You are on page 1of 24

GEMPA VULKANIK

oleh :
YOHANES GATOT SIS UTOMO
37 / XII IS 2
Gempa Vulkanik( Gunung Api ) ;
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang
juga akan menimbulkan terjadinya
gempabumi.
Secara umum gempa bumi dapat dibedakan
dalam empat jenis: gempa tektonik, gempa
vulkanik, gempa runtuhan dan gempa
akibat ledakan nuklir. Jenis-jenis gempa
bumi tersebut masing-masing memiliki
perbedaan disebabkan oleh faktor
penyebabnya.
Sementara gempa vulkanik disebabkan oleh
aktivitas gunung api. Gempa vulkanik
biasanya memiliki kekuatan yang tidak terlalu
besar hanya dalam bentuk
getaran-getaran yang dirasakan dalam skala
sangat lokal di kawasan badan
gunung. Terkadang gempa vulkanik ini, karena
kecilnya energi yang dipancarkan,
hanya terpantau oleh seismograf dalam catatan
seismogram.
Gejala awal
Dalam ilmu vulkanologi, secara umum gejala awal
terjadi letusan gunung berapi
yang paling pokok adalah adanya getaran mekanik yang
tercatat sebagai getaran
tremors akibat naiknya magma ke permukaan.
Gejala lain adalah adanya deformasi pada tubuh
gunung api berupa penggembungan
tubuh gunung api, termasuk adanya perubahan
kelerengan yang dapat dipantau
dengan instrumen khusus. Secara fisis juga dapat
diamati munculnya gejala
hidrothermal seperti peningkatan discharge mata air
panas, peningkatan
discharge uap dari fumarol, kenaikan suhu mata air
panas dan adanya perubahan
kimia berupa peningkatan kandungan SO2 atau H2S.
Untuk menyatakan bahwa sebuah gunung berapi berada
dalam keadaan bahaya dan
akan terjadi letusan bukanlah hal yang mudah karena
harus melalui tahapan dan
prosedur pemantauan secara fisis dan visual yang cukup
intensif. Pemonitoran
gunung api untuk menyatakan kondisi bahaya perlu
menggunakan beberapa metode
untuk menentukan lokasi, tipe dan magnitude kegiatan.
Aktivitas seperti kegempaan vulkanik yang tidak
normal (tidak biasa) dapat
diperkirakan akan mengakibatkan letusan. Bila
demikian, berbagai studi
monitoring dan penyelidikan ilmiah yang menunjang
untuk peramalan letusan dapat
dilakukan lebih akurat. Studi tersebut harus dirancang
untuk menggambarkan
pusat gempa, menentukan lokasi dan kecepatan
deformasi
menentukan apakah ada
bodi magma pada lapisan kerak bumi bagian atas.
Makin banyak kualitas, tipe dan
beraneka data yang diperoleh makin mendekati hasil
interpretasi yang lebih
benar.
Secara umum pemantauan seismik adalah alat
utama dalam pemonitoran gunung api.
Agar mendapat informasi kemungkinan letusan-
letusan besar dari dapur magma yang
relatif dangkal perlu menggunakan rangkaian
seismometer. Bila letak
hiposenternya dapat diketahui dengan baik,
maka bentuk tubuh magma dapat
ditentukan berdasarkan kegempaan di
sekelilingnya.
Pengamatan visual terdiri
atas pengamatan tinggi
asap, suhu solfatar, suhu air
kawah dan suhu air panas.
Jadi bila ada perubahan
mencolok dari pengamatan
visual tersebut perlu
diwaspadai.
TIPS MENGHADAPI
GEMPA :
Indonesia adalah salah satu
negara yang rawan gempa.
Celakanya gempa adalah salah
satu bencana yang sangat sulit
diperkirakan kapan datangnya
dan berapa kekuatannya.
beberapa tips sederhana dalam
menghadapi gempa baik itu
sebelum, pada saat ataupun
sesudah terjadinya gempa.
Namun sebelum kita
mengetahui tips-tips sebelum
gempa kita harus
memperhatikan hal-hal penting
yang terkait gempa atau sekitar
rumah.
Berikut beberapa hal yang harus
dipahami soal gempa dari Badan
Meterologi dan Geofisika. Kunci
utama itu antara lain mengenali
apa yang disebut gempa bumi.
Selain itu, memastikan struktur dan
letak rumah atau bangunan dapat
terhindar dari bahaya yang
disebabkan gempa.
Hal lainnya lagi adalah
mengevaluasi dan merenovasi
ulang struktur bangunan anda
agar terhindar bahaya gempa
bumi Langkah lainnya adalah
mengenali lingkungan tempat
bekerja dan tinggal.
Misalnya, memperhatikan letak
pintu, lift serta tangga darurat,
apabila terjadi gempa bumi,
sudah mengetahui tempat
paling aman untuk berlindung.
Lalu belajar melakukan P3K
dan menggunakan alat
pemadam kebakaran atau ahli
tanaman. Dan tak lupa
mencatat nomor telepon penting
yang dapat dihubungi pada saat
terjadi gempa bumi.
Hal yang perlu dilakukan lagi
adalah mempersiapkan
keadaan rumah agar dapat
meminimalkan akibat gempa.
Contohnya, perabotan seperti
lemari ataupun kabinet diatur
menempel pada dinding dengan
cara dipaku atau diikat.
Cara ini untuk menghindari jatuh,
roboh, bergeser pada saat terjadi
gempa. Perlu dilakukan juga untuk
menyimpan bahan yang mudah
terbakar pada tempat yang tidak
mudah pecah, agar terhindar dari
kebakaran.  Selalu mematikan air,
gas dan listrik apa bila sedang tidak
digunakan.
Salah satu akibat dari gempa
vulkanik,yaitu “Gunung
meletus”.
Ini contoh film dr gunung
meletus & aktivitas vulkanik

You might also like