Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Andronikus Nuari Siregar (6512040056)
Tiya Erliana Andriani
(6512040064)
K3-5B
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang
baik
dari
peralatan
pemadam
kebakaran
termasuk
memeliharanya baik dari segi siap pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.
Kebakaran merupakan suatu bencana yang disebabkan oleh api yang tidak
terkendali. Kebakaran dapat menyebabkan kerusakan harta benda dan jatuhnya
korban jiwa. Api kecil hanya membutuhkan waktu 4-10 menit untuk terjadainya
flash over dan tumbuh menjadi api dewasa. Usaha pemadaman kebakaran dapat
dilakukan sebelum api mencapai flash over dan tumbuh menjadi dewasa, karena
apabila api sudah mencapai dewasa kita hanya bisa melakukan pengontrolan saja
agar api tidak menyebar ke tempat lain dan menyebabkan kebakaran yang lebih
besar. Pada gedung uji bahan dan CNC yang sebagian besar berisikan mesin
mesin dan komputer yang digunakan sebagai penunjang praktikum, hal ini
menjadi pertimbangan penting untuk melindungi terhadap kebakaran yang dalam
waktu sekejap dapat menimbulkan kerugian besar berupa korban jiwa, kerugian
materi, dan kerugian lainnya. Tidak tersedianya integrated system pada gedung
tersebut dapat menyebabkan meluasnya kebakaran dengan cepat, dimana
integrated system merupakan suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan
memancarkan CO2 ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidaknya
dapat mencegah meluasnya kebakaran.
Berdasarkan NFPA 12 tahun 2005, Undang undang No. 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per 02/Men/1983, dan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1988, maka penyediaan dan
pemasangan peralatan kebakaran secara terencana terutama yang tepsang secara
mutlak diperlukan, mengingat penyediaan pemadam kebakaran berupa integrated
system masih belum tersedia pada gedung uji bahan dan CNC di Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya. Pada penelitian ini sistem kerja dari integrated
system digambarkan melalui gambaran 2D dan atau 3D dengan bantuan software
Autocad.
Untuk
mengembangkan
ilmu
pengetahuan
mengenai
pemadaman
b.
kebakaran otomatis.
Untuk mengembangkan ilmu khususnya mengenai Integrated system
dengan menggunakan software Autocad.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Integrated System
Integrated System adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem deteksi,
sistem alarm, dan sistem pemadam secara otomatis. Sistem tersebut digabung
atau diintegrasikan menjadi 1 sistem secara utuh. Aplikasi dari sistem
tersebut dibagi menjadi dua metode yakni, Total Floading System dan Local
Protection System.
a. Total floading system adalah sistem yang didesign bekerja serentak
memancarkan media pemadam memalui seluruh nozzle kedalam ruangan
dengan konsentrasi tertentu.
b. Lokal protection system adalah sistem pemadam yang didesign dengan
mengarahkan pancaran pada objek yang dilindungi.
gas
yang
lembam
yang
cocok
untuk
media
Karbondioksida
memadamkan
api
dengan
mengurangi
Gambar 2.3.
Klem Valve
(Sumber :
Ginting, 2010)
Gambar 2.6. Actuator (Safety & Reset Pin, Solenoid Actuator, dll)
(Sumber : Ginting, 2010)
e. Box operasi yang terpasang di tembok beserta pengaman dan lampu yang
menyala sebagai tanda adanya arus listrik atau baterei dan lampu
penyemprotan CO2 yang sedang berlangsung. Di dalamnya terdapat tombol
tekan starter manual dan tombol tekan stop yang berfungsi untuk
menghentikan sistem secara darurat bila ada alarm yang salah dalam 20 detik.
f. Lampu Tanda Bahaya yaitu berupa sensor yang dipasang diatas pintu ruangan
yang diberi pengamanan bila sistem CO2 bekerja lampu akan menyala
sehingga orang orang di luar akan mengetahui dan tidak memasuki ruangan
tersebut.
g. Panel Kontrol CO2 yaitu panel yang menunjukkan adanya perubahan sinyal
yang diberikan detektor api melalui panel kontrol alarm. Memberi tanda
bahaya dengan lampu , sirine atau bell yang kemudian akan mematikan AC
dan ventilasi kemudian menyemprotkan gas CO2 ke ruangan yang terbakar.
Dilengkapi dengan penunjuk zone (lokasi) dengan lampu. Penunjuk
penyemprotan (dengan lampu) tanda adanya arus sumber tenaga (listrik atau
baterei) voltmeter. Switch untuk meriset kembali. Switch untuk merubah
otomatik menjadi normal atau sebaliknya, timer otomatik, starter solenoid,
tanda bahaya penyemprotan, sistem otomatik interlooking untul pintu, AC,
penutup pintu dan lain sebagainya.
Gambar 2.8 Fire Alarm Panel
sumber tenaga akan langsung berganti secara otomatik ke sumber listrik baterei
yang senantiasa siaga penuh karena dilengkapi sistem pengisian (charging)
otomatis, dan bila sumber listrik hidup lagi, maka secara otomatis akan kembali
i.
Gambar 2.9. Pipa Manifold Yang menggunakan Flexible Loop & Pilot Loop
(Sumber : Ginting, 2010)
Volume
Faktor Isi
Faktor
Jumlah CO2
Adanya
(Kg CO2/m2)
Lubang
Ruangan
(m3)
< 3,96
3,97 4,15
14,16 45,28
45,29
1,15
1,07
1,01
0,90
127,35
127,36 1415 0,8
>1415
0,77
Terbuka
(Kg CO2/m2)
5
5
5
5
5
5
Perhitungan
Tidak
Kurang Dari
(Kg)
0
4,5
15,1
45,1
(Sumber : Ginting,
113,5
1135
Loop
2010)
j.
Kran
pemilih
yang bergungsi
untuk membagi
arah aliran isi
media pemadam CO2 apabila sistem pemadaman dipergunakan untuk lebih dari 1
ruangan yang diberi pengamanan. Peralatan ini bekerja secara otomatik maupun
manual.
k. Switch tekanan yang aktif secara otomatis jika tekanan dalam pipa melebihi 1,1
kg/m2 sewaktu gas CO2 dipancarkan dan switch akan menyalakan tanda lampu
bahaya pada ruangan yang terbakar. Alat ini dilengkapi tombol tekan untuk
meriset kembali.
Keadaan Khusus
Penambahan jumlah CO2 harus diadakan untuk mengadakan kompensaasi
terhadap keadaan khusus yang berpengaruh terhadap efisiensi pemadaman.
Contohnya, lubang yang tidak dapat ditutup harus diberikan kompensasi
dengan jumlah CO2 yang diperkirakan akan hilang terbuang selama waktu
1 menit. Untuk saluran ventilasi yang tidak dapat ditutup jumlah CO2
harus ditambahkan untuk isi, ruangan ducting.
Faktor Isi
Faktor pembanjiran adalah dijabarkan sesuai dengan hasil hasil percobaan,
seperti tabel di bawah ini, untuk ruangan, kamar, dan gudang-gudang.
Tabel 2.3. Faktor Pembanjiran CO2 untuk bahaya Khusus
(Sumber : Depnaker, 2000)
Keadaan Khusus
Penambahan jumlah CO2 diperlukan untuk kompensasi terhadap keadaan
khusus yang mungkin mempengaruhi efektifitas pemadaman. Semua
lubang yang tidak tertutup waktu pemadaman harus diberi kompensasi
dengan cara menambah jumlah CO2 sama dengan isi yang mungkin
terbuang keluar. Tambahan CO2 untuk lubang lubang dapat diambil dari
tabel yang ada.
Kapasitas
Ukuran Kepala Pemancar
(Kg/menit)
4 mm 6 3/8
1
1
mm
5,0
17,0
40,0
85,0
155,0
300,0
(Sumber : Depnaker, 2000)
Perancangan Media Pemadam CO2 Fire Integrated System
Melalui langkah-langkah dibawah ini :
Hazard Volume = Volume kosong ruangan Total volume peralatan
Kebutuhan CO2 = Hazard Volume / Floading Factor
Total kebutuhan CO2 (Melalui Tabel Material Convertion Factor)
Jumlah Tabung CO2 = Total kebutuhan CO2 / Kapasitas tabung CO2
Flow rate Karbondioksida (Qf) = Total kebutuhan CO 2 / 1,4 . Discharge
Duration
oleh
kepekaan
diteksi
maka
sensor
bimetal
2.4.2
Heat Detector tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5
sirkulasi
Jarak heat detector dengan dinding pembatas paling jauh 3 meter
pada ruang efektif dan 6 meter pada ruang sirkulasi serta paling
dekat 30 cm.
sistem
pancaran
serentak.
Karena
keadaan
yang
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Metodologi Perancangan
MULAI
RUMUSAN MASALAH
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
Melakukan Pengukuran Bangunan
berdasarkan
Klasifikasi
Kebakaran
Menurut
PERMENAKER
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan dalam Menentukan Jumlah Konsentrasi Media
Pemadam yang Diperlukan untuk Instalasi Integrated Sistem
4.2.1.1 Gedung CNC Lantai 1
4.2.1.1.1 Ruang produksi dengan mesin CNC
a. Hazard Volume = p x l x t
=736 m2 x 5 m
=3680 m3
b. Kebutuhan CO2 =50% (Listrik-listrik dengan bahaya isolasi
c.
3680 m3
0.75 m 3/ KgCO 2
= 4906,67 KgC02
Konsentrasi CO2 = 50%
Convertion factor = 1.6
d. Total kebutuhan CO2 = Kebutuhan CO2 x Convertion
e.
factor
= 4906,67 KgCO2 X 1,6
= 7850,67 KgCO2
Total kebutuhan CO 2
Jumlah tabungCO 2=
Kapasitastabung CO 2
7850,67 KgCO 2
45,5 Kg
f.
g.
30% Consentration
= 7850,67KgCO2 X 0,688
= 5401,26 KgCO2
CO 2 Quantity
5401,26 KgCO 2
Minimal Flow R ate=
2 menit
2 menit
= 2700,63 KgCO2/menit
h.
k
MFR
181,45 Kg
2700,63 KgCO 2/ menit
= 0,067 menit
4.2.1.2 Gedung CNC Lantai 2
4.2.1.2.1 Ruang computer
a. Hazard Volume = p x l x t
=16 m x 5 m x 2 m
=160 m3
b. Kebutuhan CO2 =50% (Listrik-listrik dengan bahaya isolasi
listrik > 90 kg).
Floading factor = 0,75 m3/kgCO2
Hazard Volume
160 m3
Kebutuhan CO 2=
Floading factor
0.75 m 3/ KgCO 2
c.
= 213,33 KgC02
Konsentrasi CO2 = 50%
Convertion factor = 1.6
d. Total kebutuhan CO2 = Kebutuhan CO2 x Convertion
e.
factor
= 213,33 KgCO2 X 1,6
= 341,328 KgCO2
Total kebutuhan CO 2
341,328 KgCO 2
Jumlah tabungCO 2=
Kapasitastabung CO 2
45,5 Kg
= 7,5 tabung CO2
= 8 tabung CO2
f. CO2 Quantity= Total Kebutuhan CO2 x
30% Consentration
= 341,328 KgCO2 X 0,688
= 234,83 KgCO2
CO 2 Quantity
234,83 KgCO 2
Minimal Flow R ate=
2 menit
2 menit
g.
h.
k
Disc h arge Release=
MFR
= 117,415 KgCO2/menit
181,45 Kg
c.
Floading factor
0.75 m 3/ KgCO 2
= 176 KgC02
Konsentrasi CO2 = 50%
Convertion factor = 1.6
d. Total kebutuhan CO2 = Kebutuhan CO2 x Convertion
e.
factor
= 176 KgCO2 X 1,6
= 281,6 KgCO2
Total kebutuhanCO 2
281,6 KgCO 2
Jumlah tabungCO 2=
Ka pasitas tabungCO 2
45,5 Kg
= 6,19 tabung CO2
=7 tabung CO2
f. CO2 Quantity= Total Kebutuhan CO2 x
g.
30% Consentration
= 281,6 KgCO2 X 0,688
= 193,74 KgCO2
CO 2 Quantit y
193,74 KgCO 2
Minimal Flow rate=
2menit
2 menit
h.
k
Disc h arge Release=
MFR
= 96,87 KgCO2/menit
181,45 Kg
c.
d.
Floading factor
0.75 m 3/ KgCO 2
= 357,33 KgC02
Konsentrasi CO2 = 50%
Convertion factor = 1.6
Total kebutuhan CO2 = Kebutuhan CO2 x Convertion
factor
e.
Kapasitastabung CO 2
45,5 Kg
= 12,565 tabung CO2
g.
30% Consentration
= 571,728 KgCO2 X 0,688
= 393,35 KgCO2
CO 2 Quantity
393,35 KgCO 2
Minimal Flow rate=
2 menit
2 menit
h.
k
Disc h arge Release=
MFR
= 196,675 KgCO2/menit
181,45 Kg
c.
= 176 KgC02
Konsentrasi CO2 = 50%
Convertion factor = 1.6
d. Total kebutuhan CO2 = Kebutuhan CO2 x Convertion
factor
e.
Kapasitastabung CO 2
45,5 Kg
= 6.19 tabung CO2
= 7 tabung CO2
f. CO2 Quantity= Total Kebutuhan CO2 x
g.
30% Consentration
= 281,6 KgCO2 X 0,688
= 193.74 KgCO2
CO 2 Quantity
193,74 KgCO 2
Minimal Flow rate=
2 menit
2 menit
h.
k
Disc h arge Release=
MFR
= 96,87 KgCO2/menit
181,45 Kg
c.
Floading factor
0.75 m 3/ KgCO 2
= 277,33 KgC02
Konsentrasi CO2 = 50%
Convertion factor = 1.6
d. Total kebutuhan CO2 = Kebutuhan CO2 x Convertion
e.
factor
= 277,33 KgCO2 X 1,6
= 443,73 KgCO2
Total kebutuhan CO 2
443,73 KgCO 2
Jumlah tabungCO 2=
Kapasitastabung CO 2
45,5 Kg
= 9,75 tabung CO2
= 10 tabung CO2
f. CO2 Quantity= Total Kebutuhan CO2 x
g.
30% Consentration
= 443,73 KgCO2 X 0,688
= 305,29 KgCO2
CO 2 Quantity
305,29 KgCO 2
Minimal Flow rate=
2 menit
2 menit
h.
k
Disc h arge Release=
MFR
= 152,645 KgCO2/menit
181,45 Kg
S
Jarak detector pada arah memanjang = 2
=
4,97 m
2
= 2,485m
S
Jarak detector pada arah melintang = 2
4,97 m
2
= 2,485m
Jumlah detector arah memanjang 1 =
=
Panjang
S
34 m
4,97
= 7 buah
Jumlah detector arah melintang 1 =
=
Lebar
S
10 m
4,97
= 3 buah
= 7 buah
= 3 buah
Panjang
Jumlah detector arah memanjang 2 =
S
=
44 m
4,97
= 9 buah
Lebar
S
9m
4,97
= 2 buah
= 9 buah
= 2 buah
S = 7m x faktor pengali
= 7m x 100 %
=7m
S
Jarak detector pada arah memanjang = 2
=
7m
2
= 3,5 m
S
Jarak detector pada arah melintang = 2
=
7m
2
= 3,5 m
Panjang
=
S
16 m
7
= 3 buah
Lebar
S
=
=
5m
7
= 1 buah
= 3 buah
= 1 buah
S
Jarak detector pada arah memanjang = 2
5,88 m
2
= 2,94 m
S
Jarak detector pada arah melintang = 2
5,88 m
2
= 2,94 m
Jumlah detector arah memanjang 1
Panjang
S
1m
5,88
= 1 buah
Jumlah detector arah melintang
Lebar
S
1m
5,88
= 1 buah
Total detector arah memanjang
Total detector arah melintang
= 1 buah
= 1 buah
Panjang
Jumlah detector arah memanjang 2 =
S
=
8m
5,88
= 2 buah
Lebar
2 =
S
=
4m
5,88
= 1 buah
= 2 buah
= 1 buah
S
Jarak detector pada arah memanjang = 2
=
5,88 m
2
= 2,94 m
S
Jarak detector pada arah melintang = 2
=
5,88 m
2
= 2,94 m
Panjang
Jumlah detector arah memanjang 1 =
S
=
8m
5,88
= 2 buah
1 =
=
Lebar
S
2m
5,88
= 1 buah
Total detector arah memanjang
Total detector arah melintang
= 2 buah
= 1 buah
Panjang
Jumlah detector arah memanjang 2 =
S
=
11 m
5,88
= 2 buah
Lebar
=
S
=
7m
5,88
= 2 buah
= 2 buah
= 2 buah
S
Jarak detector pada arah memanjang = 2
=
5,88 m
2
= 2,94 m
S
Jarak detector pada arah melintang = 2
=
5,88 m
2
= 2,94 m
=
=
Panjang
S
6m
5,88
= 2 buah
Lebar
S
5,5 m
5,88
= 1 buah
Total detector arah memanjang
= 2 buah
= 1 buah
S
Jarak detector pada arah memanjang = 2
7m
2
= 3,5 m
S
Jarak detector pada arah melintang = 2
7m
2
= 3,5 m
Jumlah detector arah memanjang
Panjang
S
10,4 m
7
= 2 buah
Lebar
S
10 m
7
= 2 buah
Total detector arah memanjang
= 2 buah
= 2 buah
893m 2
900 m2
= 0, 99
= I buah
Banyak TPM =
114 m 2
900 m2
= 0, 13
= I buah
Banyak TPM =
1034 m2
900 m2
= 1,148
= 2 buah
Banyak TPM =
457,6 m2
900 m2
= 0, 5
= I buah
3. Alarm
Jenis alarm yang digunakan dalam perancangan ini adalah alarm
audio yang memiliki bunyi sangat keras dan khas sehingga dikenali
sebagai isyarat atau tanda bunyi alarm kebakaran dengan tingkat
kekerasan suara minimal 65 dB. Hal ini diatur dalam SNI 03-39852000 bab 12.2.4.1 poin a.dan b. Rumus untuk mencari banyaknya
alarm dalam suatu ruang tidak ada, namun cukup ditentukan bahwa 1
alarm untuk satu ruang, dan dapat menjangkau seluruh ruang
tersebut. Peletakan alarm adalah pada tempat yang strategis.
4.2.3 Perhitungan Jumlah Nozzle
Gedung CNC dan gedung Uji bahan termasuk hunian
kebakaran sedang III, berdasarkan fungsi dari ruangan yang
sebagian besar adalah peralatan mesin yang mudah terbakar, dan
ketika terbakar, mudah menjalar. Jenis hunian kebakaran sedang
III maka jarak antar sprinkler/nozzle yaitu 3 meter. Menurut
lampiran NFPA 12 2000 Klausul 1-10.4.4 nilai K yaitu 0,98
sedangkan nilai P yaitu 25 kg/m2 berdasarkan DISNAKER Buku
Training Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran. P
dalam satuan Bar adalah 0,00245 bar, maka:
4.2.3.1 Gedung CNC Lantai 1
4.2.3.1.1 Ruang produksi dengan mesin CNC
Jarak antar nozzle = 3 m
Area jangkauan (X) = Daerah kerja max.
= 360 m2
Luas
Jumlah Nozzle =
X
=
736 m 2
360 m 2
=2,04
= 3 buah
Q nozzle = K P
0,00245
= 0,98
= 0,0485 Joule/menit
4.2.3.2 Gedung CNC Lantai 2
4.2.3.2.1 Ruang komputer
Jarak antar nozzle = 3 m
Area jangkauan (X) = Daerah kerja max.
= 360 m2
Luas
Jumlah Nozzle =
X
=
80 m 2
360 m 2
= 0,22
= 1 buah
Q nozzle = K P
0,00245
= 0,98
= 0,0485 Joule/menit
4.2.3.3 Gedung Uji bahan Lantai 1
4.2.3.3.1 Ruang mesin I
Jarak antar nozzle = 3 m
Area jangkauan (X) = Daerah kerja max.
= 360 m2
Luas
Jumlah Nozzle =
X
=
33 m 2
360 m 2
= 0,09
= 1 buah
Q nozzle = K P
= 0,98
0,00245
= 0,0485 Joule/menit
4.2.3.3.2 Ruang Uji Bahan I
Jarak antar nozzle = 3 m
Area jangkauan (X) = Daerah kerja max.
= 360 m2
Luas
Jumlah Nozzle =
X
=
67 m 2
360 m 2
=0,186
= 1 buah
Q nozzle = K P
0,00245
= 0,98
= 0,0485 Joule/menit
4.2.3.3.3 Ruang uji bahan II
Jarak antar nozzle = 3 m
Area jangkauan (X) = Daerah kerja max.
= 360 m2
Luas
Jumlah Nozzle =
X
=
33 m 2
360 m 2
= 0,09
= 1 buah
Q nozzle = K P
0,00245
= 0,98
= 0,0485 Joule/menit
4.2.3.4 Gedung Uji bahan Lantai 2
4.2.3.4.1 Ruang Autocad
Jarak antar nozzle = 3 m
Area jangkauan (X) = Daerah kerja max.
= 360 m2
Luas
Jumlah Nozzle =
X
=
104 m2
360 m2
=0,289
= 1 buah
Q nozzle = K P
= 0,98
0,00245
= 0,0485 Joule/menit
1
1977 kg/m3
= 0,02276 m3/sekon
3
3. Nominal pipa = 4
4.
5.
6.
7.
8.
9.
0,0238 m
1
x 3,14 x
4
0,0238 m
1
x 3,14 x
4
= 0,000445 m2
2. Spesifik Massa
=xg
= 1977 kg/m3 x 9,81 m/s2
= 19,394 Kn/m3
Q
3. Kecepatan Aliran
A
=
4.
5.
6.
= 50,577 m/s
eGalvanized Iron = 0,15
e/D =0,0055
xv x D
Re =
1menit
60 sekon
1977
=
kg
m
x 50,577 x 0,0238 m
m3
s
kg
1,5 x 104
ms
L
D x
v2
2g
= 0,05 x
15,5 m
0,0238m
= 4245,5
m2
s2
L
D x
m
)2
s
m
2 x 9,81
s2
(50,577
x
v2
2g
m
)2
s
m
2 x 9,81
s2
(50,577
= 0,05 x 30 x
= 195,57
m2
s2
10. Head Loss Total = Head Loss Major + Head Loss Minor
m2
m2
= 4245,5 s 2
+ 195,57 s 2
=4441,07
m2
s2
1menit
60 sekon
1
1977 kg/m3
= 0,00099 m3/sekon
3
3. Nominal pipa = 4
4.
5.
6.
7.
8.
9.
0,0238 m
1
x 3,14 x
4
0,0238 m
1
x 3,14 x
4
= 0,000445 m2
2. Spesifik Massa
=xg
= 1977 kg/m3 x 9,81 m/s2
= 19,394 Kn/m3
Q
3. Kecepatan Aliran
A
=
4.
5.
6.
= 2,225 m/s
eGalvanized Iron = 0,15
e/D =0,0055
xv x D
Re =
1977
=
kg
m
x 2,225 x 0,0238 m
m3
s
kg
1,5 x 104
ms
8.
= 0,03 x
= 3,499
9.
L
D x
v2
2g
11 m
0,0238m
m
)2
s
m
2 x 9,81
s2
(2,225
x
m2
s2
L
D x
v2
2g
m
)2
s
m
2 x 9,81
s2
(0,3299
= 0,3 x 30 x
= 0,227
10.
m2
s2
m2
s2
1menit
60 sekon
= 0,00166 m3/sekon
3
12. Nominal pipa = 4
13. Diameter dalam pipa = 23,8 mm
14. Diameter luar pipa = 26,67 mm
15. P = 0,00245 bar
16. Panjang pipa atau L = 11 m
1
1977 kg/m3
0,0238 m
1
x 3,14 x
4
0,0238 m
1
x 3,14 x
4
= 0,000445 m2
12. Spesifik Massa
=xg
= 1977 kg/m3 x 9,81 m/s2
= 19,394 Kn/m3
Q
16.
0,0001468m 3/sekon
0,000445 m2
= 0,3299 m/s
eGalvanized Iron = 0,15
e/D =0,0055
xv x D
Re =
1977
=
kg
m
x 0,3299 x 0,0238 m
m3
s
kg
1,5 x 104
ms
18.
= 0,048 x
L
D x
v2
2g
11 m
0,0238m
m
)2
s
m
2 x 9,81
s2
(0,3299
x
= 0,123
19.
m2
s2
L
D x
v2
2g
m
)2
s
m
2 x 9,81
s2
(0,3299
= 0,48 x 30 x
= 0,007988
20.
m2
s2
Loss Minor
m2
= 0,123 s 2
=0,131
m2
s2
+ 0,007988
m2
s2