Professional Documents
Culture Documents
KOREKSI RADIOMETRIK
Disusun Oleh :
HILMIYATI ULINNUHA
Koreksi Radiometrik
1. Pengertian
Dalam pengolahan citra terdapat dua macam koreksi, yaitu koreksi radiometrik dan
koreksi geometrik. Koreksi radiometrik yaitu suatu teknik perbaikan data citra untuk
menghilangkan efek yang ditimbulkan karena ketidaksempurnaan sensor dan atmosperik
yang mengakibatkan kenampakan tidak tajam (Supriatna dan Sukartono, 2002). Koreksi
radiometrik dilakukan berdasarkan dua alasan, yaitu
gelombang tertentu dari sinar ultraviolet, sinar tampak, inframerah hingga radiasi
gelombang mikro yang digunakan untuk mendeteksi objek dari pantulan refleksi irradiant
sinar matahari disetiap kanal spektral.Manfaat dari koreksi radiometrik adalah
memperbaiki kualitas citra akibat dari kesalahan pantulan permukaan atau kelengkungan
bumi dan faktor lain, seperti arah sinar matahari, kondisi cuaca, kondisi atmosfer dan
faktor lainnya, sehingga informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat, seperti dapat
memperkirakan perbedaan parameter biofisik tanaman (biophysical vegetation. Selain itu,
koreksi radiometrik sangat bermanfaat untuk menganalisis data mutitemporal dan multi
sensor yang digunakan untuk interpretasi dan mendeteksi perubahan secara kontinu.
b.
c.
Koreksi atmosfer
Page 2
Koreksi radiometrik akibat pengaruh kesalahan faktor internal sensor sering disebut
sebagai koreksi radiometrik sistematik. Pada umumnya produk standar data citra optik
resolusi menengah sudah dilakukan koreksi radiometrik sistematik. Namun informasi dari
hasil koreksi sistematik belum sesuai dengan kondisi objek sesungguhnya dikarenakan
pada saat radiasi elektromagnetik direkam oleh sensor satelit, radiasi elektromagnetik telah
melewati atas
atmosfer dan atmofer bumi sebanyak dua kali, yaitu pada saat sinar
matahari mengenai objek dan pada saat objek merefleksikannya ke sensor. Pada proses ini
telah terjadi absorpsi dan penghamburan radiasi yang arahnya dapat berubah. Oleh karena
dampak dari proses ini adalah adanya effect haziness yang mengurangi kontras citra dan
effect adjacency yang mana nilai radian direkam berdasarkan dari penggabungan dari nilai
hamburan piksel yang terdekat. Untuk mengurangi efek tersebut, maka perlu untuk
dilakukan koreksi akibat kesalahan faktor eksternal dan koreksi atmosfer.
Koreksi radiometri akibat pengaruh kesalahan faktor eksternal adalah koreksi
radiometri yang disebabkan oleh perbedaan posisi matahari, sudut perekaman, dan
topografi wilayah. Sedangkan proses koreksi radiometri karena faktor eksternal atmosfer
meliputi koreksi atmosfer atas (Top of Atmosphere), BRDF (Bidirectional Reflectance
Difference Function), dan Slope Correction. Hasil dari koreksi radiometri karena faktor
eksternal biasanya berupa nilai
terhadap irradian.
Kesalahan karena ketidak sempurnaan sensor yang menjadi sumber kesalahan
radiometrik adalah sebagai berikut :
Page 3
dengan data hasil interpolasi tersebut lebih mudah ditafsirkan daripada citra yang
mempunyai garis-garis hitam yang tersebar di seluruh bagiannya.
rekamannya berbeda
pembacaannya menjadi dua kali lebih besar daripada detektor lainnya pada band yang
sama. Data tersebut sah tapi harus dikoreksi agar memiliki kontras yang sama dengan
detektor lainnya untuk setiap penyiaman. Untuk itu, garis yang salah dapat diidentifikasi
dengan menghitung histogram nilai setiap detektor pada daerah yang homogen, misalnya
pada badan air. Jika rata-rata atau mediannya sangat berbeda dari lainnya, diperkirakan
detektor tersebut belum terkoreksi. Untuk itu, diberi koreksi bias (menambah atau
mengurangi) atau koreksi multiplikasi (perkalian).
Beberapa sistem penyiam, seperti Landsat TM, terkadang menimbulkan jenis derau
garis-penyiaman yang unik, yang merupakan fungsi dari (1) perbedaan relatif hasil
dan/atau offset (ketidak-tepatan posisi detektor) di antara ke 16 detektor dalam suatu band
(menyebabkan striping) dan/atau (2)
proses penyiaman saat maju dan saat mundur (menyebabkan kesalahan yang disebut
banding). Koreksi diberikan dengan metode filtering atau transformasi Fourier.
Page 4
b. Penyesuaian Regresi
Penyesuaian regresi (Regression Adjusment) diterapkan dengan memplot nilai-nilai
pixel hasil pengamatan dengan beberapa saluran sekaligus. Hal ini diterapkan apabila ada
saluran rujukan (yang relatif bebas gangguan) yang menyajikan nilai nol untuk obyek
tertentu. Kemudian tiap saluran dipasangkan dengan saluran rujukan tersebut untuk
membentuk diagram pancar nilai pixel yang diamati. Cara ini banyak mengalami
Page 5
gangguan atmosfer yang terjadi hampir pada semua spektra tampak dan saluran
(Danoedoro, 1996).
Penyesuaian regresi pada prinsipnya menghendaki analisis untuk mengidentifikasi
objek bayangan atau air jernih pada citra yang akan dikoreksi. Nilai kecerahan pada objek
dari setiap saluran di plotkan dalam sumbu koordinat secara berlawanan arah antara
saluran tampak (seperti TM saluran 1, 2, 3) dan saluran infra merah (seperti TM 4,5,7).
Pada diagram ini garis lurus dibuat menggunakan teori least.square. Perpotongannya
dengan sumbu X akan menunjukkan besarnya nilai bias demikian seterusnya untuk saluran
yang lain. Penyesuaian ini melewati beberapa tahap, dan hasilnya tidak selalu naik. Hal ini
disebabkan karena tidak setiap citra mempunyai nilai objek yang ideal untuk dikoreksi,
seperti air jernih atau bayangan awan. Dibandingkan dengan teknik penyesuaian histogram
hasilnya tidak jauh berbeda. (Danoedoro, 1996).
mengurangkan masing masing band dengan minimum digital number value nya, maka
setiap band akan memiliki minimal digital number dari nol.
Page 6
Cut-off Scattergram
Cara lain untuk mengkoreksi citra dari efek atmosfer adalah dengan menggunakan
informasi cut-off yang ditentukan dari scattergram antara panjang gelombang (TM 7) yang
lebih panjang dan panjang gelombang (salah satu dari TM 1-5) yang lebih pendek.
Panjang gelombang yang lebih panjang berada di gelombang infrared pendek yang
mempunyai nilai hamburan atmosfer minimum, di lain pihak panjang gelombang yang
lebih pendek berada di batas cahaya tampak yang berdekatan dengan batas infrared dan
batas gelombang infrared pendek yang mempunyai efek lebih besar. Garis terbaik
digambarkan menembus distribusi antara dua bands yang dihalangi poros panjang
gelombang lebih pendek pada pendekatan digital number komponen penghambur.
Penyelesaian hal semacam ini menggunakan cut-off.
Adapun formula yang digunakan untuk menghitung nilai Gain dan Bias adalah bervariasi
untuk setiap citra yang diproses. Gain dan Bias untuk setiap band dihitung dari batas
nilai terendah (Lmin) dan tertinggi (Lmax) dari jarak spektral radian setelah kalibrasi.
Dimana nilai Lmax and Lmin dapat diperoleh di file header. Metode untuk menentukan
nilai Gain dan Bias tersebut adalah sebagai berikut :
Page 7
p =
Dengan :
L = Radiansi
d2 = Jarak bumi dan matahari secara satuan astronomi
ESUN = Nilai Irradiansi
S = Sudut zenith matahari dalam derajat
Dengan :
Selanjutnya, nilai reflektan baru ditentukan dengan fungsi linier dari reflektan hasil TOA,
dimaka reflektan baru merupakan hasil kali dari faktor pengali dengan reflektan hasil
TOA.
Page 8
Dengan :
Page 9
DAFTAR PUSTAKA
Page 10