untuk keberhasilan penelitian selanjutnya, maka
peneliti menyarankan agar diperhatikan bahan
dari isolator pompa kalor dan kolektor surya.
Posisi komponen pompa kalor juga perlu
diperhatikan. Serta aliran udara yang dihasilkan

dari pompa kalor dan kolektor surya juga harus


di isolasi dan di perbaiki pipa alirannya

DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Himsar.2011. Energi Surya. Medan.
Departemen Teknik Mesin FT USU.
Ambarita, Himsar.2012. Teknik Pendingin Dan
Pengkondisian udara. Medan. Departemen
Teknik Mesin FT USU.
Hermawan, Indra. 2013. Kajian Pengering
Pakaian Sistem Pompa Kalor. Tesis.
Medan : FT USU
Kuang, Y.H dkk. 2002. Experimental Study on
Solar Assisted Heat Pump System for Heat
Supply.
Energy
Conversion
and
Management 44(2003) 1089-1098. China

Moran, M.J. dan Shapiro, H.N. 2006.


Fundamental
of
Engineering
th
Thermodynamics. 5
Edition, John
Wiley & Sons Inc

You might also like