You are on page 1of 49

Ketidakpastian Pengukuran

Bahan Ajar
Diklat Fungsional Penera Ahli

Oleh
Vera Firmansyah, M.Si
Widyaiswara Muda

Pusat Pengembangan SDM Kemetrologian


Kementrian Perdagangan R.I
2014

PRAKATA
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke khadirat Allah SWT karena
atas berkat rahmat serta karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan
penulisan bahan ajar Ketidakpastian Pengukuran sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dengan segala keterbatasan ilmu dan waktu.

Bahan ajar ini disusun sebagai panduan dalam memberikan pendidikan


dan pelatihan dengan mata pelajaran Standar Ukuran dan Pengelolaan
Laboratorium

pada

Diklat

Fungsional

Penera

Ahli

di

Pusat

Pengembangan SDM Kemetrologian.

Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besar dan tidak dapat


menyebutkan satu persatu kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pengumpulan materi dan penulisan bahan ajar ini, terutama Bp.
Usman dan Bp Rifyan. Penyusun menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan dalam penulisan bahan ajar ini karena segala
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Tetapi penyusun tetap
berharap bahwa bahan ajar ini dapat berguna bagi para pembaca pada
umumnya dan penyusun sendiri.

Penyusun
Vera Firmansyah

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii


DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A.

Latar Belakang ................................................................................ 1

B.

Deskripsi Singkat ............................................................................. 2

C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta ................................................... 2


D. Tujuan Pembelajaran ...................................................................... 2
1.

Kompetensi Dasar ....................................................................... 2

2.

Indikator Keberhasilan ................................................................. 2

E.

Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ............................................... 3

F.

Petunjuk Belajar .............................................................................. 3

BAB II

STATISTIK DALAM KETIDAKPASTIAN...................................... 4

A.

Rata rata....................................................................................... 4

B.

Standar Deviasi ............................................................................... 4

C. Distribusi Normal ............................................................................. 4


D. Tabel T-Student ............................................................................... 5
E.

Rangkuman ..................................................................................... 7

F.

Latihan Soal .................................................................................... 7

BAB III
A.

ISTILAH DALAM KETIDAKPASTIAN....................................... 8

Istilah istilah Dasar ....................................................................... 8

iii

B.

Istilah istilah Statistik .................................................................... 9

C. Rangkuman ................................................................................... 11
D. Latihan Soal .................................................................................. 11
BAB IV

PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN ........... 12

A.

Model Pengukuran ........................................................................ 12

B.

Evaluasi Ketidakpastian Tipe A ..................................................... 15

C. Evaluasi Ketidakpastian Tipe B ..................................................... 21


D. Penentuan Ketidakpastian Gabungan ........................................... 30
E.

Penentuan Ketidakpastian yang Diperluas .................................... 34

F.

Cara Penulisan Ketidakpastian dalam Laporan............................. 36

G. Flow Chart Evaluasi Ketidakpastian .............................................. 40


H. Rangkuman ................................................................................... 41
I.

Latihan Soal .................................................................................. 41

BAB V

PENUTUP ................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 43


BIODATA ................................................................................................. 44

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Distribusi Normal ................................................................... 5


Gambar IV.1. Kurva Distribusi Normal, bagian diarsir mempunyai p=50%
................................................................................................................. 23
Gambar IV.2. Distribusi Kotak .................................................................. 25
Gambar IV.3. Distribusi Kotak Asimetris .................................................. 27
Gambar IV.4. Distribusi Travesium .......................................................... 28
Gambar IV.5. Distribusi Segitiga .............................................................. 29
Gambar IV.6. Distribusi normal dengan p=99,73% .................................. 30

BAB I

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Seiring perkembangan jaman, pertumbuhan atas munculnya alat
UTTP baru sangat pesat, baik yang legal maupun yang lainnya. Hal
ini menyebabkan variasi dari salah satu jenis ukuran pun bermacam
macam, dengan pesatnya pertumbuhan alat UTTP tersebut,
menimbulkan permasalahan tersendiri terhadap sistem pelaporan
hasil pengukurannya.

Ketika kita melaporkan hasil pengukuran suatu besaran fisis, kita


harus menyertakan suatu indikasi kuantitatif yang berkenaan dengan
kualitas hasil pengukuran, ini dapat memberikan kepercayaan
terhadap orang yang akan menggunakan laporan tersebut. Tanpa
indikasi jaminan kualitas, pengguna tidak dapat membandingkan
hasil pengukuran yang tercantum dalam laporan dengan hasil
pengukuran lainnya ataupun dengan spesifikasi/standar alat yang
bersangkutan. Pernyataan kualitas hasil pengukuran diperlukan
untuk kemudahan dalam menafsirkan dan mengimplementasikan
hasil pengukuran, dan merupakan prosedur yang diterima secara
umum untuk karakterisasi kualitas hasil pengukuran, yaitu untuk
perhitungan dan pernyataan ketidakpastiannya (uncertainty).

Ketidakpastian

sebagai

atribut

yang

dapat

dikuantitatifkan

merupakan sebuah konsep yang relatif baru dalam sejarah


pengukuran,

meskipun

istilah

kesalahan

(error)

dan

anaslis

kesalahan (error analysis) telah lama merupakan bagian dari ilmu


pengukuran atau metrologi. Pada saat ini konsep ketidakpastian
sudah dikenal luas dan diakui oleh berbagai kalangan. Walaupun

semua komponen yang dicurigai sebagai sumber kesalahan sudah


diterapkan demikian juga dengan koreksi-koreksinya, tetapi tetap
saja ada ketidakpastian pada hasil yang dilaporkan. Kita kadang
ragu seberapa baik hasil pengukuran yang kita peroleh dapat
menggambarkan besaran yang kita ukur.

B.

Deskripsi Singkat
Mata diklat ketidakpastian pengukuran membahas tentang : statistika
dalam ketidakpastian; istilah istilah dalam ketidakpastian; dan
perhitungan ketidakpastiannya.

C.

Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta


Melalui bahan ajar ini peserta diklat sebagai calon fungsional penera
dapat lebih memahami hal-hal pokok tentang sistem pelaporan untuk
tiap alat UTTP. Hal tersebut diharapkan dapat menunjang tugas
peneraan di lapangan sesuai dengan amanat UU Nomor 2 Tahun
1981 tentang Metrologi Legal.

D.

Tujuan Pembelajaran
1.

Kompetensi Dasar
Setelah

mengikuti

pembelajaran

ini,

peserta

mampu

menerapkan ketidakpastian pengukuran untuk setiap alat UTTP


berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2.

Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat :
a. Menjelaskan statistika dalam ketidakpastian pengukuran;
b. Memahami istilah istilah yang ada dalam ketidakpastian
pengukuran;

c. Menerapkan hasil perhitungan ketidakpastian pengukuran


untuk setiap alat UTTP.

E.

Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Statistik Dalam Ketidakpastian
a. Latar Belakang
b. Definisi Standar Ukuran
c.
2. Istilah Dalam Ketidakpastian
a. Pengertian Laboratorium
b. Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian
c.
3. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran
a. Pengantar
b. Pengertian Mutu
c.

F.

Petunjuk Belajar
Agar proses pembelajaran berlangsung baik dan lancar serta tujuan
pembelajaran tercapai, disarankan Anda mengikuti langkah-langkah
berikut:
1.

Selama sesi belajar diharapkan peserta aktif mengikuti proses


belajar dengan cara diskusi, tanya jawab, praktikum dan
aktivitas latihan.

2.

Baca dengan cermat dan pahami tujuan pembelajaran yang


tertera pada setiap awal bab.

3.

Untuk memperluas wawasan, peserta diharapkan mempelajari


bahan-bahan dari sumber lain dan mencari informasi tentang
perkembangan kebijakan terbaru.

4.

Jika terdapat kesulitan, segera diskusikan dengan widyaiswara.

BAB II

STATISTIK DALAM KETIDAKPASTIAN

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat


menjelaskan statistika dalam ketidakpastian

A.

Rata rata
Rata rata dapat merepresentasikan suatu nilai tertentu untuk
beberapa hasil pengukuran berulang. Hasil dari perhitungan rata
rata dapat menghemat waktu jika pengulangan pengukuran terlalu
banyak. Persamaan rata rata dapat dilihat di bawah ini

B.

1 n
xn
n i 1

Standar Deviasi
Standar deviasi dapat

membantu menilai sebaran data hasil

perhitungan suatu pengukuran. Standar deviasi dapat dihitung


melalui persamaan di bawah ini

s2

C.

1 n
xi x
n 1 i 1

Distribusi Normal
Distribusi Normal juga dikenal sebagai distribusi Gauss untuk
menghormati penemu distribusi normal yaitu Karl Friedrich Gauss
(1777-1855). Persamaan ini ditemukan pada saat Karl F. Gauss
meneliti error pada pengukuran yang berulang-ulang. Probality
densitas dari distribusi Normal adalah

Gambar II.1. Distribusi Normal


Distribusi normal memiliki probabilitas pada rentang (

yang bervariasi sesuai dengan nilai k. Tentunya lebih besar nilai k,


lebih besar juga panjang rentang, lebih besar juga probabilitas
rentang tersebut. Berikut nilai k beserta probabilitas distribusi normal.

Tabel II.1. Nilai k dan Probabilitas


k

Probabilitas ()

68%

95%

99%

Pada umumnya kita akan menggunakan probabilitas 95% untuk


menyatakan laporan ketidakpastian pada pengukuran yang kita
lakukan.

D.

Tabel T-Student
Tabel II.2. Tabel T-Student dengan 3 Tingkat Kepercayaan

Tingkat Kepercayaan

Derajat Kebebasan
68%

95%

99%

1.84

12.706

63.66

1.32

4.303

9.92

1.2

3.182

5.84

1.14

2.776

4.6

1.11

2.571

4.03

1.09

2.447

3.71

1.08

2.365

3.5

1.07

2.306

3.36

1.06

2.262

3.25

10

1.05

2.228

3.17

15

1.03

2.131

2.95

20

1.03

2.086

2.85

25

1.02

2.060

2.79

50

1.01

2.009

2.68

100

1.01

1.984

2.63

1.96

2.57

atau dapat menggunakan tabel di bawah ini


Tabel II.3. Tabel T-Student untuk semua Probability

E.

Rangkuman

F.

Latihan Soal

BAB III

ISTILAH DALAM KETIDAKPASTIAN

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat


memahami istilah dalam ketidakpastian

A.

Istilah istilah Dasar


1.

(Measurable) quantity : attribute of a phenomenon, body or


substance

that

may

be

distinguished

qualitatively

and

determined quantitatively (VIM 1.1)


2.

Value (of quantity) : magnitude of a particular quantity generally


expressed as a unit of measurement multiplied by a number
(VIM 1.18)

3.

True value (of a quantity) : value consistent with the definition of


a given particular quantity (VIM 1.19)

4.

Conventional true value (of a quantity) : value attributed to a


particular quantity and accepted, sometimes by convention, as
having an uncertainty appropriate for a given purpose(VIM
1.20)

5.

Result of a measurement : value attributed to a measurand,


obtained by measurement (VIM 3.1)

6.

Uncorrected result : result of a measurement before correction


for systematic error (VIM 3.3)

7.

Corrected result : result of a measurement after correction for


systematic error (VIM 3.3)

8.

Accuracy of measurement : closeness of the agreement


between the result of a measurement and a true value of the
measurand (VIM 3.5)

9.

Error (of measurement) : result of a measurement minus true


value of the measurand (VIM 3.10)

10. Relative error : error of measurement divided by a true value of


the measurand
11. Random error : result of a measurement minus the mean that
would result from an infinite number of measurements of the
same measurand carried out under repeatability conditions
(VIM 3.13)
12. Systematic error : mean that would result from an infinite
number of measurements of the same measurand carried out
under repeatability conditions minus a true value of the
measurand (VIM 3.14)
13. Correction : value added algebraically to the uncorrected result
of a measurement to compensate for systematic error (VIM
3.15)
14. Correction factor : numerical factor by which the uncorrected
result of a measurement is multiplied to compesate for
systematic error (VIM 3.16)

B.

Istilah istilah Statistik


1.

Repeatability (of results of measurements) : closeness of the


agreement between the results of successive measurements of
the same measurand carried out under the same conditions of
measurement

2.

Reproducibility (of results of measurements) : closeness of the


agreement between the results of successive measurements of
the same measurand carried out under changed conditions of
measurement

3.

Uncertainty (of measurement) :

parameter, associated with the result of a measurement,


that characterizes the dispersion of the values that could
reasonably be attributed to the measurand (VIM 3.9).

A parameter, associated with the result of a measurement,


that characterizes the dispersion of the values that could
reasonably be attributed to the measurand (GUM 2.2.3).

4.

Standard

uncertainty

uncertainty

of

the

result

of

measurement expressed as a standard deviation (GUM 2.3.1)


5.

Tipe A evaluation (of uncertainty) : method of evaluation of


uncertainty by the statistical analysis of series of observations
(GUM 2.3.2)

6.

Tipe B evaluation (of uncertainty) : method of evaluation of


uncertainty by means other than the statistical analysis of
series of observations (GUM 2.3.3)

7.

Combined standard uncertainty : standard uncertainty of the


result of a measurement when the result is obtained from the
values of a number of other quantities, equal to the positive
square root of a sum of terms, the terms being the variances or
covariances of these other quantities weighted according to
how the measurement result varies with changes in these
quantities (GUM 2.3.4)

8.

Expanded uncertainty : quantity defining an interval about the


result of a measurement that may be expected to encompass a
large fraction of the distribution of values that could reasonably
be attributed to the measurand (GUM 2.3.5)

9.

Coverage factor : numerical factor used as a multiplier of the


combined standard uncertainty in order to obtain an expanded
uncertainty (GUM 2.3.6)

10. Probability : A real number in the scale 0 to 1 attached to a


random event (ISO 3534-1, 1.1)
11. Probability distribution (of random variable) : A function giving
the probability that a random variable takes any given value or
belongs to a given set of values (ISO ISO 3534-1, 1.3)

10

12. Correlation : The relationship between two or several random


variables within a distribution of two or more random variables
(ISO ISO 3534-1, 1.13)
13. Expectation : Expected value or mean (ISO ISO 3534-1, 1.18)
14. Centred random variable : A random variable the expectation of
which equals zero (ISO ISO 3534-1, 1.21)
15. Variance : The expectation of the square of the centred random
variable(ISO ISO 3534-1, 1.22). A measure of dispersion, which
is the sum of the squared deviations of observations from their
average divided by one less than the number of observations.
(ISO ISO 3534-1, 2.33)
16. Standard deviation : The positive square root of the variance
(ISO ISO 3534-1, 1.23)
17. Confidence level : The value (1-) of the probability associated
with a confidence interval or statistical coverage interval (ISO
ISO 3534-1, 2.59)Degree of freedom : In general, the number
of terms in a sum minus the number of constraints on the terms
of the sum

C.

Rangkuman
Istilah yang ada pada ketidakpastian pengukuran terbagi menjadi
dua bagian, yaitu istilah dasar dan istilah dalam statistik. Semua
istilah bersumber pada ISO, GUM, dan VIM.

D.

Latihan Soal
1.

Apa yang dimaksud dengan Uncertainty

2.

Apa yang dimaksud dengan faktor cakupan

3.

Apa yang dimaksud dengan variansi

11

BAB IV

PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat


menerapkan perhitungan ketidakpastian pengukuran untuk alat UTTP

A.

Model Pengukuran
Dalam kebanyakan kasus, pengukuran terhadap suatu besaran
dapat kita nyatakan dalam bentuk model matematis. Pemodelan
demikian terjadi pada pengukuran suatu besaran yang mana
pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Bila pengukuran
besaran Y dilakukan melalui pengukuran besaran X1, X2, X3, ..., XN,
maka secara matematis dapat dituliskan seperti persamaan di
bawah ini. Persamaan ini dapat kita baca bahwa besaran Y
merupakan fungsi (f) tertentu dari besaran X1, X2, X3, ..., XN.

Y f X 1 , X 2 , X 3 ,...., X N ,

Jika volume sebuah kubus pejal terbuat dari stainless steel


ditentukan melalui pengukuran sisi-sisinya, maka dapat dirumuskan
model pengukuran untuk volume kubus tersebut adalah :
V f P , L , T

atau

V PLT

12

dimana,
V adalah volume kubus dalam mm3
P adalah panjang kubus dalam mm
L adalah lebar kubus dalam mm
T adalah tinggi kubus dalam mm

Untuk menentukan massa jenis (densitas) dari minyak digunakan,


misalnya, piknometer 100 mililiter. Dari hasil penimbangan diperoleh
bahwa massa kosong dan massa isi piknometer berturut-turut adalah
50 gram dan 130 gram. Persamaan densitas minyak dengan
menggunakan metoda ini adalah :

f m K , m I , V
atau

mI mK
V

dimana,

adalah densitas minyak dalam g/mL


mI adalah massa isi piknometer dalam g
mK adalah massa kosong piknometer dalam g
V adalah volume piknometer dalam mL

Sehingga kita peroleh,

130 50
g
0,8
100
mL

13

Besaran ukur Y dapat dipandang sebagai besaran ukur yang


tergantung pada besaran lain, termasuk koreksi dan faktor koreksi
untuk

kesalahan

sistematik

yang

dikenali.

Hal

ini

dapat

menyebabkan hubungan fungsional yang rumit, yang mungkin tidak


pernah dapat kita tuliskan secara eksplisit.

Besaran X1, X2, X3, ..., XN dapat mempunyai nilai dan ketidakpastian
yang ditentukan secara langsung dari proses pengukuran yang
sedang

dilakukan

(seperti:

dari

suatu

pengamatan

tunggal,

pengamatan berulang, penentuan koreksi terhadap pembacaan


instrumen dan koreksi dari besaran berpengaruh) ataupun dari yang
berasal dari sumber luar (seperti: besaran terkait dengan standar
pengukuran terkalibrasi, bahan acuan bersertifikat dan data acuan
dari buku referensi).

1.

Taksiran Besaran Ukur Y


Taksiran besaran ukur Y dinyatakan dengan simbol y, besaran
y diperoleh berdasarkan persamaan di atas, yaitu:

y f x1 , x2 , x3 ,...., x N ,

Untuk beberapa kasus, terutama fungsi linear, taksiran besaran


y dapat dinyatakan oleh persamaan:

y Y

1 n
1 n
Yk f X 1,k , X 2,k , X 3,k ,....., X N ,k

n k 1
n k 1

Sedangkan untuk fungsi non-linear lebih baik, taksiran besaran


y diperoleh melalui rata-rata besaran Xi, yaitu:

y f X 1 , X 2 , X 3 ,...., X N ,

14

dimana,

Xi

2.

1 n
X i ,k
n k 1

Taksiran standar deviasi untuk y dan x


Taksiran standard deviasi yang dihubungkan dengan besaran y
disebut

dengan istilah ketidakpastian standar gabungan

(combined standard uncertainty), dan dinotasikan dengan uc(y).


Sedangkan taksiran standard deviasi untuk besaran xi adalah
berupa ketidakpastian standar (standard uncertainty) dan
dinotasikan dengan u(xi).

Setiap input taksiran xi dan ketidakpastian standarnya u(xi)


diperoleh dari distribusi yang mungkin untuk besaran Xi.
Distribusi peluang ini dapat didasarkan pada distribusi yang
sering digunakan yaitu berdasarkan seri data observasi dari Xi,k
ataupun

berdasarkan

distribusi

teoritis.

Ketidakpastian

standarnya u(xi) dapat diperoleh baik dari evaluasi Tipe A


ataupun evaluasi Tipe B.

B.

Evaluasi Ketidakpastian Tipe A


1.

Rata-rata aritmetrik
Dalam banyak kasus, taksiran paling baik untuk nilai harapan
(expected value) q dari besaran q yang mempunyai variasi
random dan berasal dari sejumlah n data pengamatan yang
masing-masing bebas secara statistik adalah berupa rata-rata
aritmetik sebagai berikut:

15

2.

1 n
qk
n k 1

Standar deviasi eksperimental


Disebabkan adanya variasi random setiap nilai pengamatan qk
bisa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Taksiran untuk
varian 2 dari distribusi peluang q adalah varian eksperimental
s2(qk), yaitu:

s 2 q k

1 n
q k q 2

n 1 k 1

Standar deviasi eksperimentaltal s(qk) didefinisikan sebagai


akar kuadrat positif dari varian eksperimental, yaitu :

sq k

3.

1 n
q k q 2

n 1 k 1

Standar deviasi rata-rata eksperimental


Varian rata-rata diberikan oleh persamaan berikut :

2 q

2
n

Dan taksiran terbaik untuk varian rata-rata ini adalah varian


rata-rata eksperimental berikut:

s 2 q

s 2 q k
n

16

Standar deviasi rata-rata eksperimentaltal s( q ) didefinisikan


sebagai akar kuadrat positif dari varian eksperimental, yaitu :

sq

sq k
n

Standar deviasi rata-rata eksperimentaltal s( q ) merupakan


besaran yang dapat merepresentasikan sebaik apa nilai q
menaksir nilai harapan q. Besaran ini juga digunakan sebagai
usuran ketidakpastian dari q .

Dengan demikian untuk besaran input Xi yang ditentukan dari


sejumlah n data pengamatan Xi,k, ketidakpastian standar u(xi)
dari taksiran xi= X i adalah:
u xi s X

Untuk kenyamanan penyebutan, u 2 x i s 2 X sering disebut


dengan nama Variansi Tipe A (Type A Variance) dan
u x i s X

sering disebut dengan nama Ketidakpastian

Standar Tipe A (Type A Standard Uncertainty).

4.

Standar deviasi eksperimental gabungan


Untuk pengukuran yang telah dikarakteristik dengan baik
dibawah pengendalian statistik, sifat-sifat pengukurannya dapat
dinyatakan dengan standar deviasi eksperimental gabungan
(polled experimental standard deviation) sp. Untuk N seri data
pengamatan yang bebas secara statistik maka pooled estimate
of variance s 2p dapat dirumuskan sebagai berikut :

17

N
2
i i

s 2p

s
i 1
N

i 1

dan standar deviasi eksperimental gabungan adalah:

N
2
i i

s
sp

i 1
N

i 1

Derajat kebebasan dari masing-masing seri data pengamatan


adalah:

i ni 1
Sedangkan

derajat

kebebasan

dari

standar

deviasi

eksperimental gabungan adalah:

i
i 1

Untuk

sekumpulan

dikarakterisasi oleh

m
s 2p

data

pengamatan

yang

telah

akan mempunyai standar deviasi

eksperimental sebagai berikut:

sp
m

dengan derajat kebebasan sama dengan derajat kebebasan


dari s 2p , yaitu .

18

Karakterisasi pengukuran pada saat tertentu:


Seri

Data

si

Ke-1

3, 3, 4, 3, 5

0,8944

Ke-2

3, 4, 4

0,5774

Ke-3

5, 3, 4, 3, 3, 5, 4

0,8997

sp

0,8526

12

Jika data pengukuran pada saat ini adalah:


4, 3, 5, 3 (misalkan diambil 4 buah data pengamatan).
Maka diperoleh,
a. rata-rata aritmetik :

4353
3,75
4

b. standar deviasi eksperimental :

0,8526
4

0,4263

c. derajat kebebasan
= 12

5.

Evaluasi ketidakpastian standar Tipe A pada least-squares


fitting
Bila suatu kurva kalibrasi dinyatakan oleh persamaan linear :
y x a bx

19

Berdasar pada metoda least-squares, konstanta a dan b dan


taksiran

varian

dan

covariannya

diperoleh

dengan

meminimumkan jumlah dari:

S y k y x k

k 1

atau
n

S y k a bx k

k 1

Varian dari penarikan kurva (fittied curves) ini dinyatakan oleh


s2, yaitu:

s2

Nilai

yk yxk

y x k

k 1

menyatakan perbedaan antara data hasil

pengukuran dan nilai yang diperoleh melalui kurva kalibrasi.


Derajat kebebasan dari s2 adalah:

=n2

Faktor (n 2) menggambarkan ada 2 parameter, a dan b, yang


ditentukan melalui sejumlah n data pengamatan.
Varian s2 menunjukan ukuran ketidakpastian dari fit secara
menyeluruh, yang mana ketidakpastian standar Tipe A untuk
kurva kalibrasi ini adalah:

u(x) = s
atau

20

ux s

C.

y x k

k 1

Evaluasi Ketidakpastian Tipe B


Pada evaluasi ketidakpastian ini untuk menaksir nilai xi dari besaran
Xi tidak diperoleh dari pengamatan/pengukuran berulang, tetapi
didasarkan pada pertimbangan ilmiah dengan menggunakan semua
informasi yang tersedia untuk variable Xi tersebut. Informasiinformasi

tersebut

meliputi

data

pengukuran

sebelumnya,

pengalaman atau pengetahuan umum tentang tingkah laku dan sifatsifat bahan-bahan dan alat-alat yang relevan, spesifikasi pabrik, data
yang

tersedia

dalam

sertifikat

kalibrasi

atau

lanilla,

dan

ketidakpastian yang ditetapkan sebagai data acuan yang diperoleh


dari handbooks.

Menurut sertifikat kalibrasi dari anak timbangan (ms) dengan nilai


nominal 1 kg adalah 1000,000325 g dan nilai ketidakpastiannya
pada standar deviasi level 3 adalah 240 g. Maka dari data tersebut
dapat kita evaluasi beberapa parameter berikut:
ketidakpastian standar dari anak timbangan :

u m s

240
80 g
3

ketidakpastian standar relatif :

u ms
80g

80 x10 9
ms
1000,000325g

21

taksiran varian :

u 2 m s 80 g 6,4 x10 9 g 2

Sertifikat kalibrasi menyatakan bahwa tahanan dari resistor standar


Rs dengan nilai nominal 10 ohm adalah 10,000742 129 pada
suhu 23 oC dan penulisan ketidakpastian 129 mendefinisikan
lingkup interval pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 99
%. Maka dari data tersebut dapat kita evaluasi beberapa parameter
berikut:
ketidakpastian standar dari resistor :

u Rs

129
50
2,58

dimana tingkat kepercayaan 99 % ekuivalen dengan faktor cakupan


2,58.

ketidakpastian standar relatif :

u R s
50

5,0 x10 6
Rs
10,000742g

taksiran varian :

u 2 R s 50 2,5 x10 9 2

Menurut informasi yang ada, peluang memperoleh nilai Xi pada


rentang a- sampai dengan a+ adalah 50%. Bila nilai Xi diasumsikan
mempunyai distribusi normal, maka taksiran paling baik xi untuk Xi

22

adalah terletak di tengah-tengah interval. Selanjutnya bila lebar dari


setengah (half-width) interval dinotasikan sebagai :

a a
2

maka dapat kita peroleh :

u(xi) = 1,48 a

ini disebabkan untuk distribusi normal dengan nilai harapan dan


standar deviasi , interval ( /1,48) hampir melingkupi 50% dari
distribusi, perhatikan Gambar di bawah ini.

p = 50%

-/1,48 +/1,48

Gambar IV.1. Kurva Distribusi Normal, bagian diarsir mempunyai


p=50%
Seorang mekanik menentukan ukuran panjang sebuah komponen
mesin, dengan probabilitas 0,5, dalam interval 10,07 mm sampai
dengan 10,15 mm, dan dia melaporkannya bahwa l = (10,11 0,04)
mm. Maksud 0,04 mm adalah mendefinisikan sebuah interval yang
mempunyai tingkat kepercayaan 50%. Dengan demikian a = 0,04
mm, dan bila kita asumsikan kemungkinan nilai l berupa distribusi
normal, maka :

23

ketidakpastian standar dari panjang l :

u l 1,48 x 0,04 0,06 mm


taksiran varian :

u 2 l 1,48 x 0,04 mm 3,5 x 10 3 mm 2


Ada suatu kasus dimana kita hanya mungkin memperkirakan
keberadaan Xi dalam suatu batas-batas tertentu, yaitu batas atas
dan bawah. Dalam kasus ini dapat kita katakan bahwa untuk
mendapatkan Xi dalam interval a- sampai dengan a+ mempunyai
peluang sama dengan 1 (satu), sedangkan di luar interval tersebut 0
(nol). Bila kita tidak mempunyai informasi lain dan adanya
keterbatasan pengetahuan, maka kita hanya dapat mengasumsikan
bahwa peluang untuk mendapatkan Xi disetiap tempat dalam interval
adalah sama. Ini berarti adanya keseragaman peluang dalam
interval tersebut, ini dapat kita terjemaahkan bahwa bentuk
distribusinya berupa distribusi kotak (rectangular distribution).
Perhatikan Gambar di bawah ini.

1
2a

a-

a
3

a+

a
3
24

Gambar IV.2. Distribusi Kotak


Dengan demikian maka nilai harapan Xi adalah titik tengah interval,
yaitu:

xi

a a
2

dengan nilai variansi :

u 2 xi

a a 2
12

Kalau perbedaan batas-batas antara a+ dan a- adalah 2a, maka


persamaan (26) dapat kita tuliskan menjadi:

u 2 xi

a2
3

Menurut sebuah handbook koefisien muai linear dari tembaga murni


pada 20oC, 20(Cu), adalah 16,52 x 10-6 /oC dan ada pernyataan
sederhana bahwa kesalahan dari nilai ini tidak melebihi 0,40 x 10-6
/oC.

Berdasar pada informasi yang terbatas ini, tidak beralasan untuk


tidak mengamsusikan bahwa nilai 20(Cu) terletak dalam interval
16,12 x 10-6 /oC sampai dengan 16,92 x 10-6 /oC, dan sangat tidak
mungkin terletak di luar interval tersebut.

25

Dengan

demikian

dapat

kita

katakan

bahwa

nilai

20(Cu)

berdistribusi kotak dengan half-width a = 0,40 x 10-6 /oC, oleh karena


itu maka:

ketidakpastian standar dari 20(Cu) :

u 20

0,4 x10 6 / o C

0,23x10 6 / o C

taksiran varian :

0,4 x10
3

20

/o C

53,3x10 15 / o C 2

Kasus distribusi tidak simetris (asymmetric distribution). Pada kasus


ke-4 nilai batas atas sama dengan nilai batas bawah, yaitu a,
sehingga a-=xia dan a+=xi+a. Keadaan ini tidak selalu demikian,
namun suatu ketika dapat terjadi dimana batas atas dan bawah
berbeda, perhatikan Gambar 3. Katakanlah :

a- = xi bdan
a+ = xi + b+

dimana b- b+
b-

a-

b+

xi

a+

26

Gambar IV.3. Distribusi Kotak Asimetris


Aproksimasi variansi untuk distribusi ini adalah:

u 2 xi

b b 2
12

a a 2
12

Menurut sebuah handbook koefisien muai linear dari tembaga murni


pada 20oC, 20(Cu), adalah 16,52 x 10-6 /oC dan ada pernyataan
bahwa nilai terkecil yang mungkin adalah 16,40 x 10-6 /oC dan nilai
terbesar yang mungkin adalah 16,92 x 10-6 /oC.

Berdasarkan informasi yang terbatas ini, kita peroleh:


b- = 0,12 x 10-6 /oC
dan
b+ = 0,40 x 10-6 /oC

Sehingga kita peroleh:

taksiran varian dari 20(Cu) :

u 2 20

0,4 x10

/ o C 0,12 x10 6 / o C
12

2,25x10 14 / o C 2

ketidakpastian standar dari 20(Cu) :

u 20 2,25 x10 14 / o C 2 0,15 x10 6 / o C

27

Pada kasus distribusi kotak, peluang dalam daerah interval adalah


sama sedangkan di luar daerah interval adalah nol. Ini merupakan
sebuah fungsi diskontinu, yang mana dalam distribusi peluang sering
merupakan sesuatu yang tidak mempunyai arti fisis (unphysical).

Dalam banyak kasus akan lebih realistis bila mengharapkan nilai


dekat batas-batas interval mempunyai kemungkinan lebih kecil dari
pada titik tengah-tengah interval (midpoint). Oleh karena itu
beralasan bila kita menggantikan distribusi kotak dengan distribusi
travesium sama kaki.

Untuk travesium sama kaki dengan lebar dasar a+ - a- = 2a dan lebar


bagian atas 2a dimana 0 1, seperti tampak pada Gambar di
bawah ini, maka:
nilai harapan Xi adalah :

xi

a a
2

dengan nilai variansi-nya :

u 2 xi

a2 1 2
6

2a

a-

xi

a+

Gambar IV.4. Distribusi Travesium

28

Seperti telah diungkapkan di atas bahwa distribusi travesium


mempunyai lebar bagian dasar a+ - a- = 2a dan lebar bagian atas
2a dimana 0 1. Ketika nilai =1 maka distribusi peluang akan
berupa distribusi kotak, artinya lebar bagian bawah dan atas sama
yaitu 2a, seperti telah dibahas pada Kasus ke-4.

Namun ketika nilai =0, maka distribusi peluang akan berupa


distribusi segitiga, seperti tampak pada di bawah.

1/a
a-

xi

a+

Gambar IV.5. Distribusi Segitiga


nilai harapan Xi untuk distribusi segitiga ini adalah :

xi

a a
2

dengan nilai variansi-nya :

u 2 xi

a2
6

Untuk distribusi normal dengan nilai harapan dan standar deviasi


, interval ( 3) melingkupi hampir 99,73 % dari kurva distribusi.
Dengan demikian bila batas atas dan bawah adalah a+ dan amendefinisikan 99,73% maka ini hampir mendekati 100%. Dengan
demikian besaran Xi dapat kita asumsikan lebih mendekati distribusi

29

normal dari pada tidak mempunyai pengetahuan khusus tentang Xi,


sehingga dapat kita nyatakan bahwa variansi xi adalah:

u 2 xi

a2
9

p = 99,73%

a- = -3

a+ = +3

Gambar IV.6. Distribusi normal dengan p=99,73%

D.

Penentuan Ketidakpastian Gabungan


1.

Besaran input yang tidak berkorelasi


Pada

bagian

ketidakpastian

ini

akan

standar

dibahas

gabungan

tentang
(combined

penentuan
standard

uncertainty) untuk besaran input Xi yang tidak berkorelasi atau


bebas secara statistik antara satu variabel dengan yang
lainnya.

Seperti diekspresikan oleh persamaan di atas, bahwa taksiran


besaran ukur Y adalah y yang merupakan fungsi dari besaran
input xi, yaitu:

30

y f x1 , x2 , x3 ,...., x N ,

Masing-masing besaran input xi mempunyai ketidakpastian


standar

u(xi)

yang

mungkin

ketidakpastian

Tipe

ketidakpastian

untuk

besaran

diperoleh

ataupun
ukur

Tipe
y

dari
B.

evaluasi

Sedangkan

diperoleh

melalui

penggabungan dari ketidakpastian standar - ketidakpastian


standar besaran input xi (x1, x2, x3, , xN). Ketidakpastian
untuk besaran ukur y ini kemudian disebut ketidakpastian
standar gabungan dan dilambangkan oleh uc(y). Ketidakpastian
ini mengestimasi standar deviasi dan karakteristik sebaran nilai
untuk besaran ukur y.

Ketidakpastian standar gabungan uc(y) merupakan akar


kuadrat positif dari variansi gabungan u c2 y , yang dirumuskan
oleh persamaan berikut:

f
u y
i 1 x i
2
c

2.

2
u xi

Koefisien Sensitivitas
Turunan parsial (f/xi) pada persamaan (10) adalah sama
dengan nilai evaluasi dari (f/Xi) pada Xi = xi. Turunan ini
disebut koefisien sensitivitas (sensitivity coefficients), yang
menggambarkan bagaimana besaran output y bervariasi
dengan adanya perubahan besaran input x1, x2, x3, , xN.
Selanjutnya untuk kemudahan penulisan, koefisien sensitivitas
ini dilambangkan dengan ci, yaitu:

31

ci

f
xi

Sehingga pernyataan ketidakpastian standard gabungan pada


persamaan (34) dapat dituliskan kembali menjadi:

u c2 y ci u xi

i 1

persamaan fisis untuk menentukan densitas minyak () dengan


menggunakan piknometer adalah:

mI mK
V

Koefisien sensitivitas untuk persamaan ini adalah:

c1
c2
c3

m I V

m K
V

m K m I

V
V2

Maka ketidakpastian standar gabungan untuk densitas minyak


ini adalah:

m m
1
1
u u 2 m I u 2 m K K 2 I u 2 V
V
V
V

atau

32

m m
1
1
u u 2 m I u 2 m K K 2 I u 2 V
V
V
V

3.

Besaran input yang berkorelasi


Ketika antara besaran-besaran input berkorelasi, atau tidak
bebas secara statistik, maka pernyataan yang tepat untuk
variansi gabungan u c2 y yang berhubungan dengan hasil
pengukuran adalah:

f f
u xi , x j
j 1 xi x j

uc2 y
i 1
N

N 1 N
f 2
f f

u
x

2
u xi , x j

i
j 1 xi
i 1 j i 1 xi x j

dimana xi dan xj merupakan estimasi dari Xi dan Xj serta u(xi,xj)


= u(xj,xi) adalah estimasi dari covarian yang berhubungan
dengan xi dan xj. Derajat hubungan antara xi dan xj dinyatakan
oleh estimasi dari koefisien korelasi berikut :

r xi , x j

u xi , x j
u xi u x j

dimana,
r x i , x j r x j , xi dan 1 r xi , x j 1

Dengan mensubtitusikan kedua persamaaan sebelumnya maka


akan kita peroleh persamaan berikut :

33

f
u y
j 1 xi
2
c

N 1 N
2
f f
u xi 2
u xi .u x j .r xi , x j
i 1 j i 1x i x j

atau
N

N 1

j 1

i 1 j i 1

u c2 y ci2 u 2 xi 2

c c u x .u x .r x , x
i

Bila r(xi,xj)=0, berarti antara xi dan xj saling bebas atau tidak


berkorelasi.

Dan untuk r(xi,xj) = +1, persamaan di atas akan menjadi sangat


sederhana, yaitu:

N f

u y
u xi
j 1 xi

2
c

atau

u y ci u xi
j 1

2
c

E.

Penentuan Ketidakpastian yang Diperluas


Sebenarnya penggunaan ketidakpastian standar gabungan dari
suatu hasil pengukuran telah diterima secara universal. Namun
dalam banyak aplikasi seperti perdagangan, industri, kesehatan, dan
keselamatan, sering memerlukan adanya ketidakpastian pengukuran
yang mendefinisikan sebuah interval hasil pengukuran dimana
diharapkan melingkupi hampir sebagian besar dari bagian distribusi.
Misalnya, tidak hanya 68% dari distribusi.

Untuk maksud ini, maka digunakan parameter ketidakpastian yang


diperluas (expanded uncertainty). Ketidakpastian ini dilambangkan

34

dengan U.

Ketidakpastian

yang

diperluas

diperoleh

dengan

mengalikan ketidakpastian standar gabungan uc(y) dengan faktor


cakupan (coverage factor) k, yaitu:

U kuc ( y)

Hasil pengukuran dengan demikian dapat dinyatakan sebagai :

Y y U

Ini dapat di-interpretasikan bahwa estimasi paling baik untuk Y


adalah y, dan interval (y U) sampai dengan (y + U) merupakan
interval yang mana diharapkan melingkupi sebagian besar dari
distribusi yang mencirikan Y. Dengan demikian interval tersebut
dapat dinyatakan juga sebagai :

y U Y y U

1.

Tingkat kepercayaan, p
Ketidakpastian yang diperluas U di-interpretasikan sebagai
interval hasil pengukuran yang melingkupi sebagian besar p
dari

distribusi

probabilitas

dan

ketidakpastian

standar

gabungan-nya uc(y). Parameter p adalah cakupan probabilitas


(coverage probability) atau tingkat kepercayaan (level of
confidence)

dari

interval.

Dalam

praktek,

kita

harus

mengestimasi dan menyatakan nilai tingkat kepercayaan p.

2.

Faktor cakupan, k
Pemilihan nilai faktor cakupan k didasarkan pada tingkat
kepercayaan yang dibutuhkan dalam interval (y U) sampai
dengan (y + U). Secara umum akan berada dalam daerah 2

35

sampai dengan 3. Kecuali untuk keperluan khusus dapat saja


nilai k diluar range tersebut. Pengalaman yang luas dan
pengetahuan yang cukup akan memudahkan kita untuk
memilih nilai k yang tepat.

Ideal-nya kita harus memilih nilai k yang berhubungan dengan


nilai tingkat keprcyaan p seperti 95% atau 99%. Pada kondisi
dimana y dan uc(y) mendekati distribusi normal dan derejat
kebebasan efektif cukup signifikan, maka dapat kita asumsikan
nilai k=2 untuk tingkat kepercayaan p=95% dan k=3 untuk
tingkat kepercayaan p=99%.

F.

Cara Penulisan Ketidakpastian dalam Laporan


1.

Panduan umum
Ketika kita melaporkan hasil pengukuran dan ketidakpastiannya
sebaiknya sebanyak mungkin informasi yang beruhubungan
kita sertakan. Tetapi ini tentu saja tergantung pada tingkat
kebutuhan dari penggunaannya. Sebagai contoh, dalam
laporan haruslah:
menerangkan secara jelas metoda yang digunakan untuk
menghitung hasil pengukuran dan ketidakpastiannya dari data
pengamatan dan inputan data;
rincian komponen ketidakpastian

dan dokumen lengkap

bagaimana ketidakpastian itu dihitung;


tuliskan analisis data sedemikian rupa sehingga mudah untuk
diikuti dan dihitung ulang bila diperlukan;
cantumkan semua koreksi dan konstanta yang digunakan
dalam analisis dan sumber-sumbernya.

Segabai acuan :

36

Have I provided enough information in a sufficiently clear


manner that my result can be update in the future if new
information or data become available?

2.

Panduan khusus ke-1


Dalam

laporan

hasil

pengukuran

dan

pernyataan

ketidakpastian standard gabungan uc(y), haruslah: berikan


gambaran lengkap bagaimana besaran ukur Y didefinisikan;
berikan taksiran y dari besaran ukur Y dan ketidakpastian
standard gabungannya uc(y); demikian juga dengan satuan
untuk y dan uc(y); sertakan ketidakpastian standard gabungan
rekatif uc(y)/|y|, |y|0, kalau memungkinkan; berikan setiap nilai
besaran input xi dan ketidkapstian standarnya u(xi) bersamasama dengan gambaran bagaimana cara memperolehnya;
kalau besaran input berkorelasi, berikan taksiran covarian atau
taksiran koefisien korelasi (sebaiknya keduanya), dan metoda
untuk memperolehnya; berikan derajat kebebasan untuk setiap
ketidakpastian standar besaran input, dan bagaimana cara
memperolehnya; berikan hubungan fungsional Y=f(X1, X2, X3,
... ,XN) dan koefisien sensitivitas f/x.

Dalam penulisan ketidakpastian standar gabungan uc(y) kita


dapat menggunakan salah satu cara dari empat cara berikut ini.
Misalkan penulisan hasil pengukuran standar massa dengan
nilai nominal 100 gram adalah:
a) ms = 100,021 47 g dengan uc = 0,35 mg
b) ms = 100,021 47(35) g
c) ms = 100,021 47(0,000 35) g
d) ms = (100,021 47 0,000 35) g

Ketika

melaporkan

hasil

pengukuran

dan

pernyataan

ketidakpastian pengukurannya berupas ketidakpastian yang

37

diperluas U, haruslah: berikan gambaran lengkap bagaimana


besaran ukur Y didefinisikan; nyatakan hasil pengukuran
berupa Y=y U; dan sertakan satuan untuk y dan U; sertakan
ketidakpastian standard gabungan rekatif U/|y|, |y|0, kalau
memungkinkan;

berikan

nilai

yang

digunakan

untuk

mendapatkan U, lebih baik lagi kalau disertakan kedua-duanya,


k dan uc(y); berikan nilai pendekatan untuk tingkat kepercayaan
yang berhubungan dengan interval y U dan bagaimana cara
memperolehnya; berikan setiap nilai besaran input xi dan
ketidkapstian

standarnya

u(xi)

bersama-sama

dengan

gambaran bagaimana cara memperolehnya; kalau besaran


input berkorelasi, berikan taksiran covarian atau taksiran
koefisien korelasi (sebaiknya keduanya), dan metoda untuk
memperolehnya; berikan derajat kebebasan untuk setiap
ketidakpastian standar besaran input, dan bagaimana cara
memperolehnya; berikan hubungan fungsional Y=f(X1, X2, X3,
... ,XN) dan koefisien sensitivitas f/x.

Berikut

adalah

contoh

bagaimana

cara

menyatakan

ketidakpastian yang diperluas dalam suatu laporan.


ms = (100,021 47 0,000 79) g, U ditentukan dari uc=0,35 mg
dan

faktor

cakupan

k=2,26

distribusi-t

dengan

derajat

kebebasan =9 dan tingkat kepercayaan 95%.

3.

Panduan khusus ke-2


Kalau pengukuran dilakukan secara simultan untuk lebih dari
besaran ukur, yaitu menghasilkan yaitu beberapa taksiran
output besaran yi, maka selain ada pernyataan yi dan uc(yi),
harus ada juga matrik covarian untuk u(yi,yj) ataupun matrik
koefisien korelasi r(yi,yj), lebih baik kalau kedua-duanya.

38

4.

Panduan khusus ke-3


Dalam penulisan nilai estimasi y dan ketidakpastiaanya (baik
ketidakpastian standar gabungan uc(y) ataupun ketidakpastian
yang diperluas U) tidak harus memberikan jumlah angka yang
berlebihan, paling banyak 2 (dua) digit angka penting
(significant digit), meskipun dalam beberapa kasus diperlukan
adanya angka tambahan untuk menghindari adanya kesalahan
pembulatan (round-off errors).

Dalam

melaporkan

hasil

pengukuran,

lebih

baik

bila

membulatkan angka ketidakpastian keatas dari pada ke angkat


digit terdekat. Sebagai contoh uc(y)=10,47 m dibulatkan
keatas menjadi uc(y)=11 m. Bagaimanapun ada kebiasaan
umum untuk angka-angka tertentu, seperti uc(y)=28,05 Hz
dibulatkan kebawah menjadi uc(y)=28 Hz.

Untuk pembulatan nilai estimasi besaran input dan output harus


konsisten dengan nilai ketidakpastiannya, sebagai contoh
y=10,057 62 dengan uc(y)=27 harus dibulatkan menjadi
10,058 . Untuk nilai koefisien korelasi harus dinyatakan dalam
akurasi tiga-angka (three-digit accuracy), kalau nilai absolut
dari nilai tersebut mendekati satu.

39

G.

Flow Chart Evaluasi Ketidakpastian

Mulai

f f x
x1, x2, x3, . . . xn

u1, u2, u3, . . . un

uC

eff

c1, c2, c3, . . . cn

1, 2, 3, . . . n

c u
i i

u C4
ci u i 4
i
i

k t 95 ( eff )

U ku C
Selesai

40

H.

Rangkuman
Pada dasarnya penentuan ketidakpastian pengukuran mempunya
algoritma seperti di bawah ini :

Tentukan initial formula yang berhubungan dengan besaran


yang kita ukur.

Tentukan parameter-parameter yang akan mempengaruhi


ketidakpastian pengukuran, baik untuk evaluasi ketidakpastian
type A maupun evaluasi ketidakpastian type B.

Tentukan formula-formula ketidakpastian standar u(xi) untuk


masing-masing parameter/besaran input.

Tentukan formula-formula koefisien sensitivitas c(xi) untuk


masing-masing parameter/besaran input.

Tentukan besarnya derajat kebebasan untuk masing-masing


parameter/besaran input.

Hitung ketidakpastian standar gabungan uc(y).

Hitung derajat kebebasan efektif.

Hitung faktor cakupan

untuk

tingkat

kepercayaan 95%

(misalnya) dan derajat kebebasan efektif pada huruf g.

Hitung ketidakpastian yang diperluas.

Untuk

keperluan

pelaporan,

tentukan

jumlah

digit

dari

ketidakpastian yang diperluas yang harus kita tuliskan.

I.

Latihan Soal
1.

Apa

yang

dimaksud

dengan

Standar

deviasi

rata-rata

eksperimental
2.

Apa yang dimaksud dengan Standar deviasi eksperimen


gabungan

3.

Apa yang menyebabkan perbedaan di keduanya

4.

Tuliskan algoritma perhitungan ketidakpastian dan gambarkan


flowchart-nya

41

BAB V

PENUTUP

Pada setiap pengukuran yang kita lakukan, dapat dipastikan terdapat


error yang disebabkan secara sistematis maupun secara acak. Alat yang
kita gunakan sebagai standar, sebagai patokan untuk menguji alat lainnya
juga dipastikan memiliki error. Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang
cukup besar, yang berperan aktif dalam kesalahan acak sebagai sumber
ketidakpastian.

Perhitungan

ketidakpastian

meliputi

penetapan

model

matematis

pengukuran, perhitungan standar deviasi dari masing-masing variabel


model matematis, perhitungan faktor cakupan sesuai dengan tingkat
kepercayaan yang diinginkan, perhitungan rentang ketidakpastian yang
berupa perkalian standar deviasi gabungan dengan faktor cakupan.

Ketidakpastian akan dilaporkan kedalam laporan pengukuran dengan


mengikuti peraturan pelaporan ketidakpastian. Ketidakpastian pengukuran
ditulis dengan dua angka penting, faktor cakupan yang digunakan, dan
tingkat kepercayaan yang digunakan. Penulisan pelaporan ini bertujuan
untuk memudahkan pengguna laporan untuk memahami ketidakpastian
yang digunakan didalam laporan pengukuran.

42

DAFTAR PUSTAKA

ISO (1993), Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement,


Geneva, International Organisation for Standardisation (corrected
and reprinted 1995).
KAN

(2003),

Pedoman

Evaluasi

dan

Pelaporan

Ketidakpastian

Pengukuran, DP.01.23
JCGM (2008), Evaluation of Measurement Data Guide to the Expression
of Uncertainty in Measurement, JCGM 100:2008
Usman, S.Si., M.Si, Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran, 2009
Rifyan S.N., Bahan Ajar Ketidakpastian Pengukuran, Balai Diklat
Metrologi, 2011

43

BIODATA

Nama lengkap Vera Firmansyah, lahir di Lebak pada


tanggal 26 Februari 1979. Sekolah Dasar dan
Sekolah Menegah Pertama diselesaikan di Bayah,
sedangkan Sekolah Menegah Umum diselesaikan di
Serang.

Pada tahun 1998 masuk ke Institut Teknologi


Bandung di Departemen Fisika dan lulus pada tahun
2002 dengan bidang keahlian komputasi fisika bumi dan menyandang
predikat kumlaude. Sebelum bekerja di PT. Krakatau Steel Group sebagai
IT Engineer, sempat mengalami selama 6 (enam) bulan menjadi
koordinator asisten di Laboratorium Fisika Dasar ITB. Pada tahun 2004
melanjutkan sekolah ke Magister Sains (S2) di Departemen Fisika ITB
dengan bidang keahlian komputasi fisika bumi (pemodelan).

Pada tahun 2007 masuk ke Kementerian Perdagangan R.I sebagai


Widyaiswara di Balai Diklat Metrologi Bandung. Selama menjadi Calon
Pegawai Negeri Sipil telah mengikuti beberapa diklat, diantaranya : Diklat
Fungsional Penera, Diklat Pra Jabatan, dan Diklat Calon Widyaiswara.
Selain mengikuti diklat telah memiliki sertifikat sebagai auditor ISO
9000:2001 dan sertifikat kalibrasi alat ukur.

Sekarang tinggal di alamat Jl. Kanayakan D52, RT 0006, RW 0008, Kel.


Dago, Kec. Coblong, Bandung, 40132.

44

You might also like