You are on page 1of 2

NAMA : RAMILYA ELVERA SILABAN

NIM

: 41090001

BLOK 29 ELEKTIF 1
MODUL 2 REVISI
1. Contoh masalah kekaryawanan di rumah sakit
a. Pengambilan keputusan sepihak.
TEMPO.CO, Kediri - Sedikitnya 120 karyawan Rumah Sakit Islam Al Arafah
Kediri, Jawa Timur mendesak pemerintah mencari solusi atas pemberhentian
sepihak yang dialami mereka. Ketua Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI)
RSI Al Arafah Estin Tusyana mengatakan yayasan yang menaungi rumah sakit
tersebut tidak bertanggungjawab atas kondisi para pekerja. Mereka dibiarkan
mencari penghidupan sendiri tanpa kejelasan kapan akan dipekerjakan lagi.
Apalagi sejak bekerja belasan tahun silam, para pekerja ini tak mendapat
perlindungan Perjanjian Kerja Bersama yang layak. Tidak profesionalnya
yayasan dalam mengelola rumah sakit menjadi pemicu kolapsnya usaha ini.
Ditambah lagi tindak pembobolan dana Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) yang dilakukan yayasan sebesar Rp 600 juta pada 2011.
Padahal seharusnya dana tersebut untuk membiayai pengobatan pasien
miskin termasuk tenaga perawat dan dokter. Akhirnya seluruh dokter keluar
karena tak dibayar.
b. Kesejahteraan perawat.
TEMPO.CO, Palopo - Ratusan perawat Rumah Sakit Umum Daerah
Sawerigading, Palopo, Sulawesi Selatan, melakukan unjuk rasa untuk
menuntut pengesahan Rancangan Undang-Undang Keperawatan. Aksi yang
didukung oleh para mahasiswa keperawatan itu diwarnai pemblokadean jalan
sehingga menyebabkan kemacetan, Senin, 12 Mei 2014. Mendapatkan honor
minim sekitar Rp 500 ribu per bulan. Sangat tidak sepadan dengan risiko
pekerjaan yang ditanggung. Profesi perawat saat ini masing dipandang
sebelah mata karena belum memiliki payung hukum. Kerja keras perawat
tidak mendapatkan apresiasi.
2. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis
dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau
Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan
Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Berarti RSUD bisa masuk dalam pengelolaan rumah sakit pemerintah dan BLUD.
Tapi tidak setiap RSUD adalah BLUD. Untuk sebuah RSUD, setelah menjadi BLUD,
kini tidak lagi hanya sekedar melayani pasien/masyarakat namun harus dapat
memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Pelaksanaan kegiatan bukan hanya
sekedar pelaksanaan DPA tahun berjalan sebesar anggaran yang telah
ditetapkan, namun harus berhitung profit untuk menghidupkan dan
mengembangkan bisnis/usaha rumah sakit.

Aspek yang paling penting dalam perubahan status RS menjadi BLU :


kepemimpinan, SDM (mindset, pengetahuan, komitmen, kesadaran) dan sistem
RS terutama sistem keuangan.

You might also like