Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus (khususnya, Coronavirus) sehingga disebut Middle East Respiratory
Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
MERS-CoV mempengaruhi sistem pernapasan (paru-paru dan saluran
pernapasan) mulai dari yang ringan sampai yang berat. Sebagian besar
berlanjut menjadi infeksi pernapasan akut berat dengan gejala demam, batuk
dan sesak napas.
Epidemiologi
MERS pertama kali dilaporkan oleh di Arab Saudi pada September 2012.
Melalui penyelidikan retrospektif, kemudian diidentifikasi bahwa kasus MERS
pertama terjadi di Yordania pada bulan April 2012.
Sejauh ini, semua kasus MERS berhubungan dengan negara-negara di
daerah Semenanjung Arab.
MERS bisa menyerang siapa saja. Pasien MERS berkisar di usia muda dari 1
sampai 99 tahun dengan median 49,5 tahun dan 64% kasus terjadi pada laki
laki.
Manifestasi Klinik
Demam, batuk, sesak napas. Beberapa orang juga memiliki gejala
gastrointestinal seperti diare dan mual / muntah. Bagi banyak orang dengan
MERS, mendapat komplikasi yang lebih berat yakni, seperti pneumonia dan
gagal ginjal.
Orang dengan penyakit komorbid yang telah dilaporkan yakni diabetes;
kanker; penyakit paru-paru kronis, jantung, penyakit ginjal dan individu
dengan sistem kekebalan yang lemah
Diagnosis
Sebelum menentukan pasien suspek MERS-CoV harus dilakukan penilaian
melalui :
Anamnesis: demam suhu > 38 C, batuk dan sesak, ditanyakan pula riwayat
bepergian dari negara timur tengah 14 hari sebelum onset
Pemeriksaan fisis: sesuai dengan gambaran pneumonia
Radiologi: Foto toraks dapat ditemukan infiltrat, konsolidasi sampai gambaran
ARDS
Laboratorium: ditentukan dari pemeriksaan PCR dari swab tenggorok dan
sputum
2. Kasus Probabel
a. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis
atau histopatologis DAN Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV atau
hasil laboratoriumnya negative pada satu kali pemeriksaan spesimen yang
tidak adekuat. DAN Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan
kasus konfirmasi MERS-CoV.
b. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis
atau histopatologis DAN Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif
(pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa konfirmasi biomolekular). DAN
Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERSCoV.
3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positive.
Catatan :
Klaster adalah bila terdapat dua orang atau lebih memiliki penyakit yang sama,dan
mempunyai riwayat kontak yang sama dalam jangka waktu 14 hari. Kontak dapat terjadi
pada keluarga atau rumah tangga, dan berbagai tempat lain seperti rumah sakit, ruang
kelas, tempat kerja, barak militer, tempat rekreasi, dan lainnya.
Kontak erat adalah :
- Seseorang yang merawat pasien termasuk petugas kesehatan atau anggota keluarga,
atau seseorang yang berkontak erat secara fisik.
- Seseorang yang tinggal ditempat yang sama (hidup bersama, mengunjungi) kasus
probable atau kasus konfirmasi ketika kasus sedang sakit
Hubungan Epidemiologis Langsung adalah apabila dalam waktu 14 hari sebelum timbul sakit :
Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada dalam ruangan atau
berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter) dengan kasus probable atau konfirmasi ketika
kasus sedang sakit. Termasuk kontak erat antara lain :
Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat
perawatan kasus
Orang yang merawat atau menunggu kasus di ruangan
Orang yang tinggal serumah dengan kasus
Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan kasus
Bekerja bersama dalam jarak dekat atau didalam satu ruangan
Bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut / kendaraan.
Pemeriksaan Lab
Spesimen yang baik untuk pemeriksaan virus MERS-CoV adalah spesimen
yang berasal dari saluran nafas bawah seperti dahak, aspirat trakea dan
bilasan bronkoalveolar.
Spesimen saluran pernafasan atas (nasofaring dan orofaring) tetap diambil
terutama bila spesimen saluran pernafasan bawah tidak memungkinkan dan
pasien tidak memiliki tanda-tanda atau gejala infeksi pada saluran pernapasan
bawah.
Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang bersifat spesifik, pengobatan
hanya bersifat suportif tergantung kondisi keadaan pasien. WHO tidak
merekomendasikan pemberian steroid dosis tinggi. Belum ada vaksin tersedia
untuk MERS-CoV.
Pencegahan
Cuci tangan sering dengan sabun dan air selama 20 detik.
Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang di
tempat sampah.
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
Hindari kontak pribadi, seperti berciuman, atau berbagi gelas atau alat makan,
dengan orang yang sakit.
Bersihkan dan disinfeksi permukaan sering disentuh dan benda-benda, seperti
gagang pintu.