Professional Documents
Culture Documents
A. DEFINISI
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa defisit
neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non
traumatik. Bila gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara, beberapa detik hingga
beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut sebagai serangan
iskemia otak sepintas (transient ischamia attack=TIA).
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di
Indonesia. Serangan otak ini merupakan kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara
cepat, tepat, dan cermat.
Stroke secara umum merupakan defisit neurologis yang mempunyai serangan mendadak dan
berlangsung 24 jam sebagai akibat dari terganggunya pembuluh darah otak. (Hudak dan Gallo,
1997)
Stroke digunakan untuk menamakan sindrome hemiparese atau hemiparalisis akibat lesi
vascular, yang secara tiba tiba daerah otak tidak menerima darah karena arteri yang
memperdarahi daerah tersebut tersumbat, putus atau pecah.
B. ETIOLOGI
1. Infarkotak(80%)
a.Emboli
1) Emboli kardiogenik
a. Fibrilasi atrium atau aritmia lain
b. Trombus mural ventrikek kiri
c. Penyakit katup mitral atau aorta
d. Endokarditis
2) Emboli paradoksal (foramen ovale paten)
3) Emboli arkus aorta
b. Aterotrombotik(penyakit pembuluh darah sedang-besar)
1) Penyakit ekstrakarnial
a. Arteri karotis interna
b. Arteri vertebralis
2) Penyakit intrakarnial
a. Arteri karotis interna
b. Arteri serebri media
c. Arteri basilaris
Sebagaimana diketahui, orang yang mendapat serangan STROKE, seluruh darah di tubuh akan
mengalir sangat kencang menuju pembuluh darah di otak. Apabila kegiatan pertolongan
diberikan terlambatsedikit saja, maka pembuluh darah pada otak tidak akan kuat menahan aliran
darah yang mengalir dengan deras dan akan segera pecah sedikit demi sedikit.
Dalam menghadapi keadaan demikian jangan sampai panik tetapi harus tenang. Sipenderita
harus tetap berada ditempat semula dimana ia terjatuh (mis: dikamar mandi, kamar tidur, atau
dimana saja). JANGAN DIPINDAHKAN !!! sebab dengan memindahkan si penderita dari
tempat semula akan mempercepat perpecahan pembuluh darah halus di otak.
Penderita harus dibantu mengambil posisi duduk yang baik agar tidak terjatuh lagi, dan pada saat
itu pengeluaran darah dapat dilakukan. Yang terbaik ialah menggunakan JARUM SUNTIK,
namun apabila tidak ada, maka JARUM JAHIT / JARUM PENTUL / PENITI dapat dipakai
dengan terlebih dahulu disterilkan dulu dengan cara dibakar diatas api. Segera setelah jarum
steril, lakukan PENUSUKAN pada 10 UJUNG JARI TANGAN. Titik penusukan kira-kira 1cm
dari ujung kuku. Setiap jari cukup ditusuk 1 kali saja dengan harapan setiap jari mengeluarkan 1
tetes darah. Pengeluaran darah juga dapat dibantu dengan cara dipencet apabila darah ternyata
tidak keluar dari ujung jari. Dalam jangka waktu kira-kira 10 menit, si penderita akan segera
sadar kembali.
Bila mulut sipenderita tampak mencong / tidak normal, maka KEDUA DAUN TELINGA
sipenderita HARUS DITARIK-TARIK sampai berwarna
Kemerah-merahan. Setelah itu lakukanlah 2 KALI PENUSUKAN pada masing-masing UJUNG
BAWAH DAUN TELINGA sehingga darah keluar sebanyak 2 tetes dari setiap ujung daun
telinga. Dengan demikian dalam beberapa menit bentuk mulut sipenderita akan kembali normal.
Setelah keadaan sipenderita pulih dan tidak ada kelainan yang berarti, maka bawalah sipenderita
dengan hati-hati ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NOC: perfusi
3. Resiko infeksi b.d penurunan pertahan primer NOC : Risk Control Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien tidak mengalami infeksi
KH:
o Klien bebas dari tanda-tanda infeksi
o Klien mampu menjelaskan tanda&gejala infeksi NIC : Cegah infeksi
1. Mengobservasi & melaporkan tanda & gejala infeksi, seperti kemerahan, hangat, rabas dan
peningkatan suhu badan
2. mengkaji suhu klien netropeni setiap 4 jam, melaporkan jika temperature lebih dari 380C
3. Menggunakan thermometer elektronik atau merkuri untuk mengkaji suhu
4. Catat dan laporkan nilai laboratorium
5. Kaji warna kulit, kelembaban kulit, tekstur dan turgor lakukan dokumentasi yang tepat pada
setiap perubahan
6. Dukung untuk konsumsi diet seimbang, penekanan pada protein untuk pembentukan system
imun
1. Onset infeksi dengan system imun diaktivasi & tanda infeksi muncul
2. Klien dengan netropeni tidak memproduksi cukup respon inflamasi karena itu panas
biasanya tanda & sering merupakan satu-satunya tanda
3. Nilai suhu memiliki konsekuensi yang penting terhadap pengobatan yang tepat
4. Nilai lab berkorelasi dgn riwayat klien & pemeriksaan fisik utk memberikan pandangan
menyeluruh
5. Dapat mencegah kerusakan kulit, kulit yang utuh merupakan pertahanan pertama terhadap
mikroorganisme
6. Fungsi imun dipengaruhi oleh intake protein
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik NOC : Self Care Assistance( mandi,
berpakaian, makan, toileting.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam Klien dapat memenuhi kebutuhan
perawatan diri
KH:
-Klien terbebas dari bau, dapat makan sendiri, dan berpakaian sendiri
NIC : Self Care
1. Observasi kemampuan klien untuk mandi, berpakaian dan makan.
2. Bantu klien dalam posisi duduk, yakinkan kepala dan bahu tegak selama makan dan 1 jam
setelah makan
3. Hindari kelelahan sebelum makan, mandi dan berpakaian
4. Dorong klien untuk tetap makan sedikit tapi sering
1. Dengan menggunakan intervensi langsung dapat menentukan intervensi yang tepat untuk
klien
2. Posisi duduk membantu proses menelan dan mencegah aspirasi
3. Konservasi energi meningkatkan toleransi aktivitas dan peningkatan kemampuan perawatan
diri
4. Untuk meningkatkan nafsu makan
5. Resiko kerusakan intagritas kulit b.d faktor mekanik NOC: mempertahankan integritas
kulit
Setelah dilakukan perawatan 5 x 24 jam integritas kulit tetap adekuat dengan indikator :
Tidak terjadi kerusakan kulit ditandai dengan tidak adanya kemerahan, luka dekubitus NIC:
Berikan manajemen tekanan
1. Lakukan penggantian alat tenun setiap hari dan tempatkan kasur yang sesuai
2. Monitor kulit adanya area kemerahan/pecah2
3. monitor area yang tertekan
4. berikan masage pada punggung/daerah yang tertekan serta berikan pelembab pad area yang
pecah2
5. monitor status nutrisi
1. Meningkatkan kenyamanan dan mengurangi resiko gatal-gatal
lajutan kerusakan integritas kulit2. Menandakan gejala awal
3. Area yang tertekan biasanya sirkulasinya kurang optimal shg menjadi pencetus lecet
4. Memperlancar sirkulasi
5. Status nutrisi baik dapat membantu mencegah keruakan integritas kulit.
6 Kurang pengetahuan b.d kurang mengakses informasi kesehatan NOC : Pengetahuan klien
meningkat
KH:
-Klien dan keluarga memahami tentang penyakit Stroke, perawatan dan pengobatan NIC :
Pendidikan kesehatan
1. Mengkaji kesiapan dan kemampuan klien untuk belajar
2. Mengkaji pengetahuan dan ketrampilan klien sebelumnya tentang penyakit dan pengaruhnya
terhadap keinginan belajar
3. Berikan materi yang paling penting pada klien
4. Mengidentifikasi sumber dukungan utama dan perhatikan kemampuan klien untuk belajar
dan mendukung perubahan perilaku yang diperlukan
5. Mengkaji keinginan keluarga untuk mendukung perubahan perilaku klien
6. Evaluasi hasi pembelajarn klie lewat demonstrasi dan menyebutkan kembali materi yang
diajarkan
Proses belajar tergantung pada situasi tertentu, interaksi social, nilai budaya dan lingkungan
Informasi baru diserap meallui asumsi dan fakta sebelumnya dan bias mempengaruhi proses
transformasi
Informasi akan lebih mengena apabila dijelaskan dari konsep yang sederhana ke yang komplek
Dukungan keluarga diperlukan untuk mendukung perubahan perilaku