Professional Documents
Culture Documents
KEAJ
AIBA
N
VITA
MIN
B12
Disusun Oleh :
MARIA ULFAH
NIM : 4001507009
SUMBER , FUNGSI,
STRUKTUR ,
REAKSI &
DEFISIENSI
VITAMIN B12
PENDAHULUAN
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macammacam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan
fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses tubuh
dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan
sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan
tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara
dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang.
Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik seharihari yang cukup tinggi.
Tubuh manusia memerlukan sejumlah gizi secara tetap, sesuai dengan
standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi.
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam
jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai
penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang
lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor
gizi.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tubuh melakukan
pemeliharaan dengan mengganti jaringan yang sudah rusak, melakukan kegiatan,
dan pertumbuhan sebelum usia dewasa. Agar tubuh dapat menjalankan ketiga
fungsi tersebut diperlukan sejumlah gizi setiap hari, yang didapat melalui
makanan. Diperkirakan 50 macam senyawa dan unsur yang harus diperoleh dari
makanan dengan jumlah tertentu setiap harinya. Bila jumlah yang diperlukan
tidak terpenuhi maka kesehatan yang optimal tidak dapat dicapai.
Prevalensi anemi, kekurangan vitamin dan dalam keadaan gizi kurang,
masih tinggi di Indonesia. Di antara beberapa masalah gizi utama yang terdapat di
Indonesia, maka anemia gizi adalah yang paling umum dijumpai. Prevalensi
anemia gizi pada pekerja di Indonesia terdapat sebanyak 40% dan banyak
dijumpai pada pekerja berat. Prevalensi anemia gizi ini tertinggi di antara negaranegara ASEAN. Prevalensi yang tinggi membawa akibat yang tidak baik terhadap
individu maupun masyarakat, karena menurunkan kualitas manusia dan sosial
ekonomi, serta menghambat pembangunan bangsa. Hal ini erat hubungannya
dengan konsekuensi fungsional anemia gizi tersebut, yaitu menurunkan
produktifitas kerja.
Penelitian yang dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia
menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang
akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan
kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia, dimana
energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan bilamana jumlah makanan
sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari cadangan
tubuh.
Kekurangan zat gizi, pada tahap awal menimbulkan rasa lapar dalam
jangka waktu tertentu berat badan menurun yang disertai dengan kemampuan
(produktivitas) kerja. Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan keadaan
gizi kurang dan gizi buruk. Pada usia dewasa, faktor gizi berperan untuk
lainnya
adalah
strukturnya
sangat
kompleks.
Hal
ini
juga
Riboflavin
Vitamin B2
Asam
Folat,
AsamVitamin B9
Vitamin B12
Asam pantotenat
Vitamin B5
Biotin
Vitamin B8
VITAMIN B12
Struktur Vitamin B12
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks
(cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini
ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya. Perbedaan vitamin B12 dengan
vitamin dan koenzim lainnya adalah strukturnya sangat kompleks. Hal ini juga
menggambarkan banyaknya tahapan biosintesis dengan melibatkan banyak enzim
yang diekspresikan lebih dari tiga puluh gen untuk sintesis lengkap secara de
novo.
VITAMIN B12
Vitamin B12 disintesis secara eksklusif oleh mikroorganisme. Dengan
demikian, vitamin B12 tidak terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman tersebut
terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan pada binatang di dalam hati tempat
vitamin B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin, adenosilkobalamin, dan
hidroksikobalamin.
melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga
berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.
Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat
membantu pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin B12 diperlukan dalam fungsi
normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran pencernaan, sumsum
tulang, dan jaringan saraf.
Fungsi vitamin B12 adalah membantu bekerjanya enzim methionine
synthase dan 5-metilmalonil-CoA mutase. Produksi metilkobalamin memerlukan
vitamin B12 yang ditemukan pada sistem syaraf pusat dan otak. Hal tersebut
merupakan alasan mengapa kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kelainan
darah seperti macrocytos dan anemia pernisiosa serta kerusakan syaraf seperti
alzeimer.
(5-metil-H4
folat)
dipindahkan
ke
vitamin
B12
untuk
atau
defisiensi
vitamin
B12
menyebabkan
anemia
menunjukkan degenerasi otak, saraf mata, saraf tulang belakang dan saraf periper.
Tanda-tandanya adalah mati rasa, kesemutan, kaki terasa panas, kaku, dan rasa
lemah pada kaki. Kekurangan vitamin B12 lebih banyak terjadi pada orang tua
karena
pola
makan
yang
tidak
teratur.
(Anonim,
2008)
SIMPULAN
1. Vitamin adalah nutrien organik yang mempunyai berbagai fungsi yang essensial
dalam proses metabolisme, dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dan harus
disuplai dari makanan.
2. Vitamin yang larut dalam air merupakan kelompok vitamin B kompleks dan
vitamin C yang berfungsi sebagai kofaktor enzim.
3.
Vitamin yang larut dalam air kelebihannya dalam tubuh dikeluarkan melalui
urin, sehingga tidak didapati keadaan yang toksik dalam tubuh.
7. Fungsi vitamin B12 adalah berperan penting pada pembelahan sel, memelihara
lapisan yang mengelilingi dan melindungi sel saraf, berperan dalam aktifitas
dan metabolisme sel-sel tulang, dibutuhkan untuk melepaskan folat sehingga
dapat membantu pembentukan sel darah merah, diperlukan dalam fungsi
normal metabolisme semua sel (terutama sel-sel saluran pencernaan, sumsum
tulang dan jaringan syaraf), membantu kerja enzim metionesintase dan 5metilmalonil-CoA mutase.
8.
jenis anemia itu sendiri. Jenis dari anemia meliputi anemia megaloblastik,
anemia defisiensi zat besi, anemia karena penyakit kronik.
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan abnormalitas
hematopoieisis dengan karakteristik dismaturitas nukleus dan sitoplasma
sel mieloid dan eritroid sebagai akibat gangguan sintesis DNA. Anemia
megaloblastik disebabkan oleh gangguan pembentukan DNA pada
eritroblas sehingga menyebabkan defisiensi asam folat dan vitamin B12.
a. Etiologi
Anemia megaloblastik diakibatkan dari keadaan sintesis asam nukleat
yang tidak normal, seperti kekurangan asam folat dan vitamin B 12. Peran
dari asam folat dan B12 adalah sebagai kofaktor pada konversi deoksiuridin
menjadi deoksitimidin. Vitamin B12 tedapat dalam konsentrasi tinggi
didalam hati hewan. Kekurangan vitamin B12 ini jarang sekali terjadi
kecuali orang-orang yang melakukan vegetarian yang ketat. Sedangkan
asam folat secara luas tersebar pada sayuran yang berdaun hijau.
Defisiensi asam folat pada makanan sering sekali terjadi pada keadaan
malnutrisi.
b. Patogenesis
Vitamin B12 penting dalam pembentukan myelin. Akibat dari sintesis DNA
pada intiberitroblast malnutrisi menjadi lambat sehingga kromatin menjadi
lebih longgar dan selnya menjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan
pembelahan selnya lambat. Sel eritroblas yang ukurannya besar serta
susunan dari kromatin yang longgar disebut sebagai sel megaloblas.
Kelainan ini juga terjadi pada sistem mieloid dan megakariosit sehingga
anemia megaloblastik sering disertai leucopenia dan trombositopenia
ringan.
c. Diagnosis
Gambaran umum dari anemia megaloblastik adalah anemia timbul secara
perlahan dan progresif, kadang-kadang disertai ikterus ringan, dan glositis
dapat
dilakukan
dengan
pemeriksaan
klinis
dan
menjadi
aktif
setelah
kita
Apabila Vitamin B12 masuk ke dalam tubuh maka akan membentuk suatu
kemajemukan dengan faktor instrinsik yang dipisahkan oleh sel-sel parital
(sel-sel besar kalenjar zat dalam perut yang berfungsi menghancurkan
makanan) pada lendir lambung (mucous membrane) dalam perut, sebelum
diserap oleh lambung penerima (bagian bawah) yang merupakan bagian
bawah perut yang kecil dalam bentuk ion kalsium. Secara teori, jika
lambung kita berfungsi normal dan kita harus memakan sejumlah kecil ion
kalsium, maka tubuh kita akan menyerap seluruh Vitamin B 12 yang
terkandung dalam makanan apapun, sehingga tidak akan terjadi
kekurangan Vitamin B12. Dengan demikian, kemungkinannya tidaklah
benar untuk mengatakan bahwa banyaknya kandungan Vitamin B 12 dalam
rumput laut dan beberapa jenis kacang tidak dapat diserap secara langsung
oleh tubuh. Begitu Vitamin B12 diserap maka akan disimpan di dalam hati,
dan dipindahkan oleh faktor intrinsik seperti transkobalamin I dan II
melalui aliran darah apabila tubuh memerlukannya. (Anonim, 2008)
yang dapat mengikat vitamin B12 untuk dapat diabsorbsi dalam usus halus.
Di samping itu, vitamin B12 yang telah diabsorbsi, bolak-balik antara
usus dan hati, diserap dan dipergunakan kembali. Vitamin B12
disimpan dalam hati dalam jumlah yang besar, sehingga defisiensi vitamin
B12 memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan vitamin B
lainnya (Anonim, 2008).
DAFTAR PUSTAKA