You are on page 1of 76

CARDIOPULMONOLOGI

ABSES PARU
Nekrosis jaringan paru yang berisi pus karena penyumbatan
bronkus.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Terdapat riwayat aspirasi.

Demam 1-3 mgg disertai menggigil.

Batuk produktif, barbau busuk, purulent, kuning kehijauan atau


hemoptisis masif.

Dyspnu, nyeri dada, malese, berat badan merosot.


Tanda penting :

Higiene mulut buruk.

Tampak sianosis.

Clubbing finger/toes.

Redup pada daerah abses.

Tanda lain seperti pneumoni.

Takikardi, takipnu.
Pemeriksaan khusus :

Diagnosis dg foto dada, tampak air fluid level.

CT scan, bronkoskopi.

Aspirasi jarum transtoracal.


KOMPLIKASI

Hemoptisis

Pneumothoraks atau pyopneumothoraks.

Metastasis abses.

Kerusakan paru permanen.


PENATALAKSANAAN

Istirahat postural drainage (posisinya sedemikian rupa


sehingga letak abses lebih tinggi dari saluran napas
sehingga pus dapat mengalir keluar.

Drainase dapat juga dilakukan dg bronkoskopi untuk


menyedot sekresi bronkus yg kental. Disamping itu juga
menepuk-nepuk bagian yg kena abses.

Obat pertama : antibiotik yg sesuai, Ampicilin 1-2 juta


unit/4-6 jam, Klindamisin 600 mg iv/8 jam, kemudian lanjut
peroral.

Obat alternatif : dapat juga diberi bronkodilator.

Operasi untuk abses besar, bila abses terletak sebelah


distal dari carcinoma bronkus atau corpus alienum
dilakukan lobektomi.

PROGNOSIS
Dengan antimikroba yg sesuai prognosis baik.

ANGINA PECTORIS
Merupakan rasa nyeri / tidak enak didaerah jantung atau
substernal (chest discomfort), terutama dipacu oleh kegiatan
jasmani atau stres, akan mereda bila istirahat atau makan nitrat
sublingual. Dapat pula menjalar sampai ke leher dan lengan kiri.
Secara klinis dibagi mjd :

Exertional angina : terjadi setelah kegiatan jasmani.

Variable threshold angina : terjadi bila ada pergerakan


pembuluh darah (vasomotion), dapat muncul sewaktu
istirahat.

Prinzmetal (variant) angina : hanya muncul waktu isirahat,


terutama pagi / subuh hari.

Unstable angina : awitan baru atau bila nyeri meningkat


walaupun kegiatan jasmani sangat minim bahkan waktu
iistirahat, berlangsung lama dan respons kurang terhadap
pengobatan.
DASAR KELAINAN
Penyempitan pembuluh darah A. coronaria (iskemik myocard).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Nyeri precardial selama 15-20 menit, sesak napas, capek dan
keringat dingin.
Tanda penting :
Umumnya normal kecuali tanda dari faktor resiko.
Pemeriksaan laboratorium :

CPK / CKMB.

LDH.

SGOT masih normal (beda dengan infark myocard).


Pemeriksaan khusus :
Pemeriksaan EKG :

Umumnya normal.

Ada tanda-tanda iskemik myocard pd saat serangan.

Atau elevasi segmen ST.

KOMPLIKASI
Infark myocard akut.
PENATALAKSANAAN

Menghindari / mengatasi faktor resiko : diet, rokok,


DM,hipertensi, dll.

Waktu serangan : Nitrogliserin sublingual 0,3 - 0,6 mg.

Pencegahan serangan : Isosorbid / dinitrat, salep


nitrogliserin,
penghambat
betaadrenergik,
antagonis
kalsium dianjurkan diltiazem atau verapamil.
ASMA BRONCHIALE
Penyempitan jalan napas yang reversibel dalam waktu singkat oleh
karena mukus kental, spasme dan edema mukosa serta
deskuamasi epitel bronkus / bronkiolus, akibat inflamasi eosinofilik
dg kepekaan berlebihan.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sesak napas, batuk.

Dada terasa terikat yang datang secara tiba-tiba, terutama


oleh suatu fc pencetus (trigger).

Diluar serangan keluhan hilang.

Ada riwayat alergi dalam keluarga.


Tanda penting :

Otot-otot pernapasan membesar.

Terdengar mengik, ekspirasi memanjang.

Udara pernapasan menurun.


Pemeriksaan laboratorium :
Dalam spiral ditemukan :

Spiral Churschman (cetakan mukus dalam saluran napas


kecil).

Kristal Charcot Leyden (kristal romboid memanjang berasal


dari sitoplasma eosinofil).
Pemeriksaan khusus :

Spirometer, pemantauan arus puncak ekspirasi.

Tes nebulasi B-2 agonis.

Tes provokasi bronkus, tes tusuk kulit, kadar Ig E.


KOMPLIKASI

Kelelahan, dehidrasi, infeksi jalan napas.

Cor pulmonale, gagal napas.

PPOK, pneumothoraks (jarang).

PENATALAKSANAAN

Istirahat, hindari alergen.

Oksigen 1-3 l/mnt melalui kanula hidung.


Penderita rawat jalan (outpatients) :

Bronkodilator, simpatomimetik (salbutamol / albuterol


/ventolin, metaproterenol / alupent, epinefrin / adrenalin),
antikolinergik (ipratropium bromide / atrovent), Teofilin
(teofilin, aminophylin).

Kortikosteroid
:
prednison
/
metil
prednisolon,
hydrocortison sodium succinat, budesonide inhalasi.

Antimediator : sodium kromolin (intal), sodium nedokromil


4-10 > kuat kromolin, antileukotrin.

Antimikroba.

Ekspektoran tanpa antihistamin.


Penderita rawat inap (inpatients) :

Nebulasi 2 agonis (metoproterenol 0,3 ml larutan 5%,


albuterol 0,5 ml lart 5%). Bila 30 menit belum memberi
respons, dosis yang sama diulangi.

Inhalasi kromolin 4x2 semprotan/hr.

Inhalasi ipatropium bromide (atrovent) 2-4 semprotan/6


jam.

Aminofilin IV, di USA tdk digunakan lagi.

Bila sulit menggunakan inhalasi dapat diberikan terbutalin


subkutan sampai 3 dosis, @ 0,25 mg setiap 60-90 mnt.

Kortikosteroid IV diberikan dalam keadaan gawat. Dosis


hidrocortison 4 mg/kgbb, metilprednisolon 1-2 mg/kgbb
setiap 6 jam.
PROGNOSIS

Umumnya baik.

Asma ekstrinsik semasa kecil prognosis lebih


dibanding yang muncul setelah dewasa.
Angka kematian meningkat bila tanpa fasilitas kesehatan

baik

BRONKITIS AKUT
Peradangan mendadak dari trakeobronkial oleh virus, bakteri,
jamur atau karena bahan-bahan kimia.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Gatal-gatal dikerongkongan.

Sakit dibawah sternum.

Batuk kering / batuk berdahak.

Sering merasa panas atau linu.


Tanda penting :

Bila penyebabnya bakteri, sputumnya akan spt nanah.

Ronki kering.
KOMPLIKASI

Bronkopneumoni, pneumoni, pleuritis.

Penyakit lain akan diperberat seperti jantung, penyakit


jantung rematik, hipertensi, bronkiektasis.
PENATALAKSANAAN

Istirahat dan bebas rokok.

Jika etiologinya virus diberi obat simptomatis dan bakteri


diberikan antibiotik spt ampicilin, erythromicin, spiramicin,
3 x 500 mg/hr.
PROGNOSIS
Baik.
BRONKITIS KRONIS
Hipersekresi mukus bronkus dan penyumbatan jalan napas.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Batuk lama.
Tanda penting :
Kalau lanjut terdengar ronki kering atau basah.
Ada beberapa bentuk yaitu :

Pink Puffing (PP) = tipe A = tipe empisema : tampak merah


muda, orangnya sangat kurus, batuk, kor pulmonale, sesak
napas.

Blue Bloating Bronchitis (BB) = tipe B = tipe bronkitis :


tampak sianosis, orangnya gemuk, batuk, kelemahan
jantung, umumnya tidak sesak.

Bronkitis Asmatika.

Bronkitis kronis sederhana : batuk lama dengan sputum


mukoid (lendir).
Pemeriksaan khusus :
Foto dada :

Sekitar 50% memberi gambaran normal.

Tubular shadows tram lines : bayangan garis paralel dari


hilus ke apeks paru.

Corakan paru bertambah.

KOMPLIKASI
Gagal napas, kor pulmonale, emfisema, polisitemi.
PENATALAKSANAAN
Tujuan untuk mengatasi hipersekresi bronkus, sumbatan jalan
napas, infeksi bronkus, kor pulmonale, gagal napas.

Istirahat, stop rokok.

Ekspektoran bila batuk berdahak, antitusif bila batuk


kering.

Bronkodilator.

Sesak beri O2.

Bila ada infeksi (sputum mukopurulen) diberi antimikroba.

Kalau terjadi cor pulmonale diberi digoksin.


PROGNOSIS
Sering kambuh.
BRONKIEKTASIS
Terjadi pelebaran abnormal dan menetap dari bronkus akibat
kerusakan komponen elastis dan muskulernya. Bronkiektasis
kongenital (trias Kartagener) : Bronkiektasis, Dekstrokardi,
SInusitis.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Batuk produktif berupa darah / nanah, berjumlah banyak


terutama jam 2 sampai 3 dinihari dan disebut Maulvolle
Expectoration.

Sering disertai : panas, anoreksi, anemi, malese, palpitasi,


gelisah, hemoptisis.
Tanda penting :

Sputum dan napas berbau tidak enak.

Ronki basah sedang sampai kasar didaerah yg terkena.

Kadang-kadang didengar ronki kering dan bunyi mengik.

Jantung dan trakea tertarik ke tempat yg terkena.

Jari tabuh.
Pemeriksaan laboratorium :
Sputum ditampung dalam gelas, bila didiamkan akan membentuk 3
lapisan :

Buih.

Jernih : lendir.

Keruh : nanah dan darah.


Pemeriksaan khusus :
Foto dada : Honeycomb appearance (gambaran sarang tawon).

KOMPLIKASI
Hemoptisis, bronkitis akut / pneumoni, abses paru, emboli paru,
kor pulmonale, pneumothoraks, emfisema.
PENATALAKSANAAN

Istirahat stop rokok.

Pemilihan antibiotik berdasarkan pemeriksaan sputum dan


bakteri, sementara menunggu hasil pemeriksaan sputum
diberikan juga antibiotik spektrum luas (doksisiklin),
antibiotika distop bila sputum kurang atau tidak purulent
lagi.

Bronkodilator.

Operasi dilakukan bila pengobatan selama 2 tahun kurang


menunjukkan perbaikan, timbul hemoptisis yg masif.
PROGNOSIS

Sulit sembuh sempurna.


Tergantung pada : banyaknya kerusakan, sputum yang purulen,
adanya komplikasi
EDEMA PARU
Tertimbunnya cairan dalam jaringan interstitiel paru dan alveoli
akibat peningkatan tekanan hydrostatik ataupun permeabilitas
kapiler paru.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sesak napas tiba-tiba, biasanya nocturnal, ortopneu.

Keringat dingin, batuk produktif (kemerahan).

Hemoptisis, lemah.
Tanda penting :

Sianosis, DVS meningkat, stupor, koma.

Takipneu, takikardi.

Mengik (wheezing), ronki basah kedua basal paru.


Pemeriksaan laboratorium :

Analisa gas darah dan elektrolit.


Foto dada :
Tanda bendungan paru :

Garis Kerley A : garis-garis memanjang dari hilus ke arah


perifer.

Garis Kerley B : garis-garis sejajar dari perifer.

Garis Kerley C : garis-garis yang mirip sarang laba-laba


pada bagian tengah paru, hilus berkabut (batas hilus tidak
jelas).

PENATALAKSANAAN

Istirahat posisi setengah duduk, oksygen 40-50% 8 ltr/mnt.

Diet rendah garam.


Obat pertama :

Nitrogliserin
sublingual/iv
:
0,3-0,5
mg/kgbb
atau
nitroprosit : 15 mikrogram per menit sampai ada perbaikan
atau hipotensi. Ditingkatkan tiap 5 menit, maksimal 400
mcg/mnt.

Morfin Sulfat 3-5 mg iv/15 mnt, total 15 mg.

Furosemid 40-80 mg iv, dosis dinaikkan setelah 4 jam,


dilanjutkan dengan drips sampai produksi urine cukup 1
ml/kg/jam.
Obat alternatif :

Vasodilator.

Inotropik
PROGNOSIS
Tergantung penyakit dasar dan penanggulangan.
EFUSI PLEURA (PLEURITIS EXUDATIVA)
Tertimbunnya cairan dalam cavum pleura
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Dari asimptomatis sampai sesak napas berupa :

Nyeri dada, sesak napas.

Batuk-batuk, panas.

Lebih senang tidur / baring kearah satu sisi (sisi yg berisi


cairan).
Keluhan tsb tgtg dari jumlah dan jenis cairan, kalau banyak atau
purulen keluhan lebih berat.
Tanda penting :
Pada sisi yg sakit :

Dinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggal.

Vocal fremitus melemah.

Pekak, batasnya merupakan garis lengkung dari medial


bawah ke lateral atas disebut garis Ellis Damoiseau.

Bunyi pernapasan menurun atau menghilang pada sisi yg


sakit.

Mediastinum terdorong ke sisi yg sehat, dpt dilihat / diraba


pd trakea.

Iktus cordis berpindah ke sisi yg sehat.


Pemeriksaan laboratorium :

Foto dada atau punksi pleura.

PENATALAKSANAAN

Obat pertama : Tuberkulostatika (umumnya EF mrp


komplikasi TB), antibiotika bila ada infeksi.

Obat alternatif : terapi simptomatis, prednison, bila


cairannya cukup banyak dan disebabkan oleh tb paru,
enzym proteolitik, roborantia.

Punksi pleura (torakosentesis) kalau cairan masif, jangan


lebih dari 1000-1500 cc tiap kali punksi, jika ada empyema
dipasang WSD.
PROGNOSIS

Tergantung pada penyakit dasarnya.

Prognosis buruk pd efusi pleura berat terutama pH atau


kadar gula cairan rendah.

EMFISEMA
Pelebaran dan destruksi sinus alveoli, sehingga udara masuk
jaringan interstitiel paru.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Trias emfisema : batuk-batuk, sputum banyak, sesak napas.
Tanda penting :
Inspeksi

Dada berbentuk tong (barrel chest).

Sela iga melebar.


Perkusi

Sonor, hipersonor.

Pekak absolut jantung mengecil.


Auskutasi

Ronki bila disertai bronkitis.

Bunyi pernapasan melemah.


Pemeriksaan laboratorium :

Kapasitas paru total meningkat.

FEV1 menurun.

Foto dada :

Mungkin terlihat bulla.

Hiperiflasi, pembuluh darah kurang.

Diafragma turun atau mendatar.


Pemeriksaan khusus :
CT Scan toraks.
KOMPLIKASI

Bulla pecah, sehingga terjadi pneumothoraks.

Gagal napas.

Kor pulmonale.
PENATALAKSANAAN

Istirahat stop rokok.

Bronkodilator : Teofilin 10-15 mg/kgbb peroral, Beta 2


Agonis peroral atau nebulizer

Corticosteroid, ekspektoran, mukolitik, kurangi sekresi


mukus.
PROGNOSIS
Pada usia muda prognosis lebih buruk, pada usia lebih tua
prognosis lebih baik.

PNEUMONIA
Kerusakan jaringan parenkim paru oleh infeksi.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Demam menggigil, batuk dg sputum purulen, sakit dada, berat
badan menurun.
Tanda penting :

Takikardi, pernapasan cepat / alanasi.

Herpes labialis.

Bunyi krepitasi, bunyi gesekan pleura.

Bunyi pernapasan bronkial dan whispering pectoriloquy.

Vocal fremitus mengeras pada sisi sakit.


Pekak relatif pada sisi sakit.
Pemeriksaan laboratorium :

Darah : lekositosis.

Sputum : kuman penyebabnya (sulit dipercaya sebab


banyak kontaminasi).

Foto dada tampak infiltrat

KOMPLIKASI

Efusi pleura, empyema toracis, abses paru.

Atelektasis (kolaps paru).

Gagal pernapasan.

Kor pulmonale.

Septikemi / sepsis.

Herpes labialis.

Thromboemboli
Karena pengaruh antibiotik sudah jarang terjadi komplikasi.
PENATALAKSANAAN

Penicilin G dosis tinggi 6-12 juta unit/hr.

Ampicilin / Amoksisilin 3-4x(500-1000) mg/hr.

Erythromicin 3-4x500 mg/hr.

Sefalosforin dosis sesuai jenis preparat.

Kotrimoxazole 2x(1-2) tablet.


PROGNOSIS
Prognosis dipengaruhi oleh :

Umur

Bnayaknya lobus yg terkena.

Renjatan septik.

Gagal napas.

Mulainya terapi antibiotik, sebelum masa antibiotik


mortalitas 33%, sesudah ada antibiotik menjadi 5%.

Gagal jantung, gagal ginjal.

PNEUMOTHORAKS
Adanya udara dalam cavum pleura.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Ada riwayat aktivitas.

Sakit dada, sesak napas, keringat dingin, batuk kering.


Tanda penting :

Iktus cordis terdorong ke arah paru yg sehat.

Trakea terdorong ke arah paru yg sehat.

Pada sisi yg sakit : pergerakan hemithoraks terbatas, sela


iga (ICS) cembung, vocal fremitus melemah, pada perkusi
terdengar bunyi hipersonor atau timpani pada sisi yg sakit,

bunyi pernapasan melemah, diafragma


bawah.
Pemeriksaan laboratorium :

Foto dada : tampak hitam homogen.

terdorong

ke

KOMPLIKASI

Gagal napas akut.

Mati mendadak, tapi jarang.

Pneumomediastinum dan emfisema subkutis. Bila hal ini


terjadi mesti hati-hati adanya ruptur bronkus dan
esofagus.
PENATALAKSANAAN
Pneumothoraks tertutup yang berat.

Istirahat di RS.

Obat simptomatis, laksansia.


Tindakan khusus :
Pneumothoraks terbuka :

Pengisapan udara terus menerus dg alat pnu.

Melekatkan kedua pleura dg penyuntikan larutan glukose


40-50%, 40-50 cc atau bedak talk yang steril ke dalam
cavum pleura.
Pneumothoraks ventil :

Dipasang WSD.

Bia fistel sudah tertutup diisap dg pompa / alat pnu.

Bila pasien berada di luar RS, tusukkan jarum yg besar.


Tindakan operasi (thoracotomi) dilakukan bila :

Pneumothoraks kambuh.

Pneumothoraks satu sisi, sisi lain sudah pernah


pneumothoraks spontan.

Paru tidak mau mengembang setelah 5-7 hari.

Gagal dg WSD.

Hemopneumothoraks yg masif.
PROGNOSIS
Tergantung dari :

Jenis pneumothoraks : ventil (sangat berbahaya), terbuka,


tertutup (bila tidak berat, mungkin sedikit keluhan).

Besarnya fistel.

Cepatnya tindakan.

Pneumothoraks dupleks umumnya fatal. Setengahnya


kambuh setelah torakostomi, jarang pada post operatif,
bila terapi berhasil tidak ada komplikasi.

PENYAKIT PARU OBTRUKTIF KRONIK (PPOK)


CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD).
Termasuk PPOM adalah :

Bronkitis kronis.

Bronkitis kronis obstuktif.

Emfisema.
Kelainan patologis pada jar. paru yg mengakibatkan batuk,
produksi sputum meningkat, aliran udara pernapasan terhambat
dan gangguan pertukaran gas yang selanjutnya mengakibatkan
hipoksemi, hipertensi pulmonal sampai kor pulmonale.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Perokok, batuk kronis, berdahak, sesak napas.


Tanda penting :

Ronki kering / basah, suara pernapasan melemah, waktu


ekspirasi memanjang, udara pernapasan kurang.
Pemeriksaan laboratorium :

Foto dada
KOMPLIKASI

Bronkitis akut, pneumoni, emboli paru, korpulmonale,


pneumothoraks, hemoptisis.
PENATALAKSANAAN

Istirahat stop rokok, fisioterapi dada.

Bronkodilator : Teofilin.

Antikolinergik : Ipratropium bromida (atrovent).

Beta 2 agonist : Albuterol, Bitolterol, Isopreterenol,


Terbutalin.

Antimikroba : Amoksisilin 3x(0,5-1) gr/hr, Cotrimoxazole


(Bactrim, Spectrem, Septrim), 7-10 hr.

Mukolitik.

Kortikosteroid pada keadaan eksaserbasi akut.


PROGNOSIS

Prognosis buruk.

Bila FEV1 1,4 ltr dpt hidup selama 10 th, semakin kecil
FEV1, masa hidup semakin pendek.

Lebih buruk bila disertai kor pulmonale.

Bentuk bronkitis kronis asmatika lebih baik dari pada


bentuk emfisematous.

ENDOKRINOLOGI

ADDISON DISEASE
Hipofungsi glandula
Cushing).

suprarenalis

(kebalikan

dari

penyakit

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Malese, fungsi seksual menurun.

Pusing postural.

Anoreksia, mual, konstipasi.

Amenore.
Tanda penting :

Kelemahan otot, hypotensi.

Hiperpigmentasi : mukosa, areola mammae, lipatan-lipatan


kulit, daerah yang sering tertekan.

Vitiligo, dehidrasi, hipoglikemi.


Pemeriksaan laboratorium :

Kortisol serum rendah.

ACTH tinggi.

Gangguan toleransi glukosa, lekositosis, limfopeni, ACTH


rendah.
Pemeriksaan khusus :

MRI hipofiise.
KOMPLIKASI

Hipertensi.

Mudah kena infeksi.

Osteoporosis.

Syndrom Nelson (hiperpigmentasi).


PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Obat pertama : obat menghambat kortisol : Metirapon,


Aminoglutetimid.

Obat alternatif : Azatioprin.

Operasi tumor hypofisis (penyakit Cushing) dan adrenal


(syndrom Cushing).

PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Hidrocortison 20 mg pagi, 10 mg sore.

PROGNOSIS
Tergantung penyebabnya, tanpa terapi dapat sembuh, dengan
operasi prognosis lebih baik.

PROGNOSIS
Kaheksi.

DIABETES INSIPIDUS
Kekurangan hormon ADH (DI Sentral) atau ginjal tidak berespons
terhadap ADH (DI Nefrogenik).

CUSHING SYNDROME
Akibat peningkatan hormon glukokorticoid / cortisol. Bila
penyebabnya akibat adenoma hipofisis, sekresi ACTH meningkat
disebut Penyakit Cushing.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Kelemahan otot, mudah memar, luka lambat sembuh.

Oligo / amenore.

Sakit kepala / pinggang, poliuri, kehausan.


Tanda penting :

Obesitas sentral, moon face.

Kulit tipis, sehingga pembuluh darah tampak.

Striae keunguan terutama pada paha bagian atas.

Abdomen membengkak karena otot atropi dan sangat


lemah.
Pemeriksaan laboratorium :

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Poliuri (2-40 ltr/hr) dan polidipsi tiba-tiba.

Penderita tahu tanggal bahkan jam terjadinya peristiwa


tersebut.

Berat badan merosot, rasa haus yang hebat.


Tanda penting :

Dehidrasi, hipotensi orthostatik, lethargi.


Pemeriksaan laboratorium :

BJ urine rendah.

Hipernatremi.
KOMPLIKASI

Dehidrasi berat, hipernatremi.

Intoksikasi air akibat terapi anti diuretik.

Dilatasi ureter dan buli-buli.

PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Terapi penyakit dasarnya . Bila tidak berhasil, terapi dg :


obat pertama : DI Sentral : Desmopresin 2 x (10-20) g
intranasal.

Obat alternatif : HCT / Tiazid 50-100 mg/hr.


PROGNOSIS
Umumnya baik, tergantung pada jenis dan penyakit dasarnya.
DIABETES MELLITUS
Kekurangan atau resistensi insulin.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Pada tahap awal ditemukan tiga poli (3p atau 3 banyak)


yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum),
polifagi (banyak makan).

Lemah, berat badan merosot.

Fluor albus / keputihan.

Pada tahap lanjut ditemukan rasa kesemutan, kulit rasa


panas, impotensi, gatal-gatal, visus menurun, sering bisul
atau luka yang tidak mau sembuh, gigi mudah goyah,
keguguran, anak lahir besar.
Tanda penting :

Umumnya sulit ditemukan pada tahap awal. Kelainan


lanjut : tanda garukan dikulit, katarak, bisul-bisul, TB paru.
Pemeriksaan laboratorium :

GDP sama / lebih 126 mgr%, gula darah 2 jam post prandial
lebih >200 mgr%.

Reduksi urine positif.


KOMPLIKASI

Koma diabetik, neuropati, retinopati, nefropati.

Proteinnuria, ulkus / ganggren.

Penyakit jantung koroner, TB paru.


Perbedaan Koma Ketotik dan
Nonketotik
(asidosis -)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ketotik
>300 mg%
<7,3 (asidosis +)

Hiperglikemia
pH darah
Keton serum
+
Bikarbonat serum
<15 meq/l
Bau napas
Keton +
Pernapasan
Kussmaul +
Keadaan DM
Stres/sepsis
umur muda

Nonketotik
>600 mg%
>7,3
-

>15 meq/l
Keton Kussmaul DM ringan
dewasa tua

PENATALAKSANAAN
Terapi Umum :

Istirahat, bila ada komplikasi berat.

Diet sesuai dg kebutuhan menurut BB atau gizi penderita :


Kurus BB x 40-60 kalori sehari, Normal BB x 30 kalori
sehari, Gemuk BB x 20 kalori sehari, Obesitas BB x 10-15
kalori sehari.

Status gizi ditentukan dengan cara menentukan % RBW


(Relative Body Weight) yang rumusnya :
RBW =
Berat Badan
x 100%
Tinggi (cm) - 100
Kurus : RBW <90%
Normal : RBW 90-110%
Gemuk : RBW >110%
Obesitas
: RBW >120%

Contoh seorg ps DM berat 50 kg, tinggi 150 cm, maka RBW


= 50/(150-100) x 100% = 100%, berarti masuk kategori
normal, jadi kebutuhan kalori = 50 (berat) x 30 (normal) =
1500 kal.

Medikamentosa, golongan sulfonilurea : Diabenese,


Amaryl, Diamicron, Euglucon, Daonil, Glurenorm. Diberikan
15 menit sebelum makan.

Golongan biguanida : Diabex, Metformin, Glucophage.


Kedua golongan ini termasuk Obat Hipoglikemik Oral
(OHO).

Akarbose (Cepobay) diberikan bersama dengan suap


pertama tiap makan. Umumnya 3 x 1 tab/hr.

Repaglinide (Novonorm), diberikan setiap sebelum makan


utama.

Insulin (Novo Nordisk) : Insulin larutan kerja pendek


(Actrapid).

Insulin suspensi NPH, kerja sedang (Insulatard).

Insulin suspensi Zn, kerja sedang (Monotard).

Insulin campuran, kerja bifasik (Mixtard), diberikan setiap


sebelum makan utama. Selalu dimulai dengan dosis rendah
(4-8 IU) lalu dinaikkan sampai dosis optimal.

Bila hendak pindah dari insulin kerja cepat ke insulin kerja


panjang, dosis insulin kerja panjang dibuat 2/3 dosis total
insulin dosis 24 jam.

Indikasi pemberian insulin adalah DM pada keadaan


berikut : gagal dg diet atau kombinasi dg OHO, pasien
kurus, koma diabetik (ketoasidosis diabetik, hiperosmolar

nonketotik, asidosis laktat), ganggren atau infeksi lain,


perempuan hamil, pra/pasca operatif, DM tipe I.
Terapi Komplikasi :
Koma Ketoasidosis Diabetik

Biasanya didahului oleh keluhan berupa poliuria, polidipsi,


sangat lemah, nausea vomiting.

Tanda-tanda berupa dehidrasi, stupor, napas bau aseton


(khas), pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam), terjadi
pada keadaan stres atau sepsis.

Tindakan yang perlu dilakukan : segera rawat inap RS,


pasang kateter, pasang sonde lambung, atasi dehidrasi dg
larutan garam fisiologis, berikan insulin mulai dosis rendah
(4 IU), kalau dapat dengan pompa insulin, beri kalium
dapat diberi dalam bentuk larutan atau sari buah (tomat,
anggur dan pisang), pemantauan gula darah.
Koma Nonketotik Hiperglkemik

Biasanya terjadi perlahan beberapa hari atau minggu,


keluhan berupa loyo, poliuria dan polidipsi.

Tanda-tanda berupa dehidrasi, stupor, konvulsi dan koma,


tanda pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam).

Tindakan yang perlu dilakukan segera rawat inap RS, atasi


dehidrasi dg larutan garam fisiologis, beri insulin mulai
dosis rendah, kalau dapat dengan pompa insulin IV,
pemberian kalium seperti pada komaketoasidosis diabetik,
monitor gula darah.

DIABETES MELLITUS GESTATIONAL (DMG)


Intoleransi karbohydrat yang terjadi pertama kali diketahui pada
saat hamil.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

DM sewaktu hamil, riwayat kehamilan sebelumnya.

Persalinan seksio sesaria, kematian perinatal.

Bayi lahir besar (makrosomi).

Syndrom distress pernapasan.


Tanda penting :

Preeklampsi.

Polihidramnion.
Pemeriksaan laboratorium :

Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) 75 gram pada orang


hamil : puasa >126 mg% atau 2 jam setelah beban (pp 2
jam) >200 mg%.

KOMPLIKASI

Pada Ibu : Preeklampsi, polihidramnon, ISK.

Pada bayi : makrosomi, kematian perinatal, hipoglikemi,


hipokalsemi, sindrom distress pernapasan.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

DIet diatur sesuai kebutuhan, 60% hidrat arang, 25%


protein, 15% lemak.

Insulin dimulai bila dengan diet 2 minggu belum terkendali


(GDP >105 mg% atau >120 mg% 2 jam sesudah makan.

Insulin dimulai dengan dosis kecil, yaitu 0,5 sampai 1,5


/kgbb, 2/3 pada pagi hari dan 1/3 pada sore hari.
GIGANTISME DAN AKROMEGALI
Sekresi hormon pertumbuhan (growth hormone) meningkat
abnormal sebelum dewasa (gigantisme) atau sebelum epifisis
tertutup (akromegali)
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Akibat penekanan tumor (makro adenoma) :

Sefalgi.

Gangguan penglihatan : hemianopsi bitemporal, skotoma


atau buta.

Kejang-kejang, keluar banyak keringat.

Keluhan-keluhan DM.
Tanda penting :
Produksi GH meningkat (mikro adenoma).
Gangguan pertumbuhan tulang :

Bentuk muka berubah (frontal bossing).

Pertumbuhan gigi tidak rapat (prognatisme) dan maloklusi.

Kiposis, artropati.
Akibat pada jaringan lunak :

Penebalan dan pelebaran hidung, lidah, bibir dan telinga.

Pembesaran kaki dan tangan.

Kulit tebal, basah dan berminyak.

Lipatan kulit kasar (skin tag).

Akanthosis nigricans.

Hipertrikosis, telapak kaki menebal (heel pads).

Suara parau (lower pitch).


Kelumpuhan N III, IV, V, VI.
Pemeriksaan laboratorium :


Glukosa darah meningkat.

Hiperfosfatemi, hiperlipidemi, hiperkalsemi.


Pemeriksaan khusus :

Peningkatan growth hormon darah atau SM-C (IGF-1).

Somatostatin meningkat.

CT Scan, MRI.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Bromkriptin (Parlodel) : dosis 2,5 mg sesudah makan


malam, dinaikkan 2,5 mg setiap 2-4 hari.

Octreotide (long acting somatostatin analogue), dosis 100200 g/8 jam, maksimum 1500 g.

Radiasi.

Pembedahan.

Terapi komplikasi terbaik untuk makro adenom.


PROGNOSIS
Tergantung pada :

Lamanya proses berlangsung.

Besarnya tumor.

Tingginya kadar GH preoperatif.

GOITER ENDEMIK
Kekurangan diet jodium.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Keluhan pembesaran kelenjar seperti disfagi, gangguan


pernapasan.

Kelenjar tiroid membesar selama hamil.


Tanda penting :

Pembesaran noduler pada kelenjar tyroid.


Pemeriksaan laboratorium :

Umumnya tyroksin serum normal.

TSH normal atau naik sedikit.


Pemeriksaan khusus :

Thyroid radioactive Iodine up take biasanya normal.


KOMPLIKASI

Bayi bergondok besar sering mempersulit persalinan.

PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Diet menggunakan garam berjodium.

Yodium
untuk
pencegahan
dalam
disesuaikan dengan umur penderita :
0-6 bulan
: 0,2-0,4 ml.
6-12 bulan
: 0,3-0,6 ml
1-6 tahun
: 0,5-1,0 ml
6-45 tahun
: 1,0-2,0 ml

bentuk

minyak

HIPOPITUITARISME
Defisiensi multipel hormon hipofisis oleh berbagai sebab (adenom,
aneurisma, apopleksi, dll).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Tergantung hormon yang terganggu.

Gangguan fungsi seks (libido menurun), ereksi kurang


kuat.

Amenore, kelemahan.

Daya tahan terhadap stres menurun.

Kurang subur.

Mual muntah, hipotensi orthostatik.

Sudut mata bergetar halus / ringan.


Tanda penting :

Bulu axilla hilang, bulu pubis hilang, tensi menurun.


Pemeriksaan laboratorium :

Free Thyroxine (FT4) rendah.

Testosteron darah turun.


Pemeriksaan khusus :

Pemindaian CT (Computerized Tomography scan).

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


KOMPLIKASI

Syok, koma, demam tinggi, virus hilang dg cepat.


PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Medikamentosa tergantung hormon yang terganggu. Bila


ada, insufisiensi adrenal pertama kali diatasi.

Obat pertama : korticosteroid, levothyroxine, growth


hormone,
hormon
seks
(androgen,
estrogen,
gonadotropin : Induksi fertilitas laki-laki 3 x 2000-5000

unit IM/mgg. Induksi fertilitas perempuan 50 mg/hr selama


5 hari setiap 2 bulan.
Obat alternatif : bromkriptin.

PROGNOSIS
Tergantung penyebab primernya.
HIPERLIPIDEMIA
Salah satu kelas lipoprotein atau komponen lipid lipoprotein lebih
tinggi dari nilai normal. Supaya lemak darah dapat larut, lemak
berikatan dengan protein dan disebut lipoprotein. Ada bebarapa
lipoprotein :
1. Chilomicron.
2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL).
3. Intermediate Density Lipoprotein (IDL).
4. Low Density Lipoprotein (LDL).
5. High Density Lipoprotein (HDL).
Hanya HDL yang bernilai positif bila kadarnya lebih tinggi.
Ada 3 bentuk hiperlipidemia :
1. Hiperkolesterolemi.
2. Hipertrigliserilemi.
3. Campuran (peninggian 1 dan 2).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Kemungkinan keturunan.

Kadang tanpa keluhan.


Tanda penting :

Xanthomatosis
Pemeriksaan laboratorium :

Kolesterol (>200 mg%).

Trigliserida (>200 mg%).

HDL (<45 mg%).

LDL (>130 mg%).

Rasio kolesterol total / HDL = harus kurang dari 5.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, olahraga rutin, juga berfungsi untuk mendapat


berat badan normal.

Diet yang dianjurkan : ikan laut, daging muda, daging


ayam tanpa kulit, telur (putih telur), minyak (jagung,
kacang, wijen, zaitun), susu (skim, keju rendah lemak),
kacang-kacangan (kacang, tahu, tempe, wijen, bunga
matahari), nasi / roti yang tidak diolah, sayur, buah.

Diet yang tidak dianjurkan : udang, cumi-cumi, daging


berlemak, kulit ayam / bebek, jeroan, daging olahan,
daging kaleng, semua minyak selain yang dianjurkan,
kuning telur, kacang-kacangan kecuali yang dianjurkan,
nasi olahan (kebuli, lemak), buah apokat, kelapa, durian.
Obat pengikat asam empedu, Kolestramin 2 x (6 sampai 12
g)/hr, Kolestipol 2 x (5-150 g)/hr.
Obat penghambat enzym HMG Co-A Reduktase (Statin).
Simvastatin
5-40
mg/hr,
Pravastatin
10-40
mg/hr,
Lovastatin 20-80 mg/hr, Fluvastatin 5-40 mg/hr.
Asam fibrat.

HIPERPARATHYROIDISME
Sekresi parathormon berlebihan.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sering asimptomatis.

Abdominal discomfort, ulkus peptikum.

Poliuria, nyeri tulang-tulang.

Lemah, BB merosot.
Tanda penting :

Kifosis.
Pemeriksaan laboratorium :

Hiperkalsemi mengakibatkan hiperkalsiuri.

Hiperfosfaturi mengakibatkan hipofosfatemi.

Alkalifosfatase meninggi.
Pemeriksaan khusus :

Foto tulang-tulang : osteitis fibrosa systica generalisata.


KOMPLIKASI

Fraktur spontan.

Gagal ginjal.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Operasi kelenjar paratiroid merupakan cara terbaik.


PROGNOSIS

Kalau tanpa operasi penyakit berjalan progresif.

Prognosis
berhubungan
langsung
dengan
gangguan fungsi ginjal.
HIPERPROLAKTINEMI

keadaan

Produksi hormon prolaktin yang berlebihan.


DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Pada wanita : oligomenore / amenore, galaktorea,


infertiitas.

Pada pria : hipogonadisme, libido menurun, ereksi


terganggu, infertilitas.
Tanda penting :

Ginecomasti.
Pemeriksaan laboratorium :

Prolactin serum meningkat.

Gonadotropin (LH dan FSH) menurun.

Osteoporosis.
Pemeriksaan khusus :

CT Scan, MRI.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Dopamin agonist : Bromkriptin, mulai dosis kecil 1,25 mg


lalu 2,5-20 mg/hr. Obat ini diberikan bertahun-tahun.

Pergolide, 154-200 mg/hr.

Operasi transfenoidal bagi penderita yang mengalami


gangguan visus.
HIPERTHYROIDISME
Hiperfungsi glandula tiroidea yang menyebabkan peningkatan
hormon tiroksin bebas.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Gelisah, palpitasi, kaget-kaget, mudah tersinggung, mudah


gugup, banyak keringat.

Lingkungan selalu terasa panas sehingga menyenangi


hawa dingin.

Capek sampai sulit berdiri.

Menstruasi tidak teratur.

Berat badan merosot karena metabolisme meningkat,


sering diare, selera makan menurun.
Tanda penting :

Struma.

Tekanan nadi (sistolis-diastolis) tinggi, takikardia.

Duduk tidak tenang, jari tangan tremor, kulit halus kebirubiruan dan lembab.

Mata terkesan membelalak.

Kelenjar gondok membesar dan terdengar bising.


Pemeriksaan laboratorium :

Free Thyroxine (FT4), T3 dan T4 serum meningkat.


Pemeriksaan khusus :

CT Scan atau Ultrasonografi.


KOMPLIKASI

Oftalmopati, krisis thyroid (storm).

Atrium fibrilasi, gagal jantung.

Paralisis periodik dan impotensi.


PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat, diet cukup kalori dan vitamin.

PTU (Propiltiourasil), dosis awal 4 x (75 sampai 150) mg/hr


lalu menurun. Selama hamil dosis 200 mg/hr.

Metimazol (Neomercazole), dosis awal 30-60 mg/hr, lalu


diturunkan sesuai dengan manifestasi klinik dan kadar
tiroksin bebas.

Propranolol, dosis awal 3-4 x 10 mg/hr dan selanjutnya


dosis segera dinaikkan sampai ada respon yg adekuat.

Yodium radioaktif (I 131) untuk penderita diatas 25 tahun,


tidak dapat diberikan pada wanita hamil.

Diltiazem, dosis 4 x 30 mg (biasanya dibutuhkan 160-360


mg/hr).

Strumektomi (operasi kelenjar thyroid) bila sudah


euthyroid.
Terapi komplikasi :

Oftalmopati : Prednison kadar tinggi, 40-60 mg/hr lalu


diturunkan setelah beberapa minggu.

Krisis thyroid (storm) : terjadi selama / pasca badah atau


stres pada tirotoksikosis. Tiourea : PTU 4 x (150-250) atau
metimazol 4 x (15-25). Larutan lugol 3 x 10 tts/hr 1 jam
kemudian. Propranolol (0,2-2 mg)/4 jam IV atau 20-120
mg/6 jam. Kortikosteroid 4 x 50 mg/hr lalu segera
diturunkan.

Dekompensasi kordis diobati seperti biasa.


PROGNOSIS
Penyakit Graves dapat remisi spontan,
(malignant exopthalmus) prognosisnya jelek.

eksoftalmus

berat

HIPOPARATHYROIDISME
Kekurangan parathormon (pascastrumektomi / tiroidektomi),
sehingga metabolisme kalsium dan fosfat terganggu.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mudah kejang-kejang.
Tanda penting :

Kejang-kejang (tetani dan konvulsi).


Pemeriksaan laboratorium :

Hipokalsemi mengakibatkan hipokalsiuri.

Hipofosfaturi : hiperfosfatemi.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Pemberian kalsium dan vitamin D.


PROGNOSIS
Buruk bila terapi terlambat.
HIPOTHYROIDISME DAN MIKSEDEMA
Kekurangan tyroksin berbagai sebab.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Rasa lemah dan capek, konstipasi.

Tidak tahan hawa dingin, menorrhagi, kurang keringat.

Suara parau. myalgi atau arthralgi.

Berat badan bertambah.


Tanda penting :

Kulit kering, bersisik, tebal dan dingin.

Alis gugur.

Lidah tebal dan kotor.

Foetor ex ore.

Bradicardia, bradipnea.

Refleks tendon melemah.


Pemeriksaan laboratorium :

Kadar tyroksin rendah.


KOMPLIKASI

Umumnya pada jantung : PJK dan gagal jantung kongestif.

Rentan infeksi.

Megakolon.
Psikosis (myxedema madness).
Abortus, koma.

PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Obat pokok : Levotyroksin 0,1-0,15 mg/hr.

Obat alternatif : Ekstrak thyroid (1-3) x (50-100) mg/hr.

PROGNOSIS
Dengan terapi prognosis baik.
KRISIS THYROID (THYROTOXIC CRISIS / STORM)
Tirotoksikosis berat terjadi dalam waktu singkat oleh berbagai
sebab / pencetus (bedah, sepsis, stress atau terapi tirotoksikosis
yang tidak adekuat). Hormon tiroksin dalam darah relatif sama
dengan tirotoksikosis biasa.
Diagnosis
Keluhan pokok

Panas tinggi, palpitasi, diare.

Ada riwayat hiperthyroid.

Atau pada apathetic thyrotoxycosis (gambaran klinik tidak


jelas).
Tanda penting

Hiperpireksi (suhu >41C).

Ggn SSP : ensefalopati (gelisah, agitasi, tremor, delirium,


stupor, koma, psikosis).

Ggn kardiovaskuler : takikardi, aritmi, gagal jantung


kongestif, syok kardiovaskuler, hipotensi.

Ggn gastrointestinal : sakit perut, mual muntah, diare.

Dehidrasi.

Ikterus.

Hepatomegali.

Splenomegali.
Pemeriksaan laboratorium

T3 atau T4 bebas.

EKG.

Hiperglikemia tanpa DM.

Lekositosis.

SGOT, LDH, bilirubin meningkat.


Pemeriksaan khusus

T3 resin uptake (T3RU).

GASTROENTEROLOGI
ABSES HATI
Rongga yg berisi sel hati nekrotik terutama akibat E. histolitika.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Demam dan menggigil, mual muntah.

Malese, berat badan menurun.

Nyeri spontan / tekan daerah hepar (sela iga atau


hipokondrium kanan).

Kadang disertai nyeri pleura.

Penderita cenderung membungkuk atau menahan gerakan


hypochondrium kanan.

Ada riwayat diare lendir (atau plus darah) beberapa tahun


atau bulan lalu.
Tanda penting :

Ikterus, hepatomegali, nyeri tekan, permukaan rata,


fluktuasi mungkin ada.

Nyeri tekan pada sela iga kanan bawah.

Anemis.
Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis, LED tinggi.

Anemi ringan sp sedang.

Peningkatan bilirubin, alkali fosfatase, SGOT, SGPT.


Pemeriksaan khusus :

USG, MRI, CT scan abdomen.

Tes serologi : Tes IHA (Imuno Hemaaglutination), titer


1:128 dianggap bermakna.
KOMPLIKASI

Ruptur abses ke pleura, pericardium, paru, usus, atau


kulit.

Metastasis abses ke otak.


PENATALAKSANAAN

Istirahat tirah baring, diet TKTP.

Obat pertama : Metronidazole 3-4 x (500-750) mg/hr


selama 7-10 hr, antibiotik spektrum luas bila pyogenik.

Obat alternatif : Emetin 1 mg/kgbb selama 7 hari, Klorokin


3 x 250 mg/hr selama 3 minggu, ditambah amubisid usus
(Yatren) 3 x 500 mg 7 hari menjelang selesai klorokin.

Operatif drainase pus.

PROGNOSIS
Dengan terapi Metronidazole prognosis baik, bila ada ruptur abses
mortalitas sampai 40-50%.
AEROFAGI
Usus berisi banyak udara.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Sendawa, tegang dan tidak enak pada epigastrium, borborigmi,
banyak flatus.
PENATALAKSANAAN

Diet hindari permen karet, minuman yg mengandung gas,


merokok, apel, kacang-kacangan, pisang, anggur.
PROGNOSIS
Baik.
APPENDICITIS AKUT
Peradangan akut pada appendiks.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri didaerah Mc. Burney / appendix.

Biasanya mulai di epigastrium / umbilikus, demam lalu


anoreksia dan muntah-muntah.

Kram pada paha kanan.

Tiap jalan atau batuk terasa nyeri didaerah appendix.


Tanda penting :

Nyeri tekan / defence musculare perut kanan bawah.

Terlentang dg fleksi pada paha kanan.

Gerakan dan ekstensi paha kanan menambah rasa nyeri.

Jari tangan sering diletakkan diatas appendix.

Rebound tenderness positif.


Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis
KOMPLIKASI

Perforasi usus, flebitis, abses subfrenik.


PENATALAKSANAAN

Antimikroba spectrum luas.


Appendictomi.

PROGNOSIS
Makin cepat ditindaki makin baik, relaps dapat tjd pada appendix
yang tdk diangkat (tdk ada apendiditis kronik).
KOLELITIASIS
Bendungan batu dalam kandung empedu, ada 3 macam batu : batu
kolesterol, batu kalsium bilirubinat dan batu pigmen hitam.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Kolik bilier didaerah hypochondrium dextra / epigastrium


yg dapat menjalar ke abdomen kanan, bahu sampai
punggung, biasanya timbul pagi hari atau dini hari,
berlangsung 30-60 menit, menetap. Nyeri dapat juga
menjalar ke kiri menyerupai angina pectoris.

Demam disertai menggigil.


Tanda penting :

Murphy sign dan ikterus.


Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis.

Transaminase serum (SGOT/SGPT) meningkat.

Alkali fosfatase meningkat.

Kolesterol meningkat.
Pemeriksaan khusus :
CT scan abdomen, kolesistografi, USG abdomen.
KOMPLIKASI
Kolesistitis, kolangitis, pancreatitis,
PENATALAKSANAAN

Istirahat, diet rendah lemak.

Terapi komplikasi antibiotik.


PROGNOSIS
Pada umumnya baik.
CROHN DISEASE
Peradangan yg dapat mengenai setiap tempat sal. cerna mulai dari
mulut sampai anus.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sakit pada kuadran kanan bawah perut.

Diare atau konstipasi berulang.

Pyelonefritis dan hydronefrosis.

Berat badan merosot.


Pemeriksaan laboratorium :

C-reactive protein.
Pemeriksaan khusus :

Sigmoidoskopi dan biopsi rectal.

Radiologis : string sign of countour (barium kelihatan


seperti benang), cabble stone appearance (tampak sebagai
tumpukan batu kerikil).
KOMPLIKASI

Obstruksi.

Perforasi.

Perdarahan usus.

Fistula (enterokutaneus, enterovesikuler, enterovaginal).


PENATALAKSANAAN

Istirahat, diet makanan lunak, tidak merangsang, tinggi


serat dan rendah lemak. Bila ada striktur atau steatorea,
diet harus rendah serat.

Prednison 20-40 mg/hr, 1-2 bulan, bila ada kemajuan


segera tappering.

Salazopirin (Sulfasalazine).

Metronidazole 3 x 250-500 mg/hr.


PROGNOSIS
Baik.
DIARE AKUT
Hilangnya cairan dan elektrolit dari tubuh melalui diare dari
beberapa jam sampai 14 hari.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Diare, nausea vomiting, sakit perut sampai kejang, kolik, demam,
haus.
Tanda penting :

Mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor


kulit menurun.

Suara serak.

Takipnu dan dalam (pernapasan Kussmaul), akibat asidosis


metabolik.

Renjatan hipovolemik : takikardi, tensi turun sampai nol,


gelisah, akral dingin sampai sianosis, muka pucat.

Aritmia jantung (hipokalemi).

Oligouri sampai anuri.


Pemeriksaan laboratorium :

Urine, darah perifer, analisis gas darah, elektrolit, ureum /


kreatinin, tinja, kalium turun.
KOMPLIKASI

Syok hipovolemik.

Gagal ginjal akut (nekrosis tubular akut).


PENATALAKSANAAN

Rehidrasi secepatnya.

Ringan : cukup oralit, jika tdk ada berikan air kelapa.

Berat : infus RL / NaCl isotonik ditambah satu ampu Na


Bicarbonat 7,5% 50 ml.

Jumlah cairan sesuai dengan yg keluar. Kehilangan cairan


dapat dihitung menurut skor Daldijono atau metode Pierce.
Obat pertama :

Tetrasiklin 3x500 mg/hr selama 3-5 hari.

Kloramfenicol 3x500 mg/hr selama 3-5 hr.

Metronidazole 3x500 mg/hr 5-7 hr.

Diberikan sesuai etiologi.


Obat alternatif :

Antimotilitas 3x1 tab/hr, selama 1-2 hr : Difenoksilat


(Lomotil), Loperamid (Imodium), Kodein HCl / fosfat.

Antiemetik : Metoklopropamide, Prokloprazin, Domperidon.


PROGNOSIS
Umumnya baik tergantung, cepatnya penanganan.

DIARE KRONIK
Diare akibat ggn mekanik, enzimatis dan mukosa usus lebih dari 3
minggu.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Diare lebih 3x sehari selama lebih dari 3 mgg.

Diare osmotik : feces berbentuk steatore.

Diare sekretorik : feces berbentuk seperti air.

Diare inflamasi : feces berdarah.


Tanda penting :

Feces berbentuk lembek atau cair.


Pemeriksaan laboratorium :

Feces, darah perifer.


Pemeriksaan khusus :

Colon in loop.

Colonoskopi.

USG, CT scan abdomen.

Tes Schilling (untuk defisiensi vitamin B12).


KOMPLIKASI

Syok hipovolemik, sepsis, gagal ginjal akut.


PENATALAKSANAAN

Rehidrasi dg oralit, RL, Dx 5%, dekstrose dalam salin.

Antispasmodik
:
Papaverin,
Hyosin
N-Butylbromida
(Buscopan).

Antidiare : Loperamid (Imodium) mulai 4 mg, lalu 2 mg,


dosis maksimal 16 mg/hr. Difenoksilat (Lomotil) 4x5 mg (2
tab). Kodein sulfat 15-60 mg/6 jam.

Antibiotik bila ada infeksi.

Sprue tropik atau seliak : tetrasiklin 3x500 mg, lalu


diturunkan 3x250 mg sampai 6 bulan.
DYSPEPSI
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Tidak enak pada epigastrium terutama sesudah makan.

Nausea, vomitus, regurgitasi.

Water brash (rasa asin di mulut).

Pirosis (heart burn).

Nyeri epigastrium terlokalisasi.

Kembung / meteorismus.

Flatulensi, cepat kenyang.

Intoleransi terhadap makanan tertentu.


Pemeriksaan khusus :

Endoskopi, setengahnya normal.

USG.
PENATALAKSANAAN

Antasida.

Antagonis reseptor H2 : Cimetidin, Ranitidin, Famotidin,


Roksatidin, Nizatidin.
Proton Pump Inhibitor (Omeprazole).
Prokinetik : Metoklopramide, Domperidon, Cisapride.
Antikolinergik.
Psikoterapi.

ESOFAGITIS
Erosi mukosa esofagus, umumnya akibat refluks asam lambung.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Disfagia, nyeri retrosternal, pirosis (heart burn).

Ructus (sendawa).

Regurgitasi (isi lambung masuk mulut).


Tanda penting :

Pucat, hematemesis.

Krepitasi pada basal paru.


Pemeriksaan khusus :
Esofagoskopi.
PENATALAKSANAAN

Istirahat tempat tidur bagian kepala ditinggikan 60 cm


(bukan dg bantal).

Tidak merokok.

Diet : sering makan dg porsi kecil, tidak makan 2-3 jam


sebelum tidur.

Obat pertama : Antasida.

Obat alternatif : Metoklopramide, Cimetidin, Omeprazole,


Sukralfat.
GASTRITIS AKUT
Erosi mukosa gaster, eksudat purulent.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mual muntah.

Nyeri epigastrium yg timbul tidak lama setelah makan atau


minum unsur-unsur yang merangsang (alkohol, salisilat,
makanan tercemar toksin stafilokokus).
Tanda penting :

Pucat, lemah, keringat, takikardi.


Pemeriksaan laboratorium :

Histologis : PMN dan eritrosit mukosa gaster.

Pemeriksaan khusus :
Gastroskopi.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, diet makanan halus atau encer yang seringkali


diberikan dalam jumlah kecil, cukup cairan.

Antibiotik.
PROGNOSIS
Sembuh dalam 1-2 hari.
GASTRITIS AKUT EROSIF
Erosi mukosa gaster.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Baru minum bahan yang erosif : alkohol, NSAID, salisilat.

Refluks usus lambung.

Sebelumnya mengalami penyakit berat.

Nyeri epigastrium, anoreksi.

Nausea, vomiting.

Hematemesis warna coffee ground (tanah merah).

Melena.
Tanda penting :

Muntah darah (hematemesis).

Nyeri tekan epigastrium.

Colok dubur ada darah.

Tampak lemah dan pucat.


Pemeriksaan khusus :

Endoskopi : mukosa hiperemis, bintik-bintik perdarahan


tersebar.

Patologis : inflamasi, erosi, hemoragis.


KOMPLIKASI

Perdarahan saluran cerna.

Ulkus.
PENATALAKSANAAN

Istirahat kalau penderita baru saja minum bahan erosif


(kurang 4 jam) sebaiknya lambung dibilas secepatnya dg
garam
fisiologis.
Kalau
lama
jangan
lagi
dibilas
lambungnya sebab dapat terjadi nekrose atau perforasi.

Bahan penyebab dihentikan, diberikan makanan halus,


seringkali dalam porsi kecil dan cukup cairan.
Antasida,
H2
blocking,
inhibitor
proton
pump,
antikolinergik.
Sitoprotektor (sukralfat, prostaglandin).
Kadang-kadang antimikroba.

GASTRITIS KRONIK
Atrofi mukosa gaster.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Nyeri ulu hati, anoreksi, mual.
Tanda penting :
Nyeri tekan midepigastrium.
Pemeriksaan laboratorium :
Aklorhidri (HCl kurang).
Pemeriksaan khusus :
Endoskopi : rugae hilang, atrofi mukosa lambung.
KOMPLIKASI

Mirip anemia pernisiosa.

Penyempitan antrum pilorus.

Carsinoma lambung.
PENATALAKSANAAN

Vitamin B12, cisapride, metoklopramide, domperidon,


antagonis reseptor H2, pirenzepin (antikolinergik).
HEMATEMESIS MELENA
Pecahx pemb. darah pada saluran cerna bag. atas yaitu sal. cerna
proksimal ligamentum Treitz, mulai bagian proksimal jejunum sp
esofagus.
Diagnosis
Keluhan pokok

Muntah darah warna hitam atau tanah merah (coffee


ground) dan BAB warna hitam ter.

Ada syndrom dispepsi.

Mungkin ada riwayat makan obat antireumatik atau obat


analgetik lain.

Ada riwayat sirosis hepatis.

Nyeri ulu hati.

Tanda penting

Sakit ringan sampai berat (prekoma/koma).

Tanda-tanda hipovolemik, takikardia, akral dingin, kulit


pucat, tensi rendah.
Pemeriksaan laboratorium

Hemostasis (wkt perdarahan, pembekuan, protrombin).

Darah perifer (Hb, Hm, trombosit).

Elektrolit (Na, K, Cl).

Fungsi hati, SGOT/SGPT.


Pemeriksaan khusus

Endoskopi utk menentux sumber pdarahan.

USG apa ada sirosis hepatis atau hepatoma.

CT scan.
Komplikasi

Syok hipovolemik.

Aspirasi pneumoni.

Anemi pascahemoragik.

Koma hepatikum.
Penatalaksanaan

Dirawat dirg. gawat darurat.

Pemasangan SB-tube (Sengstaken-Blakemore).

Endoskopi untuk : skleroterapi jika ada varises, inj.


adrenalin 1:10.000 atau etoksisklerol 1-1,5% sekitar lesi
ulkus, bilasan lambung dg air es atau air + adrenalin
1:20.000 bila ada lesi non ulkus.

Bilasan lambung dg air es dapat dilakukan dg sonde


lambung / NGT.

Transfusi darah, infus cairan elektrolit atau pengganti


plasma.

Diet, puasa (varises) atau makanan lunak.


Non Varises

Injeksi antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa


proton.

Sitoprotektor : Sukralfat 3-4 x 1 gr, Cetraxate 3-4 x 1 tab


atau Misoprostol 3 x 1 tab.

Antasida.

Vitamin K untuk penyakit hati kronis atau sirosis hepatis.

Varises

Somatostatin bolus 250 ug + drip 25 ug/jam atau


Octreotide (Sandostatin) 0,1 mg/2 jam perdrip.

Propranolol 2 x 10 mg, dpt ditingkatkan sp tekanan


diastolik 20 mmHg atau denyut nadi turun 20%.

Isorbid mononitrat / dinitrat 3 x 1 tab/hr.

Metoklopramid 3 x 10 mg/hr.
Varises pecah / Sirosis hati

Laktulosa 4 x 1 sendok makan.

Neomisin 4 x 500 mg.


Prognosis

Bila penyebabnya sirosis, akan berulang.

Bila penyebabnya gastritis erosif, umumnya baik bila


penyebabnya dihindari.

Hepatitis kronis persisten


Sirosis hepatis
Hepatoma

PENATALAKSANAAN

Istirahat dlm keadaan akut.

Diet disesuaikan dg kebutuhan, makanan berjamur


(tempe) atau mengandung zat pengawet diihindari.
Obat alternatif :

Korticosteroid jangka pendek sebelum terapi interferon.

Interferon.

3TC (2,3 Trioxy tiocitidine) (Lamivudin) 100 mg/hr selama 2


tahun.

Timosin, Levamisol, Suramin, Acyclovir, Gancyclovir,


Vidaribin, Foscamet, Fialuridin.
PROGNOSIS
Dapat berkembang menjadi hepatitis kronis, sirrosis hepatis,
hepatoma.
Kerusakan akut sel-sel hati.

HEPATITIS VIRUS B
Inflamasi menyeluruh pada sel-sel hepar.
Masa inkubasi : 2-6 bulan.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mual anoreksi vomitus, malese, demam.

Syndrom mirip influenza.

Kadang suhu tubuh turun, disertai ikterus timbul.


Tanda penting :

Ikterus, hepatomegali, nyeri tekan, suhu diatas normal.


Pemeriksaan laboratorium :

SGOT/SGPT meningkat.

Bilirubin meningkat.

Lekosit normal atau lekopeni.


Pemeriksaan khusus :

HBsAg (Hepatitis B surface antigen) untuk HVB.

Anti HBs antibodi terhhadap HBsAg.

Anti HBc, HBeAg, HBV DNA.


KOMPLIKASI

Koma hepatik

Hepatitis kronis aktif

HEPATITIS FULMINAN
Kerusakan akut sel-sel hati.
Diagnosis
Keluhan pokok

Ada riwayat hepatitis akut.

Muntah-muntah.

Fetor hepatik.

Perdarahan usus.

Demam.
Tanda penting

Ikterus yang progresif.

Kuning seluruh tubuh.

Tanda-tanda neurologis.

Bingung-bingung, kesadaran menurun sampai koma.

Pengecilan hepar.

Perdarahan yang luas.


Pemeriksaan laboratorium

Lekositosis.

Bilirubin meningkat.
Transaminase menurun.
Gangguan koagulasi.

Hepatomegali, konsistensi keras, permukaan tidak rata,


sering tidak nyeri tekan.

Ada bising hepar, tanda khas.


Pemeriksaan laboratorium :

Fosfatase alkali naik.

Gamma GT naik.

Serum alfa fetoprotein 15 g/ml.

Hiperkolesterolemi.

Bilirubin total naik.


Pemeriksaan khusus :

USG ada lesi fokal atau difus.

CT scan abdomen.

Biopsi hati, angiografi hepar.

Komplikasi

Edema serebri.

Perdarahan saluran cerna.

Gagal ginjal.

Hipoglikemia.

Sepsis.

Disseminated Intravascular Coagulation.

Syok
Penatalaksanaan

Rawat ICU.

Obat pertama : Laktulosa, hipoglikemi diberi larutan


dextrose 10-25%, diazepam bila penderita gelisah,
korticosteroid dosis tinggi 400-800 mg/hr.

Obat alternatif : antasida, H2 receptor antagonist.

Operasi : transplantasi hepar.


Prognosis
Bila terjadi peningkatan
prognosis baik

alfa

feto

protein

pada

awal

koma

HEPATOMA
Desakan mekanis massa tumor atau metastasis.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mungkin ada riwayat hepatitis kronis atau sirosis hepatis.

Anoreksi, mual.

Berat badan turun, malese.

Kadang demam disertai menggigil.

Nyeri tumpul perut kanan atas (sering tidak nyeri), tidak


terus menerus.

Rasa penuh pada perut kanan atas.


Tanda penting :

Ikterus, ada tanda sirosis hepatis.

KOMPLIKASI

Perdarahan varises oesophagus.

Koma hepatik, koma hipoglikemi.

Ruptur tumor, infeksi sekunder.

Metastase ke organ lain, tersering ke paru.


PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Hepatoprotector.

5 FU dan adriamisin.

5-fluoro-2-deoksirubin (FUDR) dengan memasang pompa


subkutan.

Injeksi alkohol perkutan bila diameter tumor <3 cm.

Reseksi tumor (diameter <5 cm).

TAE (Transanrterial Embolization) bila operasi tidak


memungkinkan (diameter >3 cm).

Kemoterapi bila ada metastasis.


PROGNOSIS

Umumnya jelek.

Tanpa terapi akan meninggal dalam <1 th sejak diagnosis


ditegakkan.

Bila operasi pada stadium dini diikuti kemoterapi umur


dapat sampai 4-6 tahun.
SYNDROM HEPATORENAL

Gagal ginjal akut yg terjadi progresif akibat gagal hati kronik.


Terjadi diduga akibat gangguan sirkulasi ginjal akibat lanjut
kelainan hepar.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sebelumnya tidak ada ggn ginjal.

Ada keluhan sirosis hepatis.

Oligouri (<300 cc/24 jam).

Kadang-kadang diare.

Mungkin ada riwayat mendapat diuretik dosis tinggi.


Tanda penting :

Ada tanda sirosis hepatis : asites.

Hypotensi, ensefalopati, ikterus.


Pemeriksaan laboratorium :

Kreatinin meningkat.

Hyponatriumuri.
Pemeriksaan khusus :
Echo Doppler
KOMPLIKASI

Koma
PENATALAKSANAAN

Istirahat, diuresis diperbaiki dg albumin, dekstran atau


cairan asites, penambahan volume plasma.

Diet rendah protein, tinggi karbohydrat, rehidrasi dan


restriksi natrium.

Oktapresin dan ornipresin (vasopresin sintetik).

Corticosteroid : Prednison 40 mg/hr, lalu ditappering 10 hr.

Obat alternatif : Prostaglandin.

Parasentesis utk meningkatkan output jantung.

Operasi : anastomosis portokaval dan transplantasi hati.

Dialisis.
PROGNOSIS
Prognosis jelek, angka kematian 90%.

ILEUS PARALITIK
Peristaltik usus menurun atau menghilang.
DIAGNOSIS

Keluhan pokok :

Muntah-muntah, diare.

Ada riwayat penyakit penyerta.


Tanda penting :

Perut kembung / distensi.

Ada gangguan kesadaran.

Bising usus menurun atau menghilang.

Colok dubur, spincter tidak mencekik.

Tensi turun, nadi cepat.


Pemeriksaan laboratorium :

Darah perifer, gula darah.

Amilase serum, kalium.


Pemeriksaan khusus :

Foto abdomen 3 posisi : gambaran herring bone, distensi


usus, tidak terdapat air fluid level.

Foto dada, USG, CT Scan abdomen.


KOMPLIKASI

Syok hipovolemik, syok sepsis, malnutrisi.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, rawat diruangan gawat darurat.

Segera pasang sonde lambung (NGT).

Selang rectal, pasang kateter.

Ps puasa, nutrisi parenteral total sampai ada bising usus


atau mulai flatus.

Prostigmin 3x1 ampul iv utk memacu mobilitas usus.

Antibiotik.
KOLESISTITIS AKUT
Peradangan kandung empedu secara akut.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri perut kanan atas epigatrium.

Nyeri bertambah bila makan 50 gr lemak.

Yang khas nyeri menjalar ke bahu kanan atau subscapula.

Mual muntah, demam tinggi disertai menggigil.


Tanda penting :

Peritonitis lokal.

Murphy sign positif : ketika hypocondrium kanan ditekan,


inspirasi dihentikan karena adanya rasa nyeri.

Bila ikterus disertai demam mungkin ada batu dalam


kandung empedu.


Ikterus ringan.
Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis.

Bilirubin total meningkat.

Alkali fosfatase naik.

Enzym transaminase (SGOT/SGPT) meningkat.


Pemeriksaan khusus :

USG abdomen.

CT scan abdomen.

Kolesistografi.
KOMPLIKASI

Perforasi kandung empedu.

Empyema kandung empedu.

Abses hati.

Sepsis.
PENATALAKSANAAN

Istirahat tirah baring, infus cairan / elektrolit.

Diet lunak parenteral.

Antibiotik parenteral spektrum luas (terutama gram


negatif).

Obat alternatif : Pethidin / analgetik untuk menekan nyeri.

Bedah : kolesitektomi (jarang).


PROGNOSIS
Sembuh spontan 85%, kadang berkembang menjadi empyema dan
perforasi kandung empedu
KOLITIS ULCERATIF
Merupakan penyakit radang kronis difus, edematous, erosif,
hiperemik pada mukosa kolon yang penyebabnya belum diketahui.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Berak darah atau diare berat, anemi.

Demam dan takikardi yang hilang timbul.

Konstipasi, tenesmus.
Tanda penting :

Dehidrasi.

Nyeri tekan pada perut kiri bawah.

Distensi daerah kolon.

KOMPLIKASI

Aritmi.

Uveitis / iritis.

Eritema nodosum.

Pyoderma ganggrenosa.

Carsinoma, megakolon toksik.

Ankylosing spondilitis.

Hepatitis / perlemakan hati.

Kolelitiasis.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat, diet TKTP, tanpa susu, rendah serat.


Obat pertama :

Prednison 60 mg pagi hari lalu diturunkan.

Sulfasalazin 3 x 1-2 gr/hr.

Mesalazina 3 x 0,5-1 gr.

5-amino salisilat (5-ASA).

Mesalamin 4-5 gr/hr/oral.

Imunomedulator
:
Azatioprin
2-2,5
mg/kgbb/hr
+
Merkaptopurin 1-1,5 mg/hr. Sikloporin/oral atau iv.
Metotreksat 25 mg / mgg bersama kortikosteroid.

Antibiotik pada pasca operasi.


Obat alternatif :

Ketotifen untuk menstabilkan sel mast.

Nikotin
transdermal,
terbukti
relaps
hanya
20%,
sedangkan dg prednison relaps 60%.

Pembedahan : sekitar 20-25% mengalami kolektomi atau


ileostomi.
Terapi komplikasi :
Operasi bila ada karsinoma.
PANCREATITIS AKUT
Bebas enzym-enzym pancreas ke jaringan sekitar (rongga perut)
karena kerusakan jaringan pancreas.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Tiba-tiba nyeri epigastrium sering melingkar ke belakang.

Bertambah bila berjalan.

Berkurang bila duduk membungkuk.

Perut rasa kembung, mual muntah.

Keluar keringat, demam, lemah.


Ada riwayat minum alkohol.
Tanda penting :

Perut kembung dan nyeri, terutama kuadran atas.

Ileus paralitik, panas, ikterus, syok atau koma.

Bising peri umbilikus (tanda Cullen).

Bising di pinggang (tanda Grey Turner).

Peristaltik menurun.
Pemeriksaan laboratorium :

Amilase serum dan Hb meningkat.

Lekositosis, hiperglikemi, hipokalsemi.


Pemeriksaan khusus :

Foto ikhtisar perut apakah terdapat colon cut off sign atau
sentinel loop.

CT scan untuk melihat pembesaran pancreas.

USG.
KOMPLIKASI
Dehidrasi, ileus paralitik, syok, abses pancreas, DM, gagal jantung,
gagal ginjal, ggn paru, perdarahan usus.
Komplikasi berat bila ditemukan 3 atau lebih hal berikut (kriteria
Ranson) :

Berumur >50 th.

Lekositosis >16.000/ml.

Glukosa darah >200mg/dl.

Terjadi penurunan basa >4 meq/l.

LDH serum >350 IU/l.

AST >250 IU/l.


PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat bed rest, pasang sonde lambung, pemberian


cairan (NaCl) atau plasma.

Pemberian per os makanan dan cairan dibatasi.

Pethidine im, bila ditemukan tetani, berikan Kalsium


glukonas iv.
Terapi komplikasi :

Atasi syok, makanan dan cairan per oral dihentikan sampai


nyeri hilang dan peristaltik ada.

Sonde lambung bila ada tanda-tanda ileus.


PROGNOSIS
Keadaan berikut dalam 48 jam memperburuk prognosis :

Hematocrit turun >10%.

BUN meningkat >5 mg/ml.

Tekanan PO2 arteri <60 mmHg.

Kadar kalsium serum <8 mg/dl.

Penimbunan cairan >6 l.


Mortalitas tinggi bila ada ggn hati, kardiovaskuler, ginjal, nekrosis
pancreas.
PANCREATITIS KRONIK
Radang kronis pada pancreas.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri epigastrium menjalar ke punggung kiri, bersifat


kontinu ringan, menekan dan tajam.

Berat badan turun.

Diare steatorea kronik.

Ada riwayat diabetes.


Pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan khusus, USG, CT Scan abdomen, ERCP


(Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography).
KOMPLIKASI

Perdarahan usus, pseudokista, ikterus, karsinoma


pancreas.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, makan sedikit-sedikit, rendah lemak.

Pemberian enzym pancreas.


PERITONITIS
Peradangan peritonium / omentum.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Nyeri abdomen, lemah.
Tanda penting :

Pasien tampak ketakutan.

Pasien diam / tdk mau bergerak.

Perut kembung, nyeri tekan abdomen.

Defence muscular.

Bunyi usus berkurang / menghilang.

Pekak hati menghilang.


Pemeriksaan laboratorium :

Kultur cairan peritoneum.

KOMPLIKASI

Syok septik, ileus paralitik.

Abses pelvis, hepar, subfrenik.

Obstruksi usus.
PENATALAKSANAAN

Istirahat tirah baring dg posisi Fowler, pasang sonde


lambung, kateter dan infus.

Diet peroral dilarang.

Antibiotik spectrum luas, metronidazole.

Narkotika untuk mengurangi penderitaan pasien.

Operasi
dilakukan
untuk
menutup
perforasi
dan
menghilangkan sumber infeksi.
PROGNOSIS
Mortalitas 10-40%.
SIROSIS HEPATIS
Fibrosis dan nekrosis hepatosit seluruh hepar yang mengakibatkan
disfungsi sel hepar, portosystemic shunting dan hipertensi portal.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mula-mula tidak terasa lalu terjadi perlahan-lahan.

Sering rasa mules dan kembung.

Rasa capek, lemah.

Berat badan merosot, impoten, libido menurun.

Kalau lanjut hematemesis melena.

Amenore.
Tanda penting :

Warna muka / kulit keabu-abuan.

Spider nevi.

Eritema palmaris.

Lunula melebar (batas kuku putih dan merah melebar).

Flapping tremor (asterixis).

Lekonikia.

Pelebaran vena pada dada dan abdomen (caput medusae).

Gynecomasti, nyeri tekan.

Ikterus, hepatomegali, mengeras.

Splenomegali, asites, atrofi testis.


Pemeriksaan laboratorium :

SGPT, fosfat alkali, bilirubin naik.

Albumin turun.

Gamma globulin naik.

Pemeriksaan khusus :

Biopsi hati, endoskopi varices.

Cobblestone appearance pd foto esofagus.


KOMPLIKASI

Hematemesis melena, hepatoma.

Koma hepatikum, infeksi.

Syndroma hepatorenal.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, hindari alkohol, bila prekoma/koma hindari


protein.

Obat penghenti sintesis kolagen : Penisilamin, Kolkisin,


Kortikosteroid, Gamma interferon.
PROGNOSIS
Tergantung dari luasnya kerusakan hepar.
TUKAK PEPTIK (ULKUS PEPTIKUM)
(TUKAK LAMBUNG & DUODENUM)
Multifaktor terutama kelebihan
helicobacter pylori.

asam

lambung

dan

adanya

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri epigastrium hilang timbul.

Hilang 2 jam setelah makan.

Nyeri datang secara periodik beberapa minggu.

Berkurang setelah minum antasida, susu hangat, atau


habis muntah.

Nyeri tengah malam.

Pirosis, mual dan muntah.

Selera makan umumnya normal.


Tanda penting :

Umumnya tidak ditemukan kelainan khas.

Kadang nyeri tekan daerah epigastrium.


Pemeriksaan khusus :
Endoskopi.
KOMPLIKASI

Perforasi.

Hematemesis melena.

Dilatasi lambung mendadak.

PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat bed rest.

Diet lunak, dilarang makanan berlemak, pedas, keras,


alkohol, asam atau kopi.
Antagonis reseptor H2 selama 6-8 mgg :

Cimetidin 400 mg pagi dan 400 mg sebelum tidur atau


sekali 800 mg sebelum tidur.

Ranitidin 300 mg sebelum tidur atau 2x 150 mg.

Famotidin 40 mg sebelum tidur atau 2x 20 mg.


Penghambat pompa proton :

Omeprazole 20 mg/hr selama 4 mgg.

Sukralfat (ulsanic) 3-4x1 tab 1 jam sebelum makan.


Alkali dan antasida.
Antikolinergik :

Atropine 3 x 0,25-0,5 mg.

Probanthine.
Bila disertai Helicobacter pylori, ditambah :

Klaritromisin 3 x 500 mg atau amoksisilin 4 x 500 mg


selama 2 minggu.

Metronidazole 3 x 500 mg.


Terapi komplikasi :
Dilatasi lambung mendadak :

Pasang sonde lambung.

Beri cairan per infus.

Pasang kateter.

HEMATOLOGI
ANEMI HEMOLITIK
Berkurangnya eritrosit akibat hemolisis akut atau berkepanjangan,
sehingga umur eritrosit memendek (kurang dari 120 hari).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Akiibat dari penyakit dasarnya.

Lesu, demam, menggigil, pusing.


Tanda penting :

Anemis, ikterus, splenomegali.


Pemeriksaan laboratorium :

Hb turun, Hm menurun, retikulositosis.

Bilirubin indirek meningkat (bilirubin total sampai 4 gr%).

Normositik normokrom.

Hemoglobinuria.
Pemeriksaan khusus :

Gambaran darah tepi : anisositosis, poikilositosis,


polikromasi, bentuk lain : fragmented.

Aspirasi sumsum tulang : eritropoetik sangat aktif.

Tes Coombs positif.


PENATALAKSANAAN

Disesuaikan penyebabnya.

Bila disebabkan oleh reaksi toksik imunologik : istirahat,


transfusi darah sebaiknya dihindari, diet TKTP.

Kortcosteroid : Prednison 1-2 mg/kgBB dosis terbagi.

Imunosupresif bila prednison dan splenektomi gagal.

Menghindari obat atau kelainan yang menghindarinya.

Bila ada infeksi diberi antibiotik.

Operasi splenektomi bila prednison gagal.


PROGNOSIS

Jangka panjang anemi hemolitik autoimun umumnya


prognosis baik.

Splenektomi umumnya dapat memperbaiki prognosis.

ANEMI MEGALOBLASTIK
Pematangan inti eritroblast terlambat akibat kekurangan asam
folat atau vitamin B12.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Keluhan anemi pada umumnya.

Gangguan gastrointestinal, gangguan neurologis.


Tanda penting :

Anemi.
Pemeriksaan laboratorium :

Anemi, lekopeni.

Trombositopeni ringan, retikulosit turun.


Pemeriksaan khusus :

Darah tepi : makrositosis, trombositopeni,


hipersegmentasi PMN.

Aspirasi SST : hiperaktif dengan adanya sel-sel


megaloblast.

KOMPLIKASI

Gangguan psikis.

Gangguan gastrointestinal : atropi mukosa gaster, akili


gastrika.

Gangguan neurologis : parastesi, kelemahan ekstremitas,


kemampuan pembau hilang, gangguan visus.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, diet TKTP, hindari obat atau penyakit yang


mendasari.

Vitamin B12, asam folat.


PROGNOSIS
Bila cepat ditangani prognosis baik, tetapi kelainan neurologis
bersifat irreversibel setelah 6 bulan.
ANEMI
Suatu tanda dengan Hb <12 gr%, eritrosit atau hematokrit kurang
dari normal. Terjadi akibat penghancuran eritrosit lebih dari
normal atau pembentukan kurang dari normal.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Lemah, mudah kena infeksi.

Sakit kepala, pusing.

Konsentrasi kurang.

Keluhan gastrointestinal : anoreksi, mual, muntah, diare,


kadang-kadang meteorismus, glossitis.

Menstruasi tidak teratur sampai amenore.

Polakisuri, nokturi (banyak kencing waktu malam).


Tanda penting :

Kulit dan mukosa pucat.

Apati, otot ekstremitas lemah.

Pernapasan dan nadi cepat.


Pemeriksaan laboratorium :

Darah perifer : Hb, eritrosit atau hematokrit kurang.


KOMPLIKASI

Dekompensasi cordis.

PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Diet disesuaikan dengan penyebabnya. Bila tidak diketahui


beri saja makanan bergizi dan mengandung cukup Fe /
ekstrak hepar.

Sulfas ferosus 3 x 1 tab.

Anemi berat dan akut atau Hb rendah (< 7 gr%) sebaiknya


diberi transfusi darah.
PROGNOSIS
Tergantung penyebabnya.
ANEMI APLASTIK
Erythropoeisis tidak / kurang berfungsi karena sumsum tulang
tertekan.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Lelah, capek.

Demam berulang karena infeksi (terutama saluran napas


atas).

Perdarahan berbagai manifestasi bila ada thrombositopeni


pada pansitopeni.

Konsentrasi kurang, sakit kepala, pusing, palpitasi.


Tanda penting :

Pucat, purpura, peteki, ekimosis, takikardia.

Infeksi mulut (gingivitis, stomatitis, faringitis).

Hepatosplenomegali.
Pemeriksaan laboratorium :

Darah perifer / gambaran darah perifer.

Awalnya anemi normositik normokrom, stadium akhir


pansitopeni.

LED meningkat.

Waktu bekuan dan waktu perdarahan memanjang.


Pemeriksaan khusus :

Aspirasi sumsum tulang : kepadatan sel-sel berkurang, selsel lemak meningkat, tak ditemukan megakaryosit pada
semua lapangan pandang.
KOMPLIKASI

Sepsis dan perdarahan.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, transfusi darah, menghindari semua trauma


(sikat gigi lunak).
Antibiotik.
Kombinasi steroid anabolik, androgen.
Menghindari aspirin.
Obat alternatif : Imunosupresif : Siklosporin A (CSA), Anti
Lymphocyte Globuline (ALG), Anti Thymocyte Globuline
(ATG).
Splenektomi dan transplantasi sumsum tulang.

PROGNOSIS

Mulai dari ringan sampai berat, tetapi umumnya jelek.


Pada penderita dengan pansitopeni ringan dan timbulnya keluhan
kurang dari 6 bulan, prognosisnya relatif baik
ANEMI DEFISIENSI BESI
Kadar / cadangan zat besi dalam plasma dan hemoglobin kurang.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Demam, pusing, palpitasi.

Mungkin ada riwayat operasi saluran cerna.


Tanda penting :

Anemi.

Ada sumber perdarahan kronis : ankylostomiasis,


amebiasis, hemoroid.
Pemeriksaan laboratorium :

Hb turun.

Morfologi eritrosit : hipokrom mikrositer.


Pemeriksaan khusus :

Kadar Fe serum turun, tetapi daya ikat terhadap besi


meningkat (TIBC).

CHRONIC LYMPHOCYTIC LEUCEMIA


Invasi dan infiltrasi limfosit yang kurang berkualitas pada berbagai
organ tubuh.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sekitar 25% tanpa keluhan.

Hampir sama dg gejala CML: malese, mudah capek, berat


badan menurun, anoreksia, demam yang tidak diketahui
sebabnya, mudah kena infeksi, gatal-gatal dikulit.
Tanda penting :

Kebanyakan terjadi pada orang tua (>50 th).

Limfadenopati superficialis, tidak nyeri.

Splenomegali, tidak nyeri.

Hepatomegali, tidak nyeri.

Perdarahan.

Papula atau vesikula yang tersebar dikulit sering terjadi.


Ada 5 stadium :

Stadium

Stadium

Stadium

Stadium

Stadium

0 : hanya ditemukan limfositosis.


I : limfositosis plus limfadenopati.
II : disertai organomegali.
III : disertai anemi.
IV : disertai trombositopeni.

PENATALAKSANAAN

Istirahat, diet TKTP.

Preparat zat besi : Sulfasferosus 3 x 1 tab/hr.

Terapi komplikasi : Digitalis.

Berbeda dengan CML, pada CLL ditemukan tanda-tanda :

Pembesaran getah bening, tapi tidak nyeri dan tumbuhnya


perlahan-lahan.

Limpa membesar tapi tidak menonjol.

Anemia hemolitik otoimun sering ditemukan pada leukemia


kronis limfositer, jadi Coombs tes positif.
Pemeriksaan laboratorium :

Limfosit matang sangat banyak, uniform, kecil-kecil.

Hypogammablobulinemia.

Coombs test positif.


Pemeriksaan khusus :

Pemeriksaan sumsum tulang.

PROGNOSIS
Baik.

KOMPLIKASI

Anemi hemolitik autoimun.

KOMPLIKASI

Dekompensasi kordis.

Trombositopeni autoimun.
Infeksi.
Bertransformasi menjadi limfoma sel besar (sindrom
Richter).
Hypogammaglobulinemi.

PENATALAKSANAAN

Bila tanpa keluhan, tidak usah diobati.

Indikasi untuk terapi : bila malese progresif, limfadenopati


yang mengganggu, anemi, trombositopeni. Biasanya
keadaan ini sesuai dg stadium II-IV.

Istirahat, sebaiknya rawat inap.

Obat pertama : Chlorambucil (Leukeran) 12 mg atau 0,6-1


mg/kgBB digabung dg 4 hari prednison 30-80 mg/hr,
diulangi setiap 3 minggu.

Obat alternatif : Fludarabine, 2 Chlorodeoxyadenosine,


Cyclophosphamide 1-3 x (50-100) mg/oral/hr, Prednison 40
mg/hr sampai ada respons, lalu dipertahankan 10-20
mg/24 jam.

Terapi komplikasi : anemi : prednison + transfusi darah.


Infeksi : antibiotik.
PROGNOSIS

Sangat dipengaruhi oleh saat diagnosis.

Umumnya ditemukan pada umur >45 th.

Stadium 0 setengahnya dapat hidup 10 th, stadium III-IV 2


th.

Pada usia tua perjalanan penyakit lambat sehingga disebut


leukemia limfositik kronik jinak / inaktif, dapat hidup
bertahun-tahun
bahkan
sampai
30
tahun
tanpa
pengobatan.

Pada usia lebih muda perjalanan lebih cepat disebut


leukemia limfositik kronik aktif.
LEUKEMIA GRANULOSITIK KRONIK
Infiltrasi granulosit kurang berkualitas ke berbagai organ tubuh
dan sumsum tulang.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Berangsung perlahan-lahan, anoreksi.

Gusi sering berdarah.

Rasa penuh / tidak enak perut (abdominal discomfort).

Lemah, keringat malam.

Sering demam tanpa infeksi.


Tanda penting :

Nyeri tekan pada sternum.

Splenomegali yang hebat, tidak nyeri.

Hepatomegali, pembesaran KGB.

Pada kulit sering timbul benjolan kebiru-biruan.

Perdarahan gusi, umumnya tidak anemi.


Pemeriksaan laboratorium :
Gambaran darah periifer :

Lekosit >150.000/mm, seri mieloid left shifted (bentuk


matang dominan).

Bentuk eritrosit normal.

Jumlah dan bentuk trombosit normal, namun bentuk yang


besar (abnormal) dapat terlihat.
Pemeriksaan khusus :

Hapusan aspirasi SST : hiperselular, seri mielopoesis left


shifted. Mieloblast <5% dari sel SST.

Kromosom Philadelphia mungkin positif pada darah perifer


/ SST.
KOMPLIKASI

Tergantung organ yang terinfiltrasi sel leukemik.

Splenomegali yang nyeri.

Dalam waktu 3-4 th, setengah penderita mengalami blastic


crisis dan bila demikian umur sisa beberapa bulan.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Obat pertama: Busulfan (Myleran) peroral, 4-8 mg/hr


hingga lekosit turun 50% dari sebelum terapi.

Obat alternatif: Hydrosiurea peroral 20-30 mg/kg/hr


sampai penyakit teratasi.

Transplantasi sumsum tulang.


PROGNOSIS

Tanpa pengobatan perjalanannya progresif.

Dengan pengobatan dapat hidup 3-20 th, dan pada


akhirnya terjadi keadaan yang disebut blastic crisis, yaitu
sel-sel muda yang sangat banyak.

Penderita akan meninggal karena infeksi atau perdarahan.

Leukemia mielositer kronis, sekitar 5% kasus menjadi


leukemia mieoloblast akut.

DISSEMINATED INTRAVASCULAR COAGULATION


Aktifitas trombin meningkat, sehingga terjadi hipofibrinogenemi,
trombositopeni, fibrinolisis dan penurunan faktor pembekuan.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Perdarahan, demam.
Tanda penting :

Perdarahan dari bekas punksi vena.

Hematoma, jari-jari pucat, hypoksia, ganggren.

Tanda-tanda penyakit dasar seperti kanker, sepsis dll.


Pemeriksaan laboratorium :

Thrombositopeni.

Burr cell +.

Hypofibrinogenemi.

Fibrin Degradation Product (FDP) meningkat.

Waktu protrombin memanjang.

Partial thromboplastin time (PTT) normal atau naik.

D-dimer +.
KOMPLIKASI

Disfungsi organ, syok.

Deep vein thrombosis (trombosis vena dalam).

Tthromboflebitis.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Cryoprecipitate untuk mengganti fibrinogen.

Heparin masih kontroversial.

Epsilon amino caproic acid (EACA).

Transfusi darah segar atau PRC, trombosit (platelet


concentrate), plasma segar (fresh frozen plasma / FFP).
PROGNOSIS

Tergantung dari penyakit dasarnya.

DIC yang berat akan fatal.


LYMFOMA HODGKIN
Desakan terhadap organ-organ.

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Pembesaran kelenjar tanpa nyeri, tetapi nyeri setelah


mengkonsumsi alkohol.

Demam, berat badan merosot, lemah.

Gatal-gatal yang menyeluruh.

Mandi keringat malam.

Ada riwayat remisi dan eksaserbasi.


Tanda penting :

Mengenai umur dewasa muda.

Lymfadenopati: unilateral khususnya dileher, tanpa nyeri,


kadang-kadang bersatu dg kelenjar yang lebih profunda,
kulit bebas bergerak.

Stadium I : hanya satu kelenjar limfe yang terkena.

Stadium II : dua kelenjar limfe pada satu sisi diafragma


(diatas atau dibawah) terkena.

Stadium III : kelenjar regional pada dua sisi diafragma


terkena.

Stadium IV : kelenjar limfe yang terkena sudah tersebar


sampai sumsum tulang dan hepar.

Atau dapat pula dibagi: Stadium A : gejala-gejala


konstitusional belum jelas. Stadium B : berat badan
merosot, demam dan keringat malam jelas.
Pemeriksaan khusus :

Biopsi kelenjar limfe.

KOMPLIKASI

Anemi hemolitik.

Bendungan vena cava superior.

Gatal yang sulit sembuh.

Efusi pleura, paraplegia.

Sarcoma Hodgkin.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Obat
pertama:
bila
masih
terlokalisasi
(IA,
IIA)
ditanggulangi dengan radioterapi. Bila sudah tersebar
(IIIB, IV) dengan kemoterapi kombinasi.

Kemoterapi
kombinasi:
Adriamisin
(Doksorubisin),
Bleomisin, Vincristin, Dakarbasin (ABVD) atau diselang-

selingi dg Mekloretamin, Oncovin (Vincristin), Procarbazin


dan Prednison (MOPP), digunakan minimal 6 siklus.
Obat
alternatif:
kombinasi
kemoterapi
lain
ABVD
(Adriamisin + Doksorubisin + Bleomisin + Vinblastin +
Dakarbazin).
Radioterapi dilakukkan pada stadium I, II dan III dan
terlokalisasi.

PROGNOSIS

Stadium IA dan IIA dg radioterapi prognosis baik, 80%


hidup sampai 10 th.

Stadium IIIA dan IV, 50-60% hidup sampai 5 tahun.

Prognosis buruk pada orang tua dan limfosit rendah.


DIOPATHIC / AUTOIMMUNE THROMBOCYTOPENIC PURPURA
Antibodi IgG mengikat trombosit sehingga banyak trombosit
dihancurkan oleh lien.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Perdarahan kulit dan mukosa.

Tidak disertai panas.


Tanda penting :

Tanda-tanda perdarahan.

Tidak ada splenomegali, dan kalau ada diragukan


diagnosis ITP.
Pemeriksaan laboratorium :
Pada hapusan darah perifer ditemukan :

Trombositopeni sampai <10.000/ml, ukurannya besar


(megathrombocytes).

Anemi ringan berat, retikulositosis, sferositosis.

Fragmentasi eritrosit (sistosit, sel helmet, bentuk


segitiga).

Mikroangiopati.
Pemeriksaan khusus :

Sumsum tulang: normal atau megakarysit meningkat.

IgG terhadap trombosit meningkat.

PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Prednison 1-2 mg/kgbb/hr respons 80%.

IgG dosis tinggi 400 mg/kgbb/hr selama 3-5 hr respons


90% tetapi mahal.
Obat alternatif : Danazol 600 mg/hr respons 50%.
Imunosupresif untuk kasus refrakter: Vincristin, Vinblastin,
Azatioprin, Siklofosfamid.
Transfusi trambosit jarang dilakukan.
Splenektomi bila prednison gagal respons 80%.

PROGNOSIS

Sebagian penderita mengalami remisi baik.

Perdarahan otak berat bila trombosit <5000/ml.

Perdarahan fatal jarang terjadi.

LEUKEMIA AKUT
Infiltrasi masif sel lekosit ke dalam organ tubuh dan penekanan
produksi sistem sel darah yang lain serta gangguan fungsi sel.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Lebih sering pada anak-anak.

Sakit baru dirasakan beberapa hari atau minggu.

Sering disertai perdarahan (gusi, epistaksis, menoragi).

Malese, lekas capek, anoreksi.

Sering demam walau tanpa infeksi.

Sakit kepala, nyeri sendi dan tulang.


Tanda penting :

Hipertrofi gusi, stomatitis.

Ulcerasi pada rectum ddan vagina.

Purpura, ekimosis, anemis.

Pembesaran limpa, hepar.

Pembesaran kelenjar getah bening (lebih sering pada tipe


limfoblaster daripada tipe yang lain.

Sering nyeri tekan pada sternum.

Tanda-tanda infeksi (selulitis, pneumoni, sepsis).


Pemeriksaan laboratorium :

Anemi.

Gambaran darah perifer : sel blaster (sangat muda) sangat


tinggi (>200.000/l). Bila tidak disertai sel blaster disebut
leukimia alekemik.
Pemeriksaan khusus :

Aspirasi sumsum tulang menunjukkan hiperseluler,


didominasi oleh sel blaster.

PENATALAKSANAAN
Prinsip terapi : mencapai remisi, mempertahankan keadaan remisi
dg obat-obat, bila terjadi relaps diusahakan reinduksi remisi
kembali.

Istirahat, perawatan ditujukan pada perdarahan dan


infeksi.

Leukemia Myeloblaster Akut (LMA) : mula-mula diterapi


kombinasi kemoterapi : Daunorubicin dan Cytarabine.
Selama terapi diberi transfusi darah dan antiinfeksi. Begitu
terjadi remisi sempurna, terapi pasca remisi / suportif
dilanjutkan
dg
dosis
tinggi
kemoradioterapi
dg
transplantasi sumsum tulang.

Leukemia Limfoblaster Akut (LLA) : mula-mula diobati dg


kombinasi
kemoterapi
:
Daunorubicin,
Vincristine,
Prednison dan Asparaginase. Setelah tercapai remisi
sempurna, penderita mendapat profiaksis SSP dg cranial
irradiation dan methotrexate intrathecal. Juga sama halnya
dengan LMA menerima kemoterapi dosis tinggi plus
transplantasi SST.
PROGNOSIS

Tanpa pengobatan, penderita


leukemia
akut akan
meninggal dalam waktu beberapa mgg / bln.

Bila dg pengobatan keadaan membaik, dapat hidup sampai


5 tahun.

Leukemia myeloblaster remisi sempurna + 70-80% pada


orang dewasa <60 th.

Leukemia limfoblastik mengalami remisi sempurna sampai


80% pada org dewasa.
LYMFOMA NON HODGKIN
Pembesaran kelenjar limfe, sehingga menekan organ-organ.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Limfadenopati tanpa nyeri.

Massa tumor pada beberapa tempat.

Demam tanpa sebab yang jelas.

Keluar banyak keringat pada malam hari.

Berat badan merosot, sakit perut.


Tanda penting :

Limfadenopati tanpa nyeri tekan, terisolasi atau menyebar


diluar lokasi kelenjar limfe seperti kulit, saluran cerna.

Pemeriksaan laboratorium :

Gambaran darah perifer umumnya normal.

Pada fase leukemik sulit dibedakan dengan leukemi.

LDH meninggi bila perjalanan penyakit progresif.


Pemeriksaan khusus :

Biopsi kelenjar.

Biopsi sumsum tulang.

CT scan / USG abdomen.

Foto dada.
KOMPLIKASI

Penekanan organ: jalan nafas, usus, saraf.

Mudah kena infeksi.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, bila ditemukan tanpa keluhan tidak perlu terapi.


Terapi umumnya bersifat paliatif.

Obat pertama CHOP dan CEOP.

CHOP: Chorambucil 0,6-1 mg/kgbb setiap 3 minggu atau


kombinasi dg Siklofosfamid 750 mg/m (permukaan tubuh)
IV hari 1. Doksorubisin 50 mg/m IV hari ke 1, Oncovin
(Vincristin) 2 mg IV, Prednison 100 mg oral hr ke 1 sampai
5.

CEOP: Cyclofosfamid dosis sama, Epirubisin 75 mg/m IV hr


pertama, Oncovin dosis sama, Prednison dosis sama hr 1-6.

Transplantasi SST.
PROGNOSIS

Bila diagnosis patologis ditegakkan berarti stadium sudah


lanjut.

Setengahnya dapat hidup sampai 6-8 tahun.

Dengan kombinasi terapi agresif respons sekitar 40-60%.


MYELOFIBROSIS
Fibrosis sumsum tulang akibat peningkatan sekresi platelet
derived growth factor (PDGF). Sebagai respons terjadi hemopoeisis
extrameduler (hepar, limpa dan kelenjar limfe).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mengenai orang dewasa >50 th.

Mulainya perlahan-lahan.

Paling sering merasa sangat lemah.

Tanda

Perut terasa penuh (splenomegali).


Sakit perut akibat infark limpa.
Nyeri tulang (tidak selalu ada) terutama pada tungkai
bawah.
Perdarahan.
penting :
Anemia selalu ada, selanjutnya sangat berat.
Splenomegali selalu ada, kadang sangat masif.
Hepatomegali, penderita kurus.
Tanda-tanda akibat hemopoeisis extrameduler : hipertensi
pulmonal, obstruksi intestinal dan uretral, hipertensi
intracranial, tamponade jantung, tekanan medula spinalis,
tanda hipertensi portal (asites, varises esofagus, gagal
hepar).

Pemeriksaan laboratorium :

Gambaran darah perifer : diagnosis myelofibrosis, trias :


teardrop
poikilocytosis,
leukoeritroblastik,
trombosit
raksasa abnormal.

Anemia dapat sangat berat.

Lekosit
bisa
rendah,
normal
atau
tinggi
sampai
50.000/mm.

Jumlah trombosit bervariasi.

LDH dan alkalifosfatase serum naik.


Pemeriksaan khusus :

Aspirasi sumsum tulang : fibrosis, hiperseluler dengan


retikulin atau fibrosis kolagen, kadang-kadang dry tap
(hasil aspirasi nihil).

Tes khusus : pengecatan perak untuk mendeteksi


peningkatan serabut retikulin.

Splenektomi.
Terapi komplikasi : transfusi terus menerus.

PROGNOSIS

50% meninggal dalam 5 tahun.

Fase terakhir: kelemahan umum, gagal hepar, perdarahan.

Beberapa menjadi lekemia mieloblaster akut.


MULTIPEL MYELOMA
Proliferasi sel plasma, produksi paraprotein yang berlebihan
akibat keganasan sel plasma.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri tulang : collumna vertebra, tulang iga, os femur.

Syndrom hiperviskositas : vertigo, nausea, gangguan


penglihatan, perdarahan.
Tanda penting :

Umumnya pada orang tua >60 tahun.

Anemis, pucat.

Mungkin fraktur Collum femoris.

Nyeri tulang dan massa jaringan.

Neuropati.
Pemeriksaan laboratorium :

Preparat darah tepi: pembentukan rouleaux meningkat, sel


plasma positif.

Hiperkalsemi.
Pemeriksaan khusus :

Elektroforesis paraprotein: IgG, IgA, rantai pendek.

Radiologi: bone survey: osteoporosis tulang-tulang.


KOMPLIKASI

Infeksi, gagal ginjal, amiloidosis.

KOMPLIKASI

Gagal sumsum tulang, organomegali.

Infeksi organ dalam (paru).

Berkembang ke lekemi akut.

Fever of unknown origin.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, transfusi darah.

Obat alternatif : Androgen : Oxymetholone


testosteron.

Erythropoetin rekombinan (epoetin alfa).

Interferon alfa, allopurinol.

atau

PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Melphalan (Alkeran) 0,25 mg/kgbb/hr + Prednison 2


mg/kgbb/hr selama 4 hr, diulangi setiap 6 minggu.

Bila kadar paraprotein tidak turun dapat ditambahkan


Procarbazine 4 mg/kgbb/hr 6 hr setiap 6 minggu.

Vinkristin, Adriamisin (Doksorubisin), Deksamethason


(VAD).

Transplantasi sumsum tulang.

Radioterapi lokal.

PROGNOSIS

Setengahnya dapat hidup sampai 3 tahun.

Lebih jelek bila disertai peningkatan paraprotein, gagal


ginjal, hiperkalsemi, kerusakan banyak tulang. Keadaan
ini disebut low tumor burden, setengahnya meninggal
(median survival) dalam 5-6 th. Pada high tumor burden
bila fraksi IgG >7 g/dl, hematocrit <25%, kalsium >12
mg/dl atau lebih dari 3 tulang mengalami osteoporosis,
median survival sekitar 1 tahun.
POLISITEMI
Suatu keadaan yang ditandai oleh proliferasi yang berlebihan dari
sel-sel eritrosit. Ada PS relatif dan absolut (sekunder dan primer =
PS rubra vera = eritremi).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sefalgi, pusing, tinitus, penglihatan kabur.

Capek, epistaksis, arthralgi (gout).


Tanda penting :

Wajah merah padam seperti orang marah.

Pruritus, splenomegali.
Pemeriksaan laboratorium :

Hemoglobin tinggi, eritrosit tinggi.

Hematocrit, lekosit dan trombosit juga diatas normal.

Hyperurisemi.
KOMPLIKASI

Trombosis arteri.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Flebotomi, pengeluaran darah sekitar 500 cc / mgg sampai


hematocrit <45% atau trombosit kurang dari 700.000/mm.

Hydroksiurea, Busulfan, Interferon, Allopurinol.


PROGNOSIS
Perjalanan lambat, sebab kematian adalah trombosis
Polisitemia vera dapat berubah menjadi myelofibrosis.
DEEP VEIN THROMBOSIS
(THROMBOSIS VENA DALAM)

arteri.

Tersumbatnya vena yang letaknya dalam, sehingga terjadinya


bendungan.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Ada riwayat trombus, pasca bedah.

Imobilisasi karena penyakit berat atau trauma.

Keganasan (tumor atau hematologis).

Pengguna hormon estrogen.

Nyeri lokal tiba-tiba.


Tanda penting :

Edema pada bagian tubuh yang terkena, eritema.

Peningkatan suhu lokal, vena teraba.

Homan's sign positif (rasa tidak enak dibelakang lutut bila


dorsofleksi paksa kaki).
Pemeriksaan laboratorium :

Kadar antitrombin III (AT III) menurun.

Kadar Fibrinogen Degradation Product (FDP) naik.

Titer D-dimer naik.

Kadar protein C dan protein S meningkat.


Pemeriksaan khusus :

Flebografi / venografi.

Impedance Phletysmography untuk melihat variasi arus


aliran darah.

USG Doppler.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, ekstremitas yg kena ditinggikan, kompres


hangat, latihan fleksi ekstensi / range of motion (ROM),
pakai kaus kaki elastik (elastic stocking).

Thrombolisis
diberikan
sebelum sampai 2 minggu
terbentuknya trombus : streptokinase, urokinase.

Antikoagulan: Heparin 24.000-35.000 unit atau mulai bolus


5000 unit (100-200 unit/kgbb) dilanjutkan sampai
didapatkan aPTT 2-2,5 kali normal (50-80 det). Dosis ini
dipertahankan sampai 7-12 hr.

Berbagai preparat heparin molekul kecil dapat diberikan


setiap 12 jam atau setiap 24 jam.

Coumarin (sintrom) dan warfarin.

Obat alternatif :
anti agregasi trombosit : aspirin,
dipiridamol, sulfinpirazon.
PROGNOSIS

Tergantung pada penyakit dasarnya dan cepatnya tindakan.


THROMBOTIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA
Kelainan ini merupakan sindrom trias : Anemia hemolitik
microangiopati, Thrombositopeni dan Abnormalitas neurologik.
Dasar kelainan : jumlah trombosit kurang dari normal.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Perdarahan, sefalgi, afasi, demam, gangguan kesadaran.

Bingung-bingung.
Tanda penting :

Menyerang umur 20-50 th.

Kejang-kejang, hemiparesis.

Suhu badan naik, bukan karena infeksi.

Pucat, sakit perut.


Pemeriksaan laboratorium :

Anemi berat, retikulositosis.

Yang penting adanya mikroangiopati dg fragmen eritrosit.


PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Plasmaferesis : 60-80 ml/kgBB plasma dikeluarkan dan


diganti dg plasma yang dibekukan (fresh frozen plasma).

Prednison.

Antitrombotik : aspirin, dipiridamol.

Splenektomi.

Kombinasi splenektomi + steroid + infus dextran.


PROGNOSIS
Dengan plasmaferesis :

Prognosis TTP membaik, 80-90% sembuh sempurna.

Kelainan neurologis sembuh total.

20-30% menjadi kronis dan relaps.

INFEKSI
AMUBIASIS
Invasi Entamuba hystolitica ke dlm mucosa kolon.
Masa inkubasi 8 hari (2-4 mgg).
DIAGNOSIS

Keluhan pokok :
Kolitis ringan sp berat, berak darah, lendir dan sakit perut.
Tanda penting :
Hiperperistaltik, meteorismus, nyeri tekan perut bagian bawah.
Pemeriksaan laboratorium :
Tinja : E. hystolitica dan erythrocit.
KOMPLIKASI
Abses hati amuba, perdarahan / perforasi usus, ameboma,
intususepsi, striktur usus, amebiasis pleura, amebiasis kulit, abses
otak, abses limpa.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Obat pertama Metronidazole 3x500 mg, 5 sp 7 hr.

Obat alternatif :
Tetrasiklin 3x500 mg 10 hr.
Filoxanide Furoat 3x500 mg 10 hr.
Emetin / Dehidroemetin 1 mg/kgbb 3 sp 5 hr.
Paromomisin 25 sp 30 mg/kgbb dosis terbagi 3 selama 7 hr.
Iodoquinol 3x650 mg/hr.
Terapi komplikasi :

Metronidazole 3x500 mg 10 hr.

Kloroqin 500 mg/hr 7 hr.

Emetin / dehidroemetin 8 sp 10 hr.


PROGNOSIS
Umumx baik, tgtg dari :

Tepatnya terapi.

Resistensi E. Hystolitica thd obat.

Letaknya: amobiasis otak jelek.


NTHRAX
Nekrosis lokal akibat toksin atau bakteriemia.
Masa inkubasi 2-5 hari.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Keluhan umum : demam, sefalgia, malese, mual muntah.
Tergantung dari lokasinya:

Kulit (Anthrax Cutaneus) : pruritus, papul yg tdk sakit.

Paru (Anthrax Paru "Woolsorter's Disease") : sesak, batukbatuk, tersumbat di hidung, kerongkongan dan larings.

Gastrointestinal : mual muntah, nyeri abdomen, diare


bercampur darah.
Tanda utama :

Lesi vesikel (ring vesicle) dg nekrosis hitam pada bagian


tengah, dikelilingi cincin eritema dan edema.

Kongesti jaringan mukosa.

Tanda lain sesuai lokasi infeksi.


Pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan sputum.

Kultur dari jaringan nekrosis lalu diwarnai gram atau


fluoresen.
KOMPLIKASI
Sepsis, Meningitis, Endokarditis.
PENATALAKSANAAN

Penicilin G 2 juta unit/6 jam hingga tanda-tanda edema


hilang. Lalu dengan pemberian peroral selama 7 sampai 10
hari.

Eritromisin / tetrasiklin 4x500 mg bila alergi penicilin.


PROGNOSIS
Mortalitas :

Anthrax cutaneus 10-20%.

Anthrax paru sampai 100%

Anthrax gastrointestinal 50%.


Bila terapi cepat dan tepat mortalitas dapat diturunkan.
DIFTERI
Eksotoksin Corynobacterium
menutup sal. napas.
Masa inkubasi 1-10 hari.

difteri

dan

pseudomembran

yg

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Demam, malese, suara parau, keluar sekret hidung mulai cair
sampai kental.
Tanda penting :

Pseudomembran keabu-abuan pd farings dan sekitarx.

Sekret hidung.

Suhu badan tinggi.

Takikardi.

Kongesti vaskuler.

Obstruksi saluran napas (bull neck, difteri maligna).


Pemeriksaan laboratorium :

Preparat langsung.

Kultur dg medium Loeffler atau telurin.

Test Shick (imunitas).

KOMPLIKASI

Miocarditis.

Kln. Neurologis.

Infeksi sekunder.

Obstruksi sal. napas.

Pneumoni.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Ps diisolasi dan istirahat di tempat tidur 2 sampai 3 mgg.

Jalan napas dibersihx, membran diangkat dg laringoskopi /


bronkoskopi.

Paralisis dilakukan fisioterapi.

Diet lunak atau cair.

Antitoksin 20.000-100.000 unit/drip dalam lart. NaCl 0,9%.

Amoksisilin / Erythromicin 4x500 mg, selama 7 sp 10 hari.

Peniciln Procain G im 2x600.000 unit selama 14 hari.

Vaksin toksoid difteri biasax dalam vaksin DPT.


Terapi komplikasi :

Trakeostomi / intubasi endotrakeal segera bila ada


obstruksi laring.

Alat pacu jantung bila ada blok jantung.

DL Carnitine 100 mg/kgbb dalam 2 dosis bila terjadi


miocarditis.
PROGNOSIS
Biasax jelek, tergantung dari :

Virulensi kuman.

Lokasi dan perluasan membran.

Kecepatan terapi.

Status kekebalan.
DISENTRI BASILER
Toksin dan peradangan pada kolon.
Masa inkubasi beberapa jam sampai 3 hari.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Berak lendir dan darah, tenesmus, panas, sakit perut.


Tanda penting :

Suhu tinggi, tampak toksis, dehidrasi, dengan pemeriksaan


sigmoidoskopi mukosa tampak hiperemis merata.
Pemeriksaan laboratorium :

Tinja mengandung lekosit dan eritrosit, tampak merah


berselimut lendir, isolasi basil dari Shigela dari tinja.
KOMPLIKASI
Dehidrasi (syok), Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), Hiponatremi,
Hipoglikemi, Ensefalopati, Arthritis, Iritis.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat rawat inap dan isolasi.

Dehidrasi diatasi dg larutan RL.

Diet bubur yg cair.

Obat pertama Trimetoprim Sulfametoksazole (Bactrim) 2x2


tab, Ciprofloxacin (Quinolon) 2 x 750 mg.

Obat
alternatif
Ampicilin
/
Amoxicilin,
Norfloxacin
(Quinolon) dosis tunggal (400 mg)
PROGNOSIS
Bentuk berat mortalitas tinggi, bentuk sedang mortalitas rendah.
FILARIASIS
Peradangan atau bendungan saluran dan kelenjar lymfe.
Masa prepaten 8-16 bln.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :
Akut :

Sefalgi, anoreksi, menggigil, demam 3-5 hr, interval tdk


teratur.
Kronis :

Ekstremitas semakin membesar (elefantiasis).


Tanda penting :

Adanya adenolimfangitis, pembengkakan kelenjar getah


bening tanpa ada luka.

Peradangan kelenjar limfe, panas, sakit dari pangkal kaki /


lengan ke arah ujung (retrograde lymphangitis).

Filarial abses : luka yg mengeluarkan darah dan nanah


pada kelenjar limfe yg meradang.

Pembesaran, nyeri dan kemerahan pada tungkai, lengan,


dada dan scrotum.

Epididimitis, orkitis, elefantiasis,hydrokel dan varises


limfatik.
Pemeriksaan laboratorium :

Darah tebal pukul 22.00-02.00 utk melihat microfilaria.


Pemeriksaan khusus :

Tes serologi.

Limfangiografi dan limfoskintigrafi.


KOMPLIKASI

Hydrokel, kiluri, kiloasites.


PENATALAKSANAAN

Bed rest dalam keadaan akut.

Verband elastis untuk menahan edema, elefantiasis.

Kain penahan untuk orkitis dan epididimitis.

Diethylcarbamazine (DEC), obat pilihan, dosis 3x2 mg/hr,


mulai dosis kecil lalu ditingkatkan 3x3 mg selama 21 hari.

DEC untuk terapi massal: 100 (1 tab) perminggu untuk


umur >10 th selama 40 mgg, umur >2-9 th dosis 50 mg (
tab).

Ivermectin dosis tunggal 200 g/kgbb diikuti 400 g, masih


perlu DEC.

Antimikroba bila ada infeksi sekunder.


PROGNOSIS
Bila segera diterapi, progosis baik, bila terlambat, prognosis
penyembuhan buruk.
GAS GANGGREN (CLOSTRIAL MYONECROSIS)
Nekrosis otot dan jaringan lunak oleh toksin Klostridia.
Masa inkubasi kurang dari 3 hari.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Ada trauma sampai mencederai otot yg dalam.

Pasca operatif.

Pernah mendapat suntikan im.

Keluhan yg khas nyeri tiba-tiba pd daerah luka. Nyeri


semakin keras hanya terbatas pada daerah luka. Segera
setelah nyeri timbul pembengkakan, edema, eksudat yg
hemoragis.
Tanda penting :

Luka dalam yg tertutup.

Daerah luka bengkak, edema dan eksudat yg hemoragis.

Eksudat mungkin berbuih.


Kulit tegang, putih, benjolan kebiruan, suhu lebih dingin
dari kulit normal

Penderita sadar sampai hampir mati.

Luka menjadi kemerahan.

Bulla yg berisi cairan merah tua disertai bagian kulit yg


kehitaman.

Adanya bulla dan krepitasi berarti akan memburuk.

Takikardi.

Suhu badan hanya meningkat sedikit.


Pemeriksaan laboratorium :

Kultur.
Pemeriksaan khusus :

Foto.

Keluhan pokok :

Tiba-tiba diare dg tinja encer / lembek, diikuti oleh cairan


yang menyerupai air cucian beras, berbau amis.

Muntah-muntah menyusul diare.


Tanda penting :

Dehidrasi (turgor kulit jelek, mata dan pipi cekung).

Jari keriput, asidosis.

Syok : nadi cepat dan kurang berisi, tensi turun, keringat


dingin.
Pemeriksaan laboratorium :

Hipokalemi.

KOMPLIKASI

Syok

PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Dasarx mengganti cairan dan elektrolit.

Keadaan ringan dan sedang cukup minum oralit, aqua atau


air kelapa.

Kalau dehidrasi berat harus dg cairan infus.

Istirahat di RS, beri lart. RL atau lart. garam fisiologis.

Diet bebas.

Obat pokok : Tetrasiklin 3x500, 2-3 hr, Kloramfenicol sama


dg Tetrasiklin, Kotrimoxazole 2x2 tab, Streptomicin
peroral.

Tanpa antibiotik dpt sembuh sendiri, asal masukan cairan


dan elektrolit mencukupi.

PENATALAKSANAAN
Terapi umum :
Obat pertama :

Penicilin G (20 juta/hr)

Klindamicin 600 mg/6 jam plus penicilin dosis tinggi.


Obat alternatif :

Cefoxitin.

Carbenisilin.

Kloramfenicol.

Metronidazole 3x500 mg.

Doksisiklin 2x100 mg.

Imipenem.

Vinkomisin 4x125 sp 500 mg selama 7 sp 10 hr.

Sefalosforin generasi tiga.


Bedah :

Nekrotomi.

Amputasi.
KOLERA
Adanya enterotoksin yg mendorong hilangx air dan elektrolit dari
usus.
Masa inkubasi 3-6 hari.
DIAGNOSIS

KOMPLIKASI

Gagal ginjal akut.

PROGNOSIS
Kalau segera diberi cairan prognosis cukup baik.
LEPTOSPIROSIS
Gambaran klinik yg berat disebut penyakit Weil.
Masa inkubasi 2-26 hari (rata-rata 10 hr).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Demam tiba-tiba.

Myalgi terutama pd M. gastrocnemius.

Mual.

Sakit kepala terutama retroorbital.

Oligouri.

Ada riwayat pekerjaan yg berhubungan dg darah hewan


atau dg kencing tikus (jagal, pembersih selokan dll).
Tanda penting :

Nyeri tekan pd M. Gastrocnemius.

Injeksi periconjunctivalis (conjunctival suffusion).

Ikterus, hepatomegali.
Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis

Proteinuri, lekosuri, hematuri, leptospiruri, dg mikroskop


biasa dapat dilihat leptospira dalam sedimen urine pd
pembesaran 10x40.

Dg mikroskop lapangan gelap (dark field examination)


dapat dilihat gerakan leptospira dalam darah penyebabx.

Dapat dikultur menurut cara Korthof.


KOMPLIKASI
Gagal ginjal, gagal hati, miocarditis, meningitis, perdarahan masif,
iridosiklitis, arthritis.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat, diet bebas.

Obat pertama Penicilin dosis tinggi 2 sp 3x (3-6) juta unit


secepat mungkin.

Obat alternatif Tetrasiklin 3x500 mg/hr, Doksisiklin 2x100


mg/hr, tapi hati-hati bila ada ggn. fungsi ginjal.
Terapi komplikasi :
GGA memerlukan hemodialisis secepatx.
PROGNOSIS
Mortalitas 7,1 sp 10% pd umur 2 th, mortalitas 50% pd umur 50
tahun.
MALARIA
Kerusakan eritrosit dan trombosit pembuluh darah.
Masa inkubasi 10 sp 28 hr, tergantung dari jenis plasmodium.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Keluhan
periodik
klasik
dan
khas
berurutan
:
menggigil/dingin, panas, keringat lalu apireksi.

Kadang periodisitas tdk jelas, hanya jelas pd awalx.

Malese, anoreksia, mual muntah, sefalgia, pusing, myalgia


dan nyeri tulang-tulang.

Tanda penting :
Splenomegali, anemi.
Gambaran klinik karakteristik malari :

Demam periodik yg khas.

Splenomegali.

Anemi.
Pemeriksaan laboratorium :

Tetes darah tebal / tipis ditemukan parasit malaria dalam


eritrosit.

Pemeriksaan serologis : titer 1 : 64 pd indirect


immunofluorescence.
Pemeriksaan khusus :

PCR (Polymerase Chain Reaction).

ELISA (Enzyme Linked Immonosorben Assay).

Radioimmunoassay (RIA).
KOMPLIKASI
Malaria serebral, edema paru, malaria algida / kolaps, black water
fever, anemia hemolitik, GGA, ruptur lien, gejala gastrointestinal,
dehidrasi, ggn hati.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :
Obat pertama :

Kloroquin basa : hari pertama 600 mg, disusul 300 mg


setelah 6 jam. Hari kedua dan ketiga masing-masing 300
mg atau dosis disederhanakan menjadi 2 x 300 mg/hr.Dosis
total 1500 mg.

Pada P. vivax ditambahkan primakin 15 mg/hr selama 14 hr


diberikan bersama atau setelah pemberian kloroquin,
sedangkan pada P. falciparum diberi 3 sp 5 hr saja
mensterilkannya.
Obat alternatif :

Amodiakin 3x200 mg hari pertama, disusul 2x200 mg pd


dua hari berikutx.

Sulfadoksin pirimetamin (Fansidar) dosis tunggal 2-3 tab.

Kina (Quinine sulfat) 3x650 mg oral selama 7 sp 14 hr.

Meflokuin 15 sp 25 mg/kgbb, dosis tunggal peroral terbagi


dalam 2 dosis setiap 12 jam.

Halofantrin dg dosis 500 mg tiap 6 jam, total 1500 mg.

Qinghaosu, Kinghaosu dan Pironaridin.


Beberapa antimikroba dapat digunakan untuk malaria :

Tetrasiklin 4x250 mg/hr, 7-10 hr.

Doksisiklin 2x100 mg/hr, 7 hr.

Klindamisin 3x300 mg/hr, 7-10 hr.


Spiramisin 3x500 mg.
Rifampisin 1x(450-600) mg.
Fluoroquinolon.
Sulfonamid.

JENIS PENGOBATAN MALARIA


Kemoprofilaksis
Jarang dilakukan.
Pada keadaan akut

Klorokin basa (lihat diatas). Apabila terpaksa diberi obat


secara parenteral berikan klorokin 200 mg im/6 jam,
maksimal 800 mg/hr.

Kina sulfas, kina Hcl dlm NaCl fisiologis / Dx 5% dlm waktu


4 jam infus dan diulangi 12 jam kemudian, maksimal 1800
mg/24 jam.
Terapi supresif
Agar tidak timbul serangan malaria. Jenis obat yg digunakan :

Kloroquin untuk pendatang sementara ke daerah endemis.


Dosis 300 mg/mgg, 1 mgg sebelum berangkat, selama
dilokasi, sampai 4 mgg setelah kembali. Penduduk
didaerah endemis dan penduduk baru yg akan menetap
tinggal dianjurkan menelan kloroquin 300 mg/mgg selama
6 th atau amodiakin 600 mg/2 mgg. Semua penderita
demam didaerah endemis diberi klorokin dosis tunggal 600
mg. Bila di daerah itu P. falciparum sudah resisten thd
kloroquin ditambahkan primakin sebanyak 3 tab.

Mepakrin 100 mg/hr dimulai 2 mgg sebelum sampai,


hingga 4 mgg setelah keluar daerah endemis tsb.

Pirimetamin (Daraprim) 50 mg/mgg sp dg empat mgg


setelah meninggalkan daerah tsb.

Proguanil 100 mg/hr atau 300 mg dosis tunggal/mgg sp dg


empat minggu setelah kembali.

Kina 1 tab (250 mg)/hr sp dg empat mgg setelah


meninggalkan lokasi.
Terapi radikal
Untuk menghilangkan seluruh parasit malaria dalam tubuh,
diberikan obat :

Klorokin seperti terapi akut bersama dg primakin 15 mg


selama 14 hr.

Pirimetamin + sulfadoksin (Fansidar) plus primakin.


Terapi kasus-kasus khusus
1. Malaria cerebral

Rawat ICU.

2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.

Obat yg diberikan parenteral adalah Kloroquin 200 mg im,


diulangi 6 jam kmd. Maksimal 800 mg/hr, hati-hati.

Kina hidroklorida dalam NaCl fisiologis / Dx 5% dalam wkt 4


jam, diulangi 12 jam kmd. Dosis maksimal 1800 mg/24 jam.
Kalau sudah sadar diteruskan dg pemberian peroral 3x650
mg sp 7 hr sejak hari pertama pemberian.

Kinidin (isomer kina) 15 mg basa/kgbb dlm lart. spt pd


kina. Dilanjutkan peroral setelah sadar.

Dekstran molekul rendah, 500 cc/24 jam.

Bila ada hipoglikemi, diberikan 50 ml glukosa 40%/iv, lalu


diteruskan dg Dx 10%.

Ada yg berhasil dg pentoksifilin 600 mg/hari plus kinin dan


klindamisin.

Bila
kejang
diberikan
Phenobarbital
3,5
mg/kgbb,
Diazepam 10-20 mg/iv atau Klorpromazin 50-100 mg/im.

Pentoksifilin 600 mg/hr.

Kinin + Klindamisin.
Gagal ginjal akut

Perlu dipertimbangkan hemodialisis secepatx, pengaturan


cairan dan elektrolit.
Malaria biliosa

Kina 20 mg/kgbb.
Hipoglikemi

Apabila kadar gula darah sangat rendah (40 mg%), segera


berikan 40 sp 50 ml Dx 40% bolus, lalu dilanjutkan glukosa
10% perinfus. Dapat juga diberikan obat yg menekan
produksi insulin spt diazoxide, glukagon atau somastatin
analogue.
Malaria algid

Atasi syok yg ada.


Edema paru

Pemberian cairan hrs hati-hati, transfusi darah pelan,


pemberian diuretika.
Anemi berat

Transfusi darah pelan (lebih baik darah segar) bila Hb gr%


atau hematokrit turun.
Blackwater fever

Harus istirahat.

Menghentikan muntah dg sedatif atau traquilizer (CPZ,


Diazepam).

Bila hipotensi, secepatx diberi cairan plasma atau darah.

Bila ureum 200 mg% perlu hemodialisis.

Bila parasitemi tinggi diberikan kloroquin atau amodiakin.


Bila resisten diberikan sulfadoksin + pirimetamin.
9. Malaria ibu hamil

Kloroquin (600 mg + 300 mg : 300 mg : 300 mg)

Pirimetamin + Sulfadoksin (Fansidar) 1x3 tab.


PROGNOSIS

Plasmodium vivax dpt menjadi kronis.

Plasmodium falciparum dapat menjadi


sampai fatal.

malaria

MORBILI (MEASLES = PURUKASAEJA)


Infeksi sel epitel kulit dan mulut. Masa inkubasi 10 - 14 hari.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Demam tinggi, malese.

Keluhan 3 C (Coryza, Conjunctivitis, Coughing).


Tanda penting :

Eritema pd kulit muka, badan dan ekstremitas.

Tanda 3 C, koplik's spot pada mukosa mulut.

Lidah mirip lidah tifoid.


Pemeriksaan laboratorium :

Lekopeni.
KOMPLIKASI

Susunan saraf pusat.

Penyakit traktus respiratorius.

Infeksi sekunder.

TB.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat dan isolasi di tempat tidur sp apireksi.

Diet.

Vitamin A 2 x 400.000 IU peroral.


Terapi komplikasi :

Bila ada infeksi sekunder beri antibiotik


PROGNOSIS
Negara berkembang mortalitas tinggi (10%).
RABIES (LYSSA = LASSA = PENYAKIT ANJING GILA)

berat

Peradangan SSP.
DIAGNOSIS
Masa inkubasi 3-7 mgg.
Gigitan dikaki 60 hr, dilengan 40 hr, kepala 30 hr.
Keluhan pokok :

Demam, sefalgi, myalgi, malese.

Anoreksi, nausea, vomiting.

Sakit tenggorokan.

Batuk non produktif.

Pernah digigit hewan terutama anjing.

Rasa nyeri, kesemutan dan panas disekitar luka.


Tanda penting :

Hidrofobi, konvulsi, paralisis.

Parestesi, hiperhydrosis.

Hipersalivasi kental.

Mulut berbusa, hiperlakrimasi.

Menggigil, suhu badan naik.

Liar dan maniak.

Bingung-bingung, koma.

Priapismus dan ejakulasi spontan.


Pemeriksaan laboratorium :

Isolasi virus rabies dari saliva, urine dan caran


serebrospinalis.

Negri bodies pd sitoplasma sel ganglion otak, utamanya


hipokampus.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Dilarang kegiatan jasmani berat dan minum alkohol selama


terapi.

Luka gigitan segera dibersihkan dg air dan sabun, segera


anti serum (SAR) 40 IU/kgBB diinfiltrasikan sekeliling luka
gigitan.

Vaksinasi anti rabies (VAR) subkutan 2 ml perhari selama


14 hari, lalu diikuti booster hari ke 10, ke 20 dan ke 90
setelah suntikan terakhir.

Di USA diberi HDCV (Human Diploid Cell Rabies Vaccine) 5x


suntikan 1 ml/im pd m. deltoideus pd hr ke 0, ke 3, ke 7, ke
14 dan ke 28 setelah gigitan. Booster setiap 2 sp 5 th.

Vaksinasi sebelum terpapar, suntikan pd hr ke 0, ke 21 dan


ke 28.

PROGNOSIS
Jelek.
DEMAM BERDARAH DENGUE
Rx Ag-Ab makibatx vaskulopati, trombositopeni, koagulopati dan
perubhan imunitas humoral dan seluler.
DIAGNOSIS
Masa inkubasi 2-7 hr.
Keluhan pokok

Suhu meningkat tiba-tiba.

Sakit kepala supra / retroorbital.

Nyeri otot dan tulang belakang (breakbone fever).

Gusi berdarah ketika sikat gigi.

Sakit perut dan diare.

Mual muntah.
Tanda penting

Injeksi konjunctiva, lacrimasi, fotofobi.

Nyeri tekan pd otot.

Eksantem pd kulit (initial dan terminal rash).

Kurva suhu bifasik / sadddle back fever (suhu badan panas


selama 3-7 hr, apireksi tjd bbrp jam sp 2 hr, lalu demam
kembali).

Lidah kotor.

Perdarahan kulit (peteki, purpura, ekimosis).

Perdarahan epistaksis, melena, hematemesis.

Hepatomegali.

Tanda-tanda syok (tensi rendah, nadi cepat).


Derajat DBD secara klinis
Derajat I (Ringan), Demam Dengue (DF).

Demam 5-7 hari, bifasik (saddle back fever).

Sefalgi hebat.

Nyeri retroorbital.

Myalgi.

Nyeri tulang dan sendi.

Mual muntah.

Timbul ruam pada awal penyakit (1-2 hr) lalu hilang (hr 67), tu di kaki / tangan atau telapak kaki / tangan.

Uji Tourniquet (Rumpel Leede) positif.

Mungkin ada perdarahan spontan, tetapi tidak ada


hemokonsentrasi.

Bila tak ada perdarahan spontan, tdk perlu dirawat di RS


cukup diawasi.
Derajat II (Sedang), Dengue Haemorrhagic Fever (DHF).

Terjadi perdarahan spontan (gusi, sal. cerna, batuk darah).

Ada kebocoran plasma shg tjd peningkatan hematocrit,


efusi pleura / peritoneum, hipoproteinemi.

Hepatomegali.

Rawat RS.
Derajat III (Berat), Dengue Shock Syndrome (DSS).

Terjadi saat suhu menurun antara hari ke 3 dan ke 7.

Mula-mula letargi atau gelisah.

Lalu timbul tanda syok.

Rawat RS.
Derajat IV (Sangat Berat), DSS.

Ada tanda syok yg berat (nadi tdk teraba dan tensi tak
terukur).

Rawat RS.

Derajat III dan IV disebut Sindrom Syok Dengue (SSD/DSS).


Pemeriksaan laboratorium.

Uji komplemen fiksasi (CF test).

Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test).

Uji netralisasi (NT test).

IgM ELISA (Mac. ELISA).

IgG ELISA.

Trombositopeni.

Peningkatan hematokrit.
KOMPLIKASI

Perdarahan spontan.

Syok hipovolemi.

DIC / Perdarahan Intravaskuler Menyeluruh (PIM).

Efusi pleura.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum.
Dianjurkan minum banyak agar kebutuhan cairan tubuh terpenuhi.

Istirahat tirah baring, kompres dingin.

Diet makanan lunak.

Medikamentosa
simptomatis,
parasetamol
(asetosal
dihindari).
Terapi komplikasi.

Syok segera diatasi.

Minum banyak (lebih baik bila oralit / air kelapa).


Infus RL, salin (NaCl 0,9%).
WHO memberi pilihan Dx 5% + saline (aa) pd DBD, sedang
pd DSS RL, Dx 5% + saline, Dx 5% + 0,5 saline (D5-0,5S),
Dx 5% + 0,5 RL (D5+0,5RL) atau Dx 5% + 1/3 saline.
Bila ada perdarahan, transfusi darah segar.
Bila hanya DSS tanpa perdarahan diberi plasma darah saja.
Larutan koloid golongan karbohidrat (dekstran atau
hexaethyl starch, HES).
Albumin.

PROGNOSIS

Derajat I baik.

Bila ada syok atau perdarahan cukup berat.

Pada anak-anak lebih ringan.


PENYAKIT SAMPAR (PES)
Reaksi radang, endo dan eksotoksin.
Masa inkubasi 2-8 hari.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri didaerah inguinal.

Demam tiba-tiba, kadang sampai delirium.

Mialgi berat.

Menggigil.

Ada riwayat terpapar tikus.


Tanda penting :
Tergantung dari bentuknya :
1. Bentuk bubonik :

Bubo atau pembesaran kelenjar limfe terutama daerah


inguinal dan femoral.
2. Bentuk septikemik :

Pucat.

Lemah sampai koma.


3. Bentuk pneumonik :

Batuk-batuk.

Sesak napas dg sputum yang cair.


4. Bentuk meningeal :

Sefalgia.

Kaku kuduk.

Kernig's sign positif.

Kejang sampai koma.


Pemeriksaan laboratorium :

Biakan aspirat nodul limfe / darah.

Hapusan aspirat bubo ditemukan basil gram negatif.

Titer antibodi.

Lekositosis sampai memberi gambaran reaksi lekomoid


(100.000/mm).

Ada tanda PIM/DIC.


PENATALAKSANAAN

Bentuk pneumonik perlu diisolasi.

Obat pertama Streptomicin im 30 mg/kgbb/hr, 3 sp 4x/hr,


suntikan pertama 1 gr.

Obat alternatif Tetrasiklin sebagai lanjutan / bersama-sama


dg Streptomicin, dosis 30 mg/kgbb, Kloramfenicol 50 sp 75
mg/kgbb selama 10 hari, Trimetoprim Sulfametoksazol 2x2
tablet, Sulfadiazin.
PROGNOSIS

Mortalitas tergantung dari tipe dan terapi antibiotik.

Tipe pneumonik, septikemik dan meningeal hampir 100%.

Tipe bubonik 50 sampai 90%.


ETANUS
Eksotoksin mengenai SSP.
Masa inkubasi 2-21 hari.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sebelumnya ada riwayat luka.

Trismus (sulit buka mulut).

Bayi tiba-tiba tdk dapat menetek.

Dysfagi.

Kejang-kejang.
Tanda penting :

Umumx kesadaran baik.

Opistotonus (kaku kuduk).

Dinding perut kejang / tegang.

Tungkai mengalami ekstensi.

Lengan kaku.

Tangan mengepal.

Rhisus Sardonicus (wajah setan : alis tertarik ke atas,


sudut mulut tertarik ke samping dan bawah, mulut
tertekan pada bibir).
Hiperrefleksi : serangan mudah dicetuskan oleh rangsang
ringan seperti suara, cahaya atau sentuhan.

KOMPLIKASI
Asfiksi dan fraktur vertebra.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat diisolasi dari rangsang, luka dirawat baik.

Diet TKTP, keseimbangan cairan dan elektrolit.

Obat pokok : Tetanus Imunoglobulin (TIG) lebih dianjurkan,


dosis 500-1000 unit per im, antikonvulsan, Diazepam 0,51,0 mg/kgbb/4 jam im, Meprobamat 300-400 mg/4 jam im,
Klorpromazin 25-75 mg/4 jam im, Fenobarbital 50-100 mg/4
jam im.

Obat alternatif ATS, ada yg mberikan pentotal perdrips/iv


bila terjadi status konvulsi, antibiotik Penicilin Procain 1,
2, 3 juta unit/hr atau Tetrasiklin 1 gr/hr intravena selama
10 hari. Jika alergi PP dpt diberikan eritromisin.
Pencegahan dg Toksoid Tetanus diberikan pd anak berumur
6 minggu sp 6 bl sbb :
Suntikan
Dosis
Bulan
I
0,5 ml
0
II
0,5 ml
1-2
III
0,5 ml
6 - 12
Booster
0,5 ml
120

Booster setiap 10 th bila anak berumur 7 th atau lebih.


Apabila suntikan keempat anak belum berumur 4 tahun,
dibooster waktu masuk TK. Lebih aman memberikan
tetanus difteri setiap ada luka. Bila luka dalam dan kotor
dikombinasi dg TIG.
PROGNOSIS
Mortalitas tergantung :

Masa inkubasi semakin pendek makin tinggi angka


mortalitasnya. Masa inkubasi kurang dari 7 hari umumx
berakibat fatal.

Neonatus atau orang tua angka mortalitasnya tinggi.

Seringx kejang atau trismus.

Suhu badan.

Spasme otot pernapasan dan obstruksi saluran napas.

Cepatnya terapi.

DEMAM TIFOID
Endotoksin dan peradangan pada kelenjar limfoid.
Masa inkubasi 10-14 hr.
DIAGNOSIS
Keluhan utama :

Demam terutama sore atau malam hari.

Obstipasi, anoreksi, batuk-batuk.


Tanda penting :

Agak tuli.

Lidah tifoid (tremor, tengah kotor, tepi hiperemesis).

Nyeri tekan / spontan pd perut didaerah Mc Burney (kanan


bawah).
Pemeriksaan laboratorium :

Kultur empedu (darah, sumsum tulang).

Tes Widal : titer O 160, titer H 640.

Peningkatan titer Widal 4x dalam seminggu dianggap DT


positf.
Sindrom trias suspek demam tifoid :

Demam sore / malam hari.

Adanya lidah tifoid.

Nyeri spontan / tekan didaerah Mc Burney, sedangkan sisi


kiri normal / kurang nyeri.
KOMPLIKASI

Perdarahan khusus.

Perforasi usus.

Meningitis.

Ggn mental.

Syok septik.

Pneumoni.

Hepatitis.

Arthritis.
PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat baring ditempat tidur 5 sp 7 hr apireksi.

Diet tinggi kalori, cukup cairan.

Makanan sesuai selera penderita.

Langsung beri nasi / makanan padat lain asal rendah serat.

Obat pertama Kloramfenicol 3 x 500 mg sp 7 - 10 hr


apireksi.
Obat alternatif :
Cotrimoxazole 2x2 tab/hr.
Ampisilin / amoksisilin 3 x 0,5-1 mg/hr.
Quinolon (Peflacin) 400 mg/hr.
Seftriakson 2x1 gr/hr selama 3-5 hari.

Dalam keadaan toksis dapat diberikan corticosteroid dosis


tinggi.
Terapi komplikasi :
Perdarahan usus :

Pemberian obat peroral tetap hati-hati, lebih baik


dihentikan.

Diet halus, sebaiknya diet diberi parenteral.

Dapat diberikan obat hemostasis spt asam traneksamat


(Cyklokapron).
Perforasi usus :

Diet dan obat peroral dihentikan.

Segera konsultasikan ke bag. bedah.


PROGNOSIS
Mortalitas anak 2,6%, dewasa 5,6%. Tergantung umur, keadaan
umum, derajat kekebalan, virulensi Slmonella, kecepatan terapi.
VARICELLA (CHICKENPOX)
Masa inkubasi 10-20 hr.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Demam, malese, myalgi, sefalgi.

Keluhan lbh berat pada org dewasa dp anak-anak.


Tanda penting :

Lesi bersifat sentrifugal mulai dari wajah ke ekstremitas.

Mulai muncul makula merah pd wajah dan badan.

Dalam 12-24 jam makula berturut-turut menjadi papula,


vesikula, ruptur dan krusta.

Tanpa infeksi sekunder krusta akan jatuh dalam satu


minggu.
Pemeriksaan laboratorium :

Lekopeni.
KOMPLIKASI

Infeksi sekunder luka.

Pneumoni.

Cacat pd bayi bila ibunya kena varicela pd saat didlm


kandungan.

PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat dan isolasi ps sp krusta pertama hilang dan


afebris / apireksi.

Diet.

Medikamentosa : obat pertama Asiklovir 30 mg//kgbb,


Corticosteroid.
Terapi komplikasi :

Antimikroba.
PROGNOSIS

Sembuh dalam 2 minggu.


THERAPY TB
BTA (+)
2RHZE / 4R3H3
R400,H300,Z1500,E800/R600,H600
2RHZES / 1RHZE / 5R3H3E3
R450,H300,Z1500,E800,S750/R4500,H300,Z1500,E800/R600,
H1200,E1200
Biakan (-)
2RHZ / 4R3H3
R450,H300,Z1500/R600,H600

NEFROLOGI

BATU BULI-BULI
Tekanan mekanis pada buli-buli (v. urinaria).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sering tidak dirasakan, nyeri supra pubik, hematuria.


Tanda penting :

Pada tahap awal tidak ada.

Nyeri tekan supra pubis.


Pemeriksaan laboratorium :

Hematuri, lekosuri.

Kristal-kristal yg membentuk batu.


Pemeriksaan khusus :

USG, IVP.

PROGNOSIS
Tergantung dari besar batu, letak batu, adanya infeksi, adanya
obstruksi.

KOMPLIKASI

Infeksi saluran kemih.

GAGAL GINJAL AKUT POSTRENAL


Obstruksi traktus urinarius.

PENATALAKSANAAN

Istirahat, harus banyak minum air.

Diet seperti batu ginjal.

Antimikroba yang sesuai.

Operasi untuk menghilangkan batu.


PROGNOSIS
Tergantung dari besar batu.

BATU URETER
Adanya batu yang tersangkut dalam ureter.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Kolik ureter pada perut unilateral hingga pinggang (khas).

Mual muntah, hematuri.

Ada riwayat kencing mengandung pasir / batu.


Tanda penting :

Pada tahap awal kadang tidak jelas.

Nyeri perut pada perut sebelah lateral.


Pemeriksaan laboratorium :

Hematuri, lekosuri.

Kristal-kristal yang membentuk batu.


Pemeriksaan khusus :

USG, IVP.
KOMPLIKASI

Obstruksi
saluran
hydronefrosis.

Infeksi saluran kemih.

kemih,

dapat

PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Antimikroba yang sesuai.

Obat alternatif : antispasmodik.

Operasi untuk menghilangkan obstruksi.

mengakibatkan

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Poliuria lalu anuri.

Kolik ureter bila ada batu.


Tanda penting :

Hydronefrosis bilateral.

Buli buli teraba.


Pemeriksaan laboratorium :

Ureum, kreatinin meningkat.

Menyusul terjadi urin isotonik.


Pemeriksaan khusus :

USG, BNO/IVP, CT scan.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, masukan cairan diatur.

Operasi mengatasi obstruksi.

Dialisis.
PROGNOSIS
GAGAL GINJAL AKUT PRERENAL
Penurunan perfusi ginjal secara mendadak.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Oligouri (<400 ml/hr) sampai anuri (<50 ml/hr).

Sesuai dengan sebabnya ( dehidrasi, NSAID, sirosis, ACE


inhibitor).

Haus, berat badan merosot.

Pusing pada setiap perobahan posisi tubuh.


Tanda penting :

Takikardi, tekanan vena jugularis menurun.

Turgor kulit jelek.

Membrana mukosa kering.

Keringat kurang terutama axila.


Pemeriksaan laboratorium :

Ureum / kreatinin naik.


Na rendah, isostenuri.
BJ urine >1.018.
Silinder hyalin +.

PENATALAKSANAAN

Istirahat, jumlah cairan dibatasi.

Obat pertama Furosemide.

Dialisis : heodialisis, peritoneal dialisis.


PROGNOSIS
Tergantung penyebab, perbaikan terjadi segera dg perfusi ginjal.
GAGAL GINJAL AKUT RENAL
Gangguan pembuluh darah ginjal, iskemik atau toksin (Nekrosis
Tubular Akut / NTA) atau penyakit akut tubulointerstitium.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Oligouri sampai anuri.

Mual muntah, berak darah.

Tanda penting :
Syndroma uremia:

Kesadaran menurun sampai koma.

Gastrointestinal : mual muntah, stomatitis, singultus /


hiccup, berak darah.

Kardiovasculer : hipertensi, payah jantung, overhydrasi,


pericarditis.

Pernapasan : asidosis (Kussmaul), Cheyne Stokes /


stertoreus, napas bau ureum, pneumoni uremik.

Kulit / mukosa : perdarahan, dermatitis uremik, anemi,


udema.
Pemeriksaan laboratorium :

Proteinuri / albuminuri.

Sedimen urine mengandung : lekosit, RBC, silinder RBC /


granuler.

Konsentrasi Na dalam urine tinggi (>20 mEq/l).

Osmolaritas urin rendah (<400 mOsm/l).

Rasio ureum urin / plasma kurang dari 10.

Rasio ureum / kreatinin plasma kurang dari 10 : 1.

Uji diabetik tidak memberi diuresis.


Pemeriksaan khusus :

Imunofluorescens : pengendapan IgG, C3,


elektron : humps (pengendapan subepitelial).
SIdikan Technitium Tc99m.
Sidikan Iodohippurate Sodium 131.
Tehnik klirens isotop : klirens iothalamate.

mikroskop

KOMPLIKASI

Infeksi, hiperkalemi, hyponatremi, asidosis metabolik.

Hipertensi, payah jantung.


PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat.

Diet : jumlah cairan 500 ml + urine + IWL.

Keseimbangan elektrolit Na sampai 500 mg/hr, K sebaiknya


dihindari.

Makanan yang mengandung fosfat dibatasi.

Kalori cukup 2000-3000 kalori (karbohydrat minimal 200


gr/hr).

Protein dibatasi 0,3-0,5 gr/kgbb/hr. Lemak bebas diberikan,


vitamin B comp.

Bila ada infeksi beri antibiotik.

Furosemide dosis tinggi.

Dialisis bila ada indikasi (sindroma uremia).

Transplantasi ginjal.
Terapi komplikasi :
Hiperkalemi

Pengaturan diet.

Kalsium glukonat IV 0,5 ml/kgbb lart 10%.

Natrium bicarbonat 45-90 mEq/l IV.

Glukosa 25-50 gram dalam larutan hipertonik.

Insulin reguler.
Asidosis metabolik

Na bicarbonat 0,3 x kgbb x (defisit HCO3 plasma dalam


mEq/l) x 0,084.

Kalsium karbonat.
Hipertensi

Atur diet.

Furosemide, Na nitroprussud, diasoksid.

Obat anti HT lain.


Payah jantung kongestif

Furosemid.


Flebotomi.
Infeksi

Antibiotik.
PROGNOSIS

Kurang baik.

Kematian umumnya karena penyakit dasarnya.


GAGAL GINJAL KRONIK
Penurunan fungsi ginjal yang menahun dan umumnya irreversibel.
Nefron kedua ginjal rusak.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Anoreksia, nausea, vomiting.

Gatal-gatal, kulit mudah lecet, insomni, impotensi,


amenore.

Malese, kelemahan otot, nokturi, poliuri, konsentrasi


menurun, bingung, sefalgi.
Tanda penting :

Foetor uremik.

Urea frost (kristalisasi urea pada kulit).

Udema, lidah kering dan berselaput, stomatitis.

Hiccup (cegukan).

Gastritis erosif, anemis, HT.

Disritmi, nafsu seks menurun.


Pemeriksaan laboratorium :

Ureum, kreatinin naik.

Klirens kreatinin menurun.

Asam urat naik.

Rasio kalium / natrium naik (K naik, Na turun).

Dislipidemi

Asam guanidinosuksinat plasma naik.


Pemeriksaan khusus :

USG, IVP.

Biopsi ginjal.
KOMPLIKASI

Hiperkalemi, gangguan keseimbangan asam basa.

HT, pericarditis, gagal jantung.

Anemi, perdarahan usus, pleuritis, asidosis.

PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat.

Protein maksimal 30 gr/hr. Rendah kalori 40-50 kal/kg/hr.

Cairan dan elektrolit, pertama berikan 3000 ml IV, lalu


berikan sampai diuresis cukup 40 ml/jam.

Cairan dibatasi bila ada : edema, hipertensi, gagal jantung


kongestif.

Natrium dibatasi, namun cukup untuk mejaga volume


cairan ekstraseluler.

Kalium dibatasi bila ada oligouria,

Bila kadar kalium >6,5 mEq/l perlu rawat inap.

Hiperkalemi akut diberikan insulin dan dekstrose IV,


fludrokortison, albuterol nebuliser.

Hiperkalemi kronis dapat diberikan natrium polystyrene


sulfonate (Kayexalate).

Obat pertama : bila ada asidosis metabolik diberikan


Natrium bikarbonat 20-30 mmol/d atau Natrium sitrat.
Sebaiknya dikombinasi dengan loop diuretik.

Obat alternatif : Erythropoetin bila ada anemia dosis 25-50


unit/kgbb 3x/mgg, iV/SC, lalu dinaikkan setelah 18-12
minggu.

Preparat kalsium 3 x 650 mg bila terdapat hipokalsemia


dan hiperfosfatemi.

Allopurinol bila ada hiperurisemi dan terjadi arthritis gout.

Transfusi darah bila sangat perlu.

Dialisis.

Transplantasi ginjal terbaik.


Terapi komplikasi :

Bila ada asidosis : Bikarbonat natrium 2-3 x 600 mg/hr.

Bila terdapat HT : ACEI atau CCB (Calcium Channel


Blocker).
PROGNOSIS
Kurang baik.
GLOMERULONEFRITIS AKUT
Reaksi autoimun yang mengakibatkan pengendapan IgG, C3,
subepitel pada membrana basalis glomerulus selanjutnya
menyebabkan
peradangan,
koagulasi
glomeruli,
membrana
glomeruli menjadi porous sehingga molekul-molekul protein
melewatinya membentuk silinder hyalin.

Masa inkubasi 2-3 mgg post infeksi dg Streptokokus grup A


hemolltikus.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Edema mendadak mulai pada muka / kelopak mata, lalu


pada kaki dan pada kemaluan.

Oligouri / anuri.

Hematuri.
Tanda penting :

Edema anasarca.
Pemeriksaan laboratorium :

Proteinuri / albuminuri.

Sedimen urine mengandung lekosit, eritrosit (RBC),


silinder RBC / granuler.
Pemeriksaan khusus :

Immunofluoresens : pengendapan IgG, C3.

Mikroskop elektron : humps (pengendapan subepitelial).


KOMPLIKASI

Gagal ginjal akut.

Gagal ginjal kronik.

Hipertensi.

Edema pulmonal.

Ensefalopati.

Payah jantung.

Perdarahan otak.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, harus rawat inap.

Diet rendah garam.

Obat pertama tdk ada yg spesifik, terapi infeksi pencetus.

Obat alternatif antihipertensi, diuretikum.


PROGNOSIS

Sekitar 95% sembuh setelah 2 bulan.

SIsanya 5% menjadi persisten.


HIPERKALEMI
Kadar kalium naik dalam darah akibat masukan kalium yang
berlebihan atau pengeluaran menurun.
DIAGNOSIS

Keluhan pokok :

Sering tanpa keluhan, aritmi jantung, lemah.

Meteorismus, diare.
Tanda penting :

Paralisis flaksid.

Pada EKG : gelombang T meninggi, QRS melebar dan


bifasik, fibrilasi ventrikel, terakhir henti jantung.
Pemeriksaan laboratorium :

Kadar kalium dalam plasma : >5 mmol/ltr.

Kalium urine dalam 24 jam.

Analisis gas darah.

Kadar ureum dan kreatinin meningkat.

Kreatinin fosfokinase.

Kadar aldosteron dalam darah.


Pemeriksaan khusus :

EKG.
KOMPLIKASI

Gangguan fungsi neuromuskuler (kelemahan, paralisis


flaksid, meteorismus, diare),

Gangguan irama jantung (bradikardi, fibrilasi ventrikel,


henti jantung).
PENATALAKSANAAN

Istirahat, dalam keadaan berat harus dirawat di rumah


sakit.

Diet rendah kalium.

Obat pertama : Kalsium glukonat dosis 5-30 ml, 10% IV.

Kalsium klorida dosis 5-30 ml, 10% IV.

Bicarbonat / NaHCO3, dosis 44-88 mEq (1-2 ampul) IV, lebih


dari 60 menit.

Reguler insulin dosis 5-10 unit IV, dalam glukosa 5%, 25 g


(1 ampul) atau dalam 100 ml dekstrose 10% IV.

Albuter nebulizer dosis 10-20 mg dalam 4 ml garam


fisiologis selama 10 menit.

Furosemide, dosis 40-60 mg IV.

Obat alternatif : dialisis.


PROGNOSIS
Bila tidak segera diatasi dapat fatal.

HIPERNATREMI
Kadar natrium serum lebih akibat pengeluaran cairan berlebihan
atau pemberian natrium berlebihan (>0,150 mmol/l).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Lemah, kehausan, berat badan merosot.

Volume urine kering, palpitasi, demam.


Tanda penting :

Hipotensi, oligouri, delirium, koma.

Kejang-kejang.
Pemeriksaan laboratorium :

Kadar natrium dalam serum.

Kadar natrium dalam urine sewaktu.

Osmolalitas sewaktu.
KOMPLIKASI

Kesadaran menurun, kejang-kejang.

Thrombosis / perdarahan serebral.

Berat badan menurun.

Hipotensi, takikardi, demam, rasa haus.


PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Obat pertama disesuaikan dg keadaannya.

Hipernatremi disertai hipovolemi : garam fisiologis (0,9%)


dilanjutkan dg NaCl 0,45% dan dekstrose bila dehidrasi
sudah teratasi.

Hipernatremi disertai euvolemi : cukup dg minum air atau


dekstrose 5%.

Hipernatremi disertai hipervolemi : dekstrose 5% plus


furosemide 0,5-1 mg/kg.

Bila ada gagal ginjal dibutuhkan dialisis.


PROGNOSIS
D
HIPOKALEMI
Kadar kalium darah turun akibat pengeluaran yang berlebihan
ataupun asupan yang kurang.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Rasa capek, otot-otot lemah, obstipasi, poliuria.


Tanda penting :

Meteorismus sampai ileus.

Paralisis flaksid.

Hiporefleksi.

Pada EKG (menyerupai intoksikasi digitalis) : gelombang T


mendatar, gelombang U lebih jelas, segmen ST depresi,
blok atrioventrikuler, terakhir henti jantung.
Pemeriksaan laboratorium :

Kadar kalium darah <3,5 mEq/ltr.

Kadar K, Na dan Cl dalam urine 24 jam.

Kadar Mg dalam serum.

Analisis gas dalam darah


Pemeriksaan khusus :

EKG.
KOMPLIKASI

Kelemahan otot.

Kejang-kejang / kaku otot.

Ileus, konstipasi.

Paralisis flaksid, hiporefleksi, rhabdomyositis.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, monitoring EKG selama pemberian Kalium.

Diet jus buah-buahan cukup bila kalium >3 mEq/l.

Atasi sumber penyakit.

KCl dosis maksimal 20 mmol/jam dalam larutan 50-100


dekstrose 5%.

HIPONATREMI
Pengeluaran natrium berlebihan atau asupan kurang.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Anoreksi, kejang-kejang.
Tanda penting :

Letargi, kebingungan, koma.


Pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan natrium dalam serum <130 mEq/l.

Pemeriksaan Na, K dan Cl dalam urine sewaktu.

Pemeriksaan osmolalitas urine


Pemeriksaan khusus :

Boleh sdt garam


utk ps udem, ascites, HT sedang
DRG III Na 1000-1200 mg
Boleh sdt garam
utk udem dan HT ringan

Foto dada.

KOMPLIKASI

Kesadaran menurun.

Kejang-kejang.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Obat disesuaikan dg keadaannya. Hiponatremi disertai


hipovolemi : garam fisiologis atau RL injeksi.

Hiponatremi disertai euvolemi atau hipervolemi : restriksi


cairan (0,5-1 liter)/24 jam, restriksi asupan natrium, dapat
diberikan diuretik.

HIPERTENSI
Optimal
Normal
Tinggi Normal
HT Ringan
Borderline
Sedang
Berat
HT Systolik
Borderline

Systole
<120
<80
<139
<85
130-139
85-89
140-139
90-99
140-149
90-94
160-179
100-109
180
110
140
<90
140-149
<90

Diastole

DIET RENDAH PROTEIN


(Pada Renal Failure)
I.
Energi 1575 cal, Protein 20 gr, Na 172 mg
II.
E 2015 cal
P 40 gr
Na 282 mg
III.
E 2125 cal
P 60 mg
Na 507 mg
DIET RENDAH GARAM
DRG I Na 200-400 mg
Tdk boleh diberi garam sama sekali
utk ps udem, ascites, dan HT berat
DRG II Na 600-800 mg

DIET RENDAH PURIN


Untuk penderita hiperuricemi dan atau gout.
Kadar purin dalam makanan normal sehari dpt mencapai
600- 1000 mg, sedangkan diet rendah purin mengandung
120- 150 mg purin.
Konsumsi lemak dibatasi karena cenderung menghambat
pengeluaran asam urat.
Konsumsi karbohidrat tinggi dan banyak minum cairan dapat
membantu pengeluaran as. urat.
Makanan yang tidak diperbolehkan.
Sarden, jeroan (hati, limpa, jantung, ginjal, usus, paru), otak,
ekstrak daging (kaldu), bebek, angsa, burung, kerang dan
minuman yang mengandung alkohol.
Makanan yang dibatasi.
Daging, ayam, ikan (tongkol, tenggiri, bawal,bandeng)
maksimum 50 gr sehari.
Kacang-kacangan kering maksimum 50 gr sehari.
Tahu, tempe dan oncom maksimum 50 gr sehari.
Sayuran kembang kol, bayam, jamur, asparagus, kacang
buncis, kacang polong, maksimum 50 gr sehari.
Makanan yang diperbolehkan.
Semua karbohidrat (nasi, jagung, mie, ubi, singkong)
Buah-buahan.
Sayuran kecuali yang dibatasi.
Susu non fat, telur.
Semua bumbu kecuali ragi.
DIET RENDAH KOLESTEROL
Untuk penderita dengan kadar kolesterol tinggi dan trigliserida
normal atau agak tinggi, maka konsumsi kolesterol sehari
rendah (tidak lebih dari 300 mg), lemak dibatasi sedangkan KH
tidak dibatasi.
Untuk penderita dg kadar trigliserida tinggi dan kadar
kolesterol normal atau agak tinggi maka konsumsi lemak, KH
dan kolesterol dibatasi (konsumsi kolesterol 300-500 mg
sehari).
Asupan kalori disesuaikan dg kebutuhan.
Asupan protein tdk dibatasi dan dianjurkan serat tinggi.
Makanan yang harus dihindari.

Semua daging berlemak spt babi, kambing, kornet, udang,


kuning telur, kerang, jeroan.
Susu full cream, keju, es krim, permen coklat.
Kue yg dibuat dari susu full cream dan mentega.
Minyak kelapa, kelapa, santan kental, lemak hewan, margarin
dan mentega.
Makanan yang harus dibatasi.
Makanan dan minuman yang terlalu manis, misalnya sirop,
dodol, kolak, es krim.
Daging tak berlemak maksimum 100 g/hari.
Makanan yang diperbolehkan.
Semua jenis sayuran dan buah segar.
Kacang-kacangan dan hasil olahannya spt tahu,tempe, oncom,
keju, kacang tanah dll.
Ikan, putih telur, susu skim, yoghurt dari susu skim.
Semua minyak tumbuhan (kecuali minyak kelapa), spt minyak
jagung, kacang tanah, biji bunga matahari, biji kapas, wijen dll.
DIET PADA PENYAKIT HATI
Kalori yang diberikan tinggi, terutama dari KH.
Lemak yang diberikan dalam jumlah sedang dan dipilih lemak
yang mudah dicerna.
Garam dibatasi bila terjadi penimbunan garam / air (terjadi
udem).
Protein diberikan secara bertahap sesuai kondisi penderita.
Makanan yang harus dihindari
Makanan yg banyak mengandung lemak seperti daging
kambing, daging babi, usus, babat, otak, santan kental, kornet,
sarden, sosis, ikan asin.
Bahan makanan yang menimbulkan gas spt ubi, kacang merah,
kol, sawi, lobak, timun, durian, nangka.
Bumbu yang mengandung garam seperti terasi, tauco, petis,
vetsin, kecap asin, soda kue.
Minuman beralkohol.
Bumbu yang merangsang.
Makanan yang harus dibatasi
Daging sapi, telur, susu, ayam, hati, ikan.
Tahu tempe, kacang hijau.
Margarin dan minyak.
Makanan yang diperbolehkan
Gula, madu, sirop, bubur, nasi tim dan sumber KH lain yang
tidak dilarang.
Buah yang manis dan tidak banyak serat.
Bumbu-bumbu yang tidak merangsang.
HIPERTENSI ESENSIAL

HT esensial / primer / idiopatik : hipertensi yang tidak diketahui


sebabnya.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sefalgi, pusing, migren, insomnia, rasa berat ditengkuk,


epistaksis, tinitus.

Penglihatan berkunang-kunang, palpitasi, nokturi, sering


marah.
Tanda penting :

Sulit ditentukan.

TD lebih dari normal.


KOMPLIKASI

Payah jantung.

Perdarahan otak.

HT maligna : HT berat yang disertai kelainan retina, ginjal


dan serebral.

HT ensefalopati : komplikasi HT maligna dg gangguan otak.


PENATALAKSANAAN
Terapi Umum

Istirahat.

Diet rendah garam, penurunan BB, olahraga teratur.

Menghindari fc resiko : rokok, alkohol, hiperlipidemi, stres.


Medikamentosa
Obat pertama

Diuretik
- Tiazid
- Hidroklortiazid (HCT) 1-2x(25-50) mg/hr.
- Furosemide 40 mg/hr.
- Asam etakrinat, ds awal 50 mg pagi hr.
- Spironolacton (aldakton) 1-2x(50-100)/hr.
- Indapamid 4x(2,5-5) mg/hr.

Penghambat simpatetik
- Metildopa (2-3)x250 mg/hr.
- Klonidin 0,1-1,2 mg/hr
- Reserpin 1-2x(0,1-0,2) mg/hr.
Beta bloker
Larut dalam lemak
- Propranolol (inderal) 3x(40-160) mg/hr.
- Asebutolol (sectral) 3x(400-1200) mg/hr.

- Alprenolol.
- Metoprolol (lopresor).
- Oksprenolol (trasicor).
- Pindolol (visken) 2x5-30 mg/hr.
- Timolol (blocarden) 2x(10-30) mg/hr.
Larut dalam air
- Atenolol (tenormin) 1x(25-250) mg/hr.
- Nadolol (corgard) 1x(40-240) mg/hr.
- Praktolol.
- Dotalol.
Vasodilator
- Prazosin 2,5-7,5 mg/hr.
- Hidralazin 10-25 mg/hr.
- Minoksidil 12,5-25 mg/hr.
- Diazoksid, awal 300 mg/IV.
- Sodium nitroprusid 3 g/kg/mnt.
ACE inhibitor
- Kaptopril 1-2x12,5 mg/hr, lalu dinaikkan.
- Enalapril 1-2x(2,5-40) mg/hr.
- Zilazapril (inhibace) 1x1 tab.
- Lisinopril 1x (10-40) mg/hr.
- Fosinopril 1x(10-80) mg/hr.
- Ramipril 1-2x(2,5-20) mg/hr.
Penghambat angiotensin II
- Valsartan (diovan) 1x1 cap.
- Losartan 1x1 tab.
- Candesartan celexetil (blopress) 1x1 tab (16 mg).
- Irbesartan.
- Micardis (telmisartan)
Antagonis kalsium
- Diltiazem (3-4)x30 mg/hr.
- Verapamil 3x(120-480) mg/hr.
- Nifedipin 3x(10-40) mg/hr.
- Nicardipin 3x(30-120) mg/hr.
- Isradipin 2x(2,5-10) mg/hr.

Terapi Komplikasi
HT Maligna :
a. Parenteral :

Klonidin 6 ampul (0,90 mg) dalam dekstrose 5%, kombinasi


dengan furosemide.

Diazoksid 100 mg, diulangi tiap 10 sp 15 menit.

Sodium nitroprusid : hrs dg pengawasan yg baik karena


cepat sekali (30 detik) menurunkan TD.

Hidralazin.

Reserpin.
b. Peroral :

Kaptopril.

Klonidin.

Minoksidil.

Nifedipin sublingual.
PROGNOSIS
Pada umumnya hipertensi merupakan penyakit seumur hidup.
INFEKSI SALURAN KEMIH
Infeksi saluran kemih dua macam :
1. ISK bag bawah : uretritis, sistitis, prostatitis.
2. ISK bag atas : pyelonefritis akut, abses intra dan perirenal.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Disuri, polakisuri, urgensi (terdesak miksi).

Nyeri supra pubis.

Tenesmus (rasa nyeri dan ada keinginan miksi walau bulibuli kosong). Keluhan tsb umumnya karena sistitis.

Stranguri (kencing susah + kejang otot pinggang).

Nokturi.

Panas, menggigil, mual muntah, umumnya karena


pyelonefritis.

Enuresis nokturnal sekunder (mengompol pada orang


dewasa).

Prostatismus (sulit memulai miksi, arusnya kurang deras,


berhenti sementara miksi).
Tanda penting :

Nyeri ketok dipinggang tanda pyelonefritis.


Pemeriksaan laboratorium :

Piuri (> 10/LPB).

Silinder lekosit.

Hematuri (> 5/LPB).

Proteinuri.

Bakteriuri (> 100.000 koloni/ml urine).

Urine tampak keruh.


KOMPLIKASI

Gagal gnjal kronis.

PENATALAKSANAAN

Istirahat, upayakan segera miksi setelah refleks miksi


muncul.

Pada wanita bila cebok tangan dari arah belakang tidak


sampai ke depan / vagina / orificium uretrae.

Cukup vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel


saluran kemih.

Obat terbaik sesuai kultur.

Sefotaksim.

Seftriakson 2-3 x 1 gr/hr.

Kotrimoksazol, dosis tunggal 4 tablet.

Trimetoprim : 400.

Fluoroquinolon (norfloxacin, ciprofloxacin, ofloxacin).

Amoksisilin 3 gram. Obat ini sepertiganya resisten


terhadap E. coli.

Doksisiklin pada klamidia 2 x 100 mg/hr.

Aminoglikosida.

Sefalosforin generasi ketiga.

Bila penyakit berat atau ada tanda urosepsis, harus rawat


inap dan secara empiris dapat diberikan Imipenem,
Penisilin / Sefalosforin plus Aminoglikosida dan Seftriakson
atau Seftazidine. Obat tsb diberikan 7-14 hr, ditindaklanjuti
7-21 pasca terapi.

Pada ibu hamil, sistitis akut diberikan amoksisilin,


nitrofurantoin atau sefalosforin.
PROGNOSIS

Kalau segera diterapi umumnya baik.

Dapat terjadi gagal ginjal.

Pada sistitis (saluran kemih bagian bawah) hampir selalu


reinfeksi bukan relaps.

Pada saluran kemih bagian atas lebih banyak terjadi relaps


daripada reinfeksi.
KRISIS HIPERTENSI
Kerusakan organ-organ tubuh akibat tekanan darah yang tiba-tiba
meningkat, seperti perdarahan intraserebral, ensefalopati, infark
myocard, edema paru, gagal ginjal akut.
Diagnosis
Keluhan pokok

Fc pencetus : trauma, uremia, tumor abdomen, tumor


endokrin.

Sebelumnya pasien adalah penderita HT.

Keluhan angina pectoris.

Keluhan infark myocard.


Tanda penting

HT darurat (emergensi) : TD diastolis >120 mmHg,


perdarahan intracranial, ensefalopati, gagal jantung kiri dg
edema paru, diseksi aorta (dissecting aneurisma aorta),
eklampsi, gagal ginjal akut, hematuri.

HT gawat (urgensi) : HT berat, edema papil, komplikasi


organ yang progresif, HT perioperasi, HT karena nyeri atau
stres.

Accelerated hypertension : HT berat, tekanan diastolik


>140mmHg + retinopati (papil edema, perdarahan,
eksudasi).
Pemeriksaan laboratorium

EKG, urinalisis, darah perifer.

Ureum kreatinin, elektrolit darah.


Pemeriksaan khusus

USG, foto thorax.

Funduskopi.
Komplikasi

Perdarahan intraserebral.

Infark serebral.

Ensefalopati.

Retinopati.

Penyakit jantung koroner.

Diseksi aorta.

Gagal ginjal akut.

Edema paru.

Anemia hemolitik mikroangiopati.


Penatalaksanaan

Rawat diruangan gawat darurat.

Ukur tensi 15-30 menit.

Turunkan rata-rata TD sebanyak 25% dalam beberapa


menit sampai 2 jam (HT darurat) atau dalam 24-28 jam (HT
gawat).

Diet pantang garam.

Obat pertama peroral : Klonidin dosis awal 0,1-0,2 mg lalu


dilanjutkan 0,05-0,1 mg, diberikan 4x sehari, maksimal 0,8
mg.
Captopril : dosis mulai 6,25-12,5 mg.
Prazosin, dosis 1-2 mg.
Minoksidil, dosis 5-10 mg kombinasi dg obat lain.
Nitrogliserin, sublingual, dosis 1/150 gr.
Nifedipin dosis 10-20 mg.
Obat intravena : Sodium nitroprusid, 16 g/mnt, 1-6
g/kgBB/menit.
Trimetafan, 0,5-5 mg/mnt.
Diazoksid, bolus 50 mg 4x setiap 5-10 mnt, atau drip 7,530 mg/mnt + propranolol.
Hidralazin, 10-20 mg dapat diulang setelah 20 menit.
Methyldopa, dosis 4 x (250-500) mg/hr.
Fentolamn, dosis awal 5-10 mg 4x setiap 15 menit, infus
0,2-0,5 mg/mnt.
Labetalol, dosis 20-40 mg setiap 10 menit, maksimal 300
mg.
Nikardipin, dosis 5 mg/jam diitingkatkan 1-2,5 mg/jam
setiap 15 menit.
Nitrogliserin, dosis 5-100 g/mnt.
Dilevalol, dosis 10 mg dilanjutkan 25-100 mg setiap 15
menit.
Enalapril, dosis 1,25 mg dilanjutkan 2,5-10 mg setiap 30-60
menit.
Fenoldopa mesilat, dosis 0,1-0,3 g/kg/mnt.
Esmolol hidroklorida, dosis 250-500 g/kg/mnt selama 1
menit dilanjutkan 50-100 g/kg/mnt selama 4 menit, dosis
dapat diulangi.
Furosemide, dosis 10-80 mg.
Bila TD sudah terkontrol, obat tetap dapat dilanjutkan
parenteral dg tappering off selama 2-3 hr.

NEFROLITIASIS
Jenis batu : batu kalsium, batu asam urat, batu struvite, batu
sistin.
Tekanan mekanis pada ginjal. Sekitar 70-88% terdiri dari batu
kalsium.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri pinggang mulai perlahan-lahan.

Kolik ginjal sampai ke paha.

Hematur, mual muntah.

Keringat, stranguri.

Demam tanpa infeksi.


Tanda penting :

Pada tahap awal kadang tidak ditemukan

Nyeri ketok pada pinggang.


Pemeriksaan laboratorium :

Hematuri, leukosuri.

Kristal-kristal yang membentuk batu.


Pemeriksaan khusus :

USG, IVP.
KOMPLIKASI

Obstruksi.

Infeksi saluran kemih.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, harus banyak minum / cairan.

Diet disesuaikan dg jenis batu : batu kalsium perlu dibatasi


ikan teri, bayam, coklat, kacang, teh, strawberry.

Batu urat perlu dibatasi jeroan, otak dan makanan yang


banyak mengandung purin.

Rendah protein, rendah garam.

Beri antimikroba yang sesuai bila terdapat infeksi.

Batu urat (hiperurikosuria) : allopurinol 3x100 mg/hr,


kalium sitrat.

Hipositraturi : kalium sitrat.

Hiperkalsiuri : tiazid.

Batu sistin : D-penicillamine.

Obat alternatif : analgesik NSAID, opiat, antispasmodik.

Operasi bila ada obstruksi atau batunya besar.

Extracorporeal lithotripsy.
PROGNOSIS
Gagal ginjal, tergantung pada besar batu, letak batu, adanya
infeksi, adanya obstruksi.
NEFROPATI DIABETIK
Kerusakan glomerulus yang mengakibatkan gangguan fungsi ginjal
(albuminuri) karena DM.
DIAGNOSIS

Keluhan pokok :

Ada riwayat dan keluhan keluhan DM.

Lemah, keluhan-keluhan GGK.


Tanda penting :

Tanda-tanda GGK, pucat.

Hipertensi.
Pemeriksaan laboratorium :

Gula darah puasa >126 mg%.

Gula darah 2 jam sesudah puasa >200 mg%.

Mikroalbuminuri (ekskresi albumin 20-200 g/menit atau


>300 mg/24 jam.

HbA1C
Pemeriksaan khusus :

Funduskopi ada retinopati diabetik.

Biopsi ginjal : hipertrofi glomerulus, glomerulosklerosis,


hyalinosis arteriole.

USG.
KOMPLIKASI

Hipertensi, gagal ginjal kronik, ISK, ketoasidosis diabetik.


PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Diet disesuaikan dg kebutuhan penderita 35 Kcal/kgbb/hr,


protein dibatasi 0,8 g/kgbb/hr bila ada albuminuri.

ACEI/ACEI + antagonis kalsium bila ada HT.

Insulin bila gula darah tidak terkontrol dg diet.

Hemodialisis.

Transplantasi ginjal.
PROGNOSIS
Paling banyak berakhir dg gagal ginjal.
PYELONEFRITIS
Radang pada pyelum dan nefron yang disebabkan oleh infeksi
pada ginjal, umumnya berasal dari infiltrasi bakteri dari pelvis
renis kedalam parenkim ginjal, sehingga menyebabkan destruksi
yang besar pada ginjal.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Demam, menggigil.

Irritative voiding symptoms (sering miksi, mendesak dan


disuri).

Nyeri pinggang, mual sampai muntah.


Tanda penting :

Nyeri ketok pada pinggang yang terkena (angulus


costovertebral).
Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis (shift to the left).

Kultur urine positif hebat.

Urinalisis : pyuri, bakteriuri, hematuri.

Silinder lekosit +.
Pemeriksaan khusus :

USG, IVP.

Imaging : bila ada komplikasi : hydronefrosis.


KOMPLIKASI

Batu saluran kemih.

Obstruksi saluran kemih.

Hydronefrosis.

Insufusuensi ginjal.

Hipo / isostenuri.

Hipertensi.

Sepsis.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, hindari hubungan seksual, banyak minum bila fc


ginjal masih baik.

Antibiotik sesuai hasil kultur / pengalaman.

Kotrimoksazole 2x2 tab.

Obat alternatif Bikarbonat 4x2 gr untuk alkalinasi urine.


SYNDROM NEFROTIK
Proteinuri yang masif karena membrana glomerulus porous (diikuti
hipoproteinemi, edema anasarca, hiperlipidemi).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Bengkak seluruh tubuh dimulai dari kelopak mata, lalu


dada, perut / ascites, tungkai dan genital.

Bengkak demikian sudah berulang.

Urine keruh.
Tanda penting :

Edema anasarca / generalisata.

Sesak, anemi ringan, hipertensi ringan.


Pemeriksaan laboratorium :


Proteinuri masif (>3,5 g/24 jam).

Hipoalbuminemi (<3,5 g%).

Hiperkolesterolemi (>250 mg%).

Lipiduri.

Silinder dalam urine.

Fungsi ginjal.
Pemeriksaan khusus :

Esbach.

Elektrolit (Na, K, Cl)

Biopsi ginjal.
KOMPLIKASI

Hipoalbuminemi yang berat.

Hipokoagulasi / thrombosis.

Gagal ginjal akut.

Infeksi.

Malnutrisi.

Hiperlipidemi.

Defisiensi vitamin D.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, tirah baring sambil memakai stocking yang agak


ketat.

Diet protein tinggi tidak lagi dianjurkan, cukup 40-60 gr/hr


plus yang keluar..

Garam dan cairan dibatasi, kalori tinggi.

Prednison, dosis 2 mg/kgBB/hr selama 2-4 minggu bila


remisi lengkap, dilanjutkan berselang sehari 2 mg/kgBB/hr
selama 1 bulan, lalu diturunkan bertahap sampai 4-6
bulan.

Atau 60-80 mg/hr selama 2-4 mgg. Bila ada remisi lengkap
dilanjutkan selama 4-6 bulan dg intermitten.

Siklofosfamid, dosis 0,5-3 mg/kgBB/hr selama 1-3 mgg.

ACE ihibitor.

Obat alternatif furosemide atau tiazide dosis rendah,


antibiotik proflaksis dapat dipertimbangkan, NSAID.
PROGNOSIS
Perjalanannya hilang timbul.

RHEUMATOLOGI
ARTHRITIS RHEUMATOID
Peradangan kronik rawan sendi dan sendi akibat pengendapan
komplek imun (Ag-Ab) dalam ruang sendi melalui reaksi autoimun.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri, hangat dan bengkak pada sendi.

Morning stiffness.

Malese, demam, berat badan menurun.

Terjadi perlahan-lahan.
Tanda penting :

Bengkak pada sendi-sendi kecil dan simetris.

Ekstraartikuler : nodul subkutaneus, efusi pleura,


pericarditis,
limfadenopati,
splenomegali,
neuropati,
Sjorgren syndrome.
Pemeriksaan laboratorium :

LED sangat tinggi, anemi.


Pemeriksaan khusus :

Ro : ruang sendi menyempit.

Fc rheumatoid serum positif.

ANA test, HLA DR-4.

Analisis cairan synovia.


KOMPLIKASI

Kerusakan sendi, sindrom terowongan karpal.

Pericarditis, pleuritis, skleritis.

Neuropati perifer, nodula subkutan.

Anemi, osteoporosis, sindrom Felty.


PENATALAKSANAAN

Istirahat tirah baring, fisioterapi.

NSAID sesudah makan : asam mefenamat, indometasin,


diklofenak.

Korticosteroid IM.

Obat alternatif : DMARD (disease modifying anti rheumatic


drugs).

Obat remitif : Kloroquin 1 x 250 mg/hr, Salazopirin 3 x 500


mg/hr.

Terapi komplikasi : Prednison 10 mg/hr.


PROGNOSIS

Perjalanan penyakit mengalami relaps dan remisi. Setelah 5-10


tahun, remisi mulai sulit dipertahankan.

ARTHRITIS SEPTIK
Infeksi pada sendi.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri sendi akut yang umumnya mengenai satu sendi


lutut.
Tanda penting :

Pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi.


Pemeriksaan laboratorium :

Cairan sendi : keruh, lekosit meningkat, kultur bakteri


positif.
Pemeriksaan khusus :

Radiologi : pembengkakan jaringan lunak, celah sendi


melebar
KOMPLIKASI

Sepsis, Osteomyelitis.
PENATALAKSANAAN

Istirahat mutlak.

Antibiotik spektrum luas atau sesuai hasil kultur.

Invasif : drainase atau aspirasi cairan sendi.

Operasi dilakukan bila : ada osteomyelitis, sulit dilakukan


drainage dan infeksi semakin meluas.
BURSITIS
Peradangan bursa pada tempat perlekatan tendon atau otot
dengan tulang.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri lokal atau nyeri pada pergerakan.

Pembengkakan.
Tanda penting :

Nyeri tekan dan eritema.

PENATALAKSANAAN

Istirahat,
harus
hindari
pergerakan
sendi
yang
menimbulkan nyeri.

Pemasangan bidai terutama untuk mencegah nyeri pada


siku dan pergerakan tangan.

Fisioterapi.

NSAID, analgetik, suntikan lokal kortikosteroid dan


xylocain.

Obat alternatif : Tetrasiklin intrabursal, 250 mg dalam 5-10


ml dalam garam fisiologis.

CARPAL TUNNEL SYNDROM


Terjepitnya N. medianus dalam tunnel (terowongan), akibat edema
atau penekanan tumor.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Parastesi pergelangan tangan melalui telapak tangan


menuju jari I, II, III dan sebagian jari IV, dan dapat menjalar
ke lengan, sehingga penderita mengibas-ngibaskan tangan
untuk menghilangkan rasa nyeri.

Kadang rasa panas di telapak tangan.

Barang yang dipegang tiba-tiba terlepas.

Lebih lanjut, nyeri menjalar ke lengan atas dan leher.


Tanda penting :

Tidak ada kelainan, kecuali kalau terjadi atrofi otot tenar


dalam keadaan yang berat.

Tes provokasi (Phalen's test) positif : nyeri bertambah


pada ekstensi / fleksi maksimal pergelangan tangan
selama 60 detik.

Tinel's sign yaitu perkusi ringan N. medianus pada


pergelangan tangan timbul rasa nyeri yang menjalar ke
lengan dan jari I-III.
Pemeriksaan laboratorium :

Elektromyografi menunjukkan kelainan N. medianus.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, pasang bidai.

NSAID, suntikan kortikosteroid.


FASCIITIS PLANTAR

Inflamasi tempat insersi fasia plantaris pada calcaneus, sering


karena trauma.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri waktu berjalan.


Tanda penting :

Nyeri tekan telapak kaki.

Ada daerah kaku pada kalkaneus anteromedial.


Pemeriksaan laboratorium :

Ro : spur formation, namun umumnya normal.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, fisioterapi.

NSAID.

Obat alternatif : injeksi lokal corticosteroid dan xylocain.

Operasi.
FIBROSITIS
Sinonim : Sindrom Fibromialgi, Fibromyositis, Soft Tissue
Rheumatism. Dasar kelainan : peradangan jaringan ikat pada
tempat perlekatan dengan tendon.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Faktor pencetus : infeksi, trauma, hawa dingin dan lembab,


stres.

Nyeri dan kaku terutama pada pagi hari + 30 menit dan


sulit ditentukan asalnya.

Kelemahan umum, insomnia.

Bangun pagi merasa lelah, kurang segar, sakit kepala.

Ada 3 gejala utama : nyeri muskuloskeletal, stiffnes (kaku),


cepat capek (fatigue).
Tanda penting :

Tidak ada yang khas.

Kadang-kadang nyeri tekan pada beberapa daerah yang


terkena (tender point), hanya ini agak khas.

Pada perempuan 20-50 th.

Ada tanda-tanda depresi.


PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Salisilat, NSAID, muscle relaxant.


Sedatif, hipnotik dan tranquilizer.
Fisioterapi : pemanasan, masase, latihan fisik.

PROGNOSIS
Kebanyakan berlangsung kronis.
FROZEN SHOULDER
(KAPSULITIS ADHESIF BAHU)
Inflamasi sendi bahu, terjadi perlengketan simpai sendi
skapulohumeral dg jaringan ikat periartikuler. Ini merupakan salah
satu kelompok spondiloarthropati seronegatif.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mulai sakit tiba-tiba atau perlahan-lahan.

Nyeri meningkat bila sendi bahu digerakkan secara


ekstrim, gerakan terbatas.

Sakit meningkat waktu malam / tidur miring ke bahu sakit


(posisi lateral decubitus).
Tanda penting :

Nyeri tekan setempat.

Inflamasi sinovia dan tendon sekitar sendi, bursa dan


ligmentum sekitar sendi.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Latihan aktif untuk mencegah kekakuan sendi.

Fisioterapi dengan ultrasound dan short wave diathermi 4


x 2 menit perhari.

Manipulasi dan blok pada ganglion stellata.

NSAID.

Suntikan lokal kortikosteroid dan xylocain.


GOUT ARTHRITIS
Penimbunan kristal biologis monosodium urat (MSU) dalam ruang
sendi.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri
akut
nocturnal
terutama
metatarsofalangeal pertama.

pada

arthritis

Serangan pertama umumnya mengenai satu sendi, sangat


akut dan sakit (curial pain).

Ada periode asimptomatis antara serangan akut.

Berespons baik terhadap kolkisin atau NSAID.


Tanda penting :

Bengkak pada sendi metatarsofalangeal (tak selalu).

Bila berlangsung kronis (+ >3 th) terjadi tofi (benjolan


sekitar sendi).
Pemeriksaan laboratorium :

Hiperurisemi naik >7,5 mg% tetapi ada pirai dengan asam


urat normal.
Pemeriksaan khusus :

Ro (foto sendi) : ada daerah radiolusen.


Diagnosis menurut kriteria American Rheumatism Association
(ARA) yaitu :

Terdapat kristal monosodium urat dalam cairan sendi atau

Terdapat kristal monosodium urat dalam tofi atau

Didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut :

Inflamasi maksimum pada hari pertama.

Serangan arthritis akut lebih dari 1 kali.

Arthritis monoartikular.

Sendi yang terkena berwarna kemerahan.

Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsofalangeal I


(MTP I).

Serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral.

Serangan pada sendi tarsal unilateral.

Adanya tofu.

Hiperurisemi.

Pada gambaran radiologis, tampak pembengkakan sendi


asimetris.

Pada gambaran radiologis, tampak kista subkortikal tanpa


erosi.

Kultur bakteri cairan sendi negatif.

KOMPLIKASI

Tofus, deformitas sendi.

Nefrolithiasis dapat terjadi


serangan pertama gout.

Nefropati gout : gagal ginjal.

Hipertensi.

sebelum

atau

sesudah

PENATALAKSANAAN
Terapi dibedakan antara gout akut dengan hiperurikemi. Gout akut
diobati terlebih dahulu, baru kemudian hiperurikemi.

Istirahat, diet rendah purin.

Kolkisin 0,6 mg/jam sampai ada perbaikan atau gangguan


gastrointestinal. Obat dihentikan bila sampai dosis ke 10
masih gagal.

NSAID.

Probenisid (urrikosurik, jarang dipakai). Dosis awal 0,5


mg/hr, lalu ditingkatkan sampai 1-3 mg/hr dalam dosis
terbagi 2-3 kali/hr.

Allopurinol (inhibitor xantinoxidase) 1 x 300 mg/hr,


disesuaikan dg kadar asam urat dan nyeri / kelainan.

Glukokortikoid intraartikuler.

Obat alternatif: ACTH dosis tunggal IM 40-60 unit.


PROGNOSIS

Dengan terapi serangan akut berlangsung beberapa hari


sampai beberapa minggu, semakin muda mulai serangan,
semakin cenderung progresif.

Arthropati jarang terjadi bila onset serangan diatas 50


tahun.

Tergantung penyakit penyertanya.


LOW BACK PAIN (LUMBAGO)
Banyak penyebabnya (infeksi, kanker atau inflamasi). Ada
hubungan degeneratif pada discus intervertebralis. Mengenai
sampai 80% populasi.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri tulang belakang, tergantung pada kelainannya.

Ischialgia : nyeri merambat dari bokong ke lutut.

Keganasan collumna vertebralis : nyeri hebat malam hari


tidak berkurang dg istirahat atau mengubah posisi tubuh.

Nyeri yang cepat memberi gangguan neurologis juga


kemungkinan tumor pada cauda equina atau abses
epidural.

Ankylosing spondilitis : muncul perlahan pada umur


sebelum 40 tahun. Lumbago bertambah berat waktu
istirahat dan membaik bila aktif.

Kolik renalis : terjadi akut dan mengambil posisi


membungkuk.

Stenosis spinalis : umur 60 th, rasa kurang enak (biasanya


bilateral) pada bokong, ekstremitas bawah, waktu berdiri
lama. Gejala klasik, keluhan berkurang pada waktu
istirahat, fleksi vertebra lumbal, lebih mudah berjalan
mendaki daripada menurun.
Tanda penting :

Umumnya kausanya tidak spesifik.

Gerakan tulang belakang terbatas karena nyeri.


Pemeriksaan laboratorium :

Tidak khas.
Pemeriksaan khusus :

Foto tulang belakang dapat membantu.


PENATALAKSANAAN

Istirahat ditempat tidur sangat penting dengan dasar yang


keras dan rata.

Waktu duduk, bangun dihindari titik berat badan jatuh


pada tulang belakang.

NSAID atau opioid.


POLIARTERITIS NODOSA
Penyakit sistemik dengan peradangan akut akibat gangguan
arteri.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mulai dengan samar-samar.

Sangat mencurigakan bila ada keluhan dini yang spesifik


berupa : demam, berat badan merosot, neuritis.

Malese, anoreksia, vomiting.

Arthralgia, myalgia terutama betis.

Nyeri perut 30 menit setelah makan (abdominal angina).

Peradangan multiorgan beberapa hari.

Termasuk penyebab FUO.


Tanda penting :

Hipertensi, hematuria.

Ulkus pada kulit.


Pemeriksaan laboratorium :

Hematuri, proteinuri.

Penurunan Hb, lekositosis.


Pemeriksaan khusus :

Histopatologi, angiografi.

KOMPLIKASI

Gagal ginjal, gagal jantung.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, perawatan khusus di ICU / ICCU.

Obat alternatif : analgesik, kortikosteroid, sitostatika.

Terapi komplikasi : operasi.


PROGNOSIS
Tergantung pada jumlah dan jenis organ yang terkena.
OSTEOPOROSIS
Pengurangan densitas / massa tulang, sehingga mudah fraktur,
akibat proses penuaan.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri spontan dengan / tanpa fraktur pada tulang.


Tanda penting :

Deformitas vertebra atau tungkai yang mengakibatkan


badan memendek.
Pemeriksaan laboratorium :

Reabsorbsi tulang menyebabkan peningkatan : kalsium,


hydroksiprolin, alkali fosfatase tulang, osteokalsin.
Pemeriksaan khusus :

Radiologi : survei tulang dan pengukuran densitas tulang.


KOMPLIKASI

Mudah terjadi fraktur spontan (fraktur oleh trauma ringan


saja).
PENATALAKSANAAN

Istirahat, pemajanan sinar UV yang memadai.

Diet tinggi Ca, Na dan Fluoride.

Steroid
anabolik,
kalsitonin,
estrogen,
golongan
bifosfonat.

Obat alternatif : Na fluorida, Kalsium.

Terapi komplikasi : bila terapi konservatif gagal dilakukan


tindakan operatif.
PROGNOSIS
POLIARTERITIS NODOSA
Penyakit sistemik dengan peradangan akut akibat gangguan
arteri.

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Mulai dengan samar-samar.

Sangat mencurigakan bila ada keluhan dini yang spesifik


berupa : demam, berat badan merosot, neuritis.

Malese, anoreksia, vomiting.

Arthralgia, myalgia terutama betis.

Nyeri perut 30 menit setelah makan (abdominal angina).

Peradangan multiorgan beberapa hari.

Termasuk penyebab FUO.


Tanda penting :

Hipertensi, hematuria.

Ulkus pada kulit.


Pemeriksaan laboratorium :

Hematuri, proteinuri.

Penurunan Hb, lekositosis.


Pemeriksaan khusus :

Histopatologi, angiografi.
KOMPLIKASI

Gagal ginjal, gagal jantung.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, perawatan khusus di ICU / ICCU.

Obat alternatif : analgesik, kortikosteroid, sitostatika.

Terapi komplikasi : operasi.


PROGNOSIS
Tergantung pada jumlah dan jenis organ yang terkena.
RAYNAUD PHENOMENON
Aliran darah ke arteri jari terhambat akibat kedinginan
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Jari-jari kesemutan atau hilang rasa.

Paronikia yang sulit sembuh.


Tanda penting :

Jari tangan kaki tampak pucat berwarna keabu-abuan,


kotor dan teraba dingin.
Pemeriksaan khusus :

Pada angiografi
pembuuh darah.

terlihat

penyempitan

dan

kerusakan

PENATALAKSANAAN

Istirahat, pemanasan lokal, menghindari dingin, memakai


sarung tangan dan kaus kaki, menghentikan rokok.

Vasodilator.

Obat alternatif : obat antihipertensi : Nifedipine 3 x (10-30)


mg/hr, Reserpin 4 x (0,25-0,5) mg/hr, Prazosin 3 x (1-5)
mg/hr.
RHEUMATIK
Nyeri rheumatik ada 2 golongan besar berdasarkan :
LOKALISASI
Artikuler
Langsung mengenai sendi :

Artritis rheumatoid.

Gout.

Arthritis septik.

Osteoarthritis.

Non Artikuler
Mengenai jaringan lunak diluar / sekitar sendi :

Cervicobrakialis.

Lumbago (low back pain).

Frozen shoulder (capsulitis adhesif bahu).

Tennis elbow (epicondilitis, epicondylalgia).

Jari pelatuk (trigger finger).

Fibrositis.

Tendinitis dan tenosinovitis.

Bursitis.

Syndrom Carpal Tunnel.


PENYEBAB

Inflamasi : nyeri muncul saat beristirahat, menghilang saat


melakukan aktivitas.

Mekanik : nyeri muncul saat aktif, menghilang saat


istirahat.
RHEUMATISME NON ARTIKULER

Nyeri rematik yang mengenai jaringan lunak diluar / sekitar sendi


(tendon, ligamen, sarung tendon dan bursa) akibat mekanik,
inflamasi dan deposisi kristal kalsium.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri dan gangguan pergerakan sendi.

Sering disertai stress.


Tanda penting :

Nyeri sekitar sendi.

Pergerakan sendi terbatas / kaku dan sering disertai


pembengkakan.
Pemeriksaan khusus :

Foto sendi.

Elektromyografi.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, imobilisasi dan fisioterapi.

NSAID, Tranquilizer.

Obat alternatif : Corticosteroid injeksi intraartikular.

Terapi komplikasi : tindakan operasi.


PROGNOSIS
Umumnya baik, tapi sering residif.

SPONDILITIS ANKILOSA
Radang sendi tulang belakang (terutama sacroiliaca) tanpa faktor
rematik dan tidak diketahui penyebabnya.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Terutama mengenai laki-laki umur 17-23 tahun.

Awalnya hanya nyeri pinggang pagi hari.

Nyeri vertebra lumbal atau dorsolumbal.

Gerakan tulang belakang terbatas secara progresif.

Ekspansi dada terbatas secara progresif.

Nyeri krista iliaca.

Nyeri pinggang torakit.

Nyeri dada pleuritik.

Tanda penting :

Fleksi anterior dan lateral terbatas.

Ekstensi lumbal terbatas.

Tendinitis Achilles.

Osteoporosis, aorta insufisiensi.

Uveitis, fibrosis paru.


Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis, LED meningkat.

IgA meningkat.

C reaktif protein (CRP) positif.

Hipergamaglobulinemi positif.

Faktor reumatoid negatif (khas).


Pemeriksaan khusus :

HLA-B27 positif.

Ro : torakal tampak osteofit memberi gambaran batang


bambu (bamboo spine). Lumbal : lordosis berkurang, lebih
kifosis. Cervical : lordosis berkurang (straght back), lebih
kifosis. Sacroilitis.

CT Scan.
KOMPLIKASI

Fraktur dislokasi, bamboo spine, peradangan mata.

Aritmia cordis, amiloidosis.


PENATALAKSANAAN

Istirahat
:
mempertahankan
mobilitas,
fisioterapi,
hydroterapi.

NSAID : indometasin 3 x 25-50 mg/hr, naproksen, tolmetin,


fenoprofen, piroksikam.

Bedah : jarang dilakukan.


PROGNOSIS

Umumnya prognosis baik, dapat remisi dan relaps spontan.

Kadang-kadang ankilosis meluas ke seluruh ruang tulang


belakang.
TENDINITIS DAN TENOSINOVITIS
Peradangan pada tendon (tendinitis) dan pada selaput atau sarung
tendon (tenosinovitis) akibat penggunaan berlebihan dari sendi
atau merupakan bagian dari sinovitis.
DIAGNOSIS

Keluhan pokok :

Nyeri pada setiap gerakan dan kekakuan diatas tempat


endapan kalsium.
Tanda penting :

Pembengkakan lokal, kekakuan dan krepitasi.


Pemeriksaan laboratorium :

Radiologi : tampak endapan kalsium pada serat-serat


tendon.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

NSAID.

Penyuntikan anestesi lokal dan kortikosteroid pada daerah


yang sakit.

Operasi bila pengobatan gagal.


TENDINITIS ACHILLES
Trauma, aktifitas berlebihan, iritasi dan penekanan sepatu dan
dorsofleksi tiba-tiba.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri pada setiap pergerakan (aktif atau pasif).


Tanda penting :

Pembengkakan tendo Achilles.

Nyeri pada dorsofleksi.

Teraba krepitasi tepat diatas calcaneus.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, imobilisasi.

Tidur dengan tungkai bawah lebih tinggi.

Fisioterapi, kompres air dingin dan hangat.

DAINS.

Obat alternatif : injeksi lokal xylocain atau corticosteroid.

TENDINITIS De QUERVAIN
Tendinitis pergelangan tangan, tendon ekstensor pollicis brevis
dan abduktor pollicis longus.

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Keluhan dan nyeri pada bagian radial pergelangan tangan,


terutama pada ibu-ibu yang sering menyanggah dengan
ibu jari.

Nyeri pada punggung pergelangan tangan ke ibu jari dan


lengan atas pada sisi radial.

Benda yang dipegang mudah terlepas sendiri.


Tanda penting :

Pembengkakan tendon didaerah processus styloideus


radii.

Merah dan nyeri bertambah bila adduksi ibu jari deviasi


ulnar (tes Finkelstein).

Dapat teraba adanya krepitasi pada saat tendon


bergesekan dengan sarung tendon dan terasa sangat
nyeri.

Pada keadaan lebih lanjut mungkin tidak mampu


menggenggam dan nyeri berkepanjangan.
PENATALAKSANAAN

Istirahat.

Suntikan lokal kortikosteroid, xylocain 1%.

Insisi sarung tendon bila terapi konservatif gagal.


TENNIS ELBOW
(EPICONDYLITIS LATERAL, EPICONDYLITIS EPICONDYLALGIA)
DAN EPICONDYLITIS MEDIAL (GOLFERS ELBOW)
Suatu sindrom sakit dan kekakuan pada regio epikondilus sendi
siku, bersifat nyeri sub akut maupun kronik.
Dasar kelainan : inflamasi tendon origo flexor dan extensor dari
epicondylus.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Nyeri sisi lateral atau medial daerah siku.

Nyeri
meningkat
bila
menggenggam,
dorsofleksi,
antefleksi atau rotasi pergelangan tangan, menyebar ke
lengan bawah / tangan.
Tanda penting :

Nyeri tekan paling terasa 1-2 cm distal epikondilus.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, immobilisasi.

Pembalut lengan bawah akan mengurangi rasa nyeri waktu


menggenggam, menghindari faktor pencetus, kompres air
dingin, fisioterapi.
NSAID.
Suntikan lokal kortikosteroid, anestesi lokal,

TRIGGER FINGER (JARI PELATUK)


Suatu bentuk tenosinovitis pada
mengunci gerakan fleksi jari tangan.

flexor

jari

tangan.

Noduli

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Hambatan gerakan fleksi, dan bila dibantu akan berbunyi


klik.
Tanda penting :

Nodul teraba pada proksimal sendi metacarpofalageal.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, imobilisasi, fisioterapi.

Antiinflamasi nonsteroid.

Suntikan lokal kortikosteroid.

Anastesi lokal.

EMERGENCY
ALKALOSIS METABOLIK
Peningkatan HCO3 atau kehilangan HCl lambung. Ginjal gagal
mengeluarkan HCO3.
Diagnosis
Keluhan pokok

Pusing, bingung-bingung.

Ada
riwayat
menggunakan
obat
mineralokorticosteroid.
Tanda penting

Hipotensi, aritmia jantung, hiperventilasi.

Kejang-kejang, delirium.
Pemeriksaan laboratorium

Kadar HCO3 tinggi.

pH naik.

PaCO2 turun.
Penatalaksanaan

Atasi penyebab, diuretik dihentikan.


Infus NaCl 0,9%.
Infus asam amino seperti arginin hidroklorid.
Hemodialisis dg dialisat rendah (HCO3) tinggi (Cl).

Gangguan keseimbangan asam basa karena produksi bikarbonat


menurun, ekskresi bikarbonat urine meningkat atau karena asamasam dalam tubuh meningkat.
Diagnosis
Keluhan pokok

Keluhan penyakit dasarnya.

Sakit kepala, anoreksi, mual, muntah.


Tanda penting

Pernapasan cepat dan dalam (Kussmaul).

Udara pernapasan berbau.

Somnolen sampai koma.

Bingung-bingung.

Edema pulmonum.

Kontraksi jantung menurun.

Syok.
Pemeriksaan laboratorium

pH darah menurun (<7,2).

Glukosa darah meningkat.

Kadar HCOO3 plasma turun.


Komplikasi
1. Pernapasan Kussmaul.
2. Hiperkalemi.

diuretik

atau

Penatalaksanaan

Ditujukan kepada penyakit dasarnya : diare, ketoasidosis,


gagal ginjal.

Infus, diet.

NaHCO3 secara oral (larutan Shohl) atau IV, 50-100 mEq


selama 1-2 jam.

Asidosis dikoreksi bila HCO3 <16 mEq/ltr, sampai mencapai


16 mEq/ltr.
Prognosis
Kalau terlambat bisa fatal.

HIPOGLIKEMIA
Gula darah dalam darah turun jauh dibawah normal, yang mungkin
disebabkan oleh pemberian insulin atau OHO (obat hipoglikemik
oral) sulfonil urea lebih dari dosis.
Diagnosis
Keluhan pokok

Ada riwayat menggunakan obat diabetes tetapi kurang


makan.

Palpitasi, mandi keringat.

Kadang-kadang terjadi setelah kegiatan fisik.

Penglihatan kabur / diplopi.

Sakit kepala.
Tanda penting

Mandi keringat.

Takikardi, bicara tidak jelas, lemah, gelisah.

Kesadaran menurun sampai koma.

Pupil dilatasi atau sudah miosis.


Pemeriksaan laboratorium

Gula darah rendah <50 mg/dl.


Penatalaksanaan

Rawat di ruang gawat darurat.

Diet.

Segera berikan IV glukosa 40% sebanyak 50 ml atau


dekstrose 40%.

Setengah jam kemudian berikan lagi 10-50 ml glukosa 40%


setiap 10-20 mnt sampai penderita sadar dan seterusnya
dapat dberikan peroral.

Bila penderita masih sadar berikan larutan gula sampai


keluhan menghilang.

Obat alternatif : glukagon 1-2 mg IM/SC.

Bila ada edema serebri beri manitol IV atau deksametason.


Prognosis
Bila segera diberi glukosa prognosis baik.
Bila terlamba penderita akan meninggal.
KOMA KETOASIDOSIS DIABETIK
Insufisiensi insulin sehingga asam lemak bebas menjadi benda
keton selanjutnya menyebabkan tertimbunnya asam asetoasetat.
Diagnosis
Keluhan pokok

Ada riwayat DM yg tak terkontrol baik.


Poliuri, polidipsi, sangat loyo.
Nausea, vomiting.
Umumnya terjadi pada keadaan stres atau sepsis.

Tanda penting

Dehidrasi, tensi rendah / renjatan.

Stupor sampai koma.

Napas berbau aseton (khas).

Pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam).


Pemeriksaan laboratorium

Hiperglikemi, aseton plasma meningkat.

Glukosuri, Asetonuri.
Pemeriksaan khusus

EKG untuk pemantauan.


Penatalaksanaan

Rawat inap RS, pasang kateter, pasang sonde lambung.

Infus garam fisiologis utk mengatasi dehidrasi.

Pantau gula darah.

Mulai insulin dg dosis rendah (4 IU), jika memungkinkan


gunakan pompa insulin, lalu tappering sesuai dg kadar
gula darah. Jika sudah bisa makan, berikan sejumlah kalori
sesuai kebutuhan, 4 porsi.

Kalium : berikan dalam bentuk larutan atau sari buah


segar (tomat, anggur, pisang).

Bikarbonat 100 mEq bila pH darah <7,0 + 20 meq KCl


dalam 20-40 menit. Dosis diulang bila pH masih <7,0
sesudah 60-90 mnt.
Prognosis
Tergantung pada lamanya koma dan cepatnya tindakan pegobatan.
KOMA NONKETOTIK HIPERGLIKEMIK
Kegagalan pankreas menghasilkan insulin akibat stres yang
mendorong pengeluaran glukagon, sehingga kadar glukosa sangat
meningkat.
Diagnosis
Keluhan pokok

Biasanya terjadi perlahan-lahan dalam beberapa hari atau


minggu.

Loyo, poliuri, polidipsi, usia lanjut.


Tidak ada riwayat DM.
Ada penyakit dasar lain.
Sering muncul karena obat-obatan : tiazid, furosemide,
propranolol, manitol, digitalis.

Ada factor pencetus : infeksi, stres, perdarahan.


Tanda penting

Dehidrasi berat.

Stupor, konvulsi dan koma.

Tanpa pernapasan Kussmaul.

Tidak ada bau keton.


Pemeriksaan laboratorium

Gula darah >600 mg%.

Osmolalitas plasma >300 mosmol.


Penatalaksanaan

Rawat inap RS, atasi dehidrasi dg lart. garam fisiologis.

Gula darah dimonitor.

Diet.

Obat pertama : mulai insulin dosis rendah, jika dapat


gunakan pompa insulin IV.

Pemberian kalium seperti pada koma ketoasidosis


diabetik.
Prognosis
Umumnya > buruk dari koma ketoasidotik.
Mortalitas 40-70%.
KOMA HEPATIK
Ggn beberapa zat kimia (terutama amonia, GABA) terhadap neuron
otak, akibat kerusakan sel-sel hati.
Diagnosis
Keluhan pokok

Ada riwayatt penyakit hati, sirosis hepatis.

Sesuai dg beratnya koma.

Lemah.

Keluhan-keluhan sesuai dg factor pencetus : azotemi


spontan
/
diuretik,
alkalosis
metabolik,
sedatif,
tranquilizer, analgesik, perdarahan saluran cerna, diet
protein tinggi, infeksi, obstipasi.
Tanda penting

Kesadaran menurun :

Prodromal : asteriksis, perubahan kesadaran, kelakuan


yang tidak wajar, sulit bicara, sulit menulis.

Koma yang mengancam (impending coma) : disorientasi,


bingung.

Koma ringan : bingung, masih bereaksi terhadap rangsang,


lengan kaku, hiperfleksi, clonus, refleks menggenggam dan
mengisap masih ada.

Koma yang dalam : reaksi rangsang hilang, tonus otot dan


lengan hilang.

Ikterus.

Tremor / flapping tremor.

Fetor hepatik.
Pemeriksaan laboratorium

Bilirubin meningkat.

Aminotransferase meningkat.

Amoniak meninggi.

Hipoglikemi.

Hipokalemi.
Pemeriksaan khusus

Number connection test.

Digit symbol dan digit copying test.

Elektroensefalografi : kebanyakan irama lambat.

CT Scan kepala.
Penatalaksanaan

Rawat inap.

Hindari factor pencetus.

Membersihkan saluran cerna dan defekasi 2-3 kali sehari.

Menjaga keseimbangan elektrolit.

Mengobati penyakit dasarnya.

Diet : Pembatasan / penghentian masukan protein, lalu


meningkat sesuai dengan perbaikan kesadarannya, cukup
kalori.

Obat pertama : Laktulosa dan Laktosa, dosis 60-120 ml/hr,


dapat diberikan secara enema 300 ml dalam 700 ml air.

Lactosa 50 gr 2-3 x/hr atau secara enema 200 gr dalam 1


ltr air, 2-3 x/hr.

Obat alternatif : antibiotik Neomicin dosis 2-4 gr/hr peroral


atau secara rectal dalam larutan 1% sekali sehari.

Metronidazole 4 x 250 mg/hr.


Prognosis

Setelah terapi legeartis 80-90% dapat sadar kembali.

Bila ada ikterus, ascites, kadar albumin rendah, prognosis


agak buruk.

Pada gagal hati fulminan 80% meninggal.


HYPERTHERMI
Suhu diatas 40 C atau diatas 41 C. Dasar kelainan : kerusakan
otak (pusat thermoregulator pada hypothalamus anterior) dan
kegagalan organ-organ pada tubuh.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Kejang-kejang.

Sesuai dengan penyakit dasarnya.


Tanda penting :

Suhu diatas 40 C.

Kejang-kejang atau komatous.

Keluhan dan tanda lain umumnya sesuai dengan penyakit


dasarnya : infeksi, penyakit autoimun, penyakit SSP,
keganasan,
penyakit
hematologis,
penyakit
kardiovaskuler, penyakit gatrointestinal, penyakit karena
zat kimia, penyakit lain, panas yang dibuat-buat.
PENATALAKSANAAN

Istirahat, pakaian dibuka.

Mengeluarkan atau memindahkan panas : bilas badan dg


alkohol atau air dingin. Kalau dengan air, lebih baik
gunakan handuk yang dapat menutupi tubuh dan ganti
setiap 5-10 menit. Meletakkan kantong es pada badan.
Enema air es. Bak air es.

Antibiotik spektrum luas dibenarkan bila ada tanda-tanda


penderita akan mengalami hiperthermia.

Antipiretik : Salisilat dan Asetaminofen 1 tablet / 4 jam.

Dantrolen 1 - 2,5 mg/kgbb IV setiap 6 jam sekurangkurangnya 24 - 28 jam dan selanjutnya diberikan Dantrolen
peroral.

Pemberian cairan peroral / perinfus.

Obat alternatif : Prokainamid untuk mencegah fibrilasi


ventrikel.

Steroid bila penyebabnya bukan bakteri.


PROGNOSIS
Umumnya jelek, tergantung pada penyakit dasarnya dan cepatnya
tindakan.
HYPOTHERMI

Penurunan fungsi-fungsi fisiologis : oksigenasi jaringan turun,


polarisasi otot jantung lambat.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Ada riwayat berada dalam lingkungan yang dingin,


alkoholisme, imobilisasi, hypothyroidisme.

Rasa dingin, pusing, tidak kooperatif, poliuria atau justru


oliguria.
Tanda utama :

Suhu tubuh <35 C, pucat. sianosis, bingung, letargi.

Pernapasan lambat, nadi ireguler atau bradikardi.

Otot-otot tremor, gerakan dan refleks lamban, hipotensi.


Pemeriksaan laboratorium :

Viskositas darah meningkat.

Kurva oksihemoglobin bergeser kekiri.


Pemeriksaan khusus :
EKG :

Sinus bradikardi.

Atrium fibrilasi respon kurang.

Fbrilasi ventrikel sampai asistol.

Adanya gelombang J pada akhir kompleks QRS merupakan


tanda patognomonis.
KOMPLIKASI

Gangguan irama jantung.

Syok hipovolemik karena cold diuresis.


PENATALAKSANAAN
Terapi umum :

Istirahat, atasi kausa, awasi jalan napas, tanda vital,


monitor EKG.

Penghangatan pasif, penderita dimasukkan ke dalam


ruangan hangat, dengan memakai jaket atau pakaian
tebal.

Penghangatan internal dengan cairan NaCl 0,9% hangat


(37,7-40 C), IV 300 cc dalam 15 menit pertama,
selanjutnya 700 cc pada jam pertama. Pemberian cairan
selanjutnya sesuai dengan kekurangan cairan.

Oksigen hangat 100% (tidak lebih 46,6 C) secara


humidified.

Bila penderita mengalami perubahan status mental diberi


Thiamnin IV, 100 mg dalam 50 cc glukosa 50%.

Bila gagal, dilakukan peritoneal dialisis dg 2 liter cairan


dialisat bebas kalium, suhu 40C.
Terapi komplikasi :

Supraventrikular takiaritmi biasanya hilang sendiri bila


suhu normal.

VES berat : Lidocain IV.

Fibrilasi ventrikel : dilakukan kardioversi.

Asidosis : Natrium bikarbonat 1 mEq/kgbb IV.


PROGNOSIS

Tergantung dari penyakit dasarnya.

Dengan penanganan yang baik 75% dapat hidup.


ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
Kerusakan paru secara mendadak (24-48 jam).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Penderita bukan penyakit paru yang berat lalu tiba-tiba


sesak napas dan syok.

Ada keluhan-keluhan infeksi paru.


Tanda penting :
Tanda merupakan trias :

Faal paru memburuk sangat cepat.

Infiltrasi luas pada seluruh lapangan paru atau gangguan


paru yang lain.

Hipoksemi / sianosis : ronki basah pada kedua paru, suara


napas bronkial.
Pemeriksaan laboratorium :

Analisis gas darah.


Pemeriksaan khusus :

Infiltrat retikular yang luas.


KOMPLIKASI
Akibat ventilator :

Pneumothoraks.

Pneumomediastinum.

Emfisema subkutan.
Akibat penyakitnya :

Fibrosis paru.

Hipertensi pulmonal.

Asidosis laktat.

DIC.

Gagal napas.

PENATALAKSANAAN

Istirahat, mutlak rawat inap untuk : dipasang ventilator /


intubasi dg kecepatan pernapasan 15-25 x/mnt, kadar
oksigen 100% lalu berangsur diturunkan. Pemberian PEEP
(Positive End Expiratory Pressure) bila kadar oksigen
rendah, mulai dari tekanan 5 cm H2O.

Sedatif untuk menekan produksi CO2, antibiotik yang


sesuai.

Obat alternatif : Korticosteroid, Pentoksifilin, Surfactan.


PROGNOSIS

Mortalitas 50% di RS.

Bila disertai renjatan sepsis mortalitas 50%.

Bila disertai kelainan faal hati mortalitas 100%.

CARDIOPULMONARY ARREST
(HENTI JANTUNG DAN PARU)
Terjadi gangguan pertukaran dan
jantung dan paru berhenti tiba-tiba.

pengangkutan

gas

karena

DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Gangguan irama jantung


Tanda penting :

Tanda peringatan (warning sign) : gelisah dan VES.

Trias dari cardiopulmonary arrest : nadi tidak teraba,


kesadaran menurun, pernapasan berhenti.
Pemeriksaan khusus / EKG :

Gelombang kardioelektrografi berubah.

Denyut jantung berhenti (cardiac stand still).

Fibrilasi ventrikel.
KOMPLIKASI

Patah tulang iga atau sternum karena resusitasi.

Gangguan paru.

Gangguan SSP.

Nekrosis tubuler akut.

Gangguan keseimbangan asam basa.


PENATALAKSANAAN

Restorasi serebri (menyelamatkan fungsi serebral).

Restorasi kardiovakular (mengembalikan fungsi jantung).


Restorasi
respiratorius
(mengembalikan
fungsi
pernapasan).

Mengobati faktor penyebabnya.


Membebaskan jalan napas :

Ekstensi leher, menekan lidah ke bawah.

Membebaskan jalan napas dari benda asing.


Pernapasan mulut ke mulut :

Tangan kiri penolong atau bantal diletakkan pada tengkuk


penderita supaya tetap pada posisi ekstensi.

Mulut penolong dibuka lebar-lebar sambil menarik napas


dalam, kemudian mulut penolong diletakkan rapat pada
mulut
penderita lalu udara ditiupkan kedalam mulut
penderita. Hal ini diulangi setiap 5 detik.

Setelah 5 kali meniup diamati apakah penderita sudah


dapat bernapas sendiri.
Pernapasan mulut ke hidung :

Tangan kiri penolong mengatup mulut penderita rapat.

Penolong menghembuskan napas ke dalam paru sambil


mengatupkan kedua bibir penderita.

Setelah 5 kali diulangi lalu diamati pernapasan otomatis


penderita.

Cara ini kurang efektif dibandingkan dg cara mulut ke


mulut.
Tindakan pernapasan buatan pada bayi sama dg pada orang
dewasa dengan cara :

Volume udara lebih sedikit.

Interval waktu lebih pendek yakni setiap 3-4 detik.


Restorasi jantung :
Pijatan jantung dilakukan bersama dengan pernapasan buatan :

Ps ditelentangkan di tempat yang keras.

Penekanan pada 1/3 bagian sternum (bayi pertengahan


sternum).

Pangkal tangan kiri diletakkan pada lokasi tersebut dan


pangkal tangan kanan diletakkan bersusun diatas pangkal
telapak tangan kiri.

Penekanan dada dilakukan sedalam 3-4 cm dengan


frekuensi 80-100 x/mnt.
Medikamentosa :

Adrenalin, dosis 0,5 cc IV atau intracardial dalam larutan


1 : 10.000 setiap 3-5 menit.
Isoprenalin.
Kalsium klorida, dosis 0,5 gram dari larutan 10%
intracardiac setiap 5 - 10 menit.
Natrium bikarbonat, dosis sesuai dg rumus 0,3 mEq x BB x
asam basa atau sekitar 44 mEq IV, setiap 10 menit atau
melihat pH darah.
Lidocain (Xylocain), dosis 50-100 mg bolus, dilanjutkan
infus 1-3 mg/mnt dalam dekstrose 5% yang mengandung
500 mg lidokain.
Propranolol, dosis 0,5-1 mg IV.
Metaraminol, dosis 2-5 mg tiap 10-15 menit, melalui infus
20-100 mg/500 cc dekstrose 5%.
Obat alternatif : digitalis, kortikosteroid, antibiotik.

EMBOLI PARU
Terlepasnya trombus vena profunda kaki (ekstremitas bawah) yang
akan menyumbat pembuluh darah paru.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Sesak napas tiba-tiba, sakit dada mirip infark myocard.

Batuk non produktif, hemoptisis.

Pusing dan synkop.

Ada riwayat predisposisi : pasca operasi, imobilisasi lama,


trauma, gangguan koagulasi, penggunaan alat kontrasepsi
oral.
Tanda penting :

Sianosis, edema dan nyeri pada kaki.

Takipnu, takikardi / fibrilasi atrium.

Irama gallop S3 dan S4.

Bising systolis, ronki, hipotensi.

Suhu badan naik, hepatomegali.


Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis, LED meningkat.

Tekanan PO2 rendah, PCO2 normal atau naik.

LDH, SGOT, SGPT naik.

EKG : gambaran mirip kor pulmonale.

Ro dada : efusi pleura, atelektasis paru, tanda dari


Hampton : hipovaskularisasi yang berbasis pada pleura,
kasus masif : Western Mark sign.
Pemeriksaan khusus :

CT scan paru, arteriografi paru.

KOMPLIKASI

Gagal napas, renjatan.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, harus rawat RS, pemberian oksigen 40-60%,


awasi tanda vital.

Heparin IV/SC, dosis IV 5000-10000 unit bolus, diteruskan


1300 unit/jam sampai 5 hari.

Heparin molekul rendah / subkutan, dosis SC 175


unit/kgbb/24 jam selama 5 sampai 6 hari.

Obat alternatif : Warfarin dapat diberikan bersama


Heparin. Dosis awal 10 mg/hr selama 3-5 hr, dilanjutkan dg
dosis pemeliharaan 2-15 mg/hr sampai 1-3 bulan bahkan
seumur hidup.

Trombolitik : Streptokinase, Urokinase.

Dobutamin 2,5-10 g/kgbb/menit dan Dopamin 2,5


g/kgbb/mnt bila hipotensi / syok.

Terapi komplikasi : emboliektomi.


PROGNOSIS
Hipertensi pulmonal, mati mendadak.
HEAT STROKE
Kegagalan thermoregulator di hipothalamus (pusat pengatur suhu
tubuh).
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Ada riwayat penderita terpapar suhu yang ekstrem.

Ada
riwayat
makan
obat
tertentu
(antihitamin,
antikolinergik).

Pelari marathon.

Pusing, kelemahan, penglihatan kabur, mual muntah.


Tanda penting :

High risk untuk lansia.

Kesadaran menurun, emosi tidak stabil.

Bingung-bingung, delier, kejang-kejang.

Tidak berkeringat, suhu tubuh >41 C.

Kulit panas dan kering.

Nadi mulanya keras.

Tensi mulanya naik, lalu turun.

Hiperventilasi karena respirasi alkalosis.


Pemeriksaan laboratorium :

Lekositosis, BUN naik.

Hiperurisemi,
hemokonsentrasi,
myoglobinuri.

Takikardi, terdapat tanda-tanda PJK.

trobositopeni,

KOMPLIKASI

Kerusakan otak, kerusakan kardiovaskuler.

Kerusakan hepar, kerusakan ginjal.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, harus rawat inap.

Turunkan suhu dalam waktu 1 jam dengan evaporative


cooling.

Pakaian penderita harus dilepaskan.

Seluruh tubuh dibasuh dengan air 15 C, kipas angin


diarahkan ke ps.

Posisi penderita sebaiknya lateral supaya permukaan


tubuh luas terpajan udara.

Tempatkan es batu terbungkus handuk pada daerah aliran


pembuluh darah besar (lipat paha, ketiak dan leher).

Dapat juga diberi pakaian dingin khusus. Upaya diatas


diteruskan sampai suhu paling sedikit turun sampai 39 C
dan diteruskan sampai 24 jam.

Kateter dipasang untuk mengawasi luaran.

Chlorpromazin 25-50 mg/IV dapat diberikan setiap 4 jam.


Antipiretik
tdk
bermanfaat,
bahkan
kontrandikasi.
Dekstrose 5% dan keseimbangan elektrolit dijaga.
PROGNOSIS
Kalau terlambat fatal, dg terapi intensif mortalitas tetap diatas
76% jika suhu tubuh >41,1 C.
INFARK MYOCARD AKUT
Nekrosis myocardium akibat penyumbatan / stenosis A. koronaria.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Rasa tidak enak tiba-tiba di daerah precordium (anterior


chest discomfort), berlangsung lebih dari 30 menit.

Sesak, mual, muntah, lemah.

Diaporesis, palpitasi.
Tanda penting :


Aritmia, syok.

Gagal jantung.

Akral dingin
Pemeriksaan laboratorium :

CK (kreatin kinase) atau CPK (kreati fosfokinase) / CK-MB


naik.

LDH (laktat dehidrogenase).

SGOT (glutamik oksaloasetat transaminase) atau AST


(aspartat amino transferase).

Troponim T/I.
Pemeriksaan khusus (EKG) :

Elevasi segmen ST atau justru depresi.

Lambat laun terjadi gelombang Q.


KOMPLIKASI

Fibrilasi atau flutter ventrikel.

Asistoli, aritmi.

Renjatan kardiogenik.

Gagal jantung.

Bradicardi sinus.

Irama nodal.

Takikardi ventrikel.

Takikardi idioventrikel.

Takikardi sinus.

Kontraksi prematur ventrikel.

Gangguan hantaran atrioventrikuler.

Gangguan hantaran intraventrikuler


PENATALAKSANAAN

Istirahat, segera masuk ICCU, bila tidak ada komplikasi


lamanya 2-3 hari dan boleh pulang hari ke 10.

Infus dekstrose 5%, oksigen 2-4 lt/mnt.

Segera beri trombolitik.

Rehabilitasi : hari ke 2 di ICCU mulai mobilisasi, dilakukan


latihan naik tangga akhir minggu ke 2 lalu pulang ke
rumah.

Dirumah pada akhir minggu ke 3 latihan lebih intensif dan


pada akhir minggu ke 6 sudah dapat bekerja seperti biasa.

Obat pelembek tinja (dulcolax, laxoberon).

Diet, puasa 8 jam hari pertama, makanan saring hari


pertama dan diteruskan bubur biasa.

Morfin atau pethidin untuk mengatasi nyeri.

Obat penenang seperti diazepam 5 - 10 mg/8 jam.


Antitrombotik / trombolitik merupakan obat pilihan utama
IMA (4 jam pertama) : tissue Plasminogen Activator (tPA),
streptokinase, Anisoylated Plasminogen Streptokinase
Activator Complex (Anistreptase ; APSAC), urikinase,
Levanox subkutan / 8 jam, Aspirin 160-325 mg, Ticlopidin
atau Clopidogrel bila aspirin tidak dapat diberikan.
Obat alternatif : Beta adrenoceptor blocker.
Terapi komplikasi : setelah kembali kerumah dianjurkan
tetap minum Aspirin (Farmasal) 1 x 100 mg. Kalsium
antagonis hanya dianjurkan Diltiazem 2-3 x 30 mg/hr atau
Verapamil. ACE inhibitor 2 x (12,5 - 25) mg/hr.
Olahraga teratur, menghindari stress.

PROGNOSIS

Mortalitas tertinggi 4 jam pertama serangan IMA.

Dalam 24 jam berikutnya masih rawan.

Setelah 24 jam komplikasi sangat menurun.

Tingkat I Killip : tanpa syok dan bendungan paru.


Prognosis baik, mortalitas <5%.

Tingkat II Killip : bendungan paru ringan, prognosis lebih


jelek.

Tingkat III Killip : edema paru, dekompensasi kiri,


prognosis lebih jelek lagi.

Tingkat IV Killip : syok, mortalitas sampai 80%.

PENYAKIT KARENA KETINGGIAN


Terjadi karena individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan
ketinggian diatas 2000 m dalam waktu 1-2 hari. Dasar kelainan :
Hipoksemia berat, edema serebral dan pulmonum.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Ada fc resiko : ada riwayat sebelumnya demikian,


umumnya
muncul
dalam
24
jam
setelah
berada
diketinggian, cepat melakukan pendakian, kurang mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan cuaca, umur muda,
kegiatan jasmani yang berlebihan, sebelumnya ada
penyakit paru, pengguna alkohol.

Sefalgi, anoreksi mual muntah, vertigo, palpitasi, insomni.

Sulit konsentrasi, lemah, dyspnu, batuk-batuk.


Tanda penting :

Takikardia, sputum berbuih dan berdarah.

Terdengar ronki basah.


Pemeriksaan laboratorium :

Radiologi : edema pulmonum.

KOMPLIKASI

Edema pulmonum, edema serebri.


PENATALAKSANAAN

Istirahat, bila ada keluhan segera kurang ketinggian.

Beri cairan, oksigen 2-3 liter/mnt sambil turun ke


ketinggian 1000-1500 meter.

Bantuan pernapasan mekanis dapat dipertimbangkan pada


edema pulmonum.

Bila ada edema serebri kecepatan oksigen dapat ditambah


dan bila mungkin dapat dipasang intubasi endotrakeal.

Analgesik ringan : Asetaminofen 650 mg, Compazine 4 x 10


mg bila mual.

Dexamethason 4 x 10 mg lalu 4 mg, IV dan Furosemid 2040 mg, IV bila ada edema serebri.
STUPOR DAN KOMA
Tingkat kesadaran :
Kesadaran baik - apati - somnolent - stupor - koma.
Dasar kelainan : gangguan serebral.
Ada beberapa sumber gangguan :
1. Hepatogen.
2. Diabetogen.
3. Nefrogen.
4. Neurogen.
5. Obat-obatan.
6. Hipotermi.
7. Miksedema.
Diagnosis
Keluhan pokok

Ada riwayat dari sumber gangguan diatas.


Tanda penting

Tanda dari ggn organ bersangkutan.

Tampak kesadaran menurun.

Kontak menurun / tdk ada sama sekali.

Kurang / tidak bereaksi terhadap rangsang.

Disorientasi.

Fungsi-fungsi vital masih bagus.


Pemeriksaan laboratorium
Sesuai dg sumber penyakit :

Hepar : SGOT, SGPT.

DM : gula darah.
Ginjal : ureum kreatinin.
Saraf : CT Scan kepala, punksi lumbal.
Obat : kadar obat dalam darah.
Hipothermi : suhu diukur cermat.
Miksedema : kadar tiroksin darah.

Penatalaksanaan

Lacak sumber terjadinya koma.

Infus dekstrose 10% secepatnya sebelum tegak diagnosis.

Makanan peros hanya diberikan melalui sonde lambung.

Hindari makanan yang dapat memperberat koma.

Medikamentosa : diobati sesuai dg latar belakang


penyakitnya.
Prognosis
Semua penderita koma dianggap berat.
Tergantung pada :
1. Latar belakang penyakitnya.
2. Cepat dan tepatnya diagnosis dan terapi.
3. Dalam dan lamanya koma.
SYOK ANAFILAKTIK
Reaksi alergen dg antibodi yang akan mempengaruhi organ lain.
Diagnosis
Keluhan pokok

Palpitasi tiba-tiba.

Lemah.
Tanda penting

Nadi cepat / kecil sampai tak teraba.

Tensi turun sampai tak terukur.

Akral dingin, keringat dingin.


Pemeriksaan laboratorium

Analisa gas darah.


Pemeriksaan khusus

EKG.
Komplikasi

Syok ireversibel.

Kerusakan organ-organ tubuh.

Penatalaksanaan

Ps ditelentangkan pada dasar yg agak keras, kaki


ditinggikan sekitar 30-40 derajat.

Bila ps tdk sadar, lakukan trias gerakan : kepala


diekstensikan,
mandibula didorong kedepan, mulut
dibuka.

Bila ps apneu, segera lakukan ventilasi buatan dan bantu


dg oksigen murni (100%).

Bila jalan napas tersumbat akibat edema laring, dipasang


intubasi trakea.

Bila terjadi cardiac arrest (henti jantung), lakukan


kompresi jantung 15x dg kecepatan 80-100x/mnt diikuti 2x
ventilasi.

Diberi cairan / cairan koloid seperti albumin.

Obat pertama Adrenalin dosis 3-5 ml IV larutan 1:10.000.

Adrenalin IM/SK 0,3-0,5 ml larutan 1:1000 bila keadaan


ringan, ulang setiap 5-10 mnt.

Adrenalin intracardiac bila ada bendungan vena.

Obat alternatif, Aminophylin bila ada bronkospasme dosis


5-6 mg/kg perinfus selama 20 mnt dilanjutkan 0,4-0,9
mg/kg/jam.

Kortikosteroid / hydrocortison IV 100-200 mg.

Antihistamin IV.
Prognosis
Tergantung pada beratnya penyakit, cepat serta tepatnya
penanganan, tenaga yang menangani, peralatan dan kesediaan
obat.
SEPSIS DAN RENJATAN SEPSIS
Respon inflamasi yg dipengaruhi oleh sitokin atau mediator lain,
menyebabkan
ggn
endotel
(peningkatan
permeabilitas,
vasodilatasi / konstriksi, mikroemboli), depresi myocard, ggn
mikrosirkulasi yg selanjutnya menyebabkan disfungsi multipel
organ. Hal ini umumnya akibat pelepasan endotoksin kuman gram
negatif.
Diagnosis
Keluhan pokok

Sesuai dg penyakit pencetusnya.

G3 status mental akut.


Tanda utama

Tekanan darah sistolis <90 mmHg atau turun >40 mmHg


dari tekanan awal (bukan karena obat).
Suhu badan >38C atau <36C.
Denyut nadi >90 x/mnt.
Frekuensi pernapasan >20x/mnt.
Oligouri, tanda-tanda asidosis.
Umumx terdapat pd usia lanjut, malnutrisi, penyakit berat,
kehamilan, DM, penyakit kronis, debilitas, trauma / luka
bakar, pemakaian pipa vena atau kateter urin yg lama,
penyakit
infeksi
ginekologik,
penyakit
infeksi
gastrointestinal, neoplasma, terapi imunosupresi.

Pemeriksaan laboratorium

Lekosit >12.000/mm atau <4000/mm.

Sel-sel muda (batang) >10%.

PaCO2 <32 tor.


Komplikasi

Kegagalan organ multiple (jantung, paru, gimjal).

ARDS.

Koagulasi intravaskuler diseminata.

Hiperpireksi.

Asidosis.
Penatalaksanaan

Istirahat cegah dekubitus, cegah infeksi nosokomial, cegah


deep vein thrombosis dg heparin / heparin molekul rendah.

Diberi cairan dan elektrolit yg cukup : kristaloid, koloid.

Bila hematokrit <30%; transfusi eritrosit (PRC).

Napas : bantuan mekanis bila frekuensi pernapasan


>30x/mnt dan dangkal.

Makanan melalui NGT bila penderita tidak sadar.

Protein dan kalori tinggi.

Makanan dapat ditunda 1-2 hari sampai keadaan


hemodinamik stabil.

Pemberian enteral dimulai setelah renjatan teratasi.

Obat pertama : Dopamin 2-4 ug/kgBB/mnt dalam NaCl


0,9%,
Dekstrose
5%
atau
RL
ditambah
larutan
Norepinefrin.

Dobutamin, Nitroprusid.

Antimikroba
bakterisidal
spektrum
luas
:
awal
Aminoglikosid,
dilanjutx
Sefalosforin
generasi
3
(Seftriakson, Sefotaksin, Zeftazidin).

Klindamisin atau Metronidazol untuk infeksi anaerob.


Kortikosteroid sedini mungkin mendahului antimikroba, dg
dosis tinggi 3-6 mg/kgBB atau Metilprednison 30 mg/kgbb.
Ulangi 12 jam kemudian.
Antithrombin III.
Terapi kemungkinan masa depan : Antiendotoksin (E5), 2
mg/kgBB, IV, dibagi 2 pemberian.
HA-IA (anti IgM monoklonal yang berikatan dg endotoksin)
Anti TNF-alfa.

Prognosis

Angka kematian 40-60%.

Kurang baik bila ada kenaikan : gula darah, asam laktat,


IL-Ira, IL-10.
TENGGELAM
Tenggelam di air tawar menyebabkan hemolisis, sedangkan
tenggelam di air laut menyebabkan kerusakan parenkim paru,
khususnya membran alveoli. Dasar kelainan : gangguan fungsi
pernapasan karena alveoli terisi air.
DIAGNOSIS
Keluhan pokok :

Ada riwayat tenggelam.

Traktus respiratorius : batuk hebat disertai sputum kental


dan berbusa, kadang hemoptisis, sesak napas.
Tanda penting :

Sianosis.

Traktus respiratorius : takipnu atau apnu, wheezing


(mengi).

Kardiovaskuler : takikardi, aritmia (fibrilasi atrium /


ventrikel,cardiogenic shock.

Cerebral : konvulsi, kesadaran turun sampai koma.

Ginjal : tanda-tanda gagal ginjal (nekrosis tubuler akut).


Pemeriksaan laboratorium :

PO2, PCO2 dan pH.


KOMPLIKASI

Cardiopulmonal arrest.

Koma.

Gagal ginjal akut.

Gangguan termoregulasi.

PENATALAKSANAAN

Rendahkan posisi kepala saat membawa korban, korban


berada diatas punggung penolong, kedua kaki korban
menjepit leher penolong.
Tenggelam di air tawar :

Observasi di RS paling sedikit 24jam.

Merendahkan posisi kepala untuk mengeluarkan air.

Cardiopulmonary
arrest
:
tindakan
resusitasi
kardiopulmonal dapat segera dilakukan ditempat kejadian.

Di RS : beri oksigen 100% dengan kateter, membersihkan


saluran
napas
(suction),
aspirasi
cairan
lambung,
memperbaiki fungsi kardiovaskuler dengan mengatasi
syok, transfusi PRC
Tenggelam di air laut :

Segera atasi asfiksia dengan merendahkan posisi kepala,


melakukan RKP, tindakan lain terhadap komplikasi sama
bila tenggelam di air tawar.

Natrium bikarbonat 5-10 mEq/kgbb.

Diuretik, memperbaiki fungsi ginjal.

Antibiotik untuk mengatasi infeksi.


Sepuluh langkah untuk penderita tenggelam :

Keluarkan segera korban dari air dan perbaiki posisi kepala


dan leher.

Secepatnya dilakukan ABC RKP meski korban masih berada


dalam air asal tidak membahayakan penolong.

Jika korban tidak sadar, jaga jalan napas tetap terbuka,


bila mungkin dengan memasang intubasi endotrakea.

Secepatnya menstabilkan aliran darah vena.

Berikan bantuan oksigen dan bantuan alat pernapasan


sampai tidak dibutuhkan lagi (menurut analisis gas dan pH
darah).

Pantau secepatnya denyut jantung.

Ukur dan pertahankan suhu tubuh pada keadaan normal.

Bila pernapasan masih terganggu, dapat digunakan alat


bantu pernapasan.

Bila keadaan kardiovaskuler korban belum stabil, perlu


monitor secara intensif dan mengukur elektrolit darah.

Evaluasi dan atasi fungsi ginjal dan fungsi otak diamati.


PROGNOSIS

Tergatung pada cepat dan tepatnnya tindak penyelamatan.

You might also like