Professional Documents
Culture Documents
Bahan Ajar
Diklat Fungsional Penera Ahli
Oleh
Vera Firmansyah, M.Si
Widyaiswara Muda
PRAKATA
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke khadirat Allah SWT karena
atas berkat rahmat serta karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan
penulisan bahan ajar Ketidakpastian Pengukuran sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dengan segala keterbatasan ilmu dan waktu.
pada
Diklat
Fungsional
Penera
Ahli
di
Pusat
Penyusun
Vera Firmansyah
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A.
B.
2.
E.
F.
BAB II
A.
Rata rata....................................................................................... 4
B.
Rangkuman ..................................................................................... 7
F.
BAB III
A.
iii
B.
C. Rangkuman ................................................................................... 11
D. Latihan Soal .................................................................................. 11
BAB IV
A.
B.
F.
BAB V
PENUTUP ................................................................................. 42
iv
DAFTAR GAMBAR
BAB I
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring perkembangan jaman, pertumbuhan atas munculnya alat
UTTP baru sangat pesat, baik yang legal maupun yang lainnya. Hal
ini menyebabkan variasi dari salah satu jenis ukuran pun bermacam
macam, dengan pesatnya pertumbuhan alat UTTP tersebut,
menimbulkan permasalahan tersendiri terhadap sistem pelaporan
hasil pengukurannya.
Ketidakpastian
sebagai
atribut
yang
dapat
dikuantitatifkan
meskipun
istilah
kesalahan
(error)
dan
anaslis
B.
Deskripsi Singkat
Mata diklat ketidakpastian pengukuran membahas tentang : statistika
dalam ketidakpastian; istilah istilah dalam ketidakpastian; dan
perhitungan ketidakpastiannya.
C.
D.
Tujuan Pembelajaran
1.
Kompetensi Dasar
Setelah
mengikuti
pembelajaran
ini,
peserta
mampu
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat :
a. Menjelaskan statistika dalam ketidakpastian pengukuran;
b. Memahami istilah istilah yang ada dalam ketidakpastian
pengukuran;
E.
F.
Petunjuk Belajar
Agar proses pembelajaran berlangsung baik dan lancar serta tujuan
pembelajaran tercapai, disarankan Anda mengikuti langkah-langkah
berikut:
1.
2.
3.
4.
BAB II
A.
Rata rata
Rata rata dapat merepresentasikan suatu nilai tertentu untuk
beberapa hasil pengukuran berulang. Hasil dari perhitungan rata
rata dapat menghemat waktu jika pengulangan pengukuran terlalu
banyak. Persamaan rata rata dapat dilihat di bawah ini
B.
1 n
xn
n i 1
Standar Deviasi
Standar deviasi dapat
s2
C.
1 n
xi x
n 1 i 1
Distribusi Normal
Distribusi Normal juga dikenal sebagai distribusi Gauss untuk
menghormati penemu distribusi normal yaitu Karl Friedrich Gauss
(1777-1855). Persamaan ini ditemukan pada saat Karl F. Gauss
meneliti error pada pengukuran yang berulang-ulang. Probality
densitas dari distribusi Normal adalah
Probabilitas ()
68%
95%
99%
D.
Tabel T-Student
Tabel II.2. Tabel T-Student dengan 3 Tingkat Kepercayaan
Tingkat Kepercayaan
Derajat Kebebasan
68%
95%
99%
1.84
12.706
63.66
1.32
4.303
9.92
1.2
3.182
5.84
1.14
2.776
4.6
1.11
2.571
4.03
1.09
2.447
3.71
1.08
2.365
3.5
1.07
2.306
3.36
1.06
2.262
3.25
10
1.05
2.228
3.17
15
1.03
2.131
2.95
20
1.03
2.086
2.85
25
1.02
2.060
2.79
50
1.01
2.009
2.68
100
1.01
1.984
2.63
1.96
2.57
E.
Rangkuman
F.
Latihan Soal
BAB III
A.
that
may
be
distinguished
qualitatively
and
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
B.
2.
3.
4.
Standard
uncertainty
uncertainty
of
the
result
of
6.
7.
8.
9.
10
C.
Rangkuman
Istilah yang ada pada ketidakpastian pengukuran terbagi menjadi
dua bagian, yaitu istilah dasar dan istilah dalam statistik. Semua
istilah bersumber pada ISO, GUM, dan VIM.
D.
Latihan Soal
1.
2.
3.
11
BAB IV
PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN
A.
Model Pengukuran
Dalam kebanyakan kasus, pengukuran terhadap suatu besaran
dapat kita nyatakan dalam bentuk model matematis. Pemodelan
demikian terjadi pada pengukuran suatu besaran yang mana
pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Bila pengukuran
besaran Y dilakukan melalui pengukuran besaran X1, X2, X3, ..., XN,
maka secara matematis dapat dituliskan seperti persamaan di
bawah ini. Persamaan ini dapat kita baca bahwa besaran Y
merupakan fungsi (f) tertentu dari besaran X1, X2, X3, ..., XN.
Y f X 1 , X 2 , X 3 ,...., X N ,
atau
V PLT
12
dimana,
V adalah volume kubus dalam mm3
P adalah panjang kubus dalam mm
L adalah lebar kubus dalam mm
T adalah tinggi kubus dalam mm
f m K , m I , V
atau
mI mK
V
dimana,
130 50
g
0,8
100
mL
13
kesalahan
sistematik
yang
dikenali.
Hal
ini
dapat
Besaran X1, X2, X3, ..., XN dapat mempunyai nilai dan ketidakpastian
yang ditentukan secara langsung dari proses pengukuran yang
sedang
dilakukan
(seperti:
dari
suatu
pengamatan
tunggal,
1.
y f x1 , x2 , x3 ,...., x N ,
y Y
1 n
1 n
Yk f X 1,k , X 2,k , X 3,k ,....., X N ,k
n k 1
n k 1
y f X 1 , X 2 , X 3 ,...., X N ,
14
dimana,
Xi
2.
1 n
X i ,k
n k 1
berdasarkan
distribusi
teoritis.
Ketidakpastian
B.
Rata-rata aritmetrik
Dalam banyak kasus, taksiran paling baik untuk nilai harapan
(expected value) q dari besaran q yang mempunyai variasi
random dan berasal dari sejumlah n data pengamatan yang
masing-masing bebas secara statistik adalah berupa rata-rata
aritmetik sebagai berikut:
15
2.
1 n
qk
n k 1
s 2 q k
1 n
q k q 2
n 1 k 1
sq k
3.
1 n
q k q 2
n 1 k 1
2 q
2
n
s 2 q
s 2 q k
n
16
sq
sq k
n
4.
17
N
2
i i
s 2p
s
i 1
N
i 1
N
2
i i
s
sp
i 1
N
i 1
i ni 1
Sedangkan
derajat
kebebasan
dari
standar
deviasi
i
i 1
Untuk
sekumpulan
dikarakterisasi oleh
m
s 2p
data
pengamatan
yang
telah
sp
m
18
Data
si
Ke-1
3, 3, 4, 3, 5
0,8944
Ke-2
3, 4, 4
0,5774
Ke-3
5, 3, 4, 3, 3, 5, 4
0,8997
sp
0,8526
12
4353
3,75
4
0,8526
4
0,4263
c. derajat kebebasan
= 12
5.
19
varian
dan
covariannya
diperoleh
dengan
S y k y x k
k 1
atau
n
S y k a bx k
k 1
s2
Nilai
yk yxk
y x k
k 1
=n2
u(x) = s
atau
20
ux s
C.
y x k
k 1
tersebut
meliputi
data
pengukuran
sebelumnya,
pengalaman atau pengetahuan umum tentang tingkah laku dan sifatsifat bahan-bahan dan alat-alat yang relevan, spesifikasi pabrik, data
yang
tersedia
dalam
sertifikat
kalibrasi
atau
lanilla,
dan
u m s
240
80 g
3
u ms
80g
80 x10 9
ms
1000,000325g
21
taksiran varian :
u 2 m s 80 g 6,4 x10 9 g 2
u Rs
129
50
2,58
u R s
50
5,0 x10 6
Rs
10,000742g
taksiran varian :
u 2 R s 50 2,5 x10 9 2
22
a a
2
u(xi) = 1,48 a
p = 50%
-/1,48 +/1,48
23
1
2a
a-
a
3
a+
a
3
24
xi
a a
2
u 2 xi
a a 2
12
u 2 xi
a2
3
25
Dengan
demikian
dapat
kita
katakan
bahwa
nilai
20(Cu)
u 20
0,4 x10 6 / o C
0,23x10 6 / o C
taksiran varian :
0,4 x10
3
20
/o C
53,3x10 15 / o C 2
a- = xi bdan
a+ = xi + b+
dimana b- b+
b-
a-
b+
xi
a+
26
u 2 xi
b b 2
12
a a 2
12
u 2 20
0,4 x10
/ o C 0,12 x10 6 / o C
12
2,25x10 14 / o C 2
27
xi
a a
2
u 2 xi
a2 1 2
6
2a
a-
xi
a+
28
1/a
a-
xi
a+
xi
a a
2
u 2 xi
a2
6
29
u 2 xi
a2
9
p = 99,73%
a- = -3
a+ = +3
D.
bagian
ketidakpastian
ini
akan
standar
dibahas
gabungan
tentang
(combined
penentuan
standard
30
y f x1 , x2 , x3 ,...., x N ,
u(xi)
yang
mungkin
ketidakpastian
Tipe
ketidakpastian
untuk
besaran
diperoleh
ataupun
ukur
Tipe
y
dari
B.
evaluasi
Sedangkan
diperoleh
melalui
f
u y
i 1 x i
2
c
2.
2
u xi
Koefisien Sensitivitas
Turunan parsial (f/xi) pada persamaan (10) adalah sama
dengan nilai evaluasi dari (f/Xi) pada Xi = xi. Turunan ini
disebut koefisien sensitivitas (sensitivity coefficients), yang
menggambarkan bagaimana besaran output y bervariasi
dengan adanya perubahan besaran input x1, x2, x3, , xN.
Selanjutnya untuk kemudahan penulisan, koefisien sensitivitas
ini dilambangkan dengan ci, yaitu:
31
ci
f
xi
u c2 y ci u xi
i 1
mI mK
V
c1
c2
c3
m I V
m K
V
m K m I
V
V2
m m
1
1
u u 2 m I u 2 m K K 2 I u 2 V
V
V
V
atau
32
m m
1
1
u u 2 m I u 2 m K K 2 I u 2 V
V
V
V
3.
f f
u xi , x j
j 1 xi x j
uc2 y
i 1
N
N 1 N
f 2
f f
u
x
2
u xi , x j
i
j 1 xi
i 1 j i 1 xi x j
r xi , x j
u xi , x j
u xi u x j
dimana,
r x i , x j r x j , xi dan 1 r xi , x j 1
33
f
u y
j 1 xi
2
c
N 1 N
2
f f
u xi 2
u xi .u x j .r xi , x j
i 1 j i 1x i x j
atau
N
N 1
j 1
i 1 j i 1
u c2 y ci2 u 2 xi 2
c c u x .u x .r x , x
i
N f
u y
u xi
j 1 xi
2
c
atau
u y ci u xi
j 1
2
c
E.
34
dengan U.
Ketidakpastian
yang
diperluas
diperoleh
dengan
U kuc ( y)
Y y U
y U Y y U
1.
Tingkat kepercayaan, p
Ketidakpastian yang diperluas U di-interpretasikan sebagai
interval hasil pengukuran yang melingkupi sebagian besar p
dari
distribusi
probabilitas
dan
ketidakpastian
standar
dari
interval.
Dalam
praktek,
kita
harus
2.
Faktor cakupan, k
Pemilihan nilai faktor cakupan k didasarkan pada tingkat
kepercayaan yang dibutuhkan dalam interval (y U) sampai
dengan (y + U). Secara umum akan berada dalam daerah 2
35
F.
Panduan umum
Ketika kita melaporkan hasil pengukuran dan ketidakpastiannya
sebaiknya sebanyak mungkin informasi yang beruhubungan
kita sertakan. Tetapi ini tentu saja tergantung pada tingkat
kebutuhan dari penggunaannya. Sebagai contoh, dalam
laporan haruslah:
menerangkan secara jelas metoda yang digunakan untuk
menghitung hasil pengukuran dan ketidakpastiannya dari data
pengamatan dan inputan data;
rincian komponen ketidakpastian
Segabai acuan :
36
2.
laporan
hasil
pengukuran
dan
pernyataan
Ketika
melaporkan
hasil
pengukuran
dan
pernyataan
37
berikan
nilai
yang
digunakan
untuk
standarnya
u(xi)
bersama-sama
dengan
Berikut
adalah
contoh
bagaimana
cara
menyatakan
faktor
cakupan
k=2,26
distribusi-t
dengan
derajat
3.
38
4.
Dalam
melaporkan
hasil
pengukuran,
lebih
baik
bila
39
G.
Mulai
f f x
x1, x2, x3, . . . xn
uC
eff
1, 2, 3, . . . n
c u
i i
u C4
ci u i 4
i
i
k t 95 ( eff )
U ku C
Selesai
40
H.
Rangkuman
Pada dasarnya penentuan ketidakpastian pengukuran mempunya
algoritma seperti di bawah ini :
untuk
tingkat
kepercayaan 95%
Untuk
keperluan
pelaporan,
tentukan
jumlah
digit
dari
I.
Latihan Soal
1.
Apa
yang
dimaksud
dengan
Standar
deviasi
rata-rata
eksperimental
2.
3.
4.
41
BAB V
PENUTUP
Perhitungan
ketidakpastian
meliputi
penetapan
model
matematis
42
DAFTAR PUSTAKA
(2003),
Pedoman
Evaluasi
dan
Pelaporan
Ketidakpastian
Pengukuran, DP.01.23
JCGM (2008), Evaluation of Measurement Data Guide to the Expression
of Uncertainty in Measurement, JCGM 100:2008
Usman, S.Si., M.Si, Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran, 2009
Rifyan S.N., Bahan Ajar Ketidakpastian Pengukuran, Balai Diklat
Metrologi, 2011
43
BIODATA
44