You are on page 1of 23

MAKALAH

Mata Kuliah : Kimia Anorganik Lanjut


Dosen : DR. Siti Sundari Miswadi

KEAJ
AIBA
N
VITA
MIN
B12

Disusun Oleh :

MARIA ULFAH
NIM : 4001507009

SUMBER , FUNGSI,
STRUKTUR ,
REAKSI &
DEFISIENSI
VITAMIN B12

PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARJANA UNNES

PENDAHULUAN
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macammacam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan
fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses tubuh
dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan
sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan
tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara
dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang.
Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik seharihari yang cukup tinggi.
Tubuh manusia memerlukan sejumlah gizi secara tetap, sesuai dengan
standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi.
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam
jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai
penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang
lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor
gizi.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tubuh melakukan
pemeliharaan dengan mengganti jaringan yang sudah rusak, melakukan kegiatan,
dan pertumbuhan sebelum usia dewasa. Agar tubuh dapat menjalankan ketiga
fungsi tersebut diperlukan sejumlah gizi setiap hari, yang didapat melalui
makanan. Diperkirakan 50 macam senyawa dan unsur yang harus diperoleh dari

makanan dengan jumlah tertentu setiap harinya. Bila jumlah yang diperlukan
tidak terpenuhi maka kesehatan yang optimal tidak dapat dicapai.
Prevalensi anemi, kekurangan vitamin dan dalam keadaan gizi kurang,
masih tinggi di Indonesia. Di antara beberapa masalah gizi utama yang terdapat di
Indonesia, maka anemia gizi adalah yang paling umum dijumpai. Prevalensi
anemia gizi pada pekerja di Indonesia terdapat sebanyak 40% dan banyak
dijumpai pada pekerja berat. Prevalensi anemia gizi ini tertinggi di antara negaranegara ASEAN. Prevalensi yang tinggi membawa akibat yang tidak baik terhadap
individu maupun masyarakat, karena menurunkan kualitas manusia dan sosial
ekonomi, serta menghambat pembangunan bangsa. Hal ini erat hubungannya
dengan konsekuensi fungsional anemia gizi tersebut, yaitu menurunkan
produktifitas kerja.
Penelitian yang dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia
menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang
akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan
kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia, dimana
energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan bilamana jumlah makanan
sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari cadangan
tubuh.
Kekurangan zat gizi, pada tahap awal menimbulkan rasa lapar dalam
jangka waktu tertentu berat badan menurun yang disertai dengan kemampuan
(produktivitas) kerja. Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan keadaan
gizi kurang dan gizi buruk. Pada usia dewasa, faktor gizi berperan untuk

meningkatkan ketahanan fisik dan produktivitas kerja. Dan selanjutnya disebutkan


bahwa tanpa mengabaikan arti penting dari faktor lain, gizi merupakan faktor
kualitas SDM yang pokok, karena unsur gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi
derajat kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga menentukan kualitas daya pikir
atau kecerdasan intelektual yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Dengan
status gizi yang rendah akan sulit untuk hidup secara sehat, aktif, dan produktif
yang secara berkelanjutan.
Manusia untuk kehidupannya membutuhkan vitamin yang didapat dari
bahan pangan, hal ini demi berlangsungnya proses-proses dalam tubuhnya, seperti
berlangsungnya proses peredaran/sirkulasi darah, denyut jantung, pernapasan,
pencernaan, proses-proses fisiologis lainnya, selanjutnya untuk melakukan
berbagai kegiatan. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan
metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal.
Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan
pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang
juga kecil. Lebih jauh disebutkan bahwa keadaan kurang gizi menghasilkan
kenaikan emosional daripada terhadap fungsi kognitif.
Kekurangan dan kelebihan zat gizi yang diterima tubuh seseorang akan
sama mempunyai dampak yang negatif, peningkatan status gizi sesuai atau
seimbang dengan yang diperlukan tubuh jelas merupakan unsur penting yang
berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup manusia, sehat, kreatif dan
produktif (Ari Agung, I.G, 2002).

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil


untuk berbagai fungsi biokimiawi ,umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga
harus didapat dari makanan.Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin
A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air.
Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat larut
dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air
dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin.Vitamin yang larut dalam air ,seluruhnya
diberi simbol anggota B kompleks ( kecuali vitamin C ) dan vitamin larut dalam
lemak yang baru ditemukan diberi simbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K ).
Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam
tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
Vitamin B12 merupakan kebutuhan pokok manusia dalam jumlah yang
sangat kecil yaitu 2 mikro-gram per hari. Fungsi vitamin B 12 adalah membantu
bekerjanya enzim methionine synthase dan 5-metilmalonil-CoA mutase. Produksi
metilkobalamin memerlukan vitamin B12 yang ditemukan pada sistem syaraf pusat
dan otak. Hal tersebut merupakan alasan mengapa kekurangan vitamin B12 dapat
menyebabkan kelainan darah seperti macrocytos dan anemia pernisiosa serta
kerusakan syaraf seperti alzeimer. Perbedaan vitamin B12 dengan vitamin dan
koenzim

lainnya

adalah

strukturnya

sangat

kompleks.

Hal

ini

juga

menggambarkan banyaknya tahapan biosintesis dengan melibatkan banyak enzim


yang diekspresikan lebih dari tiga puluh gen untuk sintesis lengkap secara de
novo.

Keunikan lainnya, vitamin B12 tidak dapat diproduksi oleh organisma


eukariotik dan hanya diproduksi oleh beberapa mikroorganisma prokariotik,
diantaranya E. coli dan Ps. Denitrificans, Ps. denitrificans merupakan bakteri
gram negatif yang bersifat obligat aerob dan senyawa-senyawa intermedietnya
antara urogen III dan asam kobirinat menjadi sangat sensitif terhadap oksigen.
Bakteri aerob pensintesis kobalamin mengembangkan sistem penting yang
menjaga senyawa intermediet sensitif oksigen. Intermediet-intermediat tersebut
dapat dialirkan dari urogen III ke asam kobirinat tanpa dikeluarkan kedalam
sitoplasma sehingga kontak dengan oksigen dapat dicegah.
Warna merah vitamin B12 merupakan salah satu pigmen alami dalam
kehidupan seperti warna hijau pada klorofil. Semua pigmen alami diturunkan
secara biosintesis dari urophorpirinogen III yang terdiri dari delapan molekul
asam 5-aminolevulinat (ALA), yang berpasangan dua-dua untuk menghasilkan
empat molekul porfobilinogen (PBG) (Erliandri, I., dan Herianto, G).

TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disusun tujuan penulisan makalah adalah
Mendapat gambaran tentang sumber, fungsi, struktur, reaksi dan defisiensi
vitamin B12.

VITAMIN-VITAMIN YANG LARUT DALAM AIR


Group ini terdiri dari vitamin B dan vitamin C. Kedua vitamin ini diberi
nama berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut

ditemukan. Selanjutnya diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B


ternyata mengandung lebih dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2
dst. Kedelapan vitamin B berperan penting dalam membantu enzim untuk
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam pembuatan DNA dan selsel baru.
Nama standar
Thiamin

Nama lain yang umum


digunakan
Vitamin B1

Riboflavin

Vitamin B2

Niacin, Asam nikotinat, Nicotinamida,Vitamin B3


Niasinamida
Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin
Vitamin B6
Folat , Folasin,
Pteroilglutamat
Kobalamin

Asam

Folat,

AsamVitamin B9
Vitamin B12

Asam pantotenat

Vitamin B5

Biotin

Vitamin B8

Diantara vitamin-vitamin yang larut dalam air ,dikenali keadaan defisiensi


berikut ini :

Beri-beri (defisiensi vitamin B1 ).

Keilosis, glositis,sebore, dan fotofobia (defisiensi vitamin B2)

Pellagra (defisiensi vitamin B3).

Neuritis perifer (defisiensi vitamin B6).

Anemia megaloblastik, asiduria metilmalonat dan anemia pernisiosa


(defisiensi vitamin B12).

Anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B9).

Penyakit skorbut / skurvi (defisiensi vitamin C).

Defisiensi vitamin dihindari dengan mengkomsumsi berbagai jenis


makanan dalam jumlah yang memadai. Vitamin yang larut di dalam air kelompok
dari vitamin B kompleks merupakan kofaktor dalam berbagai reaksi enzimatik
yang terdapat di dalam tubuh kita.
Karena kelarutannya dalam air , kelebihan vitamin ini akan diekskresikan
ke dalam urin dan dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang
toksik. Penyimpanan vitamin B kompleks bersifat terbatas (kecuali vitamin B 12)
sebagai akibatnya vitamin B kompleks harus dikomsumsi secara teratur
(Rusdiana, 2004).

VITAMIN B12
Struktur Vitamin B12
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks
(cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini
ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya. Perbedaan vitamin B12 dengan
vitamin dan koenzim lainnya adalah strukturnya sangat kompleks. Hal ini juga
menggambarkan banyaknya tahapan biosintesis dengan melibatkan banyak enzim
yang diekspresikan lebih dari tiga puluh gen untuk sintesis lengkap secara de
novo.

VITAMIN B12
Vitamin B12 disintesis secara eksklusif oleh mikroorganisme. Dengan
demikian, vitamin B12 tidak terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman tersebut
terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan pada binatang di dalam hati tempat
vitamin B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin, adenosilkobalamin, dan
hidroksikobalamin.

Kebutuhan Vitamin B12


Vitamin B12 merupakan kebutuhan pokok manusia dalam jumlah yang
sangat kecil yaitu 2 mikro-gram per hari.

Sumber Vitamin B12


Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk
hewani. Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri
sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju
dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu
harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan
dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah
ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12.
Semua vitamin B12 alami diperoleh sebagai hasil sintesis bakteri, fungi
atau ganggang. Sumber utama didapatkan dari makanan protein hewani yang
memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, hati, ginjal, disusul oleh
susu, telur, ikan, keju, dan daging. Terdapat pada daging, susu, dan ikan, tidak
pada produk tumbuhan atau yeast. Vitamin B12 ada dalam sayuran apabila terjadi
pembusukan atau pada sintesis bakteri. Dalam sayuran terutama sebagai 5deoksiadenosil dan hidroksikobalamin, sedikit sebagai metilkobalamin dan sedikit
sekali sebagai sianokobalamin. Kemudian ditemukan juga salah satu jalur
biosintetis dari vitamin B12 ini pada jalur oksigen dependen pada organisme yang
dikenal dengan Ps. Denitrificans.

Fungsi / Peran Vitamin B12


Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan

melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga
berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.
Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat
membantu pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin B12 diperlukan dalam fungsi
normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran pencernaan, sumsum
tulang, dan jaringan saraf.
Fungsi vitamin B12 adalah membantu bekerjanya enzim methionine
synthase dan 5-metilmalonil-CoA mutase. Produksi metilkobalamin memerlukan
vitamin B12 yang ditemukan pada sistem syaraf pusat dan otak. Hal tersebut
merupakan alasan mengapa kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kelainan
darah seperti macrocytos dan anemia pernisiosa serta kerusakan syaraf seperti
alzeimer.

Reaksi pada Vitamin B12


Reaksi metionin sintetase melibatkan asam folat. Gugus metil 5-metil
tetrahidrofolat

(5-metil-H4

folat)

dipindahkan

ke

vitamin

B12

untuk

metilkobalamin yang kemudian memberikan gugus metil ke hemosistein. Produk


akhir adalah metionin, vitamin B12, H4 folat yang dibutuhkan utnuk pembentukan
poliglutamilfolat dan 5,10 -metil-H4 folat yang merupakan faktor timidilat
sintetase dan akhirnya untuk sintesis DNA. Terjadinya anemia megaloblastik pada
kekurangan vitamin B12 dan folat terletak pada peranan vitamin B12 dalam reaksi
yang dipengaruhi oleh metionin sintetase ini.

Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan perantaraan tempat-tempat


reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan vitamin B12, suatu glikoprotein
yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik yang disekresi sel-sel parietal pada
mukosa lambung.. Setelah diserap vitamin B12 terikat dengan protein plasma,
transkobalamin II untuk pengangkutan ke dalam jaringan. Vitamin B 12 disimpan
dalam hati terikat dengan transkobalamin I. Koenzim vitamin B 12 yang aktif
adalah metilkobalamin dan deoksiadenosilkobalamin. Metilkobalamin merupakan
koenzim dalam konversi hemosistein menjadi metionin dan juga konversi
metiltetrahidrofolat menjadi tetrafidrofolat. Deoksiadenosilkobalamin adalah
koenzim untuk konversi metilmalonil Co-A menjadi suksinil Co-A. (Douglas B.E,
McDaniel D.H, and Alexander J.J, 1983)

Gejala Kekurangan / Defisiensi Vitamin B12


Kekurangan

atau

defisiensi

vitamin

B12

menyebabkan

anemia

megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan mengganggu reaksi metionin


sintase . Anemia megaloblastik terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang
mempengaruhi pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru . Keadaan ini
disebabkan oleh gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi akibat
defisiensi tetrahidrofolat. Homosistinuria dan metilmalonat asiduria juga terjadi.
Kelainan neurologik yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B 12 dapat
terjadi sekunder akibat defisiensi relatif metionin.

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia),


yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak
dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah.
Gejala kekurangan / defisiensi vitamin B12 lainnya adalah sel-sel darah
merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang
lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan
pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat
menyebabkan hipersensitif pada kulit.
Defisiensi vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan,
akan tetapi sebagian besar sebagai akibat penyakit saluran pencernaan atau pada
gangguan absorpsi dan transportasi. Karena vitamin B 12 dibutuhkan untuk
mengubah folat menjadi bentuk aktifnya, salah satu gejala kekurangan vitamin B12
adalah anemia karena kekurangan folat. Anemia pernisiosa terjadi pada atrofi
lambung yang menyebabkan berkurangnya sekresi faktor intrinsik. Separuh dari
kejadian ini bersifat keturunan dan selebihnya karena proses menua (setelah 40
tahun) dengan meningkatnya proses atrofi jaringan tubuh.
Kekurangan vitamin B12 menimbulkan dua jenis sindroma. Gangguan
sintesis DNA (penghambatan pada sintesis purin dan pirimidin) menyebabkan
gangguan perkembangan sel-sel, terutama sel-sel yang cepat membelah. Sel-sel
membesar (megaloblastosis), terutama prekursor eritrosit dalam sum-sum tulang,
dan sel-sel penyerap pada permukaan usus. Megaloblastosis menyebabkan anemia
megaloblastik, glositis, serta gangguan saluran pencernaan berupa gangguan
absorpsi dan rasa lemah. Sindroma kedua berupa gangguan saraf yang

menunjukkan degenerasi otak, saraf mata, saraf tulang belakang dan saraf periper.
Tanda-tandanya adalah mati rasa, kesemutan, kaki terasa panas, kaku, dan rasa
lemah pada kaki. Kekurangan vitamin B12 lebih banyak terjadi pada orang tua
karena

pola

makan

yang

tidak

teratur.

(Anonim,

2008)

Keracunan Vitamin B12


Tidak ada gejala keracunan yang berhubungan dengan vitamin B12.

SIMPULAN
1. Vitamin adalah nutrien organik yang mempunyai berbagai fungsi yang essensial
dalam proses metabolisme, dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dan harus
disuplai dari makanan.
2. Vitamin yang larut dalam air merupakan kelompok vitamin B kompleks dan
vitamin C yang berfungsi sebagai kofaktor enzim.
3.

Vitamin yang larut dalam air kelebihannya dalam tubuh dikeluarkan melalui
urin, sehingga tidak didapati keadaan yang toksik dalam tubuh.

4. Struktur Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks


(cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini
ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya.
5. Vitamin B12 merupakan kebutuhan pokok manusia dalam jumlah yang sangat
kecil yaitu 2 mikro-gram per hari.
6. Sumber vitamin B12 terdapat pada produk hewani, susu, keju, telur, susu
kedelai, ragi dan ikan.

7. Fungsi vitamin B12 adalah berperan penting pada pembelahan sel, memelihara
lapisan yang mengelilingi dan melindungi sel saraf, berperan dalam aktifitas
dan metabolisme sel-sel tulang, dibutuhkan untuk melepaskan folat sehingga
dapat membantu pembentukan sel darah merah, diperlukan dalam fungsi
normal metabolisme semua sel (terutama sel-sel saluran pencernaan, sumsum
tulang dan jaringan syaraf), membantu kerja enzim metionesintase dan 5metilmalonil-CoA mutase.
8.

Defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia, hipersensitif kulit, sel-sel darah


merah menjadi belum matang, mendorong kelumpuhan, gangguan sintesis
DNA (penghambatan sintesis purin dan pirimidin), gangguan perkembangan
sel, gangguan saluran pencernaan dan gangguan sistem syaraf.

HASIL DISKUSI KELAS


1. Jelaskan secara lengkap tentang anemia megaloblastik ?
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah
merah mengandung hemoglobin, yang mengangkut oksigen dari paru-paru
dan mengantar keseluruh tubuh. Diagnosis suatu anemia tergantung pada

jenis anemia itu sendiri. Jenis dari anemia meliputi anemia megaloblastik,
anemia defisiensi zat besi, anemia karena penyakit kronik.
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan abnormalitas
hematopoieisis dengan karakteristik dismaturitas nukleus dan sitoplasma
sel mieloid dan eritroid sebagai akibat gangguan sintesis DNA. Anemia
megaloblastik disebabkan oleh gangguan pembentukan DNA pada
eritroblas sehingga menyebabkan defisiensi asam folat dan vitamin B12.
a. Etiologi
Anemia megaloblastik diakibatkan dari keadaan sintesis asam nukleat
yang tidak normal, seperti kekurangan asam folat dan vitamin B 12. Peran
dari asam folat dan B12 adalah sebagai kofaktor pada konversi deoksiuridin
menjadi deoksitimidin. Vitamin B12 tedapat dalam konsentrasi tinggi
didalam hati hewan. Kekurangan vitamin B12 ini jarang sekali terjadi
kecuali orang-orang yang melakukan vegetarian yang ketat. Sedangkan
asam folat secara luas tersebar pada sayuran yang berdaun hijau.
Defisiensi asam folat pada makanan sering sekali terjadi pada keadaan
malnutrisi.

b. Patogenesis
Vitamin B12 penting dalam pembentukan myelin. Akibat dari sintesis DNA
pada intiberitroblast malnutrisi menjadi lambat sehingga kromatin menjadi
lebih longgar dan selnya menjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan
pembelahan selnya lambat. Sel eritroblas yang ukurannya besar serta
susunan dari kromatin yang longgar disebut sebagai sel megaloblas.
Kelainan ini juga terjadi pada sistem mieloid dan megakariosit sehingga
anemia megaloblastik sering disertai leucopenia dan trombositopenia
ringan.
c. Diagnosis
Gambaran umum dari anemia megaloblastik adalah anemia timbul secara
perlahan dan progresif, kadang-kadang disertai ikterus ringan, dan glositis

dengan lidah berwarna merah. Pada defesiensi vitamin B 12 dijumpai gejala


neuropati sedangkan asam folat tidak. Pemeriksaan anemia megaloblastik
dapat dilakukan dengan pemeriksaan sumsum tulang, penentuan
penyebabnya

dapat

dilakukan

dengan

pemeriksaan

klinis

dan

laboratorium. Defisiensi folat identik dengan defisiensi vitamin B12, jadi


dengan pemberian asam folat maka akan menutupi anemia defisiensi
vitamin B12, begitu juga sebaliknya. Tapi dengan pemberian folat tidak bisa
memperbaiki efek neurologik jadi hal pertama yang harus dilakukan
adalah dengan menyingkirkan kekurangan vitamin B12 sebelum mengobati
anemia megaloblastik dengan folat.
d. Pengobatan
Terapi utamanya adalah terapi ganti dengan asam folat atau vitamin B 12,
tetapi harus juga dengan terapi perbaikan gizi, yaitu:
1. Untuk defisiensi vitamin B12 dengan pemberian hydroxycobalamin
secara intramuskuler 200 mg/hari atau 1000 mg/minggu selama 7minggu.
Dosis pemeliharaan 200 mg tiap bulan atau 1000 mg tiap 3 bulan.
2. Untuk defisiensi asam folat cukup dengan pemberian asam folat 5
mg/hari selam 4 bulan. Respon untuk pemberian terapi adalah dengan
naiknya retikulosit mulai hari 2-3 dengan puncaknya hari 7-8.
Hemoglobinnya harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu, sedangkan neuropati
biasanya membaik tapi kerusakan pada medulla spinalis biasanya
ireversibel.
e. Pencegahan
Pencegahan defisiensi asam folat, dengan memakan makanan yang
mengandung banyak asam folat. Sedangkan untuk ibu hamil dianjurkan
untuk mengkonsumsi tablet asam folat. Untuk defisiensi vitamin B 12
dengan pola makan yang seimbang. (Agustriana, 2007)

2. Hubungan asam folat dan Vitamin B12?


Asam folat dan vitamin B12 adalah sebagai kofaktor pada konversi
deoksiuridin menjadi deoksitimidin.

3. Bagaimana vitamin B12


mengonsumsi makanan?

menjadi

aktif

setelah

kita

Apabila Vitamin B12 masuk ke dalam tubuh maka akan membentuk suatu
kemajemukan dengan faktor instrinsik yang dipisahkan oleh sel-sel parital
(sel-sel besar kalenjar zat dalam perut yang berfungsi menghancurkan
makanan) pada lendir lambung (mucous membrane) dalam perut, sebelum
diserap oleh lambung penerima (bagian bawah) yang merupakan bagian
bawah perut yang kecil dalam bentuk ion kalsium. Secara teori, jika
lambung kita berfungsi normal dan kita harus memakan sejumlah kecil ion
kalsium, maka tubuh kita akan menyerap seluruh Vitamin B 12 yang
terkandung dalam makanan apapun, sehingga tidak akan terjadi
kekurangan Vitamin B12. Dengan demikian, kemungkinannya tidaklah
benar untuk mengatakan bahwa banyaknya kandungan Vitamin B 12 dalam
rumput laut dan beberapa jenis kacang tidak dapat diserap secara langsung
oleh tubuh. Begitu Vitamin B12 diserap maka akan disimpan di dalam hati,
dan dipindahkan oleh faktor intrinsik seperti transkobalamin I dan II
melalui aliran darah apabila tubuh memerlukannya. (Anonim, 2008)

ABSORPSI VITAMIN B12

4. Bagaimana penyimpanan vitamin B12 pada hati manusia?


Hati adalah organ terbesar dalam tubuh manusia, terletak di sebelah atas
dalam rongga abdomen, disebelah kanan bawah diafragma. Berwarna
merah kecoklatan, lunak dan mengandung banyak vaskularisasi. Hati
terdiri dari lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil. Substansi
hati dibentuk dari bagian-bagian yang disebut lobulus, yang dipisahkan
oleh jaringan penghubung. Lobulus terbuat dari kolom-kolom sel yang
dikelilingi kanal-kanal kecil yang disebut kanaliculi, yakni tempat empedu
dibuang oleh sel-sel hati. Kanal-kanal ini bergabung untuk membuat
saluran yang lebih besar, yang kemudian menjadi saluran hepatik. Pada
primata dan karnivora, saluran pankreas biasanya menempel pada saluran
empedu sebelum memasuki usus.
Absorbsi vitamin B12 lebih sulit dibanding vitamin B lainnya. Sel-sel
dalam perut dapat menghasilkan suatu faktor yang disebut faktor intrinsik

yang dapat mengikat vitamin B12 untuk dapat diabsorbsi dalam usus halus.
Di samping itu, vitamin B12 yang telah diabsorbsi, bolak-balik antara
usus dan hati, diserap dan dipergunakan kembali. Vitamin B12
disimpan dalam hati dalam jumlah yang besar, sehingga defisiensi vitamin
B12 memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan vitamin B
lainnya (Anonim, 2008).

5. Jelaskan tentang kerusakan vitamin B12 ?


Vitamin B12 dapat bertahan dalam suhu dan panas yang tinggi, tetapi dapat
ditembus oleh asam, alkalis, kelembaban, kopi, tembakau, alkohol,
estrogen, dan obat tidur. Jika dikonsumsi bersama dengan Vitamin B12,
maka akan menetralisir efeknya atau merintangi penyerapan tubuh.
Mengkonsumsi alkohol juga mencegah penyerapan Vitamin B12 (Anonim,
2008).

DAFTAR PUSTAKA

Agustriana. 2007. Anemia. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas


Islam Indonesia Yogyakarta
Ari Agung. 2002. Pengaruh Perbaikan Gizi Kesehatan Terhadap
Produktivitas Kerja. Surabaya : Patria UNTAG Surabaya
Anonim. 2008. Vitamin Yang Larut Dalam Air. www.mft.wur.nl. Diakses :
18 Oktober 2008.
Anonim. 2008. Keajaiban Vitamin B12. www.godsdirectcontact.us.com.
Kelompok Berita Taipei Formosa. Diakses : 3 November 2008
Douglas B.E, McDaniel D.H, and Alexander J.J. 1983. Concepts and
Models of Inorganic Chemistry. Second edition. Canada : John Wiley and
Sons.Inc Canada
Erliandri, I., dan Herianto, G. 2007. Produksi Vitamin B12 dengan Galur
Ps. Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain). Jurnal Saint dan Teknologi
BPPT. www.iptek.net.id. Diakses : 18 Oktober 2008.
Rusdiana. 2004. Vitamin. Sumatera Utara : Program Studi Biokimia
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

You might also like